Anda di halaman 1dari 19

Vol. 4– No.

1, year (2023), page 135-153

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada


Sekolah Dasar di Kawasan Ajatappareng

ELIHAMI1,
1
Universitas Muhammadiyah Enrekang

E-mail: 1elihamid@gmail.com.

ABSTRAK
Studi ini mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada pelajaran PAI melalui
peningkatan kualitas pembelajaran Pendidikan Islam.. Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan yang berusaha mengkaji dan merefleksikan secara mendalam beberapa aspek
dalam kegiatan belajar mengajar. Fokus penelitian ini yakni peningkatan hasil belajar peserta didik
pada pelajaran PAI tentang sumber daya manusia dan karakter budaya Islami dengan menerapkan
kualitas pembelajaran Pendidikan Islam. Subjek penelitian adalah seluruh peserta didik Sekolah
Dasar Kawasan Ajatapaten. Instrument yang digunakan adalah observasi, tes dan dokumentasi.
Data yang diolah dengan analisis persentase dan disajikan dalam bentuk deskripsi dan presentasi.
Adapun rencana penerapannya diawali dengan mengajukan pertanyaan, berpikir bersama dan
menjawab; 2) Implementasi Kebijakan full day school dalam peningkatan kualitas pembelajaran
Pendidikan Islam tentang peningkatan hasil belajar dan peningkatan di Sekolah Dasar Kawasan
Ajatapateng untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Sasaran dan tujuan pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah merupakan jalur formal dan jalur informal. Sasaran utama pendidikan
dapat tercapai dengan baik, perlu diawali pada konsep secara integrasi melalui pendekatan Islam
pada peserta didik sekolah dasar.
Kata kunci : kebijakan; moral; peserta didik; Pendidikan Agama Islam

135
Pendahuluan karakter menyebabkan kesenjangan pada akhlak
peserta didik sesuai yang diharapkan pada
Salah satu aspek penting bagi manusia
sekolah dasar di Kawasan Ajatappareng. Hal
sebagai makhluk ciptaan Tuhan adalah dibekali
tersebut disebabkan yakni proses pembelajaran
dengan naluri agar menjadi pendidik yang kodrati
Pendidikan Agama Islam masih terbatas pada
dalam bentuk dorongan untuk melindungi,
penyampaian moral knowing dan moral training.
memelihara dan mendidik peserta didik sebaik-
Sekolah Dasar yang menjadi analisis data yakni
baik mungkin. Memelihara peserta didik mejadi
Kabupaten Enrekang (217 SDN dan 3 Sekolah
generasi unggul, berkualitas dan berprestasi
Swasta sebanyak 220 sekolah), Kabupaten
dengan cemerlang merupakan tujuan utama
Sidenreng Rappang (229 SDN dan 6 Sekolah
dalam mewujudkan peradaban Indonesia yang
Swasta sebanyak 235 sekolah), Kabupaten
berkemajuan. Kodrat manusia sering disebut
Pinrang (315 SDN dan 8 Sekolah Swasta
sebagai homo education (makhluk yang dapat
sebanyak 323 sekolah), Kabupaten Barru (197
mendidik), dan homo educandum (makhluk yang
SDN dan 2 Sekolah Swasta sebanyak 199
dapat didik) dalam mewujudkan kualitas dan
Sekolah), Kota Parepare (80 SDN dan 11 Sekolah
integritas karakter yang baik. Target yang paling
Swasta sebanyak 91)1. Seyogyanya implementasi
utama membentuk generasi sejak awal yakni
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di
peserta didik yang Islami berakhlakul karimah.
sekolah dasar perlu penerapan full day school
Adapun contoh generasi yang perlu dibentuk
secara maksimal untuk memberikan peluang
sejak awal adalah cinta Ilahi, anti korupsi, anti
aktifitas peserta didik untuk beribadah kepada
nepotisme, bebas narkoba, inovatif untuk menuju
Tuhan yang lebih banyak dan meningkatkan
generasi Indonesia.
kepribadian yang lebih baik.
Pendidikan berkualitas dalam mewujudkan
Pengenalan proses pembelajaran
generasi emas melalui konsep pendidikan Islam
Pendidikan Agama Islam yang diajarkan dalam
merupakan senjata ampuh terhadap sekolah
kegiatan full day school khususnya di Kabupaten
dasar. Pendidikan Agama Islam yang berkualitas
Sidenreng Rappang awalnya sebanyak 235
dalam pembelajaran pada sekolah dasar di
sekolah melaksanakan full day school, namun
Kawasan Ajatappareng yakni pengembangan
ada peninjauan ulang,
2 sehingga yang ditetapkan
potensi-potensi yang terpendam dan tersembunyi
sekolah rujukan Kementerian Pendidikan dan
dalam diri peserta didik. Dengan demikian,
Kebudayaan yakni Sekolah Dasar Negeri 11
pendidikan berkualitas yang diharapkan pada
Pangkajene. Sekolah yang melaksanakan full day
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam
school didorong agar peserta didik memiliki rasa
yakni mengalihkan pengetahuan, kebudayaa
ubudiyah (penghambaan) kepada Tuhan,
kepada generasi selanjutnya terutama peserta
sehingga dalam gerak jasmani dan rohani
didik sekolah dasar, agar nantinya mampu
terhadap peserta didik sekolah dasar dapat
mengembangkan dirinya sesuai dengan
memenuhi ketentuan dan tuntutan agama,
tanggungjawabnya masing-masing. Namun,
136 misalnya menuntut ilmu, berjihad dan
terdapat kesenjangan kualitas pembelajaran
semacamnya. Sedangkan pada wilayah ibadah
Pendidikan Agama Islam sesuai yang diharapkan
praktis dalam bentuk penghambaan kepada
bagi penerapan full day school pada sekolah dasar
Tuhan melalui gerak jasmani dan rohani
melalui kebijakan pemerintah.
pelaksanaan kelima rukun Islam. Konsep
Konsep pembelajaran Pendidikan
Pendidikan Agama Islam yang menjadi peran
Agama Islam yang berorentasi pada pendidikan
orang tua dan guru di sekolah dasar adalah
1
Data diakses dari situs resmi
https://dapo.dikdasmen.kemendikbud.go.id pada data
peserta didik semester ganjil 2018/2019.

136
mencapai tujuan pokok untuk beribadah, yang paling fenomenal yakni moralitas peserta
sebagaimana firman-Nya dalam QS. al-Zariyat didik sekolah dasar sangat memprihatinkan.
(51): 56 : Buruknya moralitas peserta didik sekolah
dasar di Kawasan Ajatappareng merupakan cikal
bakal munculnya sistem kebijakan pendidikan
full day school yang diawali dengan
menjamurnya istilah sekolah unggulan, yang
Terjemahnya: banyak dipelopori oleh sekolah-sekolah swasta
Dan aku tidak menciptakan jin dan termasuk sekolah-sekolah yang berafiliasi dengan
manusia melainkan supaya konsep Islam. Sekolah unggul yang diharapkan
mereka mengabdi kepada-Ku.2 adalah sekolah yang fokus pada kualitas proses
pembelajaran, bukan pada input alumni peserta
Sekolah Dasar yang terintegrasi didiknya. Kualitas proses pembelajaran dilihat
kebijakan full day school dari berbagai aspek dari proses pembelajarannya,
4 namun kesenjangan
dapat memudahkan sektor pelaksanaan yang terjadi sekolah unggulan yang identik
pendidikan yang maksimal dibandingkan yang dengan mahalnya biaya pendidikan dari fasilitas
tidak menerapkan full day school, sehingga dan serba mewah, elit dan lain daripada yang lain
proses pendidikan Islam dapat dinilai letak serta tenaga-tenaga pengajar yang kompeten dan
kekurangan dan kelebihan sekolah yang profesional walaupun keadaan dilapangan yang
menerapkan full day school, selain itu dapat sebenarnya tidak menjamin kualitas pendidikan
meminimalisir masalah dalam sektor input yang dihasilkan.3
instrumental (guru, metode, kurikulum) dan input Istilah unggulan yang kemudian
enviromental (kebudayaan, tradisi, mitos, dikembangkan oleh para pengelola di sekolah-
kemajuan ilmu, dan perkembangan teknologi). sekolah menjadi bentuk yang lebih beragam dan
Pelaksanaan Sekolah Dasar dalam sektor menjadi trademark, diataranya full day school.
input instrumental dan kebijaksanaan input Program kebijakan full day school yang
enviromental tidak maksimal, sehingga diterapkan mulai pukul 07.00-15.30 wita
memunculkan ide penerapan full day school dari membuat peserta didik banyak menghabiskan
masyarakat dan pemerintah. Namun yang waktunya di lingkungan sekolah bersama teman-
menjadi persoalan pada sekolah dasar belum temannya. Selain waktu yang banyak di
maksimal dalam implementasi kebijakan full day lingkungan sekolah, dengan sistem tersebut
school yakni penerapan integrasi pihak pengurus membuat peserta didik mengeluarkan biaya
komite, orangtua, tokoh masyarakat, akademisi pendidikan lebih mahal bagi peserta didik yang
(ahli pendidikan), dokter, psikolog serta berbagai mengikuti program kebijakan full day school.
unsur yang terkait dalam memaknai penerapan Hal tersebut disebabkan karena kualitas dan
kebijakan full day school agar tercipta kuantitas yang dimiliki sekolah dasar dengan
harmonisasi. Salah satu contoh kegiatan pada sistem kebijakan jauh lebih lengkap dan lebih
sekolah dasar yakni menyusun Rencana baik.
Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah Meskipun memiliki rentang waktu yang
melibatkan pihak komite dan akademisi (ahli full day school lebih panjang yaitu pagi sampai
sekolah dasar) secara menyeluruh serta masalah sore, sistem tersebut masih diterapkan di
Kawasan Ajatappareng dan tidak bertentangan

3
2 Siswanto,”Awal munculnya Sekolah Unggulan”
Departemen Agama, Al-Quran dan
Artikel, diakses pada hari senin 09 April 2018.
Terjemahnya (Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab
Suci AL-Qur’an, 1989), h. 862.

137
dengan peraturan perundang-undangan yang ada. 6 dasar yakni;5 membentuk
dicapai dalam sekolah
Dengan adanya kebijakan full day school sikap yang Islami dan pengusaan pengetahuan
merupakan angin segar pada mata pelajaran dan keterampilan. Misalnya dalam pembetukan
Pendidikan Agama Islam karena bertambahnya sikap yang Islami (pengetahuan dasar Iman,
waktu untuk pembinaan akhlak terhadap peserta Islam dan Ihsan, akhlak terpuji, cinta kepada
didik. Hal tersebut berkaitan dalam Permendiknas Allah, dan kebanggaan pada Islam) dan
Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi bahwa pembiasaan budaya Islam (gemar beribadah,
setiap jenjang pendidikan telah ditentukan alokasi gemar belajar, disiplin, kreatif, mandiri, hidup
jam pelajarannya4. Dalam kebijakan full day bersih dan sehat) serta pengetahuan dan
school yang merupakan kebijakan pemerintah keterampilan (materi pokok pendidikan, terampil
dalam proses pembelajaran yang dilaksan secara dalam beribadah, terampil baca tulis alqur’an,
penuh dengan rutinitas perserta didik lebih kandungan amaliyah sehari-hari).
banyak dilaksan di sekolah dasar. Dengan Otonomi Sekolah Dasar di Kawasan
demikian, proses pembelajaran yang lebih intens Ajatappareng yakni di Kota Parepare,
di sekolah dasar tidak hanya berlangsung di Kabupaten Pinrang, Kabupaten Barru,
dalam ruangan kelas, sebab konsep awal Kabupaten Sidenreng Rappang, dan
dibentuknya program full day school bukan Kabupaten Enrekang yang diberikan
bermaksud untuk menambah materi ajar dan jam kewenangan untuk mengatur dilaksanakan atau
pelajaran yang sudah ditetapkan oleh Depdiknas tidaknya kebijakan full day school di Kawasan
seperti yang ada dalam kurikulum tersebut, masing-masing. Dengan kebijakan full day school
melainkan tambahan jam sekolah digunakan dapat mengembangkan dalam mengelola sekolah
untuk pengayaan materi ajar yang disampaikan dasar sesuai dengan latar budaya sekolah dasar.
dengan metode pembelajaran yang kreatif dan Dengan landasan bahwa tetap mengacu pada
inovatif serta menyenangkan untuk menambah kurikulum standar nasional yang ditetapkan oleh
wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan, pemerintah pusat. Namun dalam sektor
menyelesaikan tugas bimbingan guru, pembinaan pengembangan diserahkan sepenuhnya kepada
mental, jiwa dan moral peserta didik yang daerah, terutama dalam menentukan muatan
berkaitan erat dengan pendidikan Agama Islam. lokal.
Dengan konsep bahwa dari kebijakan full day Kebijakan pemerintah dalam sekolah
school mengarah pada orientasi integrated dasar melalui full day school di Kawasan
curriculum dan integrated activity. Ajatappareng sangat baik diterapkan dalam
Tujuan program kebijakan full day school penguatan moral peserta didik. Penerapan
yang diharapkan oleh sekolah dasar yakni usaha kebijakan full day school sangat menarik untuk
intensifikasi faktor pendidikan dalam proses diteliti secara cermat karena terjadinya pro dan
pembelajaran sekolah. Dengan program tersebut kontra dikalangan masyarakat. Tanggung jawab
melalui sistem full day school yang pada dasarnya pendidikan dalam kebijakan full day school
berorientasi integrated curriculum dan integrated dibebankan kepada tiga lingkungan yaitu;
activity merupakan bentuk pembelajaran yang keluarga, sekolah, dan masyarakat. Otonomi
membentuk peserta didik dalam mengembangkan pendidikan disambut baik para lembaga sekolah
berbagai skill yang terintegrasi dengan karakter dasar untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
yang Islami. Adapun program yang diharapkan Maka sebagai konsekuensi yang kontra dengan
melalui garis-garis sistem full day school yang kebijakan tersebut sebagian sekolah di daerah

4 5
Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006. Sehudin. Pengaruh Pelaksanaan Pembelajaran
fullday school Terhadap Akhlak Siswa (Surabay:
Perpustakaan IAN SUNAN, 2005), h.16.

138
belum menerapkan program full day school dan harapan sinkronisasi visi dan misi antara sekolah
bahkan ada yang membatalkan program tersebut dan masyarakat bisa terwujud dengan adanya full
yakni Kabupaten Sidenreng Rappang, namun day school yang membentuk suasana interaksi
masih ada dua sekolah yang menerapkan yang akademis antar peserta didik dan guru, sehingga
awalnya dilaksanakan semua sekolah di tawuran antar pelajar/sekolah bisa dihindari dan
kabupaten tersebut, maka seyogyanya penerapan berbagai kegiatan yang kurang bermanfaat
program full day school harus menerapkan waktu dilakukan peserta didik diluar sekolah. Upaya
belajar yang efektif, pengajaran terstruktur dan untuk mengoptimalkan kegiatan pembinaan
kesempatan untuk belajar.6 karakter adalah program full day school. Menteri
Kebijakan full day school dibebankan Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
kepada tiga lingkungan yakni keluarga, sekolah menyatakan bahwa, ada beberapa alasan
dan masyarakat. Tripusat pendidikan sebagai menerapkan full day school antara lain; tidak ada
landasan kajian fenomena menjadi harapan full pelajaran dengan pengertian full day school
day school dalam mewujudkan sasaran dan tujuan adalah pemberian jam tambahan, namun dalam
pendidikan. Sasaran dan tujuan sekolah dasar jam tambahan tidak ada mata pelajaran yang bisa
dalam menerapkan full day school dapat membuat boring (bosan). Kegiatan yang
memadukan aspek keterampilan dan pengetahuan dilakukan dalam pengembangan pendidikan
sikap yang baik dan Islami yang tidak terlepas budaya dan karakter bangsa yang ditetapkan oleh
dari tripusat pendidikan yakni keluarga, pendidikan nasional yakni ada 18 karakter,
masyarakat, dan sekolah. seperti religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja
Sekolah Dasar di Kawasan Ajatappareng keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin
yakni Kota Parepare, Kabupaten Pinrang, tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
9
Kabupaten Barru, Kabupaten Sidenreng menghargai prestasi, bersahabat/ komunikatif,
Rappang, dan Kabupaten Enrekang diberikan cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
kriteria dalam menentukan karakter sekolah yang peduli sosial, dan tanggung jawab. Dengan
efektif dan mampu mengelola dan memanfaatkan kegiatan tersebut para peserta didik bisa
segala sumber daya yang dimiliki untuk mencapai dijauhkan dari pergaulan yang negatif. Orang tua
keberhasilan tujuan sekolah dasar berupa lulusan bisa menjemput peserta didik ke sekolah,
yang berkualitas dan efisien. Penerapan khususnya masyarakat yang tinggal di perkotaan,
pendidikan berkualitas dan efisen di Kawasan pada umumnya para orang tua bisa menjemput
Ajatappareng perlunya kurikulum keluarga yang peserta didik mereka di sekolah saat pulang kerja;
tidak boleh terlepas dengan sekolah dasar dan membantu sertifikasi guru yang artinya
begitupun juga dengan masyarakat, sehingga bisa membantu guru untuk mendapatkan jam
berjalan dengan beriringan. Perlunya sinkronisasi mengajar 24 jam per minggu sebagai syarat
kurikulum pada usia pra sekolah dan pendidikan mendapatkan sertifikasi guru.7
peserta didik di sekolah dasar yang merupakan Berbagai penjelasan yang dipaparkan,
masa keemasan yang dibebankan oleh orangtua, sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa
masyarakat, guru dan pemerintah untuk judul penelitian yang telah dieksplorasi yakni
menopang program kebijakan full day school. implementasi kebijakan full day school dalam
Program kebijakan full day school dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Pendidikan
mendorong peserta didik menghabiskan Agama Islam pada sekolah dasar di Kawasan
waktunya yang hampir sehari penuh bersama Ajatappareng.
guru dan teman-temannya. Dengan demikian
6 7
Ibid..h.18. Tempo, 28 Juli 2018. Fullday School. hlm.1
diakses 10 Maret 2018 di Jurnal Sosial dan Humaniora
Vol.6. No.1 April 2017.

139
Metode Penelitian Variabel adalah satuan terkecil objek
penelitian. Dengan demikian, dapat dikatakan
Jenis penelitian yang telah dilakukan yakni
bahwa variabel merupakan satuan utama yang
mixed method yang menggabungkan penelitian
kualitatif dan kuantitatif. Dilihat dari tingkat menjadi fokus perhatian dalam melakukan suatu
eksplanasi mengkaji secara mendalam tentang penelitian. Variabel dapat digolongkan ke dalam
hasil penerapan kebijakan full day school sebagai dua jenis, yaitu variabel sebab dan variabel
salah satu perilaku kejiwaan manusia dalam akibat. Variabel sebab adalah variabel yang
meninjau aspek manfaatnya, sedangkan diasumsikan menjadi penyebab munculnya
pendekatan sosiologis didasarkan pada variabel lain. Sedangkan variabel akibat adalah
perkembangan penelitian pendidikan dasar yang variabel yang kemunculannya diasumsi
termasuk bagian dari penelitian Ilmu Sosial. 8 disebabkan oleh variabel sebab.9
Penelitian yang tergolong penelitian pendidikan Dalam penelitian, variabel sebab disebut
Islam dengan menggunakan pendekatan studi dengan variabel bebas (independent variabel),
kasus mengenai kebijakan full day school dan sedangkan variabel akibat disebut dengan
urgensi persoalan kualitas pembelajaran variabel tergantung atau variabel terikat
Pendidikan Agama Islam dalam meninjau
(dependent variabel). Hubungan antara kedua
perkembangan moral murid sekolah dasar
jenis variabel itulah yang menjadi objek
Kawasan Ajatappareng.
Waktu dan Lokasi Penelitian dilakukannya penelitian. Hubungan antara
variabel bebas dan terikat bisa terjadi secara
langsung. Dan bisa pula melalui variabel bebas
Objek penelitian adalah Sekolah Dasar di lain. Variabel bebas lainnya itu adalah variabel
Kawasan Ajatappareng. Adapun lokasi penelitian moderator dan/atau variabel kontrol. Variabel
yakni Kota Parepapre, Kabupaten Pinrang, moderator adalah faktor-faktor yang diukur,
Kabupaten Barru, Kabupaten Sidenreng dimanipulasi atau dipilih secara sengaja oleh
Rappang, dan Kabupaten Enrekang. Adapun peneliti untuk menemukan apakah
lokasi penelitian pada sekolah dasar di kawasan keberadaannya dapat mengubah hubungan antara
Ajatappareng yakni SDN 34 Parepare, SDN 82 variabel bebas utama dan variabel terikat.
Parepare, SDN 8 Parepare, SDN 1 Pinrang, SDN Adapun variabel kontrol adalah faktor-faktor
8 Pinrang, dan SDN 16 Pinrang, SD Inpress 30 yang dikontrol untuk meniadakan atau
Bune, SD Inpress Botto Lampe, SD Inpress menetralisir pengaruh-pengaruh variabel luar
Cinekko, Sekolah Dasar Negeri 4 Rappang, terhadap hubungan variabel bebas dan variabel
Sekolah Dasar Negeri 11 Pangkajene, Sekolah terikat.10
Dasar Negeri 1 Bilokka, SDN 1 Enrekang, SDN
112 Enrekang, dan SDN 116 Enrekang. Khusus
Penelitian ini menggunakan pendekatan
sekolah yang ful lday school pada penilian mata
kuantitatif, kuantitatif merupakan penelitian yang
pelajaran PAI sebanyak 50 sekolah dan tidak
berbentuk angka untuk menguji suatu hipotesis.
melaksanakan full day school sebanyak 50
Dalam penelitian ini menggunakan kuantitatif
sekolah dasar. korelasional, Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel, yaitu variabel X (independent variable)
adalah full day school, dan Y (dependent variable)
Definisi Operasional Variabel Penelitian adalah kualitas pembelajaran Pendidikan Agama
Islam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

8
Ibid., h. 6. 9 H. Mohammad Ali, Strategi Penelitian

Pendidikan (Cet. I, Bandung: ANGKASA, 1993), h. 26.


124 10 Ibid.

140
besarnya hubungan full day school (variabel
X/independent variable) dengan kualitas
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (variabel
Y/dependent variable) di Kawasan Ajatappareng.
Dalam penelitian ini proses pengumpulan data
dilakukan melalui: pengamatan/ observasi,
kuesioner/angket dan Dokumentasi. Analisis data
dalam penelitian ini adalah: 1) Analisis regresi linier
sederhana; 2) Koefisien determinasi.

Untuk jelasnya disain variabel penelitian ini dapat


dilihat pada diagram pada halaman berikut

K
FDS
U
P
\ A A
Mr
S
L C
P
B R I A
FDS
A
T
Kebijakan Fullday School

Mr A T
B T
S E
C
FDS E
S
S

Mr Pembelajaran
B

D FDS
P

A
Mr
B I

E FDS

Mr
Perlakuan

Tes motivasi

141
Obesrvasi Sekolah BFDS dan FDS
Diagram 1: Disain Penelitian
Perlakuan : Upaya guru dalam
Keterangan :
meningkatkan kualitas
Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran Pendidikan
eksperimen yang mengkaji dua variabel tersebut, Agama Islam
dengan disain variable penelitian sebagai berikut:
a) Penentuan sampel dengan menggunakan 15 PAI : Pendidikan Agama Islam
sekolah kabupaten/kota menurut kelas yang ada, Hasil Penelitian dan Pembahasan
tanpa mengadakan perubahan kelompok dari Upaya pencapaian iklim keagamaan dan
kelompok yang ada. upaya pembentukan karakter Islami, maka guru
b) 15 sekolah kabupaten/kota diberikan tes diharapkan memiliki kemampuan yang tinggi
kepada peserta didik untuk menentukan kualiatas untuk mewujudkannya yang terkait langsung
pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dengan tugas dan fungsinya, yaitu sebagai
menerapkan kegiatan full day school dan yang programeter pembelajaran di kelas khususnya di
tidak menerapkan full day school. Sekolah Dasar, transformator,
c) Melakukan prates untuk 15 sekolah informator/konselor, motivator, dinamisator,
kabupaten/kota untuk melacak kemampuan fasilitator, komunikator, dan sebagainya.
kualiatas pembelajaran Pendidikan Agama Islam
yang menerapkan kegiatan full day school dan Sehubungan dengam upaya guru sekolah
yang tidak menerapkan full day school dalam dasar di Kawasan Ajatappareng melalui sekolah
melihat homogenitas dan normalitas sampel. yang melaksanakan full day school dan sekolah
d) Melakukan perlakuan terhadap 15 sekolah dasar yang tidak melaksanakan, maka analisis
kabupaten/kota dilakukan terhadap sejumlah aktivitas atau
e) Mengadakan pasca tes untuk mengetahui kegiatan dalam proses pembelajaran mulai dari;
perolehan belajar peserta didik untuk 1) menjadi teladan, 2) menanamkan kedisiplinan,
mengetahui kualiatas pembelajaran Pendidikan 3) menjadi motivator, 4) menjadi profesional, 5)
Agama Islam yang menerapkan kegiatan full day menjadi informatory dalam memilih metode
school dan yang tidak menerapkan full day pembelajaran, 6) menjadi komunikator dalam
school. memudahkan pemahaman, 7) menjadi evauator
terhadap hasil pembelajaran, 8) menjadi
Penjelasan Gambar fasilitator, 9) menjadi coordinator dalam
A, B, C, D dan E : A (Enrekang), B (Sidrap), melakukan koordinasi dan kerjasama.
C (Pinrang), D (Parepare), dan E (Barru) yakni 1) Meningkatkan ketauladanan
15 sekolah kabupaten/kota Guru sebagai figur terbaik di
hadapan peserta didiknya, sifat-sifat muliah
BFDS : Belum Full Day School yang diharapkan dapat dimiliki oleh
FDS : Full Day School seorang guru yang akan menjadi teladan
bagi peserta didiknya. Dalam hal ini
Tes : Wawancara dan Abdullah Nasih Ulwan mengemukakan
bahwa sifat keteladanan dalam pendidikan
islam merupakan metode yang berpengaruh
dan terbukti paling berhasil dalam
mempersiapkan dan membentuk aspek
moral,spritula dan sosial anak.

142
Menyatuhnya ucapan dan perbuatan dapat selain adat istiadat masyarakat masih
dinilai dan diteladani oleh para peserta cukup kuat dan sangat menghormati
didik. Pelaksanaan pendidikan seperti itu profesi guru dan tanggung jawab moral
merupakan metode yang tepat dalam serta agama yang harus dipertahankan
melaksanakan pendidikan agama Islam. dengan nilai-nilai keyakinan masing-
masing. Meskipun demikian diakui bahwa
Keteladanan merupakan salah satu aspek masih ada beberapa peserta didik yang
penting dalam kepemimipinan. kurang bisa mengambil manfaat dari
Kedudukan guru sebagai pemimpin bagi contoh prilaku yang ditampilkan oleh
segenap peserta didiknya mengharuskan setiap guru”.11
setiap guru menempatkan diri sebagi
contoh teladan yang baik atau sebagai
panutan yang baik. Dalam menunjukkan
keteladanan kepada para peserta didiknya, 2) Meningkatkan kedisiplinan
setiap guru khususnya guru sekolah dasar Kedisiplinan merupakan salah satu
di kawasan Ajatappareng dituntut faktor penting dalam pencapaian
melakukan sejumlah usaha yang keberhasilan suatu upaya meningkatkan
mendorong kepada pencapaian prestasi belajar peserta didik dalam
keteladanan tersebut. Keteladanan yang penerapan kegiatan kebijakan full day school
terlihat dari sikap prilaku guru yang di sekolah dasar. Kedisiplinan yang perlu
bersangkutan. Oleh karena itu, apabila ditanamkan guru terhadap peserta didiknya
seorang guru hendak menujukkan meliputi kepatuhan peraturan tata tertib
keteladanan terhadap peserta didik yang sekolah dasar yang berlaku baik sekolah
dipimpinnya, maka dia harus berusaha yang sudah menerapkan full day school
menampilkan sikap gerak gerik prilaku maupun yang tidak menerapkan full day
yang terpuji, tidak bertentangan dengan school, ketetapan waktu dalam mengikuti
norma-norma yang berlaku, bersikap jam pelajaran dan ketaatan terhadap perintah
bijaksana dan arif, memiliki rasa guru. Upaya guru dalam menanamkan
empati/kepedulian dan bertanggung jawab. kedisiplinan harus dimulai dari dirinya baru
kemudian diteruskan kepada peserta
Hasil wawancara penulis dengan Pak didiknya.
Muliyadi sebagai Praktisi dan Pengawas
Sekolah mengemukakan bahwa: Hasil wawacara penulis dengan Pak
Nasir terungkap bahwa:
“Seharusnya yang perlu dipaerhatikan oleh
Guru dan Kepala Sekolah Dasar yakni “Secara umum setiap guru sekolah dasar
mengutamakan memelihara sikap prilaku sudah mengetahui jadwal mengajarnya yang
dan senantiasa berusaha memberikan disusun dalam bentuk jadwal semester.
contoh yang baik kepada setiap peserta Meskipun demikian ada beberapa guru yang
didik menjadi peserta didiknya. Selain itu, terkadang terlambat dalam kegiatan proses
dalam kegiatan pembelajaran di kelas, para pembelajaran, namun persoalan tersebut
guru sudah memiliki komitmen bersama dapat diatasi setelah meminta penjelasan dari
dalam menjaga kewibawaan dan citranya guru yang bersangkutan dan kepadanya
yang baik terhadap peserta didik maupun diminta untuk memelihara kedisiplinan dalam
lingkungan masyarakat sekitarnya karena memulai jam pelajaran dengan tepat waktu.

11
Hasil wawacara di kantor Depan Dinas Praktisi Pendidikan dan Pengawas Sekolah pada Tahun
Kabupaten Enrekang dengan Pak Muliyadi sebagai 2019 di Kabupaten Enrekang

143
Hasil wawancara juga terungkap bahwa senantiasa mendorongnya untuk melakukan
adanya harapan agar guru menanamkan kegiatan atau usaha.
kedisipinan kepada peserta didiknya, namun
terlebih dahulu harus dimulai dari dirinya Mengenai konteks peran dan fungsi
sendiri. Tidak jarang terjadi peserta didik guru, maka setiap guru harus mampu
kurang bisa berdisiplin terutama dalam menjadi motivator bagi peserta didiknya.
mengikuti jam pelajaran akibat kurangnya Kehadirian guru diharapkan mampu
contoh teladan dari gurunya sendiri”.12 mendorong setiap peserta didik untuk belajar
dengan baik secara menarik minat
bersangkutan. Setiap peserta didik memiliki
kemampuan dan minat terhadap mata
Lain hanya dengan hasil wawacara pelajaran yang berbeda-beda. Dari sekian
penulis dengan Bapak Asbar sebagai Kepala banyaknya peserta didik, mereka mempunyai
Sekolah Dasar di Kabupaten Pinrang sebagai stratafikasi minat belajar yang dapat
bagian Kawasan Ajatappareng mengemukakan dikategorikan tinggi, sedang, rendah dan
bahwa: sangat rendah.
“Pada prinsipnya setiap guru sudah diberikan Timbulnya stratafikasi di Kawasan
komitmen untuk menegakkan disiplin di Ajatappareng disebabkan oleh beberapa
lingkungan sekolah dan setiap guru dapat faktor baik internal maupun eksternal. Faktor
memberikan sanksi terhadap peserta didik yang pengaruh internal terutatama dating dalam
terlambat atau bolos dari jam pelajaran. Namun diri peserta dari pengaruh luar seperti
demikian juga diakui bahwa masih ada guru keluarga, orang tua, teman dan lainnya,
yang tampak kurang berusaha menegakkan namun salah satu faktor eksternal yang
aturan yang sudah ditetapkan dalam lingkungan diidentifikasi cukup berpengaruh
sekolah, sehingga secara tidak langsung sehubungan dengan status peserta didik
berpengaruh terhadap prilaku sejumlah peserta sebagai kaum terpelajar adalah faktor guru.
didik yang suka melanggar ketentuan yang Guru memainkan pencapaian prestasi belajar
berlaku. Untuk mengatasi hal demikian, pihak peserta didik yang bersangkutan. Oleh
pengelola sekolah dasar di Kawasan karena itu, setiap guru harus mampu
Ajatappareng umumnya bersama beberapa mengupayakan dalam mendorong dan
komponen lainnya harus senantiasa meningkatkan minat belajar para anak
mengevaluasi dan melakukan pernertiban baik didiknya melalui sejumlah cara atau
terhadap peserta didik maupun guru untuk pendekatan.
mentaati peraturan yang berlaku”13.
Hasil wawancara penulis dengan Bu
Hj. Aminah di Kabupaten Barru sebagai
3) Meningkatkan motivasi salah satu Kawasan Ajatapareng terungkap
Motivasi merupakan faktor yang bahwa:
mendorong seseorang untuk melakukan “Setiap guru yang memegang suatu
suatu usaha karena adanya suatu kebutuhan bidang studi mulai dari kelas I, II, III,
yang dirasakan. Kebutuhan tersebut dapat IV, V dan VI diharuskan mencurahkan
berbentuk psikologis, keselamatan, perhatiannya kepada setiap
keamanan maupun kesejahteraan yang
12 13
Hasil Wawancara Penulis dengan Pak Nasir Hasil wawancara dengan Pak Asbar di
sebagai Guru Sekolah Dasar di Kabupaten Sidenreng Kabupaten Pinrang pada Tahun 2019.
Rappang pada Tahun 2019.

144
permasalahan yang dihadapi oleh suatu pekerjaan. Guru mempunyai peranan
peserta didik baik yang menyangkut penting dalam mengembangkan diri peserta
pelajaran maupun masalah pribadi didik dengan memberikan berbagai macam
lainnya. Untuk tujuan tersebut, pengetahuan dan keterampilan serta
sejumlah guru berusaha memberikan pembentukan keperibadian. Oleh karena itu,
berbagai kegiatan yang bermanfaat guru dituntut mempersiapkan berbagai
seperti bimbingan belajar, ceramah, kemampuan dalam melaksanakan
diskusi, dan kegiatan kelompok belajar pendidikan dan bimbingan kepada peserta
lainnya serta sebagain besar peserta didik dengan menolong mereka agar dapat
didik cukup tertarik mengikuti mandiri mencapai kedewasaan. Kemampuan
sejumlah aktifitas tersebut, namun yang harus dimiliki oleh guru dalam kegiatan
demikian diakui bahwa masih ada pembelajaran di antaranya adalah
beberapa peserta didik yang malas kemampuan professional yang meliputi
terlibat dalam kegiatan di sekolah dasar penguasaan metode, penguasaan bimbingan
di Kawasan Ajatappareng dan merasa dan penyuluhan, serta penguasaan evaluasi
kurang diperhatikan. Oleh karena itu, pembelajaran. Keseluruhan kemampuan
perlunya perhatian besar agar peserta guru tersebut dapat bermanfaat bagi diri guru
didik lebih proaktif mengikuti yang besangkutan dalam melaksanakan
pelajaran pokok maupun pelajaran tugasnya, demikian juga guru yang
tambahan.14 menerima materi pendidikan dalam hal ini
prestasi belajar peserta didik.
Hasil wawancara penulis dengan
Ibu Hj. Sanawati, S.Pd., M.Pd. sebagai Guru harus menguasai materi dan
kepala sekolah dasar SDN Negeri 1 Bilokka metode pembelajaran. Betapa pun seorang
terungkap pula bahwa15: Secara umum minat guru menguasai materi pelajaran, tetapi
peserta didik pada bidang studi pendidikan strategi dan metode penyampaiannya tidak
agama kurang dimininati, hal tersebut tepat, maka hasilnya tidak dapat memuaskan.
dipengaruhi oleh beberapa guru belum Demikian pula sebaliknya bila hanya
mampu menyajikan materi pelajaran yang menguasai strategi dan metode pembelajaran
diajarkan secara maksimal. Tidak bisa juga materi tidak didalami hasil yang dicapai tidak
dipungkiri bahwa sebagian besar guru sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Di
berusaha secara maksimal sesuai dengan sinilah peran dan kemampuan seorang guru
kemampuan masing-masing guru untuk dalam memadukan kedua kemampua itu dan
menumbuhkan minat peserta didik terhadap kemampuan lainnya dalam kegiatan
mata pelajaran yang diajarkan. Selain itu, pembelajaran agar pencapaian tujuan yang
terkadang guru menyajikan materi tidak diinginkan dapat tercapai secara optimal.
maksimal dan kurang peduli dengan minat
dan bakat peserta didik pada mata pelajaran Seiring dengan perkembangan
tertentu. teknologi informasi dan telekomunikasi,
telah memudahkan akses untuk memperoleh
dan meningkatkan mutu pengetahuan dan
keterampilan baik guru maupun peserta
4) Meningkatkan Profesionalisme didik. Selain itu untuk meningkatkan
Profesionalisme merupakan kemampuan kompetensi seorang guru harus
kemampuan atau kecakapan dan melakukan

14 15
Kegiatan wawancara penulis dengan Ibu Hj. Amininah Kegiatan wawancara yang dilakukan dengan
pada Tahun 2019

145
berpengalaman dalam tugasnya. Idealnya 6) Meningkatkan Hubungan Komunikasi dan
seorang guru lebih banyak mengetahui Pemahaman
berbagai hal dan informasi daripada a. Meningkatkan Hubungan Komunikasi
kemampuan pengetahuan para peserta Penguasaan materi pelajaran yang
didiknya. Untuk mencapai tujuan tersebut, akan diajarkan kepada peserta didik oleh
setiap guru dengan program bidang studi guru bidang studi mata pelajaran Pendidikan
masing-masing harus berusaha Agama tidak kalah pentingnya dengan upaya
meningkatkan mutu pengetahuan dan guru lainnya dalam rangka meningkatkan
keterampilannya terutama berkaitan prestasi belajar. Hal ini penting karena dapat
langsung dengan mata pelajaran yang member pengaruh terhadap tingkat
diajarkan kepada peserta didiknya. penerimaan dan pemahaman peserta didik
terhadap materi pelajaran yang diajarkan.
Dalam kaitan itu, guru dituntut berusaha
5) Meningkatkan Strategi dan Metode memiliki pelajaran yang diajarkan. Dalam
Pembelajaran kaitan itu, guru dituntut berusaha memiliki
Metode pembelajaran merupakan kemampuan penyajian materi pelajaran yang
bagian dari strategi yang diterapkan oleh akan diajarkan kepada peserta didik di kelas.
setiap guru bidang studi mata pelajaran Kemampuan ini terlihat dari cara menyajikan
Pendidikan Agama terhadap peserta didik di dan menyampaikan pokok-pokok bahasan
dalam kelas pada sekolah dasar di Kawasan pelajaran, cara mengilustrasikan materi
Ajatappareng. Metode pembelajaran tersebut pelajaran, berbicara sesuai dengan
harus mampu mengadopsi sejumlah teknik kebutuhan/mengurangi sikap berbicara yang
pendekatan kepada peserta didik melalui terlalu banyak, tepat dalam memberikan
kegiatan pembelajaran dengan harapan pemahaman dan lainnya.
bahwa akan terjadi interaksi yang baik antara Hasil wawancara penulis dengan Pak
guru dan peserta didik, memudahkan peserta Syarif di Parepare mengemukakan bahwa:
didik menerima atau mencerna materi
pembahasan yang diajarkan oleh guru “Sebagian besar guru yang ada di
bersangkutan, serta untuk memastikan sekolah dasar tersebut cukup mampu
bahwa telah terjadi proses tranformasi melakukan hubungan komunikasi
pengetahuan dari guru kepada peserta didik. dengan baik dan lancer terutama
dalam penyajian materi, sehingga
Analisis penulis terhadap upaya guru setiap peserta didik mudah menerima
sekolah dasar di Kawasan Ajatappareng dengan jelas apa yang dibicarakan.
dalam memilih dan menerapkan metode Meskipun demikian juga diakui
pembelajaran peserta didik di kelas bahwa sering terdengar keluhan dari
difokuskan pada: 1) cara memulai interaksi peserta didik bahwa masih ada guru
di kelas, 2) penguasaan kelas, 3) penguasaan yang memiliki kemampuan
materi pelajaran, 4) cara penyampain komunikasi yang rendah dan biasnya
(komunikasi) materi pembelajaran, 5) cara lebih banyak diam daripada proaktif
menutup pembelajaran. Diharapkan dengan
metode pembelajaran yang tepat dan benar
dengan upaya yang optimal, maka peserta
didik dapat lebih termotivasi mengikuti
kegiatan proses pembelajaran.

146
mengajak perserta didik untuk “Secara umum dalam kegiatan
berkomunikasi”.16 pembelajaran di kelas, seorang guru
bukan saja menyajikan materi, namun
juga berusaha menjelaskan beberapa
Penelitian yang telah dilakukan hal yang kira-kiran kurang
penulis terungkap bahwa terdapat faktor dimengerti atau kurang mampu
komunikasi guru dengan peserta didik dalam dipahami oleh peserta didik.
rangka mencapai proses transformasi ilmu Meskipun demikian juga diakui
pengetahuan. Adanya komunikasi yang baik bahwa masih ada guru yang hanya
dari guru sebagai pemberi pesan (giver) melaksanakan tugas pengajaran
kepada peserta didik selaku penerima pesan secara rutin dan membiarkan peserta
(receiver). didik untuk mengerti sendiri tanpa
ada usaha untuk menjelaskan lebih
jauh dan terperinci tentang apa yang
b. Meningkatkan Pemahaman seharusnya dijelaskan dan
Tingkat pemahaman peserta didik dibutuhkan serta kesulitan apa yang
dalam setiap kegiatan pembelajaran di kelas dialami oleh peserta didik tertentu”17.
cukup beragam. Dari sejumlah peserta didik
yang menerima pelajaran untuk satu kali
pertemuan misalnya tentu akan memberikan 7) Meningkatkan Kegiatan Pengorganisasian
sikap penerimaan yang berbeda-beda levelnya, Kelompok Pembelajaran
ada peserta didik yang sangat mudah Pengorganisasian merupakan salah
memahami, ada yang setengah memahami, satu unsur dalam manajemen usaha.
bahkan ada peserta didik yang kurang atau Pengorganisasian yang dimaksud untuk
tidak memahami sama sekali. Oleh karena itu, memudahkan identifikasi sejumlah
setiap guru bersangkutan dalam melakukan permasalahan dan perencanaan yang akan
pembelajaran di kelas dituntut mampu dilakukan melalui pengelompokan sifat atau
memberikan kemudahan dalam karakteristik tertentu. Sekolah sebagai
menyampaikan atau membahas setiap pokok organisasi pendidikan, dipimpin langsung oleh
bahasan tertentu kepada peserta didik yang seorang kepala sekolah sebuah organisasi
hadir tanpa kecuali. Guru harus berusaha pendidikan, dipimpin langsung oleh seorang
sedemikian rupa mencari cara untuk kepala sekolah dan mempekejakan sejumlah
menyampaikan materi pelajaran dengan guru, staf pegawai serta melibatkan seluruh
mudah agar dapat dipahami dan dicerna oleh komponen peserta didik.
setiap peserta didik. Khusus dalam proses pembelajaran
Hasil wawancara penulis dengan ibu sekolah dasar di Kawasan Ajatappareng,
kepala sekolah yang bernama Firawati, S.Pd.I, pengorganisasi baik di kelas maupun peserta
S.Pd. TK. sebagai praktisi pendidikan di didik merupakan hal yang sangat penting dan
Kabupaten Sidenreng Rappang strategis untuk dilakukan oleh seorang guru di
mengemumakan bahwa dalam usaha memudahkan identifikasi
kebutuhan setiap kelas dan peserta didik.
Upaya guru dalam melakukan

16 17
Hasil wawancara dengan Pak Syarif pada tahun Kegiatan wawancara dengan praktisi
2019 di Kota Parepare. pendidikan di Kabupaten Sidenreng Rappang pada Tahun
2019.

147
pengorganisasian tersebut dapat dilakukan
dengan beberapa cara seperti membentuk
kelompok belajar, kelompok diskusi, Hasil wawancara penulis dengan
kelompok ceramah, pembagian tugas dan Muhammad Rusnim sebagai Kepala Sekolah
lainnya. Dalam setiap bentuk Dasar mengemukakan bahwa:
pengorganisasian tersebut, sedapat mungkin “Sistem pengorganisasian
melibatkan peserta didik secara keseluruhan pembelajaran dalam kelas unggulan
tanpa perbedaan, sehingga tidak ada satupun atau percepatan semata-mata
peserta didik yang merasa dikucilkan. Upaya diarahkan untuk mendongkrak nilai
pengorganisasian yang dilakukan oleh guru prestasi peserta didik sebelumnya
semata-mata ditujukan untuk pencapaian merupakan peserta didik berprestasi
minat dan prestasi belajar peserta didik. di kelasnya masing-masing. Dalam
Hasil wawancara penulis dengan kelas unggulan tersebut, setiap
Bapak Sulihin, S.Pd., M.Pd. sebagai guru peserta didik ditantang untuk
Pegawai Negeri Sipil di salah satu Sekolah bersaing secara ketat dalam
Dasar di Kabupaten Enrekang dan sekaligus menunjukkan prestasi belajarnya,
Dosen Luar Biasa Universitas sehingga secara langsung
Muhammadiyah Enrekang mengemukakan mendorong semangat belajar
bahwa: mereka untuk meraih prestasi yang
lebih tinggi. Selain itu, keberadaan
“Sistem pengorganisasian baik di kelas unggulan diharapkan dapat
kelas maupun terhadap peserta didik merangsang peserta didik lain yang
sudah merupakan kebijkan belum sempat terjaring masuk,
manajemen sekolah dasar dan sudah sehingga minat dan semangat
lama diterapkan, dengan tujuan belajarnya pun kian meningkat.
utama untuk meningkatkan Kalaupun timbul keluhan dari
kreatifitas dan prestasi belajar beberapa peserta didik kelas
peserta didik. Salah satu bentuk unggulan tersebut karena merasa
pengorganisasian yang dilakukan nilai prestasi menurun dan kurang
adalah pembentukan kelas mampu bersaing adalah hal yang
unggulan/percepatan, dimana setiap wajar karena memang kelas tersebut
peserta didik yang dinilai tersebut. high competition.19
Walaupun diakui sering terdengar
keluhan dari beberapa peserta didik
karena menurunnya nilai prestasi, 8) Meningkatkan hubungan Koordinasi dan
mereka secara perlahan usaha Kerjasama
pengorganisasian tersebut terbukti Aktifias koordinasi dan
telah mampu mendorong kerjasama juga merupakan faktor penting
peningkatan prestasi belajar peserta dalam menunjang upaya-upaya guru di
didik dalam beberapa tahun dalam meningkatkan prestasi belajar
terakhir”18. peserta didik. Kegiatan koordinasi dan

18
Kegiatan wawancara penulis dengan Bapak sekaligus Dosen Luar Biasa Universitas Muhammadiyah
Sulihin, S.Pd., M.Pd. sebagai guru Pegawai Negeri Sipil di Enrekang yang dilaksanakan pada Tanggal 16 April 2019.
19
salah satu Sekolah Dasar di Kabupaten Enrekang dan Hasil wawancara Bapak Muhammad Rusni
pada tanggal 22 April 2019.

148
kerjasama dapat dilakukan secara internal menimbulkan motivasi untuk
kelembagaan maupun secara eksternal belajar lebih aktif”20.
dengan komponen masyarakat luar.
Dalam hubungan koordinasi dan 9) Meningkatkan Pengayaan dan Remedial
kerjasama internal, melibatkan peserta Teaching
didik, guru, pimpinan sekolah, komite Salah satu langkah penting
sekolah, pengawas fungsional samapi yang harus diperhatikan dan dilakukan
kepada staf pegawai tersebut. Koordinasi oleh setiap guru adalah upaya
dan kerjasama eksternal melibatkan orang meningkatkan prestasi peserta didik
tua wali peserta didik, pejabat dari instansi adalah pengayaan dan remedial. Langkah
terkait, lembaga-lembaga pelatihan, tersebut dilakukan untuk mengacu
konsultan, pengusaha dan lainnya. Semua penguasaan materi pelajaran bagi peserta
bentuk koordinasi dan kerjasama tersebut didik sebelum memasuki ujian atau
semata-mata diarahkan dan dimaksudkan ulangan sumatif yang dilakukan setiap
untuk meningkatkan kinerja kelembagaan akhir semester dan dilaksanakan secara
sekolah dan guru dengan tujuan dan bersamaan untuk kelas parallel. Dalam
sasaran utama peningkatan prestasi dua langkah tersebut secara bersamaan
belajar peserta didik. terkandung unsure-unsur tujuan
pelaksanaanya.
Hasil wawancara penulis
dengan Kepala Dinas Pendidikan Hasil wawancara dengan
Kabupaten Sidenreng Rappang Sekretaris Dinas Pendidikan Kabuapten
mengemukakan bahwa; Enrekang mengemukakan bahwa:

“Pada dasarnya kehadiran guru Pengayaan dan remedial yang


di kelas untuk melaksanakan dilakukan guru sekolah dasar
pembelajaran terhadap peserta menjelang semester atau ujian
didiknya merupakan suatu proses akhir bertujuan untuk memberikan
interaksi setiap guru memiliki pendalaman materi pelajaran yang
metode interaksi sendiri baik telah diberikan kepada peserta
secara langsung (tatap muka) `didik setelah menyelesaikan
maupun secara tidak langsung semua program dalam satu
(melalui pemberian tugas), semester. Pengayaan tersebut
namun demikian pihaknya tetap dimaksudkan sebagai penyegaran
berusaha melakukan perpaduan kembali materi pelajaran agar
antara kedua metode interaksi dapat dikuasai sepenuhnya oleh
tersebut dengan harapan bahwa peserta didik terhadap bahan
peserta didik merasa dihargai pelajaran21.
keberadaannya, sehingga mampu

20
Hasil wawancara dengan Bapak Syahrul Muhammadiyah Enrekang yang sekarang sudah menjadi
sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidenren Universitas Muhammadiyah Enrekang pada tahun 2019.
Rappang pada Tahun 2019. Kegiatan wawancara Kegiatan wawancara di sela waktu kopi bareng menyoal
dilaksanakan di teras saat sela-sela waktu senggang di pembahasan full day school dan melakukan evaluasi
kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Sidenreng Rappang. sistem pendidikan khususnya di kabupaten Enrekang
21
Hasil wawancara dengan sekretaris Dinas secara luas yakni kawasan Ajatappareng.
Pendidikan Kabupaten Enreng di Kantor STKIP

149
Hasil wawancara penulis selanjutnya dikomparasikan. Hasil
dengan bapak Muhammad Irwan yang evaluasi yang dihasilkan oleh guru
mengemukakan bahwa: selanjutnya dapat menjadi bahan dasar
atau kerangka acuan dalam menyusun
Secara umum guru sekolah perencanaan ke depan berkaitan dengan
dasar di Kawasan Ajatappareng peningkatan prestasi belajar peserta didik.
telah berusaha dan mampu
melakukan pengayaan dan Kesimpulan
remedial setiap peserta didik
dapat dengan mudah mengerti Berdasar dari uraian-uraian
dan memahami materi pelajaran terdahulu dan hubungannya dengan
yang sebelumnya kurang permasalahan yang dikaji dalam hasil
dikuasai. Walaupun demikian, penelitian disertasi ini, maka dirumuskan
upaya guru memberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
pengayaan dan remedial 1. Gambaran kebijakan full day school dalam
terhadap peserta didik proses pembelajaran Pendidikan Agama
seharusnya tidak semata-mata Islam pada sekolah dasar di Kawasan
untuk mengejar target hasil Ajatappareng bahwa Pendidikan Agama
belajar (indeks prestasi) yang Islam dalam upaya perubahan moral
tinggi melainkan juga benar- peserta didik belum maksimal disebabkan
benar peserta didik mampu karena pelaksanaan full day school tidak
mengaplikasikan ilmu yang diterapkan secara maksimal oleh pihak
diperolehnya22. sekolah tertentu yang masih menerapkan
dan kemudian sekolah di kawasan
Ajatappareng masih banyak yang belum
10. Evaluasi Hasil Belajar (Evaluator) menerapkan kebijakan tersebut. Khusus di
kabupaten Enrekang bahwa awalnya sudah
Salah satu tugas dan peran penting menerapkan tetapi kurang maksimal
seorang guru adalah menjadi evaluator. implementasinya, namun beberapa sekolah
Artinya seorang guru harus berusaha di wilayah perkotaan misalnya di Parepare
melakukan sejumlah variasi penilaian dan Pinrang sangat baik diterapkan full day
terhadap diri dan peserta didiknya school karena mampu mengubah moral
sehubungan dengan model pembelajaran perserta didik dalam konteks keIslaman
yang berlaku. yang merupakan salah satu aspek yang
Upaya guru sekolah dasar di sangat esensial dalam hidup dan kehidupan
Kawasan Ajatappareng dalam perkotaan yang bergelinang pengaruh
meningkatkan prestasi belajar peserta lingkungan yang mempengaruhi peserta
didik tercermin dari beberapa indikator didik, sehingga bisa disimpulkan bahwa
pencapaian Indeks Prestasi Belajar untuk daerah pedesaan masih belum tepat
peserta didik. Tingkat pencapaian nilai diterapkan kebijakan full day school
peserta didik terutatama yang diamati dan disebabkan faktor budaya dan faktor
dianalisis adalah kondisi nilai sebelum ekonomi, misalnya setelah pulang sekolah
mid semester dan setelah akhir semester kebiasaan masyarakat baik guru dan orang
tua peserta didik lebih memprioritaskan

22
Hasil wawancara dengan praktisi Pendidikan
Bapak Muhammad Irwan pada tahun 2019 di Aula.

313
150
mencari nafkah di kebunnya dan untuk makro, moral peserta didik pada masa
peserta didik membantu orangtuanya di puber selalu mengarah kepada hal-hal
kebun atau di sawah serta biaya yang negatif, sehingga pada tahap ini peserta
dikeluarkan jika diterapkan fullday school didik harus dididik dengan menanamkan
lebih banyak karena uang makan sikap untuk lebih aktif beribadah,
bertambah. khususnya ibadah shalat karena salah satu
fungsi shalat adalah mencegah segala
2. Perbedaan moralitas peserta didik dalam bentuk moral yang negatif, yang dalam
mengimplementasikan proses istilah agama disebut tanha anil fahsyai
pembelajaran pendidikan agama Islam dan wal munkar. Proses pendidikan seperti ini,
budi pekerti antara sekolah yang yakni mengarahkan peserta didik untuk
melaksanakan full day school dan sekolah senantiasa aktif beribadah harus berlanjut
yang tidak melaksan full day school di sampai sang peserta didik tersebut
Kawasan Ajatappareng terjadi perbedaan memasuki usia dewasa. Kebisaan
yang signifikan. Sekolah yang beribadah tersebut diterapkan pada full day
melaksanakan full day school dalam school sangat berhubungan dengan ajaran
mengimplementasikna tahapan-tahapan pendidikan Agama Islam.
moral yang dilalui peserta didik pada usia
sekolah dasar senantiasa mengalami
perubahan jika diterapkan kebijakan full
day school di sekolah yang mendukung
segala komponen yang ada khususnya References
SDM yang memahami betul proses
pelaksanaan inti dari kegiatan full day
school. Untuk sekolah yang tidak Afifa, N., & Elihami, E. (2020). MEMBANGUN
menerapkan full day school perubahan KARAKTER YANG ISLAMI MELALUI
prilaku tidak ada perubahan yang AL-ISLAM DAN
signifikan karena tidak adanya stimulus KEMUHAMMADIYAHAN DI
dalam perbaikan proses pembelajaran di UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
sekolah. ENREKANG. JURNAL EDUKASI
3. Terdapat hubungan antara implementasi NONFORMAL, 1(2), 15-23.
kebijakan full day school dalam Aminah, I., Elihami, E., & Masnur, M. (2020).
pendidikan agama Islam dan budi pekerti SOLUTIONS IMPACT OF USE OF
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran GADGETS ON SOCIAL BEHAVIOR
pada sekolah dasar di Kawasan OF EARLY CHILDREN. JURNAL
Ajatappareng yakni terdapat hubungan
EDUKASI NONFORMAL, 1(2), 45-51.
dalam kebijakan full day school mengarah
pada orientasi moral peserta didik dan pada Aminah, I., Elihami, E., & Masnur, M. (2022).
pendidikan Islam mengajarkan tentang Influences of gadgets on students' learning
achievement for early childhood. Sublim:
pendidikan anak pada masa usia 12-20
Jurnal Pendidikan, 1(2), 60-90.
tahun, peserta didik memasuki masa
pubertas, sehingga moralnya pun berubah. Assidiq, I., Elihami, E., Setiawan, A. F., Jaya, N.
Pendidikan Islam sangat tepat pada M., Riski, P., Anugrawan, R., &
wilayah itu karena untuk menghubungkan Nursafitri, R. (2022). Mengajar
wilayah spiritual dan prubahan prilaku Terbimbing dan Mengajar Mandiri
dalam kebijakan full day school. Secara melalui Pengenalan

151
Persekolahan. MASPUL JOURNAL OF Elihami, E., & Melbourne, M. (2023).
BIBLIOMETRICS ANALYSIS AND
COMMUNITY EMPOWERMENT, 4(1),
MAPPING: THE TREND OF ‘LEARNING
89-95. METHOD” IN 2012-2022. Jurnal PAJAR
(Pendidikan dan Pengajaran), 7(1), 01-12.
Assidiq, I., Firdiani, D., Jabri, U., Samad, I. S.,
Sudirman, M. Y., Halik, M. I., ... & Wisnah, W. Elihami, E., & Nursubihana, N. (2021).
(2023). E-KKN Tematik Universitas
Muhammadiyah Enrekang: Pengabdian Implementing and Improving the
Kepada Masyarakat dalam Bidang Character According to the Contents
Pendidikan dan Kesehatan di Desa Pasang Contained in Al-Islam and
Kecamatan Maiwa. MASPUL JOURNAL OF Kemuhammadiyahan. JURNAL
COMMUNITY EMPOWERMENT, 5(1), 25-
29. EDUKASI NONFORMAL, 2(2), 74-83.

Elihami, E. (2021). LECTURES’ATTITUDES Elihami, E., & Syawal, S. (2022). Implementing


AND PERCEPTION ABOUT ISLAMIC of Educational Institution
EDUCATION AND TECHNOLOGY IN Management. JIKEM: Jurnal Ilmu
ONLINE LEARNING DURING Komputer, Ekonomi dan
COVID-19 PANDEMIC. Al-Mirah: Manajemen, 2(1), 2335-2340.
Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 1-11. Elihami, E., Ismail, I., Suparman, S., & Patintingan, A.
(2018). EFFECTS OF PUBLICATION ON
Elihami, E. (2022). Learning Management System for
SINTA RISTEKDIKTI IN INDONESIA
learning Al-Islam and Muhammadiyah in
HIGHER EDUCATION
Indonesia: An Analysis of comparison
INSTITUTIONS. EFFECTS OF
lectures and students. Sublim: Jurnal
PUBLICATION ON SINTA RISTEKDIKTI IN
Pendidikan, 1(2), 50-59.
INDONESIA HIGHER EDUCATION
Elihami, E. (2023). Implementation of Religious INSTITUTIONS, 15(1), 22-22.
Culture in Fostering Student Discipline
Elihami, O. (2023). BAB 4 PENGELOLAAN
Attitudes in Elementary Schools. Mahaguru:
KURIKULUM DAN SISWA. Pengelolaan
Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4(1),
Pendidikan, 45.
19-26.
Fadli, M., & Elihami, E. (2023). Peran Penyuluh
Elihami, E. Academic Reform and Agama Islam Terhadap Pendidikan Islami
Sustainability Through Management Terhadap Majelis Taklim dalam Mewujudkan
of Lecturer Integrity Keluarga Sakinah (Studi Kasus di KUA
Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru). Al-
Strengthening. European Journal of
Mirah: Jurnal Pendidikan Islam, 5(1), 42-61.
Humanities and Educational
Advancements, 3(3), 164-175. Hajiannor, H., Saddhono, K., Elihami, E., Kurdi, M. S.,
& Kurdi, M. S. (2023). Analysis of the Content
Elihami, E. Initiative of Thoughts from and Accuracy of Multicultural Values in
Islamic Religious Education and Moral
Indonesia to the world of the covid era. Textbook. AL-ISHLAH: Jurnal
Novateur Publication. Pendidikan, 15(1).

Elihami, E., & Melbourne, M. (2023). Hasan, H., Jasri, J., Nurlaila, N., Hafiz, H.,
BIBLIOMETRICS ANALYSIS AND Nurlailah, N., Elihami, E., & Risman, R.
MAPPING: THE TREND OF (2022). Meningkatkan Ketahanan
‘LEARNING METHOD” IN 2012- Ekonomi Melalui Produk Gula di Desa
2022. Jurnal PAJAR (Pendidikan dan Batu Mila Kecamatan Maiwa
Pengajaran), 7(1), 01-12. Kabupaten Enrekang. MASPUL

152
JOURNAL OF COMMUNITY Globalization. Edumaspul: Jurnal
EMPOWERMENT, 4(2), 398-404. Pendidikan, 7(1), 22-27.
Ihza, N., Supri, S., & Elihami, E. (2020). Syarif, I. (2022). Pengembangan Desa Wisata
MUHAMMADIYAH'S POLITICAL melalui penguatan Promosi dan
DIALECTICS IN Partisipasi Masyarakat Lokal di Desa
INDONESIA. JURNAL EDUKASI Kadingeh Kabupaten
NONFORMAL, 1(2), 24-29. Enrekang. MASPUL JOURNAL OF
COMMUNITY EMPOWERMENT, 4(2),
Ismaya, I., Busa, Y., Elihami, E., Galib, A. A. C.,
266-272.
Bando, U. D. M. A., & Rahmat, R.
(2023). Peraturan Daerah Tentang Wahyuni, E., Ismaya, I., Elihami, E., &
Penataan Pasar di Kabupaten Suherman, S. (2021). Pelatihan Sempoa
Enrekang. MASPUL JOURNAL OF Jari di SD Negeri No. 172
COMMUNITY EMPOWERMENT, 5(1), Enrekang. MASPUL JOURNAL OF
13-18. COMMUNITY EMPOWERMENT, 3(2),
50-53
Karyasa, T. B., Diwyarthi, N. D. M. S., Pratama, I. W.
A., Suwaryo, P. A. W., Anasi, P. T., Yusnanto, Wahyuni, E., Ismaya, I., Elihami, E., & Suherman, S.
T., ... & Pangestika, R. R. (2022). Inovasi (2021). Pelatihan Sempoa Jari di SD Negeri
Pendidikan. Get Press. No. 172 Enrekang. MASPUL JOURNAL OF
COMMUNITY EMPOWERMENT, 3(2), 50-
Kurnia, K., Nugraha, S., Siangka, A. N., 53.
Arsyad, M., & Elihami, E. (2020).
Optimalisasi Fasilitas Lab Bahasa Wahyuni, E., Ismaya, I., Elihami, E., &
Sebagai Media Pembelajaran Suherman, S. (2022). Pengenalan
Terpadu. Edumaspul: Jurnal Microsoft Excell dalam Pembelajaran
Pendidikan, 4(2), 476-483. Matematika di SD Negeri No. 1
Enrekang. MASPUL JOURNAL OF
Salam, A. M. I., Taufiq, M. S., Kusmin, A. F., Ismail,
S., Usri, U., Elihami, E., ... & Hendrawan, H.
COMMUNITY EMPOWERMENT, 4(2),
(2023). Pendidikan Karakter Melalui 451-454.
Manajemen Stres pada SMAN 1
Wonomulyo. MASPUL JOURNAL OF Wahyuni, E., Suherman, S., Surianingsih, T.,
COMMUNITY EMPOWERMENT, 5(1), 30- Ismaya, I., & Elihami, E. (2023).
39. Integration of Ethnomathematics
Saldi, S., Ulansari, S., JN, R., & Elihami, E. Mandar Tribe for Elementary School
(2022). Youth Generation Moral Mathematics Materials. Edumaspul:
Education in Muhammadiyah Jurnal Pendidikan, 7(1), 287-298.
University of Enrekang. JURNAL
EDUKASI NONFORMAL, 3(1), 230-238.
Sudirman, M. Y., Mahyuddin, M. J., Sulaiman,
F., Elihami, E., & Mursyid, I. (2023).
Siri'Culture-Based Psychoeducation
Services in an Effortalleviation of
Adolescent Problems Due to the
Negative Impact of

153

Anda mungkin juga menyukai