Anda di halaman 1dari 6

1

ADVOKAT / PENGACARA & KONSULTAN HUKUM


“MISI KEADILAN”
Alamat : Jl. Bakung Indah Blok A. No.2. Komp. Pondok Asri Baru Sudiang
Telp. 0411-553756, HP. 081355634369 Makassar

EKSEPSI ( KEBERATAN )
TERHADAP SURAT DAKWAAN JAKSA PENUNTUT UMUM
REG. PERK. Nomor : PDM - 1008 / Mks / Ep.1 / 07 / 2011
ATAS NAMA : MUH. NUR IMAN WALEURU Als IMEN
Yang telah dibacakan pada sidang tanggal 18 Agustus 2011
DI PENGADILAN NEGERI MAKASSAR

Bapak Ketua dan Anggota Majelis HakimYang Mulia,


Sdr. Jaksa Penuntut Umum dan hadirin yang kami hormati

I. PENDAHULUAN

Perkenankanlah kami Penasihat Hukum Terdakwa II menyampaikan ucapan puji dan syukur
kehadirat Allah Awt, karena segala sesuatunya atas Ijin dan perkenanNyalah dapat terjadi di dunia
ini, termasuk atas kehendakNya jualah, sehingga kita semua diberi kesempatan untuk hadir dalam
ruangan persidangan yang mulia ini, dimana dihadapan kita semua ini, duduk dengan senang hati
disertai perasaan hati yang berdebar – debar dan menunggu nasib apa yang akan menimpa dirinya,
yang sekaligus diberi predikat sebagai seorang Terdakwa.

Memulai keberatan ini, perkenankanlah kami Penasihat Hukum Terdakwa II menyampaikan ucapan
terima kasih atas kesempatan dan waktu yang telah diberikan oleh Majelis Hakim untuk
menyampaikan apa yang menjadi Haknya Terdakwa II dan Penasihat Hukum, yaitu mengajukan
keberatan sesuai amanat pasal 156 Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana ( KUHAP ).

Bahwa kami Penasihat Hukum Terdakwa II mengajukan keberatan terhadap Surat Dakwaan Sdr.
Jaksa Penuntut Umum No. REG. PERK. Nomor : PDM - 1008 / Mks / Ep.1 / 07 / 2011, yang telah
dibacakan oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum pada persidangan hari Kamis, Tanggal 18 Agustus 2011,
di Pengadilan Negeri Makassar, bukan tanggal 25 Juli 2011 sebagaimana tercantum dalam Surat
Dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum, untuk itu kami mohon yang Mulia Majelis Hakim dapat
memperhatikan Surat Dakwaan tersebut.

Majelis Hakim yang kami muliakan…!

Bahwa untuk memahami maksud dari keberatan atas Eksepsi kami dari Penasihat Hukum Terdakwa
II sebagai perintah pasal 56 KUHAP, seharusnya Sdr. Jaksa Penuntut Umum mencantumkan atau
menyebutkan secara jelas nama Penasihat Hukum Terdakwa II dalan Surat dakwaannya, karena kami
Penasihat Hukum Terdakwa II sudah mendampingi sejak saat dari penyidikan Kepolisian (Polsekta
Tamalanrea) sudah melampirkan Surat Kuasa Khusus dan terlampir dalam Berita Acara
Pemeriksaan, tetapi ternyata oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum tidak mencantumkannya, seakan – akan
Terdakwa II tidak didampingi Penasihat Hukum, oleh karena itu kami serahkan pada majelis hakim
untuk menilainya.
2

II. MENGENAI SURAT DAKWAAN

- Bahwa dalam uraian Surat Dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum, adalah bertentangan dengan
ketentuan pasal 143 Ayat (2) a dan b Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana
sebagai syarat formil, hal mana dalam Pasal 143 Ayat (2) a, menegaskan Surat Dakwaan
yang benar dan memenuhi syarat harus disebutkan secara jelas dan lengkap mengenai apa
yang disyaratkan oleh Undang Undang No. 8 Tahun 1981 (KUHAP), maka pantas dan
sewajarnyalah bahwa surat dakwaan jaksa penuntut Umum yang demikian harus dibatalkan
atau setidak tidaknya Batal Demi Hukum, karena bertentangan dengan hukum yang berlaku.

Tentang Syarat Materil

Bahwa sdr. Jaksa Penuntut Umum dalam Surat dakwaannya tidak memenuhi syarat Materil
berdasarkan pasal 143 ayat (2) a, Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana, karena tidak
menguraikan secara jelas dan lengkap mengenai Pidana yang didakwakan terhadap Terdakwa
II, seperti dapat kami uraikan sebagai berikut :

a. Pengertian Cermat adalah :

Sdr. Jaksa Penuntut Umum harus cermat / teliti terutama yang berkaitan dengan
menerapan peraturan perundang undangan yang berlaku, serta unsur – unsur pasal
yang didakwakan, seperti :
1). Apakah ketentuan Pasal – pasal yang didakwakan terhadap Terdakwa II sudah
tepat sesuai syarat formil dan syarat materil seperti yang ada dalam berkas
perkara hasil pemeriksaan pada tingkat penyidikan.
2). Dalam tindak Pidana / delik Pidana apa yang telah dilakukan oleh Terdakwa II..?,
hal ini tidak dijelaskan oleh Sdr. Jaksa Penuntut Umum.

b. Pengertian Jelas adalah :

- Bahwa dalam menyusun surat dakwaan, sdr. Jaksa Penuntut Umum harus mampu
merumuskan unsur – unsur tindak pidana yang didakwakan secara jelas dalam arti
rumusan unsur-unsur delik harus dapat dipadukan dalam bentuk uraian fakta
perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa II. Dengan kata lain bahwa uraian
unsur-unsur atau pengertian yuridis tindak Pidana yang telah dirumuskan dalam
pasal – pasal yang didakwakan harus dapat dijelaskan atau digambarkan dalam
bentuk fakta perbuatan atau perbuatan materil yang telah dilakukan oleh
Terdakwa II. Sehingga dalam uraian unsur-unsur dalam surat dakwaan dapat
diketahui dengan jelas dan pasti, apakah Terdakwa II dalam melakukan tindak
pidana yang didakwakan oleh sdr. Jaksa penuntut umum tersebut : “sebagai pelaku
(Dader / Plegen), sebagai Pelaku Peserta (mede dader / Plegen) atau sebagai
penggerak (Uit Lokker) atau sebagai penyuruh (doen plegen) atau hanya sebagai
Pembantu (Medep lihtige).

c. Pengertian Lengkap adalah :

Bahwa dalam Surat Dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum harus mampu menguraikan
unsur-unsur tindak pidana yang telah dirumuskan dalam surat dakwaannya secara
lengkap, dalam arti tidak boleh terjadi adanya unsur-unsur tindak pidana yang
bertentangan satu sama lain, seperti dalam Surat Dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum
terhadap Terdakwa II sekarang ini, semua tidak jelas, sedangkan Pasal – pasal yang
didakwakan, baik Primair maupun Subsidair, semuanya tidak jelas (Kabur) karena di
dalam Surat Dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum tidak disebutkan secara jelas siapa
pelaku Penganiayaan / Pengeroyokan sehingga saksi korban dirawat di Rumah sakit,
dan akhirnya meninggal dunia.
3

Majelis Hakim Yang kami Muliakan …!

Bahwa dari ke tiga syarat baik Formil maupun Materil yang kami jelaskan diatas,
Nampak jelas bahwa surat dakwaan yang telah dibacakan oleh Sdr. Jaksa Penuntut
Umum pada sidang tanggal 18 Agustus 2011, bukan tanggal 25 Juli 2011, adalah
cacat Yuridis dan tidak memenuhi syarat baik Formil maupun syarat Materil,
sehingga Surat dakwaan yang demikian harus dibatalkan atau batal demi hukum.

III. TERHADAP ISI SURAT DAKWAAN

- Bahwa pasal yang didakwakan terhadap Terdakwa II Muh. Nur Iman Waleuru alias
Imen, yakni Pasal 354 ayat (2) jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana tidaklah tepat,
karena unsur Pasal tersebut tidak sesuai dengan fakta serta sangat bertentangan
dengan isi Surat Dakwaan sdr, jaksa penuntut umum, karena di dalam Surat dakwaan
tidak menjelaskan bahwa Terdakwa II dengan cara apa, melakukan tindakan
Pemukulan / Penganiyaan, jam berapa Terdakwa II melakukannya, dimana Tempat
Kejadian Perkaranya (TKP), atau Tempus Delictinya, semua ini sdr. Jaksa Penuntut
Umum tidak menjelaskan dalam surat dakwaannya.
- Bahwa disamping itu perbuatan perbuatan atau tindak Pidana yang didakwakan
terhadap Terdakwa II oleh sdr. Jaksa penuntut umum sangat bertentangan dengan
kenyataan yang sebenarnya, sebab semua isi surat dakwaan tidak sesuai dengan
keterangan – keterangan Terdakwa II pada saat diperiksa ditingkat penyidikan
kepolisian.
Di dalam Konstruksi dari Substansi Surat dakwaan sdr. Jaksa penuntut umum,
digabungkan pasal 354 ayat (2) Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana sebagaimana
yang diajukan oleh sdr. Jaksa penuntut umum terhadap Terdakwa II tidak hanya
mengandung “ Makna Kekaburan “ ( Obscuur ) suatu dakwaan, akan tetapi juga
mempersulit Terdakwa II dalam melakukan pembelaan dirinya sebagai haknya dalam
proses hukum Pidana yang dilindungi oleh KUHAP atau dikenal dengan UU No. 8
tahun 1981.
- Sudah menjadi “ Opinium Juris “ antara perbuatan turut – serta (Medep leging) dan
pembujukan (Oitloking) mempunyai rezim yang satu sama lain berbeda, sehingga
penggabungan atau me-Yunto kan antara Pasal 354 ayat (2) dengan pasal 55 ayat (1)
ke-1 KUHP dalam satu dakwaan Kumulatif tidak menjelaskan status Terdakwa II
khususnya mengenai kategori “Perbuatannya” apakah ia Terdakwa II sebagai “
Pelaku, Turut Serta, ataukah Pelaku Pembujukan “
- Dalam konteks Dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum seperti ini menunjukan bahwa
sdr. Jaksa penuntut umum masih “ ragu – ragu “ akan peranan Terdakwa II, sehingga
sdr. Jaksa penuntut umum terpaksa BERSPEKULASI dengan mencantumkan Turut
Serta dan Pembujukan sebagai Perbutana Terdakwa II Muh. Nur Iman Waleuru alias
Imen.
- Sekiranya sdr. Jaksa penuntut umum cermat dalam memahami Pasal – pasal, yakni
pasal 354 ayat (2) dan Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana, dimana antara
pasal – pasal tersebut mempunyai pengertian dan tujuan masing – masing, misalnya,
unsur Pasal 354 ayat (1) dan ayat (2) KUHPidana.
Ayat (1) mengatakan :
“barang siap dengan sengaja melukai berat orang lain, dihukum karena
menganiyaya berat dengan hukuman penjara selama – lamanya delapan
tahun”
Ayat (2) mengatakan :
“jika perbuatan itu menyebabkan kematian orangnya, si tersalah dihukum
penjara selama – lamanya sepuluh tahun”
Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.
Ayat (1) ke-1 mengatakan :
1. Yang melakukan (dader)
2. Yang menyuruh melakukan (doen plegen)
3. Yang turut serta melakukan perbuatan (medep legen)
4

Ayat (2) yakni Pembujuk / Penganjur (Uit lokker) yaitu mereka yang dengan
memberi atau menjanjikan sesuatu atau setrusnya …………….
- Apabila dicermati, maka rumusan delik (Straafbaarfeit) yang diuraikan oleh sdr.
Jaksa penuntut umum yang menyatakan bahwa Terdakwa II Muh. Nur Iman Waleuru
alias Imen telah melakukan dengan sengaja melukai orang, serta menyuruh
melakukan, turut serta melakukan, serta membujuk untuk melakukan adalah tidak
tepat.
Maka dengan demikian dakwaan sdr. Jaksa penuntut umum merupakan Dakwaan
yang kabur (Obscuur Libels) alasannya :
“ Modus operandi perbuatan sengaja melukai, turut serta, menyuruh melakukan
sebagaimana di dakwakan oleh sdr. Jaksa penuntut umum tidak secara rincik dan
jelas digambarkan dengan cara apa atau pola perbuatan seperti apa melukai orang
lain, serta penyertaan dan pembujukan ” yang telah dilakukan oleh Terdakwa II
terhadap saksi korban, sehingga dengan tidak dijelaskannya semua bentuk
perbuatan yang didakwakan sesuai rumusan Pasal 354 ayat (2) Jo. Pasal 55 ayat (1)
ke-1 KUHPidana, maka dakwaan sdr. Jaksa penuntut umum, menyebabkan
kehilangan “ legalitasnya “ sebagai suatu dakwaan yang sempurna, bahkan
melanggar Azas Fair Trial, sebagai Azas peradilan yang bersifat Universal.
Dengan demikian pemahaman Yuridis sdr. Jaksa penuntut umum dalam
“mendiskripsikan Pasal dakwaannya sangat bersifat Sumir, jika ditinjau dari segi
Doktri Hukum Pidana. Dimana sistim dan tatacara yang ditegaskan di dalam pasal
aquo, tidaklah bersifat Limitatif sebagaimana yang diharuskan agar memudahkan
pembelaan diri seorang Terdakwa di depan persidangan Pengadilan Pidana.

IV. DAKWAAN TIDAK SEMPURNA

- Bahwa setelah mempelajari dengan seksama surat dakwaan sdr. Jaksa penuntut umum
kiranya kami dari Penasihat Hukum Terdakwa II Muh. Nur Iman alias Imen, dapat
dengan jelas melihat adanya masalah Yuridis yang merugikan posisi hukum Terdakwa
II dan berkeyakinan menurut hukum untuk mengajukan keberatan bahwa surat
dakwaan sdr. Jaksa penuntut umum harus dinyatakan tidak dapat diterima,
berdasarkan pada beberapa alasan hukum antara lain sebagai berikut :
1. Bahwa dakwaan sdr. Jaksa penuntut umum tidak tepat baik mengenai alasan
hukum maupun sasaran dakwaannya, karena yang didakwakan kepada Terdakwa
II bukan merupakan tindakan Pidana kejahatan atau pelanggaran, umpamanya :
Terdakwa didakwa melakukan tindak pidana pencurian, pada hal barang yang
diambilnya itu adalah miliknya sendiri, bukan milik orang lain, sehingga dalam
perbuatan Terdakwa tidak ada unsur Pidana atau unsur perbuatan melawan
hukum, sama seperti sekarang ini, Terdakwa II didakwa melakukan perbuatan
melukai orang lain dan bersama – sama turut serta, atau menyuruh melakukan dan
seterusnya, pada hal itu sama sekali tidak dilakukan oleh Terdakwa II.
2. Bahwa dakwaan sdr. Jaksa penuntut umum tidak tepat, karena apa yang
didakwakan kepada Terdakwa II Muh. Nur Iman Waleuru alias Imen adalah
Rekayasa mulai dari Penyidikan sampai ditingkat kejaksaan.
3. Bahwa dakwaan tidak tepat, karena apa yang didakwakan kepada Terdakwa II
adalah keliru, sebab Terdakwa II bukan pelaku kejahatan yang didakwakan
( Error in Person ).

Majelis Hakim yang kami muliakan


Sdr. Jaksa Penuntut Umum yang kami hormati

V. KEBERATAN TENTANG OBSCUURNYA DAKWAAN

- Bahwa yang dimaksud uraian atau rumusan Surat Dakwaan nyang cermat, jelas dan
lengkap yang merupakan persyaratan materil suatu surat dakwaan, memang tidak kita
ketemukan dalam pasal 143 KUHAP, akan tetapi dalam beberapa Literatur, atau dari
berbagai pendapat para Ahli yang telah diakui dan diikuti dalam praktek Peradilan
serta Yurisprudensi Tetap MA dapat diperoleh pengertian sebagai berikut :
5

a. Pengertian “Cermat” adalah ketelitian dalam merumuskan surat dakwaan,


sehingga tidak terdapat adanya kekurangan atau kekeliruan yang dapat
menyebabkan tidak dapat dibuktikannya dakwaan itu sendiri.
b. Pengertian “jelas” adalah kejelasan mengenai rumusan unsur-unsur dari delik
yang didakwakan, sekaligus dipadukan dengan uraian “Perbuatan Materiel” atau
“Fakta Perbuatan” yang dilakukan oleh Terdakwa II dalam surat dakwaan.
c. Pengertian “ Lengkap “ adalah uraian dari surat dakwaan yang mencakup semua
unsur-unsur delik yang dimaksud, yang dipadukan dengan uraian mengenai
keadaan serta peristiwa dalam hubungannya dengan “ Perbuatan Materiel “ yang
didawakan seolah – olah telah dilakukan oleh Terdakwa II.
- Bahwa untuk lebih dimengerti, kata –kata ‘ Cermat, Jelas dan Lengkap “ seperti
tersebut di atas, menurut Yurisprudensi MA RI, No. 492.K / Kr / 1981, tanggal
8 Januari 1983 Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin tanggal 20 April 1981
No. 18 / 81 / Pid.S/PT/BJM, “ Syarat Materiel “ Surat Dakwaan adalah adanya
rumusan secara lengkap, Jelas dan Tepat, mengenai perbuatan perbuatan yang
didakwakan kepada Terdakwa II sesuai rumusan delik yang mengancam “ Perbuatan
Perbuatan itu dengan hukuman Pidana “, dengan demikian maka dalam surat
dakwaan tidak boleh tidak, harus memuat uraian atau rumusan yang “CERMAT,
JELAS dan LENGKAP“ mengenai perbuatan yang dilakukan oleh Terdakwa II, yang
keseluruhannya dapat mengisi secara tepat dan benar, semua unsur dari semua delik
yang ditentukan undang undang yang didakwakan terhadap Terdakwa II.

Majelis HakimYang Mulia,


Sdr. Jaksa Penuntut Umum
dan hadirin yang kami hormati

- Berdasarkan ketentuan KUHAP, Yurisprudensi serta pendapat Ahli tersebut diatas,


kiranya dapat disimpulkan bahwa yang harus diuraikan secara Cermat, Jelas dan
lengkap di dalam Surat Dakwaan adalah mengenai :
1. Rumusan dan unsur-unsur delik atau tindak pidana yang didakwakan sesuai
dengan ketentuan undang undang, dan;
2. Rumusan perbuatan materiel atau fakta mengenai perbuatan yang dilakukan oleh
Terdakwa yang keseluruhannya dapat mengisi secara tepat dan benar, semua
unsur dan delik yang ditentukan dalam pasal undang undang yang didakwakan
kepada Terdakwa II tersebut.

VI. KESIMPULAN DAN PERMOHONAN

Majelis Hakim yang kami Muliakan,

Bahwa dari seluruh uraian diatas, kiranya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa Surat Dakwaan Sdr. Jaksa Penuntut Umum telah disusun secara tidak cermat, tidak
jelas dan tidak lengkap, serta sangat keliru menempatkan perbuatan bahwa Terdakwa II telah
melakukan perbuatan melukai orang lain serta turut serta melakukan perbuatan pidana,
seolah – olah Terdakwa II adalah pelakunya, sehingga patutlah kiranya Surat Dakwaan
yang demikian harus dibatalkan atau batal demi hukum.

2. Bahwa dakwaan Primer dan Subsidair yang ditujukan kepada Terdakwa II adalah
tidak tepat dan keliru mengenai dasar hukumnya, maupun sasaran dakwaannya,
karena Terdakwa II bukan pelaku Tindak Pidana seperti yang didakwakan oleh sdr.
Jaksa penuntut umum, dan oleh karena itu cukup beralasan untuk menyatakan bahwa
dakwaan tersebut tidak dapat diterima atau ditolak.
6

3. Bahwa disamping itu semua, dakwaan yang ditujukan kepada Terdakwa II tersebut
harus dianggap tidak memenuhi syarat materiel sebuah surat dakwaan menurut
KUHAP, karena tidak diuraikan secara cermat, jelas dan lengkap mengenai tindak
pidana yang didakwakan, olehnya demikian cukup beralasan untuk menyatakan
bahwa Surat dakwaan harus di batalkan.
Bahwa berdasarkan keberatan – keberatan dan alasan – alasan tersebut diatas mohon
kiranya kepada Majelis Hakim yang Mulia untuk menjatuhkan Putusan Sela dalam
perkara ini, yang pada pokoknya adalah sebagai berikut :
1. Menerima Eksepsi atau keberatan dari Penasihat Hukum Terdakwa II Muh. Nur
Iman Waleuru alias Imen seluruhnya.
2. Menyatakan Dakwaan Jaksa Penuntut Umum No. REG. PERK. Nomor :
PDM - 1008 / Mks / Ep.1 / 07 / 2011 tidak dapat diterima atau setidak tidaknya
menyatakan bahwa Surat dakwaan harus dibatalkan atau Batal Demi Hukum.

3. Melepaskan Terdakwa II Muh. Nur Iman Waleuru alias Imen Demi Hukum
dari segala Dakwaan.
4. Membebankan biaya perkara ini pada Negara.

Atau : Mohon putusan yang seadil – adilnya berdasarkan Ketuanan Yang Maha Esa.
Terima kasih.

Makassar, 24 Agustus 2011


Hormat kami,
Penasihat Hukum Terdakwa II

ARSYID ZAKARIA, SH. MH ASIKIN MUCHTAR, SH

Anda mungkin juga menyukai