Prosedur Nomor Dokumen Rev 0 Nomor Halaman 1 Dari 21 PDF Free
Prosedur Nomor Dokumen Rev 0 Nomor Halaman 1 Dari 21 PDF Free
Prosedur Nomor Dokumen Rev 0 Nomor Halaman 1 Dari 21 PDF Free
KONTRAKTOR : PT INTIMARINDO
LOKASI : BALONGAN
0 IFR
LEMBAR REVISI
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN
1.1 UMUM....................................................................................................... 4
1.2 TUJUAN...................................................................................................... 4
1.3 RUANG LINGKUP........................................................................................ 4
1.4 DEFINISI & SINGKATAN............................................................................... 4
1.5 REFERENSI.................................................................................................. 6
2. KEY PERSONS.................................................................................................... 6
3. PIPELINE DATA DAN INFORMASI....................................................................... 7
4. PROSEDUR INSTALASI PIPELINE ....................................................................... 9
4.1 Push Pull..................................................................................................... 9
4.2 Normal Laying............................................................................................ 11
4.3 Gerak Barge................................................................................................ 15
4.4 Olah Jangkar dan Re-Posisi Barge............................................................... 15
4.5 Pipeline Abandonment............................................................................... 16
4.6 Monitoring Penggelaran Pipa..................................................................... 17
4.7 Mengontrol Stinger.................................................................................... 17
5. QUALITY CONTROL ........................................................................................... 17
6. ASPEK KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA................................................. 17
7. PIPELINE CONTINGENCY PROCEDURE .............................................................. 18
7.1 Emergency Abandonment and Recovery Pipeline ..................................... 18
7.2 Cuaca Buruk ............................................................................................... 18
7.3 Equipment Failure ...................................................................................... 18
PROSEDUR
NOMOR DOKUMEN REV . : 0
INSTALASI PIPELINE NOMOR HALAMAN
OFFSHORE 4 DARI 21
1. PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Pelaksanaan program pemerintah terkait minyak tanah digantikan LPG di wilayah pulau jawa
membuat PT. Pertamina (Persero) harus memperbanyak pembangunan sarana fasilitas
(sarfas) pendukung yaitu sarfas penerimaan penimbunan dan pendistribusian. Demikian juga
untuk wilayah Jawa bagian Barat dan Jawa bagian Utara diperlukan penambahan
pembangunan sarana dan fasilitas penerimaan, penimbunan dan pendistribusian LPG, yang
akan dibangun di Terminal LPG Balongan.
PT Pertamina (Persero) berencana membangun island berth, sub marine pipe line, dan
fasilitas pendukung lainnya untuk penerimaan LPG menggunakan kapal dengan kapasitas
3500 - 25.000 DWT.
Methode push pull atau sering disebut juga shore pull akan dilakukan dimana produksi
pengelasan dilaksanakan di atas barge. Apabila 2 joint pipa telah mencapai garis pantai maka
penarikan pipa dihentikan. Setelah proses push pull ini selesai selanjutnya dilakukan post
trenching sesuai peraturan MIGAS yaitu minimum 2 meter dari Top Of Pipe (TOP).
1.2. TUJUAN
Tujuan pembuatan dokumen ini untuk mengidentifikasi semua kebutuhan dan persyaratan
pekerjaan terpenuhi dan memenuhi persayaratan keselamatan kerja, juga sebagai acuan kerja
yang harus diketahui dan dimengerti oleh semua pelaksana agar pelaksanaan pekerjaan
pemasangan pipa dengan metode push pull ini berjalan dengan baik dan benar, dengan
memperhatikan semua aspek keselamatan kerja.
1.3.RUANG LINGKUP
Ruang lingkup prosedur ini meliputi operasi berikut :
Pipeline Inisiasi
Push Pull Process
Normal Laying Process
1.4. DEFINISI DAN SINGKATAN
CONTRACTOR : PT INTIMARINDO
Abbreviations :
OD Outside Diameter
DIA Diameter
Te Tonne
KP Kilometer Point
LB Lay Barge
RT Radiography Test
Sch Schedule
Thk Thickness
WT Wall Thickness
1.5.REFERENSI
BLG – SP – 40 – 001 – A4 : Pipeline Design Basis
BLG – GN – 50 – 001 – A4 : Rencana Kerja dan Syarat-syarat
BLG – DWG – 50 – 006 – A3 : Layout Bathymetry
BLG – ALI – 40 – 001 : Alignment Sheet
2. KEY PERSONS
- Barge Superintendent
Bertanggung jawab terhadap semua aktivitas pelaksanaan pekerjaan di laut termasuk
keselamatan pekerja dan situasi emergency (darurat) dan melaporkan pekerjaan kepada
Project Manager. Barge Superintendent membuat rencana dan prosedur pelaksanaan kerja
dengan mendiskusikan/membahas metoda kerja bersama-sama dengan wakil company
seandainya ada perubahan.
- Field Engineer
Bertanggung jawab terhadap semua aspek teknis proyek, mempersiapkan prosedur kerja
dan mendokumentasikan hasil pekerjaan setelah selesai, kemudian melaporkan progress
pekerjaan kepada Barge Superintendent. Field Engineer juga meyakinkan bahwa akvitas di
atas deck dan aktivitas semua penyelam efektif dan efisien
- QA/QC
Bertanggung jawab untuk meyakinkankan bahwa kwalitas pekerjaan / proyek yang
dikerjakan sesuai dengan quality plan yang telah disepakati. QA/QC mendokumentasikan
semua pekerjaan yang berhubungan dengan quality seperti halnya NDT dan Welding Record.
- Barge Master
Bertanggung jawab terhadap pengoperasian / pergerakan barge seperti halnya ; olah gerak,
barge positioning (memposisikan barge) dan olah jangkar. Barge Master bertanggung jawab
melaporkan pekerjaan terhadap Barge superintendent .
PROSEDUR
NOMOR DOKUMEN REV . : 0
INSTALASI PIPELINE NOMOR HALAMAN
OFFSHORE 7 DARI 21
- AHT Master
Bertanggung jawb terhadap keamanan dan keselematan Boat yang dioperasikan baik selama
kerja olah jangkar maupun towing. AHT Master harus memeriksa semua perlengkapan
peralatan anchor handling , mooring dan towing masih dalam keadaan layak pakai. Selama
pekerjaan berlangsung AHT Master akan mengikuti perintah Barge Master dan bertanggung
jawab terhadap barge superintendent.
- Rigger Foreman/Deck Foreman
Bertanggung jawab terhadap aktivitas deck terutama yang berhubungan dengan pekerjaan
angkat dang angkut. Rigger/Deck Foreman mengatur dan mengoptimalkan kerja para rigger.
Rigger/Deck Foreman melaporkan pekerjaan kepada barge master dan barge
superintendent.
- Diving Supervisor
Bertanggung jawab terhadap aktivitas penyelaman sebagaimana diinstruksikan oleh Barge
Superintendent. Meyakinkan keamanan dan keselamatan selama proses penyelaman.
Referensi koordinat dari Island Berth dan Submarine Pipeline yang direncanakan yaitu sebagai
berikut :
Koordinat SPL
No Nama Latitude Longitude
Barge Intiation
Barge diposisikan pada kedalaman air 3 meter dan mengikuti arahan team survey. Stinger
dipasang dan barge diballast dengan kemiringan 0.5 derajat (disesuaikan dengan pipelay
analysis). Area pengelasan dipersiapkan dan ketinggian roller disesuaikan. Lakukan
penyambungan/pengelasan pipa sampai ujung pulling head berada di ujung stinger. Ujung
PROSEDUR
NOMOR DOKUMEN REV . : 0
INSTALASI PIPELINE NOMOR HALAMAN
OFFSHORE 10 DARI 21
pulling head dipasang shackle 35 ton yang tersambung dengan sling wire dengan diameter 1 ¼ ”
yang akan terhubung dengan winch#1 .
Platform Winch #1
Team Survey menentukan posisi platform untuk winch #1. Platform dipastikan kuat menahan
selama winch bekerja menarik pipa dari barge.
Landfall
Proses pengelasan dilakukan di area pantai. Pulling head dilas pada pipa pertama yang akan
ditarik oleh Winch yang di tempatkan di atas platform sejauh 1 km dari gris pantai. Pontoon
Excavator diperlukan di area pantai untuk melakukan penggalian (trenching) jalur pipa agar pipa
tetap mengapung selama ditarik.
3. Pipa yang telah berada di rack dan siap dilas akan dicatat (record)
QA/QC
identitasya (Pipe No, Heat No, Panjang, wall thickness, coating )
Welding
7 Fit-up dilakukan dengan menggunakan external clamp.
Supv
8 Masukan Buckle detector sepanjang 206 meter, dimana posisi buckle Welding
detector berada di touch down point. Proteksi wire buckle detector Supv
PROSEDUR
NOMOR DOKUMEN REV . : 0
INSTALASI PIPELINE NOMOR HALAMAN
OFFSHORE 12 DARI 21
Apabila Root dan hot pass telah selesai di station No.1 welder akan
memberikan instruksi pada barge master agar barge bergerak. Barge
10 WF /BM
master memeriksa dan memastikan semua station telah selesai
mengelas.
14 Tetapi apabila hasil radiography test tidak bisa diterima, segera lakukan NDT/CR
perbaikan dan kembali proses radiography di station yang sama.
Panjang bukaan repair maksimum 38.3 mm (mengacu pada pipelay
PROSEDUR
NOMOR DOKUMEN REV . : 0
INSTALASI PIPELINE NOMOR HALAMAN
OFFSHORE 13 DARI 21
analysis). Jika hasil repair pengelasan tidak dapat diterima maka lakukan
repair kedua, apabila hasil NDT repair kedua masih belum diterima,
maka lakukan rebeveling dan dilas kembali.
15 FJC
16 FJC
Catatan: Jika terdapat udara terjebak di sekitar daerah las antara pipa,
gunakan rol baja untuk mengeluarkan udara yang terjebak.
19 FJC
Setelah holiday testing selesai tanpa ada kebocoran, penggelaran pipa QA/QC /
21
dapat diteruskan. BM
22 Setelah holiday test selesai dapat diteruskan proses infill HDPF As Reqd’
CR /
26 Periksa secara visual Infill HDPU selesai
QA/QC
Setelah proses pengelasan dan NDT selesai barge masterakan menjalankan barge bergerak maju
PROSEDUR
NOMOR DOKUMEN REV . : 0
INSTALASI PIPELINE NOMOR HALAMAN
OFFSHORE 15 DARI 21
Barge Master dengan dipandu oleh surveyor akan menentukan sequence penempatan jangkar.
Barge master menentukan urutan pemindahan jangkar. Surveyor menentukan koordinat
pengalihan jangkar, dan mengirimkan koordinat tersebut ke Anchor Handling Tug (AHT). AHT
akan menuju posisi anchor yang akan dipindahkan sesuai instruksi barge master. Setelah Anchor
terangkat dan tersimpan aman di atas deck AHT, selanjutnya AHT menuju koordinat baru untuk
droping anchor. Barge Master memastikan dan mengontrol anchor wire tension agar posisi wire
lurus selama proses pemindahan. Setiap barge bergerak sejauh 250 meter dari posisi semula,
maka jangkar harus dipindahkan mengikuti rute pipeline.
PIPELINE ABANDONMENT
Item Task Resp. Check
Apabila tersisa sekitar 10 joint lagi, Project Engineer akan memonitor
1.
jarak touchdown dan panjang horizontal untuk menentukan posisi SPC / FE
pipeline terakhir.
Jarak ini dihitung berdasarkan panjang pipeline dari station line up
2.
(station#1) sampai touchdown point dengan mempertimbangan INFO
kedalaman air laut.
3. Apabila posisi pipa terakhir telah ditentukan, adakalanya pipa terakhir
SPC / FE
terpaksa harus dipotong agar posisi joint terakhir terjatuh di target
4. Pengelasan dan NDT dari 2 (dua) pipe joint terakhir dilakukan di station NDT / WF
No.2 dan No.3. Pastikan tidak ada personnel di area Firing Line selama
PROSEDUR
NOMOR DOKUMEN REV . : 0
INSTALASI PIPELINE NOMOR HALAMAN
OFFSHORE 16 DARI 21
PIPELINE ABANDONMENT
Item Task Resp. Check
pekerjaan RT berlangsung
Keluarkan Buckle detector dan diperiksa untuk memastikan kondisi pipa
5.
baik tidak ada indikasi buckling. Laporkan hasil pemeriksaan pada client QA/QC
representative.
6. Pengelasan abandonment head pada pipa terakhir dilakukan di station
CS
welding.
Pasang Flange 300# RTJ pada section terakhir dan lakukan NDT.
7.
Selanjutnya sambungkan sling wire dari A/R (Abandont dan Recovery ) CS
winch ke abandon head
8. Apabila abandon head telah samai di station 2, pipelay tension
CS / FJC
dipindahkan dari tensioner ke A / R winch perlahan lahan.
9. Apabila sling wire telah cukup tension/tegang menahan pipeline maka
tensioner bisa dibuka.
10. Selesaikan field joint coating pada joint terakhir TO
Tegangan sling wire abandonment head dikontrol selama proses
11. BM
penurunan sesuai dengan pipelay laying analysis
12. PLB bergerak maju constant diikuti gerakan/putaran A & R winch. BM
Apabila abandonment head telah berada di ujung barge, rigger segera
13.
memasang buoy marker pada abandonment head.
Ketika abandonment head berada di ujung stinger, diver(penyelam)
14. akan memonitor abandon head sampai melewati roller terakhir untuk BM
memastikan pipa tidak macet pada stinger.
Barge terus bergerak constan dengan memperhatikan
ketegangan/tension sling wire A/R winch, sampai tidak diperlukan lagi
15. BM / SPC
pergerakan, pipeline dapat diturunkan dengan perlahan sampai
mencapai dasar laut.
Lepas perlahan tension wire A & R winch apabila abandonment head
16. BM
sudah di dasar laut
Apabila abandonment head sudah di dasar laut, barge bergerak mundur
17. BM
sampai bagian buritan dekat dengan posisi abandonment head.
18. Setelah itu diver dapat melepaskan sling A & R dari abandonment head. DS
- Selama normal laying,beberapa hal harus diperhatikan agar pipa ketegangan pipa
terkontrol dan termonitor. Lay paremeter yang harus dikontrol adalah pipe tension,
tensioner setting, anchor pattern, barge positioning dan orientation, stinger angle dan
draft barge.
PROSEDUR
NOMOR DOKUMEN REV . : 0
INSTALASI PIPELINE NOMOR HALAMAN
OFFSHORE 17 DARI 21
segera dilakukan. Kontraktor dan Client Representative member instruksi dan saran sesuai dengan
proses emergency abandonment.
Di bawah ini kriteria cuaca yang buruk yang dapat dijadikan acuan
Tinggi Kecepatan Angin Action
Gelombang (m) (Knot)
Barge Superintendent membuat rencana seandainya cuaca terus semakin memburuk. Jika
prakiraan cuaca menunjukan cuaca yang semakin memburuk maka keputusan abandonment
dibuat berdasarkan hasil pembicaraan antara pihak kontraktor dan client representative.
Operasi penyelaman tidak dilakukan pada saat emergency abandonment. Pada kondisi cuaca yang
buruk, Barge superintendent memonitor dan meyakinkan panjang bow anchor wire mencukupi
apabila barge bergerak maju pada saat abandonment. Barge superintendent memutuskan untuk
merecovery pipa dan melanjutkan operasi normal laying apabila kondisi cuaca mulai membaik.
Kontraktor dan Clien Representative me-review dan menyetujui sebelum operasi recovery pipa
dilaksanakan.
Operasi pemasangan pipa dihentikan apabila terjadi kesalahan teknis atau kerusakan pada system
tensioning pipa. Evaluasi dilakukan apabila terjadi kesalahan besar maupun kecil. Apabila terjadi
kesalahan/kerusakan kecil (minor) maka abandon head dilas dan hubungkan dengan wire A/R
Winch, tension ditransfer dari tensioner ke A/R winch perlahan-lahan dan dikontrol oleh
tensioning operator. Tensioner kemudian dibuka dan lakukan perbaikan. Apabila perbikan telah
selesai maka Tension akan ditrensfer kembali ke Tensioner, selanjutnya lakukan proses normal
laying kembali. Apabila kerusakan minor tidak bisa lagi diperbaiki (atau kerusakan major), barge
superintendent mempertimbangkan untuk segera lakukan proses abandonment sesuai dengan
prosedur abandonment. Apabila pekerjaan major telah selesai pipeline kembali direcovery sesuai
PROSEDUR
NOMOR DOKUMEN REV . : 0
INSTALASI PIPELINE NOMOR HALAMAN
OFFSHORE 19 DARI 21
2.
Coating harus panas, panaskan area sampai 177 derajat celcius. FJC
4.
Biarkan patch sampai dingin sebelum dilakukan handling FJC
5.
Lakukan holiday test pada area repair. QA/QC
Untuk perbaikan concrete pada area lebih besar dari 900 cm2 , diperlukan Epoxy Polyamide
(Splash Zone Mastic). Untuk retakan pada concrete dapat digunakan patching compound.
Compound ini dapat dicampur dan mongering dalam air.
1.
Bersihkan semua kotoran dari permukaan yang akan direpair INFO
Campurkan Part A dan Part B dengan volume yang sama, gunakan skop
2.
tangan, aduk sampai warna hitam dan kuning bercampur menjadi FJC
warna hijau muda yang merata.
3.
Terapkan campuran ini segera setelah tercampur FJC
PROSEDUR
NOMOR DOKUMEN REV . : 0
INSTALASI PIPELINE NOMOR HALAMAN
OFFSHORE 21 DARI 21
4. Gunakan sarung tangan dan basahi material dengan air selama proses
FJC
pencampuran
6.
Campuran dapat mongering dalam air info