Anda di halaman 1dari 7

Kumpulan

Cerpen XI IPA 3
Bahasa Indonesia

Nama Kelompok:
1. Muhamad Pasya Putranto
2. David Jordan Tumanggor

SMA Negeri 19 Kabupaten


Tangerang

1
Daftar Isi
Contents
Prank Sekolah..........................................................................3
Pertama Kalinya Terkena DBD...............................................6
Penutup.....................................................................................7

2
Prank Sekolah
Muhamad Pasya Putranto
Sebuah perasaan lega yang datang. Bagai burung yang terbang di langit, perasaan itulah yang
mrnggiringi hati ku saat menerima sebuah pesan atau bisa dibilang sebuah surat edaran
sekolah yang berisi “Murid SMA Negeri 19 Kabupaten Tangerang diliburkan” mungkin
seperti itu isi surat tersebut. Semua orang pasti setuju jika sebuah kesenangan bisa datang
hanya dari sebuah edaran yang mungkin tidak terlalu menyenangkan untuk beberapa orang.
Tapi bagiku itu bagaikan sebuah angin segar yang datang pada malam yang indah.
Akan ku beritahu sedikit, mungkin agak panjang. Tapi aku cukup yakin bahwa ini sedikit
menghibur.
Pada sore hari aku menerima sebuah kabar atau rumor yang beredar bahwa keesokan harinya
yaitu hari kamis seluruh siswa akan diliburkan. Aku sempat bertanya-tanya untuk alasan apa
sekolah diliburkan. Bahkan teman-temanku yang lain berpikir demikian, agak aneh sih
soalnya tidak biasanya sekolah ku itu meliburkan murid tanpa hal yang jelas. Bahkan salah
satu temanku berkata “jangan percaya dulu, ini Semanlas loh. Siapa tau liburnya bohongan”,
mungkin terdengar masuk akal, aku bahkan sempat memikirkan ini sejenak. Tapi tetap saja
yang namanya anak sekolah meskipun libur hanya sebuah kabar burung tetap membuat kami
senang.
Seselesainya pelajaran berakhir aku bersama temanku berdiskusi perihal pekerjaan rumah
serta beberapa pelajaran yang akan di bahas esok hari. Tetapi karena ada rumor yang
mengatakan bahwa sekolah akan diliburkan kami semua merasa bersemangat untuk kembali
ke rumah masing-masing, bahkan kami sempat mendiskusikan untuk menginap di salah satu
rumah teman kami. Tetapi sayang, aku tidak bisa datang karena jarak antara rumahku dan
temanku itu terlalu jauh, bahkan bisa memakan waktu hampir 45 menit. Dengan berat hati
aku menolak ajakan itu dengan berkata “Kayanya gw ga bisa ikut dah” sahut temanku
“kenapa?” ku jawab “Rumah gw jauh, jadi ga sempet” sahut temanku yang lain “Pas dateng
geh, nanti kalau dateng gw sambut. Malah gw buatin benner “Selamat Datang” sama
gapura buat nyambut lu” temanku yang lain pun membalas “Tau pas nanti pesta kita”. Kami
pun tertawa lepas mendengar beberapa candaan dari teman-temanku dan tanpa sadar bahwa
kami telah sampai di parkiran sekolah. Sesampainya di parkiran kami sempat berbincang dan
bercanda terkait libur yang akan terjadi esok, setelah berbincang kami pulang ke rumah
masing-masing dengan temanku yang membawa motor dan aku di bonceng olehnya sampai
pertigaan sekolah.
Sesampainya di pertigaan aku menunggu angkot dengan perasaan senang karena kabar yang
beredar, sambil mendegar musik lewat earphoneku aku menunggu agkot yang akan datang.
Setelah angkot yang kutunggu datang aku menaiki angkot tersebut dengan berpikir “Kalau
besok libur mau ngapain ya...” hal seperti itulah yang membuatku sedikit berpikir selama di
dalam angkot. Setelah sampai pada tujuan pertamaku aku mampir ke minimarket untuk
membeli sebuah minuman dan aku sempat panik mengecek bahwa uang di saku ku telah
hilang, dengan heran aku terus mencari uangku tersebut tanpa sadar 15 menit telah berlalu.
Aku pun sudah pasrah akan uang tersebut dan membayar minuman yang telah ku ambil.

3
Setelah keluar dari minimarket tersebut aku menunggu angkot yang menuju ke rumahku,
terasa lama tapi aku mewajarkan hal tersebut karena hari menunjukkan pukul 16.30 sore,
pada jam itu biasanya karyawan dari berbagai pabrik hendak pulang ke rumah mereka. Hal
itulah yang menyebabkan aku kesulitan untuk mendapatkan angkot karena seringnya angkot
itu penuh. Pukul 16.53 aku mendapatkan angkot yang lumayan ramai tapi masih bisa ku
naikki, aku melihat pemandangan yang terlihat dari balik kaca angkot, sebuah rumah dan
beberapa pohon rimbun yang ku lewati terasa segar karena angin yang berhembus, meskipun
aku sedang merasa lelah tetap saja dengan mudah terobati berkat perjalanan yang telah ku
lewati.
Sesampainya di rumah aku pun lekas mandi dan berganti pakaian, ibu ku juga menyuruhku
untuk makan. Aku pun memakan masakan yang telah dihidangkan oleh ibuku yaitu sebuah
ayam goreng dengan soto yang telah ku campurkan. Beberapa saat ketika aku sedang makan
datanglah kucingku yang bernama Joni, dia duduk di sampingku dengan muka yang meminta
sebuah makanan. Joni yang menatap tajam ke arah ayam yang sedangku makan pun bersiap
untuk menerkam ayam tersebut. Sebelum ayam itu tercuri aku pun langsung menipu dia
dengan berkata “Jon makan jon” sambil mengarah ke dapur, dia pun mengikutiku dengan
riang. Sesampainya di dapur aku pun berkata “yahahahaha hayukk, kamu kena prank
awkwkwwkwkwkwk”. Raut wajah joni yang memelas pun tetap tak bisa membuat ku berhenti
tertawa, ibuku yang datang ke dapur dan melihat kejadian itu pun langusng memarahi ku dan
berkata “Hey Pasya!, kamu liat dong mukanya. Itu dia laper banget!” aku yang mengetahui
bahwa Joni telah di beri makan oleh salah satu adikku pun berkata “Mah, Joni tadi udah
dikasih makan” jawab ibuku “Biarin, biar gemuk terus obesitas gitu” aku pun menjawab “ya
dah”. Joni pun memakan makanan kucing yang kuberikan dengan senang hati dan aku pun
merasakan sebuah kekalahan, setelah selesai makan Joni pun pergi tidur di kamarku aku pun
yang masih merasa sedikit jengkel atas kekalahakn tadi mencoba menjahilinya dengan
memindahkannya ke atas lemari. Seraya berkata “Hayo loh gimana turunnya nanti” setelah
kuletakkan Joni di atas lemari tak lama kemudian ia sedikit bangun dan melihat ke bawah dan
melanjutkan tidurnya sampai esok hari.
Setelah menaruh Joni di atas lemari aku pun pergi ke kursi untuk memainkan ponselku
sambil menunggu maghrib tiba. Maghrib pun telah tiba aku pun bergegas untuk
melaksanakan sholat maghrib. Sesudah aku membuat secangkir kopi untuk ku nikmati sambil
menikmati angin malam di teras rumah. Anginya sangat sejuk bahkan cukup untuk
menghilangkan lelah setelah aktivitas yang telah ku lakukan, sambil ditemani secangkir kopi
dan juga ponsel aku menikmati angin sepoy-sepoy pada malam itu. Seperti badai yang
muncul saat tenang, salah satu adikku yang satu sekolah bersamaku pun berdeklarasi bahwa
libur esok hari dibatalkan. Aku yang mendengar hal tersebut merasa terkejut dan hancur,
libur yang telah ku nantikan sirna, rencana yang ku buat sudah tak bisa ku lakukan. Bahkan
aku merasa seperti terlempar ke sebuah jurang kehampaan, selagi merasa seperti itu aku
dengan segera membuktikan kebenaran itu. Lebih terkejut lagi ternyata hal yang telah
dideklarasikan itu menjadi sebuah kenyataan. Aku pun melihat status whatsapp temanku dan
ternyata temanku pun merasakan hal yang ku rasakan. Penyesalan, keterkejutan atas berita
besar tersebut, dan keputusasaan akan tugas yang diberikan. Setelah memastikan kabar
tersebut aku pun dengan cepat menyiapkan hal yang harus ada esok hari, dengan terburu-buru
dan rasa kesal yang menimpa, aku pun tetap menyelesaikan hal yang harus dibawa esok hari.
Tidak cukup dengan pembatalan libur, aku pun menerima kabar dari temanku bahwa ada

4
pekerjaan rumah yang belum sempat ku selesaikan, aku pun merasa bahwa hari esok lebih
baik diliburkan.
Tapi dengan semangat mengerjakan yang nilih karena telah menerima sebuah kabar buruk
pun aku mengerjakan tugas tersebut, dengan ditemani lantunan musik aku pun mengerjakan
sambil menyesali perbuatan ku yang malas. Aku bahkan berpikir “Dahlah mulai besok gw
mau jadi anak ambis”, hal itu terus memenuhi isi pikiranku. Bahkan aku tidak dapat
menikmati musik yang sedang ku putar karena perasaan dan pikiran yang terus
mengangguku. Aku pun istirahat sejenak dari tugas yang sedang ku kerjakan agar otakku
dapat berjalan dengan semestinya, saat istirahat itu aku membuat secangkir teh dan
meminumnya di teras sambil memandangi bintang-bintang yang indah. Tanpa sadar aku telah
membuang banyak waktu hanya untuk beristirahat, dengan cepat aku pun menyelesaikan
tugas yang ada, dan tugas tersebut telah ku selesaikan jam 22.45 malam. Dengan riang
gembira aku pun berbari sebentar di sofa sambil memainkan sebuah video games yang
sedang asik ku mainkan. Tanpa sandar jam menunjukkan pukul 23.15 malam, aku pun
beranjak ke kasur dan tidur untuk hari esok.

5
Pertama Kalinya Terkena DBD
David Jordan Tumanggor
Saat saya berusia 10 tahun saya terkena DBD awalnya saya kira demam biasa, 3 hari
kemudian orang tua pun menyarankan untuk membawa ke rumah sakit dikarenakan demam
saya semakin tinggi. Lalu saat sampai rumah sakit, "kamu gimana rasanya? Lemas? pusing?".
Tanya seorang dokter. "Ya dok saya pusing dan badan saya lemas untuk berjalan pun susah".
Setelah diperiksa, dokter pun menyarankan untuk rujuk rumah sakit lain di karenakan alat-
alatnya kurang lengkap.

Setelah sampai di rumah sakit kedua. Beberapa menit kemudian, sudah ada dua infus yang
dihubungkan oleh selang. setelah infus baru ini masuk, saya merasakan sensasi dingin di
seluruh lengan kiri mulai dari pergelangan hingga ke siku. Setelah itu saya dimasukkan ke
ruang ICU karena denyut nadinya lemah. Sesampainya di ruang ICU dipasangkan lagi
monitor jantung, monitor tensi, dan oksigennya. ini adalah pertama kali dalam hidup di rawat
inap di rumah sakit dan masuk ruang ICU. Saya baru sadar bahwa ternyata mulai di hari
kedua rawat inap ini saya mengidap DBD, dan harus cek darah dua kali sehari, pagi dan sore.

Sehari semalam di ruang ICU itu ternyata jauh lebih enak, Karena setiap lima belas menit
akan ada suster yang mencatat perkembangan medis saya dan mengecek saya. Sesuai
instruksi dokter, selama di ruang ICU saya akan di cek darah tiga hari sekali. Setelah
melewati hari ke 5 rawat inap di rumah sakit, Sekitar jam 11 dokter datang dan check-up
rutin seperti biasa dan menanyakan ke adaan nya.dia pun mengijinkan saya untuk keluar dan
rawat jalan karena kesehatan tubuh saya sudah membaik.Ga ada pantangan makanan, hanya
saja tidak boleh keluar rumah dulu selama 2-3 hari ke depan.

6
Penutup
Cerita pendek atau biasa disingkat cerpen adalah salah satu jenis prosa yang isi ceritanya
bukan kejadian nyata dan hanya dibuat-buat. Cerpen cenderung singkat, padat, dan langsung
pada tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novelet
maupun novel. Dari pengertian tersebut kami telah membuat sebuah cerpen berdasarkan
pengalaman pribadi kami masing-masing dalam pembuatan cerpen ini. Dalam tugas ini, kami
merasa bahwa cerpen cukup menarik untuk dibaca dan dibuat, karena cerpen memuat sebuah
cerita yang mudah untuk dipahami dan cukup ringkas untuk ceritanya. Tidak seperti novel
yang membutuhkan waktu lama untuk diselesaikan, cerpen memiliki waktu baca yang singkat
dan juga tidak terlalu membuang banyak waktu. Cukup untuk dibaca sambil bersantai dan
tidak terlalu susah untuk dipahami jalan ceritanya.

Anda mungkin juga menyukai