Anda di halaman 1dari 2

Jurnal refleksi dwi mingguan modul 2.

3 menggunakan model 3: Six Thinking Hats (Teknik 6


Topi) yang terdiri dari topi putih (data), topi merah (perasaan), topi hitam (perspektif), topi hijau
(solusi), topi kuning (kemugkinan), topi biru (kesimpulan).

Topi Putih: Data

Pada dua minggu terakhir, saya telah mempelajari modul 2.3 Coaching Supervisi Akademik.
Modul ini membahas tentang pentingnya coaching dalam supervisi akademik.

Coaching dapat membantu guru untuk meningkatkan kinerjanya, sehingga dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran.

Saya telah melakukan beberapa kegiatan terkait modul ini, antara lain:

● Membaca modul 2.3 Coaching Supervisi Akademik

Coaching adalah proses pendampingan yang dilakukan oleh seorang coach kepada seorang
coachee untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Coaching berfokus pada kekuatan dan potensi coachee, serta membantu coachee untuk
mengembangkan keterampilan dan kemampuannya.

Coaching dan supervisi akademik berbasis coaching merupakan pendekatan yang efektif untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.

Coaching dapat membantu guru untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuannya,


sedangkan supervise akademik berbasis coaching dapat mendorong guru untuk melakukan
refleksi dan pengembangan profesional.

● Melakukan percakapan coaching dengan rekan sejawat terdapat tiga kompetensi inti
coaching, yaitu:
● Membangun hubungan yang saling percaya: Coach membangun hubungan yang saling
percaya dengan coachee.
● Mengembangkan keterampilan bertanya: Coach memiliki keterampilan bertanya yang
efektif untuk membantu coachee berpikir dan menemukan solusinya sendiri.
● Mengembangkan keterampilan mendengarkan: Coach memiliki keterampilan
mendengarkan aktif untuk memahami pikiran dan perasaan coachee.
Topi Merah: Perasaan

Saya merasa senang dan bersemangat dapat mempelajari modul ini. Saya merasa bahwa
coaching adalah sebuah pendekatan yang sangat efektif untuk meningkatkan kinerja guru. Saya
juga merasa tertantang untuk menerapkan coaching dalam supervise akademik.

Saya menyadari bahwa coaching bukanlah sebuah pendekatan yang sempurna.

Coaching membutuhkan keterampilan dan pengetahuan yang memadai dari seorang coach.
Selain itu, coaching juga membutuhkan komitmen dari guru yang dicoach.

Topi Hijau: Solusi

Saya memiliki beberapa ide untuk mengembangkan coaching dalam supervic akademik.

Salah satu idenya adalah dengan mengembangkan sebuah model coaching yang disesuaikan
dengan konteks pendidikan Indonesia.

Topi Kuning: Kemugkinan

Saya yakin bahwa coaching dapat memberikan dampak positif bagi pendidikan di Indonesia.
Coaching dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan
kualitas lulusan.

Topi Biru: Kesimpulan

Secara keseluruhan, saya merasa bahwa modul 2.3 Coaching Supervisi Akademik adalah
sebuah modul yang sangat bermanfaat.

Modul ini telah memberikan saya pemahaman yang lebih baik tentang coaching dan pentingnya
coaching dalam supervisi akademik.

Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah:

● Mempraktikkan coaching dalam supervisi akademik


● Melakukan kajian literatur tentang coaching dalam supervisi akademik
● Berkolaborasi dengan rekan sejawat untuk mengembangkan model coaching yang
disesuaikan dengan konteks pendidikan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai