Anda di halaman 1dari 60

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PERSEPSI PADA PASIEN HALUSINASI

Dosen Pembimbing:
Siti Patonah S.Kep., Ns., M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 1


1. Alfa Khamdia (21142010002)
2. Ria Rosita (21142010003)
3. Selvi Umma Nur A. (21142010005)
4. Puteri Ayu Nurhaliza (21142010006)
5. Septia Hesti W. (21142010008)
6. Alfina Lutfiati (21142010009)
7. Ervina Rizki Wulan S. 21142010010)
8. Fatma Ayu Pradita (21142010011)
9. Pujiani (21142010012)
10. Novangga Putra P. (21142010013)
11. Adellia Ocha Putri P. (21142010014)
12. Resi Nassya Illahanan (21142010015)
13. Tutik Handayani (21142010016)
14. Aida Marta Tiana (21142010017)
15. Avrinda Debora S. M. (21142010019)
16. Nur Oktaviani Putri (21142010020)
17. Rizka Puji Nurlaili H. (21142010021)
PRODI S1 KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS
STIKES RAJEKWESI BOJONEGORO
TAHUN
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-

Nya yang telah memberikan kita nikmat sehat. Tidak lupa kami mengucapkan

Terimakasih kepada Ibu Siti Patonah, S.Kep., Ns., M. Kes selaku dosen pengampu

mata kuliah yang telah membimbing kami, sehingga Proposal TAK Persepsi Pada

Pasien Halusinasi ini dapat tersusun sampai dengan selesai.

Kami sangat berharap semoga Proposal TAK Persepsi Pada Pasien Halusinasi

ini dapat menambah wawasan pengetahuan serta pemahaman bagi pembaca. Kami

sebagai penyusun Proposal TAK Persepsi Pada Pasien Halusinasi ini merasa bahwa

masih banyak kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari pembaca kesempurnaan Proposal TAK Persepsi Pada

Pasien Halusinasi

Bojonegoro, 10 Desember 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................................ii
Daftar Isi...................................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................1
1.3 Manfaat........................................................................................................................1
Bab Ii Tinjauan Teori..................................................................................................................2
2.1 Definisi Halusinasi......................................................................................................2
2.3 Tanda Dan Gejala Halusinasi......................................................................................2
2.4 Tahapan Halusinasi, Karakteristik, Dan Perilaku Yang Ditampilkan..........................3
Bab Iii Pengorganisasian...........................................................................................................6
3.1 Persiapan......................................................................................................................6
3.2 Pelaksanaan.................................................................................................................7
3.3 Antisipasi Masalah......................................................................................................9
3.4 Kriteria Hasil...............................................................................................................9
Bab Iv Penutup.........................................................................................................................33
4.1 Kesimpulan................................................................................................................33
4.2 Saran..........................................................................................................................33
Daftar Pustaka..........................................................................................................................34

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) : TAK adalah upaya memfasilitasi kemampuan
sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan
hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi sensori:
Halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada
pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien
mengalami perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara,
penglihatan, pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang
sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat
menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah
satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang bertujuan
untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya
(Karawang, 2020).
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Klien dapat mengenal halusinasi yang dialaminya, mengontrol halusinasinya,
dan mengikuti program pengobatan secara optimal.

B. Tujuan Khusus
a. Klien mampu mengenal halusinasi.
b. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
c. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain.
d. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
e. Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.
1.3 Manfaat
Diharapkan proposal TAK Persepsi pada pasien halusinasi dapat diterapkan oleh
perawat

1
BAB II

TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI HALUSINASI
Halusinasi adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya
rangsang (stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing,
1987).
2.2 KLASIFIKASI HALUSINASI
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan
karakteristik tertentu (Jombang, S. T, 2014), diantaranya:
a. Halusinasi Pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara
orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa
yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi Penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran
cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan atau panorama yang luas dan
kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
c. Halusinasi Penghidu
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang–kadang terhirup bau harum.
Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang, dan dimensia
d. Halusinasi Peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa
stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda
mati atau orang lain.
e. Halusinasi Pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikkan.
f. Halusinasi Sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah
mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine.

2
2.3 TANDA DAN GEJALA HALUSINASI
a. Berbicara, senyum, tertawa sendiri

b. Mengatakan mendengarkan suara, melihat, mengecap,


menghirup (mencium) dan merasa suatu yang tidak nyata.
c. Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya.

d. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidak nyata.

e. Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi.

f. Sikap curiga dan saling bermusuhan.

g. Pembicaraan kacau kadang tak masuk akal.

h. Menarik diri menghindar dari orang lain.

i. Sulit membuat keputusan.

j. Ketakutan.

k. Tidak mau melaksanakan asuhan mandiri: mandi, sikat gigi,


ganti pakaian, berhias yang rapi.
l. Mudah tersinggung, jengkel, marah.

m. Menyalahkan diri atau orang lain.

n. Muka marah kadang pucat.

o. Ekspresi wajah tegang.

p. Tekanan darah meningkat.

q. Nafas terengah-engah.

r. Nadi cepat.

s. Banyak keringat.

3
2.4 TAHAPAN HALUSINASI, KARAKTERISTIK, DAN PERILAKU YANG
DITAMPILKAN
Tahap I
Memberi rasa nyaman tingkat ansietas sedang secara umum, halusinasi
merupakan suatu :
1. Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah, ketakutan, kesenangan.
2. Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan ansietas.
3. Pikiran dan pengalaman sensori masih ada dalam kontrol kesadaran,
nonpsikotik.
4. Tersenyum, tertawa sendiri
5. Menggerakkan bibir tanpa suara
6. Pergerakkan mata yang cepat.
7. Respon verbal yang lambat.
8. Diam dan berkonsentrasi.

Tahap II

1. Menyalahkan

2. Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan


perasaan antipasti.
3. Pengalaman sensori menakutkan

4. Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut

5. Mulai merasa kehilangan kontrol

6. Menarik diri dari orang lain nonpsikotik.

7. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernafasan dan tekanan darah

8. Perhatian dengan lingkungan berkuran

9. Konsentrasi terhadap penga-laman sensori kerja

10. Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realitas

Tahap III

4
1. Mengontrol
2. Tingkat kecemasan berat
3. Pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak lagi
4. Klien menyerah dan menerima pengalaman sensori (halusinasi)
5. Isi halusinasi menjadi atraktif
6. Kesepian bila pengalaman sensori berakhir psikotik
7. Perintah halusinasi ditaati
8. Sulit berhubungan sengan orang lain
9. Perhatian terhadap lingkungan berkurang hanya beberapa detik
10. Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tremor dan
berkeringat

Tahap IV
1. Klien sudah dikuasai oleh halusinasi
2. Klien panik. Pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu
tidak mengikuti perintah halusinasi, bisa berlangsung dalam beberapa
jam atau hari apabila tidak ada intervensi terapeutik
3. Perilaku panik
4. Resiko tinggi mencederai
5. Agitasi atau kataton
6. Tidak mampu berespon terhadap lingkungan

Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang


menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan sebagai stimulus
yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan dalam
kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif
penyelesaian masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 5
sesi, yaitu:
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain

5
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

6
BAB III

PENGORGANISASIAN
3.1 Persiapan
3.1.1 Persiapan Klien
1. Kriteria Klien
1) Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.

2) Klien yang mengalami perubahan persepsi.

3) Klien halusinasi yang sudah kooperatif.

4) Klien dalam kondisi fisik yang baik dan sehat.

5) Klien mau mengikuti aktifitas


2. Proses Seleksi
1) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
Paturan main dalam kelompok
3. Proses Seleksi
1) Gejala yang sama
2) Jenis kelamin yang sama
4. Jumlah peserta
3.1.2 Persiapan Terapis
1. Melakukan rapat kecil sebelum pelaksanaan
2. Menentukan siapa-siapa yang akan menjadi leader, co-leader,
fasilitator, observer.
3. Satu jam sebelum pelaksanaan melakukan role play dengan teman- teman
disertai pembimbing ruangan.
3.1.3 Persiapan Lingkungan
1. Suasana tidak bising
2. Pengaturan posisi tempat duduk
3. Setting instruktur kegiatan

7
4. Ventilasi yang cukup
3.2 Pelaksanaan
3.2.1 Rencanan Tindakan

No Kegiatan Waktu
1. Pembukaan 5 menit

2. Perkenalan dan penjelasan prosedur pelaksaan 5 menit


3. Inti 15 menit
4. Penutup 5 menit
Total waktu 30 menit

3.2.2 Setting Tempat

3.2.3 Pengorganisasian
Waktu
Tanggal : 08 Desember 2023
Hari : Hari 1
Jam : 09.00 WIB
Lama tiap kegiatan : 30 Menit
Tim Terapis
Leader :
Uraian Tugas :

8
 Menyiapkan proposal kegiatan TAK
 Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktifitas kelompok
sebelum kegiatan dimulai.
 Menjelaskan permainan.
 Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kclompok dan
memperkenalkan dirinya.
 Mampu memimpin tcrapi aktilitas kelompok dengan baik dan tertib
 Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok

CO Leader :

Uraian Tugas :

 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien.


 Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

Fasilitator :

Uraian Tugas :

 Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung


 Memotivasi klien yang kurang aktif
 Membantu leader memfasilitasi anggota untuk berperan aktif dan
memfasilitasi anggota kelompok

Observer :

Uraian Tugas :

 Mengobservasi jalannya proses kegiatan


 Mencatat prilaku Verbal dan Non- verbal klien selama kegiatan
berlangsung

3.3 Antisipasi Masalah


1. Penanganan terhadap klien yang tidak aktif dalam aktivitas
a. Memanggil klien
b. Memberi kesempatan pada klien untuk menjawab sapaan perawat atau klien
lain

9
2. Bila klien meninggalkan kegiatan tanpa izin
a. Panggil nama klien
b. Tanyakan alasan klien meninggalkan kegiatan
3. Bila klien lain ingin ikut
a. Berikan penjelasan bahwa kegiatan ini ditujukan kepada klien yang telah
dipilih
b. Katakan pada klien bahwa ada kegiatan lain yang mungkin didikuti oleh klien
tersebut
c. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak memberi
pesan pada kegiatan ini

3.4 Kriteria Hasil


1. Evaluasi Struktur
a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan
klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
b. Posisi tempat dilantai menggunakan tikar
c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya
(Karawang, 2020).
2. Evaluasi Proses
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.
c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.
d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab
dalam antisipasi masalah.
f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok
yang berfungsi sebagai evaluator kelompok (Karawang, 2020).
g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir
3. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
a. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat

10
b. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas (Karawang,
2020).

11
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PERSEPSI PASIEN HALUSINASI
SESI I : MENGENALI HALUSINASI

1. TUJUAN

1) Klien dapat mengenal isi halusinasi

2) Klien dapat mengenal waktu terjadinya halusinasi

3) Klien mengenal frekuensi terjadinya halusinasi


2. SETTING

1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan

2) Ruangan nyaman dan tenang


3. ALAT
1) Spidol

2) Kertas manila

3) Buku catatan

4) Bola

5) Musik
4. METODE
Diskusi dan tanya jawab
5. LANGKAH KEGIATAN
1) Persiapan
a. Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu klien dengan perubahan persepsi :
halusinasi
b. Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a. Salam Terapeutik
a) Salam terapeutik kepada klien
b) Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur (beri papan nama)
c) Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien (beri papan
nama)

12
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak

a) Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal


halusinasinya
b) Leader menjelaskan aturan main
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin kepada
leader
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3) Tahap Kerja
a. Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal halusinasinya
tentang isi, waktu terjadi, frekuensi, situasi dan kondisi yang membuat terjadi serta
perasaan klien pasa saat halusinasi muncul.
b. Leader meminta klien menceritakan isi halusinasi, waktu terjadinya, frekuensi,
situasi dan kondisi yang membuat terjadi serta perasaan klien saat terjadi
halusinasi. Hasilnya ditulis di kertas manila. Dilakukan dengan menggunakan
permainan dengan alat bola dan musik. Jadi ketika musik diputar dan bolanya
diputar kemudian musik berhenti yang memegang bola tersebut giliran untuk
bercerita.
c. Beri pujian pada klien yang mau mengungkapkan perasaanya dengan baik
d. Leader memberikan buku evaluasi harian atau buku kegiatan harian dan
menjelaskan jika pasien melakukan maka harus di centang
e. Simpulkan isi, waktu terjadi, frekuensi, situasi dan kondisi pada saat terjadi serta
perasaan klien saat terjadi halusinasi
4) Tahap Terminasi
a. Evaluasi
a) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan jika halusinasi
muncul

13
c. Kontrak yang sama
a) Menyepakati TAK yang akan datang :cara mengontrol halusinasi
b) Menyepakati waktu dan tempat.
d. Format Evaluasi

No Nama klien Mengenali Mengontrol Mencegah Mengontrol Mengontrol


Halusinasi Halusinasi Halusinasi Halusinasi Halusinasi
dengan cara dengan cara dengan cara dengan
menghardik bercakap- melakukan patuh
cakap kegiatan minum obat
terjadwal

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

6. EVALUASI

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap


kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan yang diharapkan dalam mengenal
isi, waktu terjadi, frekuensi, situasi dan kondisi serta perasaan klien pada saat terjadi
halusinasi.

14
Formulir yang disi adalah sebagai berikut :
Nama Klien
No Aspek Yang Dinilai

1 Menyebutkan isi halusinasi


2 Menyebutkan waktu terjadinya

halusinasi
3 Menyebutkan situasi dan kondisi

terjadinya halusinasi
4 Menyebutkan perasaanya pada saat

halusinasi
5 Menyebutkan frekuensi terjadinya

halusinasi
Jumlah

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

2. Untuk setiap klien beri penilain kemampuan mengenal halusinasi, isi, frekuensi, waktu, situasi dan kondisi, serta perasaan saat
halusinasi muncul.
3. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda × jika klien tidak mampu

15
7. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan klien yang dimiliki klien saat TAK pada


catatan proses keperawatan setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi
halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepada perawat.

16
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PERSEPSI PASIEN HALUSINASI
SESI II : MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA MENGHARDIK

1. TUJUAN

1) Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi
halusinasi
2) Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi
2. SETTING

1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan

2) Ruangan nyaman dan tenang


3. ALAT

1) Buku catatan
4. METODE
Diskusi dan tanya jawab
5. LANGKAH KEGIATAN
1) Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 1
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a. Salam Terapeutik
a) Salam terapeutik kepada klien
b) Menanyakan perasaan klien saat ini
c) Menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi : isi, waktu, frekuensi,
situasi dan kondisi, serta perasaan saat mengalami halusinasi
b. Evaluasi/validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
a) Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu
latihan cara mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik
b) Leader menjelaskan aturan main
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada leader
17
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3) Tahap Kerja
a. Leader mengecek buku evaluasi harian atau buku kegiatan harian pasien
apakah pasien sudah melakukan kegiatan yang di ajarkan pada sesi 1 atau
belum
b. Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat
mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya. ulangi sampai semua pasien
mendapat giliran
c. Beri pujian setiap klien bercerita
d. Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik
halusinasi pada saat halusinasi muncul
e. Leader memperagakan cara menghardik halisinasi yaitu:
“pergi,,,pergi,,,jangan ganggu saya,,, kamu suara palsu.”
f. Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik
halusinasi
g. Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan
setiap klien memperagakan menghardik halusinasi
4) Tahap Terminasi
a. Evaluasi
a) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
a) Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari
jika halusinasi muncul
b) Memasukkan kegiatan menghardik kedalam jadwal kegiatan klien
c. Kontrak yang sama
Leader mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol
halusinasi

18
d. Format Evaluasi

No Nama klien Mengenali Mengontrol Mencegah Mengontrol Mengontrol


Halusinasi Halusinasi Halusinasi Halusinasi Halusinasi
dengan cara dengan cara dengan cara dengan
menghardik bercakap- melakukan patuh
cakap kegiatan minum obat
terjadwal

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

6. EVALUASI

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap


kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk TAK stimulasi sensori halusinasi sesi II kemampuan yang
diharapkan adalah mengatasi halusinasi dengan cara menghardik.

19
Formulir yang disi adalah sebagai berikut :
Nama Klien
No Aspek Yang Dinilai

Menyebutkan cara yang


1 seklama ini digunakan
mengatasi halusinasi

2 Menyebutkan efektifitas cara

Menyebutkan cara mengatasi


3
halusinasi dengan menghardik
Memperangakan menghardik
4
halusinasi
Jumlah

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama
2. Untuk setiap klien beri penilain kemampuan mengenal halusinasi, isi, frekuensi, waktu, situasi dan kondisi, serta perasaan
saat halusinasi muncul.
3. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda × jika klien tidak mampu

20
7. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan klien yang dimiliki klien saat TAK pada catatan
proses keperawatan setiap klien, contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi.
Klien mampu memperagkan cara menghardik halusinasi, anjurkan klien
menggunakannya jika halusinasi muncul.

21
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PERSEPSI PASIEN HALUSINASI
SESI III : MENCEGAH HALUSINASI DENGAN BERCAKAP-CAKAP
1. TUJUAN

1) Klien memahami pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk mencegah


munculnya halusinasi
2. SETTING

1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan

2) Ruangan nyaman dan tenang


3. ALAT

1) Buku catatan
4. METODE
1) Diskusi dan tanya jawab
2) Bermain peran dan latihan
5. LANGKAH KEGIATAN
1) Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi III
b. Terapis membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a. Salam Terapeutik
a) Salam terapeutik kepada klien
b) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan saat ini
b) Menanyakan pengalaman klien setelah menerapkan dua cara yang telah di
pelajari (menghardik, menyibukkan diri dengan kegiatan terarah) untuk
mencegah halusinasi
c. Kontrak
a) Leader menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap
b) Leader menjelaskan aturan main
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin
22
kepada leader
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3) Tahap Kerja
a. Leader mengecek buku evaluasi harian atau buku kegiatan harian pasien
apakah pasien sudah melakukan kegiatan yang diajarkan pada sesi 1 dan 2 atau
belum
b. Leader menjelaskan pentingnya bercakap-cakap dengan orang lain untuk
mengontrol dan mencegah halusinasi
c. Leader meminta tiap-tiap klien untuk menyebutkan orang yang biasa dan bisa
diajak bercakap-cakap
d. Leader meminta tiap klien menyebutkan pokok pembicaraan yang biasa dan
bisa dilakukan
e. Leader memperagakan cara bercakap-cakap jika halusinasi itu muncul “suster,
ayo ngobrol dengan saya! Saya mendengar suara yang tak tampak wujudnya
lagi.”
f. Leader meminta klien untuk memperagakan percakapn dengan orang di
sebelahnya
g. Berikan pujian atas keberhasilan klien
h. Ulangi dan sampai semua klien giliran
4) Tahap Terminasi
a. Evaluasi
a) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Leader menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
c) Memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
Menganjurkan klein menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi
yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian dan bercakap-cakap
c. Kontrak yang sama
a) Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya, yaitu
belajar cara mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan terjadwal
b) Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat.

23
d. Format Evaluasi

No Nama klien Mengenali Mengontrol Mencegah Mengontrol Mengontrol


Halusinasi Halusinasi Halusinasi Halusinasi Halusinasi
dengan cara dengan cara dengan cara dengan
menghardik bercakap- melakukan patuh
cakap kegiatan minum obat
terjadwal

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

6. EVALUASI

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap


kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi III kemampuan yang diharapkan adalah
mencegah halusinasi dengan cara bercakap-cakap.

24
Formulir yang disi adalah sebagai berikut :
Nama Klien
No Aspek Yang Dinilai

Menyebutkan orang
1
yang diajak bicara

2 Memperagakan percakapan

3 Menyusun jadwal percakapan

Menyebutkan tiga cara


4 mengontrol dan mencegah
halusinasi
Jumlah

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

2. Untuk setiap klien beri penilain kemampuan mengenal halusinasi, isi, frekuensi, waktu, situasi dan kondisi, serta perasaan
saat halusinasi muncul.
3. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda × jika klien tidak mampu

25
7. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada catatan proses
keperawatan tiap klien, contoh klien mengikuti TAK stimulus persepsi : halusinasi
sesi III. Klien mampu memperagakan bercakap-cakap dengan orang lain. Anjurkan
klien untuk melakukan percakapan kepada klien dan perawat untuk mencegah
halusinasi

26
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PERSEPSI PASIEN HALUSINASI
SESI IV : MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MELAKUKAN
KEGIATAN TERJADWAL
1. TUJUAN

1) Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah


munculnya halusinasi klien

2) Dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi


2. SETTING

1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan

2) Ruangan nyaman dan tenang


3. ALAT

1) Buku catatan
4. METODE
1) Diskusi dan tanya jawab
2) Bermain peran dan latihan
5. LANGKAH KEGIATAN
1) Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi IV
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a. Salam Terapeutik
a) Salam terapeutik kepada klien
b) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini
b) Menanyakan cara mengontrol halusinasi yang dipelajari
c) Menanyakan pengalaman klien menerapkan cara menghardik halusinasi
c. Kontrak
a) Leader Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan di laksanakan yaitu
mencegah terjadinya halusinasi dengan melakukan kegiatan
b) Leader menjelaskan aturan main

27
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin
kepada leader
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
3) Tahap Kerja
a. Leader mengecek buku evaluasi harian atau buku kegiatan harian pasien apakah
pasien sudah melakukan kegiatan yang diajarkan pada sesi 1, 2 dan 3 atau
belum
b. Leader menjelaskan cara kedua yaitu melakukan kegiatan sehari-hari. Jelaskan
bahwa dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah munculya
halusinasi.
c. Leader meminta tiap-tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa di lakukan
sehari-hari dan tulis di kertas manila.
d. Leader membagikan formulir jadwal kegiatan terapis menulis formulir yang
sama di kertas manila.
e. Leader membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan,dari
bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan formulir dan terapis
menggunakan kertas manila.
f. Leader melatih klien memperagakan kegiatan yang telah di susun.
g. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama pada klien yang sudah selesai
membuat jadwal kegiatan dan memperagakannya.
4) Tahap Terminasi
a. Evaluasi
a) Leader menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal kegiatan
dan memperagakan
b) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
b. Tindak Lanjut
Leader menganjurkan klien melaksanakan 2 cara mengontrol
halusinasi,yaitu menghardik, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
c. Kontrak yang sama

a) Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya,yaitu


belajar mengontrol halusinasi dengan dengan patuh minum obat

b) Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat

28
d. Format Evaluasi

No Nama klien Mengenali Mengontrol Mencegah Mengontrol Mengontrol


Halusinasi Halusinasi Halusinasi Halusinasi Halusinasi
dengan cara dengan cara dengan cara dengan
menghardik bercakap- melakukan patuh
cakap kegiatan minum obat
terjadwal

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

6. EVALUASI

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap


kerja. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi IV kemapuan yang di harapkan adalah
klien melakukan kegiatan harian untuk mencegah timbulnya halusinasi.

29
Formulir yang disi adalah sebagai berikut :
Nama Klien
No Aspek Yang Dinilai

Menyebutkan
1 kegiatan yang bisa
dilakukan

Memperagakan kegiatan yang


2
bisa dilakukan

Menyusun jadwal kegiatan


3
harian

Menyebutkan dua cara


4
mengontrol halusinasi
Jumlah

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

2. Untuk setiap klien beri penilain kemampuan mengenal halusinasi, isi, frekuensi, waktu, situasi dan kondisi, serta
perasaan saat halusinasi muncul.
3. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda × jika klien tidak mampu

30
7. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki saat klien TAK. Pada cacatan proses
keperawatan tiap klien, contoh klien mengikuti TAK stimulus persepsi : halusinasi
sesi III. Klien mampu memperagakan bercakap-cakap dengan orang lain. Anjurkan
klien untuk melakukan percakapan kepada klien dan perawat untuk mencegah
halusinasi

31
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK PERSEPSI PASIEN HALUSINASI
SESI V : MENGONTROL HALUSINASI DENGAN PATUH MINUM OBAT

1. TUJUAN

1) Klien memahami pentingnya patuh minum obat

2) Klien memahami akibat tidak patuh minum obat

3) Klien dapat menyebut lima benar minum obat


2. SETTING

1) Klien dan terapis duduk bersama dalam lingkungan

2) Ruangan nyaman dan tenang


3. ALAT

1) Buku catatan
4. METODE
1) Diskusi dan tanya jawab
2) Bermain peran dan latihan
5. LANGKAH KEGIATAN
1) Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi IV
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2) Orientasi
a. Salam Terapeutik
a) Salam terapeutik kepada klien
b) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini
b) Menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi setelah menggunakan
tiga cara yang telah dipelajari (menghardik, bercakap-cakap, menyibukkan
diri dengan kegiatan terarah)
c. Kontrak
a) Leader menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap dan minum obat

32
b) Leader menjelaskan aturan main, sebagai berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin kepada
leader
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
3) Tahap Kerja
a. Leader mengecek buku evaluasi harian atau buku kegiatan harian pasien apakah
pasien sudah melakukan kegiatan yang diajarkan pada sesi 1, 2, 3 dan 4 atau
belum
b. Leader menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah kambuh
karena obat memberi perasaan tenang
c. Leader menjelaskan kerugian bila tidak patuh minum obat
d. Leader meminta tiap klien menyampaikan obat yang dimakan dan waktu
memakannya. Buat daftar dikertas HVS
e. Menjelaskan lima benar minum obat.
f. Meminta klien untuk menyebutkan lima benar minum obat
g. Berikan pujian pada klien yang benar.
h. Diskusikan perasaan klien sebelum minum obat
i. Diskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat
j. Menjelaskan keuntungan minum obat, yaitu salah satu cara mencegah
halusinasinya muncul/kambuh
k. Menjelaskan akibat/kerugian tidak minum obat, yaitu halusinasinya kambuh
l. Minta klien menyebutkan kembali keuntungan dan kerugian minum obat atau
tidak minum obat
m. Berikan pujian bila benar
4) Tahap Terminasi
a. Evaluasi
a) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK
b) Leader menanyakan TAK mengontrol halusinasi yang sudah dilatih
c) Membrikan pujian atas keberhasilan
b. Tindak Lanjut

33
Menganjurkan klien menggunakan 4 cara mengontrol halusinasi yang
telah diajarkan yaitu menghardik, bercakap-cakap, melakukan aktivitas
terjadwal

c. Kontrak yang sama

a) Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya,yaitu


belajar mengontrol halusinasi dengan dengan patuh minum obat

b) Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat

d. Format Evaluasi
No Nama klien Mengenali Mengontrol Mencegah Mengontrol Mengontrol
Halusinasi Halusinasi Halusinasi Halusinasi Halusinasi
dengan cara dengan cara dengan cara dengan
menghardik bercakap- melakukan patuh
cakap kegiatan minum obat
terjadwal

1
2
3
4
5
6
7
8
9.
10.

6. EVALUASI
Evaluasi di lakukan saat proses TAK berlangsung, khususya pada tahap kerja.
Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk
TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi V kemapuan yang di harapkan adalah klien
patuh minum obat untuk mencegah halusinasi untuk mencegah timbulnya halusinasi.

34
Formulir yang disi adalah sebagai berikut :
Nama Klien
No Aspek Yang Dinilai

Menyebutkan 5 benar
1
cara minum obat

Menyebutkan keuntungan
2
minum obat

Menyebutkan akibat tidak


3
patuh minum obat
Jumlah

Petunjuk :

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

2. Untuk setiap klien beri penilain kemampuan mengenal halusinasi, isi, frekuensi, waktu, situasi dan kondisi, serta
perasaan saat halusinasi muncul.
3. Beri tanda √ jika klien mampu dan berikan tanda × jika klien tidak mampu

35
7. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK pada catatan proses
keperawatan tiap klien. Contoh klien mengikuti TAK stimulasi persepsi : halusinasi sesi V.
klien mampu menyebutkan lima benar minum obat, manfaat dan akibat bila tidak patuh
minum obat. Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.

36
BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulus sensori halusinasi dibagi menjadi 5 sesi, yaitu
:
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

4.2 Saran
Diharapkan kepada perawat agar dapat menerapkan TAK Persepsi pada
halusinasi sesuai dengan SOP yang benar.

37
DAFTAR PUSTAKA

Jombang, S. T. (2014). TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI GANGGUAN


PERSEPSI SENSORI HALUSINASI.

Karawang, S. K. (2020). TAK stimulasi persepsi sensori halusinasi.

38
NASKAH ROLEPLAY

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI (PENLIHATAN)

39
P1 (Pasien 1) : ervina

P2 (Pasien 2) : selvi

P3 (Pasien 3) : hesti

P4 (Pasien 4) : alfina

P5 (Pasien 5) : pujiani

P6 (Pasien 6) : ria

P7 (Pasien 7) : novangga

P8 (Pasien 8) : aida

P9 (Pasien 9) : elin

P10 (Pasien 10) : nur okta

L (Leader) : puteri

CL (Co Leader) : rizka

Fasilitator 1 : fatma

Fasilitator 2 : resi

Observer 1 : alfa

Observer 2 : ocha

Perawat Ruangan :Tutik

Suatu hari di Ruang Cendrawasih, RSJ X akan dilakukan Terapi Aktivitas Kelompok pada
klien dengan gangguan persepsi penglihatan : halusinasi.” (posisi melingkar, duduk di kursi
masing-masing kecuali pemimpin dalam posisi berdiri dan observer mengamati dari luar).

FASE PRA KELOMPOK

Leader : Assalamualaikum ibu


Perawat Ruangan : Waalaikumsalam ners, ada apa?
Leader : Izin perkenalan bu, saya Ns. P sebagai pemimpin pada kegiatan TAK
pagi hari ini. Saya dan tim meminta izin untuk melakukan tindakan TAK pada pasien ibu
ervina, ibu selvi, ibu hesti,ibu alfina,ibu ria, ibu pujiani, ibu aida, ibu elin,ibu nur okta,dan

40
pak novangga yang mengalami gangguan persepsi sensori penglihatan: halusinasi. Tujuan
umumnya pasien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengendalikan halusinasi di
dalam kelompok secara bertahap. Adapun tujuan khususnya pasien dapat menyelesaikan
masalah yang timbul dari stimulus yang dialami dengan cara mengendalikan halusinasi
tersebut (mengenal halusinasi, mengendalikan halusinasi dengan menghardik, mengendalikan
halusinasi dengan melakukan kegiatan, mengendalikan halusinasi dengan bercakap-cakap,
dan dapat memanfaatkan obat dengan baik). Saya dan tim akan melakukan kegiatan di aula
rumah sakit dengan posisi melingkar di tempat duduk, dengan waktu sekitar 45 menit bu.

Perawat Ruangan : Oh baik bagus sekali, lalu bagaimana pembagian tugas pada tim TAK
ini?

Leader : Saya Ns. puteri sebagai pemimpin yang bertugas memimpin dan
bertanggung jawab selama pelaksanaan TAK ini, ada co-pemimpin Ns. rizka yang membantu
pemimpin untuk menjalankan tugas/ mengoreksi bila ada kekeliruan selama pelaksanaan,
selanjutnya ada 2 pendamping Ns. fatma dan Ns. alfa untuk membantu pasien memahami
materi, memotivasi pasien bila kurang aktif, dan menenangkan/meluruskan klien jika
mendominasi. Lalu ada teknisi membantu dalam penyetingan tempat dan alat yang
dibutuhkan selama kegiatan yaitu Ns. fatma dan yang terakhir ada observer yang mengamati
jalannya TAK ini sampai akhir dari luar, mengobservasi dan mencatat semua perilaku pasien
dan peran anggota terapis, serta mengevaluasi bagaimana jalannya TAK ini oleh Ns. alfa.

Perawat Ruangan : Baiklah sudah bagus. Lalu bagaimana dengan anggota / peserta TAK
ini?

Leader : Peserta yang mengikuti TAK dengan kriteria anggota kelompok yang
sesuai yaitu pasien yang mengalami halusinasi penglihatan, pasien halusinasi penglihatan
yang sudah terkontrol, dan pasien yang kooperatif. Silahkan NS fatma memberikan catatan
data pasiennya kepada Ns. rizka’’

Fasilitator 1 : Ini Ns. rizka data-data pasien saat ini yang masih dalam proses
penyembuhan akibat halusinasi yang dideritanya

CO Leader : Baik Pada kesempatan kali ini ada 10 pasien yang mengikuti TAK.
Pertama ada NY.ervina dengan (gangguan halusinasi ,berhalusinasi seakan akan melihat
mantan pacarnya masih didekatnya), Ny. selvi dengan (gangguan halusinasi, berhalusinasi

41
seakan melihat temannya yang sudah meinggal berada disampingnya), Ny. hesti dengan
(gangguan halusinasi, berhalusinasi mempunyai teman bermain bernama lyly), Ny. alfina
dengan (gangguan halusinasi, berhalusinasi melihat makhluk tinggi besar yang ingin
membunuhnya), Ny. pujiani dengan (gangguan halusinasi, berhalusinasi melihat almarhum
mbahnya menemani dia tidur), Ny. ria dengan (gangguan halusinasi. Berhalusinasi melihat
seseorang nenek yang tidak dikenal yang selalu berada disampingnya ), Tn.novangga dengan
( gangguan halusinasi, berhalusinasi ada seseorang wanita cantik yang mengajaknya untuk
mengakhiri hidupnya), Ny. Aida dengan (gangguan halusinasi, berhalusinasi Ketika ia tidur
dia melihat ada mahluk seram berada dikamarnya ), Ny. elin dengan (gangguan halusinasi ,
berhalusinasi melihat seorang kakek menyuruhnya untuk pergi dari rumah karena ada bahaya
apabila tinggal dirumah tesebut) , Ny. Nur okta dengan ( gangguan halusinasi, berhalusinasi
bahwa melihat anime itu ada didunia nyata)

Perawat Ruangan : Baik, apakah dalam pelaksanaannya terdapat tata tertib?

Leader : Untuk pelaksaannya, kami menerapkan peraturan di mana setiap


peserta yang mengikuti TAK harus berperan aktif dan tidak boleh meninggalkan tempat TAK
tanpa sepengetahuan petugas kami.

Perawat Ruangan : Lalu bagaimana jika pasien tidak mengikuti/ meninggalkan tempat
selama pelaksanaan?

CO Leader : Program antisipasi yang sudah kami buat yaitu sebisa mungkin para
pendamping memberikan pengertian dan penjelasan kepada pasien terkait kebermanfaatan
kegiatan ini, agar pasien tetap mengikuti kegiatan hingga akhir. Jika masih tidak bisa
terkontrol maka kegiatan dihentikan dan akan dilanjutkan pada lain waktu.

Perawat Ruangan : Baiklah sudah bagus bila bisa mengatasinya degan baik. Bagaimana
proses pelaksanaan pada kegiatan ini?

Leader : Kami sudah mempelajari dan memahami TAK Halusinasi yang akan
dilaksanakan sesuai SOP. Diawali fase awal kelompok/orientasi terdiri dari pemimpin
membuka jalannya TAK, mengorientasikan anggota, kontrak (topik, tujuan, waktu, dan
tempat), menjelaskan kerahasiaan, mengatur posisi/setting, menanyakan topik netral, evaluasi
tindakan yang lalu.

CO Leader : Langkah kedua yaitu fase kerja kelompok terdiri dari 7 sesi:

42
Sesi 1: Pasien mampu mengenal isi, waktu, frekuensi halusinasi

Sesi 2: pasien mampu mengontrol dengan cara menghardik

Sesi 3: pasien mendemonstrasikan cara mengontrol halusinasi dengan membuat


jadwal kegiatan harian

Sesi 4: pasien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol halusinasi dengan


bercakap-cakap bersama orang lain.

Sesi 5: Mengontrol dg patuh minum obat (mengetahui keuntungan minum obat dan
kerugian tidak minum obat)

Leader : Dan langkah terakhir fase terminasi, saya dan tim akan mengevaluasi TAK
yang sudah dilakukan, menyampaikan rencana tindak lanjut, dan kontrak yang akan datang
kepada pasien. Dan tidak lupa juga mendokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan. Alat
yang akan digunakan pulpen dan buku catatan serta metode yang digunakan yaitu diskusi.
Namun walaupun sudah dipersiapkan kekurangan dari kami yaitu masih ada perasaan gugup,
karena ini pertama kalinya saya dan tim melakukan kegiatan TAK Halusinasi bersama pasien.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut saya dan tim menarik nafas dalam, mengucapkan
basmallah, dan tentunya menyiapkan secara matang. Alhamdulillah kelebihan kami sudah
mempelajari dan memahami SOP TAK Halusinasi dan komunikasi terapeutik ini saat di
laboratorium bersama teman-teman.

Perawat Ruangan : Ohiya baik sudah bagus persiapannya, semoga dilancarkan ya selama
kegiatan, semangat
Leader : Baik ibu terima kasih, saya dan tim izin pamit ibu, assalamalaikum
Perawat Ruangan : Baik sama-sama waalaikumsalam

Sesi 1 ( Pasien mampu mengenal isi, waktu, frekuensi halusinasi )

ORIENTASI

Leader : Assalamu’alaikum wr. wb.

Seluruh Pasien : Wa’alaikum salam wr. wb.

43
Leader : Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Ns.putri ayu
nurhaliza bisa dipanggil dengan Ns. Putri Di sini saya akan bertugas sebagai pemimpin pada
Terapi Aktivitas Kelompok kali ini. Kegiatan ini dilaksanakan kurang lebih 30 menit
kedepan, tujuannya agar kalian disini saling mengenal dan memahami hal-hal aneh yang
dirasakan pada diri kalian. Sebelum kita memulai kegiatan kita hari ini, saya tidak sendirian
yah bapak ibu saya ditemani oleh rekan-rekan saya yang ingin berkenalan terlebih dahulu
dengan Bapak Ibu sekalian. Dimulai dari sebelah kanan saya terlebih dahulu saya persilahkan

CO Leader : Selamat pagi. Perkenalkan nama Ns. Rizka puji bisa dipanggil Ns.
Rizka Pada kesempatan kali ini saya bertugas sebagai wakil pemimpin pada kegiatan kita
hari ini.

Fasilitator 1 : Selamat pagi, perkenalkan nama saya Ns. Fatma ayu bisa dipanggil
Ns. Fatma Saya adalah pendamping yang akan menemani ibu ervina, ibu selvi, ibu hesti, ibu
alfina, ibu pujiani . terima kasih.

Fasilitatror 2 : Selamat pagi, perkenalkan nama saya Ns. Resy bisa dipanggil
Ns.resy , saya adalah pendamping dari ibu ria rosita , ibu aida , ibu elin, ibu nur okta dan
bapak novangga. Terima kasih.

Observer 1 : Selamat pagi, perkenalkan nama saya Ns. Alfa bisa dipanggil Ns.
Alfa , saya sebagai observer yang akan memperhatikan jalannya kegiatan kali ini. Terima
kasih.

Fasilitator 2 : Selamat pagi, perkenalkan nama saya Ns. resy bisa dipanggil
Ns.ocha , saya sebagai Fasilitator yang menyiapkan kebutuhan kita pada kegiatan kali ini.
Terima kasih.

Leader : Baik kami semua sudah memperkenalkan diri kepada kalian,


sekarang saya mau bertanya apakah semuanya sudah saling mengenal satu sama lainn?

P8 : Kenal sih sus, tapi tidak tau namanya

P7 : Kalau saya tidak tau sus

P10 : Aku juga sama

Leader : Nah berhubung bapak ibu belum saling mengenal, kita kenalan
terlebih dahulu yah. Sebutkan nama lengkap, nama panggilan dan hobi kalian!! Apakah
kalian setuju?

44
Semua Pasien : Setuju susss

CO Leader : Baik yah bapak ibu, kita mulai saja dimulai dari ibu yang paling
ujung

P10 : Nama saya nur okta, biasa dipanggil putri, hobi saya adalah membaca
novel.

CO Leader : Baik terima kasih ibu nur okta, silahkan dilanjutkan bapak ibu yang
lainnya.

P1 : Nama saya Ervina Rizki Wulan Suci biasa dipanggil ervina, hobi saya
jalan-jalan.

P2 : Nama saya Selvi Umma Nur A, biasa di panggil selvi hobi saya
kulineran.

P3 : Nama saya Hesti. Saya sukaa sekali menyanyi.

P4 : (Dengan gaya cool) Perkenalkan nama saya Alfina hobiku traveling

P5 : Nama saya Pujiani bisa dipanggil Ani, hobi saya bersih-bersih dan
berkebun

P6 : Nama saya Ria Rosita bisa dipanggil Ria, hobi saya bersepeda

P7 : Nama saya Novangga Putra bisa dipanggil Nova, hobi saya bermain
alat musik.

P8 : Nama saya Aida, hobi saya melukis

P9 : Nama saya Elin, hobi saya menonton film bergenre triler

Leader : Wahh hebat sekalii semua semua sudah mau memeperkenalkan diri
masing-masing dan hobi kalian, beri tepuk tangan semuaaa!!!

Semua Orang : (Bertepuk tangan )

TAHAP KERJA

45
Leader : Baik sekarang mari kita mulai bercerita yaa apapun hal-hal aneh yang
pernah dialami pada diri kalian masing-masing, kapan terjadinya hal-hal aneh itu muncul, dan
apa yang kalian lakukan pada saat hal-hal aneh itu terjadi pada diri kalian. Apakah sudah
paham semuanya?

Semua Pasien : Paham sus

CO Leader : Kalau sudah paham, disini siapa yang mau bercerita terlebih dahulu?

P10 : Saya sus saya sus

CO Leader : Ayo bu nur okta silahkan untuk bercerita duluan

P10 : Iya sus. Disini saya mau bercerita kalau saya itu merasa aneh dengan
diri saya sendiri soalnya saya sering melihat bayangan bahwa anime itu ada di dunia nyata.

CO Leader : kapan penglihatan itu muncul bu?

P10 : Tidak tau sus soalnya tidak tentu

CO Leader : Sehari bisa sampai berapa kali ibu melihat bayangan itu?

P10 : Sering sus, pokonya waktu saya sendirian dan bayangan itu tiba tiba
muncul

Leader : Selanjutnyaa siapa lagi yang ingin bercerita?

P1 : Sayaaa susss (sambil mengangkat salah satu tangan)

Leader : Ayo silahkan bercerita bu ervina..

P1 : Eemm, saya juga sering melihat bayangan mantan pacar saya masih
ada didekat saya, membuat saya rindu sus...

Fasilitator 2 : Kapan bayangan itu datang bu vina?

P1 : Biasanya dimalam hari sus, ketika saya lagi melamun saya suka
melihat bayangannya menemani saya dan berada didekat saya

Leader : Selanjutnyaa siapa lagi yang ingin bercerita?

P4 : Sayaaa susss (sambil mengangkat salah satu tangan)

Fasilitator 2 : Ayo silahkan bercerita bu Alfina..

46
P4 : Saya dulu pernah diganggu makhluk halus dan saya sudah di
panggilkan usztad sejak saat itu juga saya sering melihat bayangan makhluk tinggi besar yang
ingin membunuh saya.

Fasilitator 2 : Kapan bayangan itu datang bu alfina ?

P4 : Saya melihatnya pada saat menyendiri dikamar

Leader : Selanjutnyaa siapa lagi yang ingin bercerita?

P2 : Saya sus, jadi saya sering sekali melihat bayangan teman saya yang
sudah tiada. Teman saya selalu mengajak ngobrol saya.

Fasilitator 1 : Kapan ibu selvi melihat bayangan tersebut?

P2 : Bayangan itu muncul ketika saya sedang melamun dimalam hari sus

Fasilitator 1 : Jadi itu termasuk halusinasi penglihatan yaa. Yang lainnya bisa
menceritakan hal hal aneh apa saja yang dirasakan yaa!!

(Semua pasien sudah menceritakan bayangan-bayangan aneh yang terjadi pada


dirinya)

Tahap Evaluasi

Leader : Disini saya mau tanya, apakah kalian tahu kalian itu mengalami hal
apa?

Semua pasien : Tidak tahu sus

Leader : Kejadian yang kalian alami itu adalah Halusinasi.

CO Leader : Apakah kalian tahu apa itu halusinasi?

Semua Pasien : Tidak tahu sus

Leader : Nah jadi halusinasi yang dialami bapak ibu itu namanya halusinasi
penglihatan yaa. Jadi bapak ibu melihat sesuatu yang sebenarnya itu tidak ada. Coba lihat Ibu
Nur Okta tadi, Ibu Nur Okta kan tadi melihat bayangan bahwa anime itu ada di dunia nyata
kan?

P10 : Iya sus

47
Leader : Ibu pernah liat orangnya secara nyata tidak dihadapan Ibu?

P10 : Tidak pernah suster

Leader : Nah itu dia yang dinamakan halusinasi bapak ibu. Saya percaya apa
yang ibu alami itu, namun saya tidak melihatnya yaa pak bu. Jadi bapak ibu itu melihat
sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

CO Leader : Tadi kan sudah pada cerita semuanya, bapak ibu tau gak apa kesamaan
diri dari bapak ibu? dan kenapa bapak ibu ada di sini?”

Semua Pasien : Tidak susterrr (sambil menggeleng-gelengkan kepala)

CO Leader : Jadi bapak ibu ada di sini sama-sama mengalami halusinasi yaa

Semua Pasien : Iya sus (sambil mengangguk anggukan kepala)

CO Leader : Coba katakan bersama yaaa!! Bapak ibu ini sedang mengalami apa?

Semua Pasien : Halusinasii

CO Leader : Jadi bagaimana perasaannya setelah menceritakan masing-masing tadi?

Semua Pasien : Sangat lega suster

Leader : Baik semua pasien dari pasien 1-10 semua sudah mengikuti sesi 1 ini
dengan baik dan telah mampu mengenal isi, waktu, frekuensi halusinasi, selanjutnya bapak
ibu kami akan kesini lagi besok untuk melakukan sesi 2 yaitu cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik, bagaimana apakah bersedia bapak ibu ?

Semua pasien : Bersedia sus

Leader : Baik semuanya terimakasih dan sampai jumpa besok yaa,


Assalamualaikum wr.wb.

48
Sesi 2: Pasien Mampu Mengontrol Halusinasi Dengan Cara Menghardik

Tahap kerja

Leader : Baik sekarang kita mulai sesi ke 2 yaa yaitu mengontrol suara yang
mengganggu bapak ibu semua yaa, sebelumnya suster ingin bertanya apa yang dilakukan
bapak ibu semua ketika suara itu muncul ?

P1 : Saya suka mengabaikannya dengan cara membaca novel sus ketika


bayangan itu muncul

P2 : Saya suka mengalihkan penglihatan saya dan hanya tertuju pada


makanan karena saya suka berkulineran

P3 : Saya sih suka melepar barang ketika bayangan itu muncul sus

P4 : Kalau saya mencoba untuk menyibukkan diri seperti pergi jalan-jalan


bersama teman-teman saya

P5 : Saya juga menyibukkan diri serperti bersih-bersih rumah, dan


berkebun sus

P6 : Saya juga sama sus

P7 : saya juga menyibukkan diri untuk bermain gitar ataupun drum

P8 : Saya juga sama

P9 : Saya jugaa sus

P10 : Kalau saya sih biasanya ketika bayangan itu muncul saya langsung
menyuruh pergi bayangan itu.

CO Leader : Baik semua sudah menceritakan apa yang dilakukan ketika bayangan
itu muncul, sekarang saya imgin bertanya apakah yang bapak ibu laukan itu sudah benar atau
belum?

Semua pasien : Tidak tau sus

CO Leader : Baik kalau begitu saya akan memberikan contoh caranya yaa

Semua pasien : Baik sus

49
CO Leader : Oke kita mulai yaa…ketika kalian melihat bayangan itu datang hal
pertama yang kalian lakukan adalah tutup kedua mata kita sambil mengatakan “pergi –pergi
kalian itu palsu, kalian tidak nyata” , diulangi sebanyak 3 kali katakan dengan emosi dan
hanya kita saja yang melihat, dan dipraktekkan saat bayangan itu muncul.

CO Leader : Nah seperti ini yaa (memperagakan)

Leader : Nah seperti tu bapak ibu apakah sudah faham ?

Semua pasien : Paham sus

Leader : Kalau begitu kita praktekan yaa satu persatu

Semua pasien : Baik sus (semua pasien mempraktekkan sesuai apa yang diajarkan
suster tadi )

Leader : Wahh bagus sekali sudah bisa, beri tepuk tangan semua ( semuanya
bertepuk tangan)

Tahap evaluasi

Leader : Bagaimana perasaannya setelah bisa mempelajari cara melawan


bayangan aneh yang muncul ?

Semua pasien : Senang sus

Fasilitator 1 : Baik nanti jangan lupa di praktekan saat bayangan itu muncul yaa

Semua pasien : Baik sus

Fasilitator 1: Baik semua pasien dari pasien 1-10 semua sudah mengikuti sesi 2 ini dengan
baik dan telah mampu mempraktekkan cara melawan suara aneh yang muncul, selanjutnya
bapak ibu kami akan kesini lagi besok untuk melakukan sesi 3 yaitu mendemonstrasikan cara
mengontrol halusinasi dengan membuat jadwal kegiatan harian, bagaimana apakah
bersediabapak ibu ?

Semua pasien : Bersedia sus

Leader : Baik semuanya terimakasih dan sampai jumpa besok yaa,


Assalamualaikum wr.wb.

50
Sesi 3 : Mengontrol Halusinasi Dengan Cara Bercakap-cakap dengan orang lain

Tahap Kerja

Leader : Bagaimana semuanya apakah suara-suara aneh masih sering kalian dengar
dan rasakan?

Semua Pasien : Sudah mulai berkurang sus

CO Leader : Baik sesuai janji kita kemarin hari ini kita akan melakuakan sesi 3 yaitu
menngontrol halusinasi dengan bercakap-cakap tentang pengalaman yang menyenangkan
atau yang lainnya, jadi semisal bapak dan ibu mulai merasakan ada bayangan-bayangan aneh
yang dilihat ataupun dirasakan maka kalian segera untuk mencari teman untuk mengajak atau
kalian ajak ngobrol agar bayangan aneh itu tidak menganggu fikiran kalian. bagaimana
apakah sudah faham bapak ibu semua?

Semua pasien : Belum sus

Leader : Baik kalau begitu kami akan memberikan contoh dulu yaa

Semua pasien : Baik sus

(Ns. Fatma melamun sendiri dan dia mulai mendengar bayangan yang ada didepannya
untuk mengajak dia marah marah. Kemudian Ns. Fatma segera untuk mencari teman
dan mengajak mereka mengobrol agar bayangan itu hilang dan tidak mengganggu
fikirannya)

Fasilitator 1 : Hai Ressy, tolong ajak saya berbicara atau bercerita tentang pengalaman
pengalaman kamu yang menyenangkan dulu. Soalnya saya sedang melihat ada bayangan
didepan saya menyuruh saya marah

Fasilitator 2 : Hallo suster Fatma. Ayoo ngobrol dengan aku. Aku akan bercerita tentang
pengalaman menyenangkanku dulu. Dulu itu aku pernah berlibur bersama keluargaku di
malangg. Disanaa udaranya dingin sekali sampai akuu selalu menggunakan jaket ketika
keluar rumah.

Fasilitator 1 : Pasti sangat seruu ya sus di malang, besok kapan-kapan kitaa liburan
bersama yaa jika kita sudah sembuh
51
Fasilitator 2 : Wahhh, boleh bolehh

Leader : Bagaimana apakah sudah mengerti?

Semua Pasien : Mengerti suss

Tahap Evaluasi

Leader : Bagaimana apakah sudah bisa semuaya atau sudah paham semuanya?

Semua pasien : Paham sus

Leader : Kalian bisa mempraktekkan itu dengan teman-teman kalian yang ada
disini yaa, kalian bisa bercerita tentang apa sajaa. Jangan sampai kalian sendirian dan
melamun yaa soalnya itu bisa memicu datangnya bayangan-bayangan yang terjadi pada diri
kalian.

Semua Pasien : Baik sus

Leader : Baik semua pasien dari pasien 1-10 semua sudah mengikuti sesi 3 ini
dengan baik dan telah mampu mempraktekkan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-
cakap dengan orang lain, selanjutnya bapak ibu kami akan kesini lagi besok untuk melakukan
sesi 4 yaitu cara mengontrol halusinasi dengan membuat jadwal kegiatan harian terjadwal,
bagaimana apakah bersedia bapak ibu ?

Semua pasien : Bersedia sus

Leader : Baik semuanya terimakasih dan sampai jumpa besok yaa,


Assalamualaikum wr.wb.

52
(Sesi 4 : Mengontrol Halusinasi Dengan Cara Membuat Jadwal Kegiatan Aktivitas
Terjadwal)

Tahap Kerja

Leader : Bagaimana perasaan kalian hari ini?

Semua Pasien : Baik sus

Leader : Apakah masih sering melihat bayangan-bayangan yang mengganggu


kalian? Apakah sudah kalian lakukan cara cara yang kita ajarkan kemarin untuk mengusir
suara suara tersebut?

Semua Pasien : Sudah sus bayangannya sudah mulai tidak keliahatan lagi dan kami juga
sudah melakukan cara-cara yang suster ajarkan kemarin

CO Leader : Baguss, kalian luar biasa! Sesuai janji kita yang kemarin hari ini kita
akan belajar cara untuk mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas secara
terjadwal. Bagaimana apakah kalian setuju?

Semua Pasien : Setuju suster, tapi bagaimana caranya?

CO Leader : Caranya itu kalian bisa menulis kegiatan kalian dari bangun tidur
sampai dengan tidur lagi pada malam hari. Semua kegiatan yang kalian lakukan dicatat yaa di
kertas manila ini. Suster juga akan membagikan formulir untuk kalian isi. Disitu sudah tertulis
juga cara-cara untuk mengontrol halusinasi jadi kalian tinggal memberikan ceklis (centang)
jika kalian sudah melakukannya dihari itu. Bagaimana apakah kalian sudah paham?

P7 : Suster apakah kegiatan seperti menyapu halaman, mencabut rumput,


jalan jalan ditaman itu juga ditulis di kertas?

CO Leader : Betul sekali, jadi apapun yang kalian lakukan itu ditulis yaa. Bagaimana
apakah kalian semua sudah paham?

Semua Pasien : Sudah sus

CO Leader : Bagus!! Sekarang suster mau tanya soal cara cara mengontrol halusinasi
yang sudah suster ajarkan kemarin itu apa saja hayoo?

P1 : Menghardik halusinasi sus, seperti mengusirnya dengan ucapan

P8 : Dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain sus

53
P4 : Dengan cara melakukan aktivitas terjadwal sus

Leader : Wah pintar sekali semuanya sudah paham dan masih ingat mengenai
cara untuk mengontrol halusinasi.

Tahap Evaluasi

Leader : Bagaimana apakah sudah bisa semuaya atau sudah paham semuanya?

Semua pasien : Paham sus

Leader : Baik semua pasien dari pasien 1-10 semua sudah mengikuti sesi 4 ini
dengan baik dan telah mampu mempraktekkan cara mengontrol halusinasi dengan melakukan
aktivitas terjadwal. Selanjutnya bapak ibu kami akan kesini lagi besok untuk melakukan sesi 5
yaitu cara mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat, bagaimana apakah bersedia
bapak ibu ?

Semua pasien : Bersedia sus

Leader : Baik semuanya silahkan istirahat terimakasih atas waktunya dan sampai
jumpa besok yaa, Assalamualaikum wr.wb.

Semua Pasien : Waalaikumsalam Wr. Wb.

(Sesi 5 : Mengontrol Halusinasi Dengan Cara Patuh Minum Obat)

Tahap Kerja

Leader : Bagaimana perasaan kalian hari ini?

Semua Pasien : Baik sus

Leader : Apakah masih sering melihat bayangan-bayangan yang mengganggu


kalian? Apakah sudah kalian lakukan cara cara yang kita ajarkan kemarin untuk mengusir
suara suara tersebut?

Semua Pasien : Sudah sus suaranya sudah berkurang dan kami juga sudah melakukan
cara-cara yang suster ajarkan kemarin

54
CO Leader : Baguss, kalian luar biasa! Sesuai janji kita yang kemarin, hari ini kita
akan belajar cara untuk mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat. Jadi kita akan
mendiskusikan tentang obat-obatan yang akan kalian minum. Bagaimana apakah kalian
setuju?

Semua Pasien : Setuju sus

CO Leader : Minum obat itu sangat penting ya supaya bayangan-bayangan yang


bapak dan ibu lihat dan yang mengganggu selama ini tidak muncul lagi.

Leader : Untuk obat-obatnya yang diminum itu ada beberapa macam. Ini yang warna
orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk
menghilangkan bayangan-bayangan. Ini yang putih (THP) 3 kali sehari jam nya sama
gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP) 3 kali sehari jam
nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau bayangan-bayangan sudah hilang obatnya
tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, bapak
dan ibu akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis
bapak dan ibu bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. bapak dan ibu juga harus
teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak dan ibu harus
memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak dan ibu jangan keliru dengan obat
milik orang lain. Baca nama kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan
cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya juga. Bagaimana apakah
kalian mengerti?

Semua Pasien : Mngerti sus

Tahap Evaluasi

Leader : Bagaimana apakah sudah paham semuanya?

Semua pasien : Paham sus

Observer : Baiklah semua pasien sudah mengikuti TAK Sensori dengan baik.
Semua pasien juga sudah mempraktikkan cara cara untuk mengontrol halusinasi dengan baik
dan benar dan kalian juga sudah mengikuti TAK dari sesi 1 sampai 5 dengan runtut.
Selanjutnya kalian dapat mempraktikkan apa yang telah diajarkan oleh suster yaa, terimakasih
atas waktunya. Assalamualaikum wr.wb.

55
Semua Pasien : Waalaikumsalam Wr. Wb

56

Anda mungkin juga menyukai