BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
Pedoman ini disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. Sebagai dasar pelaksanaan pencegahan dan pengendalian kasus Covid-19/ Varian Omicron
di PT Nusantara Medika Utama.
2. Sebagai dasar penatalaksanaan kasus Covid-19/ Varian Omicron pada pekerja di lingkungan
PT Nusantara Medika Utama
1.4 PENGERTIAN
Berdasarkan WHO, definisi kasus varian Omicron sebagai berikut:
1. Kasus suspek varian Omicron
a. Kasus terkonfirmasi COVID-19, apapun gejalanya sesuai definisi kasus suspek yang
memiliki kontak dengan kasus probable atau kasus terkonfirmasi Omicron.
b. Kasus terkonfrimasi COVID-19 (sesuai definisi kasus WHO) yang bertempat tinggal atau
melakukan perjalanan dari area yang mendeteksi Omicron dalam 14 hari sebelum
timbulnya gejala.
2. Kasus probable Omicron
Kasus terkonfirmasi COVID-19 dengan positif S-gene target failure (SGTF) atau atau uji
deteksi Single Nucleotide Polymorphism (SNP) berbasis Polymerase Chain Reaction (PCR)
mengarah ke varian Omicron.
3. Kasus terkonfirmasi varian Omicron
Individu yang terkonfirmasi dengan hasil pemeriksaan sekuensing positif Omicron SARS-
CoV- 2.
(sumber : WHO, 2022)
1.5 REFERENSI
1. Surat Edaran Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.01/MENKES/18/2022 tentang Pencegahan
Dan Pengendalian Kasus COVID-19 Varian Omicron
2. Pedoman Tata Laksana Covid-19 Edisi 4, 2022.
PT Nusantara Medika Utama
Jl. Hayam Wuruk No.88, Magersari
Mojokerto – Jawa Timur
Telepon : (0321) 390988, 32855
Fax : (0321) 395117
Email : nusameditama@nmu.co.id
BAB II
TATA LAKSANA
2.1 Kriteria Gejala
Infeksi COVID-19. Dapat terjadi dengan tanpa gejala atau dengan gejala ringan, gejala sedang dan
gejala berat. Dengan kriteria sebagai berikut:
1. Tanpa Gejala
a. Tidak ada keluhan
b. Frekuwensi nafas antara 12 – 20 kali/ menit
c. Kadar saturasi oksigen 95% atau lebih
2. Gejala Ringan
a. Demam, batuk, pilek
b. Kelelahan, sakit kepala, tidak ada nafsu makan, nyeri otot
c. Anosmia, hidung tidak bisa mencium, lidah tidak bisa merasakan
d. Gangguan pencernaan: mual muntah, sakit perut, diarhoe
e. Frekuwensi nafas 12 – 20 kali/ menit
f. Kadar saturasi oksigen ≥ 95%
3. Gejala Sedang
a. Terdapat gejala yang sama dengan gejala ringan
b. Frekuwensi nafas 20– 30 kali/ menit
c. Kadar saturasi oksigen ≥ 93% (dewasa) atau
d. Sesak nafas tanpa distress pernafasan
4. Gejala Berat
a. Terdapat gejala yang sama dengan gejala ringan & sedang
b. Frekuwensi nafas ≥ 30kali/ menit
c. Kadar saturasi oksigen ≤ 93% sesak nafas dengan distress pernafasan
d. Kondisi kritis: gagal nafas, sepsis, multi organ failure
PT Nusantara Medika Utama
Jl. Hayam Wuruk No.88, Magersari
Mojokerto – Jawa Timur
Telepon : (0321) 390988, 32855
Fax : (0321) 395117
Email : nusameditama@nmu.co.id
f. Orang yang memberikan perawatan langsung pasien kasus konfrimasi tanpa menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD).
2.2.3 Karantina
Karantina dilakukan pada pekerja yang kontak erat dengan kasus konfirmasi COVID-19 yaitu:
1. Kontak erat yang menunggu jadwal swab RT-PCR.
2. Kontak erat yang saat pengambilan swab RT-PCR sampai dengan hasil keluar.
2.3 Pemeriksaan
2.3.1 Waktu Pemeriksaan
Waktu pemeriksaan kontak erat kasus terkonfirmasi adalah hari ke 3 sampai hari ke 4 setelah kontak
dengan kasus terkonfirmasi COVID-19.
2.4 Isolasi
Kasus probable dan konfirmasi varian Omicron baik yang bergejala (simptomatik) maupun tidak
bergejala (asimptomatik) melakukan isolasi
1. Tempat isolasi
a. Kasus konfirmasi COVID-19 Omicron dengan gejala berat-kritis dirawat di rumah sakit.
b. Kasus konfirmasi COVID-19 Omicron dengan gejala sedang, atau gejala ringan disertai
komorbid yang tidak terkontrol dapat dirawat di rumah sakit.
PT Nusantara Medika Utama
Jl. Hayam Wuruk No.88, Magersari
Mojokerto – Jawa Timur
Telepon : (0321) 390988, 32855
Fax : (0321) 395117
Email : nusameditama@nmu.co.id
c. Kasus konfirmasi COVID-19 tanpa gejala (asimptomatik) dan gejala ringan dapat melakukan
isolasi mandiri jika memenuhi syarat klinis dan syarat rumah.
1) Syarat klinis dan perilaku
a. Usia< 45 tahun;
b. Tidak memiliki komorbid;
c. Dapat mengakses telemedicine atau layanan kesehatan lainnya; dan
d. Berkomitmen untuk tetap diisolasi sebelum diizinkan keluar
2) Syarat rumah dan peralatan pendukung lainnya:
a. Dapat tinggal di kamar terpisah, lebih baik lagi jika lantai terpisah;
b. Ada kamar mandi di dalam rumah terpisah dengan penghuni rumah lainnya;
c. Dapat mengakses pulse oksimeter.
Jika tidak memenuhi syarat klinis dan syarat rumah, maka pekerja harus melakukan isolasi di
fasilitas isolasi terpusat yang disediakan perusahaan atau pemerintah. Selama isolasi, pekerja
mendapatkan pelayanan konsultasi melalui telemedicine dan obat – obatan sesuai indikasi.
2. Kriteria dinyatakan selesai isolasi/ sembuh
a. Pada kasus konfirmasi COVID-19 Omicron yang tidak bergejala dan gejala ringan, isolasi
dilakukan selama 10 (sepuluh) hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
- Pada hari ke-5 dilakukan pemeriksaan NAAT RT-PCR. Jika hasil negatif atau CT>35, maka
dapat dinyatakan selesai isolasi/ sembuh.
- Jika hasil positif CT≤ 35 dilanjutkan isolasi selama 5 hari, maka dapat dinyatakan selesai
isolasi/ sembuh.
b. Pada kasus konfirmasi COVID-19 Omicron yang masih bergejala pada hari ke-5, pemeriksaan
NAAT RT-PCR dilakukan pada hari ke-8 atau 3 (tiga) hari bebas gejala.
- Jika hasil negatif atau CT>35, maka dapat dinyatakan selesai isolasi/ sembuh.
- Jika hasil positif CT ≤ 35 isolasi ditambah sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari.
PT Nusantara Medika Utama
Jl. Hayam Wuruk No.88, Magersari
Mojokerto – Jawa Timur
Telepon : (0321) 390988, 32855
Fax : (0321) 395117
Email : nusameditama@nmu.co.id
BAB III
PENCATATAN DAN PELAPORAN
1. Fungsi Human Capital Korporat/ Unit Kerja melakukan pencatatan dan pelaporan terkait pekerja
yang terkonfirmasi serta berkoordinasi dengan fungsi HSSE dan Satgas Covid-19 dalam upaya
pencegahan dan pengendalian COVID-19 varian Omicron (B.1.1.529) maupun varian lainnya.
2. Setiap pemeriksaan swab RT-PCR dengan pemeriksaan SGTF atau SNP (Single Nucleotide
Polymorphism harus terintegrasi dengan aplikasi Allrecord TC-19 oleh laboratorium pemeriksa.
BAB VI
PENUTUP
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Kasus Covid-19 Varian Omicron yang telah disusun ini
diharapkan dapat menjadi pedoman bagi fungsi korporat dan unit kerja untuk melakukan
penatalaksanaan pencegahan dan pengendalian kasus Covid-19 &Varian Omicron.