Perbedaan Individual (Asli)
Perbedaan Individual (Asli)
Dosen Pengampu:
Rabi'ah, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Rapida
Rusiana
Sri Annida Mahmudah
Wahidah B
Zahratun Nisa
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Pengelolaan Pengajaran PAI” tepat pada waktunya. Sholawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada teladan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabat dan semoga kita tetap menjadi pengikutnya hingga
akhir zaman.
Dalam kesempatan ini tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan penulisan Makalah selanjutnya.
Akhirnya kami berharap semoga Makalah ini berguna khususnya bagi kami dan
bagi pembaca pada umumnya.
Pemakalah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
DAFTAR KUTIPAN...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 4
A. Perbedaan Individu sebagai Dasar Pengelolaan Pengajaran ....................... 4
B. Perbedaan Biologis Peserta Didik................................................................ 6
C. Perbedaan Intelektual Peserta Didik ............................................................ 8
D. Perbedaan Psikologis Peserta Didik........................................................... 11
DAFTAR KUTIPAN ..............................................................................................
BAB III PENUTUP ............................................................................................ 16
A. Simpulan .................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Individu dalam ilmu sosial adalah bagian terkecil dari kelompok masyarakat
yang tidak dapat dipisahkan lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh,
suatu keluarga terdiri dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam
kelompok tersebut yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih
kecil.
Individu sendiri berasal dari kata Yunani, yaitu individium yang artinya tidak
terbagi. Dalam ilmu sosial, paham individu menyangkut tabiat dengan kehidupan
dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.
Individu merupakan kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan
bukan sebagai manusia keseluruhan (Siti Aisyah, 2015: 87).1 Maka dapat kita
ketahui bahwa individu adalah diri kita pribadi yang merupakan bagian terkecil
dalam masyarakat dan memiliki perbedaan-perbedaan tertentu dengan individu
lain.
Perbedaan-perbedaan dalam masing-masing diri pribadi individu adalah hal
yang lumrah dan mudah ditemui di masyarakat. Perbedaan tersebut juga terjadi di
lingkungan pendidikan yang dalam hal ini adalah dalam proses pengajaran yang
dilakukan oleh seorang pendidik (guru), pendidi dituntut untuk memenuhi semua
kebutuhan peserta didiknya agar dapat menangkap pelajaran dengan maksimal
seperti penggunaan metode dan media pengajaran yang tepat berdasarkan kriterian
dan perbedaan individual yang ada pada peserta didik. Pemenuhan kebutuhan
tersebut juga merupakan simbol keadilan bagi setiap peserta didik agar bisa
menagkap pembelajaran dengan maksimal walapun memiliki perbedaan tertentu,
sebagai contoh peserta didik yang memiliki indera penglihatan yang kurang bisa
diberikan tempat duduk paling depan.
Paparan di atas juga sejalan dengan Undang-undang Nomor 39 Pasal 60 Ayat
1 Tahun 1999 yang berbunyi, “setiap anak berhak untuk memperoleh pendidikan
dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya sesuai dengan minat,
1
2
1
Siti Aisyah, Perkembangan Peserta Didik dan Bimbingan Belajar,
(Yogyakarta: Deepublish, 2015). hlm. 87
2
Republik Indonesia, Undang-Umdang Nomor 39 Pasal 60 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi Manusia. hlm. 15
BAB II
PEMBAHASAN
4
5
berkembang secara fisik, psikis dari fase ke fase seperti pertumbuhan fisik,
kognitif, afektif, sosial, psikomotor, dan moral. Proses pengajaran da
pembelajaran tidak akan bisa berjalan efektif dan efisien apabila seorang
pendidik tidak memahami perkembangan peserta didik secara menyeluruh.
Untuk itu, pendidik memerlukan pengetahuan tentang perkembangan individu
peserta didik.3
Upaya pertama yang dilakukan untuk mengetahui perbedaan individu,
sebelum dilakukan pengukuran kapasitas mental yang mempengaruhi
penilaian sekolah adalah menghitung umur kronologi. Seorang anak
memasuki sekolah dasar pada umur 6 tahun dan diperkirakan dapat
mengalami kemajuan secara teratur dalam tugas-tugas sekolahnya dilihat
dalam kaitannya dengan faktor umur. Selanjutnya ada anggapan bahwa
semua anak diharapkan mampu menangkap/mengerti bahan-bahan pelajaran
yang mempunyai kesamaan materi dan penyajiannya bagi semua siswa pada
kelas yang sama. Ketidakmampuan yang jelas tampak pada siswa untuk
menguasai bahan pelajaran umumnya dijelaskan dengan pengertian faktor-
faktor seperti kealasan atau sikap keras kepala. Penjelasan itu tidak mendasar,
kenyataan bahwa para siswa memang berbeda dalam hal kemampuan mereka
untuk menguasai satu atau lebih bahan pelajaran dan mungkin berada dalam
satu tingkat perkembangan.4
Tidak ada dua individu yang sama di dunia ini. Perbedaan ini disebabkan
oleh faktor keturunan (biologis), intelektual, dan Psikologis. Bahkan anak
yang kembar pun memiliki perbedaan, yang disebabkan oleh perbedaan di
atas walaupun berasal dari orang tua, gen, dan lingkungan pengajaran yang
sama sekalipun.5 Diketahui bahwa perbedaan dan kesamaan diantara peserta
didk merupakan ciri-ciri dari semua pelajaran pada suatu tigkatan belajar.
Penyebab dan pengaruh perbedaan individu ini dan sejauh mana tingkat
kesulitan pengajaran dan teknik-teknik pengajaran yang akan ditetapkan
hendaknya disesuaikan dengan perbedaan-perbedaan tersebut agar dapat
menyelenggarakan pengajaran yang baik dan menjangkau semua peserta
didik tanpa terkecuali.
6
1
Siti Aisyah, (2015). hlm. 100
2
Ibid. hlm. 102
3
Ibid. hlm. 104
4
Ibid. hlm. 102
5
Ibid. hlm. 104
6
Imam Anas Hadi, “Pentingnya Pengenalan tentang Perbedaan Individu
Anak dalam Efektifitas Pendidikan”, Jurnal Inspirasi Volume 1 Nomor 1, (2017).
hlm. 74
7
P. Honggowiyono, Buku Ajar: Pertumbuhan dan Perkembangan
Peserta Didik untuk Guru dan Calon Guru. (Malang: Gunung Samudera, 2015).
hlm. 02
8
Imam Anas Hadi, (2017). hlm. 74
9
Unknown, Perbedaan Gaya belajar Siswa Laki-Laki dan Perempuan,
https://repository.uksw.edu/bistream/123456789/3628/3/T1_202009061_BAB%2
0II.pdf. (Diakses, 04 Mei 2022).
10
Ibid.
11
Harlinda Syofyan dan Yuliati, “Pengaruh Gaya Belajar dan Motivasi
Terhadap Hasil Belajar IPA Mahasiswa PGSD Universitas Esa Unggul”, Seminar
Nasional Multi Disiplin Ilmu dan Call for Pappers Unisbank ke-3, (2017). hlm.
783
12
Ibid.
13
Ibid. hlm. 784
14
Dilla Turhusna Dan Saomi Solatun, “Perbedaan Individu dalam Proses
Pembelajaran”, Jurnal Vol.2, No.1, (2020). hlm. 34-35
15
H. Wanto Rivaie, “Faktor intelektual yang Mempengaruhi
Kepribadian”. Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Humaniora Vol.2. No. 1, (2011).
hlm. 63
16
Ibid.
17
Rahmawati, Arti Penting Intelegensi dalam Dunia Pendidikan,
https://sumsel.kemenag.go.id/files/sumsel/file/file/TULISAN/xoeb1336983752.pd
f. (Diakses, 17 April 2022).
18
Fadhilah Suralaga, Psikologi Pendidikan Implikasi dalam
Pembelajaran, (Depok: PT Raja Grafindo Persada, 2021). hlm. 57
19
Ibid. hlm. 64
20
Ibid. hlm. 64-65
21
Ibid. hlm. 66-68
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Perbedaan individual adalah perbedaan yang ada pada masing-masing
peserta didik yang terbentuk karena beberapa sebab seperti perbedaan
biologis, perbedaan intelektual, dan perbedaan psikologis. Perbedaan tersebut
jugalah yang menjadi sebab perilaku dan daya serap peserta didik terhadap
pengajaran yang berbeda-beda.
Perbedaan biologis adalah perbedaan peserta didik yang dilihat dari
pembawaan asal mereka seperti warna kulit, tinggi badan, jenis kelamin, dan
sebagainya. Perbedaan intelektual adalah perbedaan peserta didik dalam hal
menerima dan menyerap materi pengejaran. Ada yang cepat menangkap ada
pula yang lambat dalam menangkap pengajaran. Terakhir perbedaan
psikologis adalah perbedaan minat, bakat, dan emosi peserta didik dalam
melaksanakan pengajaran. Contoh, peserta didik yang berminat dalam
pengajaran PAI pasti akan lebih meudah menangkap dan memahami
pengajaran tersebut, begitu pula sebaliknya.
Perbedaan-perbedaan individual peserta didik tersebutlah yang
mengharuskan seorang pendidik untuk dapat mengelola pengajarannya
dengan baik, agar semua peserta didik dapat memahami pengajaran tanpa
terkecuali. Salah satu cara mengelola pengajaran yang baik adalah dengan
menerapkan metode dan media yang tepat dan sesuai dengan perbedaan
individual masing-masing peserta didik.
16
DAFTAR PUSTAKA