Oleh :
Nim : 70700119009
Pembimbing Supervisor :
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:
NIM : 70700119009
Mengetahui,
Supervisor
DAFTAR ISI..........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................3
1. Definisi..................................................................................................................5
2. Epidemiologi........................................................................................................5
3. Etiologi.................................................................................................................5
4. Patomekanisme....................................................................................................5
6. Diagnosis..............................................................................................................9
7. Penatalaksanaan................................................................................................10
8. Diagnosis Banding.............................................................................................13
9. Komplikasi.........................................................................................................13
10. Prognosis............................................................................................................13
11. Pencegahan........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi permasalahan
kesehatan yang ada di Indonesia. Demam berdarah dengue muncul sebagai
Kejadian Luar Biasa (KLB) sehingga mengakibatkan kepanikan di masyarakat
karena berisiko meyebabkan kematian serta penyebarannya sangat cepat. Angka
kejadian demam berdarah terus meningkat dari 21.092 (tahun 2015) menjadi
25.336 orang (tahun 2016) (Dinkesprov Jawa Timur, 2017).
2. Epidemiologi
3. Etiologi
Etiologi demam berdarah dengue yaitu Virus dengue yang termasuk dalam
genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan terdiri dari empat serotipe: DEN- I ,
DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Seluruh serotipe beredar di Indonesia, dengan
serotipe DEN-3 yang paling dominan dan ditemukan pada kasus dengue dengan
masa inkubasi sekitar 4-10 hari (Marcdante, dkk., 2013).
4. Patomekanisme
Virus dengue ditransmisi melalui nyamuk Aedes aegypti atau Aedes
albopictus. Vektor tersebut tersebar meluas di daerah tropis dan subtropis di
berbagai belahan dunia. Virus dengue masuk ke sirkulasi perifer manusia melalui
gigitan nyamuk. Nyamuk aedes tersebut dapat mengandung virus dengue pada
saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia. Kemudian, virus yang
berada dikelenjar liur yamuk berkembang biak dalam waktu 8-10 hari (extrinsic
incubation period) sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat
gigitan berikutnya. Sekali virus masuk dan berkembang biak dalam tubuh
nyamuk, nyamuk tersebut akan menjadi infektif selama hidupnya. Didalam tubuh
manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 4-7 hari (intrinsic incubation
period) (Depkes RI, 2004; Marcdante, dkk., 2013).
Secara klinis, perjalanan penyakit dengue dibagi menjadi tiga, yaitu fase
demam (febrile), fase kritis, dan fase penyembuhan . Fase demam berlangsung
pada demam hari ke-1 hingga 3, fase kritis terjadi pada demam hari ke-3 hingga 7,
dan fase penyembuhan terjadi setelah demam hari ke-6-7. Perjalanan penyakit
tersebut menentukan dinamika perubahan tanda dan gejala klinis pada pasien
dengan infeksi demam berdarah dengue (DBD) (Suprapto, 2014).
6. Diagnosis
Diagnosis DBD ditegakkan berdasarkan kriteria diagnosis menurut WHO
tahun 1997 terdiri dari kriteria klinis dan laboratoris. Penggunaan kriteria ini
dimaksudkan untuk mengurangi diagnosis yang berlebihan (overdiagnosis).
Kriteria klinis:
Kriteria laboratoris :
a. Trombositopenia (≤ 100.000/mm3)
b. Hemokonsentrasi, dapat dilihat dari peningkatan hematokrit 20% atau
lebih
Pemeriksaan penunjang
7. Penatalaksanaan
Pada dasarnya terapi untuk DBD yaitu simptomatis dan supportif, yaitu
mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat dari peningkatan permeabilitas
kapiler dan sebagai akibat perdarahan.
Pada saat pasien datang dengan DBD grade I dan II, berikan cairan kristaloid
ringer laktat/NaCl 0,9% atau dextrose 5% dalam ringer laktat/NaCl 0,9%, 6-7
ml/kgBB/jam. Monitor tanda-tanda vital dan hematokrit serta jumlah trombosit
tiap 6 jam. Selanjutnya evaluasi 12-24 jam.
20
9. Komplikasi
a. Ensefalopati dengue: edema otak dan alkalosis. Dapat terjadi baik pada
syok maupun tanpa syok.
b. Kelainan ginjal; akibat syok berkepanjangan.
c. Edema paru; akibat pemberian cairan berlebihan (Suprapto, 2014).
10. Prognosis
Kematian telah terjadi pada 40-50% penderita dengan syok, tetapi dengan
perawatan intensif yang cukup kematian akan kurang dari 2% . Ketahanan hidup
secara langsung terkait dengan manajemen awal dan intensif serta derajat penyakit
(Marcdante, dkk., 2013).
11. Pencegahan
Menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan insektisid, penolak
nyamuk, penutup tubuh dengan pakaian, kelambu rumah dan penghancuran
tempat-tempat pembiakan Aedes aegypti. Menguras dan menutup tempat
penampungan air. Larvisid dapat ditambahkan dengan aman pada air minum. Alat
semprot volume ultra-rendah secara efektif memancarkan malation pembunuh
nyamuk dewasa dari truk atau pesawat udara untuk intervensi cepat selama
epidemi. Hanya cara-cara anti nyamuk perseorangan yang efektif melawan
nyamuk di lapangan, hutan atau belantara.
BAB III
KESIMPULAN
1. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit demam akut akibat
infeksi virus dengue (Den-, Den-2, Den-3, Den-4).
2. Nyamuk aedes adalah vektor dari virus dengue
3. Indonesia merupakan negara endemik demam berdarah
4. Patogenesis DBD dijelaskan dengan teori infeksi heterolog sekunder
(seondary heterologous dengue infection) dan antibody dependent
enhancement (ADE)
5. Gejala klinis berupa demam, manifestasi perdarahan, hepatomegali, dan
syok
6. Pemeriksaan yang dapat dilakukan : uji tourniquet, IgM dan IgG anti
dengue, radiologi foto polos thorax, dan darah rutin.
7. Terdapat 4 derajat demam berdarah dengue
8. Terapi yang diberikan berupa simptomatik, suportif, dan disesuaikan
dengan derajat penyakitnya.
9. Prognosis dapat beragam yang berkaitan langsung dengan derajat penyakit
serta penanganan awal yang diberikan.
10.
DAFTAR PUSTAKA
Dinkesprov Jawa Timur. (2017). Profil kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun
2016. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Kota Surabaya.
Depkes RI (2004) ‘Tata Laksana DBD’, Tata Laksana Demam Berdarah Dengue
Di Indonesia, pp. 1–62. Available at:
https://silahuddinm.files.wordpress.com/2013/02/bk2007-g4.pdf.
Kasus, G. et al. (2018) ‘The Overview of Dengue Hemorrhagic Fever Cases in
Blitar City from 2015 to 2017’, Jurnal Berkala Epidemiologi, 6, pp. 260–
267. doi: 10.20473/jbe.v6i3.2018.260-267.
Marcdante, dkk., 2013. Nelson Ilmu Kesehatan Anak Esensial Edisi Keenam.
Elsevier - Local. Jakarta.
Kemenkes RI. (2016). Profil kesehatan Indonesia tahun 2015. Kementerian
Kesehatan RI. Jakarta.
Suprapto, N., & karyanti, m. r. (2014). kapita selekta kedokteran. jakarta: media
aesculapius.