Anda di halaman 1dari 2

TUGAS RESUME PANCASILA

Nama: Pinkan Nasywa Camila Aprilla

Kelas: A2-KPI

NIM: 04020123041

Trowulan, sebuah Kecamatan di Kabupaten Mojokerto sudah lama dianggap sebagai lokasi ibu kota
Kerajaan Majapahit di masa lampau. Di Trowulan terdapat banyak sekali benda peninggalan purbakala
dari era Majapahit yang pernah berdiri di Nusantara sekitar abad ke-13 hingga 15 Masehi.

Saking banyaknya situs dari era Majapahit yang ada di Trowulan, wilayah ini pun dianggap sebagai
“Kawasan Cagar Budaya”.Luas Kawasan Cagar Budaya Trowulan mencapai 92,6 kilometer persegi,
hampir tiga kali lipat dari luas Kota Yogyakarta. Kawasan Cagar Budaya ini pun mencakup dua
Kecamatan di Kabupaten Mojokerto, yaitu Kecamatan Trowulan dan Sooko.

Begitu pentingnya Trowulan dalam sejarah bangsa membuatnya ditetapkan sebagai ‘Kawasan Cagar
Budaya Tingkat Nasional’ melalui SK Mendikbud No. 260/M/2013. Beragam jenis peninggalan masa
lampau di Trowulan mencerminkan pencapaian leluhur bangsa Indonesia di era Majapahit, seperti di
bidang seni, budaya, politik,ekonomi, hingga kehidupan sosial masyarakatnya yang sarat akan nilai-nilai
tolerasi dalam kemajemukan.

Sejarah keberadaan Majapahit tak terlepas dari sosok Raden Wijaya. Dia merupakan tokoh pendiri
sekaligus raja pertama yang memimpin Kerajaan Majapahit.

Melihat ke belakang, terdapat sejumlah rentetan peristiwa yang melatarbelakangi pendirian


Majapahit. Salah satu faktor utamanya adalah keruntuhan Singasari dan naik tahtanya Jayakatwang
sebagai Raja Kediri.

Saat Jayakatwang berkuasa, Raden Wijaya mendapat bumi perdikan di daerah Tarik. Mengutip
informasi dari “Babad Tanah Jawi” karya Soedjipto Abimanyu, wilayah pemberian itu penuh dengan
pepohonan besar dan tampak gelap gulita pada malam hari.
Selanjutnya bumi perdikan di Tarik itu disebut Terang Wulan dan kemudian berubah menjadi
Trowulan. Berawal dari hutan belantara, segera kawasan tersebut diubah menjadi desa yang ramai.
Konon, desa inilah yang kelak menjadi Majapahit. Sebuah catatan sejarah menyebutkan, saat Raden
Wijaya dan keluarganya melakukan perjalanan, terdapat banyak pohon maja yang jika digigit rasanya
pahit. Diduga dari sinilah asal muasal nama Majapahit disematkan.

Majapahit berada pada puncak kejayaan ketika dipimpin Raja Hayam Wuruk. Di era keemasan ini,
mereka memiliki wilayah sangat luas di Nusantara serta sumber daya alam (SDA) yang melimpah.
Kekuatan Majapahit saat itu dibekali armada perang yang disegani. Di sektor lain, Hayam Wuruk
berusaha meningkatkan produksi pertanian dengan memperbaiki dan memelihara tanggul sepanjang
sungai untuk mencegah banjir.

Berbicara tentang Majapahit, kerajaan satu ini tak lepas dari kontribusi sosok Mahapatih Gajah Mada.
Bersama Raja Hayam Wuruk, dia turut membawa kerajaan ke arah kejayaan. Gadjah Mada juga terkenal
dengan ‘Sumpah Palapa’. Sumpah tersebut tercatat dalam kitab Pararaton dan diterjemahkan sebagai,
“Ia, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa. Gajah Mada berkata bahwa
bila telah mengalahkan (menguasai) Nusantara, saya (baru akan) melepaskan puasa, bila telah
mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompu, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik,
demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa.”

Majapahit mengenal empat agama yaitu Hindu, Budha, Karisian (agama para resi) dan islam. Dan
semua harus disatukan dengan konsep Bhinneka tunggal ika. Hal ink sesuai dengan sila pertama
Pancasila yaitu ketuhanan yang maha esa.

Anda mungkin juga menyukai