Disusun oleh:
Andi Zuhra Aqila Hertasning 7762
Kania Syifa Maulida 7797
Nasya Kanzathya Saputra 7821
Safina Claudi Dirgajaya 7849
Disusun untuk memenuhi syarat mengikuti ujian praktik mata pelajaran Bahasa Indonesia
Tahun Pelajaran 2022/2023
Mengetahui/Menyetujui:
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas
kelompok untuk mata pelajaran bahasa Indonesia, dengan judul Analisis Perilaku Konsumtif Tak
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang
dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN 1
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN 5
1.1 Latar Belakang Masalah 5
1.2 Rumusan Masalah 6
1.3 Identifikasi Masalah 6
1.4 Tujuan Penulisan 6
BAB IV PEMBAHASAN 21
4.1 Deskripsi Data 21
4.2 Hasil Analisis Data 21
BAB V PENUTUP 29
5.1 Kesimpulan 29
5.2 Saran 29
LAMPIRAN 30
DAFTAR PUSTAKA 33
BAB I
PENDAHULUAN
Uang telah menjadi bagian penting dari kehidupan manusia. Secara harfiah,
segala hal membutuhkan uang, namun uang bukan segala hal. Ada alasan umum mengapa
usaha besar dan memiliki persediaan dana darurat untuk pensiun maupun terjadi kejadian
Kita semua bisa sepakat bahwa untuk menjalani sebuah kehidupan yang aman dan
nyaman, manusia perlu memenuhi tiga kebutuhan pokok, sandang, pangan dan papan.
Kebutuhan pokok berupa sandang dan pangan relatif mudah didapatkan dan terpenuhi,
namun berbeda halnya apabila dikaitkan dengan skala prioritas apabila merasa “sedang
membutuhkan” dalam kenyataan sudah cukup dengan barang yang telah dimiliki.
atau “uang bisa dicari, acara ini belum tentu kembali”, tidak ada salahnya untuk
menyesuaikan anggaran belanja kita dengan pemasukan yang dimiliki. Tanpa disadari di
era modern yang serba canggih ini, manusia jadi mudah sekali memenuhi kebutuhan dan
ikut merasakan kemudahan ini. Dapat dilihat juga dari kehidupan sehari-hari dalam
pengeluaran uang untuk makan, ongkos perjalanan, hiburan dan lain lain. Kita pun dapat
merasa tersaingi secara ekonomis dengan teman-teman terdekat untuk menjaga harga diri,
tidak bergantungan kepada orang lain. Dengan cara berfikir yang lebih tepat, akan ada
pergerakan signifikan pada pengambilan keputusan yang lebih tepat dengan pertimbangan
tidak terduga:
Berikut merupakan tujuan penelitian terkait dengan sifat konsumtif tidak terduga:
LANDASAN TEORI
konsumen dalam kehidupan manusia. Dewasa ini salah satu gaya hidup konsumen yang
cenderung terjadi di dalam masyarakat adalah gaya hidup yang menganggap materi
sebagai sesuatu yang dapat mendatangkan kepuasan tersendiri, gaya hidup seperti ini
didefinisikan sebagai pola hidup individu atau masyarakat yang mempunyai keinginan
untuk membeli atau menggunakan barang dan jasa yang kurang atau tidak dibutuhkan
(Lestari, 2006)
dengan merek terkenal sangat disukai meskipun mahal, seperti kemeja “CDG atau tas
Gucci”. Produk bukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan dasar manusia, akan
sesuatu atau membeli secara tidak terencana. Sebagai akibatnya mereka kemudian
membelanjakan uangnya dengan membabi buta dan tidak rasional, sekedar untuk
keistimewaan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif adalah
perilaku individu yang ditujukan untuk konsumsi atau membeli secara berlebihan
terhadap barang atau jasa, tidak rasional, secara ekonomis menimbulkan pemborosan,
Bila berbicara tentang perilaku konsumtif, maka tidak lepas dari masalah proses
keputusan pembelian. Sigit (dalam Lestari, 2006) ada dua faktor yang mempengaruhi
keputusan seseorang dalam melakukan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain
yang tertinggi dalam pembelian. Keinginan untuk mengkonsumsi barang dan jasa bisa
terjadi karena suatu pembelian terhadap sesuatu yang ingin tampak berbeda dan menonjol
personal appearance), dan pencapaian terhadap suatu status sosial tertentu (sosial
achievement).
2.2 Studi Wisata
Edukasi atau pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
sendiri adalah jenis wisata minat khusus yang dikategorikan menurut motivasi tertentu
yang biasanya terkait dengan waktu, hobi dan mengejar waktu luang, dimana ada
Studi wisata adalah suatu perjalanan wisata yang dimaksudkan untuk memberikan
dikunjunginya. Wisata jenis ini juga sebagai study tour atau perjalanan kunjungan-
Studi wisata adalah aktivitas pariwisata yang dilakukan oleh wisatawan yang
mengambil liburan sehari dan mereka yang melakukan perjalanan untuk pendidikan dan
pembelajaran sebagai tujuan utama atau kedua. Wisata edukasi dilihat berdasarkan
yang dianggap sebagai alat pembelajaran yang penting. Tur ini tidak hanya memberikan
kesempatan pendidikan yang berharga bagi siswa, tetapi juga membawa kegembiraan.
Mereka bermanfaat bagi kehidupan siswa dalam banyak hal. Fokus utama dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana studi banding dapat membantu siswa-siswi SMA
perguruan tinggi dan dalam kehidupan nyata. Metode penelitian kualitatif digunakan
2.3 Hedonisme
Hedonisme adalah istilah yang berasal dari kata Yunani “hedone” yang berarti
menikmati. Jadi, hedonisme adalah gaya hidup yang berfokus pada pengejaran
kesenangan dan kepuasan tanpa akhir. Sifat hedonisme adalah menghindari rasa sakit dan
kesenangan adalah hal yang paling penting dalam hidup. Dengan kata lain, hedonisme
adalah paham yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup semata-
mata.
mencari kesenangan hidup, seperti; lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah,
lebih banyak bermain, senang pada keramaian kota, sering membeli barang-barang yang
mahal hanya untuk memenuhi kesenangan saja, dan selalu ingin menjadi pusat perhatian.
kesenangan yang didatangkannya. Dengan kata lain, sesuatu yang hanya mendatangkan
kesusahan, penderitaan, serta tidak menyenangkan merupakan sesuatu yang dinilai tidak
baik.
1 Redaksi OCBC NISP. Mengenal Gaya Hidup Hedonisme, Dampak dan Cara Mengatasinya. OCBC NISP. 2021.
2.4 Impulsive Buying
produk atau layanan. Keputusan untuk membeli dibuat secara tiba-tiba, tepat sebelum
pembelian. Peneliti berhipotesis bahwa emosi dan perasaan berperan dalam keputusan
pembelian. Seseorang melihat suatu produk atau pesan iklan dan menerima masukan yang
masuk ke otak (top of mind). Pembelian impulsif terjadi tidak hanya untuk barang-barang
yang relatif murah, seperti makanan, pakaian atau buku, tetapi juga untuk barang-barang
untuk "alasan balas dendam". Para penggila belanja sering merasa bahwa masa
kecil mereka tidak terpenuhi dan bahwa ketika mereka tumbuh dewasa dan
b. Rasa takut rugi. Otak dasar manusia adalah otak yang konservatif dan mencari
keamanan. Ketika ada sesuatu yang dijual dan pesan itu masuk ke otak
c. Pengetahuan dan perencanaan yang kurang. Masih banyak orang yang berpikir
bahwa hidup berjalan begitu saja, tidak ada rencana, tidak ada pengaturan, yang
kayak untuk membelinya di saat itu. Ide dasar otak adalah memberi makna pada
kesenangan sesaat. Pikiran seperti ini yang dibeli seseorang secara impulsif.
2 Finansialku. Mengenal Apa Itu Impulsive Buying dan Solusinya. Finansialku. 2013.
Tanpa tujuan yang jelas, konsumen cenderung berpikir jangka pendek dan
konsumtif.
telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jadi, hipotesis masih merupakan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
setelah peneliti memberikan landasan teori dan kerangka berpikir. Tetapi perlu dicatat
bahwa tidak setiap penelitian perlu menyajikan hipotesis. Penelitian eksplorasi dan
Sesuai dengan judul menganalisis perilaku konsumtif tidak terencana pada siswa
keuangan dengan memiliki rencana dan pemikiran lebih luas terhadap biaya pengeluaran
3 Salmaa. Hipotesis Penelitian: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkap. Deepublish. 2022.
BAB III
METODE PENELITIAN
29) penelitian deskriptif adalah metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah
terkumpul sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang
umum. Secara lebih spesifik, metode deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini
Menurut Nazir (2004:66) tujuan dari studi kasus adalah untuk memberikan
gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang
khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian dari sifat-sifat khas di atas
akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum. Tergantung dari tujuannya, ruang lingkup
dari studi dapat mencakup keseluruhan siklus dari individu, kelompok, atau lembaga
Jenis penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif. Hal ini terlihat dari prosedur
yang ditetapkan yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif: perilaku
yang diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri. Metode penelitian kualitatif adalah
penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alami. 4 Menurut Berryman,
4 Abubakar, Rifa’i. Pengantar Metodologi Penelitian. (SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga, 2021). Hal 4.
penelitian kuantitatif adalah penelitian yang melibatkan teori, desain, hipotesis dan
menentukan subjek yang didukung dengan pengumpulan data, pemroses data dan
matematika dan ekonomi, tetapi penelitian ini tidak hanya didasarkan pada penelitian dan
teori, tetapi juga sangat penting untuk merumuskan hipotesis terkait dengan sikap
manusia yang dipelajari. Untuk menjawab pertanyaan penelitian, tujuan penelitian harus
disesuaikan dengan desain penelitian. Dari dua bagian ini, yaitu dari definisi masalah dan
tujuan penelitian. Anda dapat melihat kesesuaian antara pertanyaan penelitian dan tujuan
penelitian yang ingin dicapai. Penelitian dengan manfaat positif adalah penelitian ilmiah,
yaitu penelitian dilakukan dengan proses ilmiah yang benar dan hasil penelitian
Oleh karena itu penelitian kuantitatif ini memiliki tujuan penting dalam
membantu penulis memahami hubungan yang mendasari antara pengamatan empiris dan
Yogyakarta, yang merupakan lokasi studi wisata pada 9 s.d 12 Desember 2022. Kegiatan
penelitian ini dimulai sejak disahkannya proposal penelitian serta surat ijin penelitian,
5 Dr. Ratna Wijayanti Daniar Paramita, S.E.,M.M., dkk. METODE PENELITIAN KUANTITATIF:
Buku Ajar Perkuliahan Metodologi Penelitian Bagi Mahasiswa Akuntansi & Manajemen. WIDYA GAMA PRESS STIE WIDYA
GAMA LUMAJANG. (Hal 3). 2021.
3.2.2 Subjek Data Penelitian
Duren Tiga tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 44 murid, dengan siswi
perempuan sebanyak 34 murid dan jumlah siswa laki-laki sebanyak 10 murid. Objek
diperoleh" yang diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu sumber data berupa orang
(Person), berupa lokasi atau objek (Places), berupa simbol (Paper) yang sesuai untuk
digunakan dengan metode dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala
sekolah, guru, siswa, dan pemangku kepentingan lainnya. Lokasi adalah sumber data
yang memberikan gambaran tentang keadaan dan kondisi yang terkait dengan masalah
a. Data primer
Data primer juga dapat berupa opini subyek individu atau kelompok (orang).
Observasi terhadap objek, peristiwa atau kegiatan, dan temuan data primer dapat
diperoleh melalui metode survei dan observasi. Di sisi lain, menurut Lofland,
seperti dikutip Moreon, "kata-kata dan tindakan adalah sumber data utama untuk
penelitian ini." Ia menguraikan sifat data menjadi kata dan perbuatan yang
menjadi sumber data tertulis pada bukti yang tercatat atau catatan sejarah yang
Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung dikumpulkan oleh orang
yang berkepentingan. Data sekunder dapat berupa bukti catatan atau laporan
historis yang telah tersusun dalam arsip. Data sekunder dari penelitian ini
meliputi:
dilakukan.
Sumber data ini sangat dibutuhkan oleh peneliti untuk mendapatkan data yang
lengkap dan berkualitas. Karena tanpa pemilihan sumber data, peneliti tidak memiliki
data, dan keputusan sumber data tidak didasarkan setidaknya pada jumlah informan,
tetapi pada cakupan permintaan data. Selain itu, sumber data tidak boleh dimanipulasi
dengan kuesioner atau dibuat sebagai perangkat eksperimen, dan harus berada di
lingkungan alaminya. Sumber penelitian ini diperoleh dari siswa-siswi SMA Perguruan
3.3.1 Populasi
dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian. Sedangkan, menurut Sugiyono (2011:80)
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulannya.
3.3.2 Sampel
Sugiyono (2011:81) menyampaikan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki pada populasi. Sabar (2007) menjelaskan bahwa sampel
adalah sebagian dari subjek dalam populasi yang diteliti, yang sudah tentu mampu secara
adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan dari populasi.
Data adalah unit informasi yang direkam media yang dapat dibedakan dengan
data lain dapat dianalisis dengan relevan dengan program tertentu. Pengumpulan data
adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
berikut:
data yang mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang
lain. Observasi juga tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang
lain. Sehingga metode observasi ini selanjutnya dapat digunakan secara efektif
berencana
perhatian
d. Temuan dapat diverifikasi dan dipantau untuk akurasi dan
keandalan.
aneka ragam:
seseorang
antara lain:
tersebut
langsung
pengamatan kegiatan mengajar guru juga dengan bantuan media visual tindakan
keterampilan komunikasi.
pertanyaan atau pernyataan apakah dari topik tertentu ke topik tertentu secara
individu atau kelompok untuk mendapatkan informasi beberapa hal seperti
serangkaian pertanyaan tertulis. Data atau informasi tentang sumber data atau
responden. Dengan kata lain, kuesioner adalah kuesioner yang terdiri dari dua
b. Metode Dokumenter
mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, transkip, surat
dokumentasi dalam penelitian ini, dipergunakan untuk melengkapi data dari hasil
6 Drs. Syahrum, M.Pd dan Drs. Salim, M.Pd. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Citapustaka Media. (Hal 135). 2014.
7 Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
3.4.2 Instrumen Penelitian
Alat penelitian adalah alat atau perangkat yang peneliti gunakan untuk
arti lebih akurat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah dalam mengolahnya. Dari
data lebih sistematis dan sederhana. Alat penelitian memainkan peran yang sangat penting
dalam bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan informasi di bidang
dokumentasi instruksi.
a. Observasi
Pengamatan yang dilakukan terhadap bahan penelitian harus tepat dan akurat
b. Angket
orang kunci dalam lingkup yang mungkin terpengaruh oleh sistem sistem yang
c. Dokumentasi
kebutuhan dengan masalah yang sedang dipelajari. Dalam hal ini, dokumen
Dalam pengolahan data, setiap butir pertanyaan yang ada dalam angket akan
Setelah itu, penulis akan mendapatkan data tersebut dalam bentuk diagram
lingkaran bersamaan dengan diagram mengenai setiap butir pertanyaan. Disajikan pula
PEMBAHASAN
Deskripsi data adalah gambaran data yang digunakan dalam suatu penelitian. Dalam
pengujian deskripsi data ini, penulis mencoba untuk mengetahui gambaran atau kondisi
responden yang menjadi sampel. Penelitian yang dilakukan penulis diambil sepanjang
perjalanan menjelang kegiatan studi wisata SMA Perguruan “Cikini” pada tanggal 11
Desember 2022. Alasan penulis memilih waktu tersebut karena ingin melakukan
monitoring terhadap jumlah total pengeluaran selama dua hari di Yogyakarta. Sampel
yang diambil dari data dalam penelitian ini adalah murid kelas 12 SMA Perguruan
"Cikini" 2022
Penelitian ini memiliki instrumen kuesioner sebanyak 12 butir pertanyaan dengan hasil
sebagai berikut
Untuk pertanyaan ke-1 yaitu “Apakah Anda dibekali atau membawa uang saku?”
diperoleh hasil sebesar 83.7% menyatakan ya, dibekali oleh orang tua, 11.6% menyatakan
ya, dengan uang saku pribadi dan 4.7% menyatakan tidak memiliki uang saku. Lebih
Untuk pertanyaan ke-2 yaitu “Apakah uang saku yang Anda bawa dalam bentuk
tunai atau non-tunai?’ diperoleh hasil sebesar 56.1% menyatakan non-tunai dan 43.9%
menyatakan tunai. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut.
Untuk pertanyaan ke-3 yaitu “Berapa kisaran nominal uang saku yang Anda
bawa untuk studi wisata di Yogyakarta secara keseluruhan?” diperoleh hasil sebesar
51.2% responden membawa uang saku lebih dari Rp500.000, 36.6% responden berada
pada kisaran Rp251.000 - Rp500.000 dan 12.2% responden berada pada kisaran Rp
151.000 - Rp250.000. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut.
Untuk pertanyaan ke-4 yaitu “Sebelum jalan, apakah Anda berniatan untuk
mengeluarkan uang untuk keperluan pribadi hari ini?’ diperoleh hasil sebesar 75.6%
menyatakan ‘ya’ dan 24.4% menyatakan ‘tidak’. Lebih lanjut hasil tersebut dapat
Rp150.000, 32.4% berada pada kisaran Rp151.000 - Rp250.000, 18.9% berada pada
kisaran Rp0 - Rp50.000, 8.1% berada pada kisaran Rp251.000 - Rp500.000 dan 2.7%
berada pada kisaran lebih dari Rp500.000. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat
Untuk pertanyaan ke-6 yaitu “Sebelum jalan, apakah Anda berniat untuk
mengeluarkan uang untuk keperluan pribadi hari ini?’ diperoleh hasil sebesar 42.5%
merasa tidak melakukan pengeluaran yang sangat berlebihan, 27.5% merasa tidak
berlebihan, 10.0% merasa melakukan pengeluaran yang sangat berlebihan dan 7.5%
merasa ragu-ragu terhadap pengeluarannya. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat
wisata
Untuk pertanyaan ke-7 yaitu “Apa yang Anda rasakan saat melakukan
pengeluaran?” diperoleh hasil sebesar 79.5% merasa biasa saja, 7.7% merasa menyesal,
5.1% merasa bersalah, 5.1% merasa bahagia dan 2.6% merasa terbebani. Berdasarkan
hasil temuan tersebut maka sejalan apa yang dikatakan setiaji mengenai konsumtivisme
konsumtif saat studi wisata. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram
berikut.
Diagram 7: Persentase perasaan saat melakukan pengeluaran di luar anggaran
Untuk pertanyaan ke-8 yaitu “Apa yang Anda rasakan saat melakukan
pengeluaran?” diperoleh hasil sebesar 85.4% menjawab ‘ya’ dan 14.6% menjawab
‘tidak’. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut.
Untuk pertanyaan ke-9 yaitu “Apabila iya, berapa maksimal nominal uang yang
45.9% berada pada kisaran Rp51.000 - Rp150.000, 32.4% berada pada kisaran
Rp500.000. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut.
Untuk pertanyaan ke-10 yaitu “Berapa nominal pengeluaran Anda hari ini?”
diperoleh hasil sebesar 47.5% berada pada kisaran Rp51.000 - Rp150.000, 40% berada
pada kisaran Rp0 - Rp50.000, 7.5% berada pada kisaran Rp151.000 - Rp250.000, 2.5%
berada pada kisaran Rp251.000 - Rp500.000 dan 2.5% berada pada kisaran lebih dari
Rp500.000. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram berikut.
impulsif dalam pengaturan uang?” diperoleh hasil sebesar 34.1% merasa mungkin
setuju terhadap sifat impulsif yang mereka alami, 24.4% merasa lumayan setuju, 17.1%
merasa sangat setuju, 14.6% merasa sedikit tidak setuju dan 9.8% merasa tidak setuju.
Untuk pertanyaan ke-12 yaitu “Apakah Anda merasa cukup dengan uang
saku yang dibekali untuk studi wisata ke Yogyakarta ?” diperoleh hasil sebanyak
75.6% responden merasa sangat tidak cukup dengan uang saku yang mereka bawa,
9.8% responden merasa tidak cukup, 9.8% merasa ragu-ragu, 4,9% merasa cukup dan
0% merasa sangat cukup. Lebih lanjut hasil tersebut dapat dilihat dalam diagram
berikut.
Diagram 12: Persentase kecukupan responden dibekali uang saku selama studi
wisata
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berasal dari hasil jawaban responden, rata-rata dari
murid kelas 12 SMA Perguruan Cikini yang mengikuti kegiatan studi wisata ke Jogja sudah
cukup baik dalam pengendalian dan perencanaan pengeluaran meskipun beberapa murid ada
yang impulsif dalam pengeluarannya dan melakukan pembelian di luar rencana. Masa remaja
adalah proses pencarian jati diri, sehingga mereka lebih mudah terpengaruh, terbawa oleh
Maka dari itu, kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian mengenai perilaku
konsumtif tak terduga pada saat studi wisata siswa-siswi SMA Perguruan “Cikini” di D. I
Yogyakarta dari 37 responden adalah meskipun ada beberapa murid yang merasa impulsif
dan menyesal setelah membeli suatu barang, siswa-siswi SMA Perguruan “Cikini” cukup bisa
menangani pengendalian diri dalam penggunaan uang dan pengelolaan uang saku pada saat
studi wisata.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka ada beberapa saran
impulsif sehingga dapat lebih baik dalam mengelola uang. Perencanaan pengeluaran
mudah tergoda untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan dan
Nama :
Kelas :
No Pertanyaan Ya Tidak
4 Berapa nominal
pengeluaran Anda pada
Senin, 12 Desember
2022?
1 Setelah Anda
melakukan kegiatan
hari ini, apakah
pengeluaran anda di
luar budget?
2 Menurut Anda,,
apakah Anda
termasuk orang yang
impulsif dalam
pengaturan uang?
3 Apakah Anda
merasa cukup
dengan uang saku
yang dibekali untuk
studi wisata ke
Yogyakarta?
Drs. Syahrum, M.Pd dan Drs. Salim, M.Pd. Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Citapustaka Media. (Hal 135). 2014.
BIODATA PENULIS
Nama : Andi Zuhra Aqila Hertasning
Email : lulukun2412@gmail.com
NISN : 0046282886
Email : k4niasyifa@gmail.com
NISN : 0052605863
Email : nasyakanzathya@gmail.com
NISN : 0050995023
Email : safina.claudi@gmail.com
NISN : 0050679453