Rencana Strategi BLUD Puskesmas
Rencana Strategi BLUD Puskesmas
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penyusunan dokumen Rencana Strategis sebagai berikut :
Pengantar
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB 2 : GAMBARAN PELAYANAN PUSKESMAS
A. Gambaran Umum Puskesmas
B. Gambaran Organisasi Puskesmas
C. Kinerja Pelayanan Puskesmas
UPT Puskesmas .... Kabupaten/Kota .... berlokasi di Jl Raya .... No ...., Desa....., Kec.
...., Kabupaten/Kota ...., dengan wilayah kerja sebanyak ... desa di wilayah kecamatan ....
UPT Puskesmas .... didukung jejaring di bawahnya sebanyak .... Pustu,......Poskesdes, dan
...... Posyandu Balita serta....Posyandu Lansia.
2. Pelayanan Puskesmas
Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab
Puskesmas......meliputi :
a. Upaya Kesehatan Masyarakat Esensial
a) Upaya Promosi Kesehatan
b) Upaya Kesehatan Lingkungan
c) Upaya Kesehatan Ibu, Anak dan Keluarga Berencana
- Keluarga Berencana
- Deteksi Dini Tumbuh Kembang
- Kesehatan Reproduksi
d) Upaya Gizi
e) Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
- Pencegahan Penyakit Tuberkulosis
- Pencegahan Penyakit Kusta
- Imunisasi
Pelayanan Rawat Inap. Selain itu jika diperlukan, UPT Puskesmas juga
melaksanakan pelayanan rujukan rawat jalan dan rujukan Gawat Darurat.
Puskesmas ... juga melakukan pelayanan gawat darurat 24 jam rawat inap
tingkat pertama dan PONED.
Uraian tugas masing-masing struktur yang terdapat dalam bagan organisasi seperti
diuraikan di atas adalah sebagai berikut :
a. Kepala UPT Puskesmas mempunyai tugas :
- Menyusun rencana kegiatan/rencana kerja UPT
- Menyusun dan menetapkan kebijakan teknis UPT
- Menyusun dan menetapkan kebijakan operasional dan kinerja UPT
- Menyusun dan renetapkan kebijakan mutu pelayanan UPT
- Melaksanakan pelayanan kesehatan perseorangan tingkat pertama
- Melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama
- Melaksanakan pembinaan kesehatan masyarakat
- Melaksanakan kegiatan manajemen Puskesmas
- Melaksanakan pengendalian dan pelaksanaan norma, standar, pedoman dan
petunjuk operasional di bidang pelayanan kesehatan dasar dan kesehatan
masyarakat
- Melaksanakan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kegiatan UPT
b. Kepala Sub Bagian Tata usaha mempunyai tugas:
- Menyusun rencana kegiatan Sub Bagian Tata Usaha
- Menyiapkan bahan-bahan pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan kesehatan
dasar dan pelayanan kesehatan masyarakat
- Menyiapkan bahan pelaksanaan pengendalian dan pelaksanaan norma standar,
pedoman, dan petunjuk operasional di bidang pelayanan kesehatan dasar dan
pelayanan kesehatan masyarakat
- Menyusun Pedoman Kerja, Pola Tata Kerja, Prosedur dan Indikator Kerja
Puskesmas
- Melaksanakan administrasi keuangan, kepegawaian, surat menyurat, kearsipan,
administrasi umum, perpustakaan, kerumahtanggan, prasarana, dan sarana
serta hubungan masyarakat.
3 Apoteker 1 1 THL 2 2 1
4 Asisten Apoteker 0 Honorer 2 2 2
5 Administrasi 1 1 PNS 1 1 0
Kepegawaian
6 Bendahara 0 0 3 3 3
7 Pengadministrasi 2 2 PNS 2 2 0
Umum
9 Pengelola Barang 0 0 2 2 2
Aset Negara
10 Pengelola 1 Honorer 1 1 0
Program dan 1
Pelaporan
11 Kasir 1 Honorer 1 1 0
1
12 Perekan Medis 0 2 2 2
0
13 Kebersihan 2 Honorer 4 4 2
2
14 Sopir Ambulan 1 Honorer 2 2 1
1
15 Penjaga 1 THL, 1 3 3 1
Keamanan 2 Honorer
22 Tenaga kesehatan 0 0 1 1 1
masyarakat
23 Epidemiologi 0 0 1 1 1
Kesehatan
20000 17963
16265
15000
10000
5000
0
2013 2014 2015 2016 2017
TAHUN
3500 3029
3000 2547
2500
2000 3
1500
1000
500
0
2500 2290
2151
1987 2009
2000
1500
1000
500
1939
2000
1500 1316
1209
1117
1000 2
500
0
1 2 3 4 5
Tahun
12 3 4 5
Tahun
Gambar 1. Grafik Kunjungan Pasien Ruang Pelayanan IVA dan IMS Puskesmas
Tahun 2013-2017
7000 4969
6000
5000 2669
4000 2470
3000
2000
1000 1213
868 832 782 616
0
90 99 170 234 282
12 3 4 5
Tahun
Gambar 1. Grafik Kunjungan Pasien UGD, rawat inap & PONED Puskesmas
Tahun 2013-2017
U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9
tahuntahuntahun
B. ISU STRATEGIS
1. Peningkatan Kesehatan Ibu, Anak, Lansia dan Gizi Masyarakat
2. Peningkatan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
3. Perbaikan Pencegahan Penyakit Menular dan Kesehatan Lingkungan
4. Perbaikan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
5. Peningkatan Kualitas Pelayanan Melalui Penerapan Standar Akreditasi Puskesmas
dan Perkembangan Teknologi Informasi
a) Budaya Organisasi
Menuju masyarakat .... mandiri untuk hidup sehat yang dimaksud adalah dengan
pelayanan Puskesmas UKM dan UKP dapat memfasilitasi masyakat sehingga menyadari
kebutuhan akan kesehatan, mau dan mampu mengenali, mencegah dan mengatasi
permasalahan kesehatannya sendiri.
Faktor Eksternal
Peluang (O) SO WO
1. Menigkatkan daya 1. Mengoptimalkan mutu 1. Mengatasi keterbatsan
beli masyarakat pelayanan melalui sistem jumlah tenaga kesehatan
terhadap kesehatan manajemen mutu yang baik melalui peluang
dan peningkatan strata peningkatan pendapat
akreditasi Puskesmas (S1,O1) Puskesmas (W1, O1)
2. Mengoptimalkan ketersediaan 2. Mengatasi keterbatasan
alat kesehatan dan jenis anggaran operasional
layanan yang dapat dipenuhi melalui peluang
(S3, O1) peningkatan pendapatan
Peluang (O) SO WO
Panduan SOP Pelayanan (S5, Melalui peluang
O1) peningkatan pendapatan
5. Mengoptimalkan informasi Puskesmas (W4, O1)
tarif pelayanan yang 4. Mengatasi rendahnya
terjangkau kepada masyarakat gaji/jasa pelayanan
luas (S7, O1) pegawai Non PNS memalui
peluang peningkatan
pendapatan Puskesmas
(W5, O1)
2. Adanya dukungan Mengoptimalkan adanya 1. Mengatasi keterbatasan
kebijakan daerah komitmen pimpinan dengan anggaran operasional
tentang pemenuhan memanfaatkan adanya dukungan melalui perencanaan
sarana dan kebijakan daerah melalui sesuai kebijakan daerah
operasional perencanaan dan manajemen (W3,O2)
Puskesmas yang baik (S2, O2) 2. Mengatasi keterbatasan
anggaran pemeliharaan
sarana melalui
perencanaan sesuai
kebijakan daerah (W4,O2)
Rencana Strategis pada Puskesmas yang menerapkan Badan Layanan Umum Daerah
digunakan sebagai acuan dalam melakukan pelayanan kesehatan di Puskesmas. Penerapan
BLUD pada Puskesmas diharapkan dapat meningkatkan kinerja layanan dengan didukung
adanya fleksibilitas pengelolaan anggaran.
Terlaksananya Rencana Strategis perlu mendapat dukungan dan partisipasi pengelola
Puskesmas serta perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah baik bersifat materiil,
administratif maupun politis.
Rencana strategis BLUD merupakan rencana lima tahunan Puskesmas sebagaimana
yang tertuang pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016 tentang
Manajemen Puskesmas. Rencana strategis akan diuraikan dalam dokumen Rencana Bisnis
Anggaran BLUD dan digunakan oleh Puskesmas di dalam melaksanakan pelayanan
kesehatan sebagai upaya mencapai target kinerja pelayanan dan manajemen Puskesmas
yang berkualitas.
A. LATAR BELAKANG
Dalam penyelenggaraan pelayanan yang menyangkut masyarakat umum. Pemberi
pelayanan publik selalu dihadapkan dengan norma, aturan, standar, dan ukuran yang
harus dipenuhi agar dalam menjalankan pelayanan dapat diberikan secara akuntabel,
bisa dipertanggung jawabkan dan berkinerja tinggi.
UPT Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPT) dari Dinas Kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan
yang merupakan fasilitas pelayanan kesehatan (perorangan dan masyarakat) tingkat
pertama (FKTP).
Di samping pelayanan yang berkualitas, fasilitas pelayanan publik juga dituntut
untuk memberikan pelayanan yang aman (safety), sehingga tidak terjadi sesuatu
tindakan yang membahayakan maupun mencederai pelanggan, oleh karena itu perlu
disusun sistem manajemen untuk mencegah terjadinya kejadian yang tidak diinginkan,
yang meliputi: identifikasi risiko, analisis risiko, evaluasi risiko, penanganan risiko,
monitoring yang berkesinambungan, dan komunikasi. Untuk melakukan monitoring
yang berkesinambungan diperlukan adanya indikator (tolak ukur) dan target
(threshold) yang harus dicapai atau dipenuhi.
Upaya untuk meningkatkan kepuasan bahkan kesetiaan pelanggan dan menjamin
keamanan pasien dapat dilakukan dengan standardisasi pelayanan. Bagaimana
penerapan standar pelayanan tersebut apakah telah dapat menjamin kepuasan
pelanggan dan keamanan pasien harus dapat ditunjukkan dengan fakta, oleh karena
itu pengukuran (indikator) dan target pencapaian untuk tiap indikator perlu disusun,
disepakati, dan ditetapkan sebagai acuan.
Untuk menjamin terlaksananya pelayanan kesehatan yang bermutu/dapat
menjamin kepuasan pelanggan dan keamanan pasien, maka UPT Puskesmas perlu
mengembangkan Standar Pelayanan Minimal yang juga merupakan salah satu syarat
administrasi Puskesmas BLUD dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 2
tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal, Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
4 tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar pada Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100
Tahun 2018 tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan
Layanan Umum Daerah, dijelaskan bahwa Standar Pelayanan Minimal (SPM) memuat
batasan minimal mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang
F. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Dokumen Standar Pelayanan Minimal (SPM) UPT
Puskesmas adalah sebagai berikut :
Bab I : PENDAHULUAN
Bab II : STANDAR FELAYANAN MINIMAL.
A. Jenis Pelayanan
B. Prosedur Pelayanan
C. Standar Pelayanan Minimal Puskesmas
Bab III : RENCANA PENCAPAIAN SPM
A. Rencana Kegiatan Pencapaian Kinerja SPM
B. Strategi Fencapaian SPM
Bab IV : SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA
Memuat tentang rencana strategis dan penganggaran SPM,
monitoring dan pengawasan pelaksanaan SPM serta Pengukuran
capaian dan evaluasi kinerja.
Bab V : PENUTUP
Lampiran
Standar-1, meliputi:
a) Penimbangan minimal 8 kali setahun.
b) Pengukuran panjang/tinggi badan minimal 2 kali/tahun.
c) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
d) Pemberian kapsul vitamin A pada usia 6-11 bulan 1 kali setahun.
e) Pemberian imunisasi dasar lengkap.
f) Pemberian Edukasi dan informasi.
Standar-2, meliputi :
a) Penimbangan minimal 8 kali setahun
b) Pengukuran panjang/tinggi badan kali/tahun.
c) Pemantauan perkembangan minimal 2 kali/tahun.
d) Pemberian kapsul vitamin A sebanyak 2 kali setahun.
e) Pemberian Imunisasi Lanjutan.
f) Pemberian Edukasi dan informasi
Purnama:
- Forum desa/kelurahan berjalan setiap bulan
- Kader kesehatan 6-8 orang
- Ada kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar
- Ada posyandu dan 3 UKBM lainnya aktif
- Ada dana dari pemerintah desa/kelurahan serta dua sumber dana
lainnya
- Ada peran aktf masyarakat dan peran aktif dua ormas
- Ada peraturan Kepala Desa/kelurahan atau peraturan bupati yang
sudah direalisasikan
- Pembinaan PHBS minimal dari 40% rumah tangga yang ada
Mandiri :
- Forum desa/kelurahan berjalan setiap bulan
- Kader kesehatan 9 orang atau lebih
- Ada kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar
- Ada posyandu dan 4 UKBM lainnya aktif
- Ada dana dari pemerintah desa/kelurahan serta dua sumber dana
lainnya
- Ada peran serta aktif masyarakat dan peran aktif lebih dari dua
ormas
- Ada peraturan kepala desa/kelurahan atau peraturan bupati yang
sudah direalisasikan
- Pembinaan PHBS minimal 70% rumah tangga yang ada
16. Pencapaian desa/ kelurahan STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dan PHBS
Judul Pencapaian desa/kelurahan STBM dan PHBS
Dimensi Mutu Kesinambungan Pelayanan
Tujuan Tergambarnya kinerja UPT Puskesmas dalam mewujudkan
desa/kelurahan STBM.
Definisi Operasional Desa yang melaksanakan kegiatan STBM 5 (lima) pilar yaitu:
- Stop Buang Air Besar sembarangan
- Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
- Pengelolaan air minum, makanan rumah tangga
- Pengelolaan sampah rumah tangga
- Pengelolaan limbah cair rumah tangga
Dan melaksanakan kegiatan PHBS
Frekuensi Setiap 1 tahun
Pengumpulan Data
Periode Analisa Setiap 1 tahun
Indikator SPM Persentase desa/kelurahan STBM dan PHBS
Numerator Jumlah desa/kelurahan yang melaksanakan kegiatan STBM dan PHBS.
Denumerator Jumlah seluruh desa/kelurahan yang ada di wilayah kerja Puskesmas.
Sumber Data Laporan kesling, laporan PHBS
Standar 15%
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung jawab kesehatan lingkungan,
Pengumpul Data penanggung jawab Promosi Kesehatan.
Langkah-langkah
Kegiatan
Monitoring dan Sistem Informasi Puskesmas
Evaluasi
Sumber Daya Bidan, Perawat dan Dokter.
Manusia
Standar Pelayanan Minimal (SPM) disusun untuk memberikan panduan arah kebijakan
pelayanan kesehatan di Puskesmas untuk dapat terlaksananya kebijakan dalam Standar
Pelayanan Minimal, perlu mendapat dukungan dan partisipasi seluruh pegawai/karyawan
Puskesmas serta perhatian dan dukungan Pemerintah Daerah baik bersifat materiil,
administratif maupun politis.
Standar Pelayanan Minimal puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan
terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pola tata kelola puskesmas
sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan
kewenangan organ puskesmas serta perubahan lingkungan.
BAB I
PENDAHULUAN
C. SISTEMATIKA
Catatan atas Laporan Keuangan disusun dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I : PENDAHULUAN
A. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
B. Dasar Hukum
C. Sistematika
Bab V : PENUTUP
Kesimpulan
5. Jumlah Pegawai
Tabel Perkembangan Jumlah SDM
No Indikator 20XX-1 20XX
PNS Non PNS Non
1 Dokter Umum
2 Promkes
3 Kesling
4 Gizi
d. Karakteristik Wilayan
Wilayah kerja Puskesmas .... merupakan daerah perkotaan yang mayoritas
masyarakatnya sebagai pegawai dan karyawan perusahaan. Transportasi antar
kelurahan dapat dilalui oleh semua kendaraan baik roda 2 ataupun roda 4. Luas
Wilayah kurang lebih .... km2 yang terbagi ke dalam .... (...) kelurahan seperti
terlihat pada tabel dan gambar berikut :
A. Entitas Akuntansi
Kebijakan akuntansi yang terkait dengan entitas akuntansi meliputi beberapa
asumsi yang mendasarinya. Asumsi-asumsi tersebut adalah :
1. Kemandirian Entitas
Asumsi kemandirian entitas, yang berarti entitas akuntansi dianggap sebagai unit yang
mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga
tidak terjadi kekacauan antar unit pemerintahan dalam pelaporan keuangan. Salah
satu indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan yang diberikan
kepada entitas untuk menyusun anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung
jawab penuh. Entitas bertanggungjawab atas pengelolaan aset dan sumber daya di
luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas pokoknya, termasuk atas kehilangan
atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-piutang yang terjadi akibat
pembuatan keputusan entitas, serta terlaksana tidaknya program dan kegiatan yang
telah ditetapkan.
2. Kesinambungan Entitas
Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas akan berlanjut
keberadaannya dan tidak bermaksud untuk melakukan likuidasi.
D. Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan dengan Ketentuan yang ada dalam SAP
1. Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan pada Rekening Kas Umum Daerah atau
bendahara penerimaan yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah dan tidak perlu
dibayar kembali oleh pemerintah daerah. Pendapatan diakui pada saat diterimanya
kas oleh bendahara penerimaan atau pada Rekening berdasarkan azas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netto (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran).
2. Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Bendahara Pengeluaran/Kas Umum
Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah
daerah. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Bendahara Pengeluaran
atau Rekening Kas Umum Daerah.
3. Kas
Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan
untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Kas diakui pada saat kas diterima oleh
bendahara penerima/Rekening Kas Umum Daerah dan pada saat dikeluarkan oleh
bendahara pengeluaran/Rekening Kas Umum Daerah. Kas dan setara kas dicatat
sebesar nilai nominal.
4. Piutang
Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran dari entitas lain
termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah. Piutang
dikelompokkan menjadi Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran, Bagian Lancar
Pinjaman kepada BUMN/D, Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti
Rugi, Piutang Pajak, Piutang Retribusi, Piutang Denda, dan Piutang Lainnya. Piutang
diakui sebesar nilai nominal dari piutang.
5. Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan
6. Aset Tetap
Aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua
belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah daerah. Aset tetap
diklasifikasikan berdasarkan kesamaan dalam sifat atau fungsinya dalam aktivitas
operasi entitas. Klasifikasi aset tetap adalah sebagai berikut :
a. Tanah
Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan
maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi
siap dipakai.
b. Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor alat
elektonik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya
signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi
siap pakai
c. Gedung dan Bangunan
Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh
dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam
kondisi siap dipakai.
d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh
pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi
siap dipakai.
e. Aset Tetap Lainnya
Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam
kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan
operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.
f. Konstruksi dalam Pengerjaan
8. Ekuitas
Ekuitas dana adalah pos pada neraca pemerintah yang menampung selisih antara aset
dan kewajiban pemerintah. Pos Ekuitas Dana terdiri dari tiga kelompok, yaitu :
a. Ekuitas Dana Lancar
b. Ekuitas Dana Investasi.
c. Ekuitas Dana Cadangan.
Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dengan kewajiban jangka
pendek. Kelompok Ekuitas Dana Lancar antara lain terdiri dari Cadangan Piutang dan
Cadangan Persediaan.
Ekuitas Dana Invertasi merupakan selisih antara investasi jangka panjang, aset tetap
dan aset lainnya dengan kewajiban jangka panjang. Pos ini antara lain terdiri dari:
a. Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang.
b. Diinvestasikan dalam Aset Tetap.
c. Dinvestasikan dalam Aset Lainnya.
d. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang
Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah yang dicadangkan untuk
tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Belanja modal merupakan belanja yang digunakan untuk pengadaan barang daerah
yarg memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu Tahun Anggaran, yang terdiri dari
tanah, peralatan, mesin, jalan, irigasi, jaringan, bangunan dan aset lainnya yang
dikategorikan menambah aset daerah.
Jumlah realisasi pengeluaran belanja modal tahun anggaran 20XX mencapai nilai total
Rp Rinciannya dapat dijelaskan melalui tabel sebagai berikut ini :
Tabel Realisasi Anggaran Belanja Modal
Tahun Anggaran 20XX
No Belanja Modal Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.) %
1 Belanja Modal Tanah
2 Belanja Modal Peralatan dan
Mesin
3 Belanja Modal Gedung dan
Bangunan
4 Belanja Modal Jalan, Irigasi dan
Jaringan
5 Belanja Modal Aset Tetap
Lainnya
Jumlah
Rincian detil peralatan dan mesin seperti terlampir dalam lampiran Daftar
Inventarisir Aset.
Selama Tahun Anggaran 20XX belum terdapat penambahan aset Gedung dan
Bangunan pada Puskesmas ....
d. Jalan Irigasi Jaringan
Nilai Jalan Irigasi aringan adalah senilai Rp ....
5. Aset Lainnya
Aset lain-lain adalah senilai Rp ....
7. Ekuitas
Saldo Ekuitas Dana per 31 Desember 20XX sebesar Rp .... Ekuitas Dana merupakan
kekayaan bersih UPTD Puskesmas ....
a. Retribusi Daerah
- Pendapatan Retribusi Daerah sebesar Rp .... berasal dari Retribusi Pelayanan
Kesehatan Masyarakat (PAD).
- Sebesar Rp.....Pendapatan Non Kapitasi
- Sebesar Rp.....Pendapatan Pasien Kamkesda/Lainnya
b. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah (Kapitasi) sebesar Rp .... berasal dari
Pendapatan Dana Kapitasi JKN.
2. Beban
Jumlah beban Puskesmas .... per 31 Desember 20XX sebesar Rp Beban merupakan
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau
timbulnya kewajiban. Beban UPTD Puskesmas .... per 31 Desember 20XX adalah
sebagai berikut:
a. Beban Pegawai
Beban Pegawai Puskesmas .... sebesar Rp yang terdiri dari Beban Pegawai Tidak
Langsung dan Beban Pegawai Langsung seperti tampak pada tabel berikut:
Tabel Beban UPTD Puskesmas ....
Per 31 Desember 20XX
e. Beban Lain-lain
Beban lain-lain Puskesmas .... per 31 Desember 20XX sebesar Rp ....
Ekuitas akhir Puskesmas .... per 31 Desember 20XX menunjukkan surplus sebesar Rp ....
Perubahan tersebut dikarenakan adanya surplus LO sebesar Rp......nilai RK PPKD sebesar
Rp .... koreksi nilai Aset tetap sebesar Rp... koreksi persediaan GFK sebesar Rp.......dan
koreksi lainnya sebesar Rp ....
Rincian Perubahan Ekuitas Puskesmas .... per 31 Desember 20XX terlihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.10
Perubahan Ekuitas Puskesmas ....
Per 31 Desember 20XX
Puskesmas....
Laporan Perubahan Ekuitas
Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 20XX-1 Dan 31 Desember 20XX
Uraian 20XX-1 (Rp.) 20XX (Rp.)
Ekuitas Awal
Surplus/Defisit Lo
Ekuitas Akhir
Laporan Keuangan merupakan rangkaian Informasi terkini atas kondisí riil aspek
keuangan Tahun Anggaran 20XX yang penyusunannya didasarkan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah serta Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 20U5 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan daerah yang disempurnakan oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta Kebijakan
Akuntasi Pemerintah Daerah seperti tertuang di Galam Peraturan Kepala Daerah tentang
Sistem dan Kebijakan Akuntansi.
Ekuitas Akhir