Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MUTU PELAYANAN KEBIDANAN

“Penggunaan ABPK”

Anggota Kelompok :
Salsabila Nurwahida
Mahrani Ulfah
Cilsilia Handayani
Vira Ramadani
Nur Intan

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENENTERIAN KESEHATAN KALTIM


PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN BALIKPAPAN

2019
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, saya
akhirnya mampu menyelesaikan tugas menyusun makalah ini yang
“Penggunaan ABPK”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena
keterbatasan kemampuan yang ada pada diri saya. Kendatipun begitu kami
telah berusaha sekuat tenaga untuk mengolah data, menganalisa data yang
akhirnya tersusunlah makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis mengalami sedikit hambatan yakni


kurangnya buku referensi yang mendukung. Namun atas pertolongan Allah
SWT serta dorongan dan dukungan sahabat-sahabat hambatan tersebut tidak
begitu berarti bagi pemakalah.

Balikpapan, November 2019

Pemakalah
DAFTAR ISI

Cover

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang……………………………………………………..…………..1
2. Rumusan masalah…………………………………………………………..…1
3. Tujuan………………………………………………………….………………..2

BAB II ISI

1. Pengertian ABPK…………………………………………………………….3
2. Tujuan ABPK ………………………………………………………………...3
3. Fungsi ABPK…………………………………………………………………4
4. Kelebihan ABPK……………………………………………………………..4
5. Prinsip ABPK…………………………………………………………………4
6. Isi ABPK……………………………………………………………………….4
7. Hal-hal yang harus diperhatikan…………………………………………...5
8. Kondisi penggunaan ABPK…………………………………………………5
9. Persiapan dan cara menggunakan ABPK…………………………………7
BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan………………………………………………………….……………11
2. Saran………………………………….…………………………………………..11

DAFTAR PUSTAKA…………………………...…………………………………….12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Implementasi merupakan tahap yang sangat menentukan dalam proses
kebijakan (Ripley et al, 1982). Implementasi kebijakan menurut Howlet et al
(1995) dikutip oleh Subarsono (2012) yaitu suatu proses melaksanakan
kebijakan agar mencapai hasil. Implementasi kebijakan adalah aktivitas
yang terlihat setelah dikeluarkan pengarahan yang sah dari suatu kebijakan
yang meliputi upaya mengelola input untuk menghasilkan output atau
outcomes bagi masyarakat (Akib, 2008). Dalam implementasi suatu
kebijakan akan dinilai siapakah yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan,
apa yang mereka kerjakan dan bagaimana dampak dari kebijakan tersebut
bagi lingkungan (Subarsono, 2012).
Van Meter dan van Horn (1975) menyatakan bahwa implementasi kebijakan
merupakan tindakan yang dilakukan oleh pemerintah dan swasta baik
secara individu maupun secara kelompok yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan. Tahap
implementasi kebijakan tidak akan dimulai sebelum tujuan-tujuan dan saran-
saran ditetapkan atau diidentifikasi oleh keputusan-keputusan kebijakan.
Dengan demikan, tahap implementasi terjadi hanya setelah undang-undang
ditetapkan dan dana disediakan untuk membiayai implementasi kebijakan
tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian ABPK
2. Tujuan ABPK
3. Fungsi ABPK
4. Kelebihan ABPK
5. Prinsip ABPK
6. Isi ABPK
7. Hal-hal yang harus diperhatikan
8. Kondisi penggunaan ABPK
9. Persiapan dan cara menggunakan ABPK

C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui Pengertian ABPK
2. Untuk mengetahui Tujuan ABPK
3. Untuk mengetahui Fungsi ABPK
4. Untuk mengetahui Kelebihan ABPK
5. Untuk mengetahui Prinsip ABPK
6. Untuk mengetahui Isi ABPK
7. Untuk mengetahui Hal-hal yang harus diperhatikan
8. Untuk mengetahui Kondisi penggunaan ABPK
9. Untuk mengetahui Persiapan dan cara menggunakan ABPK
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian
Alat Bantu Pengambilan Keputusan ber KB merupakan suatu alat bantu
yang digunakan oleh pemberi pelayanan KB untuk membantu peserta
dalam membuat keputusan mengenai metode kontrasepsi yang akan
digunakan, memberikan informasi yang lengkap mengenai pilihan metode
kontrasepsi, dan diharapkan nantinya peserta akan menggunakan metode
kontrasepsi pilihannya dengan baik. ABPK ini merupakan suatu model alat
bantu interaktif yang dapat membantu pemberi pelayanan dalam upaya
pendekatan terhadap peserta dalam proses konseling KB (WHO, 2006).
Dalam ABPK ini terdapat dua hal yang menjadi fokus, yaitu :
a. Fokus terhadap kualitas
ABPK disusun untuk meningkatkan kualitas program keluarga berencana
pada tingkat pelayanan primer dan sekunder, sehingga diharapkan
ABPK dapat memberikan kepuasan terhadap calon peserta ataupun
peserta KB, peserta mau menggunakan salah satu metode kontrasepsi
dengan aman dan sesuai dengan pilihannya.
b. Fokus terhadap hak reproduksi
Setiap wanita berhak memutuskan berapa jumlah anak dan jarak antar
kehamilan dalam merencanakan keluarga. Dengan alat bantu ini
peserta akan mendapatkan informasi yang benar mengenai kesehatan
reproduksi dan KB sehingga diharapkan dapat meningkatkan peran
peserta dalam memilih metode kontrasepsi yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhannya (WHO, 2006). Di Indonesia, ABPK
diterbitkan oleh STAR H bekerja sama dengan BKKBN dengan
mengadopsi DMT menurut WHO (2006). ABPK Ber-KB tidak hanya
berisi informasi mutakhir seputar kontrasepsi/KB namun juga standar
proses dan langkah konseling KB yang berlandaskan pada hak peserta
KB (Kemenkes, 2015).
2. Tujuan ABPK
a. Meningkatkan keterlibatan peserta secara penuh dalam pengambilan
keputusan keluarga berencana sehingga mereka membuat keputusan
mengenai metode kontrasepsi sesuai dengan pilihan dengan kebutuhan
mereka.
b. Meningkatkan kualitas informasi yang akurat yang diberikan oleh
pemberi pelayanan kepada peserta dalam program konseling KB dan
kesehatan reproduksi
c. Meningkatkan keterampilan konseling dan komunikasi pemberi
pelayanan sehingga mereka dapat berinteraksi lebih baik dan positif
kepada peserta dan memberikan kualitas pelayanan KB yang baik
(WHO, 2006).
3. Fungsi ABPK
ABPK merupakan alat bantu yang berfungsi ganda, sebagai :
a. Membantu pengambilan keputusan metode KB
b. Membantu pemecahan masalah dalam penggunaan KB
c. Alat bantu kerja bagi pemberi pelayanan
d. Menyediakan referensi/info teknis
e. Alat bantu visual untuk pelatihan pemberi pelayanan baru (BKKBN,
2015).
4. Kelebihan ABPK
ABPK dalam pelayanan KB merupakan suatu alat bantu yang berbeda dari
flipchart biasa, karena dalam ABPK ini mempunyai kelebihan diantaranya :
a. Membimbing pengambilan keputusan dan menyediakan informasi.
b. Fokus pada pemilihan dan penggunaan metode KB sekaligus mencakup
isu HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi lainnya.
c. Proses tanggap/berorientasi terhadap peserta.
d. Tiap peserta hanya melihat pada halaman yang relevan baginya.
e. Berguna bagi peserta kunjungan ulang dan peserta dengan kebutuhan
khusus (BKKBN, 2015)
5. Prinsip ABPK
Penggunaan ABPK dalam program KB, menggunakan prinsip konseling
yang baik, diantaranya adalah :
a. Keputusan pilihan metode KB ada di tangan peserta.
b. Pemberi pelayanan membantu peserta dalam mengambil keputusan.
c. Pemberi pelayanan menghormati keinginan peserta.
d. Pemberi pelayanan menanggapi pertanyaan, pernyataan dan kebutuhan
peserta.
e. Pemberi pelayanan mendengar peserta secara aktif (WHO, 2006;
BKKBN, 2012).
6. Isi ABPK
Isi dalam ABPK di Indonesia diadopsi dari panduan WHO (2006) yang telah
didasari oleh evidence based bidang medis, komunikasi dan ilmu sosial,
yaitu :
a. Informasi teknis pada penggunaan kontrasepsi. Informasi ini diambil dari
WHO dari dua dasar pedoman keluarga berencana, kriteria kelayakan
medis untuk penggunakan kontrasepsi (WHO, 2004), dan praktek
rekomendasi penggunaan kontrasepsi (WHO, 2005).
b. Informasi teknis tambahan mengenai kontrasepsi dan topik-topik
kesehatan reproduksi lainnya yang berasal dari panduan keluarga
berencana, teknologi kontrasepsi essensial (JHU/PKC, 2003) dan
pedoman kesehatan reproduksi WHO lainnya, yang termasuk bimbingan
mengenai kontrasepsi darurat dan seksual infeksi menular.
c. Proses konseling dalam penggunaan ABPK didasarkan pada model
normatif pengambilan keputusan, dikembangkan oleh WHO dan
JHUPKC, berdasarkan penelitian pada komunikasi kesehatan dan
konseling. Dalam ABPK, terdapat beberapa bagian modul, yaitu :
a. Modul 1, yang berisi konseling pada peserta baru.
b. Modul 2 dan 3, berisi konseling pada peserta yang melakukan
kunjungan ulang, baik pada peserta yang mengalami masalah pada
metode kontrasepsi yang digunakan ataupun pada peserta yang ingin
mendapatkan metode ulang.
c. Modul 4, berisi perlindungan ganda pada peserta yang menginginkan
metode kontrasepsi dan ingin melindungi dari penularan penyakit
menular seksual.
d. Modul 5, berisi lembar tambahan ABPK
e. Modul 6, berisi konseling pada peserta yang memiliki kebutuhan
khusus yaitu remaja, masa mendekati menopause, nifas, dan peserta
yang menderita HIV/ AIDS (BKKBN, 2011).
7. Dalam menggunakan ABPK, seorang pemberi pelayanan harus
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut (BKKBN, 2015) :
a. Setiap lembar ABPK terdiri dari dua sisi yaitu satu sisi merupakan sisi
yang dapat dibaca oleh pemberi pelayanan, sedangkan sisi lain
merupakan hal yang dapat dibaca oleh peserta.
b. Perhatikan halaman daftar isi yang terletak pada 4 halaman pertama
APBPK.
c. ABPK dilengkapi tab pemisah untuk memudahkan pemberi pelayanan
menemukan topik yang dibutuhkan, yaitu :
1) Bagian pertama ABPK, ditandai dengan tab di sisi kanan membantu
peserta baru dalam membuat keputusan tentang suatu metode KB
serta membantu peserta yang melakukan kunjungan ulang dalam
memecahkan masalah/efek samping yang mungkin timbul.
2) Bagian kedua, tab di sisi bawah berisi informasi mengenai masing-
masing metode KB bagi peserta. Informasi tersebut dapat
memastikan pilihan pilihan peserta dan membantu peserta
menggunakan metode dengan benar. Masing-masing bab metode
dalam ABPK berisi informasi tentang kriteria persyaratan medis, efek
samping, cara pakai, waktu kunjungan ulang dan hal yang perlu
diingat oleh peserta selama menggunakan metode KB.
d. Bagian kiri atas tiap halaman ABPK merupakan judul dari topik yang
dipilih.
e. Perhatikan petunjuk yang terdapat pada bagian bawah halaman
sebelum, membuka halaman berikutnya sesuai kebutuhan peserta.
f. Perhatikan nomor halaman yang berbeda untuk tiap topik yang berbeda.
8. Menggunakan ABPK untuk kondisi peserta KB yang berbeda
Bagian awal dalam ABPK yang digunakan dalam pelayanan KB membantu
pemberi pelayanan dalam melaksanakan konseling pada peserta,KB
dengan berbagai keluhan dan kebutuhan yang berbeda, yaitu :
a. Peserta baru memerlukan bantuan untuk memilih metode yang paling
sesuai dengan kebutuhan mereka. Tab pemilihan metode dapat
membantu pemberi pelayanan dalam membahas kebutuhan tersebut
dan membantu peserta baru membuat keputusan.
b. Semua peserta KB harus mempertimbangkan kebutuhan metode
perlindungan ganda, yaitu perlindungan terhadap risiko penularan infeksi
menular seksual (IMS), HIV/AIDS dan virus hepatitis B serta
perlindungan terhadap kehamilan. Dengan melihat perkembangan saat
ini risiko penularan IMS, HIV/AID dan Hepatitis B tinggi, setiap peserta
harus memahami risiko dan upaya perlindungan diri. Apabila terjadi
kesulitan dalam memulai konseling mengenai hal tersebut, pemberi
pelayanan harus menggunakan ketrampilan yang baik dalam membuka
percakapan.
c. Pada peserta dengan kebutuhan khusus, yang mencakup peserta
dengan usia muda, ibu hamil/nifas, pasca aborsi,dan peserta yang
menderita HIV/AIDS perlu dilakukan konseling secara khusus sesuai
dengan kondisinya.
d. Peserta yang melakukan kunjungan ulang dan memiliki masalah dalam
penggunaan metode KB, atau peserta yang hanya ingin mendapatkan
metode ulangan, maka tab klien dapat membantu memenuhi kebutuhan
mereka (BKKBN, 2012).
Berikut adalah ringkasan langkah kunci yang perlu pemberi pelayanan
lakukan dengan berbagai jenis kondisi peserta KB yang berbeda :
a. Pertama, bukalah tab selamat datang, dan temukan alasan kunjungan
pada tab yang sesuai.
b. Tab dengan warna hijau, yaitu pada peserta baru yang ingin memilih
metode, tanyakan apakah sudah ada gambaran tentang metode
pilihannya. Jika ada apakah pilihannya tersebut sesuai dengan kebutuan
dan situasi peserta. Kaji mengenai kebutuhan perlindungan ganda. Jika
tidak ada gambaran, diskusikan mengenai kebutuhan dan situasi
peserta, kaji mengenai kebutuhan perlindungan ganda dan beberapa
pilihan metode yang berbeda. Selanjutnya bukalah tab metode untuk
mengkaji metode secara lengkap dan memastikan pilihan peserta.
Kemudian berikan metode yang telah dipilih peserta.
c. Tab warna pink untuk peserta yang memerlukan perlindungan terhadap
IMS, buka tab perlindungan ganda dan jelaskan kepada peserta,
kemudian buka tab diskusikan pilihan peserta ,jika diperlukan bantu
peserta menilai risiko, dan kecocokan pilihan. Selanjutnya bukalah tab
metode untuk mengkaji metode secara lengkap dan memastikan pilihan
peserta. Kemudian berikan metode yang telah dipilih peserta.
d. Tab warna biru untuk peserta dengan kebutuhan khusus, buka halaman
yang sesuai di bagianmremaja, klien usia 40-an, hamil/post partum, post
aborsi, dan yang menderita HIV/AIDS.
e. Tab warna ungu untuk peserta yang melakukan kunjungan ulang,
tanyakan metode yang dipakai adakah keluhan atau tidak. Bila tidak ada
‘keluhan periksa kondisi kesehatan peserta dan kemungkinan perlu
perlindungan ganda, berikan metode ulangan. Bila ada keluhan, bantu
atasi efek samping atau apabila peserta ingin ganti cara buka tab
metode untuk peserta baru.
f. Pada halaman dengan tab warna orange, terdapat penjelasan mengenai
metode KB yaitu tinjauan dan informasi dasar, kriteria persyaratan
medis, kemungkinan efek samping, cara pakai, waktu memulai metode
dan hal yang harus diingat.
9. Persiapan dan Cara Menggunakan ABPK
a. Lembar balik ABPK diletakkan berdiri, sehingga pemberi pelayanan,dan
peserta KB bisa melihat halaman tersebut pada sisi masing-masing.
Halaman pada sisi peserta dan pemberi pelayanan beri kata-kata yang
sama dengan lebih banyak informasi dan saran pada sisi pemberi
pelayanan dan lebih banyak gambar pada sisi peserta KB.
b. Pemberi pelayanan harus mempelajari terlebih dahulu media ABPK agar
bisa membiasakan diri dengan informasi dan cara menggunakannya.
c. ABPK hanya berisi hal pokok, upayakan ketika melakukan konseling
dengan peserta gunakan komunikasi efektif dengan melibatkan peserta.
d. Beberapa kata atau gambar kemungkinan tidak sesuai dengan keadaan
tempat pelayanan, seperti metode KB yang tersedia, maka dalam ABPK
bisa dicoret.
e. Gunakanlah kalimat sendiri, informasi dalam ABPK hanya sebagai kata
kunci.
f. Pemberi pelayanan dapat membacakan informasi untuk peserta dan
mendiskusikannya sesuai dengan kebutuhan.

DAFTAR TILIK PENGGUNAAN ABPK

NO TUGAS / LANGKAH NILAI


YA TIDAK
A Sikap / Perilaku
1 Menyapa klien dengan ramah
2 Memperkenalkan diri
3 Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
4 Bersikap sopan pada klien selama tindakan
5 Tanggap terhadap reakdi klien
6 Sabar dan Teliti saat melakukan tindakan
B Persiapan Alat
1. ABPK
2. Alat tulis
3. Timbangan Berat Badan
4. Alat pengukur tinggi badan
5. Tensimeter
6. Stetoskop
C CONTENT
7 Lakukan pengkajian
a. Subjektif
1) Biodata ( Nama, umur, suku, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat)
2) Keluhan
3) Riwayat pernikahan ( pertama kali menikah, lama menikah)
4) Riwayat menstruasi (HPHT, Menarch, Lama, Siklus, Volume,
Konsistensi)
5) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas lalu
a) GPA
b) Persalinan terakhir
c) nifas
6) Riwayat kontrasepsi

7) Kontrasepsi yang diinginkan


8) Riwayat kesehatan
a) Sekarang
b) Dahulu
c) Keluarga
d) reproduksi
9) Alergi obat
10) Merokok/tidak
11) Pola berhubungan seksual
12) Tanyakan tentang motivasi ber-KB, apabila memungkinkan
tanyakan apakah ia ingin menunda kehamilan, menjarangkan kehamilan
atau tidak ingin hamil lagi.
13) Tanyakan apakah klien baru saja ingin memilih metode KB dan
tanyakan kepada klien seberapa jauh pengetahuannya tentang KB
a) Klien baru
- Tanyakan gambaran metode
 Jika ada lihat apakah sesuai dengan kebutuhan dan
situasi. Kaji kebutuhan perlindungan ganda
 Jika tidak ada diskusikan kebutuhan dan situasi kaji
beberapa pilihan metode yang berbeda. Periksa
kebutuhan ganda
- Buka tab metode untuk mengkaji metode secara lengkap dan
memastikan pilihan klien
- Berikan metode pelayanan

b) Klien dengan kebutuhan khusus


- Buka halaman yang sesuai di bagian:
 Remaja
 Klien usia 40an
 Klien hamil/pasca persalinan
 Klien pasca keguguran
 Klien dengan HIV/AIDS

c) Klien kunjungan ulang


- Tanyakan metode yang dipakai:
 Tidak ada keluhan
1. Periksa kondisi kesehatan dan kemungkinan
perlunya perlindungan IMS dan berikan metode
pelayanan

 Ada keluhan
1. Bantu atasi efek samping, periksa kondisi
kesehatan dan kemungkinan perlunya
perlindungan IMS dan berikan metode pelayanan
2. Ganti metode dan buka tab metode atau klien
baru

d) Klien yang perlu perlindungan terhadap IMS. Buka tab


perlindungan ganda
- Diskusikan dengan ibu untuk memilih perlindungan ganda
- Jika diperlukan, bantu klien menilai resiko/ periksa
kecocokan pilihan
- Buka tab metode untuk mengkaji metode secara lengkap dan
memastikan pilihan klien
- Berikan metode pelayanan

b. Objektif
1) Keadaan umum
2) Berat badan Tinggi badan
3) Tanda-tanda vital TD, Nadi, Suhu, Pernafasan
4) Pemeriksaan fisik Kepala, Mata, mulut, leher, ekstermitas
5) Pemeriksaan obstetric Payudara, abdomen
10 Konseling metode yang dapat digunakan menggunakan ABPK meliputi
keuntungan, kerugian, efek samping, cara penggunaan, indikasi,
kontraindikasi
11 Memberikan kebebasan kepada klien untuk memutuskan apakah akan
menggunakan KB tersebut atau tidak
12 Menyimpulkan seluruh aspek kegiatan dan melakukan evaluasi
13 Dokumentasi
TEKNIK
14 Melaksanakan tindakan secara sistematis
15 Memberikan perhatian terhadap respon pasien
16 Melaksanakan tindakan dengan percaya diri dan tidak ragu ragu
17 Mendokumentasikan hasil tindakan
Score
SKOR NILAI = ∑ NILAI X 100%
17
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Alat Bantu Pengambilan Keputusan ber KB merupakan suatu alat


bantu yang digunakan oleh pemberi pelayanan KB untuk membantu peserta
dalam membuat keputusan mengenai metode kontrasepsi yang akan
digunakan, memberikan informasi yang lengkap mengenai pilihan metode
kontrasepsi, dan diharapkan nantinya peserta akan menggunakan metode
kontrasepsi pilihannya dengan baik. ABPK ini merupakan suatu model alat
bantu interaktif yang dapat membantu pemberi pelayanan dalam upaya
pendekatan terhadap peserta dalam proses konseling KB (WHO, 2006).

B. SARAN
Dalam memberikan Konseling KB diharapkan tenaga kesehatan dapat
menjelaskan sesuai dengan pedoman penggunaan ABPK.
DAFTAR PUSTAKA

1. Elisabeth Siwi Wahyuni, Amd. Keb, Endang Purwoastuti, S.Pd, APP.


2015. Modul Pedoman Penggunaan ABPK. Yogyakarta:PT.PUSTAKA
BARU.
2. Satrianegara, M. Faiz. 2009. Buku Ajar Organisasi dan Manajemen
Pelayanan Kesehatan Serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
3. Syafrudin. 2009. Sosial Budaya Dasar. Jakarta:TIM.
4. Nurul Eko. 2010. Etika profesi dan Hukum Kebidanan. Yogyakarta:
Fitramaya.

Anda mungkin juga menyukai