Anda di halaman 1dari 4

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM

PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI


METODE DISKUSI KECIL(SMALL GROUP
DISCUSSION) DI KELAS IX-I

Disusun oleh :
Nama Kelompok : 1. Akayla Anindya Rahmida
2. Aqela Meisyara
3. Rabiatul Zulhijjati Syakirin
4. M. Kenny Reksana

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan teks diskusi yang berjudul ”Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Metode Diskusi Kecil (Small Group Discussion)
di Kelas IX-I” tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dalam pembuatan teks diskusi, terutama guru pembimbing yaitu Baiq Erma
Zahriani, S.Pd yang telah memberi banyak saran dan kritik selama penyusunan teks diskusi
ini. Tak lupa pula kami berterima kasih atas dukungan orang tua baik dalam bentuk materi
maupun nonmateri.
Adapun tujuan dari penulisan teks diskusi ini adalah untuk mengidentifikasi sejauh mana
penerapan metode diskusi dapat menjadi solusi efektif dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam teks diskusi ini. Kami berharap
semoga teks diskusi yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk para
pembaca dan pendengar.

Lombok Timur, Januari 2024

Kelompok 8

Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui


Metode Diskusi Kecil (Small Group Discussion) di Kelas IX-I
Proses pembelajaran akan berjalan efektif apabila seluruh komponen yang
terkait di dalamnya saling mendukung dalam tercapainya tujuan pembelajaran.
Komponen-komponen itu adalah materi pembelajaran, metode mengajar, media dan
evaluasi. Penggunaan metode yang sesuai sangat berpengaruh dalam upaya
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Siswa terlihat bahwa mereka masih lebih senang santai daripada giat belajar.
Hal tersebut terlihat pada sikap siswa terhadap pelajaran bahasa Indonesia yang
kurang optimal, kurang lebih 45% dari jumlah siswa masih rendah motivasinya. Ini
terjadi karena metode pembelajaran yang digunakan kurang sesuai dengan materi
yang diberikan. Kelemahan tersebut terjadi pada pelaksanaan pembelajaran bahasa
Indonesia yang telah terlaksana, selama ini terlihat seperti kurangnya cara
memotivasi siswa untuk giat belajar, guru masih mengandalkan metode ceramah,
lingkungan belajar peserta didik kurang mendukung.
Peran pendidikan di sekolah sangat penting dalam rangka mewujudkan
tercapainya pendidikan nasional secara optimal seperti yang diharapkan. Sikap
kemampuan teknik mengajar akan sangat berguna untuk membantu siswa mencapai
tingkat ketuntasan belajar yang diharapkan. Salah satunya adalah perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan metode Diskusi Kelompok Kecil (Small Group
Discussion) dengan strategi kerja sama dan bekerja bersama dapat meningkatkan
prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas IX-i.
Peningkatan prestasi siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia melalui
metode diskusi memiliki sejumlah argumen pendukung yang kuat. Pertama, metode
ini mendorong partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran, memberikan kesempatan
lebih besar untuk memahami konsep-konsep kunci. Selain itu, diskusi juga menjadi
wadah yang efektif untuk mengembangkan kemampuan berbicara dan menulis siswa
dalam bahasa Indonesia. Dengan berinteraksi dan berbagi ide, siswa dapat
memperluas pemahaman mereka melalui pembelajaran kolaboratif. Keaktifan siswa
dalam diskusi juga dapat merangsang motivasi belajar, membuat pembelajaran lebih
menarik. Melalui pendekatan ini, siswa tidak hanya belajar dari guru tetapi juga satu
sama lain, membuka peluang untuk pemahaman yang lebih mendalam.
Selain itu, metode diskusi mempromosikan pemikiran analitis dan kritis.
Siswa harus menganalisis informasi, merumuskan argumen, dan mempertahankan
pendapat mereka, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kemampuan berpikir
kritis. Diskusi juga menciptakan ruang untuk pemecahan masalah bersama, di mana
siswa dapat bersama-sama mencari solusi untuk masalah-masalah yang muncul.
Penerapan metode ini juga berkontribusi pada pengembangan keterampilan sosial
siswa, seperti mendengarkan dengan baik, berbicara dengan sopan, dan
mempertimbangkan sudut pandang orang lain. Dengan menciptakan lingkungan
pembelajaran yang dinamis dan interaktif, metode diskusi dapat menjadi instrumen
yang efektif untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia.

Walaupun metode diskusi sering dianggap sebagai sarana yang efektif dalam
meningkatkan prestasi siswa, terdapat sejumlah argumen penentang yang perlu
dipertimbangkan. Pertama-tama, tidak semua siswa merasa nyaman berbicara di
depan kelas atau berpartisipasi secara aktif dalam diskusi. Individu yang lebih
introvert atau cenderung malu merasa terhambat untuk berkontribusi, yang dapat
menghasilkan ketidaksetaraan dalam peluang pembelajaran. Siswa yang lebih
percaya diri atau memiliki keterampilan berbicara yang lebih baik mungkin
mendominasi, sementara siswa yang lebih pemalu atau memiliki keterampilan
berbicara yang terbatas mungkin merasa sulit untuk bersuara. Hal ini dapat
menghasilkan ketidaksetaraan dalam distribusi peluang belajar diantara siswa.
Selanjutnya, metode diskusi memerlukan waktu yang cukup lama. Dalam
kurikulum yang padat, waktu yang dihabiskan untuk mendiskusikan suatu topik
mungkin membatasi cakupan materi. Dampaknya, kemungkinan pembatasan
terhadap pemahaman mendalam atau penguasaan berbagai aspek mata pelajaran
yang lebih luas.
Metode diskusi kelompok kecil menjadi salah satu alternatif dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa serta meningkatkan kompetensi dasar siswa,
tidak hanya dari segi akademis tetapi juga dari segi pengembangan keterampilan
sosial dan komunikasi.
Terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia Kegiatan diskusi kelompok
ini dapat membantu memecahkan permasalahan seorang individu serta dapat
meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan membuat
pembelajaran lebih bermakna. Hal ini dikarenakan adanya keterlibatan siswa dalam
proses pembelajaran. Adanya keterlibatan intelektual emosional siswa melalui
dorongan dan semangat yang dimilikinya. Keikutsertaan siswa secara aktif dan
kreatif dalam proses pembelajaran serta membina kerja sama antar siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Meskipun demikian, perlu diakui bahwa
kecenderungan introvert pada beberapa siswa dapat menjadi hambatan dalam
partisipasi aktif. Strategi seperti pembentukan kelompok kecil, pertanyaan terbuka,
dan memberikan ruang ekspresi tulis diperlukan untuk mengatasi tantangan ini.
Selain itu guru juga memiliki peran penting dalam memastikan bahwa kegiatan
tersebut berjalan efektif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Keseluruhan, hal ini memberikan landasan untuk memperbaiki metode


diskusi agar lebih inklusif, mempertimbangkan kebutuhan beragam siswa dalam
upaya peningkatan prestasi dan pemahaman bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai