Anda di halaman 1dari 34

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Visi dan Misi..............................................................................................6

C. Tujuan Pembuatan Proposal Usaha...........................................................6

D. Data Perusahaan........................................................................................7

E. Data Pemilik..............................................................................................7

F. Identifikasi Peluang Bisnis........................................................................8

BAB II ANALISIS PRODUK.............................................................................9

A. Fungsi Bakpia............................................................................................9

B. Bahan Baku................................................................................................9

C. Perlengkapan/Peralatan..............................................................................9

D. Proses Pembuatan......................................................................................10

BAB III ANALISIS PASAR...............................................................................11

A. Penetapan Harga........................................................................................11

B. Target Pasar...............................................................................................11

C. Analisis SWOT..........................................................................................12

D. Strategi Pemasaran 4P...............................................................................13

E. Sistem Pemasaran dan Distribusi (place)..................................................13

F. Prosedur Kerja Untuk Mendukung Metode yang Ditawarkan.................14

ii
BAB IV ANALISIS KEUANGAN.....................................................................16

A. Ringkasan Kebutuhan Biaya.....................................................................16

BAB V MENGENAL KEWIRAUSAHAAN.....................................................20

A. Pengertian..................................................................................................20

B. Tujuan Kewirausahaan..............................................................................23

C. Manfaat Kewirausahaan............................................................................23

D. Ruang Lingkup Kewirausahaan................................................................24

E. Karakteristik Wirausaha............................................................................25

BAB VI PENUTUP..............................................................................................30

A. Kesimpulan................................................................................................30

B. Saran..........................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................31

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bakpia adalah makanan yang terbuat dari campuran kacang hijau

dengan gula yang dibungkus dengan tepung lalu dipanggang. Bakpia

sebenarnya berasal dari negeri cina, dengan nama asli “Tau Luk Pia”, yang

artinya kue pia atau kue kacang hijau. Kue ini pertama kali diproduksi di

kampung Pathuk Yogyakarta pada tahun 1948. Saat itu bakpia pathuk masih

diperdagangkan secara eceran, dikemas dalam besek tanpa merek. Tahun

1980an mulai tampil kemasan baru dengan merek dagang sesuai dengan

nomor rumah, diikuti dengan munculnya bakpia-bakpia lain dengan merek

dagang yang bervariasi.

Perkembangan zaman sekarang ini memang sulit, kita membutuhkan

kuliner yang berbeda dan unik agar dapat menarik. Oleh karena itu bakpia

tradisional diolah dengan cara dikukus sehingga menghasilkan tekstur bakpia

yang lembut. Kulit bakpia yang lembut tersecut kemudian dipadukan dengan

isian yang meleleh dimulut. Ternyata, kombinasi ini menghasilkan suatu

produk inovatuf yang begitu diminati.

Perkembangan teknologi yang semakin maju dan modern serta

perubahan lingkungan yang cepat dapat memberikan dampak positif bagi

kemajuan ekonomi di bidang industri dan jasa. Peluang usaha pada saat ini

yang mampu menghasilkan tambahan yang cukup banyak salah satunya

bisnis atau usaha rumahan. Usaha rumahan adalah jenis usaha yang banyak

1
dilakukan para pembisnis pemula, usaha ini dapat dijadikan usaha sampingan

maupun usaha utama. Saat ini usaha di bidang makanan mengalami

peningkatan yang cukup baik, salah satunya adalah produksi makanan

tradisonal yang dapat dijadikan oleh-oleh atau makanan khas daripada daerah

tersebut. Sehingga dapat menjadi sebuah peluang untuk mengembangkan

produk rumah tangga atau usaha rumahan (home industry).

Bakpia termasuk masakan populer keluarga orang Cina atau Tionghoa

dengan nama asli tou luk pia yang awalnya berisi daging. Tetapi pada saat ini

bakpia lebih banyak berisikan kacang hijau karena sesuai dengan lidah orang

jawa selain itu karena kacang hijau mengandung karbonhidrat tinggi sekitar

59,9%, sehingga dapat dibuat menjadi adonan yang baik untuk bahan isian

bakpia.

Peluang usaha bakpia memeliki porspek masih cerah dan menjanjikan.

Usaha ini dapat dimulai dari skala kecil, menengah sampai besar tergantung

modal yang dimiliki. Pengelolaan dalam usaha ini cukup sederhana dan bahan

produksi yang dibutuhkan juga mudah di dapat dengan harga yang

terjangkau.

Bakpia yang identik dengan rasa kacang hijau sekarang ini banyak

varian rasa ada rasa coklat, keju dan ubi ungu. Usaha rumahan ini selain untuk

mencari tambahan penghasilan bagi pemilik, usaha ini juga berpengaruh

dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi.

Dalam menjalankan ini, saya akan selalu berhati-hati dan berpikiran

kedepan, yang artinya dalam setiap kinerjanya tidak hanya mengejar profit

2
atau keuntungan semata tetapi juga selalu mengutamakan mutu dan kualitas

bisnisnya.

Kejujuran merupakan faktor penyebab keberkahan bagi pedagang dan

pembeli, kejujuran harus disertai dengan profesionalisme karena dalam

penempatannya sesesuai dengan keahlian dan kemampuan seorang

pembisnis. Kejujuran dalam usaha bisnis dapat membangun suatu usaha

menjadi lebih besar serta menghasilkan banyak keuntungan. Kejujuran harus

dilandasi dengan prinsip persaingan yang sehat dan kompetitif yang dapat

mendorong bisnis semakin efisien dan efektif. Hal ini biasanya dimulai

perencanaan strategi pemasaran untuk menentukan startetgi pemasaran perlu

dahulu melihat peluang pasar dan menganalisis pesaing untuk menentukan

kedudukan produk, kemudian sistem organisasi yang baik dan sistem

prosedur kerja yang transparan yang didukung dengan budaya usaha yang

handal sesuai etika bisnis yang dijalankan secara konsisten dan konsekuen.

Seorang wirausaha sebelum memulai usahanya pastilah membuat

suatu perencanaan dan menentukan strategi apa saja yang akan dilakukan

untuk berjalannya usaha dan pencapaian dari usahanya tersebut. Strategi

menurut Chandler adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta

pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai

tujuan tersebut. Jadi, strategi dalam dunia usaha tentu sangat dibutuhkan

karena demi kemajuan dan tujuan jangka panjang dari perusahaan tersebut.

Permasalahan yang timbul dari hasil penjualan kurang berjalan dengan

pesat dikarenakan strategi pemasaran yang dilakukan kurang tepat.

3
Strategi pemasaran pada dasarnya rencana yang menyeluruh, terpadu

dan menyatu di bidang pemasaran, yang memberikan panduan tentang

kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran

suatu perusahaan. Strategi yang jelas dan tegas akan dapat merumuskan

perkiraan terhadap perubahan lingkungan secara cepat dan tepat, baik yang

menyangkut aspek-aspek internal maupun eksternal perusahaan sehingga

perusahaan dapat mengambil tindakan lebih dini terhadap perubahan-

perubahan tersebut.

Penentuan strategi yang baik dalam menghadapi persaingan di pasar

adalah salah satu kunci sukses perusahaan dalam memasarkan barang dan

jasa yang dimilikinya. Keberhasilan tujuan perusahaan selain sukses

memasarkan barang juga sukses meningkatkan kepuasan konsumennya.

Mowen dan Minor mendefinisikan loyalitas sebagai kondisi di mana

pelanggan mempunyai sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai

komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya di

masa mendatang. Kepuasan merupakan tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja produk (atau hasil) yang ia rasakan dengan

harapannya. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara

kinerja yang dirasakan (perceived performance) dan harapan (expectation).

Dalam bisnis diperlukan etika sebagai perangkat prinsip yang

membedakan apa yang benar dan apa yang salah, mana yang halal dan haram

baik proses yang dilalui maupun output dari hasil suatu produk. Nilai-nilai

syariah dalam membangun sebuah bisnis sangatlah penting untuk dilakukan.

4
Strategi pemasaran secara umum adalah strategi bisnis yang harus memayungi

seluruh aktivitas dalam sebuah perusahaan, meliputi seluruh proses,

menciptakan, menawarkan, pertukaran nilai, dari seorang produsen, atau satu

perusahaan maupun perorarangan.

Dalam mengelola bisnis ada key succes factors agar dapat celupan nilai

moral yang tinggi, selain dengan kejujuran pembisnis harus dapat dipercaya,

cerdas dan komunikatif. Seorang pemasar harus senantiasa mengedepankan

kebenaran informasi dan jujur dalam menjelaskan keunggulan produk yang

dimiliki, sekiranya dalam produk yang dipasarkan terdapat kelemahan atau

cacat pemasar juga harus menyampaikannya dengan jujur kepada calon

pembeli. Segala sesuatu yang dilakukan pengusaha harus dapat dipertanggung

jawabkan, tidak mengurangi hak orang lain baik berupa hasil penjualan,

imbalan, jasa ataupun upah buruh.

Oleh karena itu, dengan adanya peluang yang menjanjikan ini maka

saya berencana untuk merancang usaha kuliner “Bakpia Kukus” yang akan

saya kelola dengan baik, dijalani dengan konsisten, dan memiliki konsep yang

menarik, maka akan menjadi usaha yang menjanjikan di masa depan. Dan

untuk mempertahankan usaha ini, saya harus mampu terus berinovasi dan

mempelajari riset pasar dan juga harus bisa mengembangkan sebuah produk

agar selalu ada hal yang baru di bisnis saya.

5
B. Visi dan Misi

1. Visi

“Menjadikan Bakpia Kukus sebagai makanan tradisional khas

Yogyakarta yang mampu menembus pasaran dunia”.

2. Misi

a. Membuat bakpia kukus yang memiliki rasa yang bervariatif.

b. Melakukan inovasi supaya dapat menarik para konsumen.

c. Menyediakan produk yang berkualitas, halal, sehat, dan aman untuk di

konsumsi.

d. Memberikan kualitas terbaik dalam bahan baku produk.

e. Selalu membuat kesan yang baik kepada setiap pelanggan.

f. Menyediakan layanan bagi konsumen yang ingin memberikan saran.

C. Tujuan Pembuatan Proposal Usaha

Adapun tujuan membuat proposal usaha:

1. Membantu merancang strategi usaha dengan menganalisis kelebihan,

kekurangan, peluang, hingga tantangan yang dihadapi usaha makanan

tradisional yg sudah di modifikasi.

2. Melatih siswa agar dapat berwirausaha dengan baik.

3. Untuk menghadirkan alternatif, bagi orang yang kurang menyukai bakpia

tradisional.

4. Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan tentang berwirausaha.

5. Membuka lapangan usaha.

6
6. Membantu mempertahankan makanan tradisional agar tidak hilang

meski sudah dimodifikasi makanannya.

D. Data Perusahaan

1 Nama Perusahaan Bakpia Kukus

2 Bidang Usaha Kuliner

3 Jenis Produk Kue

4 Alamat Perusahaan Kota Metro

5 Nomor Telepon 021-123456

6 Alamat Email PiaaKuskus@gmail.com

E. Data Pemilik

1 Nama Kusiana Ta’ati

2 Jenis Kelamin Perempuan

3 Tempat, Tanggal Lahir Jakarta, 13 Agustus 2004

4 Alamat Kota Metro

5 Telepon/HP 08123456789

6 E-mail kusvianaaa02@gmail.com

7 Peran dalam Usaha Owner

7
F. Identifikasi Peluang Bisnis

1. Orientasi Eksternal:

a. Mencari orang untuk menjadi target konsumen.

b. Melakukan riset sebelum memulai usaha.

c. Mengembangkan usaha dengan selalu membuat produk yang

berinovasi.

2. Orientasi Internal:

a. Menganalisa semuanya dengan jelas, sehingga dapat mencari solusi

ketika terjadi suatu masalah.

b. Rekombinasi cara baru dan yang lama untuk membuat sebuah

konsep untuk usaha.

8
BAB II

ANALISIS PRODUK

A. Fungsi Bakpia

1. Untuk makanan yang bisa disuguhkan saat ada tamu.

2. Untuk oleh-oleh.

3. Sebagai alternatif camilan, karena bakpia memiliki kandungan gizi.

B. Bahan Baku

1. Tepung terigu.

2. Susu bubuk full cream.

3. Coklat batang.

4. Coklat bubuk.

5. Gula pasir.

6. Minyak sayur.

7. Pasta vanilla.

8. Telur.

C. Perlengkapan/Peralatan

1. Mesin kukus.

2. Mixer.

3. Loyang.

4. Cetakan bakpia.

5. Spatula.

6. Mangkuk stainless.

7. Sendok.

9
D. Proses Pembuatan

1. Lelehkan semua coklat di wadah masing-masing, sisihkan.

2. Kocok telur, gula, pasta vanilla sampai mengembang kental.

3. Masukkan tepung terigu, aduk rata.

4. Bagi adonan menjadi 2, satu tambah cokelat bubuk dan satu lainnya

ditambahkan susu bubuk, lalu aduk rata.

5. Masukkan cokelat batang ke wadah.

6. Masukkan adonan ke plastik segitiga, lalu gunting ujungnya.

7. Masukkan sedikit adonan ke loyang bulat. Kukus selama 3 menit lalu

masukkan isian, tutup semua sisi dan atasnya, lalu kukus lagi kurang lebih

10 menit.

10
BAB III

ANALISIS PASAR

A. Penetapan Harga

Cost-Plus Pricing Method, harga jual per unit ditetapkan berdasarkan

biaya produksi per item ditambah margin laba yang diinginkan.

1. Fixed Fee Pricing, penetapan harga yang berasal dari jumlah biaya yang

sudah dikeluarkan oleh produsen produk lalu ditambahkan sejumlah fee

yang sudah disepakati, sehingga laba yang diperoleh tidak mempengaruhi

dari harga jual barang.

2. Target Pricing, penetapan harga dilakukan berdasarkan target

pengembalian investasi yang diinginkan.

3. Mark up Pricing, yaitu dengan menambahkan harga beli dengan laba yang

diinginkan. Umumnya metode ini digunakan oleh para reseller atau

dropshipper.

B. Target Pasar

1. Produk yang dijual: Bakpia Kukus

2. Target lokasi: pusat kota, tempat perbelanjaan oleh-oleh

3. Target demografi: lelaki dan perempuan dengan rentan usia 12-30 tahun

4. Karakteristik psikologis: pengguna media sosial, dan mengikuti

perkembangan kuliner masa kini.

11
C. Analisis SWOT

1. Strength (kekuatan)

a. Kami memiliki lokasi bisnis yang strategis

b. Kami sangat memperhatikan dan mengutamakan setiap kebutuhan

dan permintaan konsumen

c. Kami memberikan jaminan kualitas untuk bakpia kukus yang kami jual

d. Kami menjual produk dengan harga terjangkau

e. Kami memberikan sikap cepat dan tanggap pada setiap permintaan dan

komplain para konsumen

2. Weaknes (kelemahan)

a. Masa expired yang hanya bertahan beberapa hari

b. Minimnya pegawai yang kita miliki

c. Belum memiliki dana yang banyak.

3. Opportunities (kesempatan)

a. Memiliki jumlah peminat yang tinggi

b. Kami tidak hanya berjualan di toko offline, kami juga memiliki online

shop

c. Kemasan kami sudah di desain dengan baik sehingga tidak takut

adanya kerusakan diperjalanan

4. Threats (ancaman)

a. Kedepannya akan semakin banyak orang yang memilki bisnis yang

sama

12
b. Para pebisnis yang masih menjaga keaslian bakpia original yang

menjual dengan bakpia dengan harga lebih murah.

D. Strategi Pemasaran 4P

1. Produk (product)

Produk bakpia kukus ini merupakan Dessert yang cocok dimakan

oleh semua kalangan baik warga lokal, wisatawan maupun turis karena

bakpia ini sudah termodifikasi jadi bisa diterima oleh lidah orang masa

kini. Produk bakpia kukus ini dapat menarik minat pembeli karena

memiliki kemasan yang aman, praktis untuk dibawa.

2. Harga Jual (price)

Harga jual bakpia kukus disesuaikan dengan harga pasaran yakni

seharga Rp. 33.000,00 untuk per satu box berisi 10 pcs. Untuk box mini

berisi 5 pcs dikenakan harga satu boxnya Rp. 21.000,00. Dengan harga

yang terjangkau, bakpia kukus ini dapat menarik minat para konsumen.

3. Promosi (promotion)

Promosi bakpia kukus dilakukan dengan mengiklankan produk

melalui facebook ads, selain itu kami aktif di sosial media seperti

instagram, twitter, tiktok yang bisa menjadi platform kami untuk

menginfokan seputar bakpia kukus dan memberi tahu jika ada discount di

hari-hari tertentu.

E. Sistem Pemasaran dan Distribusi (place)

Untuk saat ini tempat yang kami gunakan dalam proses pembuatan

bakpia kukus adalah menggunakan tempat tinggal pemilik usaha, karena

13
memiliki lokasi yang strategis sehingga mempermudah akses pengambilan

bakpia kukus untuk ditaruh di toko. Selain itu, penggunaan rumah pemilik ini

untuk meminimalisir pengeluaran karena belum memiliki terlalu banyak dana

untuk membuat pabrik.

F. Prosedur Kerja Untuk Mendukung Metode yang Ditawarkan

1. Pengenalan cara berproduksi yang baik dan benar kepada kedua ukm

a. Aspek ini dimulai dari perencanaan produksi, pembelian bahan,

penerimaan barang, penyimpanan, pengeluaran barang, persiapan

pengolahan, pengolahan, kegiatan menjaga hasil produksi sampai pada

kegiatan cuci mencuci dan perawatan.

b. Tim melakukan observasi dan berdiskusi dengan para pemilik ukm

dan tenaga kerja mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki dalam cara

berproduksi yang baik dan benar

c. Tim melakukan pembenahan cara berproduksi yang baik dan benar

kepada kedua ukm

d. Pendampingan cara berproduksi yang baik dan benar

2. Introduksi tehnologi tepat guna mesin pengaduk adonan kulit dan isi

bakpia

a. Tim mensurvey dan membeli mesin pengaduk adonan kulit dan isi

bakpia yang mempunyai kapasitas 7-8 kg, daya listrik relatif rendah

dan mudah dipindah-pindah serta mudah menjaga kebersihannya

b. Tim mengintroduksikan penggunaan mesin tersebut dan cara

melakukan perawatan agar mesin mempunyai umur ekonomis lebih

14
lama

c. Tim melakukan pendampingan penggunaan mesin tersebut

3. Perbaikan manajemen

a. Caranya tim pelaksana berdiskusi dengan para pemilik ukm mengenai

manajemen usaha yang dijalankan saat ini dan mendiskusikan

perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan untuk meningkatkan

profesionalisme pemilik dalam rangka menuju profit oriented

b. Tim melakukan pelatihan kepada pemilik ukm dalam rangka

meningkatkan soft skill pengelolaan usaha kepada pemilik ukm

15
BAB IV

ANALISIS KEUANGAN

A. Ringkasan Kebutuhan Biaya

1. Investasi

Total Umur
Harga per Penyusutan/
No. Komponen Jumlah Satuan Biaya Ekonomis
Unit (Rp) Tahun (Rp)
(Rp) (tahun)

Mesin
1
kukus 1 Unit 2.000.000 2.000.000 4 500.000

2 Cetakan

bakpia 10 Unit 150.000 1.500.000 3 500.000

kukus

3 Loyang
4 Unit 50.000 200.000 4 50.000

4 Mixer
2 Unit 750.000 1.500.000 5 300.000

5 Mangkuk
stainless 2 Unit 15.000 30.000 3 10.000

6 Spatula
5 Unit 20.000 100.000 2 50.000

Sendok
7

16
5 Unit 25.000 125.000 5 25.000

Total Biaya 5.455.000 1.435.000

2. Bahan baku untuk produksi

Total Harga Total Harga per


No. Bahan Jumlah
per Produksi Tahunan

1 Tepung terigu 10 kg 100.000 33.000.000

2 Gula pasir 2 kg 30.000 9.900.000

3 Minyak sayur 1 kg 35.000 11.550.000

4 Telur 4 kg 20.000 6.600.000

7 Pasta vanilla 60 ml 10.000 3.300.000

8 Coklat batang 2 kg 70.000 23.100.000

9 Coklat bubuk 500 gr 20.000 6.600.000

10 Susu bubuk full 1 kg 50.000 16.500.000

cream

Jumlah 335.000 110.550.000

*1 Tahun Kerja = 330 hari

17
3. Biaya Operasional

No. Komponen Biaya per bulan Biaya per tahun

1 Listrik & Air 100.000 1.200.000

3 Komunikasi & Informasi 300.000 3.600.000

Promosi

4 Tenaga Kerja 3 orang 4.500.000 54.000.000

Jumlah 4.900.000 58.800.000

Kebutuhan modal awal untuk memulai usaha bakpia kukus

adalah sebesar Biaya Peralatan + Biaya Bahan Baku + Biaya

Operasional

= Rp. 5.455.000 + Rp. 335.000 + Rp. 4.900.000

= Rp. 10.690.000,00

4. Total Biaya

Biaya Investasi Rp. 5.455.000 / tahun

Biaya Produksi Rp. 110.550.000 / tahun

Biaya Operasional Rp. 58.800.000 / tahun

Biaya Penyusutan Rp. 1.435.000 / tahun Harga Pokok Produksi (HPP)

a. Biaya Tetap = Biaya Penyusutan + Biaya Operasional

18
= Rp. 1.435.000 / tahun + Rp. 58.800.000 / tahun

= Rp. 60.235.000 / tahun

b. HPP = Biaya Tetap + Biaya Produksi / Jumlah Produksi

= Rp. 60.235.000 + Rp. 110.550.000 / (20 x 330)

= Rp. 60.235.000 + Rp. 110.550.000 / (6.600)

= Rp. 170.785.000 / 6.600

= Rp. 25.876,51 atau Rp. 26.000

c. Harga Jual Per Unit

Rp 26.000 x 25% = Rp. 6.500

Jadi Rp. 26.000 + Rp. 6.500 = Rp. 32.500

Atau Harga Jual Rp. 33.000

5. Perhitungan BEP

a. BEP harga = Total biaya:total produksi = 181.695.000:6.600 = 27.500

(sudah dibulatkan)

b. BEP produk = Total biaya:harga jual = 181.695.000:33.000 =

5.500 (sudah dibulatkan)

19
BAB V

MENGENAL KEWIRAUSAHAAN

A. Pengertian

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan

inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang

menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan

jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi,

kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah

di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan

berbeda.

Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa

sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan

tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik

melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan disegala lapisan

masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.

Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.

Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur)

mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka

mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait

dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. ‘Wira’ berarti

pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah beranidan

berwatak agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi

20
wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Ini baru dari

segi etimologi (asal usul kata). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru,

menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk

baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.

Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan

Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:

1. Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilakudan

kemampuan kewirausahaan.

2. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan

seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada

upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan

produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan

pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih

besar.

Jadi, wirausaha itu mengarah kepada orang yang

melakukanusaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang

dimilikinya. Sedangkan kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang

dimiliki seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.

Kewirausahaan dilihat dari sumber daya yang ada di dalamnya adalah

seseorang yang membawa sumber daya berupa tenaga kerja, material, dan

asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan nilai yang lebih besar

daripada sebelumnya dan juga dilekatkan padaorang yang membawa

21
perubahan, inovasi, dan aturan baru. Kewirausahaan dalam arti proses yang

dinamis adalah kewirausahaan merupakan sebuah proses mengkreasikan

dengan menambahkan nilai sesuatu yang dicapai melalui usaha keras dan

waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik, dan resiko

social, dan akan menerima reward yang berupa keuangan dan kepuasan serta

kemandirian personal. Melalui pengertian tersebut terdapat empat hal yang

dimiliki oleh seorang wirausahawan yakni:

1. Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan

menambahkan nilainya. Pertambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh

wirausahawan semata namun juga audiens yang akan menggunakan hasil

kreasi tersebut.

2. Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang

diberikan. Semakin besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha

ini maka akan mendukung proses kreasi yang akan timbul dalam

kewirausahaan.

3. Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam hal ini resiko yang

mungkin terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko social.

4. Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah

independensi atau kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi.

Sedangkan reward berupa uang biasanya dianggap sebagai suatu bentuk

derajat kesuksesan usahanya.

22
B. Tujuan Kewirausahaan

Bahan ajar mata diklat Kewirausahaan dapat diajarkan dan

dikembangkan di Sekolah-sekolah Dasar, Sekolah Menengah, Perguruan

Tinggi, dan diberbagai kursus bisnis. Di dalam pelajaran Kewirausahaan, para

siswa diajari dan ditanamkan sikap-sikap perilaku untuk membuka bisnis, agar

mereka menjadi seorang wirausaha yang berbakat. Agar lebih jelas, dibawah

ini diuraikan tujuan dari kewirausahaan, sebagai berikut:

1. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas.

2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk

menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

3. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan

di kalangan pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul.

4. Menumbuh-kembangkan kesadaran dan orientasi Kewirausahaan yang

tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat.

C. Manfaat Kewirausahaan

Kewirausahaan memiliki 4 manfaat sosial, yaitu:

1. Memperkuat pertumbuhan ekonomi : menyediakan pekerjaan barudalam

ekonomi. Ekonomi saat ini adalah tanah yang subur bagi wirausahawan

misalnya: permintaan pelayanan sektor jasa meledak.

2. Meningkatkan produktivitas : kemampuan untuk menghasilkan lebih

banyak barang dan jasa dengan TK dan input lain yang lebih sedikit.

3. Menciptakan teknologi, produk dan jasa baru: komputer digital, mesin

fotokopi, laser, power steering.

23
4. Mengubah dan meremajakan persaingan pasar : pasar internasional

menyediakan peluang kewirausahaan.

D. Ruang Lingkup Kewirausahaan

Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas sekali. Secara umum, ruang

lingkup kewirausahaan adalah bergerak dalam bisnis. Jika diuraikan secara

rinci ruang lingkup kewirausahaan, bergerak dalam bidang:

1. Lapangan agraris

a. Pertanian

b. Perkebunan dan kehutanan

2. Lapangan perikanan

a. Pemeliharaan ikan

b. Penetasan ikan

c. Makanan ikan

d. Pengangkutan ikan

3. Lapangan peternakan

a. Bangsa burung atau unggas

b. Bangsa binatang menyusui

4. Lapangan perindustrian dan kerajinan

a. Industri besar

b. Industri menengah

c. Industri kecil

d. Pengrajin

1) Pengolahan hasil pertanian

24
2) Pengolahan hasil perkebunan

3) Pengolahan hasil perikanan

4) Pengolahan hasil peternakan

5) Pengolahan hasil kehutanan

5. Lapangan pertambangan dan energi

6. Lapangan perdagangan

a. Sebagai pedagang besar

b. Sebagai pedagang menengah

c. Sebagai pedagang kecil

7. Lapangan pemberi jasa

a. Sebagai pedagang perantara

b. Sebagai pemberi kredit atau perbankan

c. Sebagai pengusaha angkutan

d. Sebagai pengusaha hotel dan restoran

E. Karakteristik Wirausaha

Sikap dan Perilaku sangat dipengaruhi oleh sifat dan watak yang

dimiliki oleh seseorang. Sifat dan watak yang baik, berorientasi pada

kemajuan dan positif merupakan sifat dan watak yang dibutuhkan oleh

seorang wirausahawan agar wirausahawan tersebut dapat maju/sukses.

Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993;6-7)

mengemukakan delapan karakteristik yang meliputi:

1. Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.

2. Lebih memilih risiko yang moderat.

25
3. Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil.

4. Selalu menghendaki umpan balik yang segera.

5. Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan.

6. Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya

demi masa depan yang lebih baik.

7. Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk

menciptakan nilai tambah.

8. Selalu menilai prestasi dengan uang.

Martin Zwilling, founder dan chief executive officer (CEO) Startup

Professionals, menjelaskan, setiap wirausaha memiliki DNA berbeda dan siap

membantunya untuk sukses. Setiap pengusaha harus mengoptimalkan DNA

tersebut untuk mengatasi setiap tantangan.

Zwilling membagi karakteristik wirausaha menjadi empat tipe, seperti

dilansir Young Entrepreneur:

1. Pembangun

Karakteristik wirausaha seperti ini adalah pemain utama dalam

sebuah permainan bisnis. Dengan DNA pembangun, maka para pengusaha

jenis ini selalu melihat dua-tiga langkah lebih maju dibanding para

kompetitornya. Karakter wirausaha pembangun selalu dikenal dengan

orang yang fokus, dingin, kejam, perhitungan, dan penentu arah.

2. Oportunis

Karakter oportunis adalah bagian spekulasi dari setiap diri

pengusaha. Bagian dari keberadaan seseorang yang menginginkan berada

26
di tempat yang tepat dengan waktu yang tepat, serta menggunakan waktu

yang tepat untuk mencetak uang sebanyak mungkin. Jika Anda merasa

tertantang untuk membuat kesepakatan cepat dalam mendapatkan uang,

seperti bermain saham dengan memanfaatkan momentum atau investasi dan

jual kembali rumah memanfaatkan kenaikan harga, Anda mungkin

termasuk dalam karakteristik oportunis.

3. Spesialis

Pengusaha jenis ini akan bertahan di perusahaan selama 15-30

tahun, membuat fondasi perusahaan yang kuat. Wirausaha dengan karakter

spesialis akan menonjol di tengah keramaian orang yang ramai dengan

pesaing. Jenis-jenis pengusaha tipe ini adalah ahli IT, pengacara, akuntan

independen, dan desainer grafis.

4. Inovator

Hampir sama dengan spesialis, pengusaha inovator seperti membuat

laboratorium dalam setiap bisnisnya. Membuat berbagai rumus bisnis,

konsep, hingga produk yang berhasil diaplikasikan dalam perusahaan.

Tantangan terbesar karakteristik inovator adalah selalu berjuang walaupun

di tengah kesuksesan. Selalu memikirkan produk terbaru di tengah

peluncuran produk baru.

Sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya

sehari-hari, sebagai berikut:

1. Disiplin

27
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus

memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah

ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya.

Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap

waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap

waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan

pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda

pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat

menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.

Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina

dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan

harus taat azaz. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan

memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah

ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang

dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan

sistem kerja.

2. Komitmen Tinggi

Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh

seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam

melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki

komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada

kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan

identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam

28
hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain

terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada

kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk

yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.

Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadap

konsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya

wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen,

dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya

tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.

3. Jujur

Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan

oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat

kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang

ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran

mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai

segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh

wirausahawan.

4. Kreatif dan Inovatif

5. Mandiri

6. Realistis

29
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah kemampuan kreatif dan

inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang

menuju sukses. Sesuatu yang baru dan berbeda adalah nilai tambah barang dan

jasa yang menjadi sumber keuanggulan untuk dijadikan peluang. Jadi,

kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam menciptakan nilai tambah

di pasar melalui proses pengelolaan sumber daya dengan cara-cara baru dan

berbeda.

Bakpia kukus merupakan sebuah kuliner yang memproduksi dan

menjual bakpia tetapi tidak seperti biasanya. Karena bakpia kukus ini

merupakan inovasi dari bakpia tradisional. Pilihan rasanya juga bervariatif ada

rasa keju, cokelat, stroberi, dan kacang hijau. Selain itu bakpia kukus

menggunakan metode kukus tidak seperti bakpia tradisional yang membuat

bakpia ini berbeda dan menjadi unik dengan . Usaha ini adalah usaha yang

dapat dipromosikan melalui media sosial (instagram, WhatsApp, Line, dsb).

bakpia ini merupakan kue yang cocok untuk menjadi buah tangan orang yang

berwisata.

B. Saran

Masih banyak kekurangan di dalam pembuatan proposal ini. Maka dari

itu, sangat dibutuhkan kritik dan saran pembangun untuk perbaikan dari para

pembaca untuk proposal ini.

30
DAFTAR PUSTAKA

Megawati, dkk. Makalah: Kewirausahaan. SMA I Nurul Huda, 2016.

Trihapima, Umi K.O. “Business Plan Bakpia Kukus”. SMA Muhammadiyah


Yogyakarta, 2022.

Wida, Erlyna dan Choirul Anam. “Pengelolaan Home Industry Usaha Bakpia di
Kabupaten Klaten”. Asian Journal of Innovation Entrepreneurship 1(1),
2016.

31

Anda mungkin juga menyukai