Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH IPS

KERAJAAN SRIWIJAYA
VII.B

KELOMPOK 5

1. BELLA FITRI.A
2. NIAMAH
3. JUNIANSAH
4. EDO SANTANA.P
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesi. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih
baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Banyuasin, Februari 2024

Penyusun

i
A. Latar B elakang ................................................................................................................................. 1

B. Rum usan M asalah ........................................................................................................................... 1

A. Sejarah B erdiriny a Ker ajaan Sriw ijaya .......................................................................... 2

B. Keh idupan P olitik, So sial, E kono mi, dan Politik Kerajaan S riw ijaya ......... 4

C. M asa Keemasan Kerajaan Sr iw ijaya ................................................................................... 8

D. M asa Penurunan Kerajaan Sr iw ijay a ................................................................................. 9

A. Kes im pulan 1..................................................................................2

B. Saran ...................................................................................................................................................... 1 2

ii
B elum b anyak b ukti fisik mengenai S riw ijaya yang dapat ditemukan. T

idak terdap at catatan lebih lanjut m engenai Sriw ijaya dalam sejarah Indonesia;

masa lalunya yang terlupakan dibentuk kem bali oleh sarjana asing. T idak ada

o rang Indonesia modern yang mendengar m engenai Sriw ijaya sam pai tahun 19

2 0 - an, k etika sarjana Perancis G eorge C œ dès memp ublikasikan p enem uannya

dalam surat kabar berbahas a Belanda dan Indo nesia. C oedès menyatakan

bahwa r efer ensi T io ngkok terhadap "San-fo-ts'i", s ebelumnya dibaca "S

ribhoja", dan beberap a p rasas ti dalam M elayu Kuno merujuk p ada k ekaisaran

yang sama.

Historiografi S riw ijaya dip eroleh dan disusun dari dua macam sum ber u
tama;

catatan sejarah Tiongkok dan sejum lah p rasasti batu Asia Tenggar a yang telah

ditemukan dan diterjemahkan. C atatan perjalanan bhiks u p eziarah I C hing s angat

p enting, ter utama dalam menjelaskan kondisi S riw ijaya ketika ia

mengunjungi k erajaan itu selam a 6 bulan p ada tahun 6 71 . S ekum pu lan p

rasas ti siddhayatra abad ke- 7 yang ditemukan di Palem bang dan Pulau B angka

juga m erup akan sum ber s ejarah p rimer yang p enting.

1. B agaim ana sejarah berdiriny a kerajaan Sr iw ijay a?

2. B agaim ana kehidup an politik, sosial, ekonomi, dan agama kerajaan Sriw ijaya?

3. Kap ankah masa keemasan kerajaan Sriw ij aya?

4. B agaim ana p enurunan kekuasaan kerajaan Sr iw ijay a?


1
Kerajaan ini menjadi pu sat perdagangan dan m erup akan negara bahari, nam

un k erajaan ini tidak m em perluas kekuasaannya di luar w ilayah kep ulauan

Asia T enggara, dengan p engecualian berkontribusi untu k pop ulasi M adagaskar

sejauh 3 .3 0 0 m il di barat. B eberapa ahli masih m em perdebatkan kawasan yang

menjadi p usat pemerintahan S riwijaya, selain itu kemungkinan k erajaan

ini b iasa m em indahkan pusat pemerintahannya, namu n kaw as an yang menjadi

ibukota tetap diperintah secara langsung oleh p enguas a, sedangkan daerah p

endukungnya dip erintah o leh datu setem pat.

Kemaharaj aan Sr iw ijay a telah ada s ejak 6 71 sesuai dengan

catatan I Tsing. D ari prasasti Kedukan B ukit pada tahun 68 2 di

diketahui imp erium ini di baw ah kepemimp inan D ap unta Hyang. B ahw a

beliau berangkat dalam perjalanan suci siddhay atra untu k "m engalap

berkah", dan memimp in 20 .0 0 0 tentara dan 3 1 2 orang di kap al dengan 1

.3 1 2 prajurit berjalan kaki dari M inanga T am w an menuju Jambi dan

Palem bang. D iketahui, Prasasti Kedukan B ukit adalah p rasasti ter tua

yang ditu lis dalam bah asa M elayu. P ara ahli berpendapat bahw a pr asasti

ini m engadap tasi ortografi India untuk m enulis pr asasti ini. P ada abad ke-7

ini, orang Tionghoa mencatat bahw a ter dapat dua kerajaan yaitu M alayu dan

Kedah m enjadi bagian k em aharajaan S riwijaya.

B erdasarkan prasasti Kota Kap ur yang berangka tahun 6 8 6 ditem ukan di

pu lau B angka, kem ah arajaan ini telah menguas ai bagian selatan S

umatera, pu lau B angka dan Belitung, hingga Lamp ung. P rasasti ini juga

menyeb utkan bahw a Sri Jayanasa telah melancarkan ekspedisi m iliter

untuk menghukum B humi Jaw a yang tidak berbakti kep ada S riwijaya,

peristiw a ini ber sam aan dengan runtuhnya Tarumanagara di Jaw a B ar at

dan Holing (Kalingga) di Jaw a Tengah yang k em ungkinan besar akibat

serangan S riw ijaya. Kemungkinan yang dim aksud dengan B hu mi Jawa

adalah Tarum anegara. S riw ijaya tumbuh dan


2
3

berhas il m engendalikan jalur perdagangan m aritim

di Selat M alaka, Selat Su nda, Laut C hina S

elatan, Laut Jaw a, dan S elat Karim ata.

E ksp ansi kerajaan ini k e Jaw a dan Semenanjung M alaya,

menjadikan Sr iw ijaya m engendalikan s im pul jalur p erdagangan utama di

Asia Tenggara. B er dasarkan obs ervasi, ditemukan reruntuhan candi- candi

Sriw ijaya di Thailand dan Kam boja. P ada abad ke-7 , p elabu han C ham pa di

sebelah timur Indochina mulai m engalih kan bany ak pedagang dari Sr iw ijaya. U

ntuk m encegah hal tersebut, M ahar aja D harmasetu m elancar kan beberap

a ser angan ke kota- kota pantai di Indochina. Kota Indrapura di tep i s ungai M

ekong, di aw al abad ke-8 berada di baw ah kendali S riw ijaya. S riwijaya

meneruskan dominasinya atas Kambo ja, sam pai r aja Khmer Jayaw ar man

II, pendiri kemaharajaan Khm er, m em utus kan hubungan dengan Sriw ijaya p ada

abad yang sama. D i akhir ab ad ke- 8 beberap a kerajaan di Jaw a,

antara lain Tarum anegara dan Holing ber ada di baw ah k ekuasaan Sriw

ijaya. M enurut catatan, p ada masa ini p ula wangsa S ailendra berm igrasi ke

Jaw a T engah dan berkuasa di sana. Pada abad ini p ula, Langkasuka di

semenanjung M elayu menjadi bagian k erajaan. Pada masa berikutnya, Pan

Pan dan T ram bralinga, yang terletak di sebelah u tara Langkasuka, juga

berada di baw ah p engaruh Sr iw ijaya.

S etelah D harmasetu, S amaratungga menjadi p enerus kerajaan. Ia berkuasa

pada periode 79 2 sam pai 8 3 5 . Tidak seperti D harm as etu yang ekspans

ionis, Samaratungga tidak m elakukan eksp ansi m iliter, tetap i lebih memilih

untuk memp erkuat penguasaan S riw ijaya di Jaw a . S elam a masa kep em im

pinannya, ia membangun candi B or obudu r di Jaw a T engah yang s eles ai pada

tahun 8 2 5 .

1. Keh idupan P olitik

Keh idupan p olitik ker ajaan S riw ijaya dap at ditinjau dari raja- raja yang

memerintah , w ilayah kekuasaan, dan hubungannya dengan pihak luar negeri.


4

a. W ilayah kekuasaan

Setelah berhasil menguasai Palembang, ibukota Ker ajaan S riw ijaya

dip indahkan dari M uara Takus ke Palem bang. Dari Palem bang,

Kerajaan Sriw ijaya dengan mudah dapat menguasai daerah-daerah di

s ekitarnya seperti Pulau B angka yang terletak di p ertemuan jalan p

erdagangan internasional, Jambi H ulu yang terletak di tepi Su ngai B

atanghari dan mungkin juga Jaw a B arat (Tarumanegara). M aka

dalam abad ke-7 M , Ker ajaan Sriw ijaya telah berhas il menguas ai kunci-

kunci jalan p er dagangan yang penting seperti S elat Sunda, Selat B

angka, S elat M alaka, dan Laut Jaw a bagian barat. Pada abad ke- 8 M ,

p er luasan Kerajaan S riw ijaya ditujukan ke ar ah utara, yaitu m

enduduki Semenanjung M alaya dan T anah G enting Kra. Pendudukan pada

daerah S emenanju ng M alaya memiliki tujuan untuk menguasai daerah p

enghas il lada dan tim ah . S edangkan pendudukan pada daerah Tanah G

enting Kra memiliki tujuan untuk m engu asai lintas jalur perdagangan

antara C ina dan India. H ubungan dengan luar negeri

Ker ajaan S riw ijaya m enjalin h ubungan baik dengan kerajaan-kerajaan

di luar w ilayah Indonesia, terutama dengan k erajaan-kerajaan yang berada

di India, seperti Kerajaan P ala/ Nalanda di B enggala. Raja Nalanda,

D ew apala D ew a menghadiahi s ebidang tanah untuk p em buatan asrama

bagi pelajar dari nusantar a yang ingin m enjadi ‘dharma’ yang dibiayai

oleh B alaputradew a.

2. Keh idupan S osial

Letak S riw ijaya sangat strategis di jalur p erdagangan antara India-C ina.

D i samp ing itu juga berhasil menguasai S elat M alaka yang m er upakan urat

nadi perdagangan di Asia T enggara, m enjadikan S riw ijaya berhasil m

engu asai perdagangan nasional dan internasional. P enguasaan Sriw ijaya

atas Selat M alaka m em punyai arti p enting terhadap p erkem bangan S riw

ijay a sebagai negara maritim, sebab bany ak kapal-kapal asing yang singgah

untuk m enam bah air m inum, p erb ekalan makanan dan melaku kan aktivitas p

erdagangan. S riw ijaya sebagai p usat perdagangan akan mendap atkan

keuntungan yang b esar dan akan


5

berpengaruh terhadap k ehidupan masyarakat yang hidup dari pelayaran dan

perdagangan.

3. Keh idupan E konomi

D i dunia p er dagangan, S riwijaya menjadi p engendali jalur p

erdagangan antara India dan T iongkok, yakni dengan p enguas aan atas Selat M

alaka dan Selat Sunda. O rang Arab mencatat bahwa S riw ijaya memiliki aneka

komoditas sep erti kapur bar us, kayu gaharu, cengkeh, p ala, kepulaga, gading, em

as , dan tim ah, yang membuat raja Sriw ijaya sekay a r aja-r aja di India.

Kekayaan yang m elimp ah ini telah memungkinkan Sriw ijaya m embeli k

esetiaan dari vassal-vas sal-nya di seluruh Asia T enggara. Dengan ber peran

sebagai entrep ort atau p elabuhan utama di Asia T enggara, dengan mendap atkan

restu, persetu juan, dan p erlindungan dari Kaisar C hina untuk dapat berdagang

dengan Tiongkok, S riw ijaya s enantiasa mengelola jejaring perdagangan

bahari dan m enguasi urat nadi p elayaran antara Tiongkok dan India.

Kar ena alasan itulah S riw ijaya harus ter us menjaga do minasi

perdagangannya dengan selalu mengaw asi dan jika perlu memerangi pelabuhan

pesaing di negara jirannya. Kep erluan untuk m enjaga monopoli p

erdagangan inilah yang mendorong Sriw ijaya menggelar eksp edisi m

iliter untuk menaklukkan bandar pelabuh an pesaing di kaw asan sekitarny a

dan menyerap mereka k e dalam m andala S riw ijaya. B andar M alayu di Jam

bi, Ko ta Kap ur di pulau B angka, T arum anagara dan p elabuhan S unda di Jaw

a B arat, Kalingga di Jaw a T engah, dan bandar Kedah dan C haiya di

semenanjung M elaya adalah beberap a bandar p elabuhan yang ditaklukan dan

dis erap kedalam lingkup p engar uh Sriw ijaya. D isebutkan dalam catatan

sejarah C ham pa adanya serangkaian serbuan angkatan laut y ang beras al

dari Jaw a terh adap beberapa pelabuhan di C ham pa dan Kamboja. M ungkin

angkatan lau t penyerbu yang dimaksud adalah ar mada Sr iw ijaya, karena saat

itu wangsa S ailendra di Jaw a adalah bagian dari mandala Sriw ijaya. Hal ini

m eru pakan up aya Sr iw ijaya untuk menjamin monop oli perdagangan

laut di Asia T enggara dengan menggemp ur bandar pelabuhan p esaingnya.

Sr iw ijaya juga pernah berjaya dalam hal p erdagangan sedari tah un 6 7 0

hingga 1 0 2 5 M .
6

Kej ayaan bahari Sr iw ijay a terekam di relief B or obudur yaitu

menggam barkan Kapal B orobudur, kap al kayu ber cadik ganda dan bertiang

layar yang melayari lautan N usantar a sekitar abad ke-8 M asehi. Fungsi

cadik ini adalah untu k menyeimbangkan dan menstabilkan perahu. C adik tu nggal

atau cadik ganda adalah ciri khas perahu bangsa Austr onesia dan p erahu

bercadik inilah yang membaw a bangsa Austronesia berlayar di seantero Asia

Tenggara, O seania, dan Samudra Hindia. Kapal layar ber cadik yang

diabadikan dalam relief B orobudur m ungkin adalah jenis kapal yang

digunakan arm ada Sailendra dan Sriw ijaya dalam p elayaran antarp ulaunya,

kem aharajaan bahari yang m engu asai kawasan p ada kuru n ab ad k e- 7 hingga

ke-1 3 masehi.

Selain m enjalin hubungan dagang dengan India dan Tiongkok, S riw ijaya

juga menjalin perdagangan dengan tanah Arab. Kem ungkinan utusan M aharaja S ri

Indraw arman yang mengantar kan surat kepada khalifah Umar bin Abdu l-

Aziz dari B ani U mayyah tahun 71 8 , kembali ke Sriw ij aya dengan m em baw a

hadiah Zanj i (budak w anita ber kulit hitam), dan kem udian dari kronik

Tiongkok disebutkan Shih- li-fo- shih dengan raj anya S hih- li- t-'o- p a-

mo (S ri Indraw arman) pada tahun 72 4 mengirimkan hadiah untuk kaisar C

ina, b erup a ts 'engchi (bermaksud s am a dengan Z anji dalam bahasa Arab).

Pada p aruh p ertama abad ke-1 0 , di antar a kejatuhan dinasti T ang

dan naiknya dinasti Song, p erdagangan dengan luar neger i cukup m arak,

terutama Fujian, kerajaan M in dan kerajaan N an H an dengan negeri kayanya G

uangdo ng . Tak diragu kan lagi S riwijaya m endap atkan keuntungan dari

perdagangan ini. Pada masa inilah dip er kirakan rakyat Sr iw ijaya mulai

mengenal buah semangka (C itrullus lanatus (T hunb.) M atsum . & Nakai), yang

masuk melalui p erdagangan mereka.

4. Keh idupan Agam a

Sebagai pusat pengajaran Bu ddha Vajrayana, S riw ijaya m enarik b anyak

peziarah dan sarjana dar i negara- negara di As ia . Antara lain pendeta

dari Tiongkok I Tsing, yang melakukan kunjungan ke S umatera dalam p

erjalanan studiny a di Universitas Nalanda, India, p ada tahun 6 7 1 dan

69 5 , I T sing melap orkan bahw a S riw ijaya m enjadi rumah bagi sarjana B

uddha sehingga
7

menj adi pusat pembelajaran agam a B uddha. S elain berita diatas, ter

dapat berita yang dib aw akan oleh I Tsing, dinyatakan bah wa terdapat 1 0

0 0 o rang pendeta yang belajar agam a B udha p ada S akyakirti, seorang p

endeta terkenal di Sriw ijaya.

Terdap at lebih dari 1 0 00 p andita B uddhis di S riw ijaya yang

belajar serta m em praktikkan D harma dengan baik. M ereka menganalisa dan m em

pelajari semua top ik ajaran sebagaimana yang ada di India; vinaya dan

ritual- ritual mereka tidaklah b erbeda sama sekali [dengan yang ada di

India]. Ap abila seseor ang pandita T iongkok akan p ergi ke U niversitas

Nalanda di India untuk mendengar dan memp elajar i naskah-nas kah Dh arm

a auutentik, ia sebaiknya tinggal di S riwijaya dalam kur un w aktu 1 atau 2

tahun untuk memp raktikkan vinaya dan bahasa sansekerta dengan tep at.

Ker ajaan Sriw ijaya banyak dipengaruhi budaya India, pertam a oleh buday a

Hindu kemudian diikuti p ula oleh agama B uddha. Peranannya dalam agama B udha

dibuktikanny a dengan m em bangun temp at p emujaan agama B udha di Ligo

r, Thailand. Raja- raja S riw ijaya m engu asai k ep ulauan M elayu melalui

perdagangan dan p enaklukkan dar i kurun abad ke-7 hingga abad ke-9 , sehingga

secara langsung tur ut s erta mengembangkan b ahasa M elayu bes erta

kebudayaannya di Nusantara.

B er dasarkan su mber catatan sejarah dari Arab, Sriw ij aya dis ebut dengan nama

S ribuza. Pada tahun 9 5 5 M , Al M as udi, s eorang mus afir (pengelana)

sekaligus s ejarawan Arab klasik m enulis catatan tentang S riw ijaya. D alam

catatan itu, digambarkan S riw ijaya adalah sebuah kerajaan besar y ang kaya raya,

dengan tentara yang sangat banyak. Disebutkan kap al yang tercep at dalam w

aktu dua tahun p un tidak cukup untuk m engelilingi s eluruh p ulau w ilayahnya.

H asil bu mi S riw ijaya adalah kap ur bar us, kayu gah aru, cengkeh, kayu cendana,

pala, kapulaga, gambir dan beberapa h asil bum i lainya.

C atatan lain menuliskan b ahw a Sriw ij aya maju dalam bidang agraris.
Ini

disim pulkan dari seorang ahli dari B angsa P er sia yang ber nama Abu Zaid H
8

yang m endap at keterangan dari Sujaimana, seorang pedagang Arab. Abu Zaid m enulis

bahw asanya Keraj aan Zabaj (S riw ijaya -sebutan S riw ijaya oleh bangsa Arab p

ada m as a itu-) memiliki tanah yang subur dan kekuasaan y ang luas h ingga k e

seberang lautan.

D ari catatan sejarah dan bukti arkeologi, p ada abad ke-9 Sriw ijaya telah

melakukan kolonisas i di hamp ir selur uh k erajaan-kerajaan As ia

Tenggara, antara lain: Sum atera, Jaw a, S em enanjung M alaya, Thailand,

Kam boja, Vietnam , dan F ilipina. D om inasi atas S elat M alaka dan S elat

S unda, menjadikan Sriw ijaya sebagai p engendali rute p erdagangan r em

pah dan perdagangan lokal yang m engenakan bea dan cukai atas setiap kapal

yang lew at . Sr iw ijaya mengum pulkan kekayaannya dari jasa p elabuhan

dan gudang perdagangan yang m elayani p as ar Tiongko k, dan India.

S etelah D harmasetu, Samaratungga menjadi M aharaja S riw ijaya

berikutnya. D ia m em er intah sebagai p enguas a p ada kurun 79 2 - 83 5 . B er

beda dari D harm as etu yang ekp ansionis, Samaratungga tidak ter jun dalam

kancah ekspansi militer, m elainkan lebih suka untuk memp erkuat p

emerintahan dan pengaruh Sriw ij aya atas Jaw a . D ia secara pr ibadi

mengaw asi p em bangunan

candi agung B orobudur; sebu ah mandala bes ar dari batu yang seles ai p ada 82 5
,

di m asa pemerintahannya. M enur ut G eo rge C o edes , "p ada p aruh kedua

abad kesem bilan, Jaw a dan Sum atra bers atu di baw ah kekuas aan w angsa

Sailendra yang memerintah di Jawa. dengan pusat perdagangan di Palem

bang." Samaratungga seperti Rakai W arak, tamp aknya sangat dip

engaruhi oleh kepercayaan B uddha M ahayana yang cinta damai. Beliau

berusaha untuk menjadi seorang p enguasa yang w elas asih. P

enggantinya adalah Putri Pramo dhaw ardhani yang bertunangan dengan

Rakai P ikatan yang m enganut aliran Siw a. D ia adalah putra R akai P atap an,

seo rang rakai (p enguasa daerah) yang cukup berp engar uh di Jaw a T

engah. Langkah politik ini tamp aknya sebagai u paya untuk m engam ankan p

erdamaian dan kekuasaan Sailendra di Jaw a ,


9

dengan cara m endam aikan hubungan antara go longan B uddha aliran M ahayana

dengan p enganut H indu aliran S iw a .

T ahu n 1 0 1 7 dan 1 0 2 5 , R ajendra C hola I, raja dar i dinasti C

hola di Korom andel, India selatan, m engirim eksp edis i laut untuk meny erang

Sriw ijaya.

B erdasarkan p rasasti T anjore bertarikh 1 0 3 0, Kerajaan Ch

ola telah menaklukan daerah- daerah koloni Sriw ijaya,

sep erti w ilayah N ikob ar dan sekaligus berhasil menaw an

raja S riw ijay a yang b erku asa waktu itu Sangrama- Vijayottunggawarm an. S

elama b eberapa dekade b erikutnya, seluruh imp erium Sr iw ijaya

telah berada dalam p engaruh dinasti C hola. M eskip un

demikian Rajendra C hola I tetap memberikan p eluang kepada

raja-raja yang ditaklukannya untuk tetap berkuasa selama

tetap tunduk kep adanya. H al ini dap at dikaitkan dengan adanya berita

utusan S an-fo- ts'i ke C ina tahun 1 02 8 .

F aktor lain kemu nduran Sr iw ijaya adalah fakto r alam . Karena

adanya pengendapan lum pur di S ungai M usi dan beberapa anak sungai lainnya,

sehingga kapal- kapal dagang yang tiba di Palembang semakin berkurang.

Akibatnya, Kota Palem bang semakin m enjauh dari laut dan m enjadi tidak

strategis. Akibat kapal dagang yang datang semakin berkurang, pajak b erkur ang

dan m em perlem ah ekono mi dan pos isi Sriw ijaya.

Kerajaan T anjungp ura dan Nan S arunai di Kalim antan adalah

kerajaan yang sezam an dengan S riw ijaya, namun Keraj aan Tanjungpura

diseb utkan dikelola oleh pelarian orang M elayu S riw ijaya, yang ketika

p ada saat itu Sr iw ijaya diserang Kerajaan C ho la mereka ber migrasi k e

Kalimantan Selatan.

N am un pada masa ini Sriw ijaya dianggap telah m enjadi bagian

dari dinasti C hola. Kronik Tiongkok m enyebutkan bahw a p ada tahun 1

0 7 9 , Kulothu nga C hola I (Ti-hua-ka- lo) raja dinasti C hola diseb ut juga

sebagai raja S an-fo- ts'i, yang kem udian mengirim kan utusan untuk membantu p

erbaikan candi dekat Kanton. S elanjutnya dalam berita C ina yang berjudu

l Sung H ui Y ao dis ebutkan bahw a kerajaan S an-fo- tsi pada tahun


1
0

10 8 2 masih
11

mengirimkan utusan pada masa C ina di baw ah p em er intahan Kaisar Y uan Fo ng

. D uta besar ter sebut m enyamp aikan s urat dar i r aja Kien- pi baw

ahan San-fo-tsi, yang m er upakan surat dari p utri raja yang diser ahi urusan

negara San-fo-tsi, serta m enyerahkan p ula 2 2 7 tahil perhias an,

rumbia, dan 1 3 po tong pakaian. Kemudian juga mengir im kan utusan

berikutnya p ada tahun 1 0 88 . P engaruh invasi Rajendra C h ola I, terhadap h

egem oni S riwijaya atas raja- raja bawahannya m elemah. B eberap a daerah

taklukan m elep askan diri, samp ai muncul D harmasraya dan P agar uyung

sebagai kekuatan bar u yang kemudian m enguasai k em bali w ilayah jajahan

S riw ijaya mu lai dar i kaw asan Semenanjung M alaya, Sum atera, samp ai Jaw a

bagian barat.

P ada tah un 1 0 79 dan 1 0 8 8 , catatan C ina menunjukkan bahw

a Sr iw ijaya mengirimkan duta besar p ada C ina. Khususnya p ada tahun 1 0

7 9 , masing-m as ing duta besar tersebut m engunjungi C ina. Ini menunjukkan

bahw a ibu kota S riw ijaya selalu bergeser dari satu kota maupun ko ta lainnya

selama periode tersebut. E ksp edisi C hola m engu bah jalur p erdagangan dan

melem ahkan Palem bang, yang memu ngkinkan Jambi untuk mengambil

kepemim pinan Sr iw ijaya pada ab ad k e- 1 1.

B erdasarkan su mber Tiongkok p ada buku C hu- fan- chi yang ditulis p ada

tahun 1 1 7 8, C hou- Ju- Kua menerangkan bahw a di kepulauan Asia T

enggara terdap at dua keraj aan yang sangat kuat dan kaya, yakni San- fo -ts'i

dan C ho- po (Jaw a). D i Jaw a dia menem ukan b ahw a rakyatnya m em eluk

agam a B udha dan Hindu, sedangkan r akyat S an-fo- ts'i memeluk B udha, dan

mem iliki 1 5 daerah bawahan yang m eliputi; S i- lan (Kamboja), Tan-m a- ling

(Tambralingga, Ligo r, selatan Thailand), Kia- lo- hi (G rahi, C haiya

sekarang, selatan T hailand), Ling-ya- si- kia (Langkas uka), Kilantan

(Kelantan), Pong- fong (Pahang), Tong-ya-nong (T erengganu), F o-lo- an (mu

ara sungai D ungun daerah Terengganu sekar ang), Ji-lo-t'ing (C herating, p

antai timur semenanjung malaya), Ts'ien-m ai (S em aw e , pantai timur s em

enanjung m alaya), Pa- t 'a (Sungai Paka, pantai timur Sem enanjung M alaya),

Lan- w u-li (Lam uri di Aceh), P a - lin- fong (P alem bang), Kien- pi (Jambi), dan

S in-t'o (S unda).
12

N am un, istilah S an-fo- tsi terutam a p ada tahu n 1 1 78 tidak lagi

identik dengan Sriw ij aya, melainkan telah identik dengan D harmasray a. D

ari daftar 1 5 neger i b aw ahan S an-fo- tsi tersebut, ternyata adalah w

ilayah jajahan Kerajaan D harmasraya. W alaupu n sum ber T iongkok tetap

menyebut San- fo -tsi sebagai k erajaan yang berada di kaw asan Laut C ina

Selatan. Hal ini karena dalam P araraton telah diseb utkan M alayu. Kitab

ini mengisahkan bahw a Kertanagara r aja S inghasari, mengirim sebuah

eksp edisi Pamalayu atau Pamalayu, dan kemu dian menghadiah kan Arca

Amoghap asa kepada raja M elayu, Sr im at T ribhuw anar aja M auli W armadew a

di D harm as raya sebagaimana yang tertulis p ada p rasas ti Padang Roco.

Peristiw a ini kemudian dikaitkan dengan manuskrip yang terdap at p ada p

rasas ti G rahi. B egitu juga dalam Nagarakretagam a yang menguraikan

tentang daerah jajahan M ajap ahit, juga sudah tidak menyebutkan lagi nam a

S riw ijaya untuk kaw asan y ang sebelumnya merup akan kaw asan Sriw ijaya.
Sr iw ijaya adalah salah s atu kem aharajaan bahari yang pernah berdiri di

pulau S umatera dan b anyak m em beri p engaruh di N usantar a dengan daerah

kekuasaan berdas arkan p eta m em bentang dari Kamboja, T hailand S elatan, S em

enanjung M alaya, S umatera, Jaw a B ar at dan kem ungkinan Jaw a Tengah. D alam bah

asa S anskerta, sri berarti " bercahaya" atau "gemilang", dan wijaya ber arti

"kemenangan" atau " kejayaan", m aka nam a Sriw ijaya ber makna "kem enangan

yang gilang- gemilang".

B ukti aw al mengenai keberadaan kerajaan ini berasal dari abad ke- 7; seo

rang p endeta T iongkok, I Tsing, menulis bahw a ia mengunjungi Sriw ijaya

tahun 6 7 1 dan tinggal selama 6 bulan. S elanju tnya prasasti

yang p aling tua mengenai S riw ijaya juga berada pada abad k e- 7 ,

yaitu prasasti Kedukan B ukit di P alembang, ber tarikh 6 8 2 . Kem unduran

pengaruh S riwijaya terhadap daerah baw ahannya m ulai menyus

ut dikarenakan beberap a p eperangan di antar anya tahun 1 0 2 5

s erangan Rajendra C hola I dari Korom andel, selanjutnya tahun 1 1 8 3

kekuasaan

S riw ijaya di baw ah kendali kerajaan D har masraya.

Saran untuk para sis wa agar jangan melupakan sejarah bangsa kita, dan

berusaha m enjaga dan m elestarikan peninggalan sejar ah yang ada di Indonesia.


12

Anda mungkin juga menyukai