Anda di halaman 1dari 14

PERLINDUNGAN HUKUM

DAN PENERAPAN
PELAKSANAAN PUTUSAN
PERADILAN TATA USAHA
NEGARA

Dr. Asmuni, S.H., M.H


Dr. Dewi Setyowati, S.H., M.H
Table of Contents

01 02 03 04
PENDAHULUAN METODE PEMBAHASAN KESIMPULAN
PENDAHULUAN
Pengadilan Tata Usaha Negara
Pasal 47 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986

Tidak terdapat adanya pengaturan secara yuridis normatif berkaitan


dengan eksekusi terhadap penundaan pelaksanaan Kepututusan
Tata Usaha Negara

Eksekusi penundaan pelaksanaan Keputusan Tata Usaha Negara Mahkamah Agung


memberikan petunjuk yaitu Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 2 Tahun 1991
tentang Petunjuk Pelaksanaan Beberapa Ketentuan Dalam Undang-Undang Nomor 5
Tahun 1991 tentang Peradilan Tata Usaha Negara angka VI. 4

“Penetapan penundaan yang tidak dipatuhi oleh Tergugat, secara kasuistis dapat
diterapkan Pasal 116 Undang-Undang tentang PERATUN sebagaimana yang
diterapkan terhadap putusan yang telah berkekuatan hukum tetap.”
Lalu apa tujuan penelitian ini?

Mengungkap dan menganalisis bagaimana implementasi


perlindungan hukum bagi pencari keadilan melalui Peradilan Tata
Usaha Negara dan langkah-langkah apa yang dapat dilakukan
agar perlindungan hukum bagi pencari keadilan dapat mengikat.
02 METODE PENELITIAN
Penelitian Hukum Secara Normatif
Literatur-literatur dan perundang- undangan yang berkaitan
dengan masalah

Pendekatan
Perundang-Undangan, Konseptual, dan Kasus

Bahan
Primer, Sekunder dan Tersier
Konsep Pelaksanaan Putusan Pengadilan
Tata Usaha Negara

Penggunaan Jika terjadi ketidakpatuhan terhadap


Teori Hukum Ketentuan Pasal 116 pelaksanaan putusan Peradilan TUN oleh
badan atau pejabat TUN, maka dasarnya
adalah argumentum a silentio dan silentio
of wet.

Tidak dipatuhinya penundaan


Aspek Penggunaan pasal 116 tidak tepat, khususnya
pelaksanaan Keputusan TUN
Nomologie dilihat dari objek norma (norma condition)
Norma Condition

Pasal 116 Pasal 67


Keputusan Pengadilan yang telah Badan Atau Pejabat Tata Usaha Negara untuk
memperoleh kekuatan hukum tetap tidak melakukan suatu perbuatan

Terjadi kekosongan hukum


( Limteen in het recht)

Keengganan Badan atau Pejabat Tata Usaha


Negara untuk melaksanakan penundaan
pelaksanaan keputusan
(Culture of Law)
Penundaan Putusan PTUN

History Revolusi Prancis Pengaruh Prancis Terhadap Belanda


sebagai negara jajahan

Motiveringspilcht hakim di negara Belanda


bahkan dicantumkan dalam Gronwet
(Undang-Undang Dasar)

Hukum acara Perdata yang berlaku di Indonesia sampai dengan saat ini
juga merupakan peninggalan Belanda yaitu HIR untuk jawa dan Madura
dan Rbg untuk luar Jawa dan Madura di salam Pasal 184 ayat (1) dan (2)
HIR dan Pasal 195nayat (1) dan (2) Rbg
asas motiveringbeginsel Bersifat universal dan berlaku diseluruh
dunia dalam semua sistem peradilan

Setiap putusan /penetapan (motiveringspilch),


hal ini haruslah dilihat pada hukum positif yang
berlaku di Indonesia (ius contitutum)

Pendapat Kewajiban bagi seorang hakim untuk memberikan motivering


Setiawan terhadap putusan-putusannya memberikan jaminan akan adanya
suatu “fair hearing”. Motivering diperlukan dan bertujuan agar para
pihak (dan pencari keadilan lainnya) dapat mengerti mengapa hakim
sampai kepada suatu putusan yang demikian
Hakim dalam pemeriksaan di tingkat
yang lebih tinggi dapat meneliti serta
menelusuri dan menilik.

Pertimbangan Putusan Hakim:


Peradilan tingkat pertama dan
Peradilan tingkat banding

niet voldeonde gemotiveerd

Mahkamah Agung dapat membatalkan putusan atas


dasar pertimbangan bahwa putusan itu tidak
diberikan pertimbangan yang cukup
Tertulis

Wujud dari alasan-


alasan hukum

Tidak Tertulis

Memenuhi kebutuhan theoritis

Putusan hakim yang baik


menurut H.R Pureoto S.
Gandasubrata

Memenuhi kebutuhan praktis


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai