Anda di halaman 1dari 45

Jakarta, 4 Maret 2021

KEPADA YTH;

Ketua Pengadilan Negeri Madiun

c/q Majelis Hakim dalam Perkara Nomor 60/Pdt.G/2020/PN Mad

JL. RA KARTINI NO. 7 MADIUN LOR MANGUN HARJO

REPLIK PENGGUGAT UNTUK T1, T2

PERKARA NOMOR 60/PDT.G/2020/PN.MDN

Dengan hormat,

Kami, Lily Indriati Siswanto, SH, MM., H.A. Rahman, SH., MH. R. Edi
Yuliarto, SH.; Para Advokat dan Konsultan Hukum beralamat di Scientia
Business Park, Tower 2, Jl. Boulevard Gading Serpong Blok O/2 Serpong
Tangerang- Banten 15810. Baik secara bersama-sama ataupun sendiri-
sendiri, untuk mewakili dan bertindak untuk dan atas nama Pemberi Kuasa
sebagaimana Surat Kuasa tanggal 25 Februari 2021, di tanda tangani
dibawah tangan, bermeterai cukup, dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama klien kami :

N ama : Paulus Abednego


Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Sawo Barat Nomor 40 Kel. Kejuron Kec. Taman
Rt.011
Rw.004, Surabaya, Jawa Timur.
No. NIK 3577032804720003

1
Selanjutnya disebut Penggugat

Melawan

1. Evelin Abednego beralamat di Jalan Sawo Barat Nomor 37, RT.013


Rw. 005 Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman, pemegang KTP
3577035306490001 selanjutnya disebut Tergugat I;
2. David Abednego Jalan Sawo Barat Nomor 37, RT.013 Rw. 005
Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman, pemegang KTP
3577035306490001 selanjutnya disebut Tergugat II;
3. Indah Retno Ariyanti, SH, Mkn; Notaris & PPAT di Madiun selanjutnya
disebut Turut Tergugat.

Penggugat dengan ini mengajukan Replik atas Jawaban Tergugat I dan


Tergugat II Tanggal 25 Februari 2021 dalam perkara a quo sebagai berikut :

Bahwa Penggugat tetap pada dalil-dalil yang dijelaskan dalam Gugatan.

Bahwa Penggugat menolak semua dalil Tegugat kecuali dengan tegas


diakui kebenarannya oleh Penggugat.

DALAM EKSEPSI
1. Bahwa ketentuan Pasal 136 HIR (162 RBG) menetapkan bahwa
kecuali eksepsi mengenai ketidakberwenangan hakim, eksepsi lain
tidak boleh diajukan dan dipertimbangkan sendiri-sendiri melainkan
diperiksa dan diputus bersama-sama pokok perkara.

2. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 136 HIR dan putusan MARI no


361.K/Sip/1979, menyatakan: Eksepsi TERGUGAT I dan Tergugat II
bukan/ tidak menyangkut kewenangan mengadili, maka menurut
hukum, Eksepsi TURUT TERGUGAT tersebut haruslah dinyatakan
tidak diterima.

2
3. Bahwa dengan ketentuan undang-undang dan yurisprudensi
Mahkamah Agung sebagaimana dinyatakan di atas (poin 4), maka
sudah seharusnya Eksepsi TERGUGAT I, II dinyatakan TIDAK
DAPAT DITERIMA.

 Tentang Surat Kuasa Khusus

4. Bahwa sekalipun demikian, PENGGUGAT rasanya perlu menjelaskan


sejelas-jelasnya, dengan cara yang sangat sederhana, agar mudah
dipahami, mengenai Surat Kuasa Khusus yang dipersoalkan oleh
TERGUGAT I, II dalam perkara aquo.

5. Bahwa ketentuan mengenai pemberian kuasa secara tersirat ditentukan


dalam Pasal 1792 KUHPer; yang pada pokoknya menjelaskan bahwa
pemberian kuasa ini dapat diberikan dan diterima dengan suatu akta
umum, dengan surat di bawah tangan bahkan dengan sepucuk surat
ataupun dengan lisan. Dan, tidak hanya itu saja, penerimaan suatu kuasa
dapat pula terjadi secara diam-diam dan disimpulkan dari pelaksanaan
kuasa itu oleh yang diberi kuasa (lihat Pasal 1793 KUHPer).

6. Bahwa pemberian kuasa juga dapat dilakukan secara khusus, yaitu hanya
mengenai satu kepentingan tertentu atau lebih, atau secara umum, yaitu
meliputi segala kepentingan pemberi kuasa (lihat Pasal 1795 KUHPer).
Dan untuk tujuan pemberian kuasa tersebut, pemberi kuasa dapat (dalam
hal ini: tidak wajib) memberikan surat kuasa (tertulis), antara lain:
 Surat kuasa khusus, yakni pemberian kuasa yang dilakukan hanya
untuk satu kepentingan tertentu atau lebih (lihat: Pasal 1795
KUHPer). Dalam surat kuasa khusus, di dalamnya dijelaskan
tindakan-tindakan apa saja yang boleh dilakukan oleh penerima
kuasa. Jadi, karena ada tindakan-tindakan yang dirinci dalam surat
kuasa tersebut, maka surat kuasa tersebut menjadi surat kuasa
khusus.

3
 Surat Kuasa Umum, berdasarkan Pasal 1796 KUHPer, dinyatakan
bahwa pemberian kuasa yang dirumuskan dengan kata-kata umum,
hanya meliputi perbuatan-perbuatan pengurusan. Sehingga, surat
kuasa umum hanya boleh berlaku untuk perbuatan-perbuatan
pengurusan saja. Sedangkan, untuk memindahtangankan benda-
benda, atau sesuatu perbuatan lain yang hanya boleh dilakukan
oleh pemilik, tidak diperkenankan pemberian kuasa dengan surat
kuasa umum, melainkan harus dengan surat kuasa khusus.

7. Bahwa Rachmad Setiawan dalam buku “Hukum Perwakilan dan Kuasa”


yang antara lain menyatakan, bahwa praktik mengartikan suatu kuasa
khusus adalah kuasa yang harus dinyatakan secara terperinci
sehingga mengandung kriteria spesialitas. Kalau tidak rinci maka
dianggap kuasa umum. Praktik ini sangat keliru. Pengertian khusus
dan umum tidak mengacu kepada rinci atau tidak rincinya kuasa yang
diberikan, melainkan dilihat apakah yang dikuasakan itu mengandung
tindakan hukum tertentu atau tidak tertentu alias semua tindakan
hukum.

8. Bahwa selanjutnya Rachmad Setiawan menerangkan: “… Kuasa Umum itu


kuasa untuk melakukan tindakan apa saja, dan juga bisa hal tertentu saja.
Tapi sebatas tindakan pengurusan atau hal-hal umum. Perbuatannya,
biasanya tidak terlalu signifikan (Pasal 1796 KUHPer). Namun dari kuasa
umum ini, jika hendak melakukan penguasaan, diperlukan syarat-syarat
yaitu tindakan penguasaan itu harus dinyatakan dengan tegas.
Sedangkan kuasa khusus, adalah kuasa untuk satu dua perbuatan
tertentu. Khusus, karena bisa melakukan tindakan hukum penguasaan
(1795 KUHPer). Selanjutnya dicontohkan, contoh kuasa khusus ini adalah
kuasa menyewakan rumah, mengakhiri sewa, dan bila perlu menagih uang
sewa rumah sekaligus kwitansinya. Sementara kalau kuasa umum tadi
hanya untuk mengurus rumahnya saja.”

4
9. Bahwa dari penjelasan tersebut di atas, dalam perkara a quo, maka Surat
Kuasa Khusus yang dibuat oleh Paulus Abednego selaku Pemberi Kuasa
(PENGGUGAT) kepada Lily Indriati Siswanto SH,MM. H.A. Rahman, SH,
MH, R. Edi Yuliarto, SH selaku Penerima Kuasa untuk mengajukan
gugatan kepada TURUT TERGUGAT telah memenuhi syarat yang
ditentukan undang-undang dalam hal ini Pasal 1795 jo 1796 jo 1797
KUHPer, dan sesuai pula dengan doktrin hukum sebagaimana dijelaskan
Rachmad Setiawan dalam buku “Hukum Perwakilan dan Kuasa.”

10. Bahwa di dalam Surat Kuasa Khusus PENGGUGAT telah jelas


dicantumkan: Apa yang diajukan gugatan yakni Gugatan Pembatalan
Wasiat karena melebihi batas undang-undang; Siapa yang mengajukan
gugatan yakni PAULUS ABEDNEGO dan siapa yang diajukan gugatan
(subyek hukum) yakni EVELIN ABEDNEGO sebagai TERGUGAT I dan
DAVID ABEDNEGO sebagai TERGUGAT II serta INDAH RETNO
ARIYANTI, SH, Mkn selaku TURUT TERGUGAT; Siapa yang menerima
Surat Kuasa Khusus yakni: Lily Indriati Siswanto SH,MM. H.A. Rahman,
SH, MH, R. Edi Yuliarto, SH; Mengapa surat Kuasa Khusus itu diberikan
yakni dikarenakan Pemberi Kuasa meminta diwakilkan (dikuasakan) untuk
bersidang di Pengadilan Negeri Madiun, Jawa Timur; Kapan Surat Kuasa
Khusus diberikan yakni tanggal 13 Desember 2020; di mana diberikan
yakni di Jakarta; bagaimana isi surat kuasa khusus, yakni sebagaimana
yang tertera di dalam surat kuasa khusus untuk membela kepentingan
Pemberi Kuasa di dalam sidang Pengadilan; dengan demikian semuanya
sudah sangat jelas tertera di dalam Surat Kuasa Khusus.

 Tentang Obscure Libel

11. Bahwa GUGATAN PENGGUGAT sudah sangat jelas, disusun rapi dan
sistematis, alur faktanya pun dibuat secara runut dan mudah dipahami,
tegas dan berdasarkan hukum. Namun demikian, PENGGUGAT juga
memaklumi, nampaknya TERGUGAT I, II sangat memaksakan menjawab

5
Gugatan PENGGUGAT dengan menjawab bahwa gugatan kabur (obscuur
libel). Padahal, justru JAWABAN TERGUGAT I, II yang kabur karena
tidak menjawab substansi permasalahan malah melebar kemana-mana.

12. Bahwa perlu kami tegaskan sekali lagi gugatan ini berkaitan dengan
wasiat yang dibuat TERGUGAT I, II telah menyalahi ketentuan Undang-
Undang sehingga patut dibatalkan atau dinyatakan tidak berlaku.

13. Bahwa untuk menguraikan gugatan dimaksud maka dalam Posita atau
disebut juga dengan fundamentum petendi berisi uraian tentang kejadian
perkara atau duduk persoalan suatu kasus. Menurut M. Yahya Harahap di
dalam buku Hukum Acara Perdata (hal. 58), Posita/Fundamentum Petendi
yang yang dianggap lengkap memenuhi syarat, memenuhi dua unsur yaitu
dasar hukum (rechtelijke grond) dan dasar fakta (feitelijke grond). Dalam
perkara a quo, GUGATAN Penggugat telah diuraikan dalil-dalil yang
menggambarkan adanya hubungan yang menjadi dasar hukum gugatan
(rechtelijke grond) dan juga uraian mengenai faktanya (feitelijke grond)
sehingga PENGGUGAT mengajukan tuntutan seperti yang dinyatakan
dalam bagian PETITUM.

14. Bahwa atas dalil tersebut diatas karenanya telah memuhi syarat formil,
sehingga gugatan layak untuk diperiksa, diadili, dan diputus oleh Majelis
Hakim Yang Mulia.

Dalam Pokok Perkara

1. Penggugat menyatakan dengan tegas menolak dalil-dalil Tergugat I


dan Tergugat II yang disampaikan dalam jawabannya kecuali yang
diakui kebenarannya oleh Penggugat, dan eksepsi dalam Replik diatas
dinyatakan sama dalam pokok perkara.
2. Replik atas Jawaban Angka 3

6
Bahwa Penggugat MENOLAK pengakuan Tergugat I bahwa Tergugat I
sama sekali tidak pernah mengetahui ataupun melihat isi wasiat sebelum
dibacakan pada tanggal 3 Desember 2020. Hal ini dapat dibuktikan dari
sifat otoriter, egois dan pemarah dari Tergugat I yang seringkali
dikeluhkan oleh alm.Liany Hindrwati kepada Penggugat dan cucu-
cucunya disaksikan oleh ART yang berkerja pada alm.Liany
Hindrwati.Kalimat yang sering diucapkan oleh alm.Liany Hindrawati
berbunyi demikian, “adikmu itu kalau telepon sering marah-marah kalau
keinginannya tidak dituruti. Mama melakukan apa saja kalau tidak sesuai
dengan keinginan hatinya selalu marah-marah. Mama ini takut sama
adikmu.”. Kalimat tersebut diucapkan dalam bahasa Jawa yang bila
diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia bunyinya seperti kalimat
tersebut diatas.

Bahkan pengakuan Tergugat I bahwa sebelum meninggal dunia


alm.Liany Hindrawati seringkali berpesan kepada Penggugat dan
diketahui oleh Tergugat I agar setelah Liany Hindrawati meninggal dunia,
Tergugat I yang melanjutkan usahanya yaitu mengelola Toko Mas
Sederhana di Jalan Sultan Agung Nomor 100 Kelurahan Ketanggi
Kecamatan Ngawi Kabupaten Ngawi, adalah KEBOHONGAN semata
dari Tergugat I. Kebenarnnya adalah alm.Liany Hindrawati berpesan
kepada Penggugat untuk menjaga adik-adiknya dan jangan bertengkar.
Pesan itu diucapkan dalam bahasa Jawa yang bunyinya, “Jogoen adik-
adikmu.. Ojo geger..”Bahkan pesan tersebut diulangi sekali lagi sebelum
alm.Liany Hindrawati meninggal dunia, yaitu pada tanggal 8 Juni 2020
yang merupakan pertemuan terakhir Penggugat dengan alm.Liany
Hindrawati karena pada tanggal 10 Juni 2020 Liany Hindrawati
menghembuskan nafas terakhirnya pasca menjalani operasi.

Selain itu, pengakuan Tergugat I bahwa pada saat alm.Liany Hindrawati


sakit diakhir hayatnya, Penggugat pernah datang kerumah untuk
mendoakan Ibunya yang sedang sakit, dan setelah itu Ibunya (alm.Liany

7
Hindrawati) berpesan kepada Penggugat bahwa Toko Mas Sederhana
supaya nanti diteruskan oleh Tergugat I, adalah juga KEBOHONGAN
BESAR dari Tergugat I.

Bahwa oleh karena adanya kebohongan-kebohongan yang diucapkan


oleh Tergugat I dan Tergugat II, Penggugat memohan kepada Majelis
Hakim yang memeriksa perkara ini agar melakukan SUMPAH diatas
Kitab Suci (Alkitab/Injil) kepada Tergugat I dan Tergugat II.

Bahwa alm.Liany Hindrawati TIDAK PERNAH berkeberatan Penggugat


menggunakan/memperkerjakan karyawan Toko Mas Sederhana untuk
menjaga Toko Mas Putra Sederhana milik Penggugat.Hal tersebut
dikarenakan alm.Liany Hindrwati tahu persis Penggugat HARUS
mengurus Toko Mas Sederhana yang tidak dapat ditinggalkan begitu
saja oleh Penggugat kepada karyawan-karyawan Toko Mas
Sederhana.Alm.Liany Hindrawati pun tahu kalau Penggugat mampu
mengatur karyawan-karyawan Toko Mas Sederhana sehingga tidak
terjadi kekurangan karyawan dihari-hari banyak pembeli yang
datang.Bahkan Penggugat seringmerekrut beberapa karyawan harian
untuk membantu bilamana Toko Mas Sederhana sedang ramai
pembeli.Selain itu, Penggugat hanya meminta pertolongan karyawan
tersebut dari pukul 06.00 - 11.00 WIB, sesuai dengan tanggal pasaran
dalam kalender Jawa.Dan karyawan yang diminta tolong tersebut juga
diberikan imbalan oleh Pengugat atas bantuannya.

Dari sini saja dapat diketahui bahwa Tergugat I tidak tahu menahu seluk
beluk soal bagaimana mengurus Toko Mas.Tergugat I hanya menggali
dari karyawan-karyawan yang belum tentu dapat dipercaya dan
dibuktikan kebenarannya. Hal tersebut mengingat banyak dan seringkali
terjadi diperusahaan manapun, karyawan yang tidak suka diperintah
untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu namun tidak berani untuk
mengutarakan kepada atasan atau bosnya, kemungkinan besar

8
akanberasumsi sendiri dan menyebarkan fitnah yang tidak jelas
kebenarannya.

3. Replik atas Jawaban Angka 4

Bahwa berdasarkan Akta Surat Keterangan Waris No. 04/VIII/2006


tanggal 19 Agustus 2006 yang dibuat oleh M. Liliana Handojo, S.H., alm.
Ibrahim Tenggo Abednego (ayah dari Penggugat, Tergugat I dan
Tergugat II) meninggalkan Akta Surat Wasiat tertanggal 24-10-2001 No.
35 yang dibuat oleh notaris M. Liliana Handojo, S.H., dan telah
didaftarkan pada Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum tertanggal 13-
7-2006 Nomor: C2-HT.05.02-3475. Oleh karenanya, baik Surat Wasiat
yang dibuat oleh Ibrahim Tenggo Abednego dan Surat Keterangan Waris
yang dibuat oleh notaris M. Liliana Handojo, S.H., TIDAK dapat
diabaikan atau ditiadakan begitu saja, sekalipun ada Wasiat yang dibuat
oleh alm. Liany Hindrawati.

Akta Surat Wasiat yang dibuat oleh alm. Ibrahim Tenggo Abednego
dengan tegas menyatakan : “….. Saya hibah wasiatkan kepada anak-
anak saya :

1. Tuan Paulus Abednego, Partikulir, bertempat tinggal di Madiun, Jalan


Sawo Barat Nomor 40,
2. Nona Eveline Abednego, Partikulir, bertempat dinggal di Madiun, Jalan
Sawo Barat Nomor 40,

Harta peninggalan saya, berupa :

1. Sebidang tanah Hak Milik Nomor 237/Kelurahan Kejuron, yang


terletak di :
Propinsi : Jawa Timur
Kotamadya : Madiun
Kecamatan : Taman

9
Kelurahan : Kejuron
Seluas 607 m2 (enam ratus tujuh meter persegi) sebagaimana
diuraikan didalam gambar ukur/situasi tertanggal tigapuluh satu
Desember tahun seribu sembilan ratus tujuh puluh (31-12-1970),
bermeterai cukup, tertulis atas nama Lie Ting Hwie alias Ibrahim
Tenggo Abednego,
Demikian berikut segala sesuatu yang berada, berdiri dan tertanam
diatas tanah tersebut, terutama berupa bangunan rumah tinggal,
setempat dikenal sebagai Jalan Sawo Barat Nomor19/37 Madiun,
2. Tanah dan Bangunan yang terletak di Jalan Nginden Intan Timur I-B
Kav, 11 Surabaya, seluas 199 m2 (seratus sembilan puluh sembilan
meter persegi),
3. Sebuah perusahaan berkedudukan di Kabupaten Ngawi, Kecamatan
Paron, Desa Gelung, Jalan Raya Paron, dengan nama “Toko Mas
Gatot Koco” yang diusahakan berdasarkan : Tanda Daftar Usaha
Perdagangan (TDUP) tertanggal 3 tiga Januari tahun duaribu (3-1-
2000) Nomor 239-264/13-34/TDUP/I/2000, yang dikeluarkan oleh
Kepala Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Ngawi.

Masing-masing untuk bagian yang sama.


Sedangkan anak penghadap yang bernama DAVID ABEDNEGO TIDAK
diberi hibah wasiat karena berkelakuan tidak baik terhadap orang
tua.”

Berdasarkan Akta Surat Keterangan Waris tersebut diatas, jelas bahwa


dalil Penggugat pernah dihibahi Toko Mas Gatot Koco BENAR dan
TERBUKTI, BUKAN sekedar pengakuan pribadi Penggugat saja.Selama
3 bulan alm.Ibrahim Tenggo Abednego membantu Penggugat dengan
turut menjaga Toko Mas Gatot Koco sambil mengajari Penggugat
bagaimana mengelola Toko Mas, dimana sebelumnya alm.Tenggo
Abednego juga mengajari seluk beluk mengenai perhiasan emas sejak

10
Penggugat masih duduk dibangku SD. Bahkan alm. Ibrahim Tenggo
Abednego meminta agar Tanda Daftar Usaha Perdagangan (TDUP)
diganti atas namaPenggugat sebelum alm. Ibrahim Tenggo Abednego
meninggal dunia.

Penggugat MENOLAK dengan keras dalil Jawaban Gugatan pada poin


no. 4 yang menyatakan Penggugat pernah dihibahi : modal untuk usaha
saos, modal untuk jual beli emas batangan, modal untuk usaha forex
(bisnis jual beli uang/perdagangan uang), yang nilainya sebesar
17.160,00 gram emas atau Rp. 6.642.900.000,- (enam milyar enam ratus
empat puluh dua juta sembilan ratus ribu rupiah). KeBENARannya
adalah Penggugat memberikan kepada alm. Liany Hindrawati berupa
emas batangan seberat 17.700 gram selama kurun waktu Desember
2013 sampai dengan Juni 2014 sebagai pengembalian atas apa yang
diberikan oleh alm. Liany Hindrawati kepada Penggugat, meskipun
sebenarnya tidak pernah ada yang namanya hutang seorang anak
terhadap orangtuanya, begitupun sebaliknya. Namun demikian,
Penggugat sangat mengenal sifat dan karakter Ibunya (alm.Liany
Hindrawati), oleh karena itu Penggugat tetap mengembalikan kepada
Ibunya bahkan melebihi dari jumlah yang diberikan kepada Penggugat.

Selain itu perlu untuk diketahui oleh Yang Mulia Majelis Hakim yang
memeriksa dan mengadili perkara ini, bahwa alm.Liany Hindrawati tidak
hanya memberikan kepada Penggugat saja, namun juga kepada
Tergugat I dan Tergugat II. Sebagai contoh: Tergugat II pernah
dibukakan Toko Olie sebanyak 2 (dua) kali yang karena tidak dikelola
dengan baik dan serius akhirnya meninggalkan hutang yang harus
dibayar oleh Penggugat untuk menjaga nama baik keluarganya. Kedua,
dibukakan Toko Mas Werkudoro yang ada di Jalan Raya Caruban
Nomor 09 Depan Pasar Karangjati Kabupaten Ngawi.Oleh karena
Perilaku Tergugat II yang tidak baik, yang dilakukan sejak alm. Ibrahim

11
Tenggo Abednego masih hidup, akhirnya membuat Tergugat II dicoret
dalam daftar ahli waris dalam Akta Surat Wasiat tertanggal 24-10-2001
No. 35 yang dibuat oleh notaris M. Liliana Handojo, S.H..Seringkali
Penggugat lah yang justru selalu diminta oleh alm.Ibrahim Tenggo
Abednego dan alm.Liany untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
ditimbulkan oleh Tergugat II, diantaranya : menikah dengan wanita yang
tidak disetujui oleh orangtuanya yang berujung pada perceraian dimana
Penggugat yang mengurus perceraiannya di Pengadilan Negeri Madiun.

Sedangkan Tergugat I telah diberikan uang untuk investasi dalam bentuk


saham (bursa efek) yang jumlahnya jauh melebihi Rp. 1.000.000.000,-
(satu milyar rupiah), namun diakui miliknya dan bukan pemberian dari
alm. Liany Hindrawati. Padahal alm.Liany Hindrawati sebelum
memberikan kepada Tergugat I telah memberitahukan kepada
Penggugat. Selain itu, ada berlian, perhiasan emas dan emas batangan
milik alm.Liany Hindrawati yang saat ini berada dalam penguasaan
Tergugat II.

4. Replik atas Jawaban Angka 6

Bahwa melalui Jawaban Para Tergugat pada poin 6 membuktikan


ketidakmampuan Para Tergugat untuk memahami apa yang
disampaikan oleh Penggugat dalam Gugatan khususnya angka 6 dan 7.
Bahwa tidak ada kalimat yang menyatakan bahwa selama alm.Liany
Hindrawati sakit hingga meninggal dunia yang mengurus dan mengelola
Toko Mas Sederhana adalah Penggugat dengan istrinya.Yang Benar
adalah (dengan bahasa sederhana agar mampu dipahami oleh Para
Tergugat): oleh karena Penggugat diminta untuk mengurus dan
mengelola Toko Mas Sederhana, maka Penggugat meminta istrinya
untuk menjaga Toko Mas Gatot Koco.

12
Bahwa bentuk dan cara mengungkapkan kasih sayang setiap anak itu
berbeda (hal ini dibenarkan oleh Hakim Mediator dalam ruang mediasi),
maka bukan berarti Penggugat tidak menyayangi alm. Liany Hindrawati
(Ibunya) ketika Penggugat tidak merawat (secara langsung), menjaga
dan mengantar alm.Liany Hindrawati untuk berobat. Penggugat
menunjukkan kasih sayangnya dengan cara bekerja keras mengelola
Toko Mas Sederhana agar selalu tersedia dana untuk pengobatan alm.
Liany Hindrawati yang tidak sedikit. Pertanyaannya, sekalipun Tergugat I
selalu mengantar alm.Liany Hindrawati berobat ke Surabaya, Jakarta
hingga Singapore, apakah Tergugat I yang membiayai pengobatan alm.
Liany Hindrawati (Ibunya) ?

Bahwa seminggu 2 – 3 kali Penggugat selalu menengok Ibunya,


mendatangkan pendeta untuk mendoakan alm.Liany Hindrawati, bahkan
di detik-detik terakhir hidup alm.Liany Hindrawati, Penggugatlah yang
menemani dan membisikkan pesan-pesan terakhir ditelinga alm.Liany
Hindrawati hingga alm.Liany Hindrawati menitikkan airmata.Sementara
Tergugat I dan Tergugat II beristirahat dihotel dan sulit dihubungi oleh
Penggugat ketika Penggugat ingin memberitahukan bahwa alm.Liany
Hindrawati telah tiada.

5. Bahwa Penggugat sangat keberatan dan MENOLAK atas dalil Tergugat I


yang selalu mendalilkan dirinya sebagai pemilik Toko Mas Sederhana
setelah dibacakannya wasiat nomor 11 tanggal 31 Maret 2020 (dan telah
dibacakan pada tanggal 3 Desember 2020 oleh Turut Tergugat (Notaris
Indah Retno Ariyanti, S.H., M.Kn.). Oleh karena, disamping kejahatan
yang dilakukan oleh calon penerima wasiat/ahli waris, wasiat yang
diberikan kepadanya juga bisa batal salah satunya apabila “Penerima
wasiat mengetahui adanya wasiat, namun dia menolak wasiat tersebut.”
(Irma Devita Purnamasari, S.H., M.Kn. praktisi hukum dalam bukunya :
Kiat-Kiat Cerdas, Mudah, dan Bijak Memahami Masalah HUKUM

13
WARIS). Dalam hal ini, Penggugat telah menolak untuk menandatangani
Wasiat No. 11 tanggal 31-03-2020 yang dibuat oleh Notaris Indah Retno
Ariyanti, S.H., M.Kn..

Bahkan dalam Bukunya, Irma Devita Purnamasari, S.H., M.Kn. juga


menegaskan bahwa ”Legietime portie (bagian mutlak) TIDAK DAPAT
DIKURANGI sekalipun melalui Surat Wasiat.”
Selain itu, Irma Devita Purnamasari, S.H., M.Kn. menyebutkan bahwa
wasiat ataupun pembagian waris yang melampaui Legietime Portie
tersebut baru bisa berlaku apabila para ahli waris sepakat dan tidak
mengajukan tuntutan terhadap pengurangan bagian mutlak tersebut.
Sementara fakta yang terjadi adalah Penggugat mengajukan tuntutan
atas pengurangan bagian mutlak yang seharusnya diterima oleh
Penggugat melalui Pengadilan Negeri Madiun.

6. Replik atas Jawaban Angka 7


Bahwa TIDAK BENAR apa yang disampaikan oleh Para Tergugat
bahwa Penggugat selama berada di Toko Mas Sederhana selalu
memakai fasilitas Toko Mas Sederhana, sebagai contoh yaitu, memakai
mobil inventaris milik Toko Mas Sederhana ( Honda Mobilio warna Putih
tahun 2015), CCTV, meminta uang e-tol, uang bensin dimana semua
uang/biaya tersebut dimintakan ke Toko Mas Sederhana. Faktanya,
Mobil Honda Mobilio adalah milik dan atas nama alm. Liany Hindrawati
dan BUKAN inventaris Toko Mas Sederhana.Mobil tersebut memang
adalah mobil kerja yang biasa digunakan oleh alm.Liany Hindrawati
bersama dengan Penggugat.Kebiasaannya adalah alm.Liany Hindrawati
turun di Toko Mas Sederhana dan Penggugat kemudian diantar ke Toko
Mas Gatotkoco.Hal tersebut telah berlangsung selama bertahun-tahun
dan tidak menjadi masalah yang besar.Oleh karena alm.Liany Hindrawati
tidak dapat ke Toko karena sakit dan meminta Penggugat untuk
mengurus dan mengelola Toko Mas Sederhana, maka oleh Alm.Liany

14
Hindrawati Penggugat diminta untuk menggunakan mobil tersebut agar
istri Penggugat bisa pergi untuk menjaga Toko Mas Gatot Koco
menggunakan mobil Penggugat.Ketidaktahuan Para Tergugat
membuktikan bahwa selama ini Para Tergugat tidak pernah turun untuk
mengelola Toko Mas Sederhana.Selain itu, dari tahun 2017 sejak alm.
Liany Hindrawati jatuh sakit hingga sekitar bulan Oktober 2020,
Penggugat TIDAK PERNAH meminta e-tol dan bensin, yang ada
Penggugat sering membayar dengan uang pribadinya untuk biaya e-tol
dan bensin. Penggugat baru meminta biaya-biaya tersebut setelah
menngetahui kedua adiknya menyimpan rahasia perihal surat wasiat.
Sejak saat itu Penggugat bersikap professional dalam menjalankan
usaha Toko Mas Sederhana. Dan mengenai CCTV, tentu saja
Penggugat membebankan sebagai biaya took karena keberadaan CCTV
tersebut untuk kepentingan keamanan Toko Mas Sederhana. Bahkan
fasilitas internet yang ada di Toko Mas Sederhana juga dinikmati oleh
Para Tergugat dan seluruh karyawan Toko Mas Sederhana.Berdasarkan
dalil Para Tergugat pada angka 7 dapat dilihat bahwa Para Tergugat
berusaha mencari-cari kesalahan Penggugat yang sebenarnya tidak
perlu dan mengada-ada.

7. Replik atas Jawaban Angka 12

Bahwa sangat jelas ada kontradiksi dalam jawaban Para Tergugat.


Jawaban nomor 3 dan 12 Para Tergugat tidak sinkron! Pada angka 3
Para Tergugat jelas mengatakan bahwa Para Tergugat sama sekali
tidak pernah mengetahui ataupun melihat isi wasiat sebelum dibacakan
pada tanggal 3 Desember 2020 oleh Notaris Indah Retno Ariyanti S.H.,
M.Kn.. Tetapi pada nomor 12 jawaban Para Tergugat mengatakan : “…..
, karena Para Tergugat berpikir Penggugat juga sudah diberitahu
oleh alm. Liany Hindrawati.”. Artinya Para Tergugat TAHU dan sudah
diberitahu oleh Liany Hindrawati. Oleh karena itu, dalil Para Tergugat
angka 3 dan 12 harus diabaikan atau paling tidak dianggap tidak ada.
Dengan alasan dalil Turut Tergugat adalah Kebohongan Besar dan
bertolak belakang antara angka 3 dan 12.

15
Berdasarkan dalil tersebut jelas terlihat bahwa sebenarnya Para
Tergugat tahu dan menyembunyikan hal tersebut dari Penggugat. Hal
tersebut juga dapat dibuktikan dengan alamat Penggugat yang
dicantumkan dalam Wasiat No.11 salah karena alamat tersebut terdapat
pada KTP lama yang sudah tidak terpakai kurang lebih 10 tahun yang
lalu. Sementara KTP Para Tergugat semuanya benar. Artinya,
keberadaan wasiat tersebut sebisa mungkin disembunyikan dari
Penggugat karena wasiat tersebut memuat pelanggaran legitieme portie.
Bagaimana mungkin Para Tergugat mendalilkan bahwa Para Tergugat
berpikir Penggugat juga sudah diberitahu oleh Alm. Liany Hindrawati
karena setelah masa berkabung selama 100 (seratus) hari, Penggugat
memanggil dan mengumpulkan adik-adiknya yaitu Para Tergugat untuk
membicarakan masalah harta warisan orang tuanya, namun Para
Tergugat hanya diam dan tidak berkomentar apapun.

8. Replik atas Jawaban Angka 14


Bahwa dalil Para Tergugat pada angka 14 hanya merupakan pembelaan
diri saja, Karena Faktanya, melalui CCTV (yang akan kami berikan pada
saat pembuktian) dapat dilihat dan didengar dengan jelas apa yang
dilakukan dan dikatakan oleh oknum polisi tersebut. Dalam hal ini kami
telah melakukan pelaporan ke Propam Polda Jatim untuk mendisiplin
dan mengenakan sanksi atas anggotanya yang telah melakukan
tindakan yang BUKAN menjadi kewenangannya.
Bahwa perlu Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili
perkara ini ketahui, perihal brankas yang ada di Toko Mas Sederhana
adalah brankas model lama yang hanya memiliki 1 (satu) kunci saja. Dan
selama ini Penggugatlah yang memegang kunci tersebut. Setiap pagi
Penggugat yang membuka brankas dan TIDAK pernah menghalangi
Para Tergugat untuk memeriksa dan melihat isi Brankas. Bahkan yang
terjadi adalah sebaliknya, pada tanggal 2 Desember 2020 ketika
Penggugat melakukan stock opname terhadap isi Brankas didapati uang
tunai kurang sebesar Rp. 180.000.000,- (Seratus delapan puluh juta
rupiah). Ketika ditanyakan kepada Tergugat I pada tanggal 3 Desember
2020 Tergugat I menjawab dipinjam oleh Tergugat II. Hal tersebut
dilakukan Para Tergugat tanpa sepengetahuan Penggugat. Uang
tersebut baru lunas dikembalikan sebesar Rp. 180.000.000,- (seratus
delapan puluh juta) pada tanggal 24 Desember 2020. Belum lagi
perbuatan Tergugat I yang mengganti kunci brankas pada tanggal 10
Desember 2020 dan tidak memberikan PIN Brankas yang baru kepada
Penggugat. Jadi dalil yang dikemukakan oleh Para Tergugat dan Fakta

16
yang ada sangat bertentangan dan bertolak belakang. Berdasarkan hal-
hal tersebut diatas sangat jelas terlihat bahwa Tergugat I berusaha keras
menguasai Toko Mas Sederhana oleh karena merasa SUDAH memiliki
berdasarkan Wasiat No. 11 tanggal 31-03-2020 yang dibuat oleh Notaris
Indah Retno Ariyanti, S.H., M.Kn.. Padahal sekali lagi kami tegaskan
bahwa ”Legietime portie (bagian mutlak) TIDAK DAPAT DIKURANGI
sekalipun melalui Surat Wasiat.” ( Irma Devita Purnamasari, S.H.,
M.Kn. )

9. Replik atas Jawaban Angka 17, 18


Bahwa apa yang kami dalilkan dalam Gugatan baik angka 21 maupun 23
SUDAH BENAR. Setiap benda bergerak maupun tidak bergerak sudah
barang tentu dapat ditaksir harganya berdasarkan harga pasar. Bahwa
perhitungan harta waris sudah mengikuti taksiran harga pasar.
Sementara yang dikemukan oleh Para Tergugat berdasarkan (SPPT-
PBB) yang nilainya dapat dipastikan lebih kecil dari harga pasar.
Bahwa Penggugat menaksir harga, sebagai contoh : rumah di Jalan
Sawo Barat No. 37 Madiun, bukan hanya tanah bangunannya saja
melainkan dengan segala yang ada didalam bangunan tersebut dan
bahan-bahan yang digunakan untuk membangun rumah tersebut.
Meskipun luas tanah sama, namun nilai bangunan berbeda, tentu saja
akan menghasilkan nilai/harga yang berbeda.
Bahwa dalil Para Tergugat pada Jawaban angka 18 yang mengatakan
bahwa Penggugat telah memalsu isi wasiat no. 11 adalah sangat tidak
berdasar dan merupakan bentuk ancaman. Padahal masalah wasiat no.
11 masih dalam pemeriksaan perkara perdata di Pengadilan Negeri
Madiun (Kuasa Para Tergugat sepertinya harus membaca kembali
pengertian dari Pemalsuan atau Memalsu).
Bahwa kami mengutip hibah wasiat seperti yang tertulis dalam wasiat
no. 11 yang dibuat dan dibacakan oleh Indah Retno Ariyanti, S.H., M.Kn.
dengan menambahkan taksiran harga pasar untuk mempermudah Yang
Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini dalam
melihat perbandingan perolehan waris ketiga anak alm. Liany Hindrawati
yang menjadi ahli waris.
Bahwa memang harus mengutip wasiat no. 11 sebagaimana tersebut
diatas karena memang yang menjadi obyek gugatan adalah wasiat
tersebut, yang didalamnya terdapat hak-hak ahli waris dan salah satunya
adalah hak Penggugat yang dilanggar dan tidak sesuai dengan aturan
legitieme portie.

17
10. Replik atas Jawaban Angka 20, 21
Bahwa dalil Para Tergugat yang menyatakan Modal Toko Mas Gatot
Koco adalah 4 (empat) kilogram emas adalah TIDAK BENAR sekalipun
ada didalam catatan alm. Liany Hindrawati. Toko Mas Gatot Koco
mendapatkan modal sebanyak 3 (tiga) kilogram emas dari alm. Ibrahim
Tenggo Abednego pada tahun 1999, sedangkan Tergugat II (Toko Mas
Werkudoro) mendapatkan modal dari alm. Liany Hindrawati pada 7
Pebruari 2012. Logika berpikirnya hanya sesederhana ini, pada saat
pertama kali buka Toko Mas Gatot Koco menempati kios pasar yang
berukuran 3 x 4 meter sehingga tidak mungkin memuat perhiasan emas
sebanyak 4 (empat) kilogram didalam etalase ruangan berukuran 3 x 4
meter. Selain itu, Para Tergugat selalu mendalilkan ada didalam catatan
alm. Liany Hindrawati, padahal catatan tersebut tidak membuktikan
apapun atau setidaknya membutkikan adanya suatu peristiwa
hukum. Dengan kata lain hanya sekedar pencatatan biasa. Dan hal
tersebut sudah terbukti didalam jawaban Penggugat untuk masalah
modal yang pernah diberikan kepada Penggugat. Bahkan alm. Liany
Hindrawati juga mencatat setiap pengeluaran rumah tangga seperti telor,
minyak, dan lain sebagainya.

Bahwa dalil Para Tergugat yang mendalilkan emas seberat 22.937.855


gram adalah akumulasi modal usaha Toko Mas Sederhana dari tahun
1978 justru membuktikan bahwa Para Tergugat TIDAK menguasai seluk
beluk pengelolaan Toko Mas dan khususnya tidak mengikuti
perkembangan dari Toko Mas Sederhana. Bahwa angka 12.361,356 kg
emas sebagaimana disebutkan dalam Gugatan angka 9 adalah berasal
dari alm. Liany Hindrawati pada saat serah terima Toko Mas Sederhana
kepada Penggugat. Sedangkan angka 22.937,855 kg emas adalah
angka yang peroleh dari Tergugat I pada saat menimbang emas Toko
Mas Sederhana pada tanggal 16 Juli 2020 dengan dibantu oleh istri dari
Tergugat II.

11. Jawaban Angka 22


Bahwa Penggugat menolak dengan KERAS dalil Para Tergugat angka
22 yang didasarkan pada Surat Pernyataan Alm. Liany Hindrawati No. 2
tanggal 6 Pebruari 2018. Surat Pernyataan tersebut telah dibuat secara
sepihak tanpa sepengetahuan dari Penggugat. Surat Pernyataan
tersebut tidak dapat dijadikan sebagai bukti bahwa yang membelikan
rumah di Jalan Gelatik No. 235 Madiun adalah alm. Liany Hindrawati

18
kecuali Para Tergugat mempunyai bukti transfer yang sah dari alm. Liany
Hindrawati kepada Penggugat. Oleh karenanya, Surat Pernyataan
tersebut diatas patut untuk diabaikan atau paling tidak dianggap tidak
ada. Namun demikian, Penggugat akan membuktikan bahwa bangunan
rumah tempat tinggal Penggugat yang terletak di Jalan Gelatik No. 235
Madiun dibeli atas hasil usaha dan uang pribadi Penggugat. Selain itu
Penggugat akan menghadirkan saksi-saksi yang memiliki korelasi
dengan pembelian rumah tersebut.

12. Bahwa Turut Tergugat mengabaikan dan menyembunyikan Surat


Keterangan Waris Nomor 4/VIII/2006 yang dibuat oleh Notaris M. Liliana
Handojo, SH adanya wasiat dari Ayah Ibrahim Tenggo Abednego
menurut Surat dari Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Dirjen
Administrasi Hukum Umum tanggal 13 Juli 2006 Nomor C2-HT.05.02-
3475 yang didalamnya disebutkan boedel warisnya :

1. Toko Mas Gatot Koco berikut segala sesuatu yang berada, berdiri
dan tertanam diatas tanah tersebut berupa bangunan dan tempat
usaha/toko terletak di Jl. Paron (samping BRI), Desa Paron,
Kabupatena Ngawi;

2. Sebuah bangunan rumah tinggal yang terletak di Jalan Nginden


Intan Timur I-B/4 Surabaya.

3. Sebidang tanah Hak Milik nomor 237/Kelurahan Kejuron, NIB


12.03.03.08.00711 yang terletak di Kelurahan Kejuron, Kecamatan
Taman; Kotamadya Madiun; Propinsi Jawa Timur seluas 607 M2
sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur tertanggal 19 Nopember
2001, Nomor 111/Kejuron/2001, Sertipikat tanda bukti haknya
tertanggal 11-12-2001 tertulis atas nama Liany Hindrawati berikut
segala sesuatu yang berada berdiri dan tertanam diatas tanah
tersebut terutama bangunan rumah tinggal setempat dikenal Jalan
Sawo Barat Nomor 37 Kota Madiun;

19
dimana telah dihibah wasiat kepada Penggugat dan Tergugat 1
masing-masing untuk bagian yang sama pelaksana wasiatnya adalah
Penggugat dan Tergugat 1. Tergugat 2 tidak mendapat bagian karena
berkelakuan tidak baik terhadap orang tua dengan boedel waris dan
pembagian waris yang tertera jelas. Pengabaian ini berakibat munculnya
akte wasiat nomor 11 yang menjadi sengketa dalam perkara a quo.

Bahwa wasiat dari Ayah Penggugat dan Para Tergugat telah


dilaksanakan dengan fakta hukum Penggugat menerima Toko Emas
Gatot Kaca dan Tergugat 1 menempati dan tinggal di rumah Jalan Sawo
Barat Nomor 37 Kejuron, Madiun. Sedangkan Tergugat II tidak menerima
bagian. Untuk rumah Sebuah bangunan rumah tinggal yang terletak di
Jalan Nginden Intan Timur I-B/4 Surabaya dipakai bersama keluarga
besar untuk sekolah dan kuliah di Surabaya.

13. Bahwa berdasarkan akte wasiat nomor 11 tanggal 31 Maret 2020 yang
dibuat oleh Liany Hindrawati dan dibacakan oleh Notaris Indah Retno
Ariyanti, S.H.,M.Kn.,/Turut Tergugat diketahui bahwa Liany Hindrawati
mempunyai boedel waris sebagai berikut :

1. Toko Mas Gatot Koco berikut segala sesuatu yang berada, berdiri
dan tertanam diatas tanah tersebut berupa bangunan dan tempat
usaha/toko terletak di Jl. Paron (samping BRI), Desa Paron,
Kabupatena Ngawi;
2. Sebuah bangunan rumah tinggal yang terletak di Jalan Nginden
Intan Timur I-B/4 Surabaya.
3. Sebidang tanah HGB nomor 279/Kelurahan Ketanggi NIB 00118
yang terletak di Kelurahan Ketanggi; Kecamatan Ngawi, Kabupaten
Ngawi Propinsi Jawa Timur seluas 360 M2 sebagaimana diuraikan
dalam surat ukur tertanggal 4 Maret 2002 Nomor

20
118/Ketanggi/2002 Sertipikat tanda bukti haknya tanggal 15-5-2002
tertulis atas nama Liani Hendrawati;
4. Toko Mas Sederhana di Jalan Sultan Agung Nomor 100 Kabupaten
Ngawi berikut segala sesuatu yang berada, berdiri dan tertanam di
atas tanah tersebut;
5. Saham yang ada di bursa Efek Indonesia, dengan rekening atas
nama Liany Hindrawati;
6. Emas (baik dalam bentuk perhiasan dan emas batangan);
7. Uang Tunai dan seluruh rekening tabungan yang ada di Bank baik
atas nama Liany Hindrawati dan atas nama Evelin Abednego or
Liany Hindrawati;
8. Toko Mas Merkudoro di Jl. Raya Caruban Nomor 09 Depan Pasar
Karangjati Kabupaten Ngawi.
9. Sebidang Tanah Hak Milik nomor 187/Kelurahan Kejuron, NIB
12.03.03.08.00670 yang terletak di Kelurahan Kejuron, Kecamatan
Taman Kotamadya Madiun, Propinsi Jawa Timur seluas 224 M2
sebagaimana diuraikan di dalam gambar ukur/Situasi tertanggal 30-
07-1970 Nomor 371/1970 sertipikat tanda bukti haknya tertanggal
30-07-1970, bermeterai cukup tertulis atas nama Ny. Liani
Hindrawati terlahir Djie Lian Nio.

 Adanya kelalaian mendasar dari Turut Tergugat mengabaikan dan


menyembunyikan Surat Keterangan Waris Nomor 4/VIII/2006 yang
dibuat oleh Notaris M. Liliana Handojo, SH yaitu wasiat dari Ayah
Ibrahim Tenggo Abednego menurut Surat dari Departemen Hukum dan
Hak Asasi Manusia RI Dirjen Administrasi Hukum Umum tanggal 13 Juli
2006 Nomor C2-HT.05.02-3475 yang menyebabkan sengketa dalam
keluarga Penggugat dengan Tergugat I dan Tergugat II.

 Apalagi ketika Penggugat menolak menandatangani Akte Wasiat


Nomor 11 yang dibuat Turut Tergugat, memaksakan Penggugat untuk
tanda tangan dengan menyuruh oknum polisi dari Polsek Ngawi.

21
 Bahwa apabila kedua wasiat dilaksanakan setelah kedua orang tua
Penggugat, Tergugat I dan Tergugat II meninggal dunia maka boedel
warisnya menjadi :
5.1. Toko Mas Sederhana di Jalan Sultan Agung Nomor 100 Kabupaten
Ngawi berikut segala sesuatu yang berada, berdiri dan tertanam di
atas tanah tersebut;
5.2. Sebidang tanah Hak Milik nomor 237/Kelurahan Kejuron, NIB
12.03.03.08.00711 yang terletak di Kelurahan Kejuron, Kecamatan
Taman; Kotamadya Madiun; Propinsi Jawa Timur seluas 607 M2
sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur tertanggal 19 Nopember
2001, Nomor 111/Kejuron/2001, Sertipikat tanda bukti haknya
tertanggal 11-12-2001 tertulis atas nama Liany Hindrawati berikut
segala sesuatu yang berada berdiri dan tertanam diatas tanah
tersebut terutama bangunan rumah tinggal setempat dikenal Jalan
Sawo Barat Nomor 37 Kota Madiun;
5.3. Saham yang ada di bursa Efek Indonesia, dengan rekening atas
nama Liany Hindrawati;
5.4. Emas (baik dalam bentuk perhiasan dan emas batangan);
5.5. Uang Tunai dan seluruh rekening tabungan yang ada di Bank baik
atas nama Liany Hindrawati dan atas nama Evelin Abednego or
Liany Hindrawati;
5.6. Toko Mas Merkudoro di Jl. Raya Caruban Nomor 09 Depan Pasar
Karangjati Kabupaten Ngawi.
5.7. Sebidang Tanah Hak Milik nomor 187/Kelurahan Kejuron, NIB
12.03.03.08.00670 yang terletak di Kelurahan Kejuron, Kecamatan
Taman Kotamadya Madiun, Propinsi Jawa Timur seluas 224 M2
sebagaimana diuraikan di dalam gambar ukur/Situasi tertanggal 30-
07-1970 Nomor 371/1970 sertipikat tanda bukti haknya tertanggal
30-07-1970, bermeterai cukup tertulis atas nama Ny. Liani
Hindrawati terlahir Djie Lian Nio.

22
14. Notaris a quo tidak melaksanakan kewajiban Jabatan Notaris karena tidak
Berperilaku jujur, mandiri, tidak berpihak, amanah, seksama, penuh rasa
tanggung jawab, berdasarkan peraturan perundang-undangan dan isi
sumpah jabatan Notaris;

 Berperilaku jujur dengan tidak mempertimbangkan


peraturan dan perundang-undangan dan notaria a
quo telah mengesampingkan apa yang semestinya
dipatuhi.
 Mandiri dengan tidak memahami dan memberikan
penyuluhan hukum kepada Nyonya LIANY
HINDRAWATI alias LIANY HENDRAWATI atas
pertaturan dan perundang-undangan terkait wasiat,
warisan dan perkawinan.
 Tidak berpihak, dimana dengan memberikan
keterangan yang dapat menguntungkan sepihak,
maka Notaris a quo tidak professional dalam
menjalankan profesinya dan melanggar Pasal 881
Ayat 2 KUHPerdata (Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata) menentukan dengan sesuatu
pengangkatan Waris atau pemberian hibah dari
yang mewariskan tidak boleh merugikan Para Ahli
Warisnya yang berhak atas sesuátu bagian
mutlak";
 Amanah, dimana dengan tidak memberikan
pemahaman, penyuluhan, dan menerangkan
amanat peraturan dan perundang-undangan terkait
wasiat, waris dan perkawinan serta amanah yang
diberikan terkait mendaftarkan Akta Wasiat a quo
kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia sebagaimana ternyata dalam Surat
Keterangan dari Direktur Perdata, Kantor

23
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia, nomor : AHU.2-AH.04.01-5744
tanggal 14-07-2020 (empatbelas juli tahun duaribu
duapuluh), PEWARIS semasa hidupnya pernah
membuat/meninggalkan Akta Wasiat tertanggal 31-
03-2020 (tigapuluh satu Maret tahun duaribu
duapuluh), Nomor : 11, yang dibuat dihadapan
INDAH RETNO ARIYANTI, Sarjana Hukum,
Magister Kenotariatan, Notaris di Kota Madiun,
 Seksama dimana dengan tidak mematuhi dan
melaksanakan peraturan dan perundang-undangan
terkait wasiat, waris dan perkawinan maka Notaris
a quo kurang memiliki pengetahuan dan
menguasai peraturan dan perundang-undangan
terkait wasiat, waris dan perkawinan
 Penuh rasa tanggung jawab, dimana dengan
membuat dan mendaftarkan Akta Wasiat a quo
kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia sebagaimana ternyata dalam Surat
Keterangan dari Direktur Perdata, Kantor
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia, nomor : AHU.2-AH.04.01-5744
tanggal 14-07-2020 (empatbelas juli tahun duaribu
duapuluh), PEWARIS semasa hidupnya pernah
membuat/meninggalkan Akta Wasiat tertanggal 31-
03-2020 (tigapuluh satu Maret tahun duaribu
duapuluh), Nomor : 11, yang dibuat dihadapan
INDAH RETNO ARIYANTI, Sarjana Hukum,
Magister Kenotariatan, Notaris di Kota Madiun,
akan melanggar ketentuan sebagaimana diuraikan
di bawah dan mempertimbangkaan dampak atas

24
pembuatan akta otentik yang batal demi hukum
tetapi akan menimbulkan perselisihan di dalam
suatu keluarga.

15. Bahwa apabila kedua wasiat dilaksanakan setelah kedua orang tua
Penggugat, Tergugat I dan Tergugat II meninggal dunia maka boedel
warisnya menjadi :
5.1. Toko Mas Sederhana di Jalan Sultan Agung Nomor 100 Kabupaten
Ngawi berikut segala sesuatu yang berada, berdiri dan tertanam di
atas tanah tersebut;
5.2. Sebidang tanah Hak Milik nomor 237/Kelurahan Kejuron, NIB
12.03.03.08.00711 yang terletak di Kelurahan Kejuron, Kecamatan
Taman; Kotamadya Madiun; Propinsi Jawa Timur seluas 607 M2
sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur tertanggal 19 Nopember
2001, Nomor 111/Kejuron/2001, Sertipikat tanda bukti haknya
tertanggal 11-12-2001 tertulis atas nama Liany Hindrawati berikut
segala sesuatu yang berada berdiri dan tertanam diatas tanah
tersebut terutama bangunan rumah tinggal setempat dikenal Jalan
Sawo Barat Nomor 37 Kota Madiun;
5.6. Saham yang ada di bursa Efek Indonesia, dengan rekening atas
nama Liany Hindrawati;
5.7. Emas (baik dalam bentuk perhiasan dan emas batangan);
5.8. Uang Tunai dan seluruh rekening tabungan yang ada di Bank baik
atas nama Liany Hindrawati dan atas nama Evelin Abednego or
Liany Hindrawati;
5.6. Toko Mas Merkudoro di Jl. Raya Caruban Nomor 09 Depan Pasar
Karangjati Kabupaten Ngawi.
5.7. Sebidang Tanah Hak Milik nomor 187/Kelurahan Kejuron, NIB
12.03.03.08.00670 yang terletak di Kelurahan Kejuron, Kecamatan
Taman Kotamadya Madiun, Propinsi Jawa Timur seluas 224 M2
sebagaimana diuraikan di dalam gambar ukur/Situasi tertanggal 30-

25
07-1970 Nomor 371/1970 sertipikat tanda bukti haknya tertanggal
30-07-1970, bermeterai cukup tertulis atas nama Ny. Liani
Hindrawati terlahir Djie Lian Nio.

16. Notaris a quo telah memahami mengenai peraturan dan perundang-


undangan mengenai wasiat, namun notaris a quo tidak melaksanakan
peraturan dan perundang-undangan sebagaimana termaktub dibawah
ini:

Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 990/K/Sip/1974


tanggal 6 April 1976, bahwa hibah wasiat tidak boleh merugikan ahli waris
dalam hal ada ahli waris yang dirugikan oleh adanya hibah wasiat itu, hibah
tersebut harus dibataikan.

Pasai 183KUHPerdata (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) "Suami-Istri


tidak diperkenankan dengan cara yang berliku-liku saling memberi hibah lebih
dari pada yang diperkenankan dalam ketcntuan diatas, semua hibah yang
dibcrikan dengan dalih yang dikarang karang atau diberikan kepada orang-
orang perantara adalah batal"

Pasal 839 KUHPerdata (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) "Ahli Waris


yang tidak memungkinkan untuk mendapat warisan karena tidak pantas, wajib
mengembalikan segala hasil dan pendapatan yang telah dinikmatinya sejak
terbukanya warisan itu

Pasal 881 Ayat 2 KUHPerdata (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)


menentukan dengan sesuatu pengangkatan Waris atau pemberian hibah dari
yang mewariskan tidak boleh merugikan Para Ahli Warisnya yang berhak atas
sesuátu bagian mutlak";

Pasal 891 KUHPerdata (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) "Penyebutan


suatu alasan, baik yang benar maupun yang palsu, namun berlawanan
dengan Undang-Undang atau kesusilaan yang baik, meniadikan
pengangkatan ahli waris atau pemberian hibah wasiat itu batal";

26
Pasal 902 KUHPerdata (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) Suami atau
Istri kedua atau selaniutnya, tidak boleh dengan surat wasiat (diberi hibah hak
milik atau sejumlah barang yang lebih besar dari bagian terkecil anak sah dari
perkawinan pertama maksimum (seperempat) dari harta peninggalan
seluruhnya";

Pasal 913 KUHPerdata (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) "Legitime


Portie atau bagian warisan menurut Undang-Undang ialah suatu bagian dari
harta-benda yang harus diberikan kepada Para Ahli Waris dalam garis lurus
menurut Undang-Undang yang terhadapnya orang yang meninggal dunia tidak
boleh menetapkan sesuatu, baik sebagai hibah antara orang-orang yang
masih hidup maupun wasiat"

Putusan Mahkamah Agung No. 148/PK/Perd/1982 "Menyatakan ketetapan


waris yang melanggar kaidah legitime Portie adalah Batal Demi Hukum"•,

Putusan Mallkamah Agung RI No.841K/Pdt/2003, tanggal 24 Februari 2005


"yang dalam Putusannya menyatakan batal karena hukum Akta pembagian
harta yang melanggar Legitime Portie";

Putusan Mahkamah Agung RI No.517PK/Pdt/2010 tanggal 26 April 2011


Hibah Wasiat yang dilakukan dengan melanggar hak mutlak (Legiteme
Portie) adalah Batal Demi Hukum sehingga tidak memiliki kekuatan hukum"

Putusan Mahkamah Agung Rl No.699 K/Pdt/2005 tertanggal 26 Juni 2008


Akta Wasiat yang melanggar legitieme Portie adalah Batal Demi Hukum,
sehingga tidak memiliki Kekuatan Hukum";

Bahwa menurut (Alm) Prof. Subekti, SH, seorang pakar hukum perdata
Nasional, Legitieme Portie adalah Warisan yang sudah ditetapkan menjadi
hak Para Ahli Waris dalam garis lencang dan tidak dapat dihapuskan oleh
orang yang meninggalkan warisan (Prof. Subekti, Pokok-Pokok Hukum
Perdata. Penerbit Intermasa 2008, Jakarta, hlm. 107);

27
 Bahwa boedel waris yang terakhir inilah seharusnya dibagi dua antara
Penggugat, Tergugat I dan Tergugat II.

 Bahwa sebagai dasar dari segala perhitungan boedel waris tersebut di


atas, haruslah dipakai jumlah harga yang diperoleh dengan menaksir
harga benda-benda warisan pada waktu orang yang meninggalkan
warisan itu meninggal, ditambah dengan piutang-piutang yang ada dan
setelah itu dikurangi dengan jumlah hutang-hutang yang harus dibayar.
Perhitungan harus sesuai dengan harga pasar pada saat pewaris
meninggal dengan menunjuk appraisal professional untuk
menghitungnya.

Replik atas gugatan Rekonpensi


Penggugat kopensi menolak dalil dalil gugatan dalam Penggugat Rekonpensi
kecualinyang diakuinya dengan tegas.

1. Bahwa Perjanjian Nomor 26 tanggal 19 September 2017 yang dibuat oleh


dan dihadapan Notaris Harsi Retna Utami, S.H., M.Kn., harus dinyatakan
BATAL DEMI HUKUM karena melanggar ketentuan dalam KUHPer pasal
1334 yang berbunyi :

“Barang-barang yang baru aka nada dikemudian hari dapat menjadi


pokok suatu perjanjian. Tetapi tidaklah diperkenankan untuk melepaskan
suatu warisan yang belum terbuka, atau pun untuk meminta
diperjanjikan sesuatu hal mengenai warisan itu, sekali pun dengan
sepakatnya orang yang nantinya akan meninggalkan warisan yang
menjadi pokok perjanjian itu; dengan tidak mengurangi ketentuan-
ketentuan pasal 169, 176 dan 178.”
Selain daripada itu, bahwa jika merujuk pada ketentuan Pasal 15
Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN), ayat 1 yang menyatakan : “Notaris
berwenang membuat Akta Autentik mengenai semua perbuatan, perjanjian,
dan penetapan yang diharuskan oleh perraturan perundang-undangan
dan/atau yang dikehendaki oleh yang berkepentingan untuk dinyatakan
dalam Akta Autentik, menjamin kepastian tanggal pembuatan akta,
menyimpan akta, semuanya itu sepanjang pembuatan akta juga ditugaskan

28
atau dikecualikan kepada pejabat lain atau orang lain yang ditetapkan
undang-undang.”
Merujuk pada pasal 15 ayat 1 UUJN tersebut diatas tidak disebutkan
bahwa Notaris mempunyai wewenang untuk membuat Surat Pernyataan
ataupun suatu akta mengenai penolakan harta warisan oleh ahli waris. Hal
itu disebabkan penolakan warisan oleh ahli waris merupakan kompetensi
dari Pengadilan Negeri. Akibatnya, meskipun dibuat atau dikeluarkannya
suatu pernyataan atau akta penolakan oleh Notaris maka surat pernyataan
atau akta tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum. Apalagi bila Surat
Pernyataan atau Akta tersebut bertentangan dengan Undang-Undang yang
berlaku. Penjelasan tersebut diatas sesuai dengan ketentuan Pasal 1057
KUHPer yang berbunyi : “Menolak suatu warisan harus terjadi dengan tegas
dan harus dilakukan dengan suatu pernyataan yang dibuat di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri dalam daerah hukumnya setelah terbuka warisan itu.”

2. Bahwa Penggugat konpensi menolak dengan tegas telah melakukan


Perbuatan Melawan Hukum karena tidak ada kerugian yang ditimbulkan dan
dapat dibuktikan Penggugat Rekonpensi, dalam pembagian waris apabila
dijalankan dengan musyawarah dan kekeluargaan, terlihat jelas dalam acara
sidang dan di luar sidang Tergugat I dan Tergugat II sudah tidak
menghormati kakak kandungnya sendiri. Maka mohon majelis dapat menolak
dengan tegas kerugian materil dan immatarial yang dimohonkan Penggugat
Rekonpensi.
a. Pasal 163 HIR dan Pasal 1865 KUH Perdata yang menyebutkan :
“ Barangsiapa yang mengatakan mempunyai barang sesuatu hak,
atau menyebutkan suatu kejadian untuk meneguhkan haknya itu,
atau untuk membantah hak orang lain, maka orang itu harus
membuktikan adanya hak itu atau adanya kejadian itu.”
b. Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. No. 1057 K/Sip/1973
tanggal 25 Maret 1976 yang menyebutkan :
“ Karena Pembanding I tidak dapat membuktikan adanya
kerugian materiil akibat perbuatan Terbanding I, Gugatan
Rekonpensi ( ganti rugi karena perbuatan melawan hukum )
harus ditolak.”

29
c. Putusan Pengadilan Tinggi Bandung No. 219/1970/Perd/PTB
tanggal 18 Maret 1970 ( Yurisprudensi Jawa Barat Tahun
1969-1972, Buku I Hukum Perdata, 1974, Halaman 87 ) yang
menyebutkan :
“ Apabila jumlah kerugian diderita tidak dapat dibuktikan
dengan jelas, maka atas ganti rugi/ kerugian harus ditolak.”
d. Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. No. 598 K/Sip/1971
tanggal 18 Desember 1971 yang menyebutkan :
“ Apabila besarnya kerugian yang diderita oleh Penggugat
tidak dapat dibuktikan secara terperinci, maka gugatan untuk
ganti kerugian yang telah diajukan oleh Tergugat, harus
ditolak oleh Pengadilan.”

Bahwa oleh karena terbukti tidak ada Perbuatan Melawan Hukum yang
dilakukan oleh TERGUGAT Rekonpensi kepada PENGGUGAT Rekonpensi,
sebagaimana telah diuraikan oleh TERGUGAT Rekonpensi diatas, karena
TERGUGAT Rekonpensi sama sekali tidak memenuhi unsur-unsur
sebagaimana diatur dalam Arres Hoge Raad 1919 tanggal 31 Januari 1919
maupun Pasal 1365 KUH Perdata, maka dalil PENGGUGAT Rekonpensi
sangatlah tidak mendasar mengajukan tuntutan ganti rugi. Oleh karenanya,
sudah selayaknya Gugatan Rekonpensi a quo dikesampingkan, sebagaimana
ditegaskan dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung R.I. No. 239 K/Sip/1968
yang menyebutkan bahwa :
“ Gugatan/Perlawanan yang tidak berdasarkan hukum harus dinyatakan tidak
dapat diterima “
Bahwa dengan demikian tuntutan PENGGUGAT Rekonpensi mengenai ganti
rugi materiil serta immateriil dalam Petitum nomor 8 Gugatan Rekonpensi a
quo haruslah ditolak, karena tidak sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.

30
Berdasarkan uraian diatas, terbukti secara jelas dan nyata bahwa Penggugat
Rekonpensi tidak memiliki dasar untuk menuntut ganti rugi dari Penggugat
Konpensi baik ganti rugi meteriil maupun immateriil, oleh karenanya, mohon
kepada Majelis Hakim yang terhormat untuk menolak seluruh Gugatan
Penggugat Rekonpensi a quo.

3. Bahwa jurus “pendekar mabuk” ditunjukkan oleh Tergugat I dan Tergugat II


untuk memohon sita jaminan atas tanah bangunan di Jalan Gelatik Nomor
235 Rt. 29 Rw.09 Kelurahan Nambangan Kidul, Kecamatan Mangunharjo
Kota Madiun dan tanah dan bangunan Jalan Salak Nomor 54 Rt. 36 Rw. 11
Kelurahan Taman Kecamatan Taman Kota Madiun yang ditinggali
Penggugat Konpensi beserta istri dan anak-anaknya, Penggugat menolak
dengan tegas, jelas ini menunjukkan tabiat dan itikad tidak baik, kalau tidak
ingin dikatakan serakah Tergugat I dan Tergugat II mempermasalahkan dan
mengkait-kaitkan harta yang bukan boedel waris, begitu juga memasukan
harta bergerak motor, mobil dan karyawan jelas tidak relevan dengan
perkara a quo.

4. Bahwa ketentuan sita jaminan di atur pada pasal 227 HIR yang mengatur :
“ Jika terdapat persangkaan yang beralasan, bahwa seorang yang berhutang,
selagi belum dijatuhkan keputusan atasnya, atau selagi putusan yang
mengalahkannya belum dapat dijalankan, mencari akal akan menggelapkan
atau membawa barangnya baik yang tidak tetap maupun yang tetap dengan
maksud akan menjauhkan barang-barang itu dari penagih hutang, maka atas
surat permintaan orang yang berkepentingan ketua pengadilan negeri dapat
memberi perintah, supaya disita barang tiu untuk menjaga hak orang yang
memasukkan permintaan itu, dan kepada peminta harus diberitahukan akan
mengahadap persidangan pengadilan negeri yang pertama sesudah itu untuk
memajukan dan menguatkan gugatannya”.

Atas dasar uraian tersebut sangat jelas bahwa dalil Penggugat Rekonpensi
tidak dapat membuktikan adanya kerugian maka berdasar hukum

31
permohonan sita jaminan atas kedua tanah dan bangunan dalam gugatan a
quo haruslah ditolak.

Demikian alasan dan akta hukum dari gugatan ini, kiranya Majelis Hakim Yang
Mulia dari Pengadilan Negeri Madiun dapat memeriksa dan memutusnya :

Dalam Eksepsi
1. Menolak Eksepsi Tergugata I, II dan Turut Tergugat
2. Menyatakan Ganti Rugi, Sita jaminan dan Ouitvoobar bij vorrad yang
dimohon Tergugat I, II dan Turut Tergugat ditolak seluruhnya.

Dalam Konpensi
1. Menerima gugatan untuk keseluruhan.
2. Menyatakan akte wasiat nomor 11 tanggal 31 Maret 2020 yang dibuat
oleh Notaris Indah Retno Ariyanti, SH, Mkn, batal demi hukum
setidak-tidaknya tidak dapat dilaksanakan, karena tidak sesuai dengan
rasa keadilan dan tidak sesuai dengan peraturan per-undang-
undangan.
3. Menyatakan/menetapkan Akta Surat Keterangan Waris tanggal 19
Agustus 2006 Nomor 04/VIII/2006 yang dibuat oleh Notaris M Liliana
Handoyo sah dan telah dilaksanakan oleh Penggugat dan Tergugat I, II
4. Menyatakan keterangan waris adalah sah dan berharga.
5. Menetapkan pembagian boedel waris untuk dibagi kepada ketiga ahli
waris sesuai peraturan perundang-undangan.
6. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu, meskipun ada
banding maupun kasasi dari Tergugat;
7. Menetapkan toko mas Sederhana dan toko mas Gatot Kaca sebagai
bagian waris Penggugat.
8. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang diletakkan;

32
9. Menghukum Tergugat I dan Tergugat II untuk membayar biaya perkara
atau memberikan putusan lain menurut keadilan dan kebenaran (ex
Aequo et bono).

Dalam Rekonpensi

1.Menolak gugatan rekonpensi T1 dan T2 untuk seluruhnya

2.Menyatakan/Menetapkan Ganti Rugi, Sita jaminan dan Ouitvoorbaar bij


vorrad walaupun ada banding dan kasasi yang dimohon Tergugat I, II tidak
sesuai dengan hukum dan peraturan perundangan dan ditolak seluruhnya.
3. Menyatakan/Menetapkan Perjanjian Nomor 26 tanggal 19 September 2017
yang dibuat oleh dan dihadapan Notaris Harsi Retna Utami, S.H., M.Kn.,
harus dinyatakan BATAL DEMI HUKUM

Apabila majelis hakim berpendapat lain, dapat memutuskan yang seadil-


adilnya. (ex Aequo et bono).

Demikian gugatan ini dibuat untuk dapat diputus oleh Majelis Hakim Yang
Mulia pada Pengadilan Negeri Madiun.

Hormat kami,
Penasehat Hukum,

33
Jakarta, 4 Maret 2021

Kepada:

Yth. Majelis Hakim

Perkara No. 60 /Pdt.G/2020/PN.Mad

Pengadilan Negeri Madiun

Di Ra Kartini No 7 Madiun Lor Manguharjo

Madiun, Jawa Timur.

Perihal : REPLIK atas jawaban Turut Tergugat

Dengan Hormat,

Kami yang bertandatangan di bawah ini, Lily Indriati Siswanto SH,MM. H.A.
Rahman, SH, MH, R. Edi Yuliarto, SH, para Advokat dan Konsultan Hukum
beralamat di Scientia Business Park, Tower 2, Jl Boulevard Gading Serpong Blok
O/2, Serpong, Tangerang-Banten 15810, dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama klien kami Paulus Abednego, beralamat di Jl. Sawo Barat Nomor 40 RT
011/RW 004, Keluarga Kejuron, Kecamatan Taman, Kota Madiun, Jawa Timur.
berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 13 Desember 2020, yang selanjutnya
disebut sebagai.................PENGGUGAT

PENGGUGAT pada kesempatan ini memberikan Replik atas jawaban TURUT


TERGUGAT pada perkara No. 60 /Pdt.G/2020/PN.Mad di Pengadilan Negeri Madiun,

Antara:

PAULUS ABEDNEGO..............................................PENGGUGAT

Melawan

1. INDAH RETNO ARIYANTI, SH,Mkn selaku TURUT TERGUGAT

34
I. REPLIK PENGGUGAT terhadap JAWABAN PARA TERGUGAT

1. Bahwa PENGGUGAT menolak dengan tegas seluruh dalil–dalil yang diajukan


TURUT TERGUGAT pada Jawabannya kecuali PENGGUGAT mengakui
dengan tegas dalam Replik ini.

2. Bahwa PENGGUGAT perlu menjelaskan sejelas-jelasnya bahwa GUGATAN


PENGGUGAT yang sangat sederhana dan sudah sesuai hukum ini adalah
mengenai PEMBATALAN WASIAT karena melebihi batas Undang-Undang,
termasuk tidak sah karena menyalahi hukum, yang mana Wasiat tersebut
dibuat oleh TURUT TERGUGAT.

DALAM EKSEPSI

3. Bahwa ketentuan Pasal 136 HIR (162 RBG) menetapkan bahwa


kecuali eksepsi mengenai ketidakberwenangan hakim, eksepsi lain tidak
boleh diajukan dan dipertimbangkan sendiri-sendiri melainkan diperiksa dan
diputus bersama-sama pokok perkara.

4. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 136 HIR dan putusan MARI no


361.K/Sip/1979, menyatakan: Eksepsi TURUT TERGUGAT bukan/ tidak
menyangkut kewenangan mengadili, maka menurut hukum, Eksepsi
TURUT TERGUGAT tersebut haruslah dinyatakan tidak diterima.

5. Bahwa dengan ketentuan undang-undang dan yurisprudensi Mahkamah


Agung sebagaimana dinyatakan di atas (poin 4), maka sudah seharusnya
Eksepsi TURUT TERGUGAT dinyatakan TIDAK DAPAT DITERIMA.

- Tentang Surat Kuasa Khusus

6. Bahwa sekalipun demikian, PENGGUGAT rasanya perlu menjelaskan sejelas-


jelasnya, dengan cara yang sangat sederhana, agar mudah dipahami,

35
mengenai Surat Kuasa Khusus yang dipersoalkan oleh TURUT TERGUGAT
di Pengadilan ini.

7. Bahwa ketentuan mengenai pemberian kuasa secara tersirat ditentukan


dalam Pasal 1792 KUHPer; yang pada pokoknya menjelaskan bahwa
pemberian kuasa ini dapat diberikan dan diterima dengan suatu akta umum,
dengan surat di bawah tangan bahkan dengan sepucuk surat ataupun
dengan lisan. Dan, tidak hanya itu saja, penerimaan suatu kuasa dapat pula
terjadi secara diam-diam dan disimpulkan dari pelaksanaan kuasa itu oleh
yang diberi kuasa (lihat Pasal 1793 KUHPer).

8. Bahwa pemberian kuasa juga dapat dilakukan secara khusus, yaitu hanya
mengenai satu kepentingan tertentu atau lebih, atau secara umum, yaitu
meliputi segala kepentingan pemberi kuasa (lihat Pasal 1795 KUHPer). Dan
untuk tujuan pemberian kuasa tersebut, pemberi kuasa dapat (dalam hal ini:
tidak wajib) memberikan surat kuasa (tertulis), antara lain:
- Surat kuasa khusus, yakni pemberian kuasa yang dilakukan hanya untuk
satu kepentingan tertentu atau lebih (lihat: Pasal 1795 KUHPer). Dalam
surat kuasa khusus, di dalamnya dijelaskan tindakan-tindakan apa saja
yang boleh dilakukan oleh penerima kuasa. Jadi, karena ada tindakan-
tindakan yang dirinci dalam surat kuasa tersebut, maka surat kuasa
tersebut menjadi surat kuasa khusus.
- Surat Kuasa Umum, berdasarkan Pasal 1796 KUHPer, dinyatakan bahwa
pemberian kuasa yang dirumuskan dengan kata-kata umum, hanya
meliputi perbuatan-perbuatan pengurusan. Sehingga, surat kuasa umum
hanya boleh berlaku untuk perbuatan-perbuatan pengurusan saja.
Sedangkan, untuk memindahtangankan benda-benda, atau sesuatu
perbuatan lain yang hanya boleh dilakukan oleh pemilik, tidak
diperkenankan pemberian kuasa dengan surat kuasa umum, melainkan
harus dengan surat kuasa khusus.

9. Bahwa dalam praktiknya, kekurangan, ketidaktepatan dan kesalahan dalam


pembuatan surat kuasa tidak dapat dihindari. Namun demikian, perlu
digarisbawahi, yang terpenting untuk dihindari kesalahannya adalah
penerima kuasa tidak boleh melakukan apa pun yang melampaui yang
dikuasakan kepadanya (lihat Pasal 1797 KUHPer).

36
10. Bahwa di dalam praktiknya, banyak terjadi salah kaprah tentang konsep
kuasa umum dan kuasa khusus, hal mana ditegaskan pula oleh Rachmad
Setiawan dalam buku “Hukum Perwakilan dan Kuasa” yang antara lain
menyatakan, bahwa praktik mengartikan suatu kuasa khusus adalah
kuasa yang harus dinyatakan secara terperinci sehingga mengandung
kriteria spesialitas. Kalau tidak rinci maka dianggap kuasa umum.
Praktik ini sangat keliru. Pengertian khusus dan umum tidak mengacu
kepada rinci atau tidak rincinya kuasa yang diberikan, melainkan dilihat
apakah yang dikuasakan itu mengandung tindakan hukum tertentu atau
tidak tertentu alias semua tindakan hukum.

11. Bahwa selanjutnya Rachmad Setiawan menerangkan: “… Kuasa Umum itu


kuasa untuk melakukan tindakan apa saja, dan juga bisa hal tertentu saja.
Tapi sebatas tindakan pengurusan atau hal-hal umum. Perbuatannya,
biasanya tidak terlalu signifikan (Pasal 1796 KUHPer). Namun dari kuasa
umum ini, jika hendak melakukan penguasaan, diperlukan syarat-syarat yaitu
tindakan penguasaan itu harus dinyatakan dengan tegas.
Sedangkan kuasa khusus, adalah kuasa untuk satu dua perbuatan tertentu.
Khusus, karena bisa melakukan tindakan hukum penguasaan (1795 KUHPer).
Selanjutnya dicontohkan, contoh kuasa khusus ini adalah kuasa menyewakan
rumah, mengakhiri sewa, dan bila perlu menagih uang sewa rumah sekaligus
kwitansinya. Sementara kalau kuasa umum tadi hanya untuk mengurus
rumahnya saja.”

12. Bahwa dari penjelasan tersebut di atas, dalam perkara a quo, maka Surat
Kuasa Khusus yang dibuat oleh Paulus Abednego selaku Pemberi Kuasa
(PENGGUGAT) kepada Lily Indriati Siswanto SH,MM. H.A. Rahman, SH, MH,
R. Edi Yuliarto, SH selaku Penerima Kuasa untuk mengajukan gugatan
kepada TURUT TERGUGAT telah memenuhi syarat yang ditentukan undang-
undang dalam hal ini Pasal 1795 jo 1796 jo 1797 KUHPer, dan sesuai pula
dengan doktrin hukum sebagaimana dijelaskan Rachmad Setiawan dalam
buku “Hukum Perwakilan dan Kuasa.”

13. Bahwa di dalam Surat Kuasa Khusus PENGGUGAT telah jelas dicantumkan:
Apa yang diajukan gugatan yakni Gugatan Pembatalan Wasiat karena
melebihi batas undang-undang; Siapa yang mengajukan gugatan yakni

37
PAULUS ABEDNEGO dan siapa yang diajukan gugatan (subyek hukum)
yakni EVELIN ABEDNEGO sebagai TERGUGAT I dan DAVID ABEDNEGO
sebagai TERGUGAT II serta INDAH RETNO ARIYANTI, SH, Mkn selaku
TURUT TERGUGAT; Siapa yang menerima Surat Kuasa Khusus yakni: Lily
Indriati Siswanto SH,MM. H.A. Rahman, SH, MH, R. Edi Yuliarto, SH;
Mengapa surat Kuasa Khusus itu diberikan yakni dikarenakan Pemberi Kuasa
meminta diwakilkan (dikuasakan) untuk bersidang di Pengadilan Negeri
Madiun, Jawa Timur; Kapan Surat Kuasa Khusus diberikan yakni tanggal 13
Desember 2020; di mana diberikan yakni di Jakarta; bagaimana isi surat
kuasa khusus, yakni sebagaimana yang tertera di dalam surat kuasa khusus
untuk membela kepentingan Pemberi Kuasa di dalam sidang Pengadilan;
dengan demikian semuanya sudah sangat jelas tertera di dalam Surat Kuasa
Khusus.

- Tentang Obscure Libel

14. Bahwa GUGATAN PENGGUGAT sudah sangat jelas, disusun rapi dan
sistematis, alur faktanya pun dibuat secara runut dan mudah dipahami, tegas
dan berdasarkan hukum. Namun demikian, PENGGUGAT juga memaklumi,
nampaknya TURUT TERGUGAT sangat memaksakan menjawab Gugatan
PENGGUGAT dengan menjawab bahwa gugatan kabur (obscuur libel).
Padahal, justru JAWABAN TURUT TERGUGAT yang kabur karena tidak
menjawab substansi permasalahan malah melebar kemana-mana.

15. Bahwa perlu kami tegaskan sekali lagi gugatan ini berkaitan dengan wasiat
yang dibuat TURUT TERGUGAT telah menyalahi ketentuan Undang-Undang
sehingga patut dibatalkan atau dinyatakan tidak berlaku.

16. Bahwa untuk menguraikan gugatan dimaksud maka dalam Posita atau disebut
juga dengan fundamentum petendi berisi uraian tentang kejadian perkara atau
duduk persoalan suatu kasus. Menurut M. Yahya Harahap di dalam
buku Hukum Acara Perdata (hal. 58), Posita/Fundamentum Petendi yang
yang dianggap lengkap memenuhi syarat, memenuhi dua unsur yaitu dasar
hukum (rechtelijke grond) dan dasar fakta (feitelijke grond). Dalam perkara a
quo, GUGATAN Penggugat telah diuraikan dalil-dalil yang menggambarkan
adanya hubungan yang menjadi dasar hukum gugatan (rechtelijke grond) dan

38
juga uraian mengenai faktanya (feitelijke grond) sehingga PENGGUGAT
mengajukan tuntutan seperti yang dinyatakan dalam bagian PETITUM.

DALAM POKOK PERKARA

17. Bahwa dalam hukum acara perdata, sesungguhnya TURUT TERGUGAT I


mempunyai 2 (dua) pilihan terkait dengan status TURUT TERGUGAT yaitu:
Pilihan pertama: TURUT TERGUGAT boleh pasif, tidak menjawab dan tidak
pernah datang ke Pengadilan namun konsekwensinya harus tunduk pada
Putusan Pengadilan, tetapi tidak ada biaya yang keluar. Pilihan kedua:
TURUT TERGUGAT aktif, ikut menjawab dan selanjutnya aktif beracara di
Pengadilan yang konsekwensinya akan keluar biaya untuk mengikuti perkara
di pengadilan dan apabila ada Putusan Pengadilan harus tunduk atas putusan
itu.

18. Bahwa TURUT TERGUGAT sebagai Notaris sangat memahami ketentuan


Pasal 913 KUHPer mengenai legetime portie, namun demikian TURUT
TERGUGAT tetap membuat Akta Wasiat Nomor 11 yang jelas-jelas isinya
BERTENTANGAN dengan ketentuan Pasal 913 KUHPer,

19. Bahwa Turut Tergugat mengabaikan Surat Keterangan Waris Nomor


4/VIII/2006 yang dibuat oleh Notaris M. Liliana Handojo, SH adanya wasiat
dari Ayah Ibrahim Tenggo Abednego menurut Surat dari Departemen Hukum
dan Hak Asasi Manusia RI Dirjen Administrasi Hukum Umum tanggal 13 Juli
2006 Nomor C2-HT.05.02-3475 yang didalamnya disebutkan boedel warisnya
:

1. Toko Mas Gatot Koco berikut segala sesuatu yang berada, berdiri dan
tertanam diatas tanah tersebut berupa bangunan dan tempat
usaha/toko terletak di Jl. Paron (samping BRI), Desa Paron,
Kabupatena Ngawi;

2. Sebuah bangunan rumah tinggal yang terletak di Jalan Nginden Intan


Timur I-B/4 Surabaya.

3. Sebidang tanah Hak Milik nomor 237/Kelurahan Kejuron, NIB


12.03.03.08.00711 yang terletak di Kelurahan Kejuron, Kecamatan
Taman; Kotamadya Madiun; Propinsi Jawa Timur seluas 607 M2

39
sebagaimana diuraikan dalam Surat Ukur tertanggal 19 Nopember
2001, Nomor 111/Kejuron/2001, Sertipikat tanda bukti haknya
tertanggal 11-12-2001 tertulis atas nama Liany Hindrawati berikut
segala sesuatu yang berada berdiri dan tertanam diatas tanah
tersebut terutama bangunan rumah tinggal setempat dikenal Jalan
Sawo Barat Nomor 37 Kota Madiun;

dimana telah dihibah wasiat kepada Penggugat dan Tergugat 1 masing-


masing untuk bagian yang sama pelaksana wasiatnya adalah Penggugat
dan Tergugat 1 dan Tergugat 2 tidak mendapat bagian karena berkelakuan
tidak baik terhadap orang tua dengan boedel waris dan pembagian waris yang
tertera jelas. Pengabaian ini berakibat munculnya akte wasiat nomor 11 yang
menjadi sengketa dalam perkara a quo.

20. Bahwa TURUT TERGUGAT dalam membuat Akta Wasiat No 11 telah


melakukan perbuatan yang melanggar hukum, di mana dalam pembuatan
Akta Wasiat No 11 tersebut TIDAK MEMENUHI SYARAT FORMIL
dikarenakan dalam hal identitas yang digunakan di dalam Akta Wasiat No 11
itu menggunakan identitas yang SUDAH TIDAK BERLAKU karena
menggunakan Kartu Tanda Penduduk (KTP) milik PENGGUGAT yang sudah
TIDAK BERLAKU atau SUDAH MATI MASA BERLAKUNYA dengan
menggunakan ALAMAT tinggal yang SUDAH TIDAK SESUAI lagi di mana
PENGGUGAT dinyatakan beralamat di Surabaya padahal sudah tinggal di
Madiun dari beberapa tahun lalu.

21. Bahwa secara materil pun AKTA WASIAT nomor 11 yang dibuat oleh TURUT
TERGUGAT tidak memenuhi syarat yang ditentukan oleh undang-undang
dalam perkara a quo Pasal 913 KUHPer, sebagaimana yang sudah dijelaskan
di muka.

22. Bahwa di dalam Seminar Pembekalan dan Penyegaran Pengetahuan bagi


Ikatan Notaris Indonesia pada Januari 2018, menurut Heri Jerman,
Koordinator Tindak Pidana Orang dan Harta Benda pada Jampidum
Kejaksaan Agung menyatakan, bahwa sekalipun bukan tugas notaris
memastikan kebenaran materiil dari data yang diajukan penghadap,

40
namun bukan serta merta notaris tidak melakukan tindakan kehati-
hatian untuk menghindari kelalaian. Selanjutnya, jika Notaris dalam
menjalankan kewenangannya dan kewajibannya tidak jujur, seksama, mandiri,
tidak berpihak dan menjaga kepentingan pihak yang terkait dalam perbuatan
hukum (vide pasal 16 ayat 1a UU 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU
30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris selanjutnya disebut UU JN) maka ia
dapat dikatagorikan tidak lagi menjalankan UU Jabatan Notaris. Oleh karena
itu, kelalaian notaris apalagi kesengajaannya menghasilkan akta yang tidak
benar, memiliki akibat hukum serius bagi kepentingan para pihak baik
pembuat akta maupun yang terkait dengan akta tersebut.

23. Bahwa pembuatan Akta Wasiat oleh Tergugat dibuat di rumah pada saat
sakit, menunjukkan Pewasiat sakit sudah tidak mampu berjalan ke kantor
Notaris, kemudian dibukakan pintu oleh Tergugat 1 menjadi indikasi wasiat
dibuat dengan tidak biasa, mengapa anak-anak yang lain tidak tahu, terutama
Penggugat.

24. Bahwa Turut Tergugat telah bertindak tidak profesional dan melanggar kode
etik profesi Notaris dengan tidak memberikan informasi yang terbuka dan
benar kepada Penggugat, padahal Penggugat telah menghadap dan meminta
dokumen-dokumen yang menjadi dasar dibuatnya akta wasiat.

25. Bahwa Turut Tergugat telah meminta oknum polisi Polsek Ngawi untuk
meminta tanda tangan Surat Wasiat yang dibuat dihadapannya dengan
mendatangi toko Emas Sederhana di Ngawi yang membuat Penggugat
merasa tertekan dan terintimidasi.

26. Bahwa dalam jawaban TURUT TERGUGAT poin 7 pada dasarnya Notaris
merupakan seorang yang dibekali dengan pengetahuan akan hukum, jadi
apabila ada pihak yang datang meminta untuk dibuatkan Akta Notaris, Notaris
tidak bisa hanya mengikuti apa yang yang menjadi kemauan para pihak,
namun Notaris tetap harus memberikan saran saran apabila ada yang
menyimpang dari yang diinginkan oleh para pihak. Untuk itu sebelum
Pembuat wasiat menyampaikan kehendaknya, TURUT TERGUGAT sudah
menjelaskan mengenai syarat syarat maupun jumlah yang diperbolehkan oleh
UNDANG-UNDANG selanjutnya Pada poin 17 TURUT TERGUGAT
mendalilkan bahwa SETELAH ORANG YANG MEMBUAT MENINGGAL

41
DUNIA DAN SURAT WASIAT TERSEBUT SUDAH DIBACAKAN DI
HADAPAN PENERIMA WASIAT, MAKA WASIAT TERSEBUT SUDAH
DAPAT DILAKSANAKAN DAN MENGIKAT PARA PENERIMA WASIAT
MESKIPUN ADA SALAH SEORANG PENERIMA WASIAT MENOLAK
WASIAT TERSEBUT, entah apa karena terlalu bersemangat TURUT
TERGUGAT yang telah dibekali dengan pengetahuan akan hukum melupakan
bahwa WASIAT TIDAK DAPAT DILAKSANAKAN KETIKA SENGKETA
TELAH DIAJUKAN KE PENGADILAN NEGERI DAN PENGADILAN
MEMUTUSKAN UNTUK MENERIMA DAN MEMERIKSA PERKARA MAKA
SENGKETA ITU SEPENUHNYA DI PUTUS OLEH PENGADILAN NEGERI.

Notaris a quo telah memahami mengenai peraturan dan perundang-


undangan mengenai wasiat, namun notaris a quo tidak melaksanakan
peraturan dan perundang-undangan sebagaimana termaktub dibawah ini:

Yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 990/K/Sip/1974


tanggal 6 April 1976, bahwa hibah wasiat tidak boleh merugikan ahli waris
dalam hal ada ahli waris yang dirugikan oleh adanya hibah wasiat itu, hibah
tersebut harus dibataikan.

Pasai 183KUHPerdata (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) "Suami-Istri


tidak diperkenankan dengan cara yang berliku-liku saling memberi hibah lebih
dari pada yang diperkenankan dalam ketcntuan diatas, semua hibah yang
dibcrikan dengan dalih yang dikarang karang atau diberikan kepada orang-
orang perantara adalah batal"

Pasal 839 KUHPerdata (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) "Ahli Waris


yang tidak memungkinkan untuk mendapat warisan karena tidak pantas, wajib
mengembalikan segala hasil dan pendapatan yang telah dinikmatinya sejak
terbukanya warisan itu

Pasal 881 Ayat 2 KUHPerdata (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)


menentukan dengan sesuatu pengangkatan Waris atau pemberian hibah dari
yang mewariskan tidak boleh merugikan Para Ahli Warisnya yang berhak atas
sesuátu bagian mutlak";

Pasal 891 KUHPerdata (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) "Penyebutan


suatu alasan, baik yang benar maupun yang palsu, namun berlawanan

42
dengan Undang-Undang atau kesusilaan yang baik, meniadikan
pengangkatan ahli waris atau pemberian hibah wasiat itu batal";

Pasal 902 KUHPerdata (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) Suami atau


Istri kedua atau selaniutnya, tidak boleh dengan surat wasiat (diberi hibah hak
milik atau sejumlah barang yang lebih besar dari bagian terkecil anak sah dari
perkawinan pertama maksimum (seperempat) dari harta peninggalan
seluruhnya";

Pasal 913 KUHPerdata (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) "Legitime


Portie atau bagian warisan menurut Undang-Undang ialah suatu bagian dari
harta-benda yang harus diberikan kepada Para Ahli Waris dalam garis lurus
menurut Undang-Undang yang terhadapnya orang yang meninggal dunia
tidak boleh menetapkan sesuatu, baik sebagai hibah antara orang-orang yang
masih hidup maupun wasiat"

Putusan Mahkamah Agung No. 148/PK/Perd/1982 "Menyatakan ketetapan


waris yang melanggar kaidah legitime Portie adalah Batal Demi Hukum"•,

Putusan Mallkamah Agung RI No.841K/Pdt/2003, tanggal 24 Februari 2005


"yang dalam Putusannya menyatakan batal karena hukum Akta pembagian
harta yang melanggar Legitime Portie";

Putusan Mahkamah Agung RI No.517PK/Pdt/2010 tanggal 26 April 2011


Hibah Wasiat yang dilakukan dengan melanggar hak mutlak (Legiteme
Portie) adalah Batal Demi Hukum sehingga tidak memiliki kekuatan hukum"

Putusan Mahkamah Agung Rl No.699 K/Pdt/2005 tertanggal 26 Juni 2008


Akta Wasiat yang melanggar legitieme Portie adalah Batal Demi Hukum,
sehingga tidak memiliki Kekuatan Hukum";

Bahwa menurut (Alm) Prof. Subekti, SH, seorang pakar hukum perdata
Nasional, Legitieme Portie adalah Warisan yang sudah ditetapkan menjadi
hak Para Ahli Waris dalam garis lencang dan tidak dapat dihapuskan oleh
orang yang meninggalkan warisan (Prof. Subekti, Pokok-Pokok Hukum
Perdata. Penerbit Intermasa 2008, Jakarta, hlm. 107);

43
Notaris a quo tidak melaksanakan kewajiban Jabatan Notaris karena tidak berperilaku
jujur, mandiri, tidak berpihak, amanah, seksama, penuh rasa tanggung jawab,
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan isi sumpah jabatan Notaris;

§ Berperilaku jujur dengan tidak mempertimbangkan peraturan dan perundang-


undangan dan notaria a quo telah mengesampingkan apa yang semestinya
dipatuhi.

§ Mandiri dengan tidak memahami dan memberikan penyuluhan hukum kepada


Nyonya LIANY HINDRAWATI alias LIANY HENDRAWATI atas pertaturan dan
perundang-undangan terkait wasiat, warisan dan perkawinan.

§ Tidak berpihak, dimana dengan memberikan keterangan yang dapat


menguntungkan sepihak, maka Notaris a quo tidak professional dalam menjalankan
profesinya dan melanggar Pasal 881 Ayat 2 KUHPerdata (Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata) menentukan dengan sesuatu pengangkatan Waris atau pemberian
hibah dari yang mewariskan tidak boleh merugikan Para Ahli Warisnya yang berhak
atas sesuátu bagian mutlak";

§ Amanah, dimana dengan tidak memberikan pemahaman, penyuluhan, dan


menerangkan amanat peraturan dan perundang-undangan terkait wasiat, waris dan
perkawinan serta amanah yang diberikan terkait mendaftarkan Akta Wasiat a quo
kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana ternyata dalam
Surat Keterangan dari Direktur Perdata, Kantor Kementrian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia, nomor : AHU.2-AH.04.01-5744 tanggal 14-07-2020
(empatbelas juli tahun duaribu duapuluh), PEWARIS semasa hidupnya pernah
membuat/meninggalkan Akta Wasiat tertanggal 31-03-2020 (tigapuluh satu Maret
tahun duaribu duapuluh), Nomor : 11, yang dibuat dihadapan INDAH RETNO
ARIYANTI, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Kota Madiun,

§ Seksama dimana dengan tidak mematuhi dan melaksanakan peraturan dan


perundang-undangan terkait wasiat, waris dan perkawinan maka Notaris a quo
kurang memiliki pengetahuan dan menguasai peraturan dan perundang-undangan
terkait wasiat, waris dan perkawinan

§ Penuh rasa tanggung jawab, dimana dengan membuat dan mendaftarkan Akta
Wasiat a quo kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebagaimana

44
ternyata dalam Surat Keterangan dari Direktur Perdata, Kantor Kementrian Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, nomor : AHU.2-AH.04.01-5744 tanggal
14-07-2020 (empatbelas juli tahun duaribu duapuluh), PEWARIS semasa hidupnya
pernah membuat/meninggalkan Akta Wasiat tertanggal 31-03-2020 (tigapuluh satu
Maret tahun duaribu duapuluh), Nomor : 11, yang dibuat dihadapan INDAH RETNO
ARIYANTI, Sarjana Hukum, Magister Kenotariatan, Notaris di Kota Madiun, akan
melanggar ketentuan sebagaimana diuraikan di bawah dan mempertimbangkaan
dampak atas pembuatan akta otentik yang batal demi hukum tetapi akan
menimbulkan perselisihan di dalam suatu keluarga.

Bahwa PENGGUGAT TETAP PADA GUGATAN dan selanjutnya berdasarkan


alasan-alasan yang telah diuraikan di atas, maka PENGGUGAT memohon kepada
Yang Mulia Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara a quo agar sudilah
kiranya memberikan putusan sebagai berikut :

DALAM EKSEPSI

1. Menolak eksepsi TURUT TERGUGAT secara keseluruhannya.

2. Menyatakan gugatan dapat diterima.

DALAM POKOK PERKARA

Mengabulkan gugatan PENGGUGAT secara keseluruhannya.

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, PENGGUGAT memohon agar kiranya


dapatlah memberikan putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Hormat Kami,

45

Anda mungkin juga menyukai