Anda di halaman 1dari 38

KARYA ILMIAH

ANALISIS PERILAKU KONSUMTIF TIDAK TERENCANA PADA


MURID SMA PERGURUAN “CIKINI” SAAT STUDI WISATA KE
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Disusun oleh:
Andi Zuhra Aqila Hertasning 7762
Kania Syifa Maulida 7797
Nasya Kanzathya Saputra 7821
Safina Claudi Dirgajaya 7849

SMA PERGURUAN “CIKINI”


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
2022/2023
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Tulis:


Analisis Perilaku Konsumtif Tak Terencana pada Murid SMA Perguruan “Cikini” saat Studi
Wisata ke Daerah Istimewa Yogyakarta

Disusun untuk memenuhi syarat mengikuti ujian praktik mata pelajaran Bahasa Indonesia
Tahun Pelajaran 2022/2023

Mengetahui/Menyetujui:

Guru Pembimbing Penulisan Guru


Pembimbing

Drs. Amari Mulya Rifatra Dai Leire, S. Pd

Kepala Sekolah Wali Kelas

Sarmawijaya, S. Pd Hotnida Sitorus, S. Pd


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas

kelompok untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, dengan judul Analisis Perilaku Konsumtif Tak

Terencana pada Murid SMA Perguruan “Cikini” saat Studi Wisata.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang

dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya

pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk

saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan

pengendalian diri pada pengelolaan uang.

Jakarta, Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN 1

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I PENDAHULUAN 5
1.1 Latar Belakang Masalah 5
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Identifikasi Masalah 6
1.4 Tujuan Penulisan 6

BAB II LANDASAN TEORI 7


2.1 Perilaku Konsumtif 7
2.1.1. Pengertian Perilaku Konsumtif 7
2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif 8
2.2 Studi Wisata 8
2.2.1 Pengertian Studi Wisata 8
2.2.2 Manfaat Studi Wisata 9
2.3 Hedonisme 9
2.3.1 Pengertian Hedonisme 9
2.4 Impulsive Buying 10
2.4.1 Pengertian Impulsive Buying 10
2.4.2 Faktor-Faktor yang Mendorong Impulsive Buying 11
2.5 Hipotesis Penelitian 11

BAB III METODE PENELITIAN 13


3.1 Rancangan Penelitian 13
3.1.1 Pendekatan Penelitian 13
3.1.2 Jenis Penelitian 13
3.2 Data dan Sumber Data 14
3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 14
3.2.2 Subjek Data Penelitian 14
3.2.3 Sumber Data 15
3.3 Subjek dan Objek Penelitian 16
3.3.1 Populasi 16
3.3.2 Sampel 16
3.4 Pengumpulan Data 17
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data 17
3.4.3 Teknik Pengolahan Data 20

BAB IV PEMBAHASAN 21
4.1 Deskripsi Data 21
4.2 Hasil Analisis Data 21

BAB V PENUTUP 29
5.1 Kesimpulan 29
5.2 Saran 29

LAMPIRAN 30

DAFTAR PUSTAKA 33
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Uang telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia. Secara harfiah,

segala hal membutuhkan uang, namun uang bukan segala hal. Ada alasan umum mengapa

orang tua menginginkan anak-anaknya menjalankan kehidupan yang nyaman dan

menerus kepada generasi selanjutnya dari keluarganya, namun untuk meminimalkan

usaha besar dan memiliki persediaan dana darurat untuk pensiun maupun terjadi kejadian

tak terduga, ada baiknya mempunyai rencana menabung sejak muda.

Kita semua bisa sepakat bahwa untuk menjalani sebuah kehidupan yang aman dan

nyaman, manusia perlu memenuhi tiga kebutuhan pokok, sandang, pangan dan papan.

Kebutuhan pokok berupa sandang dan pangan relatif mudah didapatkan dan terpenuhi,

namun berbeda halnya apabila dikaitkan dengan skala prioritas apabila merasa “sedang

membutuhkan” dalam kenyataan sudah cukup dengan barang yang telah dimiliki.

Meskipun di masyarakat banyak yang mengatakan “masa muda hanya sekali”

atau “uang bisa dicari, acara ini belum tentu kembali”, tidak ada salahnya untuk

menyesuaikan anggaran belanja kita dengan pemasukan yang dimiliki. Tanpa disadari di

era modern yang serba canggih ini, manusia jadi mudah sekali memenuhi kebutuhan dan

keinginannya. Dari generasi atas sampai generasi Z semua mulai berbondong-bondong

ikut merasakan kemudahan ini. Dapat dilihat juga dari kehidupan sehari-hari dalam

pengeluaran uang untuk makan, ongkos perjalanan, hiburan dan lain lain. Kita pun dapat

merasa tersaingi secara ekonomis dengan teman-teman terdekat untuk menjaga harga diri,

meskipun tidak diperlukan akibat gengsi.


Pada akhirnya, kita mesti bertahan hidup dengan kemampuan masing-masing dan

tidak bergantungan kepada orang lain. Dengan cara berfikir yang lebih tepat, akan ada

pergerakan signifikan pada pengambilan keputusan yang lebih tepat dengan pertimbangan

persiapan pada masa depan di pikiran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan impulsive buying?

2. Mengapa terjadi impulsive buying?

3. Bagaimana munculnya perilaku konsumtif saat studi wisata?

4. Mengapa perlu mengetahui tentang skala prioritas?

5. Apa pentingnya pengelolaan keuangan?

1.3 Identifikasi Masalah

Berikut merupakan perumusan masalah yang berhubungan dengan sifat konsumtif

tidak terduga:

1. Sifat hedonisme dan nafsu masyarakat dalam menghabiskan uang

2. Impulsive buying atau pembelian impulsif

3. Saingan perekonomian bergengsi pada status sosial masyarakat

4. Kepentingan pengendalian diri dalam mengelola keuangan

1.4 Tujuan Penulisan

Berikut merupakan tujuan penelitian terkait dengan sifat konsumtif tidak terduga:

1. Untuk mempelajari pengelolaan uang

2. Untuk mengetahui pentingnya skala prioritas

3. Untuk mempelajari pengendalian diri dalam penggunaan uang


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perilaku Konsumtif

2.1.1. Pengertian Perilaku Konsumtif

Istilah konsumtif biasanya digunakan pada masalah yang berkaitan perilaku

konsumen dalam kehidupan manusia. Dewasa ini salah satu gaya hidup konsumen yang

cenderung terjadi di dalam masyarakat adalah gaya hidup yang menganggap materi

sebagai sesuatu yang dapat mendatangkan kepuasan tersendiri, gaya hidup seperti ini

dapat menimbulkan adanya gejala konsumtivisme, sedangkan konsumtivisme dapat

didefinisikan sebagai pola hidup individu atau masyarakat yang mempunyai keinginan

untuk membeli atau menggunakan barang dan jasa yang kurang atau tidak dibutuhkan

(Lestari, 2006)

Konsumtivisme jenis ini cukup banyak contohnya, misalnya berbagai produk

dengan merek terkenal sangat disukai meskipun mahal, seperti kemeja “CDG atau tas

Gucci”. Produk bukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia, akan

tetapi lebih berfungsi sebagai lambang yang disebut “Simbol Status”.

Pendapat yang lain dikemukakan Setiaji (1995) menyatakan bahwa perilaku

konsumtif adalah kecenderungan seseorang berperilaku berlebihan dalam membeli

sesuatu atau membeli secara tidak terencana. Sebagai akibatnya mereka kemudian

membelanjakan uangnya dengan membabi buta dan tidak rasional, sekedar untuk

mendapatkan barang-barang yang menurut anggapan mereka dapat menjadi simbol

keistimewaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif adalah

perilaku individu yang ditujukan untuk konsumsi atau membeli secara berlebihan

terhadap barang atau jasa, tidak rasional, secara ekonomis menimbulkan pemborosan,

lebih mengutamakan kesenangan daripada kebutuhan dan secara psikologis menimbulkan

kecemasan dan rasa tidak aman.

2.1.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif

Bila berbicara tentang perilaku konsumtif, maka tidak lepas dari masalah proses

keputusan pembelian. Sigit (dalam Lestari, 2006) ada dua faktor yang mempengaruhi

keputusan seseorang dalam melakukan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain

dan faktor kedua adalah situasi-situasi yang tidak terduga.

Assuari (1987), mengatakan bahwa tingkat keinginan seseorang menempati strata

yang tertinggi dalam pembelian. Keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa bisa

terjadi karena suatu pembelian terhadap sesuatu yang ingin tampak berbeda dan menonjol

dari yang lain (distinctiveness), kebanggaan karena penampilan pribadinya (pride of

personal appearance), dan pencapaian terhadap suatu status sosial tertentu (sosial

achievement).
2.2 Studi Wisata

2.2.1 Pengertian Studi Wisata

Edukasi atau pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, dan keterampilan yang diperlukan masyarakat. Studi wisata

sendiri adalah jenis wisata minat khusus yang dikategorikan menurut motivasi tertentu

yang biasanya terkait dengan waktu, hobi dan mengejar waktu luang, dimana ada

penggabungan rekreasi dan pendidikan.

Studi wisata adalah suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk memberikan

gambaran, studi perbandingan ataupun pengetahuan mengenai bidang kerja yang

dikunjunginya. Wisata jenis ini juga sebagai study tour atau perjalanan kunjungan-

kunjungan pengetahuan (Suwantoro, 1997).

Studi wisata adalah aktivitas pariwisata yang dilakukan oleh wisatawan yang

mengambil liburan sehari dan mereka yang melakukan perjalanan untuk pendidikan dan

pembelajaran sebagai tujuan utama atau kedua. Wisata edukasi dilihat berdasarkan

pengaruh lingkungan eksternal yang mempengaruhi penawaran dan permintaan produk

daya tarik wisata edukasi untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda.

2.2.2 Manfaat Studi Wisata

Di antara unsur-unsur pendidikan, komponen utama adalah penelitian komparatif,

yang dianggap sebagai alat pembelajaran yang penting. Tur ini tidak hanya memberikan

kesempatan pendidikan yang berharga bagi siswa, tetapi juga membawa kegembiraan.

Mereka bermanfaat bagi kehidupan siswa dalam banyak hal. Fokus utama dari penelitian

ini adalah untuk mengetahui bagaimana studi banding dapat membantu siswa-siswi SMA

Perguruan Cikini. Studi ini mengeksplorasi kebutuhan dan pentingnya penelitian


komparatif untuk melengkapi pengalaman belajar sepanjang hayat siswa di tingkat

perguruan tinggi dan dalam kehidupan nyata. Metode penelitian kualitatif digunakan

untuk mengumpulkan data.

2.3 Hedonisme

2.3.1 Pengertian Hedonisme

Hedonisme adalah istilah yang berasal dari kata Yunani “hedone” yang berarti

menikmati. Jadi, hedonisme adalah gaya hidup yang berfokus pada pengejaran

kesenangan dan kepuasan tanpa akhir. Sifat hedonisme adalah menghindari rasa sakit dan

gangguan dengan memaksimalkan emosi yang menyenangkan.1

Menurut Benthem dalam Faqih (2003), suatu dorongan individu untuk

berperilaku dengan memegang prinsip kesenangan.

Menurut Collins GEM (1993), sebuah doktrin yang menyatakan bahwa

kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup. Dengan kata lain, hedonisme

adalah paham yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup semata-

mata.

Menurut Suprana (2003), pola hidup yang mengarahkan aktivitasnya untuk

mencari kesenangan hidup, seperti; lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah,

lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, sering membeli barang-barang yang

mahal hanya untuk memenuhi kesenangan saja, dan selalu ingin menjadi pusat perhatian.

Menurut Burhanuddin (1997), sesuatu yang dianggap baik, sesuai dengan

kesenangan yang didatangkannya. Dengan kata lain, sesuatu yang hanya mendatangkan

kesusahan, penderitaan, serta tidak menyenangkan merupakan sesuatu yang dinilai tidak

baik.

1 Redaksi OCBC NISP. Mengenal Gaya Hidup Hedonisme, Dampak dan Cara Mengatasinya. OCBC NISP. 2021.
2.4 Impulsive Buying

2.4.1 Pengertian Impulsive Buying

Pembelian impulsif adalah keputusan yang tidak direncanakan untuk membeli

produk atau layanan. Keputusan untuk membeli dibuat secara tiba-tiba, tepat sebelum

pembelian. Peneliti berhipotesis bahwa emosi dan perasaan berperan dalam keputusan

pembelian. Seseorang melihat suatu produk atau pesan iklan dan menerima masukan yang

masuk ke otak (top of mind). Pembelian impulsif terjadi tidak hanya untuk barang-barang

yang relatif murah, seperti makanan, pakaian atau buku, tetapi juga untuk barang-barang

yang relatif mahal, seperti perhiasan, kendaraan dan karya seni. 2

2.4.2 Faktor-Faktor yang Mendorong Impulsive Buying

a. Shopaholic adalah kegilaan dengan aktivitas berbelanja. Ini biasanya dilakukan

untuk "alasan balas dendam". Para penggila belanja sering merasa bahwa masa

kecil mereka tidak terpenuhi dan bahwa ketika mereka tumbuh dewasa dan

bekerja dan berpenghasilan cukup, inilah saatnya untuk membeli barang-barang

yang sebelumnya tidak mampu mereka beli.

b. Rasa takut rugi. Otak dasar manusia adalah otak yang konservatif dan mencari

keamanan. Ketika ada sesuatu yang dijual dan pesan itu masuk ke otak

konsumen , itu langsung membuat konsumen takut kehilangan kasir.

c. Pengetahuan dan perencanaan yang kurang. Masih banyak orang yang berpikir

bahwa hidup berjalan begitu saja, tidak ada rencana, tidak ada pengaturan, yang

dibutuhkan hanyalah sedikit disiplin diri, membuat membeli sesuatu menjadi

kayak untuk membelinya di saat itu. Ide dasar otak adalah memberi makna pada

kesenangan sesaat. Pikiran seperti ini yang dibeli seseorang secara impulsif.

2 Finansialku. Mengenal Apa Itu Impulsive Buying dan Solusinya. Finansialku. 2013.
Tanpa tujuan yang jelas, konsumen cenderung berpikir jangka pendek dan

konsumtif.

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan langkah dalam penelitian setelah peneliti

mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir. Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jadi, hipotesis masih merupakan

dugaan sementara yang akan diuji kebenarannya.

Menurut Sugiyono (2010), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pernyataan3. Penetapan hipotesis penelitian merupakan penelitian tahap ketiga

setelah peneliti memberikan landasan teori dan kerangka berpikir. Tetapi perlu dicatat

bahwa tidak setiap penelitian perlu menyajikan hipotesis. Penelitian eksplorasi dan

deskriptif seringkali tidak memerlukan hipotesis.

Sesuai dengan judul menganalisis perilaku konsumtif tidak terencana pada siswa

SMA Perguruan “Cikini”, hipotesis penelitian ini adalah pembelajaran mengatur

keuangan dengan memiliki rencana dan pemikiran lebih luas terhadap biaya pengeluaran

selama studi wisata siswa SMA Perguruan “Cikini”.

3 Salmaa. Hipotesis Penelitian: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap. Deepublish. 2022.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Menurut Sugiyono (2011:

29) penelitian deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau

memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah

terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang

umum. Secara lebih spesifik, metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode studi kasus (case study).

Menurut Nazir (2004:66) tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan

gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang

khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas

akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Tergantung dari tujuannya, ruang lingkup

dari studi dapat mencakup keseluruhan siklus dari individu, kelompok, atau lembaga

dengan penekanan terhadap faktor-faktor kasus tertentu ataupun meliputi keseluruhan

faktor-faktor kasus tertentu, ataupun keseluruhan faktor-faktor dan fenomena.

3.1.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Hal ini terlihat dari prosedur

yang ditetapkan yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif: perilaku

yang diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri. Metode penelitian kualitatif adalah

penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alami. 4 Menurut Berryman,
4 Abubakar, Rifa’i. Pengantar Metodologi Penelitian. (SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga, 2021). Hal 4.
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang melibatkan teori, desain, hipotesis dan

menentukan subjek yang didukung dengan pengumpulan data, pemroses data dan

menganalisis data sebelum dilakukan penulisan kesimpulan.

Berdasarkan dari tujuannya, penulis bertujuan untuk mengembangkan model

matematika dan ekonomi, tetapi penelitian ini tidak hanya didasarkan pada penelitian dan

teori, tetapi juga sangat penting untuk merumuskan hipotesis terkait dengan sikap

manusia yang dipelajari. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, tujuan penelitian harus

disesuaikan dengan desain penelitian. Dari dua bagian ini, yaitu dari definisi masalah dan

tujuan penelitian. Anda dapat melihat kesesuaian antara pertanyaan penelitian dan tujuan

penelitian yang ingin dicapai. Penelitian dengan manfaat positif adalah penelitian ilmiah,

yaitu penelitian dilakukan dengan proses ilmiah yang benar dan hasil penelitian

dikomunikasikan dengan cara yang benar.5

Oleh karena itu penelitian kuantitatif ini memiliki tujuan penting dalam

melakukan pengukuran. Namun, pengukuran sangat penting untuk penelitian karena

membantu penulis memahami hubungan yang mendasari antara pengamatan empiris dan

hasil data kuantitatif.

3.2 Data dan Sumber Data

3.2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian di lokasi, Daerah Istimewa

Yogyakarta, yang merupakan lokasi studi wisata pada 9 s.d 12 Desember 2022. Kegiatan

penelitian ini dimulai sejak disahkannya proposal penelitian serta surat ijin penelitian,

yaitu bulan November 2022.

5 Dr. Ratna Wijayanti Daniar Paramita, S.E.,M.M., dkk. METODE PENELITIAN KUANTITATIF:
Buku Ajar Perkuliahan Metodologi Penelitian Bagi Mahasiswa Akuntansi & Manajemen. WIDYA GAMA PRESS STIE WIDYA
GAMA LUMAJANG. (Hal 3). 2021.
3.2.2 Subjek Data Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa-siswi Sekolah Menengah Atas Perguruan “Cikini”

Duren Tiga tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 44 murid, dengan siswi

perempuan sebanyak 34 murid dan jumlah siswa laki-laki sebanyak 10 murid. Objek

penelitian adalah pengendalian diri pada pengelolaan keuangan dengan menggunakan

metode analisis melalui survei.

3.2.3 Sumber Data

Arikunto menjelaskan bahwa sumber data berarti "subyek darimana data

diperoleh" yang diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu sumber data berupa orang

(Person), berupa lokasi atau objek (Places), berupa simbol (Paper) yang sesuai untuk

digunakan dengan metode dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala

sekolah, guru, siswa, dan pemangku kepentingan lainnya. Lokasi adalah sumber data

yang memberikan gambaran tentang keadaan dan kondisi yang terkait dengan masalah

yang dibahas dalam survei.

Adapun sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari:

a. Data primer

Data primer juga dapat berupa opini subyek individu atau kelompok (orang).

Observasi terhadap objek, peristiwa atau kegiatan, dan temuan data primer dapat

diperoleh melalui metode survei dan observasi. Di sisi lain, menurut Lofland,

seperti dikutip Moreon, "kata-kata dan tindakan adalah sumber data utama untuk

penelitian ini." Ia menguraikan sifat data menjadi kata dan perbuatan yang

menjadi sumber data tertulis pada bukti yang tercatat atau catatan sejarah yang

disusun dalam arsip.


b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung dikumpulkan oleh orang

yang berkepentingan. Data sekunder dapat berupa bukti catatan atau laporan

historis yang telah tersusun dalam arsip. Data sekunder dari penelitian ini

meliputi:

1) Data lisan berupa keterangan informan, responden yang kredibel,

diperoleh melalui teknik wawancara, antara lain :

2) Dokumenter, berupa keterangan dari penelitian lapangan yang akan

dilakukan.

3) Kepustakaan, berupa referensi berupa buku-buku yang dapat melengkapi

dan memperjelas data penelitian ini.

Sumber data ini sangat dibutuhkan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang

lengkap dan berkualitas. Karena tanpa pemilihan sumber data, peneliti tidak memiliki

data, dan keputusan sumber data tidak didasarkan setidaknya pada jumlah informan,

tetapi pada cakupan permintaan data. Selain itu, sumber data tidak boleh dimanipulasi

dengan kuesioner atau dibuat sebagai perangkat eksperimen, dan harus berada di

lingkungan alaminya. Sumber penelitian ini diperoleh dari siswa-siswi SMA Perguruan

“Cikini” yang dijadikan sebagai referensi.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

3.3.1 Populasi

Sukmadinata (2013:250-251) menyatakan populasi merupakan kelompok besar

dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian. Sedangkan, menurut Sugiyono (2011:80)

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya.
3.3.2 Sampel

Sugiyono (2011:81) menyampaikan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki pada populasi. Sabar (2007) menjelaskan bahwa sampel

adalah sebagian dari subjek dalam populasi yang diteliti, yang sudah tentu mampu secara

representatif dapat mewakili populasinya. Sukmadinata (2013:250) menyatakan sampel

adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan dari populasi.

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Data adalah unit informasi yang direkam media yang dapat dibedakan dengan

data lain dapat dianalisis dengan relevan dengan program tertentu. Pengumpulan data

adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.

Untuk mengumpulkan data penelitian, penulis menggunakan metode-metode sebagai

berikut:

a. Metode Observasi (Pengamatan)

Menurut Sugiyono (2018:229) observasi merupakan teknik pengumpulan

data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang

lain. Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang

lain. Sehingga metode observasi ini selanjutnya dapat digunakan secara efektif

harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Pengamatan adalah untuk penelitian dan dijadwalkan sistematis

b. Observasi harus berhubungan dengan tujuan penelitian yang ada

berencana

c. Temuan ini dicatat dan dihubungkan secara sistematis saran

umum daripada menyajikannya sebagai perangkat yang menarik hanya

perhatian
d. Temuan dapat diverifikasi dan dipantau untuk akurasi dan

keandalan.

Pengumpulan data melalui observasi ini memiliki beberapa keuntungan

aneka ragam:

a. Informasi dapat diperoleh langsung dari perilaku khas objek

disimpan segera dan tidak tergantung pada data dalam memori

seseorang

b. Informasi yang diterima dapat berasal dari orang yang tidak

mampu berkomunikasi secara lisan atau yang tidak mau

berkomunikasi secara lisan

c. Tidak bergantung pada jawaban responden, sehingga lebih

objektif dan lebih detail

Selain kelebihan di atas, metode observasi juga memiliki kelemahannya

antara lain:

a. Butuh waktu lama untuk menerima pengamatan langsung ke acara

tersebut

b. Tidak mungkin untuk mengamati fenomena yang panjang secara

langsung

c. Ada kegiatan yang tidak dapat dicapai dengan observasi

Metode pengumpulan informasi melalui observasi ini digunakan

pengamatan kegiatan mengajar guru juga dengan bantuan media visual tindakan

anak berpartisipasi dalam pembelajaran melalui media visual meningkatkan

keterampilan komunikasi.

a. Metode Angket (Kuisioner)

Berpedoman pada pendapat Hadjar (1996:160) Kuesioner adalah daftar

pertanyaan atau pernyataan apakah dari topik tertentu ke topik tertentu secara
individu atau kelompok untuk mendapatkan informasi beberapa hal seperti

preferensi, kepercayaan, minat, dan perilaku. Meskipun Surachmad (1980:180),

menjelaskan pertanyaannya seperti wawancara tertulis dengan beberapa

penyimpangan. Pada kuesioner, disebut juga sampel kuesioner/kuesioner. 6

Singkatnya, anchoring adalah teknik pengumpulan data melalui

serangkaian pertanyaan tertulis. Data atau informasi tentang sumber data atau

responden. Dengan kata lain, kuesioner adalah kuesioner yang terdiri dari dua

bentuk karena pertanyaannya, yaitu kuesioner dengan pertanyaan terbuka atau

kuesioner pertanyaan tertutup atau kombinasi dari semuanya. pertanyaan terbuka

memungkinkan penjelasan panjang dan masuk dengan menjawab pertanyaan

tertutup. Unit analisis dibatasi untuk memudahkan analisis perhitungan.

b. Metode Dokumenter

Menurut Suharsimi Arikunto, metode dokumentasi adalah metode

mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, transkip, surat

kabar,prasasti, majalah, notulen rapat, agenda serta foto-foto kegiatan. 7 Metode

dokumentasi dalam penelitian ini, dipergunakan untuk melengkapi data dari hasil

wawancara dan hasil pengamatan (observasi).

Metode dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan

mempelajari data-data yang telah didokumentasikan. Dari asal katanya,

dokumentasi, yakni dokumen, berarti barang-barang tertulis. Di dalam

melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis,

seperti buku-buku, majalah, peraturan-peraturan, dokumen, notula rapat, catatan

harian, dan sebagainya.

6 Drs. Syahrum, M.Pd dan Drs. Salim, M.Pd. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Citapustaka Media. (Hal 135). 2014.
7 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
3.4.2 Instrumen Penelitian

Alat penelitian adalah alat atau perangkat yang peneliti gunakan untuk

mengumpulkan data penelitian guna memudahkan dan meningkatkan pekerjaannya dalam

arti lebih akurat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah dalam mengolahnya. Dari

pemahaman alat penelitian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pengumpulan

data lebih sistematis dan sederhana. Alat penelitian memainkan peran yang sangat penting

dalam bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan informasi di bidang

ini. Penelitian ini menggunakan instruksi observasional, instruksi pengangkatan, dan

dokumentasi instruksi.

a. Observasi

Pengamatan yang dilakukan terhadap bahan penelitian harus tepat dan akurat

untuk mendapatkan bahan penelitian. Observasi melibatkan pengerahan berbagai

indra peneliti, terutama penglihatan dan pendengaran, untuk menangkap

fenomena lingkungan yang dapat digunakan sebagai data.

b. Angket

Kuesioner adalah salah satu teknik pengumpulan data yang

memungkinkan analis memeriksa sikap, keyakinan, perilaku dan sifat beberapa

orang kunci dalam lingkup yang mungkin terpengaruh oleh sistem sistem yang

diusulkan atau yang sudah ada.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan informasi melalui streaming atau

mengambil informasi dari dokumen, dokumentasi dan manajemen sesuai

kebutuhan dengan masalah yang sedang dipelajari. Dalam hal ini, dokumen

diperoleh melalui dokumen atau arsip lembaga yang diperiksa.


3.4.3 Teknik Pengolahan Data

Dalam pengolahan data, setiap butir pertanyaan yang ada dalam angket akan

diolah dengan rumus berikut ini.

Jumlah jawaban soal


Persentase pertanyaan x 1 OO %
Jumlah responden kuesioner

Setelah itu, penulis akan mendapatkan data tersebut dalam bentuk diagram

lingkaran bersamaan dengan diagram mengenai setiap butir pertanyaan. Disajikan pula

penjelasan mengenai statistika dari diagram tersebut.


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Deskripsi data adalah gambaran data yang digunakan dalam suatu penelitian. Dalam

pengujian deskripsi data ini, penulis mencoba untuk mengetahui gambaran atau kondisi

responden yang menjadi sampel. Penelitian yang dilakukan penulis diambil sepanjang

perjalanan menjelang kegiatan studi wisata SMA Perguruan “Cikini” pada tanggal 11

Desember 2022. Alasan penulis memilih waktu tersebut karena ingin melakukan

monitoring terhadap jumlah total pengeluaran selama dua hari di Yogyakarta. Sampel

yang diambil dari data dalam penelitian ini adalah murid kelas 12 SMA Perguruan

“Cikini” yang terdiri dari 44 orang.

4.2 Hasil Analisis Data

Berdasarkan kuesioner penelitian yang disebarkan kepada responden, diperoleh hasil

penelitian sebagai berikut.

4.2.1 Deskripsi Responden Penelitian : Peserta Studi Wisata SMA Perguruan

"Cikini" 2022

Penelitian ini memiliki instrumen kuesioner sebanyak 12 butir pertanyaan dengan hasil

sebagai berikut

Untuk pertanyaan ke-1 yaitu “Apakah Anda dibekali atau membawa uang saku?”

diperoleh hasil sebesar 83.7% menyatakan ya, dibekali oleh orang tua, 11.6% menyatakan

ya, dengan uang saku pribadi dan 4.7% menyatakan tidak memiliki uang saku. Lebih

lanjut hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut.


Diagram 1: Riwayat pembekalan uang saku

Untuk pertanyaan ke-2 yaitu “Apakah uang saku yang Anda bawa dalam bentuk

tunai atau non-tunai?’ diperoleh hasil sebesar 56.1% menyatakan non-tunai dan 43.9%

menyatakan tunai. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut.

Diagram 2: Persentase bentuk uang saku yang dibawa

Untuk pertanyaan ke-3 yaitu “Berapa kisaran nominal uang saku yang Anda

bawa untuk studi wisata di Yogyakarta secara keseluruhan?” diperoleh hasil sebesar
51.2% responden membawa uang saku lebih dari Rp500.000, 36.6% responden berada

pada kisaran Rp251.000 - Rp500.000 dan 12.2% responden berada pada kisaran Rp

151.000 - Rp250.000. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut.

Diagram 3: Kisaran nominal uang saku yang dibawa

Untuk pertanyaan ke-4 yaitu “Sebelum jalan, apakah Anda berniatan untuk

mengeluarkan uang untuk keperluan pribadi hari ini?’ diperoleh hasil sebesar 75.6%

menyatakan ‘ya’ dan 24.4% menyatakan ‘tidak’. Lebih lanjut hasil tersebut dapat

dilihat dalam diagram berikut.

Diagram 4: Riwayat pengeluaran


Untuk pertanyaan ke-5 yaitu “Jika iya, berapa nominal budget yang Anda

rencanakan?” diperoleh hasil sebesar 37.8% berada pada kisaran Rp51.000 -

Rp150.000, 32.4% berada pada kisaran Rp151.000 - Rp250.000, 18.9% berada pada

kisaran Rp0 - Rp50.000, 8.1% berada pada kisaran Rp251.000 - Rp500.000 dan 2.7%

berada pada kisaran lebih dari Rp500.000. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat

dalam diagram berikut.

Diagram 5: Nominal pengeluaran sebelum melakukan perjalanan

Untuk pertanyaan ke-6 yaitu “Sebelum jalan, apakah Anda berniat untuk

mengeluarkan uang untuk keperluan pribadi hari ini?’ diperoleh hasil sebesar 42.5%

merasa tidak melakukan pengeluaran yang sangat berlebihan, 27.5% merasa tidak

melakukan pengeluaran yang berlebihan, 12.5% merasa melakukan pengeluaran yang

berlebihan, 10.0% merasa melakukan pengeluaran yang sangat berlebihan dan 7.5%

merasa ragu-ragu terhadap pengeluarannya. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat

dalam diagram berikut.


Diagram 6: riwayat gabungan pengeluaran di luar anggaran pada saat studi

wisata

Untuk pertanyaan ke-7 yaitu “Apa yang Anda rasakan saat melakukan

pengeluaran?” diperoleh hasil sebesar 79.5% merasa biasa saja, 7.7% merasa menyesal,

5.1% merasa bersalah, 5.1% merasa bahagia dan 2.6% merasa terbebani. Berdasarkan

hasil temuan tersebut maka sejalan apa yang dikatakan setiaji mengenai konsumtivisme

pengeluaran yang besar di luar anggaran tersebut menunjukkan perilaku yang

konsumtif saat studi wisata. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram

berikut.
Diagram 7: Persentase perasaan saat melakukan pengeluaran di luar anggaran

Untuk pertanyaan ke-8 yaitu “Apa yang Anda rasakan saat melakukan

pengeluaran?” diperoleh hasil sebesar 85.4% menjawab ‘ya’ dan 14.6% menjawab

‘tidak’. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut.

Diagram 8: Persentase rencana pembelian oleh-oleh

Untuk pertanyaan ke-9 yaitu “Apabila iya, berapa maksimal nominal uang yang

Anda perkirakan mengeluarkan untuk membeli oleh-oleh?” diperoleh hasil sebesar

45.9% berada pada kisaran Rp51.000 - Rp150.000, 32.4% berada pada kisaran

Rp151.000 - Rp250.000, 10.8% berada pada kisaran Rp251.000 - Rp500.000, 5.4%


berada pada kisaran Rp0 - Rp50.000 dan 5.4% berada pada kisaran lebih dari

Rp500.000. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut.

Diagaram 9: Riwayat perkiraan nominal pengeluaran responden

Untuk pertanyaan ke-10 yaitu “Berapa nominal pengeluaran Anda hari ini?”

diperoleh hasil sebesar 47.5% berada pada kisaran Rp51.000 - Rp150.000, 40% berada

pada kisaran Rp0 - Rp50.000, 7.5% berada pada kisaran Rp151.000 - Rp250.000, 2.5%

berada pada kisaran Rp251.000 - Rp500.000 dan 2.5% berada pada kisaran lebih dari

Rp500.000. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut.

Diagram 10: Riwayat nominal pengeluaran responden dalam membeli oleh-oleh


Untuk pertanyaan ke-11 yaitu “Menurutmu, apakah Anda termasuk orang yang

impulsif dalam pengaturan uang?” diperoleh hasil sebesar 34.1% merasa mungkin

setuju terhadap sifat impulsif yang mereka alami, 24.4% merasa lumayan setuju, 17.1%

merasa sangat setuju, 14.6% merasa sedikit tidak setuju dan 9.8% merasa tidak setuju.

Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut.


Diagram 11: Persentase sifat impulsif responden

Untuk pertanyaan ke-12 yaitu “Apakah Anda merasa cukup dengan uang

saku yang dibekali untuk studi wisata ke Yogyakarta ?” diperoleh hasil sebanyak

75.6% responden merasa sangat tidak cukup dengan uang saku yang mereka bawa,

9.8% responden merasa tidak cukup, 9.8% merasa ragu-ragu, 4,9% merasa cukup dan

0% merasa sangat cukup. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram

berikut.

Diagram 12: Persentase kecukupan responden dibekali uang saku selama studi

wisata
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berasal dari hasil jawaban responden, rata-rata dari

murid kelas 12 SMA Perguruan Cikini yang mengikuti kegiatan studi wisata ke Jogja sudah

cukup baik dalam pengendalian dan perencanaan pengeluaran meskipun beberapa murid ada

yang impulsif dalam pengeluarannya dan melakukan pembelian di luar rencana. Masa remaja

adalah proses pencarian jati diri, sehingga mereka lebih mudah terpengaruh, terbawa oleh

kondisi lingkungan di sekitarnya, dan belum memiliki pendirian yang tepat.

Maka dari itu, kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian mengenai perilaku

konsumtif tak terduga pada saat studi wisata siswa-siswi SMA Perguruan “Cikini” di D. I

Yogyakarta dari 37 responden adalah meskipun ada beberapa murid yang merasa impulsif

dan menyesal setelah membeli suatu barang, siswa-siswi SMA Perguruan “Cikini” cukup bisa

menangani pengendalian diri dalam penggunaan uang dan pengelolaan uang saku pada saat

studi wisata.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka ada beberapa saran

yang sekiranya dapat dilakukan, yaitu:

1. Bagi penulis, diharapkan tidak menunda-nunda dalam menyelesaikan penelitian dan

memberi deskripsi yang rinci pada diagram.

2. Bagi siswa/siswi, diharapkan untuk tidak berlebihan melakukan pembelian secara

impulsif sehingga dapat lebih baik dalam mengelola uang. Perencanaan pengeluaran

dianjurkan untuk kedisiplinan siswa/siswi SMA Perguruan Cikini dengan jangan

mudah tergoda untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan dan

lebih bijak dalam memprioritaskan barang pembelian.


LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH KONSUMTIF TIDAK TERENCANA TERHADAP MURID SMA
PERGURUAN “CIKINI” SAAT STUDI WISATA

Nama :
Kelas :

Tabel pertanyaan pilihan ganda :

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Apakah Anda dibekali uang saku oleh orang tua?

2 Apakah Anda memiliki uang saku pribadi?

3 Apakah uang yang ada bawa dalam bentuk tunai?

4 Apakah Anda berniat untuk membeli keperluan


pribadi?

5 Setelah Anda melakukan kegiatan hari ini, apakah


pengeluaran anda di luar budget?

6 Apakah Anda berencana untuk membeli cinderamata?

Tabel pertanyaan skala nominal uang (dalam bentuk ribuan) :

No. Pertanyaan 0 s.d. 50 51 s.d. 150 151 s. d. 251 s. d. > 500


250 500

1 Berapa kisaran nominal


uang saku yang Anda
bawa untuk studi wisata
di Yogyakarta secara
keseluruhan?

2 Berapa nominal budget


yang Anda rencanakan
untuk keperluan pribadi?

3 Berapa maksimal nominal


uang yang Anda
perkirakan mengeluarkan
untuk membeli oleh-oleh?
No. Pertanyaan 0 s.d. 50 51 s.d. 150 151 s. d. 251 s. d. > 500
250 500

4 Berapa nominal
pengeluaran Anda pada
Senin, 12 Desember
2022?

Tabel pertanyaan skala :

No. Pertanyaan Sangat Lumayan Netral Sedikit Tidak


setuju setuju tidak setuju
setuju

1 Setelah Anda
melakukan kegiatan
hari ini, apakah
pengeluaran anda di
luar budget?

2 Menurut Anda,,
apakah Anda
termasuk orang yang
impulsif dalam
pengaturan uang?

3 Apakah Anda
merasa cukup
dengan uang saku
yang dibekali untuk
studi wisata ke
Yogyakarta?

No. Pertanyaan Bahagia Terbebani Biasa saja Menyesal Bersalah

1 Apa yang anda


rasakan saat
melakukan
pengeluaran?
DAFTAR PUSTAKA

Ocbcnisp.com. Mengenal Gaya Hidup Hedonisme, Dampak, & Cara Mengatasinya.


2021.

Finansialku. “Mengenal Apa Itu Impulsive Buying Dan Solusinya.” Perencana


Keuangan Pertama Yang Tercatat OJK. 2013.

Salmaa. Hipotesis Penelitian: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Lengkap.


Penerbit Deepublish. 2022.

Rifa'i Abubakar, D. (n.d.). Pengantar Metodologi Penelitian. SUKA-Press UIN Sunan


Kalijaga. 2021.

Dr. Ratna Wijayanti Daniar Paramita, S.E.,M.M., dkk. METODE PENELITIAN


KUANTITATIF: Buku Ajar Perkuliahan Metodologi Penelitian Bagi Mahasiswa Akuntansi &
Manajemen. WIDYA GAMA PRESS STIE WIDYA GAMA LUMAJANG. (Hal 3). 2021.

Drs. Syahrum, M.Pd dan Drs. Salim, M.Pd. Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Citapustaka Media. (Hal 135). 2014.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka


Cipta, 1993.

BIODATA PENULIS
Nama : Andi Zuhra Aqila Hertasning

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 24 Desember 2004

Email : lulukun2412@gmail.com

NISN : 0046282886

Nama : Kania Syifa Maulida

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 26 April 2005

Email : k4niasyifa@gmail.com

NISN : 0052605863

Nama : Nasya Kanzathya Saputra

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 30 Agustus 2005

Email : nasyakanzathya@gmail.com

NISN : 0050995023

Nama : Safina Claudi Dirgajaya

Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 29 Januari 2005

Email : safina.claudi@gmail.com

NISN : 0050679453

Anda mungkin juga menyukai