SISTEM POLITIK FILIPINA

Dalam sebuah negara demokrasi perlu adanya partai politik yang menghubungkan antara rakyat dan
pemerintah. Untuk menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah tentu partai politik memiliki
peran yang besar.

Partai politik di Filipina memiliki karakteristik bahwa anggota partai politik berasal dari kalangan elit.
hal ini tentu memunculkan adanya kepentingan kelas atas dalam sosial ekonomi. Sehingga
menimbulkan terbentuknya partai-partai yang konservatif dan paternalistic.

Filipina menganut sistem multi partai. Namun anggota partai politik dapat berpindah-pindah ke
dalam paratai politik lain sesuai dengan kepentingannya. Tentu hal tersebut demi mendapatkan
keuntungan untuk karir politiknya.

Selain itu Filipina dikenal sebagai negara yang memiliki dinasti politik, hal ini lah yang mengakibatkan
lemahnya partai politik negara tersebut.

SISTEM PEMILIHAN UMUM FILIPINA

Pada masa ini, pemilihan umum menjadi salah satu bukti suatu negara dikatakan sebagai
negara demokrasi. Pemilu dijadikan sebagai barometer akan keberhasilan demokrasi di suatu negara.
Dengan adanya demokrasi membuat rakyat dan pemerintah dapat saling mengisi dan mendukung
demi terciptanya stabilitas suatu negara. Pembentukan adanya demokrasi Filipina dipelopori oleh
Amerika Serikat saat penjajahan pada tahun 1998. Tak heran jika demokrasi yang dimiliki filipina
terbentuk menyerupai demokrasi Amerika, hal ini terlihat dari parlemen kedua negara tersebut sama
sama memiliki Senat dan House Representative.
Selain untuk memilih presiden. Filipina menggunakan pemilu untuk memilih anggota
parleman. Dengan menggunakan sistem plural dimana suara terbanyak dalam pemilihan dinyatakan
memenangkan pemilu. Pemilu yang dilaksanakan Filipina setiap 6 tahun sekali dan Presiden hanya
diberikan jabatan selama 2 periode. Pemilu dilakukan secara langsung untuk memilih Presiden,
pemilihan anggota senat dan anggota House of representative selama 3 tahun sekali. Kebijakan ini
tertian dalam konstitusi 1987.