Anda di halaman 1dari 25

OLEH : IR.

BASUKI WASIS, MSI


Laboratorium Pengaruh Hutan
Departemen Silvikultur Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor
2005
METODE VALUASI/ PERHITUNGAN
GANTI RUGI LINGKUNGAN

Seminar di PPLH Regional Sulawesi


Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI
Makasar

Oleh:
IR. BASUKI WASIS, M.SI

LABORATORIUM PENGARUH HUTAN


DEPARTEMEN SILVIKULTUR
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2005
MATERI SEMINAR

PENDAHULUAN
TEKNIK PERHITUNGAN GANTI RUGI
CONTOH KASUS
PENUTUP
UCAPAN TERIMA KASIH
REFERENSI
PENDAHULUAN

Pembangnan ekonomi telah mengorbankan sumberdaya alam,


lingkungan dan masyarakat (permasalahan sosial)

Penegakan hukum dan pencegahan perusakan lingkungan masih sulit


dilakukan karena data secara kuantitatif belum tersedia

Ganti rugi pihak yang melakukan perusakan lingkungan dapat


dilakukan melalui Jalur Pengadilan dan Penyelesaian Diluar
Pengadilan (UU No. 23 tahun 1997)
Permasalahan ganti rugi pencemaran, kerusakan sumberdaya alam dan
lingkungan, hal kruisal yang seringkali menimbulkan konflik karena tidak
memiliki dasar dan data yang kuat

Penyelesaian klaim ganti rugi melalui 2 jalur tsb harus dilengkapi dengan data
pembuktian yang diklasifikasikan sebagai bukti hukum (legal Proof) terjadinya
perusakan lingkungan dan SDA. Data dan bukti harus berupa hasil penelitian,
pengamatan lapangan dan data lain berupa pendapat Ahli yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah

Analisa terhadap kerusakan lingkungan dan SDA dan penetapan biaya ganti rugi
merupakan pekerjaan cukup berat mengingat kompleksitas permasalahan
Beberapa hal yang perlu dianalisis antara lain
a) Siapa yang membuat kerusakan lingkungan,
b) Siapa yang terkena dampak, c) property
right, d)Jenis dampak/eksternalitas, e) Besaran
dampak, f) Lamanya dampak dan g) Jenis SDA
dan lingkungan yang terkena dampak dan h)
Nilai sumberdaya alam dan lingkungan

Pelaksanaan perhitungan ganti rugi kerusakan


SDA dan lingkungan harus dilakukan oleh
orang yang berkompeten di bidang perusakan
lingkungan dan pengelolaan SDA yaitu Ahli
dalam damage assessment
TEKNIK PERHITUNGAN KERUSAKAN
SDA UNTUK GANTI RUGI
Pendekatan kepentingan praktis secara umum
ada dua pendekatan yaitu pendekatan
kesejahteraan, pendekatan berdasarkan Prinsip
Biaya Penuh (Full Cost Principle/ecological
damage) dan prinsip biaya pemulihan (Costing
Method)
1. Pendekatan Kesejahteraan
Pendekatan kesejahteraan umumnya
digunakan manakala kerusakan lingkungan
menimbulkan perubahan kesejahteraan
masyarakat yang diukur income melalui
perubahan surplus konsumen dan surplus
produsen
2. Pendekatan berdasarkan Prinsip Biaya
Penuh (Full Cost Principle)

Konsep ini mengacu pada prinsip bahwa


penggunaan SDA dan lingkungan harus
membayar seluruh biaya yang diakibatkan oleh
perubahan pada sistem SDA dan lingkungan

Ganti rugi berdasarkan FCP harus menghitung


nilai barang dan jasa (Margulis, 1996; Fauzi dan
Anna, 2005; Saharjo dan Wasis, 2005). Adapun
teknik menghitung metode FCP yaitu
Teknik Amplop (Back Of The Envelope) dan
Teknik Pendekatan Nilai Dasar (Baseline
Approach)
a. Teknik Amplop (BOT)

Konsep yang memperkirakan secara Kasar


namun mewakili (guesstimate) untuk
mengestimasi nilai aset yang rusak untuk ganti
rugi (Margulis, 1996).
Tabel 1. Formula Teknik Amplop

Tipe Dampak Formula Biaya Ganti Rugi


Krusakan Lingkungan
Kerusaka Biodiversity Rata US $ 15 /ha/th Biaya
n Hutan kehilangan Bio Lingkungan

Kayu Rata2 US $ 30 /m3


khlagan Kayu

Tata Air Rata2 khlg US $ 2.250/ha/th


Air

Erosi Rata2 khlg US $ 600 ha/th


Produktivitas
b. Teknik Pendekatan Nilai Dasar (BA)

Pendekatan dilakukan untuk mengestimasi


nilai kerugian dengan menggunakan nilai dasar
yang sudah baku untuk suatu kerusakan
lingkungan

Untuk kasus perambahan lahan hutan akan


berakibat terhadap rusaknya fungsi hutan
sebagai reservoar/penampungan air, pengatur
tata air, pengendalian erosi dan limpasan,
pembentukan tanah, pendaur ulang unsur hara,
pengurai limbah, keanekaragaman hayati,
sumberdaya genetik dan pelepasan karbon
2. Pendekatan berdasarkan Biaya Pemulihan (
Costing Method)

Konsep ini menghitung biaya yang didasarkan


perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk
melakukan restorasi terhadap ekosistem yang
mengalami injury (kerusakan)

Untuk kasus perambahan hutan biaya


pemulihan untuk mengaktifkan fungsi ekologi
yang hilang yaitu pembangunan reservoir,
pengendalian limpasan dan erosi, pendaur
ulang unsur hara, pengurai limbah,
keanekaragaman hayati, sumber genetik,
pelepas karbon
3. Teknik Pendekatan Nilai Dasar dan Biaya
Pemulihan (Teknik Gabungan)

Pendekatan dilakukan untuk mengestimasi


nilai kerugian dengan menggunakan 3
komponen yaitu 1) kerusakan lingkungan dan
SDA, 2) hilangnya fungsi ekonomi dan 3) biaya
pemulihan (Saharjo, 2002; Wasis, 2003; Fauzi
dan Anna, 2005; Saharjo dan Wasis, 2005)
4. Pendekatan Produktivitas

Pendekatan produktivitas mengacu pada


penentuan ganti kerugian berdasarkan
perubahan produktivitas sebelum dan
sesudah terjadinya pencemaran dan
perusakan lingkungan
PENUTUP
“JANGAN WARISI BANGSA DAN ANAK
CUCU KITA DENGAN AIR MATA, TETAPI
WARISI BANGSA DAN ANAK CUCU KITA
DENGAN MATA AIR”

“SEMOGA TUHAN YME SELALU


MEMBERIKAN KEKUATAN KEPADA KITA
UNTUK MENJALANKAN KONSTITUSI
NEGARA DAN HUKUM RI SECARA
BENAR DAN KONSEKUEN”
 UCAPAN TERIMA KASIH

1 Asdep Perdata Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Jakarta


2 Asdep Pidana Kementerian Lingkungan Hidup, Jakarta
3 Kepala PPLH Regional Sulawesi, Makasar
4 Dekan Fakultas Kehutanan dan Ketua Departemen Silvikultur IPB
5 Semua pihak yang telah meberikan bantuan moril dan materiel
 REFERENSI :

 Saharjo, B H. 2002. Valuasi Ganti Rugi Kasus Perusakan Lingkungan Karena
Kebakaran Hutan dan Lahan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor

 Saharjo, B. H. dan B. Wasis. 2004. Perhitungan Kerugian Perusakan Hutan


Lindung Tormatutung Kabupaten Asahan Sumut. Polda Sumut. Medan

 Fauzi A. dan S. Anna. 2005. Panduan Penentuan Perkiraan Ganti Kerugian


akibat Pencemaran dan atau Kerusakan Lingkungan. KLH, Jakarta

 Wasis B. 2003. Perhitungan Kerugian Perusakan Lingkungan Pulau Sangiang


Propinsi Banten. Polda Banten. Serang

 Fauzi A.; S. Anna; B. H. Saharjo dan B . Wasis. 2005. Panduan Penentuan


Perkiraan Ganti Kerugian akibat Pencemaran dan atau Kerusakan Lingkungan
akibat Kebakaran Hutan dan Lahan, Perambahan Hutan dan Galian C. KLH,
Jakarta
KEANEKARAGAMAN HAYATI
HUTAN ALAM
HUTAN ALAM PUNAH!
Kami harus kemana?
FLORA DI HUTAN ALAM
FAUNA DI HUTAN ALAM
MAHLUK HIDUP DI HUTAN
ALAM
AIR DAN PANORAMA DI
HUTAN ALAM
HUTAN ALAM DIRUSAK
Apakah kami bisa hidup disini?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai