Anda di halaman 1dari 3

Nama : Chandra Khairurrizal

NPM : 200110180233

Resume Mata Kuliah Satwa Harapan – Rusa

Rusa pada awalnya digunakan oleh manusia untuk diambil ranggahnya

sebagai mata ujung tombak untuk berburu. Berbeda dengan sekarang, rusa adalah

hewan liar yang dilindungi oleh pemerintah. Adapun pemerintah sudah

menentukannya dalam perundang-undangan terkait dengan rusa. Upaya

pelestarian pun dilakukan oleh pemerintah melalui penentuan areal konservasi

untuk melindungi habitat rusa, menetapkan undang-undang, dan mendirikan

penangkaran rusa.

Di selandia baru, rusa merupakan hewan yang menjadi sumber devisa

Negara yang cukup tinggi, begitupun di Negara lainnya yang mengembangkan

rusa seperti Australia, Kaledonia, dan Malaysia. Kenyataannya rusa yang

dikembangkan di Negara lain merupakan rusa asalh Indonesia, sehingga

pemerintah mengupayakan untuk menjadikan rusa sebagai hewan ternak untuk

tujuan domestikasi yang bisa dilakukan oleh siapapun, dan dalam bentuk apapun.

Adapun rusa asli dari Indonesia yang merupakan Negara tropis diantaranya rusa

Bawean, rusa Sambar, rusa Timorensis, dll.

Pemerintah membatasi peternak yang ingin beternak rusa adalah rusa

generasi kedua dan seterusnya. Sedangkan rusa generasi pertama harus tetap

dilindungi, dan merupakan satwa yang dilindungi untuk menghindarkan dari

kepunahan. Pada saat ini, rusa masih dijual sebagai hewan hias, namun

pemerintah mengupayakan rusa sebagai hewan yang bisa ikut serta sebagai ternak

guna memenuhi kebutuhan protein hewani. Adapun daerah-daerah yang saat ini

mulai membudidayakan rusa di Indonesia antara lain di pulau Timor, Flores,


Lombok, Jawa, dengan kepemilikan rata-rata 1-5 ekor. Jenis Rusa Timor bahkan

ditemukan spesifik atau sebagai sub spesies di beberapa wilayah di Indonesia

antara lain: R. t. djonga (Muna and Buton), R. t. floresiensis (Flores rusa deer) di

Flores dan Pulau-Pulau lainnya, R. t. macassaricus (Celebes rusa deer) di

Sulawesi, R. t. moluccensis (Moluccan rusa deer) di Kepulauan Maluku, R. t.

renschi di Bali dan R. t. russa (Javan rusa deer) di Jawa. Di beberapa wilayah

seperti di Papua populasi rusa memang cukup banyak, tetapi satwa ini bisa saja

punah bila tidak didukung oleh pelestarian yang berkelanjutan. Saat ini Balai

Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di sejumlah daerah sedang mendorong

penangkaran berbasis warga. Hal ini penting, agar selain sebagai hewan buruan

yang dapat bernilai ekonomi, populasinya juga dapat terjaga. Terlebih, rusa

memiliki potensi ekonomi yang tinggi hingga di pasar internasional. Di negara

maju, rusa bahkan sudah dilegalkan sebagai satwa ternak yang bebas dipelihara

dan dikonsumsi.

Rusa merupakan hewan yang memiliki kelebihan cukup unik. Apabila

diambil manfaatnya, testis, penis, ekor, dan otot kaki belakang dapat digunakan

sebagai obat kuat. Di sisi lain, rusa memiliki indra penciuman dan pendengaran

yang tajam, dan cenderung hidup berkoloni. Rusa dapat mengkonsumsi pakan

jauh lebih baik dibanding sapi dan domba, serta mampu beradaptasi dengan cepat

terhadap habitat baru. Dengan kemampuan rusa yang seperti itu, membuktikan

rusa merupakan hewan yang memiliki potensi cukup tinggi sebagai satwa

harapan. Selain daging yang bisa dikonsumsi, rusa pun memiliki harga sangat

tinggi yang ditentukan oleh banyaknya cabang dari ranggah rusa.

Terkadang untuk didaerah perkotaan, warga yang memiliki rusa

terpandang sebagai orang yang memiliki kedudukan tinggi. Karena untuk di


daerah tertentu, rusa dianggap sebagai hewan langka, hingga akhirnya secara tidak

langsung pemilik rusa akan menjadikan rusa yang dipelihara tersebut sebagai eco

wisata.

Anda mungkin juga menyukai