Proposal Elisabeth Ovi (Relaksasi Benson)
Proposal Elisabeth Ovi (Relaksasi Benson)
OLEH
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang sedang berkembang .oleh karena itu indonesia tidak
luput dari berbagai situasi ataupun kejadian-kejadian yang terjadi di negara berkembang dan
sekitarnya.di negara manapun penyakit-penyakit yang berhubungan dengan pola hidup dan
sebagainya pasti ada.salah satunya adalah diabetes miletus.Diabetes miletus (DM) adalah suatu
gangguan metabolisme kronis yang di tandai dengan tingginya kadar gula darah di sertai
gangguan metabolisme karbohidrat,lipid dan protein sebagai akibat dari insufisiensi fungsi
insulin.Diabetes miletus adalah penyakit menahun(kronis) berupa gangguan metabolic yang di
tandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normalPenyebab kenaikan kadar gula
tersebut menjadi landasan pengelompokan Diabetes miletus (Infodatain2020)Diabetes juga
memiliki 2 tipe yakni Diabetes miletus tipe 1yang merupakan hasil reaksi autoimun terhadap
pankreas,kemudian diabetes tipe 2 yang mana di sebabkan oleh kombinasi faktor genetik yang
berhubungan dengan ganguan sekresi insulin,resitensi insulin dan faktor lingkungaan seperti
obesitas,makan berlebihan,kurang makan,olahraga dan stres,serta penuaan.untuk menjaga kadar
gula darah,pasien diabetes bisa menerapkan pola hidup sehat,mengomsumsi obat,terapi
insulin,atau melakukan operasi.adapun jenis terapi nonfarmakologi yang bisa di lakukan untuk
menurunkan kadar gula darah dalam tubuh pasien salah satunya terapi relaksasi benson.
Penyakit diabetes miletus adalah penyakit menahun (kronis)berupa ganguan metabolik yang di
tandai dengan kadar gula yang melebihi batas normal.diabetes miletus dapat di cegah dengan
melakukan perawatan medis dan non medis perawatan medis biasanya di lakukan dengan
pemberian obat.perawatan non medis biasanya di lakukan dengan berbagai cara salah satunya
adalah pemberian relaksasi benson. Relaksasi benson merupakan penangulangan kata/frasa,sikap
pasif merupakan halyang esensial mekanisme penurunan glukoksa dengan relaksasi benson.ini
terjadi dengan mengurangi stres fisik dan piskologis yang akan menurunkan
epinefrin,menurunkan kortisol,menurunkan glukakon dan menurunkan hormon tiroid.terapi
relaksasi benson ini menggunakan kombinasi meditasi,relaksasi nafas dalam,dan relaksasi otot
progesif.penelitian ini bertujuan untuk menganalisis evektifitas terapi relaksasi benson terhadap
glukoksa.(Diah Ratnawati)2018.
Adapun mekanisme menurunya kadar glukoksa dengan relaksasi benson yang di lakukan dengan
suasana rileks aman dan menyenangkan.juga dapat mempengaruhi sistem limbik dan syaraf otot
sehingga merangsang zat kimia gamma aminobutyric acid (GABA),enkefalin,dan beta endrophin
yang akan mengeliminasi neurotransmitter penurunan gula darah pemeriksaan kadar gula darah
dan anklebrachial index (ABI) secara teratur untuk mendeteksi mungkin adanya komplikasai
diabetes miletus(Sari)2022. relaksasi benson juga dapat membantu relaksasi pernafasan yang
melibatkan keyakinan pasien yang dapat membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan
kesehjatraan lebih tinggi.serta keyakinan berpengaruh terhadap fisik maupun jiwa manusia,yaitu
relafan dan bepengaruh dalam terapi dan pencegahan penyakit.keyakinan dapat menyembuhkan
hingga 90% keluhan medis (Benson&Proctor)2012.relaksai benson juga menggunakan SOAP
yang di berlakukan oleh benson.terapi relaksasi benson di lakukan selama 20 menit dan di
lakukan selama 1minggu dengan melakukan pemeriksaan kadar gula darah acak dengan
menggunakan alat glukotest easy touch(Juwita)2016.oleh karena itu penulis memiliki
ketertarikan dalam menulis Karya Ilmiah Akhir yang judulnya Asuhan Keperawatan
Ketidakstabilan Kadar Glukoksa Darah Dengan Pemberian Terapi Relaksasi Benson pada pasien
Diabetes melitus.
1.2Rumusan masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalahnya yakni Bagaimanakah Asuhan
Keperawatan ketidakstabilan kadar glukoksa darah dengan pemberian relaksasi benson pada
pasien diabetes miletus?
1.3Tujuan penelitan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan diabetes miletus dengan memberikan
terapi relaksasi benson.
2. Tujuan khusus
1. Melakukan pengkajian karaterestik pemberian terapi relaksasi benson untuk
menurunkan kadar glukoksa darah pasien diabetes miletus.
2. Melaksanakan asuhan keperawatan yang telah di rencanakan pada pasien asma
dengan tindakan pemberian relaksasi benson
3. Menentukan intervensi keperawatan pada pasien diabetes miletus dengan
pemberian relaksasi benson
4. Mengevaluasi hasil tindakan yang di laksanakan pada pasien diabetes miletus
dengan pemberian relaksasi benson
1.4Manfaat penelitian
1. bagi peneliti
untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan penelitian
mengenai asuhan keperawatan pemberian relaksasi benson pada pasien diabetes
miletus.
2. Bagi instunsi pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan atau informasi khususnya tentang
pemberian relaksasi benson pada psien diabetes miletus.
3. Bagi penelitian selanjutnya
Sebagai bahan untuk sumber untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut
4. Bagi pasien yang di teliti
Peneliti menyarankan agar penderita diabetes miletus meningkatkan pengetahuan
tentang teknik relaksasi benson.
1.5Keaslian penelitian
Tabel 1.1 keaslian penelitian
TINJAUAN TEORI
A.Anatomi fisiologi
1.anatomi pancreas
(sumber.http//:kmsuwi.wordpress.com)
b. Fungsi pankreas
Fungsipankreas dapat di sebut sebagai organ rangkap,mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Fungsi eksokrin
Di laksanakan oleh sel-sel sektori lobulanya.yang membentuk getah pankreas dan
yang berisi enzim dan elektrolit.cairan pencerna itu berjalan melalui saluran
ekskretori halus dan akhirnya di kumpulkan oleh dua saluran,yaitu utama di sebut
duktus wisrungi dan sebuah saluran lain yaitu duktus santorni yang masuk ke
dalam duodenum.saluran utama bergabung dengan saluran empedu di ampula
vateri isi ensim dalam pankreas berfungsi mencernanya.
2. Fungsi endokrin
Tersebar antara alveoli pankreas terdapat kelompok-kelompok kecil sel
epithelium,yang jelas terpisah dan nyata.kelompok-kelompok ini adalah pulau-
pulau kecil atau kepulauan langerhans,yang bersama-sama membentuk organ
endokrin
B.Konsep Penyakit
1.pengertian Diabetes Miletus
Diabetes miletus adalah penyakit yang di sebabkan tubuh tidak dapat melepaskan atau
menggunakan insulin secara adekuat sehingga kadar glukoksa (gula sederhana) di dalam darah
tinggi (Suryati,et al 2019)menurut (Castika &Melati,2019) diabetes miletus (DM) juga
merupakan suatu penyakit yang termasuk ke dalam kelompok penyakit metabolik,di mana
karateristik utamanya yaitu tingginya kadar glukoksa dalam darah (hiperglikemia).
Diabetes miletus (DM) ataupun yang di sebut diabetes merupakan suatu gangguan kesehatan
yang berupa kumpulan gejalah yang di sebabkan oleh meningkatnya kadar gula (glukoksa)
dalam darah akibat dari kekurangan ataupun resitensi insulin (Bustan,2015)
Diabetes miletus merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular berdasarkan Kemenkes RI
(2020),di jelaskan apabila diabetes miletus merupakan suatu penyakit kronis yang dapat
berlangsung tahunan berupa adanya ganguan pada metabolisme yang di anjurkan melalui
meningkatnya kadar glukoksa yang terdapat di dalam darah namun jumlahnya melebihi
normal.diabetes miletus ini menjadi penyakit kronis yang terbilang kompleks sehingga
memerlukan perawatan media yang terus menerus serta adanya upaya meminimilasir resiko
multifaktor yang tidak di kendalikan oleh glikemik (American Diabetes Association,2018)
3.Etiologi
a. DM tipe 1
1. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe 1 itu sendiri,tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecendrungan genetic kearah terjadinya DM tipe 1.
Kecendrungan genetic ini di temukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA
2. Faktor-faktor imonologi
Adanya respon autoimun yang merupakan respon abnormal di mana antibody
terarah pada jaringan normal tubuh dengan cara breaksi terhadap jaringan tersebut
yang di anggapnya seolah-olah sebagian jaringan asing, yaitu antibody trhadap
sel-sel pulau langerhans dan insulin endogen.
3. Faktor lingkungan
Ini di sebabkan virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
b. DM TIPE 2
Penyebab diabetes miletus tipe 2 karena insulin yang di hasilkan oleh pankreas tidak
mencukupi untuk mengikat gula yang ada dalam darah akibat pola makan atau gaya
hidup yang tidak sehat. Jenis diabetes ini paling sering di derita oleh orang dewasa yang
berusia lebih dari 30 tahun.berapa penyebab utama diabetes miletus tipe 2
Faktor keturunan,apabila orang tua atau adanya saudara kandung yang
mengalaminya
Pola makan atau gaya hidup yang tidak sehat
Kadar kolestrol yang tinggi
Jarang berolahraga
Obesitas atau kelebihan berat badan
4.Patofisiologi
b. Diabetes tipe 2
Patognesis DM tipe 2 berbeda signifikan dari DM tipe 1 respon terbatas sel beta
terhadap hiperglikemia tampak menjadi faktor mayor dalam perkembanganya.sel beta
terpapar secara kronis terhadap kadar glukoksa darah tinggi menjadi secara progesif
kurang efisien ketika merespon peningkatan glukoksa lebih lanjut.fenomena ini di namai
desenstisasi,dapat kembali dengan menormalkan kadar glukoksa.rasio proisulin
( prekusor insulin) terhadap insulin teesekresi juga meningkat (Black,M.Joyce,2014)
DM tipe 2 adalah suatu kondisi hiperglikemia puasa yang terjadi meski tersedia insulin
endogen.kadar insulin yang di hasilkan pada DM tipe 2 berbeda-beda dan meski
ada,fungsinya dirusak oleh resitensi insulin di jaringan perifer.hati memproduksi
glukoksa lebih dari normal,karbohidrat dalam makanan tidak dimetabolisme dengan
baik,dan akhirnya pankreas mengeluarkan jumlah insulin yangkurang dari yang
dibuhtukan (Lemone,priscila,2016).
Faktor utama perkembangan DM tipe 2 adalah resitensi selular terhadap efek
insulin.Resitensi ini di tingkatkan oleh kegemukan,tidak beraktivitas,penyakit,obat-
obatan,dan pertumbuhan usia.pada kegemukan insulin mengalami penurunan
kemampuan untuk mempengaruhi absorbsi dan metabolisme glukoksa oleh hati,otot
rangka,dan jaringan adiposa.hiperglikemia meningkat secara perlahan dan dapat
berlangsung lama sebelum DM didiagnosis,sehingga kira-kira separuh di diagnosis baru
DM tipe 2 yang baru didiagnosis mengalami komplikasi.proses patofisiologi dalam DM
tipe 2 adalah resitensi terhadap aktivitas insulin biologis,baik di hati maupun jaringan
perifer.keadaan ini di sebut sebagai resitensi insulin.orang dengan DM tipe 2 memiliki
penurunan sensitivitas insulin terhadap kadar glukoksa,yang mengakibatkan produksi
glukoksa hepatik,berlanjut,bahkan sampai dengan kadar glukoksa darah tinggi. Hal ini
bersamaan dengan ketidakmampuan otot dan jaringan lemak untuk meningkatkan
ambilan glukoksa.mekanisme penyebab resitensi insulin berkaitan terhadap resptor pada
permukaan sel.insulin adalah hormon pembangun (anabolik) tanpa insulin,tiga masalah
metabolik mayor terjadi: (1) penurunan pemenfataan glukoksa,(2)peningkatan mobilisasi
lemak,dan (3)peningkatan pemenfataan protein.
Phatway
DM Tipe 1 DM Tipe 2
Idiopatik,usia
RR Autoimun
Reaksi
genetik,
nnnAutoimun
SS
Sel pankreas Jumlah sel pankreas
hancur menurun
Definisi insulin
Katabolisme protein
Hiperglikemia meningkat Liposis meningkat
Pelepasan o2
Deficit volume
Poliuria
cairan
Hipoksia perifer
5.Manifestasi klinis
a. Gejala akut penyakit diabetes miletus
Gejala penyakit DM dari satu penderita ke penderita lain bervariasi bahkan,mungkin
tidak menunjukan gejala apa pun sampai saat tertentu
1) Pada permulaan gejala yang di tunjukan meliputi serba banyak (poly) yakni:
a) Banyak makan (polypagia)
b) Banyak minum (polydipsia)
c) Banyakkencing (polyuria)
b. Gejala kronik diabetes miletus
Gejala kronik yang sering di alami oleh penderita diabetes miletus adalah:
a) Kesemutan
b) Kulit terasa panas,atau seperti tertusuk-tusuk jarum
c) Rasa tebal di kulit
d) Keram
e) Capai
f) Mudah mengantuk
g) Mata kabur,biasanya sering ganti kacamata
h) Gatal di sekitar kemaluan terutama wanita
i) Gigi mudah goyah dan mudah lepas,kemampuan seksual menurun,bahkan
impontensi
j) Para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin kandungan atau
bayi dengan berat lahir lebih dari 4kg
1. Pengkajian
a) Pengumpulan data
1. Biodata
Nama:
Umur:
Jenis kelaimin:
2. Riwayat kesehatan
(1) keluhan utama
Keluhan yang rerjadi pada klien dengan DM bisanya nyeri tertusuk-
tusuk,kesemutan,pandangan kabur,kelemahan tubuh,klien jugga mengeluh
poliuria,polidipsi,polifagia,dan gangguan tidur.
(2) Riwayat penyakit sekarang
Menanyakan pada hal-hal yang menyebabkan klien meminta bantuan pelayan
seperti
Apa yang di rasakan klien
Apakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau
perlahan dan sejak kapa di rasakan
Bagaimana gejala itu mempengaruhi aktifitas hidup sehari-hari
Bagaimana pola eliminasi baik fekal maupun urin
Bagaimana fungsi seksual dan reproduksi
Apakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat menganggu klien
b. Klasifikasi data
a) Data subjektif
Pasien banyak kencing(poliuri)
Klien banyak makan (polifagia)
Klien banyak minum (polidipsi)
Pandangan pasien kabur
Klien lemas,cepat letih
Adanya luka gangren
Rasa nyeri pada luka
Rasa tertusuk-tusuk seperti jarum pada kaki
Pasien pusing
Rasa haus
Rasa lapar
b.Data objektif
Peningkatan output urin 2500cc
Membran mukosa kering dan bibir kering,dehidrasi
Klien lemah
Adanya luka gangren
Banyak kencing pada malam hari
Bb menurun
Banyak makan
Kekuatan otot menurun
Luka sulit sembuh lebih dari satu tahun
C.Analisa data
DO
Berat badan menurun
Banyak kencing Glukoneognesis
Kekuatan otot menurun
Hiperglikemia
Do:
Klien banyak kencing Hiperglikemia
Klien banyak kencing
pada malam hari
muntah Gilkosuria
Osmotic diabetic
Poliuri
dehidrasi
3 Ds: Ateroklerosis Ganguan intergitas
ada luka kulit
nyeri
kesemutan Mikrovaskuler
nyeri tertusuk-tusuk seperti
jarum pada kaki
Do: Ekstermitas
ada luka gangren
luka sulit sembuh lebih
dari satu tahun gangren
.
Ds: Ateroklerosis Ganguan rasa nyaman
4 pandangan kabur
mengeluh tidak nyaman
Mikrovaskuler
Do:
tampak lemah Distres psikologis
klien pusing
gelisah
2.Diagnosa
banyak makan
banyak kencing
mual muntah
berat badan menurun
banyak kencing
kekuatan otot menurn
peningkatan kebutuhan metabolisme
3. perfusi jaringan perifer tidak efektif(D.0009) berhubungan dengan penurunan sirkulasi darah
pada level kapiler yang dapat menganggu metabolisme tubuh:
hiperglikemia
penurunan konsentrasi hemoglobin
peningkatan tekanan darah
kurang terpapar informasi tentang informasi proses penyakit diabetes miletus
kurang aktifitas fisik
4. Nyeri (D0074) ganguan intergitas kulit berhubungan dengan perubahan status metabolic
(neourupati perifer) yang di tandai dengan:
ada luka
kesemutan
nyeri tertusuk-tusuk sepertijarumpada kaki
ada luka gangren
luka sulit sembuh lebih dari satu tahun
3. Intervensi
1. Ganguan nutrisi berhubungan dengan ketidakcukupan insulin penurunan ambilan
dan pengunaan glukoksa oleh jatingan mengakibatkan peningkatan metabolisme
protein/lemak criteriah hasil:
:
pasien dapat mencerna jumlah kalori atau nutrient yang tepat
berat badan stabil atau penambahan kearah rentang biasanya
mual dan muntah berkurang sampai hilang
gula dara dalam batas normal,70-110mg/dl
TTVdalam keadaan stabil
Intervensi
1) Timbang berat badan setiap hari atau sesuai dengan indikasi
R/mengkaji pemasukan makanan yang kuat.
2) Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan makanan yang
di habiskan pasien.
R/mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.
3) Aukultasi bising usus,catat adanya nyeri abdomen/perut kembung,mual
muntah
R/hiperglikemia dan ganguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat
menurunkan mobilitas/fungsi lambung.
4) Kolaborasi melakukan pemeriksaan gula darah
R/analisa di tempat tidur terhadap gula darah lebih akurat (menunjukan
keadaan saat di lakukanpemeriksaan.)
5) Kolaborasi pemberian terapi relaksasi benson
R/agar dapat menurunkan kadar gula darah dalam tubuh pasien
6) Kolaborasi dengan ahli diet
R/sangat bermanfaat dalam perhitungan dan penyelesaian diet untuk
kebutuhan nutrisi pasien.
2. Kekurangan deficit volume cairan berhubungan dengan dresis osmotic
Tujuan: pasien menunjukan hidrasiyang adekuat di buktikan oleh tanda vital
stabil,nadi perifer dapat di raba,turgor kulit dan pengisian kapiler aik,haluaran
urin dapat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal
Intervensi:
1) Pantau tanda-tanda vital,nadi tidak teratur dan catat adanya perubahan TD
ortostaik
R/hipovelmia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia
2) Pantau pola nafas seperti adanya pernafasan kusmaul atau pernafasan yang
berbau keton
R/paru-paru mengeluarkan asam karbonat melalui pernafasan yang
menghasilkan kompesasi alkalosis respiratoris terhadap keadaan ketoasidosis
3) Kaji frekuensi dan kualitas pernafasan,pengunaan otot bantu nafas,dan adanya
periode apnea dan munculnya sianosis
R/koreksi hiperglikemia dan asidosis akan menyebabkan pola dan frekuensi
pernafasan mendekati normal.
4) Kaji nadi perifer,pengisian kapiler,turgor kulit dan membrane mukosa
R/merupakan indicator di tingkat dehidrasi,atau volume sirkulasi yang
adekuat.
5) Pantau input dan output
R/memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan penganti,fungsi ginjal,dan
ketidakefektifan dari terapi yang di berikan.
6) Pertahankan untuk memberikan cairan paling sedikit 2500 m/hari dalam batas
yang di toleransi jantung jika pemasukan cairan melalui oral sudah dapat
diberikan.
7) Kolaborasi:berikan terapi cairan normal salin atau setengah normal salin tanpa
dektrosa
R/tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan
respons pasien secara individual.
3. Perfusi jaringan tidak efektif
Berhubungan dengan ganguan intergitas kulit dapat berkurang atau menunjukan
penyembuhan
Criteria hasil:
Kondisi luka menunjukan adanya perbaikan jaringan dan tidak terinfeksi
Intervensi;
1) Kaji luka,adanya epitelisasi,perubahan warna adanya push,edema,dan
discharge.
R/kulit biasanya cenderung rusak kareana perubahan sirkulasi
perifer,ketidakmampuan untuk merasakan toleran,imobilisasi,ganguan
pengaturan suhu
2) Kaji frekuensi ganti balut
R/untuk mencegah terjadinya infeksi dan penyebaran infeksi lanjut
3) Kaji tanda vital
R/untuk mengetahui keadaan umum pasien
4) Kaji adanya nyeri dan infeksi
5) Lakukan perawatan luka dengan teknik steril
6) R/untuk menghindari terjadinya infeksi
7) Kolaborasi pemberian terapi relaksasi benson
R/agar meningkatkan dan mengurangi glukoksa darah dalam tubuh
8) Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi
R/untuk membantu mencegah terjadinya spesis
4. Nyeri ganguan intoleransi aktifitas berhuungan dengan kelemahan fisik
Intervensi:
1) Diskusikan dengan pasien dalam kebutuhan aktifitas buat jadwal
perencanaan dengan pasien identifikasi aktifitas yang menimbulkan
kelelahan
R/pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat
aktifitas meskipun pasien mungkin sangat lemah
2) Berikan aktifitas alternative dengan periode istrahat yang cukup tanpa di
ganggu
R/mencegah kelelahan yang berlebihan
3) Pantau nadi,ferekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum dan sesudah
melakukan aktifitas
R/mengidentifikasi tingkat aktifitas yang dapat di toleransi secara
fisiologis
4) Diskusikan cara mengehemat kalori selama mandi,perpindahan tempat dan
sebagainya
R/pasien akan melakukan lebih banyakkegiatan dengan penurunan
kebutuhan akan energi pada setiap kegiatan.
5) Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktifitas sehari-hari sesuai
dengan yang dapat di toleransi
R/meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang positiv seusuai tingkat
aktifitas yang dapat di toleransi pasien.
4. Implementasi
inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.dalam pelaksanan ini perawat
melakukan tindakan keperawatan seuai dengan rencana yang telah di susun,kondisi dan keadaan
klien yang adadi lapangan.
5.Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir proses keperawatan yang menyediakan nilai informasi mengenai
pengaruh intervensi yang telah di rencanakan dan merupakan perbandingan dari hasil yang di
amati dengan kriteria hasil yang telah di buat pada tahap perencanaan.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................
BAB 1PENDAHULUAN..................................................................
A..Latar Belakang..............................................................................
B..rumusan masalah...........................................................................
C.TUJUAN PENELITIAN................................................................
-Tujuan umum....................................................................................
-Tujuan khusus...................................................................................
D.MANFAAT PENELITIAN............................................................
E.KEASLIAN PENELITIAN............................................................
BAB II................................................................................................
A.Anatomi fisiologi............................................................................
-fungsi pankreas.................................................................................
-hormon-hormon yang di skresi.........................................................
B.Konsep penyakit.............................................................................
-pengertian diabetes miletus...............................................................
-Klasifikasi diabetes miletus..............................................................
-etiologi..............................................................................................
-patofisiologi......................................................................................
Pathway..............................................................................................
B.Konsep dasar askep........................................................................
-pengkajian.........................................................................................
-klasifikasi data..................................................................................
-analisa data........................................................................................
-diagnosa............................................................................................
-intervensi...........................................................................................
-implementasi.....................................................................................
-evaluasi.............................................................................................