NPM : 200110180233
sebagai mata ujung tombak untuk berburu. Berbeda dengan sekarang, rusa adalah
penangkaran rusa.
tujuan domestikasi yang bisa dilakukan oleh siapapun, dan dalam bentuk apapun.
Adapun rusa asli dari Indonesia yang merupakan Negara tropis diantaranya rusa
generasi kedua dan seterusnya. Sedangkan rusa generasi pertama harus tetap
kepunahan. Pada saat ini, rusa masih dijual sebagai hewan hias, namun
pemerintah mengupayakan rusa sebagai hewan yang bisa ikut serta sebagai ternak
guna memenuhi kebutuhan protein hewani. Adapun daerah-daerah yang saat ini
antara lain: R. t. djonga (Muna and Buton), R. t. floresiensis (Flores rusa deer) di
renschi di Bali dan R. t. russa (Javan rusa deer) di Jawa. Di beberapa wilayah
seperti di Papua populasi rusa memang cukup banyak, tetapi satwa ini bisa saja
punah bila tidak didukung oleh pelestarian yang berkelanjutan. Saat ini Balai
penangkaran berbasis warga. Hal ini penting, agar selain sebagai hewan buruan
yang dapat bernilai ekonomi, populasinya juga dapat terjaga. Terlebih, rusa
maju, rusa bahkan sudah dilegalkan sebagai satwa ternak yang bebas dipelihara
dan dikonsumsi.
diambil manfaatnya, testis, penis, ekor, dan otot kaki belakang dapat digunakan
sebagai obat kuat. Di sisi lain, rusa memiliki indra penciuman dan pendengaran
yang tajam, dan cenderung hidup berkoloni. Rusa dapat mengkonsumsi pakan
jauh lebih baik dibanding sapi dan domba, serta mampu beradaptasi dengan cepat
terhadap habitat baru. Dengan kemampuan rusa yang seperti itu, membuktikan
rusa merupakan hewan yang memiliki potensi cukup tinggi sebagai satwa
harapan. Selain daging yang bisa dikonsumsi, rusa pun memiliki harga sangat
langsung pemilik rusa akan menjadikan rusa yang dipelihara tersebut sebagai eco
wisata.