Kondisi klinis pada saat pasien masuk rumah sakit akan menentukan
terapi hiperglikemia yang paling sesuai untuk pasien. Internis akan
menentukan apakah pasien sebaiknya menggunakan terapi insulin atau
masih dapat diberikan agen antihiperglikemia non-insulin dengan
pertimbangan pasien stabil dan tidak terdapat kontraindikasi penggunaan
agen non-insulin. Penggunaan insulin sendiri terbagi menjadi dua cara,
yaitu secara subkutan (SC) yang biasa diberikan di bangsal atau ruang biasa
serta pemberian kontinyu secara intravena (IV) untuk pasien kritis yang
dirawat di ruang perawatan intensif atau semi-intensif.1,2 Dengan
pertimbangan penggunaan insulin secara kontinyu dapat memperbaiki gula
darah (GD) lebih efisien, kondisi berikut ini menjadi indikasi terapi insulin
IV secara kontinyu:3,4
Ketoasidosis diabetikum dan hyperglikemic Hiperosmolar State
(HHS)
Perawatan penyakit kritis (pembedahan dan obat obatan tertentu
seperti steroid)
Post operasi jantung
Infark miokardium atau syok kardiogenik
Pasien yang tidak bisa makan pada pasien diabetes tipe 1
Persalinan
Eksaserbasi glukosa oleh terapi glukokortikoid dosis tinggi
Periode perioperatif
Setelah transplantasi organ
Nutrisi parenteral total
Gula darah yang sangat tinggi
Stroke
Kelainan kulit yang luas
Penyakit ginjal kronik dengan hiperkalemia5
Overdosis beta bloker dan calcium channel blocker (CCB).5