• Menurut Saleha (2009) periode masa postpartum (puerperium) adalah periode waktu
selama 6-8 minggu setelah persalinan. Menurut Departemen Kesehatan RI dalam
Padila (2014), Postpartum atau masa postpartum adalah masa sesudahnya persalinan
terhitung dari saat selesai persalinan sampai pulihnya kembali alat kandungan ke
keadaan sebelum hamil dan lamanya mas postpartum kurang lebih 6 minggu
• Masa nifas (puerperium) dimulai setelah placenta lahir dan diakhiri ketika alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (saiffudin, 2010)
• Masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke
keadaan normal seperti sebelum hamil. (Bobak, dkk, 2005)
Pengertian Post Partum
• Postpartum atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah partus
selesai, dan berakhir setelah kira-kira enam minggu. (wiknjosastro, dkk,
2010)
• Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu
kembali pada keadaan tidak hamil dan penyesuaian terhadap keluarga
baru. (hamilton. M, 2005)
• Postpartum adalah masa kira-kira enam minggu setelah kelahiran bayi,
selama tubuh beradaptasi ke keadaan sebelum hamil, disebut dengan
puerperium. (ladewig. W.p, dkk, 2015)
Bobak, (2005) menjelaskan tentang rangkaian adaptasi
psikologis pada perempuan post partum
• Sering terjadi pada vena femoralis (tungkai), vena-vena (uterus, ovarian, hipogastrik).
• Bekuan tersebut dapat menyebabkan : Inflamasi lokal dan menyumbat vena, Bekuan
terlepas, menjadi embolus bergerak ke dalam jantung dan paru, menyumbat
pembuluh darah tersebut.
• Kondisi ini merupakan kejadian mendadak, dengan demam, menggigil, sangat sakit,
pembengkakan pada tungkai yang terkena.
• Gejala tampak warna putih mengkilat di daerah yang terkena yang disebut ”milk leg”,
tanda human’s positif (rasa sakit yang disebabkan oleh kompresi vena tibialis), ketika
kaki di dorso fleksikan.
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..Tromboflebitis
• Tromboflebitis bisa menimbulkan kematian.
• Tromboflebitis berhubungan dengan statis vena maka ambulasi dini sangat diperlukan
Pengkajian dan Intervensi
1. Pemberian heparin (terafi koagulan)
• Infeksi secara primer disebabkan oleh ”staphylococcus aureus” yang masuk melalui
puting susu yang pecah.
• Sumber bakteri yang paling umum adalah hidung dan tenggorokan bayi, sumber
lainnya adalah tangan dan aliran darah ibu.
• Infeksi biasanya terjadi unilateral, beberapa hari atau minggu post partum.
• Pengkajian Demam tinggi, menggigil, tackhicardi, dan sakit kepala. Payudara yang
kena menjadi amat sakit, dengan kemerahan, hangat dan keras. Bila tidak segera
diobati dapat berkembang menjadi abses,
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..Mastitis
• Intervensi :
a. Harus dilakukan insisi, drainase.
b. Untuk menyusui bila belum terjadi abses tetap melanjutkan menyusui dan diawali dari
payudara yang tidak sakit.
c. Ibu harus diberi dorongan mental, sehingga dia dapat menjalankan tugas menyusui
dengan semangat.
d. Seringkali kejadian ini disebabkan oleh kelalaian menyusui, sehingga bimbingan teknik
menyusui harus diperhatikan terutama pada ibu primigravida
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..
9. Infeksi Saluran Kemih Setelah melahirkan seringkali klien mengalami peningkatan
risiko untuk mengalami masalah saluran kemih karena diuresis post partum normal,
penurunan sensitivitas kandung kemih, dan kemungkinanan terhambatnya kontrol
persyarafan setelah anestesi.
• Klien mengalami kesulitan berkemih karena trauma jaringan, pembengkakan dan
nyeri perinial. Walaupun klien mampu berkemih akan berkemih dalam jumlah sedikit
dengan interval sering, menandakan retensi.
• Bila urin tertahan akan menjadi tempat bakteri tumbuh, sehingga akan menimbulkan
sisititis atau pielonefritis.
• Sisititis adalah pembengkakakan kandung kemih, penyebabnya adalah escherichia
coli.
• Pielonefritis adalah inflantasi pelvik renalis yang biasanya disebabkan oleh infeksi.
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan….. Infeksi Saluran Kemih
• Sebagian besar kasus, infeksi menjalar ke atas dari saluran kemih bagian bawah.
• Kedua ginjal mungkin terkena. Bila tidak diobati, korteks renalis bisa mengalami
kerusakan dan fungsi ginjal terganggu.
• Pengkajian terhadap kandung kemih setelah melahirkan penting. Bila dicurigai adanya
infeksi pada kandung kemih setelah melahirkan, dilakukan pengambilan spesimen urin
bersih untuk pemeriksaan kultur serta berat jenis urin.
• Hindari melakukan kateterisasi untuk mengurangi peningkatan risiko infeksi. Bila
diperlukan teknik steril ketat harus dipertahankan.
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan….. Infeksi Saluran Kemih
• Gejala sisititis sering terlihat setelah 2-3 hari post partum, Meliputi : frekuensi
berkemih, keinginan berkemih, urine berwarna keruh, nyeri pelvik, dan konsentrasi
bakteri > 10.000/ml.
• Bila infeksi berkembang menjadi pielonefritis sering terjadi gejala sistemik seperti sakit
akut, menggigil, demam tinggi, nyeri, mual serta muntah.
• Intervensi Pengobatan : pemberian antibiotik berdasarkan temuan, antispasmodik,
dan memperbanyak cairan atau cairan intravena bila mual dan muntah hebat.
• Bidan harus melakukan pencegahan infeksi saluran kemih dengan menghindarkan
distensi kandung kemih klien harus dibimbing ambulasi dini dalam 2 jam pertama post
partum usahakan klien harus turun ke toilet untuk berkemih secara spontan,
mengajarkan perawatan perinial yang tepat dan cebok yang tepat untuk menghindari
kontaminasi feses, serta menggunakan teknik aseptik bila harus dilakukan kateterisasi
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..
• Masalah Psikososial : Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas Perubahan yang
mendadak dan dramatis pada status hormonal menyebabkan ibu yang berada pada
masa nifas menjadi sensitif, perubahan yang mendadak dapat diperberat dengan
adanya kekecewaan emosional, rasa sakit pada masa nifas, kelelahan, kekeceawaan
pada kemampuan merawat bayi, rasa takut tidak menarik lagi.
• Tiga fase dalam masa nifas yang perlu diketahui sebagai dasar dalam memberi asuhan
antara lain: Taking in, Taking Hold dan Letting go (Reva Rubin (1977))
3 fase dalam masa nifas (Reva Rubin (1977))
1. fase taking in atau fase dependen (berlangsung hari 1-2 postpartum)
• Pada fase ini ibu memerlukan perlindungan dan pelayanan, perhatian ibu terpusat
pada dirinya, ia akan menceritakan pengalamannya berulang-ulang.
• Perhatiannya hanya pada kesehatan dirinya bukan pada bayinya.
• Pemenuhan kebutuhan diutamakan untuk istirahat, makan, mengenang pengalaman
melahirkan, berperilaku fasif dan bergantung pada orang lain
• Waktu refleksi bagi ibu-ibu cenderung pasif, membutuhkan bantuan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan sehari.
• Hal ini disebabkan karena ibu mengalami ketidak nyamanan fisik setelah persalinan ,
seperti nyeri perineum, hemoroid, afterpain.
• Pada akhirnya ibu tidak mempunyai keinginan untuk merawat bayinya.
• Ibu membutuhkan istirahat untuk memulihkan kekuatan fisiknya.
3 fase dalam masa nifas (Reva Rubin (1977))
2. fase takking hold atau fase dependent mandiri (3-10 hari post partum)
a. Ibu siap untuk menerima peran barunya, belajar tentang semua hal-hal yang baru
b. Tubuh yang mengalami perubahan akibat hormonal mengakibatkan ibu keletihan dan
merasakan lebih buruk lagi.
c. Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat berarti, ibu membutuhkan
informasi dan penyembuhan fisik,
d. Ibu perlu istirahat dengan baik.
e. Fase takking hold mempunyai ciri-ciri menerima kehadiran bayinya, melakukan
perawatan bayinya secara mandiri, bersikap terbuka dan menerima terhadap
pendidikan kesehatan mengenai perawatan diri dan bayinya tetapi ibu mudah tidak
percaya diri, menyendawakan bayi
f. Setelah melewati fase pasif, ibu memulai fase aktifnya, dimulai dengan memenuhi
kebutuhan sehari dan dapat mengambil keputusan.
3 fase dalam masa nifas (Reva Rubin (1977))
3. Komunikasi terapeutik
1. Karena depresi postpartum (PPD) mungkin terkait dengan fluktuasi hormon setelah
melahirkan,pencegahan tidak mungkin dilakukan.
2. Namun, beberapa pendekatan dapat membantumenjaga terhadap kondisi tersebut.
Salah satuhal terbaik untuk dilakukan adalah belajar sebanyak mungkin tentang apa
yang diharapkan secara fisik dan psikologis selama kehamilan, persalinan, dana
pengasuhan anak.
3. Ini dapat membantu Anda mengembangkan harapan yang realistis untuk diri sendiri
dan bayi Anda.
4. Ambil kelas ibu hamil dan bersosialisasi dengan wanita hamil lainnya dan ibu baru
tentang pengalaman mereka.
Bagaimana mencegah depresi postpartum?
Lanjutan…..
5. Wanita yang memiliki riwayat depresi mungkin berisiko lebih tinggi untuk mengalami
PPD, dan wanita yang mengalami depresi sebelum atau selama kehamilan mungkin
mengalami gejalayang sama setelah melahirkan.
6. Setelah ibu melahirkan, dapatkan bantuan dari teman dan keluarga, tapi batasi juga
bantuan itu agar ibu memiliki waktu untuk mengasuh anaksendiri juga.
7. Jangan terlalu khawatir dengan tugas-tugas yang tidak benar-benar harus dilakukan.
8. Seringlah tidur siang untuk tetap beristirahat,
3. Cukup istirahat
5. Hindari stres