Anda di halaman 1dari 6

PERSPEKTIF MAYAT/JENAZAH DALAM HUKUM PIDANA DAN PERDATA

Oleh:
Febriansyah Dwi Aryanto
Email: febriansyahda@yahoo.co.id

Abstrak
Penelitian ini membahas tentang perspektif mayat/jenazah dalam hukum nasional baik dalam
hukum pidana maupun perdata serta penyandangan hak dan kewajiban terhadap orang yang
sudah meninggal. Terdapat beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini, apakah status
mayat/jenazah dalam hukum nasional kita? Metode yang dilakukan penulis dalam penelitian
ini adalah melalui pendekatan-pendekatan terhadap peraturan perundang-undangan (yuridis
normatif). Sumber-sumber penelitian ini juga bersumber dari bahan hukum primer yang
berupa putusan pengadilan. Dalam penelitian ini, penulis mengangkat kasus tentang
pencurian mayat/jenazahyang dilakukan oleh sumanto pada tahun 2003 di daerah
Purbalingga, Jawa Tengah serta mengangkat beberapa fakta tentang persidangan pidana
terhadap sumanto melalu surat putusan yang dikeluarkan oleh majelis haki PN Purbalingga.
Simpulan dari penelitian ini menekankan status mayat/jenazah dalam perspektif hukum
pidana maupun hukum perdata. Bilamana dilihat dari perspektif dalam hukum pidana, ada
celah untuk menyatakan mayat/jenazah sebagai suatu objek hukum, bila dilihat dari
perspektif dalam hukum perdata sangat sulit bagi penulis untuk menyatakan apakah
mayat/jenazah berstatus sebagai subjek atau objek hukum, penulis mengambil resiko untuk
menyatakan bahwa mayat/jenazah masih memiliki hak bilamana dilihat melalui sudut
pandang kemerdekaan yang dikemukakan oleh salmond.

Kata Kunci : Mayat/jenazah, Hak dan kewajiban, Hukum Pidana dan Hukum Perdata.

artinya bahwa manusia selalu memiliki rasa


Pendahuluan untuk bergaul dengan manusia lain1 .
Latar Belakang Dalam pergaulannya, manusia sebagai
Sudah menjadi kodratnya manusia individu (perseorangan) menyandang hak dan
tercipta sebagai makhluk sosial, yang dalam kewajiban yang memiliki pengaruh terhadap
kehidupannya pastilah membutuhkan manusia hak dan kewajiban manusia lain. HAK sendiri
lain. Sebagai makhluk sosial sudah semestinya disandang oleh manusia itu ketika ia berada di
manusia hidup berdampingan dengan manusia dalam kandungan ibunya (janin). Ketika
lain, baik istri, anak, ayah, ibu maupun berada di dalam kandungan, manusia (janin)
kerabat. Aristoteles (384 – 322 SM), seorang menyandang beberapa hak yang secara umum
filsuf dari yunani yang menyatakan bahwa telah di ketahui banyak orang, yang pertama
manusia adalah ZOON POLITICON, yang adalah hak untuk hidup (lahir ke dunia), dan
hak khusus bilamana manusia (janin) yang

1
Drs. C. S. T. Kansil, S.H., 1986, Pengantar Ilmu
Hukum Dan Tata Hukum Indonesia, BALAI
PUSTAKA, Jakarta hal 29.

52
nantinya menjadi ahli waris dari suatu garis mengulas fakta – fakta hukum terhadap
keturunan. manusia yang telah meninggal dunia.
Hak dan Kewajiban merupakan bagian
inti yang dimiliki oleh subjek hukum, Tinjauan Pustaka
sebagaimana kita tahu, subjek hukun sendiri Sebagai mana telah di jelaskan di
ialah yang menyandang hak dan kewajiban. muka, manusia adalah makhluk sosial yang
Subjek hukum terbagi menjadi dua yaitu dalam kehidupannya membutuhkan manusia
naturlijk person (manusia) dan recht person lain. Manusia adalah Zoon Politicon, artinya
(badan hukum). Sebagai penyandang hak dan bahwa manusia itu sebagai makhluk pada
kewajiban, manusia dianggap memiliki jangka dasarnya ingin bergaul dan berkumpul dengan
waktu untuk penyandangan hak dan kewajiban sesama manusia lainnya, jadi makhluk yang
tersebut. Bila mana ia telah meninggal dunia, suka bermasyarakat. Karena sifatnya yang
secara umum yang di ketahui hak dan suka bergaul satu sama lain, maka manusia
kewajibannya tidak lagi melekat pada diri disebut makhluk sosial. 2 Manusia sebagai
manusia tersebut. Dalam beberapa hal, makhluk sosial dalam hukum bisa di katakan
penyandangan hak dan kewajiban yang sebagai subjek hukum, karenanya ia dikatakan
disandang oleh naturlijk person maupun recht sebagai subjek hukum berarti manusa ialah
person menimbulkan perbedaan dalam penyandang hak dan kewajiban.
menafsirkan diantara kalangan yuridis. Disini Hak sendiri adalah suatu kepentingan
penulis lebih menekankan terhadap hak dan untuk bertindak sesuai keinginan yang dimiliki
kewajiban yang disandang oleh naturlijk oleh individu dan dilindungi oleh hukum
person (manusia). Dalam beberapa kasus melalui pengalokasian kekuasaan yang
mengenai penyandangan hak terhadap manusia dilakukan secara terstruktur, yang berarti
yang telah meninggal tidaklah semata-mata ditentukan keleluasannya 3 . Hak sendiri sudah
menghilangkan status penyandangan hak ada ketika manusia masih berada dalam
tersebut, bilamana kita melihat dari perspektif kandungan. Ciri-ciri yang melekat pada hukum
hukum islam, mayat sendiri memiliki hak adalah sebagai berikut: 1) Hak itu melekat
untuk dimakamkan secara layak, berdasarkat kepada seseorang yang disebut sebagai
syariat islam. Lalu bagaimana bila dilihat dari pemilik atau subjek dari hak itu. Ia juga
perspektif hukum nasional Indonesia?. disebut sebagai orang yang memiliki titel atas
barang yang menjadi sasaran dari hak. 2) Hak
Rumusan Masalah itu tertuju kepada orang lain, yaitu yang
(1) Apakah Hak dan Kewajiban akan menjadi pemegang kewajiban. Antara hak dan
lenyap begitusaja ketika manusia kewajiban ada hubungan korelatif. 3) Hak
sebagai subjek hukum meninggal? yang ada pada seseorang ini mewajibkan pihak
(2) Apa saja hak yang disandang manusia lain untuk melakukan (conmission) atau tidak
ketika meninggal? melakukan (omission) sesuatu perbuatan. 4)
(3) Apakah status manusia ketika telah Comissin atau omission itu menyangkut
meninggal dunia tetap bisa dikatakan sesuatu yang bisa disebut sebagai objek dari
sebagai subjek hukum / objek hukum? hak. 5) Setiap hak itu menurut hukum
mempunyai titel, yaitu suatu peristiwa tertentu
yang menjadi alasan melekatnya hak itu pada
Tujuan pemiliknya.4 Sedangkan Kewajdiban ialah
Tulisan ini bertujuan untuk
mengetahui apakah manusia sebagai pembawa 2
ibid.
hak akan tetap membawa haknya sekalipun 3
Prof. Dr. Satjipto Raharjo, 2012, Ilmu Hukum, PT
manusia itu telah tiada / meninggal dunia serta CITRA ADITYA BAKTI, Bandung, hal 53
4
ibid, hal 55.

53
suatu keharusan yang dilakukan oleh manusia Hukum Pidana, merupakan kumpulan-
demi terwujudnya hak atau kehendak dari kumpulan aturan untuk mengatur setiap
manusia lain. Diantara hak dan kewajiban perilaku manusia saat berinteraksi satu dengan
sendiri ada suatu korelasi yang timbul dari yang lainnya untuk kepentingan umum, yang
suatu tindakan hak seseorang yang memiliki sanksi yang pedih bagi pelanggarnya.
menciptakan suatu kewajiban pada orang lain. Menurut pompe, hukum pidana ialah
Menurut subekti yang menjadi subjek hukum keseluruhan aturan atau ketentuan mengenai
adalah pembawa hak atau subjek di dalam perbuatan-perbuatan yang dapat di hukum atau
hukum yaitu orang.5 aturan pidananya.7
Lain halnya dengan objek hukum. Hukum perdata, ialah sekumpulan
Objek hukum sendiri merupakan suatu yang aturan yang mengatur hubungan individu atau
mendukung hak dan kewajiban. Objek hukum perorangan. Menurut Prof. Dr. Sudikno
bermacam-macam bentuknya. Dalam hukum Mertokusumo, hukum perdata adalah
perdata maupun pidana kita mengenal objek keseluruhan perarturan yang mempelajari
hukum sebagai benda. Berdasarkan hukum hubungan antara orang yang satu dengan
perdata benda sendiri dapat di bedakan lainnya dalam hubungan keluarga dan dalam
menjadi dua, berwujud dan tak berwujud. pergaulan masyarakat. 8
Benda berwujud terbagi menjadi dua, benda
berwujud bergerak dan tak bergerak. Tak Metode Penelitian
bergerak contohnya adalah tanah, sedangkan Metode yang dilakukan dalam
benda bergerak adalah perabotan rumah penelitian ini adalah yuridis normatif, dengan
tangga. Bila kita melihat bunyi dari pasal 362 pendekatan-pendekatan yang dilakukan
KUHP, dikatakan “sesuatu barang” melalui peraturan perundang-undangan baik
berdasarkan penjelasan dari R.soesilo melalui KUHP maupun KUHPer yang
mengenai barang, akan disampaikan pada mengatur tentang subjek hukum dan objek
paragraf selanjutnya. hukum dalam hukum nasional, serta beberapa
Barang ialah segala sesuatu yang sumber tertulis dan putusan pengadilan
berwujud, termasuk pula binatang (manusia sebagai bahan hukum primer.
tidak masuk), misalnya uang, baju, kalung dan
sebagainya. Dalam pengertian barang masuk Pembahasan
pula “daya listrik dan gas”, meskipun tidak Sudah di jelaskan diawal, manusia
berwujud, akan tetapi dialirkan oleh kawat sebagai pembawa hak dan kewajiban
atau pipa. Barang ini tidak perlu harga (nilai) merupakan subjek hukum, sedangkan yang
ekonomis. Oleh karena itu, mengambil menjadi objeknya berua suatu hal yang
beberapa helai rambut wanita (untuk kenang- mendukung terhadap hak dan kewajiban.
kenangan) tanpa izin dari wanita itu termasuk Hemat penulis, manusia bisa di katakan
pencurian, meskipun dua helai rambut tidak sebagai subjek hukum ketika ia masih berada
ada harganya.” 6 di dalam kandungan ibunya, pada umumnya
Sudah di jelaskan dimuka tentang ketika ia telah meninggal dunia di ketahui
manusia sebgai subjek hukum dan apa itu kepemilikan atas hak dan kewajibannya telah
objek hukum, disini yang menjadi sebuah hilang. Berbeda bilamana kita melihatnya dar
pertanyaan terhadap penulis dikualifikasikan perspektif hukum islam, mayat/jenazah dalam
menjadi apakah manusia bilamana ia telah hukum islam memiliki hak yang tiada
meninggal.
7
pengantarhukum.com, diakses pada hari selasa
5
Ibid, hal 20 maret 2018 pukul 22.02.
6 8
Hukumonline.com, diakses pada hari selasa 20 Elisa.ugm.ac.id, diakses pada hari rabu 21 maret
maret 2018 pukul 20.15. 2018 pukul 12.10.

54
putusnya yaitu, hak untuk dimandikan, bahwa sumanto bersalah dan telah melakukan
dikafankan, di solatkan dan di bacakan surah tindak pidana pencurian. Dalam putusannya,
yasin. Hal ini menimbulkan pertanyaan kepada majelis hakim juga melampirkan beberapa
penulis, lantas bagaimana status jenazah/mayat barang bukti, diantaranya : 7 (tujuh) kain
dalam hukum nasional. Jika kita mengingat kafan, 6 utas tali kain, 2 buah kayu nisan, 1
kembali, beberapa tahun lalu terjadi sebuah buah dangka. kayu randu, 1 potong daging
kasus menarik tepatnya di daerah purbalingga, vagina, 1 potong daging paha kiri, tulang
tentang pencurian jenazah/mayat yang belulang kaki dari bagian lutut ke bawah,
dilakukan oleh sumanto pada tahun 2003. masing-masing dikembalikan kepada ahli
Tidak hanya sampai pada mencuri waris almarhumah Ny. Rinah yaitu saksi Sapir
jenazah/mayat, ia pun memakan daging alias Hadi Suwarjo Bin Martadi. 1 setel
jenazah/mayat yang bernama nenek rinah pakaian, 1 buah sepeda ontel, uang Rp.
untuk suatu ritual gaib yang dilakukan oleh 18.000,- masing-masing dikembalikan kepada
sumanto demi mendapat suatu ilmu yang terdakwa Sumanto Bin Nuryadikarta. 1 buah
diyakini oleh sumanto. Dalam kasus tersebut, pisau, 1 buah golok, 1 buah karung kandi, 1
sumanto diadili di pengadilan negeri potong tali kawat, 1 buah wajan, 1 kaleng
purbalingga, dalam putusan hakim PN bekas cat, masing-masing dirampas untuk
purbalingga terhadap kasus sumanto ini adalah dimusnahkan. 1 buah cangkul dikembalikan
sumanto dinyatakan bersalah karena telah kepada saksi Saliman bin Kasroni, Surat
melakuan tindak pidana pencurian, ia di jatuhi Visum (Visum et Repertum) dari Puskesmas
pasal 363 KUHP dengan hukuman pidana Kecamatan Kemangkon
selama lima tahun penjara. Dalam Putusan No.VER/01/1/2003/KMK tanggal 16 Januari
hakim PN purbalingga (Nomor: 2003 yang dibuat dan dtandatangani oleh dr.
31/Pid.B/2003/PN.Pbg)9 majelis hakim dalam Widiyati Poesoko, yang telah memeriksa
putusannya menimbang dakwaan yang mayat seorang perempuan dengan identitas
dilakukan oleh penuntut umum terhadap kasus nama Ny. Rinah, umur 75 tahun, jenis kelamin
ini (Nomor Reg. Perkara: perempuan, pekerjaan tani, alamat Desa
PDM20/PR.BAL/EP.1/03/2003). Majatengah RT 01 RW 05 Kecamatan
Dalam dakwaannya tersebut, Penuntut Kemangkon Kabupaten Purbalingga.
Umum mendakwakan sumanto dengan Sebelumnya juga majelis hakim telah
tuduhan pencurian, pencurian disini berupa melakukan berbagai tes kepada sumanto untuk
mayat/jenazah nenek yang sebagian atau mencari kebenaran bahwa apa yang dilakukan
seluruhnya merupakan kepemilikan dari ahli sumanto dilakukannya deangan keadaan sadar,
waris almarhum nenek rinah. Sebelum majelis diantarnya adalah test kejiwaan, psikologis dan
hakim meberikan suatu keputusan terhadap sosilogis. Dari berbagai tes tersebut, majelis
sumanto, terlebih dahulu majelis menimbang hakim memberikan kesimpulan bahwa
pernyataan dari penasihat hukum sumanto sumanto melakukan hal tersebut dalam
yang tergabung dalam Tim Pembela Sumanto keadaan sadar. Berdasarkan keterangan dari
(TPS) yang melakukan pembelaan terhadap saksi ahli, Dr. Nyoman Serikat Putrajaya, S.H.,
sumanto dengan dalih bahwa mayat/jenazah M.H. “Pencurian dibebani oleh hak yang
bukanlah sebuah benda yang dapat dikenakan menjadi objek dari tindak pidana, seperti
sebagai objek pencurian. barang yang dapat di perdagangkan atau dapat
Setelah mendengar serta menimbang di wariskan.”10 Berdasarkan keterangan Dr.
pernyataan dari terdakwa maupun penasihat Nyoman Serikat Putrajaya, S.H., M.H.,
hukum terdakwa, majelis hakim memutuskan mayat/jenazah sendiri bisa diwariskan kepada
orang yang menjadi ahli waris dari
9
Putusan Pengadilan Negeri Purbalingga (Nomor:
10
31/Pid.B/2003/PN.Pbg). Ibid.

55
mayat/jenazah tersebut. Sehingga majelis imunitas.12 hak dalam artian sempit sendiri
hakim menjatuhi sumanto dengan hukuman 5 ialah yang berkorelasi dengan kewajiban, apa
tahun penjara. Pernyataan dari Dr. Nyoman bila hak (dalam arti sempit) itu ada pada
Sertikat Putrajaya, S.H., M.H. yang seseorang berpasangan dengan kewajiban yang
merupakan saksi ahli dalam persidangan ada pada orang lain, maka juga kemerdekaan
tersebut, menyatakan bahwa syarat objektif yang diberikan oleh hukum kepada orang itu
telah terpenuhi. akan berpasangan denga tidak adanya suatu
Dari kasus sumanto ini telah kewajiban pada orang tersebut. Pendapat yang
mengilhami RUU KUHP yang mengatur umum mengemukakan bahwa hak senantiasa
tentang jenazah, berikut adalah bunyi dari berkorelasi dengan kewajiban, dengan
RUU KUHP pasal 314 “Setiap orang yang demikian korelatif kemerdakan pada orang
secara melawan hukum mengambil barang pertama bukanlah kewajiban pada orang
yang ada pada jenazah, menggali, kedua, melainkan ketiadaan-hak pada orang
membongkar, mengambil, memindahkan, kedua. (istilah “ketiadaan hak” atau “no-right”
mengangkut, atau memperlakukan secara tidak ini diciptakan oleh W.N. Holfeld). 13 Dapat
beradab jenazah yang sudah digali atau disimpulkan bahwa, bilamana seseorangan
diambil, dipidana dengan pidana penjara ingin menjalankan haknya dan dalam
paling lama 1 (satu) tahun 8 (delapan) bulan menjalankan haknya menuntut sesorang yang
atau denda paling banyak Kategori III.” 11 lain untuk melakukan suatu kewajiban, maka
Menurut Prof. Muladi, anggota tim penyusun tidaklah timbul kewajiban kepada orang
RUU, dengan masuknya pasal 314 dalam tersebut dan tidaklah timbul suatu hak pada
RUU KUHP ini telah mengkualifikasikan orang yang dituntut kewajibannya. Hak dan
secara jelas perbuatan kanibalisme yang kewajiban yang mana disandang oleh manusia
dilakukan oleh sumanto. sebagai subjek huku itu sendiri telah di
Sebagaimana telah di jelaskan dimuka lindungi oleh hukum atau singkatnya
tentang kasus pencurian mayat yang dilakukan mendapat perlindungan hukum.
oleh sumanto yang mana telah mengilhami Perlindungan yang diberikan oleh
RUU KUHP sehingga diatur di dalamnya hukum telah diatur baik dalam hukum pidana
tentang perbuatan tersebut dalam pasal 314 maupun perdata. Disini penulis beranggapan
RUU KUHP, berdasarkan abalisa yang di bahwa ketika manusia meninggal dunia, ia
lakukan oleh penulis, bahwa telah masuknya masih memiliki beberapa hak baik secara religi
pasal 314 dalam RUU KUHP 2015 ini belum maupun secara hukum perdata. Bilamana
menjelaskan tentang status mayat/jenazah dilihat secara religi/rohani manusia memiliki
dalam hukum pidana. Sama halnya dengan hak untuk di kebumikan secara layak
hukum perdata, hemat penulis belum berdasarkan kepercayaan yang dianut sebagai
menjelaskan secara terang-terangan status mana nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
mayat/jenazah dalam hukum nasional kita. Dan dilindungi oleh hukum. Bila kita melihat
Salmond mengemukakan, bahwa berdasarkan hukum materil, seseorang yang
pengertian hak yang dominan tersebut bisa di masih hidup berhak untuk menulis surat
tafsirkan sebagai hak dalam arti yang sempit wasiat, bilamana penulis wasiat itu telah
(strict) atau in stricto sensu. Diluar pengertian meninggal bertahun-tahun lamanya, apa yang
yang mana telah di jelaskan diawal, salmond ditulisnya semasih hidup tetap memiliki
masih menyebut adanya tiga pengertian yang kekuatan untuk mengatur harta kekayaan yang
lain, yaitu : kemerdekaan, kekuasaan dan di tinggalkannya dan menutut ahli warisnya

12
Prof. Dr. Satjipto Raharjo, 2012, Ilmu Hukum, PT
11
Hukumonline.com, diakses pada hari selasa 20 CITRA ADITYA BAKTI, Bandung, hal 56.
13
maret 2018 pukul 20.40. Ibid.

56
untuk menjalankan kewajibannya berdasarkan
apa yang tertulis dalam surat wasiat tersebut.
Kekuatan untuk mengatur tersebut tetap Daftar Pustaka
dilindungi oleh hukum.
- Prof. Dr. Satjipto Raharjo, 2012, Ilmu
Simpulan Hukum, PT CITRA ADITYA BAKTI,
Dalam hukum yang memiliki ruang Bandung.
lingkup yang sangat luas ini, tidaklah mudah
untuk menafsirkannya dan untuk mencapai - Drs. C. S. T. Kansil, S.H., 1986,
suatu tatanan hukum yang ideal dalam suatu Pengantar Ilmu Hukum Dan Tata
masyarakat. Sama halnya untuk menentukan Hukum Indonesia, BALAI PUSTAKA,
penyandangan status manusia yang sudah Jakarta.
meninggal (mayat/jenazah) berstatus sebagai
subjek hukum ataupun objek hukum baik - Putusan Pengadilan Negeri
dalam hukum pidana maupun hukum perdata. Purbalingga (Nomor:
Dalam hukum pidana sendiri, manusia yang 31/Pid.B/2003/PN.Pbg).
sudah meninggal bukan lagi merupakan subjek
hukum, tapi ada kemungkinan bahwa - KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM
mayat/jenazah menjadi objek hukum. PIDANA.
Bilamana kita lihat dari kasus yang mana telah
dijelaskan dimuka (kasus sumanto) dalam - KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM
hukum pidana, dalam putusannya, majelis PERDATA.
hakim mengatakan bahwa mayat/jenazah
sebagai barang (objek hukum) karena - RUU KITAB UNDANG-UNDANG
memiliki unsur kepemilikan oleh ahli waris. HUKUM PIDANA.
Dari kasus tersebut, penulis menemukan
bahwa ada celah dalam hukum pidana untuk - HUKUMONLINE.COM.
menyatakan mayat sebagai objek hukum.
Namun dari kasus yang mengilhami RUU - Elisa.ugm.ac.id
KUHP ini belum menunjukan dengan jelas
status mayat/jenazah ini sebgai objek hukum. - pengantarhukum.com
Bila kita lihat dari hukum perdata sendiri,
kembali sebagaimana telah dikemukakan
tentang surat waris. Surat waris yang dibuat
oleh manusia semasa hidupnya tetap memiliki
suatu kekuatan untuk mengatur walaupun ia
telah meninggal dunia bertahun-tahun
lamanya. Hemat penulis, bahwa kekuatan
untuk mengatur itu merupakan hak dari si
pembuat wasiat tersebut yang mana telah di
lindungi oleh hukum, Bilamana pandangan
yang telah sampaikan dimuka belum cukup
kuat untuk menekankan bahwa mayat/jenazah
masih memiliki hak yang di lihat penulis dari
persektif hukum perdata, Penulis sendiri
berharap untuk dapat meneruskan/melanjutkan
penelitiannya di kemudian hari.

57

Anda mungkin juga menyukai