Anda di halaman 1dari 2

1.

Mohon informasi, apakah terdapat data penemuan kasus VDPV pada negara yang sudah
sepenuhnya hanya menggunakan IPV pada program imunisasi rutin mereka
VDPV berasal dari OPV, dan terjadi di kantong-kantong vaksin . IPV adalah virus mati,
sehingga tidak bisa menjadi VDPV.

2. sepertinya beberapa tahun yang lalu sudah dinyatakan Indonesia Bebas Polio. kenapa di
ujung akhir tahun 2023 ini Polio muncul kembali ?
Munculnya kembali PD3I termasuk Polio dikarenakan tidak terbentuknya imunitas di
komunitas. Masa pandemi menyebabkan cakupan imunisasi tidak tercapai secara tinggi
dan merata sehingga risiko bermunculannya kembali kasus2 PD3I, termasuk Polio

menambahkan jawaban dr. Tika, pernyataan Indonesia Bebas Polio bukan berarti ancaman
munculnya polio sama sekali hilang. tetap harus dilakuakn upaya mempertahankannya
dengan cakupan imunisasi polio yg tinggi dan merata, dan penguatan surveilans AFP nya
3. izin bertanya, unk HRR, itu dilakukan minimal berapa RS yng harus dilibatkan? dan
pengambilan sampel 30 anak sehat, apakah ada kriteria khusus terkait yg dijadikan sampel
(selain kriteria anak kurang dari 15 th) dan kenapa harus 30 sampel? selain itu untuk kontak
erat harus wajib di vaksin setelah penemuan kasus positif, dan dilakukannya kapan waktunya.
Terimakasih
sampel anak sehat diambil dari anak kurang dari 5 tahun yg tidak melakukan kontak
dengan kasus di sekeliling wilayah tempat tinggal. Jumlah 30 ada jumlah minimal yang
diperlukan untuk menggambarkan kondisi transmisi di wilayah tersebut. Untuk kontak erat
selain akan menjadi sasaran untuk subPIN juga perlu melengkapi dosis imunisasinya sesuai
usia.
4. Diharapkan bagi anak yg mengalami gizi buruk bisa diambil spesimen fisesnya, contoh
dipamekasan yg terjadi hasilnya PDPV P2
Gizi buruk, jika mengalami kelemahan anggota gerak maka termasuk salah satu diagnosis
banding untuk kasus AFP, sehingga dapat menjadi potensi untuk pengambilan kasus AFP.
5. mohon informasi interval pemberian vaksin nOPV dengan vaksin bOPV/BCG/MR.
trimakasih
Tidak perlu ada interval. Jadwal imunisasi rutin (Posyandu) tetap berlangsung
sebagaimana biasa.
6. Pengalaman pelaksanaan Sub PIN Polio di Aceh (khususnya ABDYA), terkait target IP vaksin
yg tinggi (40), berakibat vaksinator di lapangan sering mengalami loss oppurtunity, mohon
dapat dicarikan solusinya ttg masalah dimaksud, mtrswn
Solusinya adalah pelaksanaan subPIN Polio yang intensif, tidak mengikuti jadwal Posyandu.
Sehingga sehari vial yang sama bisa menjangkau jauh lebih banyak anak daripada jumlah
anak biasanya di Posyandu rutin.
7. Ijin bertanya bu dokter td disampaikan Kasus Polio bisa di dapat dari Vaksin Polio itu sendiri.
Nyuwun tlg bisa di jelaskan patofisiloginya dokter?
Perjalanan dari VDPV dikarenakan vaksin OPV berasal dari virus yg dilemahkan sehingga
akan keluar melalui feses. Pada lingkungan yang tidak tercapainya imunisasi dalam jangka
waktu lama dan sanitasi yang tidak baik, virus dalam feses ini dapat berpindah2 masuk ke
perut anak2 yang tidak terlindungi dengan imunisasi dan bermutasi berulang kali sampai
mendapat kekuatannya kebali untuk menginfeksi.
8. Jika kasus yang ditemukan positif tipe 2 sedangkan di OPV sudah tidak ada tipe P2. apakah
ini disebabkan penularan lewat tinja? terimaksih,,,
Temuan virus tipe 2 masih terus diinvestigasi, bisa berasal dari sisa vaksin yg tidak
dihancurkan dengan baik atau berasal dari transmisi wilayah lain yg masih menggunakan
Topv
9. untuk anak yang pada saat dilakukan sub pin kebetulan sdh dapat imunisasi polio rutin di
bulan januari bagaimana?
Semua jadwal imunisasi rutin tidak memengaruhi jadwal subPIN. Jadwal rutin tetap
dilaksanakan sebagaimana seharusnya. SubPIN adalah tambahan, tidak menggantikan.
Tidak memandang interval.
10. bagaimana jika sasaran kurang dari 50 di pos karena ada sisa vial yang terbuang
Perlu koordinasi supaya vial tersebut bisa dipakai di pos lain dalam 6 jam.
11. mohon penjelasan, kalo pelaksanaan imunisasi PIN dibarengkan dengan jadwal imunisasi
rutin di posyandu, apakah diperbolehkan...
Boleh dibarengkan, kalau jadwalnya kebetulan sesuai. Namun sebaiknya subPIN tidak
menunggu jadwal Posyandu.
12. ijin bertnya dokter jika pemberian opv dan rotavirus dibarengkan apakah bisa mempengaruhi
efektifitas salah satu vaksin tsb?
Dapat diberikan bersamaan tanpa mempengaruhi effektifitas masing2
13. kak bagaimana dengan anak dengn ibu yang hiv kan tidak boleh di berikan secara oral atau
tetes
Rekomendasi terbaru dari WHO untuk anak dg hiv, lihat kondisi klinis anak. Apabila
asimptomatis maka dapat diberikan
14. Ijin bertanya, apakah makna dari Sub PIN putaran 1 dan Sub PIN Putaran 2 adalah anak diberi
2 kali (dalam 2 putaran)?
Betul. Setiap anak mendapat dua kali nOPV2, masing-masing dua tetes.

Anda mungkin juga menyukai