Anda di halaman 1dari 1

Perseteruan antara Aparat dan Masyarakat,dengan diberlakukannya jam malam saat PPKM

Dimasa pandemi ini kita semua dibatasi dengan adanya peraturan yang sangat banyak dan
membatasi hamper semua orang baik dari kalangan pemerintah sendiri sampai kalangan masyarakat
umum, mengingat setiap harinya ada lonjakan angka kasus terkonfirmasi Covid-19 dan pasien Covid-19
yang meninggal juga hampir mengimbangi kasus sembuh pasien Covid-19. Hal ini menandakan bahwa
ketersediaan fasilitas kesehatan semakin menyempit dan pada akhirnya beberapa pasien Covid-19 yang
tidak tertolong, kemungkinan besar akan meninggal

Selama ini pemerintah dinilai hanya mementingkan sektor ekonomi dibandingkan dengan
kesehatan warga negaranya. Hal ini dapat terlihat dari beberapa proyek pembangunan pemerintah,
seperti proyek PLTU batubara baru yang dinilai tidak perlu. Dilihat dari segi kepentingan, tidak ada sama
sekali urgensi pembangunan PLTU batubara tersebut, karena pembangunan tersebut hanya akan
menghasilkan emisi yang mendorong pemanasan global-krisis iklim. Selain itu, sistem listrik Jawa-Bali
sudah oversupply.

Dalam kondisi saat ini, perlu diingat bahwa tidak ada ekonomi yang sehat bila masyarakatnya
sakit. Untuk itu, pemerintah menimbang bahwa agar terwujudnya tingkat kesehatan masyarakat
Indonesia setinggi-tingginya, karena hal ini merupakan salah satu perwujudan dari pembangunan
nasional dan mengupayakan penanganan masalah kesehatan masyarakat secara luas dan komprehensif,
maka Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular diundangkan sebagai
peraturan untuk menangani persoalan terkait.

Peristiwa konflik memiliki dampak yang sangat buruk bagi kemajemukan


masyarakat yang selama ini dipupuk dan dirawat bersama. Dampak buruk akan
semakin terasa apabila pemerintah, baik pusat maupun daerah melakukan pembiaran
sehingga dampak konflik sangat mungkin untuk semakin meluas. Masyarakat tentu
tidak ingin pembiaran terhadap konflik kemudian berpotensi membuka luka-luka lama
yang dulu pernah dialami saudara kita di Poso, Sampit, dan Maluku. Dalam hal ini,
pemerintah daerah memiliki peran yang sangat vital guna meredam atau bahkan
meminimalisir bibit-bibit konflik, khususnya konflik horizontal yang pada umumnya
mengatasnamakan etnis, golongan, maupun agama.
Beberapa dari masyarakat juga ada yang mendapat keuntungan dari pandemi seperti para
pelaku usaha online, pelaku usaha produk kesehatan dan lainnya yang dibutuhkan saat masa pandemi
namun beberapa juga terhalang karena pandemi seperti para pelaku usaha yang mengandalkan
mobilitas sosial seperti angkutan antar kota/provinsi dan para pelaku usaha yang mengandalkan adanya
kerumunan seperti para pedagang kecil dan sektor usaha wisata. Sampai saat ini masih terasa belum ada
solusi yang mampu menyelesaikan kedua masalah ini antara pandemi dan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai