Anda di halaman 1dari 69

ASPEK PSIKOSOSIAL DAN CULTURAL

PADA IBU NIFAS

Nuke Devi Indrawati, S.SiT, M.Kes


Pengertian Post Partum

• Menurut Saleha (2009) periode masa postpartum (puerperium) adalah periode waktu
selama 6-8 minggu setelah persalinan. Menurut Departemen Kesehatan RI dalam
Padila (2014), Postpartum atau masa postpartum adalah masa sesudahnya persalinan
terhitung dari saat selesai persalinan sampai pulihnya kembali alat kandungan ke
keadaan sebelum hamil dan lamanya mas postpartum kurang lebih 6 minggu
• Masa nifas (puerperium) dimulai setelah placenta lahir dan diakhiri ketika alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil (saiffudin, 2010)
• Masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke
keadaan normal seperti sebelum hamil. (Bobak, dkk, 2005)
Pengertian Post Partum

• Postpartum atau masa nifas adalah masa yang dimulai setelah partus
selesai, dan berakhir setelah kira-kira enam minggu. (wiknjosastro, dkk,
2010)
• Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu
kembali pada keadaan tidak hamil dan penyesuaian terhadap keluarga
baru. (hamilton. M, 2005)
• Postpartum adalah masa kira-kira enam minggu setelah kelahiran bayi,
selama tubuh beradaptasi ke keadaan sebelum hamil, disebut dengan
puerperium. (ladewig. W.p, dkk, 2015)
Bobak, (2005) menjelaskan tentang rangkaian adaptasi
psikologis pada perempuan post partum

• adalah Kelahiran seorang anak menyebabkan timbulnya suatu


tantangan mendasar terhadap struktur interaksi keluarga yang
sudah terbentuk.
• Menjadi orang tua menciptakan periode ketidaksetabilan,
menuntut perilaku yang meningkatkan transisi untuk menjadi orang
tua.
• Orangtua harus menggali hubungan mereka dengan bayi dan
mengatur kembali hubungan di antara mereka.
• Kemampuan untuk menunjukan kelembutan, kasih sayang, pengertian
dan meletakan kepentingan orang lain di atas kepentingan diri sendiri
tidak hanya terbatas pada Perempuan. Steele dan Polack (1883 Bobak,
(20016)) menyatakan ” menjadi orang tua merupakan suatu proses
yang terdiri dari dua komponen.
• Komponen pertama bersifat praktis atau mekanis melibatkan
keterampilan kognitif dan motorik.
• Komponen kedua bersifat emosional, melibatkan keterampilan afektif
dan kognitif. Kedua komponen ini penting untuk perkembangan dan
keberadaan bayi
• Keterampilan Kognitif-Motorik komponen ini melibatkan aktivitas perawatan
anak, seperti memberi makan, menggendong, mengenakan pakaian dan
membersihkan bayi, menjaganya dari bahaya dan memungkinkan untuk bisa
bergerak.
• Kemampuan orang tua dalam komponen ini di pengaruhi pengalaman
pribadi dan budayanya.
• Banyak orang tuaharus belajar untuk melakukan tugas ini dan proses belajar
ini mungkin sulit untuk mereka, tetapi semua orang tua yang memiliki
keinginan untuk belajar dan dibantu oleh dukungan orang lain, menjadi
terbiasa dengan aktifitas merawat bayi
• Keterampilan
Kognitif Afektif Komponen ini merupakan sifat keibuan atau
kebapaan yang berakar dari pengalaman orang tua di masa kecil saat
mengalami dan menerima kasih sayang dari orang tuanya
Pengetahuan dan Ketrampilan untuk Mendukung Perempuan
dalam Memberikan Nutrisi, Laktasi dan Menyusui seusia
dengan Kode Etik Praktik Bidan
Mercer, 1988, dalam Bobak, (2005)) menulis lima kondisi yang mempengaruhi
pengetahuan dan ketrampilan ibu :
1. Kesehatan emosional orang tua (termasuk kemampuan untuk
mempercayai orang lain)
2. Sistem dukungan sosial yang meliputi pasangan hidup, teman dan keluarga
3. Suatu tingkat keterampilan dalam berkomunikasi dan dalam memberi
asuhan yang kompeten
4. Kedekatan orang tua dengan bayi
5. Kecocokan orang tua bayi (termasuk keadaan, temperamen dan jenis
kelamin)
PENGERTIAN ADAPTASI PSIKOLOGIS MASA NIFAS
1. Adaptasi
psikologis masa nifas→Proses adaptasi ibu post partum, dimana
pada saat ini ibu akan lebih sensitive dalam segal hal, terutama yang
berkaitan dengan dirinya serta bayinya.
2. Adaptasi
psikologis merupakan suatu proses penyesuaian, baik secar fisik
maupun psikologis dari orang tua baru terhadap peran yang berkaitan
dengan kehadiran bayi baru lahir (Bobak, Lowdermik dan Jansen, 1995).
3. Peranbidan sangat penting dalam hal member pengarahan pada keluarga
tentang kondisi ibu serta pendekatan psikologis yang dilakukan bidan pada
ibu nifas agar tidak terjadi perubahan psikologis yang patologis.
4. Dorongangan serta perhatian anggota keluarga lainya merupakan
dukungan positif bagi ibu.
Proses adaptasi psikologis ibu dalam masa nifas

• Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnyaplasenta


sampai 6 minggu berikutnya. Berarti 6minggu pertama
setelah ibu melahirkan yang mungkin kelihatannya agak
mengejutkan hati.
Tujuan pengawasan asuhan post partum
pada masa nifas
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya
2.Melaksanakan sekrining yang komprehensif, mendeteksi masalah
mengobati, atau merujuk bilaterjadi komplikasi pada maupun bayinya
3. Memberikan pendidikan kesehatan tenteng perawatankesehatan
diri,nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada saat bayi sehat
4.Memberikan pelayan KB
Adaptasi lain yang secara psikologis
dialami oleh ibu post partum
1.Abandonment
2.Disappointment
Adaptasi lain yang secara psikologis dialami oleh ibu
post partum : 1. Abandonment
1. Perasaan tidak berarti dan dikesampingkan. Sesaat etelah persalinan,
sebagian pusat perhatian semua orang menanyakan keadaan dan
kesehatannya.
2. Beberapa jam setelah itu, perhatian orang-orang di sekitar múlại ke bayi dan
ibu merasa cemburu kepada bayi.
3. Saat pulang ke rumah, ayah akan merasakan hal yang sama dengan ibu,
karena istri akan lebih fokus pada bayi. Perawat harus membicarakan hal ini
pada ayah dan ibu secara bersamaan, bagaimanapun juga peran orang tua
adalah sama dalam perawatan bayi.
4. Melakukan perawatan bayi secara bersamaan akan membantu orang tua
memiliki peran yang sama dalam perawatan bayi.
Adaptasi lain yang secara psikologis dialami oleh ibu
post partum : 2. Disappointment

1. Perasaan kecewa terhadap kondisi bayikarena tidak sesuai yang


diharapkansaat hamil. Orang tua yangmenginginkan bayi yang
putih,berambut keriting, dan selalutersenyum akan merasa kecewa
ketikamendapati bayinya berkulit gelap,berambut tipis dan menangis
terus.
2. Bidan harus membantu orang tuauntuk dapat menerima bayinya,
denganmenunjukkan kelebihan-kelebihan bayi,seperti, sehat, mata
yang bersinar dankondisi yang lengkap tanpa cacat.
Menganalisis Dimensi Sosial dan Cultural yang
Berhubungan dengan Nutrisi dan Laktasi
Masalah Umum Pada Postpartum, Sarwono 2010
Next Penjelasan
1. Perdarahan : Atonia Uteri, Laserasi jalan lahir, Placenta melekat dan tertunda
(retensio placenta), Disseminated Intravena Coagulan (DIC)
2. Tromboflebitis
3. Infeksi Puperal
4. Mastitis
5. Infeksi Saluran Kemih
6. Masalah Psikososial : Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas, Gangguan
Psikologis Pada Masa Nifas, Psikosa Post Partum
7. Post Seksio Caesaria
8. Post Natal VE/FE
Masalah Umum Pada Postpartum, Sarwono 2010
1. Perdarahan Hemoragi (perdarahan) post partum merupakan penyebab yang paling
umum pada kematian maternal disamping preeklampsia/eklampsia dan
tromboplebitis. (Hamilton. P. M, 2005).
• perempuan bersalin kehilangan darah 500cc/lebih dianggap sebagai perdarahan
yang membahayakan jiwa ibu.
• Perdarahan bisa terjadi dalam 24 jam pertama post partum disebut perdarahan
post partum primer bila perdarahan terjadi setelah 24 jam post partum sampai
sekitar 28 hari post partum disebut perdarahan post partum sekunder.
• Komplikasi perdarahan ada dua yakni segera atau tertunda. Komplikasi segera bisa
timbul syok hipovolemik. Komplikasi perdarahan tertunda mencakup anemia,
infeksi puerperal dan tromboembolisme. Penyebab umum pada hemoragi post
partum antara lain:
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..Atonia Uteri
2. AtoniaUteri Atonia uteri merupakan hipotonik uterus yang mencolok, dialami sekurang-
sekurangnya 5% perempuan melahirkan, khususnya perempuan grandemultipara.
• Atonia uterus juga dapat disebabkan adanya peregangan yang berlebihan dari uterus
misalnya bayi besar, hidramnion dan gemelli yang menimbulkan kontraksi memburuk. Atonia
uteri juga disebabkan pula adanya persalinan traumatic, penggunaan anastesi, magnesium
sulfat, persalinan lama atau terlalu cepat, korioamnionitis dan penggunaan axitocin pada
induksi persalinan.
• Penatalaksanaan medis pemberian oxitocin 20 unit (2 amful) dalam kristaloid 500ml dengan
kecepatan10-15ml/mnt apabila kontraksi masih lemah metilergonovin 0,2mg dapat diberikan
/IV atau IM.
• Transfusi kadang diperlukan jika HB kurang dari 7gr%. Bila masih perdarahan diberikan
misoprostol 200mg 3-4 tablet per anus.
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..
3. Laserasi jalan lahir Laserasi jalan lahir merupakan penyebab kedua perdarahan post partum.
• Perdarahan yang kontinue, walaupun kontraksi uterus efisien, harus dipertimbangkan
kemungkinan laserasi jalan lahir, sehingga pemeriksaan jalan lahir harus segera dilakukan.
• Perdarahan sedikit tetapi terus menerus sama berbahaya dengan perdarahan yang tiba-tiba
dan banyak karena bisa menimbulkan syok bahkan kematian.
• Laserasi jalan lahir : cedera pada vagina, perineum, labia dan cerviks.
• Faktor yang mempengaruhi insidens laserasi : kelahiran operatif, kelahiran spontan yang
tidak terkontrol, kelainan kongenital maternal, presentasi bayi yang abnormal, jaringan
parut yang sudah ada sebelumnya, varises vagina, varises vulva, varises perineum, ukuran
bayi dan jalan lahir tidak sesuai.
• Sebagai pencegahan terjadinya atonia uteri dilakukan penanganan aktif kala III terhadap
semua perempuan dengan penyuntikan axitocin 10 menit segera setelah bayi lahir.
• Penatalaksanaan medis segera dilakukan kolaborasi dengan dokter untuk
mempertimbangkan dilakukannya tindakan yang sesuai dengan cepat dan tepat misalnya
penjahitan laserasi atau mungkin tindakan operatif
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..Retensio Plasenta
4. Placenta melekat dan tertunda (retensio placenta)
• Placenta akreta/melekat : Tanpa perdarahan yang signifikan dengan penanganan
yang benar 90% plasenta lepas 15 menit setelah bayi lahir, 95% lahir dalam 30 menit.
Jika setelah 30 menit bayi lahir dan plasenta belum keluar dinamakan retensio
plasenta
• Tindakan/Intervensi: a) Bila placenta terlihat divagina minta ibu untuk mengedan
dan keluarkan plasenta. b) Bila belum keluar berikan oksitosin ulangan 10 unit,
lakukan penarikan plasenta terkendali, hindari penarikan tali pusat dengan menekan
fundus uteri karena dapat menyebabkan inversion uteri c) Jika PTT belum berhasil
coba dengan manual d) Jika dengan manual tidak berhasil curigai adanya plasenta
akreta yang memerlukan tindakan operatif.
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..
5. Disseminated Intravena Coagulan (DIC) DIC adalah keadaan yang ditandai dengan
pembekuan abnormal, disebabkan oleh bacteremia (infeksi bakteri pada aliran darah),
emboli cairan amnion, reaksi imun, kematian janin intra uterin, preeklampsia/eklampsia,
mola hidatidosa, dan abortus, yang mengakibatkan terbentuknya bekuan dalam aliran
darah di seluruh tubuh
• Bekuan ini menyumbat aliran darah ke jaringan, menyebabkan kerusakan dimana terjadi
penyumbatan.
• Proses pembekuan yang abnormal faktor yang bertanggung jawab dalam pembekuan
seperti trombosit dan fibrinogen, digunakan, sehingga pembekuan yang normal tidak
terjadi dan terjadi perdarahan yang menyebar.
• Pengkajian dan Intervensi Gejala awal, aliran darah ke jaringan tertentu terhambat seperti
ke otak, paru, ginjal dan jantung.
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan….. Disseminated Intravena Coagulan
• Gejala perdarahan ke dalam jaringan. Pasien menjadi sakit kritis, mungkin
mengalami penurunan pengeluaran urin.
• Terlihat hemorargi pada kulit.
• Pengobatan medis :
1. Menghilangkan faktor penyebab seperti pengobatan infeksi bakteri
2. Pemberian oksigen
3. Tranfusi lengkap, atau komponen darah seperti faktor VIII, fibrinogen atau
trombocit.
4. Pemberian heparin untuk menghentikan bekuan
Intervensi asuhannya : Monitoring TTV, tingkat kesadaran, intake dan out put,
Pemberian oksigen, Perawatan kulit, kebersihan perorangan, batasan gerak, posisi
tubuh
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..
6. Tromboflebitis adalah inflamasi vena dengan pembentukan bekuan.

• Sering terjadi pada vena femoralis (tungkai), vena-vena (uterus, ovarian, hipogastrik).
• Bekuan tersebut dapat menyebabkan : Inflamasi lokal dan menyumbat vena, Bekuan
terlepas, menjadi embolus bergerak ke dalam jantung dan paru, menyumbat
pembuluh darah tersebut.
• Kondisi ini merupakan kejadian mendadak, dengan demam, menggigil, sangat sakit,
pembengkakan pada tungkai yang terkena.
• Gejala tampak warna putih mengkilat di daerah yang terkena yang disebut ”milk leg”,
tanda human’s positif (rasa sakit yang disebabkan oleh kompresi vena tibialis), ketika
kaki di dorso fleksikan.
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..Tromboflebitis
• Tromboflebitis bisa menimbulkan kematian.
• Tromboflebitis berhubungan dengan statis vena maka ambulasi dini sangat diperlukan
Pengkajian dan Intervensi
1. Pemberian heparin (terafi koagulan)

2. Tirah baring dengan tungkai yang terkena ditinggikan

3. Penghangatan untuk meningkatkan sirkulasi perifer dan menghilangkan rasa tidak


nyaman
4. Menghindari pemijatan tungkai yang terkena untuk mencegah terlepasnya bekuan

5. Penggunaan stoking elastis minimal selama 6 bulan setelah serangan akut.


Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..
7. Infeksi Puperal adalah istilah umum untuk infeksi pada jalan lahir dan pelvik setelah
melahirkan.
• Infeksi ini disebabkan oleh bakteri yang terdapat pada vagina dan oleh vatogen yang masuk ke
dalam vagina seperti streptokokus, stafilokokus, escherchia coli dan berbagai penyakit
hubungan kelamin.
• Terkadang tetanus, tifus, dan bakteri gangren juga dapat mencapai jalan lahir yang dapat
menyebabkan infeksi purperal.
• Infeksi purperal dapat terjadi di setiap tempat pada pelvik atau jalan lahir, sehingga nama
infeksi disesuaikan dengan tempat yang terkena, seperti :
a. Endometritis adalah infeksi endometrium (merupakan tempat yang paling umum)
b. Parametritis adalah infeksi jaringan penunjang di sekitar uterus
c. Peritonitis infeksi rongga pelvik
d. Vaginitis adalah infeksi vagina
e. Vulvitis adalah infeksi vulva
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..Infeksi Puperal
• Faktor predisposisi yang sering menimbulkan terjadinya infeksi adalah:
a. Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)
b. Persalinan lama
c. Kurang memperhatikan sterilisasi
d. Terpapar droflet infeksi dari penolong
Pengkajian :
a. Kenaikan suhu lebih 38 derajat selsius selama 2 hari pada 10 hari pertama post partum curigai
adanya infeksi
b. Luka efisiotomi yang mengalami terinfeksi sakit, panas dan bengkak
c. Lokhea berbau busuk
d. Nyeri tekan pada daerah uterus
e. Sub involusi
Intervensi : Pemberian antibiotic, Pemeriksaan kultur dan sensitivitas, Tirah baring, Pemberian
cairan, Monitoring TTV, Personal hygiene, Hindari infeksi nosokomial
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..
8. Mastitis adalah inflamasi payudara biasanya terjadi pada ibu yang pertama menyusui.

• Infeksi secara primer disebabkan oleh ”staphylococcus aureus” yang masuk melalui
puting susu yang pecah.
• Sumber bakteri yang paling umum adalah hidung dan tenggorokan bayi, sumber
lainnya adalah tangan dan aliran darah ibu.
• Infeksi biasanya terjadi unilateral, beberapa hari atau minggu post partum.
• Pengkajian Demam tinggi, menggigil, tackhicardi, dan sakit kepala. Payudara yang
kena menjadi amat sakit, dengan kemerahan, hangat dan keras. Bila tidak segera
diobati dapat berkembang menjadi abses,
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..Mastitis
• Intervensi :
a. Harus dilakukan insisi, drainase.

b. Untuk menyusui bila belum terjadi abses tetap melanjutkan menyusui dan diawali dari
payudara yang tidak sakit.
c. Ibu harus diberi dorongan mental, sehingga dia dapat menjalankan tugas menyusui
dengan semangat.
d. Seringkali kejadian ini disebabkan oleh kelalaian menyusui, sehingga bimbingan teknik
menyusui harus diperhatikan terutama pada ibu primigravida
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..
9. Infeksi Saluran Kemih Setelah melahirkan seringkali klien mengalami peningkatan
risiko untuk mengalami masalah saluran kemih karena diuresis post partum normal,
penurunan sensitivitas kandung kemih, dan kemungkinanan terhambatnya kontrol
persyarafan setelah anestesi.
• Klien mengalami kesulitan berkemih karena trauma jaringan, pembengkakan dan
nyeri perinial. Walaupun klien mampu berkemih akan berkemih dalam jumlah sedikit
dengan interval sering, menandakan retensi.
• Bila urin tertahan akan menjadi tempat bakteri tumbuh, sehingga akan menimbulkan
sisititis atau pielonefritis.
• Sisititis adalah pembengkakakan kandung kemih, penyebabnya adalah escherichia
coli.
• Pielonefritis adalah inflantasi pelvik renalis yang biasanya disebabkan oleh infeksi.
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan….. Infeksi Saluran Kemih
• Sebagian besar kasus, infeksi menjalar ke atas dari saluran kemih bagian bawah.
• Kedua ginjal mungkin terkena. Bila tidak diobati, korteks renalis bisa mengalami
kerusakan dan fungsi ginjal terganggu.
• Pengkajian terhadap kandung kemih setelah melahirkan penting. Bila dicurigai adanya
infeksi pada kandung kemih setelah melahirkan, dilakukan pengambilan spesimen urin
bersih untuk pemeriksaan kultur serta berat jenis urin.
• Hindari melakukan kateterisasi untuk mengurangi peningkatan risiko infeksi. Bila
diperlukan teknik steril ketat harus dipertahankan.
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan….. Infeksi Saluran Kemih
• Gejala sisititis sering terlihat setelah 2-3 hari post partum, Meliputi : frekuensi
berkemih, keinginan berkemih, urine berwarna keruh, nyeri pelvik, dan konsentrasi
bakteri > 10.000/ml.
• Bila infeksi berkembang menjadi pielonefritis sering terjadi gejala sistemik seperti sakit
akut, menggigil, demam tinggi, nyeri, mual serta muntah.
• Intervensi Pengobatan : pemberian antibiotik berdasarkan temuan, antispasmodik,
dan memperbanyak cairan atau cairan intravena bila mual dan muntah hebat.
• Bidan harus melakukan pencegahan infeksi saluran kemih dengan menghindarkan
distensi kandung kemih klien harus dibimbing ambulasi dini dalam 2 jam pertama post
partum usahakan klien harus turun ke toilet untuk berkemih secara spontan,
mengajarkan perawatan perinial yang tepat dan cebok yang tepat untuk menghindari
kontaminasi feses, serta menggunakan teknik aseptik bila harus dilakukan kateterisasi
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..
• Masalah Psikososial : Perubahan Psikologis Pada Masa Nifas Perubahan yang
mendadak dan dramatis pada status hormonal menyebabkan ibu yang berada pada
masa nifas menjadi sensitif, perubahan yang mendadak dapat diperberat dengan
adanya kekecewaan emosional, rasa sakit pada masa nifas, kelelahan, kekeceawaan
pada kemampuan merawat bayi, rasa takut tidak menarik lagi.
• Tiga fase dalam masa nifas yang perlu diketahui sebagai dasar dalam memberi asuhan
antara lain: Taking in, Taking Hold dan Letting go (Reva Rubin (1977))
3 fase dalam masa nifas (Reva Rubin (1977))
1. fase taking in atau fase dependen (berlangsung hari 1-2 postpartum)
• Pada fase ini ibu memerlukan perlindungan dan pelayanan, perhatian ibu terpusat
pada dirinya, ia akan menceritakan pengalamannya berulang-ulang.
• Perhatiannya hanya pada kesehatan dirinya bukan pada bayinya.
• Pemenuhan kebutuhan diutamakan untuk istirahat, makan, mengenang pengalaman
melahirkan, berperilaku fasif dan bergantung pada orang lain
• Waktu refleksi bagi ibu-ibu cenderung pasif, membutuhkan bantuan orang lain untuk
memenuhi kebutuhan sehari.
• Hal ini disebabkan karena ibu mengalami ketidak nyamanan fisik setelah persalinan ,
seperti nyeri perineum, hemoroid, afterpain.
• Pada akhirnya ibu tidak mempunyai keinginan untuk merawat bayinya.
• Ibu membutuhkan istirahat untuk memulihkan kekuatan fisiknya.
3 fase dalam masa nifas (Reva Rubin (1977))
2. fase takking hold atau fase dependent mandiri (3-10 hari post partum)
a. Ibu siap untuk menerima peran barunya, belajar tentang semua hal-hal yang baru
b. Tubuh yang mengalami perubahan akibat hormonal mengakibatkan ibu keletihan dan
merasakan lebih buruk lagi.
c. Selama fase ini sistem pendukung menjadi sangat berarti, ibu membutuhkan
informasi dan penyembuhan fisik,
d. Ibu perlu istirahat dengan baik.
e. Fase takking hold mempunyai ciri-ciri menerima kehadiran bayinya, melakukan
perawatan bayinya secara mandiri, bersikap terbuka dan menerima terhadap
pendidikan kesehatan mengenai perawatan diri dan bayinya tetapi ibu mudah tidak
percaya diri, menyendawakan bayi
f. Setelah melewati fase pasif, ibu memulai fase aktifnya, dimulai dengan memenuhi
kebutuhan sehari dan dapat mengambil keputusan.
3 fase dalam masa nifas (Reva Rubin (1977))

3. fase letting go atau fase interdependent (setelah 10 hari postpartum)

a. Sistem keluarga menyesuaikan diri dengan anggota barunya.

b. Faseini mempunyai ciri-ciri peningkatan kemandirian dalam perawatan diri dan


bayinya, mendapat peran dan tanggungjawab baru, menyadari kehadiran bayi
sebagai bagian terpisah dari dirinya, menghilangkan segala harapan-harapan dan
menerima segala kenyataan yang ada serta melakukan penyesuaian hubungan
keluarga dalam menerima kehadiran bayinya
c. Pada fase ketiga, ibu mulai mendefinisikan kembali perannya. Ibu mulainya
melepaskan perannya yang dulu, dari mempersiapkan kelahiran, menjadi ibu yang
memiliki anak. Ibu menerima anak tanpa membandingkan dengan harapan
terhadap anak pada sat menanti kelahiran.
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan….. Gangguan Psikologis Pada
Masa Nifas
• Babby Blues/Post Partum Blues merupakan penyakit mental yang dialami oleh 80%
perempuan melahirkan.
• Hal ini dapat terjadi setiap waktu setelah melahirkan tetapi paling sering terjadi pada
hari ketiga atau keempat dan memuncak pada hari kelima sampai hari keempat belas
pasca partum.
• Etiologi : Perubahan hormon progesteron serta zat perangsang atau stimulan ke
otak, Akumulasi kecemasan yang terkumpul jauh sebelum ibu melahirkan, Kelelahan
post partum, Peningkatan beban atau respon sebagai ibu Tanda
• Gejala : adanya perubahan mood yang cepat dan berganti-ganti, kesedihan, suka
menangis, hilang nafsu makan, gangguan tidur , mudah tersinggung, cepat lelah,
cemas, merasa kesepian, perasaan sensiti, bingung
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan….. Gangguan Psikologis Pada
Masa Nifas
• Predisposisi : Masalah sosial dan lingkungan, seperti tekanan dalam keluarga,
hubungan yang tidak harmonis, Rasa cemas, rasa takut tentang persalinan, Depresi
selama kehamilan dan persalinan, Penyesuaian sosial yang buruk dapat merupakan
faktor predisposisi.
• Penatalaksanaan : Tidak ada penatalaksanaan yang pasti, diperlukan deteksi oleh diri
sendiri bila merasa ada gejala-gejala, Memberikan pendidikan dan dukungan kepada
klien, Membantu klien untuk memecahkan masalah dengan baik
• Dukungan keluarga, terutama suami dalam mengurangi penderitaan istri memang
sangat penting : Menentramkan hati klien, suasana hati/kejiwaan yang berubah-
rubah harus dapat dikenali oleh diri sendiri, Hadapi klien dengan ramah, Bantu klien
dan keluarganya untuk mengidentifikasi kebutuhan
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan….. Gangguan Psikologis
Pada Masa Nifas
• Depresi Post Partum Prekuensi depresi post partum bervariasi antar 5%-25% pada
perempuan yang melahirkan
• Definisi Suatu depresi yang ditemukan pada perempuan setelah melahirkan yang
terjadi pada kurun waktu 4 minggu. (Elvira. D.S, 2006).
• Depresi dapat digambarkan sebagai perasan sedih, galau, tak berharga, susah atau
kehilangan semangat hidup
• Etiologi : Depresi selama kehamilan, Rasa rendah diri, Stres, Kecemasan sebelum
melahirkan, Tekanan hidup, Kurang dukungan, Hubungan perkawinan yang buruk,
Riwayat depresi sebelumnya, Keadaan bayi, Babby blues, Kehamilan yang tidak
direncanakan, Kelelahan setelah melahirkan, Kegalauan dan kebingungan dengan
kelahiran bayi, Stres dalam menghadapi perubahan peran, Kehilangan identitas diri,
Kurang waktu untuk diri sendiri, Faktor hormonal
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan….. Gangguan Psikologis
Pada Masa Nifas
• Predisposisi : Faktor demografi seperti usia remaja mempunyai kecenderungan lebih
tinggi (26%) mengalami gangguan, Adanya riwayat penyakit psikiatrik sebelumnya,
Faktor budaya, Perhatian staf medis hanya diutamakan pada kondisi fisik saja,
Hormonal, Stres, Masalah lingkungan dan sosial keluarga (seperti tidak ada dukungan
keluarga, keluarga tunggal, ekonomi, tidak ada orang tempat mengadu, peristiwa
hidup yang menekan)
• Menurut para akhli ada korelasi antara depresi ibu dengan perilaku bayi, bayi yang
dilahirkan dari ibu dengan depresi akan mengalami berat badan lahir rendah, memiliki
sifat yang sulit, kurang dapat beradaftasi
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan….. Gangguan Psikologis
Pada Masa Nifas
• Tanda dan gejala Subjektif Gejala depresi seperti: Sedih atau mood yang menurun,
Mood yang berubah-rubah, Mudah menangis, Gangguan tidur perubahan pola makan,
Bingung tidak mampu konsentrasi, Tidak mampu berperan sesuai dengan tugasnya
baik di rumah maupun di tempat bekerja, Kehilangan kesenangan, Merasa tidak
berharga atau selalu merasa bersalah, Marah dan merasa bermusuhan dengan bayi,
Kehilangan berat badan, tidak tahan dingin/panas, perubahan dalam fungsi eliminasi,
Tidak ada energi dan motivasi hidup, Sulit konsentrasi, mengingat atau mengambil
keputusan, Kehilangan semangat atau kenyamanan dalam beraktivitas, Sakit kepala,
nyeri dada, jantung berdebar-debar dan nafas cepat, Adanya mimpi atau perasaan
ingin mencelakakan diri/bayinya atau orang lain
POSTPARTUM BLUES

Merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan,biasanya hanya muncul


sementara waktu yakni sekitar dua harihingga dua minggu sejak kelahiran bayi yang
ditandai gejala-gejala sebagai berikut :

1. Cemas tanpa sebab


2. Menangis tanpa sebab
3. Tidak sabar
4. Tidak percaya diri
5. Sensitif mudah tersinggung
6. Merasa kurang menyayangi bayinya.
Post partum Blues (Baby Blues)
• 80% wanita post partum mengalami perasaan sedih yang tidak mengetahui alasan
mengapa sedih. Ibu sering menangis dan lebih sensitif. Post partum blues juga
dikenal sebagai babyblues. Kejadian ini dapat disebabkan karena penurunan kadar
estrogendan progesteron.
• Gejala PPD ringan termasuk kesedihan, kecemasan, selalu menangis bercucuran air
mata, dankesulitan tidur.
• Postpartum blues pada umumnya terjadi sekitar hari ke 3 hingga ke 5post partum
dan hilang 10-12 hari setelah melahirkan.
• Biasanya satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan adalah kepastian dan bantuan
pekerjaan rumah tangga serta mengurus bayi. Sekitar20% dari wanita yang memiliki
babyblues akan mengalami depresi yanglebih lama.
• Penting diketahui dokter jika mengalami sindrom "blues‘ yang berlangsung lebih dari
dua minggu.
Apa sajakah gejala depresi postpartum
(babyblue syndrome)?

Gejala depresi postpartum (PDD) dapat dibagimenjadi tiga kategori :


1. Blues Postpartum(“baby blues”): Sangat pendekdurasinya, mungkin tidak
memerlukan pengobatan formal tetapi perawatan suportif saja.
2. Depresi Postpartum: Berlangsung lebih lama,lebih melemahkan, dan
membutuhkan perawatan medis.
3. Psikosis Postpartum: bentuk paling parah,memerlukan perawatan kejiwaan
agresif karena sudah timbul halusinasi dan gejala psikosislainnya
Penyebab Blues Postpartum (“baby blues”)
yang menonjol adalah :

1. Kekecewaan emosional yaitu ketakutan yang dialami kebanyakan wanita selama


kehamilan dan persalinan.
2. Rasa sakit pada masa nifas.
3. Kelelahan karena kurang tidur selamapersalinan.
4. Kecemasan ketidakmampuan merawat bayi setelah pulang dari rumah sakit.
5. Rasa takut tidak menarik lagi bagi suami.
Cara mengatasi gangguan psikologis pada nifas
dengan post partum blues

1. Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik.

2. Dengan cara peningkatan support

3. Komunikasi terapeutik

4. meningkatkan support mental atau dukungan keluarga dalam mengatasi gangguan


psikologis yang berhubungan dengan masa nifas
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan….. Gangguan Psikologis
Pada Masa Nifas
• Psikosa Post Partum Krisis psikiatri yang paling parah adalah psikosis post partum
• Definisi : Karakteristik dari kerusakan kemampuan fungsional yang berat, disertai dengan
halusinasi, paranoid atau depresi yang berat (Ambulatory Obstetri, 20011)
• Psikosa yang terjadi dalam 2 minggu post partum dengan gejala awalnya gelisah, sensitif dan
gangguan tidur. (Walsh.L.V, 20011)
• Merupakan keadaan psikosis mendadak, yang lebih kurang sama dengan psikose yang terjadi
bukan post partum.
• Psikosis yaitu gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya ketidakmampuan membedakan
antara realita/kenyataan dan khayalan (Elvira. S.D, 2006)
• Menggambarkan sekelompok penyakit yang terjadi setelah kelahiran bayi yang mempunyai
karakteristik halusinasi, dan gangguan pesepsi dari kenyataan (Sweet B.R, 1997 dalam
Sarwono, 2010)
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan….. Gangguan Psikologis
Pada Masa Nifas
• Etiologi : Faktor biologik seperti genetik dan psikososial terutama primipara yang
mempunyai masalah obstetri, sosial ekonomi yang rendah, primitua yang lama tidak
mempunyai anak, perempuan yang mempunyai masalah berat. (Cox and Holden, 1994)
• Post partum blues yang berat dan tidak ditangani mudah menjadi depresi dan depresi
yang yang tidak ditangani akan menjadi psikosa mayor
• Riwayat keluarga atau klien sendiri mengalami psikosis. (Wiek at al, 1991)
• Perubahan besar hormon yang terjadi, terutama steroid dan penurunan estrogen dan
progesteron
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan….. Gangguan Psikologis
Pada Masa Nifas
• Tanda dan gejala : Klien nampak tidak sehat secara fisik (bingung, ketakutan dan stres.
Gelisah, sulit tidur, diorientasi, tidak bersahabat dengan bayi), Halusinasi, Gangguan
tingkah laku, Waham halusinasi, delirium dan panic bisa timbul, Perempuan tersebut
dapat memperlihatkan gejala yang menyerupai skizofrenia atau kerusakan psiko
afektif, Bunuh diri atau membunuh bayi merupakan bahaya yang paling besar.
• Penatalaksanaan : Jika memungkinkan klien perlu dirawat dengan bayinya dan harus
diperhatikan untuk perawatan bayi, sehingga ibu masih tetap menyusui, Jika ada
perilaku yang membahayakan bayi sebaiknya dipisahkan, Kolaborasi dengan tenaga
akhli merupakan tindakan yang paling tepat
• Prognosa Jika psikosa post partum ditangani dengan tepat dan cepat biasanya
prognosanya baik.
• Penyembuhan bisa terjadi sekitar 6-8 minggu atau jika penanganan lambat
penyembuhan sekitar 6 bulan
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..
10. Post Seksio Caesaria Kelahiran saesaria adalah kelahiran janin melalui insisi trans
abdominal pada uterus. Saesaria dilakukan jika kelahiran pervaginam tidak
mungkin dilakukan, seperti pada kelainan letak, CVD (cevalo velvik disproporsi),
panggul sempit, placenta previa dll.
• Perawatan perempuan dengan kelahiran seksio saesaria merupakan kombinasi antar
perawatan bedah dan maternitas.
Gejala Depresi Postpartum

1. Sulit tidur atau malah tidur lebih banyak dari biasanya


2. Perubahan nafsu makan
3. Kekhawatiran ekstrim dan khawatir tentang bayi atau kurangnya minat atau
perasaan untuk bayi
4. Merasa tidak mampu mencintai bayi atau keluarga
5. Kemarahan terhadap bayi, pasangan, atau anggota keluarga lainnya
6. Kecemasan atau serangan panik
7. Takut takut ditinggal sendirian di rumah dengan bayi
8. Kesedihan atau menangis berlebihan
9. kesulitan berkonsentrasi atau mengingat
Gejala Depresi Postpartum lanjutan…..
10. Perasaan ragu, rasa bersalah, tak berdaya, putus asa, atau gelisah
11. Letargi atau kelelahan ekstrim
12. kehilangan minat pada hobi atau kegiatan biasa lainnya
13. Perubahan suasana hati yang berlebihan dan terendah
14. Merasa mati secara emosional
15. Mati rasa atau kesemutan di lengan atau kaki
16. Sesak napas
17. Terlalu sering ke dokter anak dengan ketidakmampuanuntuk diyakinkan
18. Pikiran berulang tentang kematian, yang dapat mencakupberpikir tentang atau
bahkan berencana bunuh diri
Panggil dokter jika
1. Jika memiliki gejala atau tanda-tanda depresi yang telah berlangsung lebih dari
dua minggu setelah melahirkan atau justru dimulai dua bulan setelah melahirkan.
2. Cari bantuan darurat jika memiliki salah satu dari gejala berikut: →halusinasi dan
delusi tentang diri Anda atau bayi Anda : jangan menunggu, ini darurat.
→Pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi; ini juga hal yang darurat dan
membutuhkan bantuan segera.
PERINGATAN
1. Pikiranatau upaya untuk bunuh diri (niat atau usaha untukmembunuh diri sendiri)
dan pikiran atau upaya membunuh (niat atau mencoba untuk membunuh orang lain)
merupakan risiko yang sangat serius dan nyata dari depresi postpartum.
2. Gejala-gejala ini bukan mitos atau khayalan semata, dan beberapa kasus telah
dipublikasikan dengan baik secara medis. Cari perawatan medis segera jika ibu
memiliki pikiran untuk bunuh diri atau membunuh.
Bagaimana mencegah depresi postpartum?

1. Karena depresi postpartum (PPD) mungkin terkait dengan fluktuasi hormon setelah
melahirkan,pencegahan tidak mungkin dilakukan.
2. Namun, beberapa pendekatan dapat membantumenjaga terhadap kondisi tersebut.
Salah satuhal terbaik untuk dilakukan adalah belajar sebanyak mungkin tentang apa
yang diharapkan secara fisik dan psikologis selama kehamilan, persalinan, dana
pengasuhan anak.
3. Ini dapat membantu Anda mengembangkan harapan yang realistis untuk diri sendiri
dan bayi Anda.
4. Ambil kelas ibu hamil dan bersosialisasi dengan wanita hamil lainnya dan ibu baru
tentang pengalaman mereka.
Bagaimana mencegah depresi postpartum?
Lanjutan…..
5. Wanita yang memiliki riwayat depresi mungkin berisiko lebih tinggi untuk mengalami
PPD, dan wanita yang mengalami depresi sebelum atau selama kehamilan mungkin
mengalami gejalayang sama setelah melahirkan.
6. Setelah ibu melahirkan, dapatkan bantuan dari teman dan keluarga, tapi batasi juga
bantuan itu agar ibu memiliki waktu untuk mengasuh anaksendiri juga.
7. Jangan terlalu khawatir dengan tugas-tugas yang tidak benar-benar harus dilakukan.
8. Seringlah tidur siang untuk tetap beristirahat,

9. Makan makanan sehat

10.Mendapatkan berolahraga yang cukup.


Bagaimana Penanganannya
1. Komunikasikan segala hal yang ingin diungkapkan
2. Bicarakan rasa cemas yang dialami
3. Bersikap tulus iklas dan menerima peran baru setelah melahirkan
4. Bersikap fleksibel tidak perlu perfecsionis dalam mengurus bayiatau rumah tangga
5. Belajar tenang dengan menarik napas panjang dengan meditasi
6. Kebutuhan istirahat yang cukup, tidurlah ketika bayi cukup
7. Berolahraga ringan
8. Bergabunglah dengan kelompok ibu-ibu baru
9. Dukungan tenaga kesehatan
10. Dukungan suami, keluarga dan teman sesama ibu
11. Konsultasikan kepada dokter yang profesional agar dapat meminimalisirkan faktor
resiko laninnya dan membantupengawasan.
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..SC
• Pengkajian meliputi: : Pemulihan dari efek anestesi, status pasca operasi dan pasca
melahirkan serta derajat nyeri, Jalan nafas dipertahankan, cegah kemungkinan aspirasi,
Tanda-tanda vital di observasi setiap 15 mnt dalam 2 jam pertama atau sampai keadaan
perempuan tersebut stabil, Kondisi insisi, perdarahan dan tinggi fundus uteri di
observasi, Intake dan out put di perhatikan, mengatur posisi untuk mobilisasi masih,
Pertahankan bounding attachment, Jika ibu memungkinkan menyusui dapat
dilaksanakan segera setelah ibu siuman, Pertahankan dukungan emosional supaya ibu
dapat menerima keadaannya, perawat harus menyadari bahwa perempuan yang
mengalami SC dapat mudah sekali mengalami depresi post partum.
• Perawatan sehari-hari meliputi menjaga kebersihan, vulva higiene, mandi, mobilisasi
dapat dilakukan segera setelah infus dan kateter dilepaskan, ibu harus sudah mencoba
turun untuk BAK di kamar mandi.
Masalah Umum Pada Postpartum,
Sarwono 2010 lanjutan…..
• Post Natal VE/FE (Ektraksi Vacum) adalah metode pelahiran dengan memasang mangkuk (cup)
vacum di kepala janin dan tekanan negatif.
• Hal ini dilakukan jika kelahiran terhenti pada kala 2 : janin gagal berotasi.
• Syarat penggunaan metode ini adalah, presentasi verteks, ketuban sudah pecah, tidak ada
CVD.
• Risiko pada janin berupa cepalhematom, laserasi kulit kepala, dan hematoma subdural
• Komplikasi maternal tidak umum terjadi tetapi kadang ada laserasi perinium, vagina dan
serviks.
• Perawatan harus mempertimbangkan adanya dukungan emosional karena ibu akan
mengalami kekhawatiran terhadap kesehatan bayinya disamping rasa letih dan sakit sebagai
akibat partus lama.
• Pertahankan rehidrasi dan perbaikan nutrisi, tanda-tanda vital harus dikaji secara ketat,
perdarahan, kontraksi uterus di observasi dengan ketat.
Masalah Seksualitas pada Periode Postpartum
• Intensitas respons seksual berkurang karena perubahan faal tubuh. Tubuh menjadi tidak
atau belum sensitif seperti semula.
• Rasa lelah akibat mengurus bayi mengalahkan minat untuk bermesraan.
• Bounding dengan bayi menguras semua cinta kasih, sehingga waktu tidak tersisa untuk
pasangan.
• Kehadiran bayi di kamar yang sama membuat ibu secara psikologis tidak nyaman
berhubungan intim.
• Pada minggu pertama setelah persalinan, hormon estrogen menurun yang
mempengaruhi sel - sel penyekresi cairan pelumas vagina alamiah yang berkurang. Hal ini
menimbulkan rasa sakit bila berhubungan seksual. Untuk itu, diperlukan pelumas atau
rubrikan.
• Ibu mengalami let down ASI, sehingga respons terhadap orgasme yang dirasakan sebagai
rangsangan seksual pada saat menyusui. Respons fisiologis ini dapat menekan ibu,
kecuali mereka memahami bahwa hal tersebut adalah normal.
Gangguan seperti ini disebut dyspareunia atau rasa nyeri
waktu sanggama. Penyebab adl
1. Terbentuknya jaringan baru pasca melahirkan karena proses penyembuhan
luka guntingan jalan lahir masih sensitif sehingga kondisi alat reproduksi
belum kembali seperti semula.
2. Adanya infeksi, bisa disebabkan karena bakteri, virus, atau jamur.

3. Adanya penyakit dalam kandungan (tumor, dll).

4. Konsumsijamu. Jamu-jamu ini mengandung zat-zat yang memiliki sifat


astingents yang berakibat menghambat produksi cairan pelumas pada
vagina saat seorang wanita terangsang seksual.
5. Faktor psikologis yaitu kecemasan yang berlebihan
• Bahaya berhubungan seks pasca persalinan
Berhubungan seksual selama masa nifas berbahaya apabila pada saat itu mulut
rahim masih terbuka maka akan beresiko.
• Mudah terkena infeksi
Kuman yang hidup diluar akibat hubungan seksual ketika mulut rahim masih
terbuka, bisa tersedot masuk kedalam rongga rahim dan menyebabkan infeksi.
• Sudden Death
Mati mendadak setelah berhubungan seksual bisa terjadi karena pergerakan
teknis dalam hubungan seksual di vagina bisa menyebabkan udara masuk ke
dalam rahim karena mulut rahim masih terbuka. Pada masa nifas banyak
pembuluh darah dalam rahim yang masih terbuka dan terluka. Dalam kondisi ini
pembuluh darah bisa menyedot udara yang masuk, dan membawanya ke jantung.
Udara yang masuk ke jantung dapat mengakibatkan kematian mendadak.
Penyebab Apati Seksual pasca salin
• Stress dan Traumatik : Kelahiran bayi bisa menjadi pengalaman yang dapat menimbulkan
traumatik terutama jika ibu belum dipersiapkan secukupnya.
• Adanya luka episiolomi : Hal ini bila penjahitan luka episiotomi dilakukan dengan tidak benar
maka akan mengakibatkan rasa nyeri dan rasa tidak nyaman di saat ibu berjalan dan duduk.
Hal ini bisa berlangsung berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan walaupun mungkin
sayatan itu sendiri sudah sembuh.
• Keletihan : Bagi seorang ibu yang baru dan belum berpengalaman selain harus mengerjakan
pekerjaan rumah tangga yang biasa, ia juga harus menghadapi bayinya yang tidak mau tidur,
sering menangis atau bermasalah dalam menyusu. Maka ibu tentu menjadi letih dan lemas
sehingga gairah seks pun merosot.
• Depresi : Penyebabnya adalah keadaan tidak bersemangat akibat perasaan kelabu pasca
persalinan. Perasaan ini biasanya terjadi dalam beberapa minggu setelah kelahiran bayi. Hal
ini dapat terjadi depresi berat yang berupa : insomnia, anoreksia (hilangnya nafsu makan),
halusinasi (membayangkan yang bukan-bukan) dan kecenderungan untuk menghilangkan
kontak dengan kenyataan.
Keluhan dan cara mengatasi
Keluhan :
• Rasa Nyeri : Hal ini disebabkan fungsi pembasahan vagina yang belum kembali
seperti semula, atau luka yang masih dalam proses penyembuhan.
• Sensivitas berkurang : Karena persalinan normal merupakan trauma bagi vagina
yaitu melebarnya otot-otot vagina.
Cara Mengatasi MasalahYang Timbul Saat Hubungan Seksual :
• Bila saat hubungan terasa sakit jangan takut berterusterang dengan suami
• Saat berhubungan memakai pelumas / jelly
• Saat berhubungan suami harus sabar dan hati-hati
• Melakukan senam nifas atau olahraga ringan
Tips Hubungan Seksual Pasca Salin
Agar gairah seks segera kembali berkobar setelah masa nifas, berikut ini hal-hal
bermanfaat yang bisa dilakukan :
1. Menjaga agar badan tetap sehat. Ingat badan sehat berarti hubungan seks juga
sehat
2. Makan makanan yang bergizi cukup, cukup berarti tidak berlebihan dan tidak kurang

3. Cukup istirahat

4. Olahraga secara teratur

5. Hindari stres

6. Hindari merokok dan mengkonsumsi alkohol

7. Lakukan perawatan diri


Solusi Seksualitas pada Periode Postpartum
• Biasanya memberi batasan rutin 6 minggu pasca persalinan. Akan tetapi, jika pasangan
ingin lebih cepat, konsultasikan hal ini untuk mengetahui dengan pasti jenis persalinan,
kondisi perineum, luka episiotomi, dan kecepatan pemulihan sesungguhnya. Jika
permintaan ditolak dokter atau bidan, pasangan hendaknya menaati dan menunggu
hingga 6 minggu pasca persalinan agar tidak menyakitkan ibu secara fisik.
• Ungkapkan cinta dengan cara lain, seperti dengan duduk berpelukan di depan TV
menggosok punggung pasangan, dan berdansa berdua. Jika tidak lelah, dapat
membantu melakukan pasangan dengan masturbasi. Jika keduanya menginginkan,
dapat melakukan hubungan intim oral. Namun, kadang tidak ada keintiman yang lebih
memuaskan dari berbaring dan berpelukan.
• Program kontrasepsi harus segera dilakukan sebelum hubungan seksual karena ada
kemungkinan hamil kembali dalam kurun waktu kurang dan 6 minggu (kontrasepsi
untuk mencegah kehamilan). (Bahiyatun, 2009).
Berduka dan Kehilangan pada Masa Nifas

1. Kesedihan adalah respon psikologi yg merugikan. Kehamilan diharapkan pd


akhirnya akan mendatangkan kebahagiaan. Tetapi yang terjadi harus melewati
segala macam perubahan, rasa tidak nyaman dan rasa nyeri untuk mencapai
akhir dan ketika segala penderitaan ini berakhir, mengharapkan membawa
pulang seorang bayiyang sehat dan cantik. Namun yg terjadi tidak selalu
demikian.
2. Jika
kehilangan bayi karena keguguran, meninggal, atau meninggal setelah lahir,
akan masuk kesaat-saat tersulit dalam hidupnya.
2 hal yang perlu diketahui mengenai kesedihan
1. Individual, ibu dan ayah dan setiap teman atau anggota keluarga sedih karena
kejadian yg dialami ibu, akan berduka cita dengan cara mereka sendiri.
2. Tidak dapat diramalkan.

Tingkat kesedihan ada 3 yaitu :


1. Shock
2. Penderitaan
3. Keputusan
Ada dua macam perawatan depresi
1. Terapi bicara : sesi bicara dengan terapis, psikologatau pekerja sosial untuk
mengubah apa yg difikir,rasa dan lakukan oleh penderita akibat menderitadepresi.
2. Obat medis: obat anti depresan yg diresepkan olehdokter. Sebelum mengkonsumsi
obat anti depresi,sebaiknya didiskusikan benar obat mana yg tepat dan aman bagi
bayi untuk dikomsumsi oleh ibuhamil atau ibu menyusui
REFERENSI
• Modul Kebidanan Unimus
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai