Anda di halaman 1dari 3

Pupuk Organik Hayati (POH) perekayasa mikrobioma Kesehatan

tanah & Peningkatan produksi pertanian: Adopsi & Pemberdayaan


Pertanian Konservasi:
Sarjiya Antonius, Zahra Novina, Dwi Agustiyani, Tirta Kumala Dewi, Riki Ruhimat,
Entis Sutisna, Nani Mulyani

sarj.antonius@gmail.com; WA: 085717524550

Kelompok Riset Mikrobiom Nutrisi Tanaman

Pusat Mikrobiologi Terapan, Organisasi Riset Hayati & Lingkungan-BRIN

Pengantar

Suatu penelitian jangka panjang tentang pemanfaatan mikroba perakaran untuk


menunjang pertumbuhan tanaman dan produksi pertanian telah dilakukan sekitar 20
tahun. Serangkaian kegiatan yang diawali dengan dengan eksplorasi, penapisan, uji
lab, uji rumah kaca, uji demo dan farm plot telah dilakukan dan akhirnya telah di
dapatkan formula baik agen mikroba maupun bahan organik yang murah, mudah
didapat dan berkualitas untuk membuat Pupuk Organiki hayati (POH) & Fermentasi
Limbah Organik padat (FLOP). Dengan teknologi pembuatan POH dan FLOP
BRIN, maka petani dapat mandiri menghasilkan POH & Biokompos berkualitas
tinggi dengan biaya murah. Mikroba terpilih sebagai starter (biang induk) dan
biaokativator adalah mikroba penghasil hormon tumbuh, pelarut P, penambat N,
biokontrol dan asam-asam organik, biokatalis decomposer-humifikasi yang sangat
bermanfaat bagi tanaman. Bahan organik sebagai bahan dasar (substrat) pembuatan
POH adalah bahan-bahan yang mudah didapat dimasyarakat seperti ekstrak
kecambah, tetes tebu, tepung ikan, agar-agar (rumput laut), dll. Untuk menghasilkan
produk POH yang lebih berkualitas, juga telah dibuat suatu alat (fermentor) kapasitas
kecil (400 lt) yang simpel dan mudah dioperasikan serta cukup untuk diaplikasikan
pada lahan pertanian sekitar 20 Ha.

Sasaran dari kegiatan adalah membangkitkan kembali minat masyarakat petani untuk
memanfaatkan POH dan Biokompos sehingga mengurangi ketergantungan serta
menyadarkan petani tentang penggunan pupuk kimia anorganik sintesis dan pestisida
yang lebih bijaksana. Mengingat kembali akan belum berhasilnya metode
pemasyarakata teknologi dimasa lalu, maka pada kegiatan sekarang lebih
dititikberatkan pada pembekalan-penyadartahuan dan praktek langsung pembuatan
serta aplikasi POH dengan melibatkan langsung masyarakat berbasis kelompok tani,
pemuka masyarakat, dinas terkait dan aparat pemda. Pada tahapan yang sangat
penting selanjutnya adalah evaluasi pemanfaat POH dan pendampingan. Ketika
manfaat POH mulai dirasakan oleh masyarakat, maka kegiatan selanjutnya adalah
disinergikan dengan program Pemda, khususnya masalah pendanaan dan
pemantauan sehingga diharapkan program dapat berkelanjutan.

Dalam pendekatan dengan pihak Pemda, kelompok tani maupun praktisi pertanian
lainnya dilakukan dengan mengundang pihak-pihak terkait tersebut untuk datang di
laboratorium di mitra/BRIN. Dengan melihat langsung segala aktivitas dan peralatan
penunjang kegiatan POH secara langsung dapat memberikan gambaran dan semakin
meningkatkan pengetauan serta kepercayaan tentang manfaat dan pentingnya POH.

Pelaksanaan kegiatan

Sosialisasi dan pembekalan dilakukan dalam bentuk ceramah dan diskusi dengan
menggunakan presentasi langsung tatap muka dengan power point, pemutaran video
dan banner. Dalam pelaksanaan kegiatan dibuat sekomunikatif mungkin dengan
diselingi bahasa daerah yang bersangkutan.

Adapun materi presentasi meliputi:

- Situasi terkini kondisi pertanian secara umum: penggunaan bahan kimia agro
yang cenderung melebihi batas ambang, dampak bahan kimia agro terhadap
biokimia tanah, tanaman, peledakan hama-penyakit
- Prinsip dasar pengelolaan kesuburan tanah untuk mendukung pertanian
berkelanjutan
- Peran dasar mikroba dalam menjaga kesuburan, menyediakan nutrisi-zat
pengatur tumbuh-ketahanan tanaman dan peningkatan produksi
- Gambaran umum tentang strategi dan seleksi mikroba untuk mendapatkan
mikroba unggul sebagai agen POH, Biokontrol dan dekomposer
- Gambaran umum langkah-langkah dari uji POH di lab, lapangan sampai
membuat formula agen mikroba sebagai biang induk
- Pemanfaatan POH dan prospeknya untuk peningkatan produksi pertanian
- Keberhasilan yang telah dicapai dalam aplikasi POH pada berbagai tanaman
di berbagai daerah
- Gambaran umum pembuatan dan inovasi POH

Materi pelatihan:

- Pengenalan dan pemaparan bahan-bahan pembuatan POH dan fungsinya


- Penjelasan penyiapan bahan dan cara kerja.
- Penjelasan komponen alat dan cara kerjanya
- Pembuatan POH secara bersama melibatkan peserta
- Penjelasan pengoperaian alat dan pemeliharaan selama fermentasi dan
setalah fermentasi
Pembiyaan yang dibutuhkan :

1) Produksi POH meliputi:


a. Biaya alat produksi POH kapasitas 400 lt untuk luas lahan 20 Ha: Rp.
16.000.000
b. Bahan baku Pembutana POH: Kecambah, gula merah, bekatul, agar-agar
dll: Rp. 3.500.000
c. Alat-alat pendukung dapur pendukung produksi: kompor, ember, gayung,
blender dll:Rp.5.600.000
Total pembiayaan produksi POH beserta alat: Rp.25.100.000

Biaya analisa kualitas produk dan analisa lahan paska aplikasi Rp.
10.000.000 (Optional)

2) Produksi Biokompos kapasitas 5 Ton:


a. Biaya alat: cangkul, troli. Garpu, thermometer, dll : Rp. 3.300.000
b. Bahan baku: arang aktif, zeolite, kotoran hewan, Kasgot dll: Rp 9.000.000
c. Bahan pendukung produksi: Plastik hitam, lakban, gunting, dll:
Rp.2.000.000
Total Pembiayaan Biokompos: Rp 14.300.000

Biaya analisa kualitas produk dan analisa lahan paska aplikasi Rp.
5.000.000 (Optional)

Ctt: Perlu tambahan biaya transportasi, akomodasi, penginapan, dan honor


Narsum. Perjalanan minimal 3 x dalam 1 tahun untuk 4 Orang

Anda mungkin juga menyukai