Anda di halaman 1dari 54

V

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keselamatan dan kesehatan kerja mutlak harus dilakukan dalam perusahaan sebagai
usaha mencegah dan mengendalikan kerugian yang diakibatkan dari adanya kecelakaan,
kebakaran, kerusakan harta benda perusahaan dan kerusakan lingkungan serta bahaya-
bahaya lainnya. Sasaran pencapaian pengelolaan HSSE adalah nihilnya kecelakaan yang
disertai dengan produktivitas yang tinggi sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai secara
optimal. Penerapan HSSE adalah sebagai usaha penjabaran Undang-Undang No.1 tahun
1970 dan peraturan HSSE lainnya dalam melakukan perlindungan terhadap aset perusahaan
baik sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya. Dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2003 tentang Kesehatan, Pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat kerja, khususnya tempat
kerja yang mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau mempunyai
karyawan paling sedikit 10 orang.
Sesuai misi perusahaan “Menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman, dan
berwawasan lingkungan dengan menerapkan aspek standar HSSE”. HSSE sudah
terintegrasi didalam semua fungsi perusahaan baik fungsi perencanaan, produksi dan
pemasaran serta fungsi-fungsi lainnya yang ada dalam perusahaan. Tanggung jawab
pelaksanaan HSSE di perusahaan merupakan kewajiban seluruh karyawan maupun semua
orang yang bekerja atau berada di lingkungan perusahaan.
Keberhasilan penerapan HSSE didasarkan atas kebijakan pengelolaan HSSE yang
dilakukan oleh pimpinan perusahaan yaitu komitmen manajemen, peran dan tanggung jawab
HSSE, sarana dan prasarana yang memadai, integritas HSSE pada semua fungsi
perusahaan dan dukungan semua karyawan. Pada proses penerapan perusahaan
menggunakan filosofi dasar pelaksanaan K3 sebagai berikut:
1. Setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatan dalam
melakukan pekerjaan dalam meningkatkan produksi dan produktivitas.
2. Setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu jaminan keselamatan.
3. Setiap sumber-sumber produksi yang digunakan secara efisien dan efektif.
4. Memenuhi dan mematuhi semua syarat-syarat dan ketentuan HSSE yang berlaku
pada perusahaan dan tempat kerja yang dijalankan.
5. Setiap orang yang memasuki tempat kerja diwajibkan mentaati semua persyaratan.
6. Tercapainya kecelakaan nihil.

1|P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan upaya meminimalkan pencegahan


terjadinya Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Akibat Kerja (KAK) melalui upaya
promotif, preventif, penyerasian antara beban kerja, kapasitas kerja dan lingkungan sehingga
setiap pekerja dapat bekerja selamat dan sehat, tanpa membahayakan dirinya sendiri
maupun masyarakat atau orang lain disekelilingnya dan tercapai produktivitas kerja yang
optimal. Upaya tersebut dilaksanakan secara menyeluruh untuk meningkatkan derajat
kesehatan dan produktifitas pekerja.
Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan monitoring dan evaluasi perihal penerapan
budaya HSSE di lingkungan kerja PT Nusantara Medika Utama.

1.2 TUJUAN
Tujuan dari pelaksanaan monitoring dan evaluasi penerapan budaya HSSE ini adalah:
1. Monitoring dan Evaluasi kepatuhan terhadap perundangan yang berlaku PMK No. 66
Tahun 2016 dan PMK No.34 Tahun 2022.
2. Pemantauan dan evaluasi keselamatan, kesehatan lingkungan tempat kerja.
3. Melakukan walk through survey dan observasi lingkungan secara rinci.
4. Pelaksanaan laporan rutin bulanan dan laporan insiden keselamatan pekerja.

2|P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Manajemen K3RS


1. Penetapan Kebijakan K3RS
Kondisi Aktual Rekomendasi
a. Sudah ada kebijakan K3 di RS Medika a. Selain berupa Pengesahan Panitia
Utama yang disahkan dalam Pembina K3 Rumah Sakit, kebijakan
Peraturan Direktur Rumah Sakit agar dibuat Pedoman atau Panduan
Nomor XX-PRS/RST/220108.001 yang diratifikasi dari Pedoman HSSE
tentang Pedoman HSSE RS Medika dan Kebijakan HSSE PT Nusantara
Utama. Medika Utama
b. Agar kebijakan direview setiap tahun
dan disosialisasikan secara berkala
ke seluruh pekerja.
c. Setiap pekerja baru disampaikan
kebijakan terkait K3 RS saat
sosialisasi.
d. Kebijakan sudah disahkan
ditandatangani oleh direktur RS
tanggal 8 Januari 2022.
e. Kebijakan sudah disosialisasikan,
dibuktikan dengan lampiran UMAN
dan foto sosialisasi.

2. Perencanaan K3RS
Kondisi Aktual Rekomendasi
a. Sudah ada perencanaan kegiatan K3 a. Agar program K3RS ditinjau setiap
di RS Medika Utama berupa program tahun terutama apabila ada
kerja HSSE (Health, Safaety, Security perubahan proses bisnis,
& Environment) dengan Surat pembangunan/ renovasi, perubahan
Keputusan Direktur RS No. Kpts- sarana dan prasarana.
009.02001/C00000/2023-S0 tentang
Penetapan Program Kerja HSSE
Tahun 2023. Perencanaan K3RS

3|P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Kondisi Aktual Rekomendasi


berada dalam program kerja tahunan
yang dibuat oleh unit IPS, K3,
Kesehatan Lingkungan.

b. Perencanaan K3 Rumah Sakit di RS b. Dalam perencanaan K3 RS harap


Medika Utama sudah disusun mempertimbangkan peraturan
berdasarkan tingkat risiko yang perundang undangan terbaru dan
berdasarkan Risk Register yang telah hasil identifikasi potensi bahaya
disusun setiap tahun. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
c. Dalam perencanaan memperhatikan
kejadian kecelakaan/ property
damage tahun sebelumnya dan
potensi risiko dan potensi bahaya di
Rumah Sakit yang mungkin terjadi.

3. Pelaksanaan K3RS
Kondisi Aktual Rekomendasi
a. Pelaksanaan K3RS yang sudah a. Agar pelaksanaan K3 dilakukan
dilakukan RS Medika Utama sudah monitoring dan evaluasi secara
meliputi: manajemen risiko K3, berkala sehingga berjalan sesuai
keselamatan dan keamanan, dengan jadwal dan standar yang
kesehatan kerja, pengelolaan B3 dan sudah di tetapkan sehingga
limbahnya, pencegahan dan pelaksanaan K3 menjadi konsisten
pengendalian kebakaran, dan membudaya di rumah sakit.
pengelolaan sarana prasarana,
pengelolaan peralatan medis,
kesiapan menghadapi kondisi
darurat/ bencana. Evidence
pelaksanaan dapat dilihat pada
dokumen program kerja dan
pelaksanaan di lapangan.
b. Pelaksanaan K3RS sudah meliputi b. Dalam pelaksanaan K3 agar
mencakup kegiatan Manajemen memperhatikan proses dan kondisi

4|P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Kondisi Aktual Rekomendasi


Fasilitas Keselamatan sesuai dengan yang tidak sesuai dengan standar K3
akreditasi Rumah Sakit. Evidence untuk dikembalikan atau disesuaikan
pelaksanaan tersebut berupa dengan standar K3
kebijakan, panduan, denah sistem
kunci, daftar area berisiko dan
dokumentasi kegiatan K3.

4. Pemantauan dan Evaluasi K3


Kondisi Aktual Rekomendasi
a. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3 a. Agar kegiatan pemantauan dan
di RS Medika Utama dilaksanakan evaluasi dilakukan secara berkala
oleh tenaga K3 rumah sakit yang dan konsisten agar temuan unsafe
sudah mempunyai sertifikasi Ahli K3 action/ unsafe condition berkurang
Umum Kemnaker. Selain itu juga setiap bulannya dan dapat dijadian
dilaksanakan oleh Tim P2K3RS yang pembelajaran ke depannya.
dibentuk dan telah disahkan oleh b. Selain itu hasil evaluasi dapat
Disnakertrans. dijadikan dasar dalam pembuatan
program K3 tahun berikutnya.
c. Kemajuan program K3RS ini dipantau
secara periodik guna dapat
ditingkatkan secara
berkesinambungan sesuai dengan
risiko yang telah teridentifikasi dan
mengacu kepada rekaman
sebelumnya serta pencapaian
sasaran K3 RS sebelumnya.
b. Pemantauan dan evaluasi sudah
dilakukan melalui pemeriksaan
dengan kegiatan inspeksi K3 yang
diketahui oleh Kaur IPS, K3 dan
Kesling dan Management Wakltrough
(MWT). Hasil peninjauan dilakukan
untuk perbaikan berkelanjutan
terutama untuk temuan negatif.

5|P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Kondisi Aktual Rekomendasi


c. Peninjauan kinerja K3RS ada dalam
laporan kerja bulanan kegiatan
urusan IPS RS, K3 dan Kesling serta
laporan triwulan ke Disnaker. Selain
itu peninjauan kinerja K3 juga
dilakukan melalui kegiatan
pengawasan dan evaluasi program
kerja manajemen risiko fasilitas dan
kesehatan lingkungan yang dilakukan
setiap 3 bulan sekali.

2.2 Keselamatan dan Keamanan Kerja dan Pelayanan Kesehatan Kerja


1. Kegiatan Keselamatan dan Keamanan di Rumah Sakit
Kondisi Aktual Rekomendasi
a. Sudah ada dalam program kerja K3 a. Agar program inspeksi keselamatan
yaitu pelaksanaan identifikasi area dan keamanan di RS Medika Utama
berisiko keselamatan dan keamanan tetap dilakukan secara berkala
di RS Medika Utama. Identfiikasi area sehingga meminimalisir risiko
berisiko digunakan untuk pemetaan kejadian terkait keselamatan dan
area berisiko gangguan keselamatan keamanan petugas dan pengunjung.
dan keamanan di rumah sakit Selain itu perlu dilakukan
termasuk juga risiko terjadi peremajaaan fasilitas rumah sakit
kegagalan air, listrik, gas medis, secara berkala.
server, yang tertuang dalam risk b. Hasil peninjauan dan inspeksi agar
register keselamatan dan keamanan dikaji ulang ditindaklanjuti dengan
yang dibuat setiap 1 tahun sekali. perbaikan berkelanjutan sehingga
tercapai tujuan yang diharapkan.
c. Kinerja K3RS dituangkan dalam
indikator kinerja yang akan dicapai
dalam setiap tahun.
b. Pelaksanaan program inspeksi K3
dilakukan dengan kegiatan safety
patrol oleh petugas K3 dan IPS RS
dibuktikan dengan hasil ceklist K3

6|P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Kondisi Aktual Rekomendasi


Manajemen Fasilitas dan Keamanan
di ruangan.
c. Pemetaan area berisiko dilakukan
berdasarkan grading risiko, dimana
hasil grading risiko keselamatan dan
keamanan di RS Medika Utama
dengan kategori Tinggi adalah
Ledakan tabung LPG, Kebakaran
panel listrik, Ledakan tabung gas
medis, kebakaran mesin genzet dan
penularan penyakit yang berbahaya.

2. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kerja


Kondisi Aktual Rekomendasi
a. Program kesehatan kerja di RS a. Agar hasil MCU pekerja di RS Medika
Medika Utama sudah ada dan Utama dilakukan analisis
dilakukan bersama – sama dengan berdasarkan 10 besar penyakit
fungsi SDM yang tertuang dalam terbanyak, kesimpulan derajat
Program HSSE RS Medika Utama. kesehatan dan kesimpulan kelaikan
Kegiatan pokok pelayanan kesehatan bekerja.
kerja tersebut antara lain: upaya b. Dibuatkan program tindak lanjut hasil
promotif, upaya preventif, upaya MCU berdasarkan penyakit terbanyak
kuratif dan upaya rehabilitative. untuk peningkatan derajat kesehatan
b. Program promotif di RS Medika pekerja.
Utama sudah dilakukan berupa c. Agar program kesehatan kerja
kegiatan promosi kesehatan dengan pemberian extrafooding diambil
webinar, IG live, poster, pembinaan setiap hari oleh ruangan yang berisiko
mental dan rohani bagi pekerja, dll. sesuai peruntukannya.
c. Program preventif di RS Medika d. Agar dilakukan pendataan bagi
Utama sudah dilakukan yaitu dengan pekerja yang belum pernah
pelaksanaan olah raga rutin setiap mendapatkan vaksinasi hepatitis B
bulan, pemberian extrafooding bagi dan yang membutuhkan booster
petugas di unit kerja berbahaya, kemudian dibuatkan pengajuan

7|P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Kondisi Aktual Rekomendasi


pelaksanaan kegiatan MCU setiap secara tertulis ke kantor pusat untuk
awal kerja dan berkala setiap tahun. pelaksanaannya.
d. Program imunisasi bagi pekerja
nakes dan non nakes yang berisiko
adalah program vaksinasi Covid-19
yang diberikan kepada seluruh
pekerja, sedangkan untuk vaksinasi
hepatitis B belum berjalan karena
menunggu program dari kantor pusat.

2.3 Manajemen Risiko dan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
1. Manajemen Risiko
Kondisi Aktual Rekomendasi
a. Pelaksanaan manajemen risiko K3 di a. Agar kedepannya identifikasi bahaya
RS Medika Utama sudah dilakukan dan risiko K3 dilakukan secara
dengan membuat Risk Register mendetail dengan menuliskan risiko
Tahunan. Kegiatan dalam program untuk memberikan gambaran seluruh
tersebut yaitu melakukan identifikasi risiko yang benar – benar potensial
bahaya dan risiko potensial yang terjadi berdasarkan laporan kejadian
timbul baik bagi pekerja, pasien sebelumnya.
ataupun pengunjung. Analisis risiko b. Agar dokumen pendukung di lampiran
dilakukan dengan menggunakan 3 disesuaikan dengan yang tertera di
metode kualitatif dengan menghitung Permenkes 66 Tahun 2016.
probability dan severity sesuai c. Agar pengendalian risiko dilakukan
standar perhitungan dan pedoman pencegahan dan pengendalian
manajemen risiko PT NMU. Evaluasi secara berkala dan dipantau
risiko sebelum dan setelah dilakukan pelaksanannya apakah sudah sesuai
intervensi risiko. Selain itu juga sudah dengan time line yang sudah dibuat.
dilakukan sosialisasi terkait risiko K3. d. Perlu diperhatikan juga adalah
b. Analisis risiko perorangan dilakukan perilaku bekerja, hygiene perorangan,
1 tahun sekali berupa pemeriksaan serta kebiasaan selama bekerja yang
kesehatan bagi pekerja. Sedangkan dapat meningkatkan risiko gangguan
untuk pasien dilakukan sesuai kesehatan.
asuhan medis dan keperawatan

8|P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Kondisi Aktual Rekomendasi


untuk dibedakan pasien yang berisiko e. Agar karu/ kaur di RS Medika Utama
atau tidak, bagi pengunjung dapat berperan proaktif untuk
dilakukan melalui screening usia > 12 melakukan manajemen risiko terkait
tahun, suhu badan normal, dll. fasilitas dan lingkungan di
c. Pengendalian risiko sudah dilakukan ruangannya dan melaporkan ke PIC
dan rencana mitigasi risiko masuk K3.
dalam program kerja K3. Monitoring f. Agar hasil HVA direview setiap tahun
pelaksanaan mitigasi risiko dilakukan agar hasilnya identifiikasi bencana
setiap bulan. Pengendalian risiko sesuai dengan kondisi yang
dilakukan dengan metode safety sesungguhnya sesuai dengan
campaign, sosialisasi, pelatihan, kejadian yang pernah terjadi atau
pemasangan poster K3. kondisi alam yang memungkinkan.
d. Pemantauan risiko di RS Medika
Utama dilakukan melalui inspeksi
maupun observasi lapangan. Hasil
pemantauan ada dalam laporan
pengawasan.
e. Selain pembuatan risk register,
manajemen risiko yang dilakukan RS
Toeleongredjo terkait bencana yaitu
dengan HVA (Hazard Vulnerability
Assesment) Tools untuk analisis
risiko bencana yang mungkin terjadi
dan ketika ada pembangunan atau
renovasi yaitu dengan membuat
dokumen PCRA (Pra Construction
Risk Assesment) koordinasi dengan
bagian PPI RS.

2. Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Kondisi Aktual Rekomendasi
a. Pengelolaan B3 di RS Medika Utama a. Agar dilakukan monitoring secara
sudah dilakukan dan berdasarkan berkala untuk pengelolaan B3 dan
pada Panduan Pengelolaan Bahan limbah B3 sehingga pelaksanannya

9|P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Kondisi Aktual Rekomendasi


Berbahaya dan Beracun (B3) yang sesuai peraturan yang berlaku
telah disahkan Direktur Rumah Sakit terutama di ruangan – ruangan.
Nomor XX-PRS/RST/210417.002 b. Agar dilakukan peremajaan
h. Inventaris dan identifikasi B3 yang pemasangan simbol B3 sehingga
ada di RS Medika Utama sudah ada informasi bahayanya jelas dan tidak
di masing – masing ruangan meliputi pudar.
nama B3, jumlah, lembar MSDS. c. Agar inventaris B3 dilengkapi dengan
i. Lembar Data Keselamatan Bahan sifat bahan dan bentuk bahan
(LDKB)/ Material Safety Data Sheet (cair/padat/dll) agar lebih representatif
(MSDS) sudah tersedia namun d. Agar dilakukan pengecekan isi spill kit
mencari sendiri bukan dari distributor. sesuai ketentuan secara berkala
j. Penanganan keadaan darurat B3 sehingga tahu apabila ada isi spill kit
sudah ada di dalam prosedur yang habis atau hilang.
tanggap darurat B3 yaitu e. Agar dilakukan sosialisasi secara
penyimpanan, penggunaan B3, berkala untuk penggunaan spill kit
penggunaan APD dan prosedur bila pada pekerja yang menggunakan B3.
terjadi tumpahan B3 dan pelaporan f. Agar dilakukan monitoring kepatuhan
serta investigasi kejadian tumpahan dan ketepatan pembuangan limbah
B3. Prosedur sudah disosialisasikan B3 medis terutama limbah medis
pada semua pekerja yang benda tajam sehingga tidak
menggunakan B3. Selain itu fasilitas membahayakan pekerja lainnya.
seperti spill kit, eye washer dan safety g. Agar pemantauan penggunaan APD
shower sudah disediakan. pekerja yang handling B3 dilakukan
k. Sarana keselamatan B3 yang sudah secara berkala dan hasilnya dapat
tersedia di RS Medika Utama antara dijadikan evaluasi program kerja.
lain: lemari khusus penyimpanan B3
di masing – masing ruangan dengan
bahan yang anti bocor, mudah
dibersihkan dan dilengkapi simbol
B3, eye washer (di ruang TPS B3,
Apotek Ranap, Laundry dan
Laboratorium), body shower (di
laboratorium dan ruang
dekontaminasi), Alat Pelindung Diri

10 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Kondisi Aktual Rekomendasi


(APD) khusus handling B3 dan
limbahnya, rambu dan simbol B3
serta spill kit yang tersedia di masing
– masing ruang.
l. Limbah B3 medis dan non medis
disimpan di TPS LB3 yang sudah
berizin.
m. Pengelolaan limbah B3 medis
dibedakan mulai dari tempat
penghasil limbah (ruang perawatan,
poliklinik, HD, IGD) sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Pembagian
limbah B3 medis meliputi botol infus,
limbah medis umum dan limbah
medis benda tajam.

2.4 Pengelolaan Prasarana dan Pengelolaan Peralatan Medis


1. Pengelolaan Sarana Prasarana
Kondisi Aktual Rekomendasi
a. Pengelolaan K3 prasarana dan a. Agar kegiatan monitoring dan
peralatan medis di RS Medika Utama maintenance rutin sarana prasarana
sudah dilakukan sesuai dengan terutama listrik, air, gas medis dan
program K3 yang telah disusun. peralatan sistem kunci lainnya
Fasilitas yang meminimalisir potensi dilaksanakan sesuai dengan jadwal
kecelakaan kerja antara lain : sehingga apabila ada potensial
Handrail tangga, Step Nosing kerusakan dapat segera diketahui
Tangga, Karet anti slip untuk selasar dan dilakukan perbaikan sehingga
dengan kemiringan, Penutup kabel/ dapat meningkatkan mutu layanan.
klem, Penanda perbedaan b. Apabila melakukan maintanance rutin
ketinggian, Petunjuk keselamatan agar mengisi ceklist yang telah
tangga, Safety campaign berupa dipasang di masing – masing
poster dll. Selain itu terdapat fasilitas peralatan agar apa yang dilakukan
keselamatan berupa tombol darurat ada dokumentasinya.
(emergency button) dan handrail di

11 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Kondisi Aktual Rekomendasi


kamar mandi pasien. Bukti c. Uji berkala sarana prasarana agar
pelaksanaan yaitu dokumentasi dilakukan sesuai dengan jadwal dan
sarana prasarana. hasilnya didokumentasikan.
b. Kegiatan K3 pengelolaan prasarana/
utilitas di RS Medika Utama terkait
penggunaan listrik, air, tata udara,
genzet dan gas medis meliputi: Uji
riksa alat K3, pemeliharaan listrik,
pemeliharaan air bersih,
pemeliharaan sistem HVAC (heating,
ventilation, air conditioning), dan
pemeliharaan gas medis.
Pemeriksaan instalasi gas medis dan
instalasi lift setiap 1 bulan sekali oleh
vendor (pihak ketiga). Bukti
pelaksanaan pengelolaan utilitas
yaitu dokumentasi kegiatan dan hasil
pemeliharaan.
c. Memastikan bahwa peralatan dan
fasilitas di RS Medika Utama
mempunyai ijin yang berlaku sesuai
regulasi serta sudah dilakukan riksa
uji berkala K3 dari PJK3 yang ditunjuk
dan disnaker setempat.

2. Pengelolaan Peralatan Medis


Kondisi Aktual Rekomendasi
a. Kegiatan pokok pengelolaan a. Agar program maintenance berkala
peralatan medis di RS Medika Utama peralatan medis dilaksanakan sesuai
sudah dilakukan sesuai dengan dengan jadwal dan mengisi kartu
peraturan perundangan yang maintenance.
berlaku. b. Agar apabila ada kerusakan dapat
segera diperbaiki sehingga tidak

12 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Kondisi Aktual Rekomendasi


mengganggu pelayanan dan tidak
membahayakan petugas dan pasien.
c. Kegiatan pengelolaan peralatan
medis tersebut meliputi: inventaris
alat medis, grading risk peralatan
medis, melakukan pemeriksaan
peralatan medis secara berkala,
melakukan uji fungsi peralatan medis
sesuai dengan ketentuan pabrik,
melakukan pemeliharaan preventif
secara berkala dan melakukan
kalibrasi peralatan medis setiap
tahun sekali. Selain itu pengawasan
dalam pengelolaan peralatan medis
untuk memenuhi aspek K3 yaitu
dengan cara uji coba alat medis
sebelum dioperasikan dan
pelaksanaan kalibrasi sesuai jadwal.

2.5 Kebakaran dan Tanggap Darurat


Kondisi Aktual Rekomendasi
a. Sudah dilakukan Identifikasi area a. Agar APAR yang ketinggiannya tidak
berisiko kebakaran dan ledakan dengan standar dilakukan penyesuaian
menggunakan FSRA (Fire Safety Risk ketinggian sesuai peraturan
Assesment) di setiap ruang dan perundangan yaitu dengan tinggi 125
hasilnya berupa kompilasi dan cm dari lantai.
pemetaan area berisiko tinggi b. Agar FSRA di masing – masing ruang
kebakaran dan ledakan tabung gas di dilakukan evaluasi setiap tahunnya
RS Medika Utama. Hasil pemetaan area sehingga hasilnya masih
berisiko kebakaran di RS Medika Utama representative.
yaitu Panel Lift, Ruang CSSD, Ruang c. Agar sistem pengendalian kebakaran
Gas Medis, Gizi, Genzet, Kubikel Travo, yang ada APAR, detector, hidran, fire
sedangkan yang berisiko terjadi alarm dilakukan maintanance rutin dan
ledakan tabung gas yaitu di ruang uji fungsi berkala sehingga apabila

13 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Kondisi Aktual Rekomendasi


Rawat Inap, IGD, Rawat Jalan, Kamar ada kejadian kebakaran
Operasi, HD, Gizi, OK, Incinerator. sesungguhnya dapat langsung
b. Sistem pengendalian kebakaran berupa digunakan.
APAR sudah tersedia dengan jenis d. Agar dilakukan inspeksi secara
powder dan cleant agent (gas cair) yang berkala untuk pencegahan kejadian
tersebar di seluruh area RS Medika kebakaran misalnya inspeksi rokok,
Utama. Ada 70 buah APAR yang inspeksi penggunaan peralatan listrik
terpasang. oleh keluarga pasien di ruang rawat
c. Sistem pendeteksi asap dan api (smoke inap, inspeksi kondisi peralatan listrik
detector, fire detector) sudah terpasang rumah sakit, dsb.
di Gedung Poli Terpadu sebanyak 90 e. Agar simulasi keadaan darurat dan
smoke detector dan 180 sprinkler. kebakaran dilakukan rutin setiap tahun
d. Sistem Alarm kebakaran sudah tersedia dan ada debriefing saat selesai
di RS Medika Utama yang terdapat di pelaksanaan simulasi.
Gedung Ranap 3 lantai yaitu sebanyak
10 buah dan 183 buah di gedung Poli
Terpadu. Sistem fire alarm terhubung
dengan detector.
e. Pengendalian kebakaran berupa pintu
darurat sudah tersedia di RS Medika
Utama dan sudah ada tulisan
“KELUAR” sejumlah 43 buah. Terdapat
juga tangga yang berfungsi sebagai
akses jalur evakuasi apabila terjadi
bencana atau kebakaran yang tidak
memungkinkan penggunaan lift.
f. Pengendalian kebakaran berupa jalur
evakuasi sudah tersedia dan
representatif dengan warna standar
hijau. Jalur evakuasi tersedia atas dan
bawah dengan bahan yang fluorescent
yang menyala dalam gelap. Jumlah
jalur evakuasi 125 buah dan juga denah
jalur evakuasi di setiap ruangan.

14 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Kondisi Aktual Rekomendasi


g. Titik kumpul juga sudah tersedia di RS
Medika Utama dengan 4 lokasi titik
kumpul yaitu depan IGD, Timur Masjid,
Belakang gedung ranap 3 lantai dan
depan gedung workshop IPS.
h. Identifikasi risiko kondisi darurat atau
bencana sudah dibuat oleh RS Medika
Utama dengan menggunakan tools
Hazard Vulnerability Analysis (HVA).
Pemetaaan risiko keadaan darurat dan
bencana di RS Medika Utama yaitu
bencana internal berupa pencurian
harta, tumpahan B3 skala kecil-sedang
dan paparan radiologi. Sedangkan
bencana eksternal yaitu Angin putting
beliung, abu letusan gunung dan hujan
angina.
i. Pemetaan risiko darurat dan bencana di
RS Medika Utama menggunakan HSI
(Hospital Safety Index) Tools dengan
hasil klasifikasi kategori A yaitu fasilitas
kesehatan dapat melindungu hidup
manusia di dalamnya dan dinilai dapat
tetap berfungsi dalam situasi bencana.
j. Pedoman keadaan darurat sudah ada di
RS Medika Utama yaitu berupa
Panduan Penanggulanagan Bencana
Rumah Sakit (Disaster Plan) yang
disahkan oleh Direktur Rumah Sakit
Nomor XX-PRS/RST/210424.008.

k. Tim tanggap darurat dan bencana di RS


Medika Utama sudah dibentuk dan
masuk ke dalam Tim PK3RS dan

15 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Kondisi Aktual Rekomendasi


disahkan oleh Direktur Rumah Sakit.
Tim terdiri dari Penanggungjawab,
ketua tim, wakil, tim code red, tim code
blue, tim transportasi, tim keamanan
dan evakuasi, tim penunjang medis, tim
logistic, instansi jejaring.
l. SPO penanganan keadaan darurat dan
bencana sudah disusun dan disahkan
oleh Direktur Rumah Sakit meliputi SPO
Code Red, SPO Penanganan
Kebakaran, SPO Evakuasi Keadaan
Darurat, SPO Code Black internal dan
eksternal, SPO Evakuasi di Lift.
m. Simulasi keadaan darurat dan
kebakaran sudah rutin dilakukan oleh
RS Medika Utama terakhir pelaksanaan
bulan September Tahun 2022.

2.6 Pelatihan dan Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit
Kondisi Aktual Rekomendasi
a. SDM di bagian K3 rumah sakit sudah a. Selain pelatihan Ahli K3 Umum
mendapatkan pelatihan Ahli K3 Umum sebaiknya petugas K3 rumah sakit
dan pelatihan akreditasi rumah sakit. ikut serta dalam pelatihan K3 khusus
Ada 1 orang yang memiliki sertifikasi Ahli rumah sakit untuk meningkatkan
K3 Umum dari Kemnaker RI di RS kemampuannya, misalnya Ahli K3
Medika Utama. Lingkungan Kerja, Ahli K3 Rumah
b. Di RS Medika Utama sudah ada unit Sakit, dll.
kerja struktural yang menangani K3 yaitu b. Agar P2K3 dimaksimalkan fungsi dan
di bagian urusan IPS RS, K3 dan tugasnya.
Kesling. Selain secara struktural ada
juga unit kerja fungsional yang
bertanggung jawab dalam pelaksanaan
K3RS yaitu Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

16 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Kondisi Aktual Rekomendasi


(P2K3) Rumah Sakit yang telah
disahkan ke Disnaker Provinsi Jawa
Timur.
c. P2K3 Rumah Sakit bertugas untuk
menyusun dan mengembangkan
kebijakan, pedoman, program serta
memberikan masukan kepada
manajemen terkait K3RS yang
digunakan sebagai bahan pertimbangan
dan evaluasi Direktur Rumah Sakit.
Selain itu P2K3 bertugas untuk
melakukan pengawasan pelaksanaan
K3 di rumah sakit. Namun pada kondisi
aktual yang melakukan adalah urusan
IPS RS, K3 dan Kesling.
d. P2K3 sudah membuat laporan setiap 3
bulan sekali dan disampaikan kepada
Disnaker setempat. Selain itu juga ada
evaluasi pelaksanaan K3 dari laporan
bulanan urusan IPS RS, K3 dan
Kesehatan Lingkungan yang
disampaikan kepada Direktur RS dan
diberikan feedback setiap bulannya.

2.7 Temuan Saat Telusur Lapangan


Selain dari hasil telusur dokumen dan wawancara di atas, monitoring dan evaluasi
internal HSSE dilakukan telusur lapangan untuk melihat pelaksanaan program HSSE di
rumah sakit sesuai dengan PMK 66 Tahun 2016 yaitu terkait keselamatan, keamanan,
kesehatan kerja, pengelolaan B3 dan limbahnya, pengelolaan sarana prasarana, pengelolaan
alat medis, program pencegahan penanggulangan kebakaran dan keadaan darurat. Namun
masih ada beberapa temuan yang kurang sesuai dan perlu diperbaiki yaitu sebagai berikut:
No. Temuan Risiko Rencana Tindak Lanjut PIC
Aspek Health (Kesehatan)
1. Pengambilan extrafooding Extrafooding Pengambilan setiap hari Karu
beruba milo sachet kemungkinan tidak dan berupa susu siap Ruangan
(seharusnya susu siap dikonsumsi pekerja minum

17 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

No. Temuan Risiko Rencana Tindak Lanjut PIC


minum), radiologi OK,
pengambilan mingguan, OK Radiologi
harian, Kesling/ IPAL belum
dapat krn outsourcing
Aspek Safety (Keselamatan)
1. Tembok di Ruang Vinolia Kaidah penerapan Penerapan/ pengecatan Karu
terlihat kotor berjamur 5R tidak tampak ulang Vinolia,
IPS RS
2. Plitur Kursi penunggu mbulak Kaidah penerapan Pengecatan/ pemlituran Karu
terlihat kotor 5R tidak tampak, ulang Vinolia,
risiko jamur/kuman IPS RS
3. Ruangan di President Suite Kaidah penerapan Penataan ulang Karu RI
meja dobel fungsinya tidak 5R tidak tampak President
jelas (tata ruang) Suite,
Kaur Tata
Graha
4. Sofa di president suite Kotor, tempat Pembursakan ulang Karu RI
ngelontok bersarangnya President
kuman Suite, IPS
RS
5. Segitiga penanda APAR Tidak memenuhi Pembuatan penanda HSSE RS
ukuran tidak standar aturan APAR sesuai standar
(35x35cm) perundangan/
akreditasi
6. Penempatan obat per pasien Kesalahan dalam Pemberian rak/ wadah Karu
tidak dengan cairan infus dan pengambilan tempat UDD per pasien Vinolia
spuitnya beserta spuit dan cairan
infus
7. Efisiensi tempat di Nurse Produktivitas Penataan kembali ruang Karu
station Vinolia dan Dahlia menurun karena NS sesuai alur kerja dan Vinolia,
terlalu banyak meja kaidah 5R untuk Dahlia
dan tidak sesuai meningkatkan
alur kerja (waste) produktivitas
8. Cairan infus di ruang dahlia Salah dalam Penataan cairan infus Karu
menumpuk jadi satu di rak pengambilan per sesuai SPO Dahlia
bawah pasien
9. Jarum bekas berceceran di Tertusuk jarum Mengingatkan kepada Karu
trolly obat R. Vinolia, Tulip, seluruh pekerja untuk Vinolia,
Laborat membuang jarum bekas ke Tulip,
safety box Laborat
10. Printer RM untuk Memperlambat Perbaikan printer Karu RM,
pengambilan status hanya pencarian status IT
bisa mencetak pendaftaran pasien
online
11. Suhu kulkas bulan Maret tidak Risiko obat/ reagen Monitoring suhu harian Karu Lab
dilakukan monitoring di rusak karena suhu dan
Laboratorium dan Farmasi RJ tidak sesuai Farmasi
tanggal tidak sesuai hari ini dengan standar RJ
12. Masih terdapat sisa obat Biaya pasien Pengembalian obat ke Karu RI
injeksi di ruang Anggrek meningkat, obat farmasi apabila obat tidak
dimanfaatkan tidak digunakan lagi (px pulang,
sesuai semestinya terapi stop, alergi, dll)

18 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

No. Temuan Risiko Rencana Tindak Lanjut PIC


13. Banyak spuit sisa di ruang Biaya pasien Pelaksanaan UDD secara Karu RI
rawat inap meningkat optimal dan peresepan
sesuai kebutuhan
14. Ada perbedaan ketinggian/ Pekerja dapat Menutup lubang tersebut Kaur IPS
elevasi lantai di ruang rawat tersandung atau agar tidak mencelakai RS
inap Tulip yang tidak ada terjatuh pada pekerja Karu Tulip
penanda atau penutupnya. lubang tersebut
Lubang tersebut cukup
panjang karena dulu rencana
untuk buangan air.
Aspek Secure (Keamanan)
1. Ada bekas APAR di ruang Mencelakai pekerja Pelepasan sisa cantolan HSSE RS
RM yang belum diambil APAR
2. Saklar di ruang Tulip lepas Kesetrum Perbaikan saklar IPS RS
dari rumahnya
3. Sisa pelepasan handrail di Ada potensi Pencopotan atau IPS RS
tembok selasar Anggrek pasien/ keluarga/ pelepasan
terpotong pekerja yang
terkena
4. Pintu linen dan spoelhock Pencurian, Pemasangan handle dan Karu, IPS
anggrek lubang dan tidak ada penyalahgunaan penutupan lubang RS
pegangan ruangan
5. Kunci di pos security tidak Terlalu lama dalam Pemberian Label HSSE,
ada label pengambilan IPS
karena tidak ada
label
Aspek Lingkungan (Environment)
1. Ada B3 yang disimpan tidak di Tidak sesuai Pemindahan dan Karu
lemari B3, berada di tempat aturan penataan B3 ke almari B3 Vinolia
terbuka perundangan
2. Tempat safet box kardus Petugas pengambil Pembuatan safety box Karu
lubang sangat besar dan sampah tertusuk dengan penambahan Dahlia dan
jarum berceceran jatuh ke jarum plastik dan pembuatan Kesling
lantai lubang tidak terlalu besar
3. Tempat sampah medis rusak Apabila akan Perbaikan tempat sampah Karu Linen
di ruang Laboratorium membuang Tata
sampah harus Graha,
manual membuka IPS RS
sampah kontak
langsung

Selain temuan negatif yang perlu diperbaiki, saat telusur lapangan juga ada juga beberapa
temuan positif antara lain:
No. Temuan Rencana Tindak Lanjut PIC
1. Poster pelaporan unsafe action unsafe condition Dimonitoring dan Tim HSSE
sudah terpasang dievaluasi pelaporannya
2. Pemilahan sampah medis sudah sesuai dengan Dimonitoring dan Semua
SPO dievaluasi Karu/Kaur,
Kesling

19 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

No. Temuan Rencana Tindak Lanjut PIC


3. Sosialisasi, promosi dan kampanye 5R Sudah Dimonitoring dan Tim 5R RS
ada roll banner hampir di setiap ruangan dievaluasi penerapannya
4. Sudah ada lemari B3 dengan daftar inventaris Dipertahankan dan Semua
dan symbol bahayanya dimonitoring Karu/Kaur,
penyimpanan B3 nya Kesling
5. Sudah ada upgrade pemasangan grass block Dipertahankan -
sesuai dengan green hospital
6. Safety Box di laboratorium terbuat dari bahan Diepertahankan -
yang bagus dan kuat (menggunakan tempat
bekas reagen)

7. Ada modifikasi penghematan tissue dengan Dipertahankan -


memanfaatkan linen bekas menjadi lap tangan
setelah cuci tangan (sesuai prinsip green hospital
dan 5R)

20 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hasil monitoring dan evaluasi internal HSSE di RS Medika Utama didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Manajemen K3 rumah sakit di RS Medika Utama sudah sesuai dengan Permenkes No.
66 Tahun 2016.
2. Keselamatan dan Keamanan Kerja dan Pelayanan Kesehatan Kerja secara program
sudah sesuai dengan Permenkes No. 66 Tahun 2016, namun perlu dilakukan monitoring
dan evaluasi secara berkala untuk pelaksanaannya.
3. Manajemen Risiko dan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) secara umum
sudah sesuai dengan Permenkes No. 66 Tahun 2016, namun untuk konsistensi
pelaksanannya perlu dilakukan monitoring dan evaluasi.
4. Pengelolaan Prasarana dan Pengelolaan Peralatan Medis sudah sesuai dengan
Permenkes No. 66 Tahun 2016, namun pelaksanaannya perlu ditingkatkan lagi karena
ada beberapa checklist maintenance peralatan yang tanggalnya tidak sesuai.
5. Pengelolaan kebakaran dan tanggap darurat sudah sesuai dengan Permenkes No. 66
Tahun 2016, namun program masih perlu dikembangkan.
6. Pelatihan dan Organisasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit sudah
sesuai dengan Permenkes No. 66 Tahun 2016, dan harus selalu dilakukan upgrading/
refreshment setiap tahunnya.

3.2 Rekomendasi
Rekomendasi yang dapat diberikan antara lain:
1. Agar rekomendasi pada setiap pokok bahasan di hasil dan pembahasan ditindaklanjuti
dan dilaksanakan untuk peningkatan program HSSE RS Medika Utama.
2. Hasil temuan lapangan agar segera ditindak lanjuti dan dilakukan perbaikan sesuai
rekomedasi oleh PIC terkait, serta agar dibuat laporan tindak lanjut yang sudah
dikerjakan.

21 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

TIM MONEV
Monitoring dan Evaluasi RS Medika Utama dilaksanakan pada tanggal 22 Agustus 2023, :
1. Miftahul Khoir, S.Kep. Ns (50401551) Manager HSSE & Risk Management
2. Apris Fitriani, S.KM (222000049) Staf HSSE

Pembuat, Menyetujui,

Miftahul Khoir, S.Kep. Ns Anggraina Puspitasari, dr., M.Kes


Manager HSSE & Risk Management Pjs. VP Strategic Operation

Mengetahui,

Anna Rahmawati, dr., MMRS


SEVP Operational

22 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

DOKUMENTASI KEGIATAN

Sosialisasi Budaya HSSE PT NMU dan Peninjauan Dokumen

23 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Peninjauan ruang Laundry

24 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Peninjauan ruang rawat Inap

Wawancara dengan perawat di Nurse Station

25 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Negative Finding: APAR terlalu tinggi Positive Finding: Penyimpanan B3 sudah ada
penempatannya pallete dan ada symbol B3

Peninjauan dan Tanya jawab di ruang Laboratorium

26 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Peninjauan dan wawancara ruang hemodialisis


27 | P a g e
LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI INTERNAL HSSE

Negtaive Finding: Sampah biasa namun di kresek Peninjauan IPAL


kuning untuk sampah medis

Negative Finding: Tabung oksigen tidak ada


pengaman dan tidak pada tempatnya berlogo B3 28 | P a g e
LAMPIRAN 1
FORM CHECKLIST MANAJEMEN K3RS
(PERMENKES NO 66 TAHUN 2016)

I. Manajemen K3RS

Kriteria Kesesuaian
Peraturan
No. menteri Kondisi Aktual Evidence Saran
Kesehatan No. Tidak Sesuai
Sesuai
66/PMK/M/2016
1 (BAB 2 Pasal 5, Point 1) Terdapat kebijakan berupa √
Adanya penetapan SK Direktur RS Medika
kebijakan K3RS secara Utama terkait pelaksanaan
tertulis dan ditetapkan K3RS berupa pengesahan
olehkepala atau Direktur Panitia Pembina K3 Rumah
rumahsakit. Sakit.

(BAB 2 Pasal 5, Point Kebijakan K3RS telah √


2 1) Penetapan disosialisasikan kepada
Kebijakan K3RS yang seluruh karyawan RS
telah dibuat dan Medika Utama berupa
disahkan tela di orientasi maupun pelatihan
sosialisasikan ke K3
seluruhSDM Rumah
Sakit.
(BAB 2 Pasal 6, Point Perencanaan K3RS √
3 2) Perencanaan K3RS ditetapkan dan disahkan
ditetapkan oleh Kepala oleh Direktur RS Medika
atau Direktur Rumah Utama
Sakit.

(BAB 2 Pasal 6, √
4 Perencanaan K3RS
Point 3) Perencanaan
disusun berdasarkan Risk
K3RS disusun
Register yang disusun
berdasarkan tingkat
setiap tahun
resiko
(BAB 2 Pasal 6, Point 4) √
5 Perencanaan
K3RSdibuatsecara
berkala setiap 1 (satu)
tahun dan di tinjau jika Perencanaan K3RS berada
terdapatperubahan dalam program kerja tahunan
sarana dan prasarana yang dibuat oleh unit IPS, K3,
serta proses kerja Kesehatan Lingkungan
diRumah. Sakit
(BAB 2 Pasal 7, Point 1 √
6 a) pelaksanaan K3RS
meliputi
: manajemenrisiko

Terdapat laporan per 3


bulanan

(BAB 2 Pasal 7, point 1 b) √


7 pelaksanaan
K3RSmeliputi
keselamatan dan
keamanan di
RumahSakit.

Terdapat Proker keselamatan


dan keamanan Rumah sakit

(BAB 2 Pasal 7, Point 1 Terdapat kebijakan dan √


8 c)Pelaksanaan K3RS program pelayanan kesehatan
meliputI pelayanan kerja bagi pekerja
kesehatan perkerja. (pemeriksaan kesehatan
awal, pemeriksaan kesehatan
berkala tiap 1 tahun,
pemeriksaan kesehatan
NB . mas mifta khusus, dan pemeriksaan
kesehatan purnatugas)

(BAB 2 Pasal 7, Point 1 √


9 d) Pelaksanaan K3RS
dalam bidangpengolahan
B3.
Terdapat panduan
pengelolaan B3
Kriteria
Peraturan Kesesuaian
No. menteri Kondisi Aktual Evidence Saran
Kesehatan No. Tidak
Sesuai
66/PMK/M/2016 Sesuai
(BAB 2 Pasal 7 Point Terdapat pelaksanaan program √
10 1e)Pelaksanaan pencegahan dan pengendalian
K3RSdalam kebakaran berupa monitoring
pencegahan dan APAR dan uji coba alat
pengendalian pemadam kebakaran hydran.
kebakaran Ada daftar risiko kebakaran,
Pelatihan proteksi kebakaran
dll
(BAB 2 Pasal 7, Point √
11 1f) Pelaksanaan K3RS
dalampengolaan
prasarana rumah sakit Adanya panduan sistem utilitas,
uji coba sistem utilitas sumber
alternatif, maintenance sistem
utilitas, uji fungsi, jadwal
maintenance dll

(BAB 2 Pasal, Point 1g) √


12 Telah dilaksanakan
Pelaksanaan K3RS
maintenance peralatan medis
dalam
oleh Staff Elektromedis. Adanya
pengolaanperalatan
program pemeliharaan alkes.
medis
(BAB 2 Pasal 7, Point √
13 1h)Pelaksanaan
Adanya denah sistem kunci,
K3RSdalam
daftar area beresiko, adanya
bidangkesiapsiagaan
panduan dan proker
menghadapi
penanggulangan bencana,
kondisidarurat
atau bencana. adanya simulasi keadaan
darurat dan hasil analisa HVA
Tools
(BAB 2 Pasal 8 , Point √
14 1) pemantauan dan
evaluasikinerja K3RS
Adanya kebijakan dan Tim
dilakukan oleh SDM di
P2K3RS yang di sahkan oleh
bidang K3RSyang
Disnakertrans
dtugaskan oleh Kepala
atau Direktur
Rumah Sakit.
(BAB 2 Pasal 8 Point 2) √
15 pemantauan dan
evaluasikinerja K3RS
dilaksanakanmelalui
pemeriksaan, pengujian,
pengukuran, dan audit
internal SMK3
RumahSakit.
(BAB 2 Pasal 8, Point Terdapat laporan kinerja IPS, √
16 4)Hasil pemantauan dan K3 & Kesling. hasil pantauan
evaluasi kinerja K3RS dan tindak lanjut terekap dalam
digunakan untuk laporan HSSE setiap bulan
melakukan tindakan berupa laporan MWT
perbaikan

(BAB 2 Pasal 9, Point √


17 1)Peninjauan dan
peningkatan kinerja
K3RS dilakukan untuk
menjamin
kesesuaiandan
efektifitas
penerapan SMK3
RumahSakit
18 (BAB 2 Pasal 9, Point Ada pada Pedoman HSSE √
2)Peninjauan RSMU 2023
dilakukan terhadap
penetepan kebijakan,
perencanaan,
pelaksanaan
rencana,
pemantauan
danevaluasi.
(BAB 2 Pasal 9, Point Adanya pengawasan √
19 3) Hasil penijauan evaluasi proker manajemen
digunakanuntuk resiko fasling rs
melakukan
perbaikandan
peningkatan
kinerja K3RS.
LAMPIRAN 2
FORM CHECKLIST KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA DAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
(PERMENKES NO 66 TAHUN 2016)

Kriteria
Peraturan Kesesuaian
No. menteri Kondisi Aktual Evidence Saran
Kesehatan No. Tidak
Sesuai
66/PMK/M/2016 Sesuai
1 (BAB 3 Pasal 13, Point Terdapat Risk Register yang √
2) Kegiatan Keselamatan dibuat setiap 1 tahun sekali,
dan Keamanan di Rumah terdapat panduan sistem utilitas
sakit dilakukan dengan yang didalamnya sudah terdapat
mengidentifikasi dan identifikasi area beresiko jika
penilaian risiko, upaya terjadi kegagalan air, listrik, gas
pengendalian risiko medik, server dll. Adanya daftar
risiko terkait kemanan dan
keselamatan.
(BAB 3 Pasal 13, Point Identifikasi dan penilaian risiko √
2 3) Identifikasi dan dilakukan melalui metode inspeksi
penilaian risiko K3 yang terdapat dalam Form
dilakukandengan cara Inspeksi K3 Manajemen Fasilitas
inspeksi Keselamatan dan Keamanan
dan
Kesehatan Kerja di area
rumah sakit

(BAB 3 Pasal 13 , Point Pemetaan area risiko dilakukan √


3 4)Pemetaan area resiko berdasarkan grading risk yang
merupakan hasil disesuaikan dengan potensi
identifikasi area resiko bahaya yang ada pada masing-
terhadap kemungkinan masing area.
kecelakaan dan
gangguankeamanan di
Rumah Sakit

(BAB 3 Pasal 14, Point Adanya evaluasi proker terhadap √


4 1) Kegiatan pelayanan manajemen resiko fasling
Kerja dilakukan secara
komprehensif,
preventatif,
kuratif danrehabilitatif.
(BAB 3 Pasal 14 Point Program preventif untuk √
5 2) Adanya Kegiatan meningkatkan kesehatan kerja
yang bersifat Promotif karyawan yang bekerja di area
yang meliputi berisiko, dengan adanya
pemenuhan gizi pemeriksaan kesehatan karyawan
Kerja,Kebugaran dan (mcu) dan pemberian extrafooding
pembinaan mental dan berupa telur dan susu
rohani bagi
perkerja/ karyawan.

(BAB 3 Pasal 14 Point Terdapat kegiatan MCU (Medical √


6 3) Adanya Kegiatan Check Up) sebelum karyawan
Preventatif seperti bekerja (pemeriksaan kesehatan
pemeriksanaan awal masuk kerja)
kesehatan, surveilans
lingkungan kerja,
surveilans medik.

(BAB 3 Pasal 14 Telah dilakukan pemberian √


7 Point 4) dilakukan Vaksinasi Covid-19 pada seluruh
imunisasi bagitenaga karyawan
kesehatan dan tenaga
non Kesehatan serta
SDM Rumah Sakit
lainya yangberesiko.
Kriteria
Peraturan Kesesuaian
No. menteri Kondisi Aktual Evidence Saran
Kesehatan No. Tidak
Sesuai
66/PMK/M/2016 Sesuai

(BAB 3 Pasal 12, Point √


8
2g) Dilakukan
Pemantauan selama
pengendalian risiko yang
betujuan mengetahui
perubahan perubahan
yangterjadi dilapangan.
(BAB 3 Pasal 12, Point 2h) √
9 Setelah dilakukan
pemantauan
perludilakukan telaah
ulanguntuk
mengatasiperubahan
perubahan risiko
dilapangan
(BAB 3 Pasal 15, Point √
10
2A) Pengelolaan B3
dalam aspek
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
dilaksanakan melalui
identifikasi dan inventerasi
B3 di RumahSakit.
(BAB 3 Pasal 15, √
11 Point 2 B) menyiapkan
dan memiliki lembar
data keselamatan bahan
(material sefty data
sheet)
(BAB 3 Pasal 15, Point2 √
12 C)menyiapkan sarana
keselamatan Bahan
Berbahaya dan
Beracun(B3)
(BAB 3 Pasal 15, Point √
13 2 D) Pembuatan
pedomandan standar
prosedur operasional
pengelolaan
Bahan Berbahaya dan
Beracun(B3) yang
aman.
(BAB 3 Pasal 15, Point2 √
14 E)Adanya penanganan
Keadaan darurat Bahan
Berbahaya dan Beracun.
(BAB 3 Pasal 15, Point3 √
15 a)Sarana
KeselamatanBahan
Berbahaya dan Beracun
berupa Lemari B3.
(BAB Pasal 15, Point 3 √
16 b)adanya sarana
Keselamatan dalam
pengolahan B3 berupa
Penyiram badan.
(BAB 3 Pasal 15, point √
17 3c)adanya sarana
Keselamatan dalam
pengolahan B3 berupa
pencuci mata.
Kriteria
Peraturan Kesesuaian
No. menteri Kondisi Aktual Evidence Saran
Kesehatan No. Tidak
Sesuai
Sesuai
66/PMK/M/2016
(BAB 3 Pasal 15, Setiap ruangan memiliki APD √
Point 3d) Adanya standar sesuai spesifikasi di unit
sarana Keselamatan kerja
dalam pengolahan B3
berupa Alat Pelindung
18 Diri(APD)

(BAB 3 Pasal 15, Terdapat label dan symbol B3 yang √


Point3e) Adanya sesuai dengan kategorinya
sarana keselamatan
19 dalam pengolahan B3
berupa rambu dan
simbol B3.
(BAB 3 Pasal 15, Terdapat spill kit B3 pada ruangan √
Point 3f) Adanya yang menyimpan B3
20 sarana keselamatan
dalam pengolahan B3
berupa spillkit
LAMPIRAN 3
FORM CHECKLIST MANAJEMEN RISIKO DAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN
(PERMENKES NO 66 TAHUN 2016)

Kriteria
Peraturan menteri Kesesuaian
No. Kesehatan No. Kondisi Aktual Evidence Saran
66/PMK/M/2016 Tidak
Sesuai
Sesuai
1 (BAB 3 Pasal 12, Point Telah dilakukan sosialisasi dan √
2) Manajemen resikoK3RS harus pelatihan K3RS
dilakukan secara menyeluruh.

(BAB 3 Pasal 12, Point 2a) Terdapat ruang lingkup, kegiatan √


2 Adanya persiapan dan pokok dan rincian kegiatan,
penentuan dalam penetapan
konteks manajemen resiko
seperti penentuan anggung
jawab, ruangingkup, metode
dan waktu pelaksanaan.

(BAB 3 Pasal 12 , Point2b) Identifikasi pada program HSSE dan √


3 Adanya proses Identifikasi adanya Identifikasi bahaya potensial
bahaya potensial pada pekerja, melalui sistem pelaporan Unsafe
pasien dan pengunjung. action, Unsafe condition, dan
Nearmiss
(BAB 3 Pasal 12 Point2c) Analisis risiko bagi pekerja √
4 Dilakukannya Analisis risiko dilakukan minimal setiap 1 tahun
perorangan baik itu bagi sekali berupa pemeriksaan
pekerja, pasien dan kesehatan, bagi pasien dilakukan
pengunjung untuk mencegah sesuai ketentuan asuhan medis dan
gangguan keperawatan, bagi pengunjung
kesehatan. dilakukan melalui sistem screening
(usia > 12 th, suhu badan normal,
dll). Dan laporan pengawasan MFK

(BAB 3 Pasal 12, Point2d) Terdapat hasil analisa HVA Tool’s √


5 Adanya Evaluasi Risiko serta adanya hasil identifikasi risk
dengan membandingkan register
tingkatrisiko yang telah
dihitung dengan standar
yang digunakan.
(BAB 3 Pasal 12, Point2e) Pengendalian risiko untuk √
6 Adanya tindakan menurunkan tingkat kecelakaan
pengendalian risiko yang kerja yaitu dengan metode safety
bertujuan campaign baik berupa maintenance,
mencegah/menurunkan sosialisasi, pelatihan, edukasi, atau
tingkat kecelakaan kerja. pemasangan poster K3
(BAB 3 Pasal 12, Point2f) Proses manajemen risiko melalui √
7 Dilakukannya proses diskusi dan brainstorming dengan
Komunikasi dan konsultasi masing-masing pimpinan unit/sub
dengan duapihak yang fungsi (Karu/Kaur) di RS Medika
berperan dalam manajemen Utama serta adanya MWT dari
risikountuk manejemen
mempertimbangkan setiap
langkah atau tahapan dalam
manajemen risiko.

(BAB 3 Pasal 12, Point 2g) Terdapat PIC untuk memantau √


Dilakukan Pemantauan selama lapangan, berupa Management
pengendalian risiko yang Walktrough (MWT) dan laporan
betujuan mengetahui perubahan pengawasan
perubahan yang terjadi
8 dilapangan.

(BAB 3 Pasal 12, Point 2h) Pemantauan risiko di lapangan √


Setelah dilakukan pemantauan dilakukan melalui Inspeksi maupun
perlu dilakukan telaah ulang untuk observasi lapangan
mengatasi perubahan perubahan
risiko dilapangan
9

(BAB 3 Pasal 15, Point 2 A) Terdapat Inventarisasi B3 pada √


pengelolaan B3 dalam aspek seluruh area di Rumah Sakit Medika
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Utama yang menyimpan B3
dilaksanakan melalui identifikasi
dan inventarisasi B3 di Rumah
10 Sakit.
LAMPIRAN 4
FORM CHECKLIST KEBAKARAN DAN TANGGAP DARURAT
(PERMENKES NO 66 TAHUN 2016)

Kriteria
Peraturan menteri Kesesuaian
No. Kesehatan No. Kondisi Aktual Evidence Saran
66/PMK/M/2016 Tidak
Sesuai
Sesuai
1 (BAB 3 Pasal 16, Point 2A) Terdapat panduan
Pencegahan dan penanggulangan bencana,
Pengendalian kebakaran adanya pengkajian risiko
dilakukan melalui proteksi kebakaran identifikasi √
identifikasi area beresiko
risiko area berisiko kebakaran
bahaya kebakaran dan
ledakan. berupa FSRA (Fire Safety Risk
Assessment)
(BAB 3 Pasal 16, Point 2 1. Ledakan tabung gas LPG
2 B) Pemetaan area
Beresiko bahaya a. Ruang Gizi
ebakaran dan ledakan.
b. Ruang Linen
2. Ledakan Gas Medis
a. Ruang Gas Medis
Central
b. Gas medis cair

3. Kebakaran
a. Panel lift
b. Ruang CSSD
c. Ruang gas medis
d. Ruang Gizi
e. Ruang Genzet
Kubigel Travo
(BAB 3 Pasal 16, Point 2
3 D) Adanya sistem Terdapat APAR yang
pengendalian Kebakaran terpasang di lingkungan RS

berupa Alat pemadam Medika Utama sejumlah 30
api ringan. buah
(BAB 3 Pasal 16, Point 2 Terdapat 10 fire alarm dan 3
4 D) Adanya sistem smoke detector di gedung
Pengendalian kebakaran ranap 3 lantai. Dan terdapat
berupa alat pendekteksi √
asap dan api
183 Fire alarm, 90 smoke
detector dan180 sprinkler di
gedung Polter 3 lantai
(BAB 3 Pasal 16, Point 2D)
5 Adanya sistem
Terdapat sistem alarm
pengendalian kebakaran √
berupa sistem alarm kebakaran
kebakaran.
(BAB 3 Pasal 16, Point 2D) Terdapat petunjuk arah jalur
6 Adanya sistem “KELUAR” atau “EXIT” pada
pengendalian kebakaran setiap pintu ruangan, sejumlah
berupa pintu darurat. 30 buah. Terdapat juga tangga
yang berfungsi sebagai akses
jalur evakuasi apabila terjadi
bencana atau kebakaran yang √
tidak memungkinkan
penggunaan lift. Tangga
berlokasi di gedung rawat inap
3 lantai (vinolia, asoka, Kamar
Operasi) dan gedung polter 3
lantai
(BAB 3 Pasal 16, Point 2D) Terdapat petunjuk arah “Jalur
7 Adanya sistem
evakuasi” di seluruh area RS
pengendalian kebakaran √
berupa jalur evakuasi.
Medika Utama sebanyak 30
buah
(BAB 3 Pasal 16, Point 2D)
8 Adanya sistem Terdapat 2 area titik kumpul
pengendalian kebakaran yaitu pada depan IGD, Depan √
berupa tempat titikkumpul Mushola
aman.
(BAB 3 Pasal 16 , Point
9 2 E) Adanya simulasi Sudah dilaksanakan simulasi
kebakaran minimal 1 kebakaran setiap 1 tahun √
Tahun sekali untuk setiap sekali oleh Tim Code Red
gedung.
(BAB 3 Pasal 19, Point 2A)
10 Identifikasi risiko kondisi Terdapat HVA Tools dan
darurat atau bencana. Panduan Penanggulangan √
Bencana
(BAB 3 Pasal 19, Point 2B)
11 penilaian risiko kerentanan
bencana.
Kriteria
Peraturan menteriKesehatan Kesesuaian
No. No. 66/PMK/M/2016 Kondisi Aktual Evidence Saran
Tidak
Sesuai
Sesuai
(BAB 3 Pasal 19, Point 2C) Pemetaan
12 risiko keadaan darurat danbencana.

(BAB 3 Pasal 19, Point 3A)


13 pengendalian kondisikeadaan darurat
yang meliputi: Menyusun Pedoman
keadaan darurat atau bencana.

(BAB 3 Pasal 19, Point 3B)


14 pengendalian kondisi keadaan darurat
yang meliputi: membentukTim
tanggap darurat danbencana

(BAB 3 Pasal 19, Point 3C) pengendalian


15 kondisi keadaan
darurat yangmeliputi:menyusun
Standar prosedur
operasional tanggapdarurat dan
bencana.

(BAB 3 Pasal 19, Point 4) Simulasi


16 kondisi daruratatau bencana yang
minimal dilakukan
1 tahun sekali padasetiapgedung.
LAMPIRAN 5
FORM CHECKLIST PELATIHAN DAN ORGANISASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(PERMENKES NO 66 TAHUN 2016)

Kriteria
Peraturan menteriKesehatan Kesesuaian
No. No. 66/PMK/M/2016 Kondisi Aktual Evidence Saran
Tidak
Sesuai
Sesuai
1 (BAB 4 Pasal 21,
Point 1) Dilakukan pendidikan dan
Pelatihandibidang K3RS bagi SDM
Dibidang K3RS

(BAB 4 Pasal 21
2 Point 2) Pelatihan yang dilakukan harus
sesuai dengan standar kurikulum
dibidang K3RS yang di Akreditasi oleh
Kementerian Kesehatan.

(BAB 6 Pasal 24 Point 1)Rumah Sakit


3 membentuk/menunjuksatu unit kerja
Fungsional yang mempunyai tanggung
jawab dalam menyelenggarakan
K3RS

(BAB 6 Pasal 24, Point 2)Unit kerja


4 fungsional tersebut dapat berbentuk
Komite tersendiri atau terintegrasi
dengan komite lainya

(BAB 6 Pasal 25,Point A) Unit


5 kerja fungsional bertugas
menyusun dan
mengembangkan kebijakan,
pedoman,
panduan dan standar Prosedur
operasional K3RS
(BAB 6 Pasal 25,Point C)unit kerja
6 fungsional bertugasmelaksanakan
dan mengawasi Pelaksanaan
K3RS

(BAB 6 Pasal 25 Point D) Unit kerja


7 bertugas memberikanrekomendasi
yangberkaitan dengan K3RS untuk bahan
pertimbangan danevaluasi Direktur RS

Anda mungkin juga menyukai