Anda di halaman 1dari 9

JURNAL AGROTEKNOS Juli 2014

Vol. 4 No. 2. Hal 78-86


ISSN: 2087-7706

PERTUMBUHAN TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merr) PADA


BERBAGAI INTERVAL PENYIRAMAN DAN TAKARAN PUPUK KANDANG

Vegetative Growth of Soybean (Glycine max L. Merr) at Different


Irrigation Frequencies and Manure Dosages
SARAWA*) , MAKMUR JAYA ARMA, DAN MASKI MATTOLA
Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari

ABSTRACT
The aims of the research were to study the interaction and the independent effects of
irrigation frequency and manure on soybean vegetative growth. This research was arranged
based on Completely Randomized Block Design in a factorial pattern, consisted of two
factors. The first factor was irrigation frequency, consisted of four irrigation frequencies, i.e.,
2, 4, 6, and 8 days. The second factor consisted of 3 manure dosages, i.e. without manure, 10
ton ha-1, and 20 ton ha-1. Each treatment was replicated 3 times, therefore, overall there
were 36 experimental units. Data were analysed using analysis of variance. The variables
observed were: plant height, stem diameter, number of leaves per plant, and leaf area. The
result of the reasearch indicated that interaction between irrigation frequency and rate of
manure did not affect the vegetative growth. Independent effect of irrigation frequency and
rate of manure occured at plant height, stem diameter, number of leaves per plant, and leaf
area per plant. The irrigation frequency of 2 days and manure 10 ton ha-1 significantly
affected soybean vegatative growth.
Keyw or ds : Soybean, ir r igation, manur e

dalam mer eduksi CO (Sar aw a, 2009).


1PENDAHULUAN Kekur angan air merupakan salah satu faktor
abiotik yang dapat menjadi faktor pembatas
Dalam pr oses per tumbuhan tanaman
dalam per tumbuhan tanaman (Ghannoun,
sangat membutuhkan air , baik untuk
2009). Peningkatan ketahanan tanaman
kebutuhan menjaga turgiditas sel maupun
ter hadap kekeringan mer upakan salah satu
untuk melangsungkan metabolisme,
usaha dalam meningkatkan pr oduksi tanaman
khususnya untuk fotosintesis. Pr oses
dan menciptakan per tanian yang
fotosintesis membutuhkan air sebagai bahan
ber kelanjutan (Xiong et. al., 2006). Fr ekuensi
baku dalam pembentukan fotosintat,
ir igasi merupakan salah satu faktor penting
khususnya kar bohidr at, dimana CO2 + H2O
dalam pengelolaan air dalam rangka
dengan bantuan cahaya akan membentuk
peningkatan pr oduksi tanaman (Abdir ahman
C6H12O6. Air ter utama dibutuhkan pada fase
et al. 2014).
cahaya sebagai sumber electr on untuk
Evapotr anspir asi mer upakan pr oses yang
membentuk ener gy kimia dalam bentuk
sangat penting dan sangat er at kaitannya
NADPH2 dan ATP. Ener gi kimia tersebut akan
dengan metabolisme tanaman.
digunakan untuk mer eduksi CO dalam fase
Evapotr anspir asi mer upakan peubah yang
gelap untuk menghasilkan C6H12O6+ O2. Jika
sangat ber kaitan dengan pr oduksi tanaman
tanaman mengalami cekaman air, maka laju
(Sulistyono et al., 2005). Oleh karena itu, jika
fotosintesis ter us menur un kar ena tidak
ter jadi devisit air pada tanaman, maka
mampu membentuk NADPH2 dan ATP yang
tanaman akan mengalami cekaman yang dapat
cukup untuk memenuhi kebutuhan ener gy
menyebabkan ter jadinya penur unan pr oduksi.
Penur unan evapotr anspir asi atau devisit
*) Alamat korespondensi:
evapotr anspir asi akan menyebabkan
Email : saraw a60@yahoo.com
Vol. 4 No.2, 2014 Per tumbuhan Tanaman Kedelai 79

penur unan pr oduksi bahan ker ing tanaman BAHAN DAN METODE
(Sulistyo, et al., 2005). Jumlah kebutuhan air
Lokasi dan Waktu. Penelitian
tanaman yaitu sejumlah air yang diper lukan
dilaksanakan di Kelur ahan Anduonohu
oleh tanaman untuk mengganti air yang
Kecamatan Poasia Kota Kendari dari bulan
hilang melalui tr anspir asi dan evapor asi yang
Agustus sampai bulan Nopember 2012.
dikenal dengan evapotranspirasi (Hermanto
Adapun bahan yang digunakan adalah benih
dan Pusposutar jo, 2000). Kemampuan
kedelai var ietas Gr obogan, pupuk kandang,
tanaman untuk tetap sur vive dalam kondisi
pot (ember plastik), neraca digital, oven, dan
ter cekam ber kaitan dengan pr oses fotosintesis
timbangan.
kar ena fotosintesis sangat menentukan
penampilan tanaman dalam keadaan
Penyediaan Media Tanam. Media tanam
keker ingan (Pinheir o dan Chaves, 2011).
yang digunakan adalah top soil yang ter lebih
Besar nya evapor asi dar i tanah sangat
dahulu diker ing anginkan selama 2 har i.
dipengar uhi jenis, tekstur , str uktur , dan
Setelah kering dicampur dengan pupuk
kandungan bahan or ganik tanah. Kandungan
kandang sesuai dengan per lakuan, kemudian
bahan or ganik tanah bukan hanya
dimasukkan ke dalam pot sebanyak 20 kg. Pot
ber pengar uh ter hadap laju evapotranspir asi
yang telah ber isi campur an tanah dengan
tanaman, akan tetapi juga sangat ber pengar uh
pupuk kandang disiram dengan air sampai
ter hadap per tumbuhan tanaman, khususnya
mencapai kapasitas lapang.
per tumbuhan vegetatif.
Pupuk kandang merupakan salah satu
Metodologi Penelitian. Adapun metode
sumber bahan or ganik yang potensial karena
yang digunakan dalam mencapai tujuan
keter sedianya tidak ter batas. Kompos sudah
adalah penelitian eksper imen yang
sering digunakan sebagai sumber bahan
dilaksanakan di pot. Penelitian dilaksanakan
or ganik dalam budidaya tanaman dan telah
dengan menggunakan r ancangan acak
diketahui sangat berpengar uh ter hadap
kelompok yang ter dir i atas 2 faktor . Faktor
per tumbuhan tanaman (Nagueir a de Andr ade
per tama yaitu inter val penyir amann yang
et al., 2007). Bahan or ganik sangat
ter diri atas 4 level, yaitu penyir aman setiap 2
ber pengar uh ter hadap sifat fisik dan kimia
har i (A1), penyir aman setiap 4 har i (A2),
tanah. Bahan or ganik tanah sangat penting
penyir aman setiap 6 har i, dan penyir aman
untuk meningkatkan pr oduksi tanaman,
setiap 8 hari. Sedangkan faktor kedua adalah
memper baiki ekosistem tanah, dan sangat
takar an pupuk kandang yang ter dir i atas 3
vital untuk penyediaan dan penyimpanan C
tar af, yaitu tanpa pupuk kandang, 10 ton ha-1
dan N (Ladha et al., 2011). Misel dari bahan
dan 20 ton ha-1. Setiap per lakuan diulang 3
or ganik mengandung muatan negatif dari
kali sehingga ter dapat 36 unit per cobaan.
gugus –COOH- dan OH- yang memungkinkan
Setiap unit percobaan ditempatkan 4 pot
per tukar an kation dan kemampuan
sehingga ter dapat 144 pot.
mencadang air meningkat. Selain itu bahan
or ganik dapat mencegah pelindian hara
Penanaman. Penaman dilakukan setelah
kar ena bahan or ganik dapat mengikat ion dan
media tanam (pot) diinkubasi selama 2 hari
immobilisasi unsur N, P, dan S (Stevenson,
dan sebelum penanaman dimulai, maka pot
1982). Bahan or ganik dapat meningkatkan
kembali disir am untuk mencapai kapasitas
keter sediaan baber apa unsur har a,
lapang masing-masing. Setiap pot ditanami
meningkatkan efisiensi penyer apan har a, dan
benih sebanyak 4 benih dan setelah tumbuh
meningkatkan efisiensi pemupukan P
dan ber umur 10 har i setelah tanam dilakukan
(Suhar tatik dan Sismiyati, 2000). Peningkatan
penjar angan sehingga setiap pot hanya
bahan or ganik pada tanah ber pasir dapat
dibiar kan tumbuh 2 tanaman.
meningkatkan KTK, siklus hara, kemampuan
mencadang air , dan mengur angi erosi (Gilber t
Penyiraman Perlakuan. Inter val
et al., 2008).
penyir am dilakukan setiap 2 har i, 4 har i, 6
Ber dasar kan hal tersebut di atas maka
har i, dan 8 har i setelah tanam. Jumlah air
dalam penelitian ini akan dipelajari hubungan
penyir aman disesuaikan dengan tingkat
inter val penyir aman air dengan kandungan
kehilangan air pada setiap per lakuan
bahan or ganik tanah.
79
80 MAMMA ET AL. J. AGROTEKNOS

penyir aman sehingga kondisi setiap pot HASIL DAN PEMBAHASAN


ber ada dalam kapasitas lapang.
Tinggi Tanaman. Hasil analisis sidik
r agam memper lihatkan bahw a tidak ter dapat
Pengukuran Parameter. Par ameter
pengar uh inter aksi antar a inter val
per tumbuhan tanaman meliputi: tinggi
penyir aman dengan takar an pupuk kandang
tanaman, diameter batang, jumlah daun dan
ter hadap tinggi tanaman pada umur 12
luas daun juga diukur pada umur 12, 18, 24,
sampai 36 HST. Tampak jelas pada Tabel 1
30, dan 36 HST.
bahw a semakin besar inter val penyir aman
maka per tumbuhan tinggi tanaman semakin
Analisis Data. Data hasil pengukur an yang
menurun pada semua umur tanaman.
meliputi; tinggi tanaman, diameter batang,
Penyir aman dengan inter val 6 dan 8 hari
jumlah daun, dan luas daun dianalis dengan
memper lihatkan tanaman yang lebih pendek
sidik r agam. Untuk mengetahui per bedaan
dibandingkan dengan inter val penyir aman 2
antar per lakuan maka diuji dengan uji BNJ
dan 4 har i (Tabel 1).
pada tar af keper cayaan 95%.
Tabel 1. Pengar uh inter val pember ian air ter hadap tinggi tanaman kedelai pada umur 12 - 36 HST

Inter val Umur Tanaman (cm)


Penyir aman 12 HST 18 HST 24 HST 30 HST 36 HST
2 har i 13,91 a 17,69 a 24,38 a 38,88 a 55,06 a
4 har i 11,87 ab 14,42 b 18,79 b 30,01 b 40,87 a
6 har i 10,53 b 14,70 b 17,54 b 23,23 c 30,38 b
8 har i 10,55 b 14,54 b 17,93 b 26,08 c 37,74 b
BNJ (0,05) 2,27 2,34 3,02 6,28 7,38
Keter angan: Angka-angka yang diikuti dengan hur uf yang tidak sama pada kolom yang sama ber beda
nyata ber dasar kan Uji BNJ pada tar af keper cayaan 95%

Pada umur 12 HST ter lihat bahw a har i memberikan tanaman ter tinggi dan
penyir aman dengan inter val 2 memberikan ber beda nyata dengan per lakuan lainnya
tanaman ter tinggi dan ber beda nyata dengan kecuali per lakuan inter val 4 har i. Sebaliknya
per lakuan lainnya, kecuali per lakuan per lakuan penyir aman inter val 6 hari
penyir aman 4 HST. Sebaliknya per lakuan member ikan tanaman ter endah dan ber beda
penyir aman 6 HST memberikan tanaman nyata dengan per lakuan lainnya kecuali
ter endah, akan tetapi hanya ber beda nyata penyir aman inter val 8 har i.
dengan per lakuan penyir aman dengan Pada Tabel 2 ter lihat bahw a secara umum
inter val 2 har i. Pada umur 18 dan 24 HST semakin tinggi kandungan bahan or ganik
per lakuan penyir aman dengan inter val 2 hari maka semakin member ikan per tumbuhan
member ikan tanaman ter tinggi dan ber beda tinggi tanaman yang semakin baik. Per lakuan
nyata dengan per lakuan lainnya. Pada umur pupuk kandang 20 ton ha-1 memberikan
30 HST per lakuan penyir aman setiap 2 hari tanaman ter tinggi pada 12, 18, 24, 30, dan 36
member ikan tanaman ter tinggi dan ber beda HST dan ber beda nyata dengan per lakuan
nyata dengan per lakuan lainnya. Sebaliknya, lainnya. Per lakuan tanpa pemberian pupuk
per lakuan penyir aman inter val 6 hari kandang memberikan tinggi tanaman
member ikan tanaman ter endah dan ber beda ter endah akan tetapi tidak ber beda nyata
nyata dengan per lakuan lainnya kecuali dengan per lakuan lainnya pada umur 12 HST,
per lakuan penyir aman inter val 8 har i. Pada tidak ber beda nyata dengan per lakuan 10 ton
umur 36 HST per lakuan penyir aman inter val 2 ha-1 pada umur 18 HST.
Vol. 4 No.2, 2014 Per tumbuhan Tanaman Kedelai 81

Tabel 2. Pengar uh takar an pupuk kandang ter hadap tinggi tanaman pada umur 12 -36 HST

Takar an Pupuk Tinggi tanaman (cm) pada umur ...


Kandang
12 HST 18 HST 24 HST 30 HST 36 HST
0 ton ha-1 12,51 a 13,41 b 18,98 c 22,54 c 30,52 c
10 ton ha-1 13,42 a 14,84 b 24,17 b 29,77 b 38,26 b
20 ton ha-1 13,22 a 17,77 a 31,84 a 37,35 a 48,90 a
BNJ (0,05) 2,27 2,34 3,02 6,28 7,38
Keter angan: Angka-angka yang diikuti dengan hur uf yang tidak sama pada kolom yang sama ber beda
nyata ber dasar kan Uji pada tar af keper cayaan 95%

Tampak jelas bahw a semakin tinggi umur 12 dan 18 HST belum memper lihatkan
takar an pupuk kandang yang diberikan dan pengar uh yang ber beda untuk setiap
semakin lama w aktu inkubasinya, maka per lakuan. Namun demikian, setelah tanaman
pengar uh semakin tinggi dan ber beda nyata ber umur 24 HST pengaruh pemberian pupuk
dengan per lakuan lainnya. Per lakuan kandang semakin jelas terlihat.
pemberian pupuk kandang 20 ton ha-1 pada
umur 36 HST memberikan tanaman ter tinggi Diameter batang. Pada Tabel 3. ter lihat
yaitu 48,90 cm dan ber beda nyata dengan bahw a pember ian air dengan inter val
per lakuan pember ian pupuk kandang 10 ton penyir aman 2 hari sekali memberikan
ha-1 diameter batang yang lebih tinggi
apalagi tanpa pemberian pupuk kandang. dibandingkan dengan pember ian air dengan
Pengar uh masing-masing takar an pupuk inter val yang lebih lama, yaitu 4, 6, dan 8 hari
kandang tampak nyata per bedaannya pada setelah tanam (Tabel 3).
umur 24, 30 dan 36 HST. Sedangkan pada
Tabel 3. Pengar uh inter val pember ian air ter hadap diameter batang tanaman kedelai pada umur 12 - 36
HST

Inter val Umur Tanaman


Penyir aman 12 HST 18 HST 24 HST 30 HST 36 HST
2 har i 0,26 a 0,27 a 0,32 a 0,35 a 0,41 a
4 har i 0,25 a 0,27 a 0,30 a 0,33 a 0,34 b
6 har i 0,24 a 0,26 a 0,28 b 0,29 b 0,30 c
8 har i 0,23 a 0,24 a 0,26 b 0,27 b 0,28 c
BNJ (0,05) 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
Keter angan: Angka-angka yang diikuti dengan hur uf yang tidak sama pada kolom yang sama ber beda
nyata ber dasar kan Uji BNJ pada tar af keper cayaan 95%

Pada umur 12 dan 18 HST semua dengan inter val 2 har i memberikan diameter
per lakuan tidak ber beda nyata antar a satu batang ter tinggi dan ber beda nyata dengan
sama lainnya. Pada umur 24 dan 30 HST per lakuan lainnya. Per lakuan pember ian
per lakuan penyiraman setiap 2 hari pupuk kandang ter hadap diameter batang
member ikan diameter batang ter tinggi dan ber pengar uh secara nyata hanya pada umur
ber beda nyata dengan per lakuan lainnya, 24, 30 dan 36 HST, sedangkan pada umur 12,
kecuali dengan per lakuan inter val 4 hari. dan 18 HST tidak member ikan pengar uh yang
Sedangkan pada umur 36 HST per lakuan nyata (Tabel 4).

81
82 MAMMA ET AL. J. AGROTEKNOS

Tabel 4. Pengar uh takar an pupuk kandang ter hadap diameter batang tanaman kedelai pada umur 12 -
36 HST

Takar an Diameter Batang Tanaman Kedelai (cm) pada umur .........


Pupuk Kandang
12 HST 18 HST 24 HST 30 HST 36 HST
0 ton ha-1 0,25 a 0,26 a 0,26 b 0,27 b 0,28 b
10 ton ha-1 0,25 a 0,27 a 0,30 a 0,30 a 0,32 a
20 ton ha-1 0,26 a 0,28 a 0,33 a 0,33 a 0,36 c
BNJ (0,05) 0,03 0,03 0,04 0,04 0,40
Keter angan: Angka-angka yang diikuti dengan hur uf yang tidak sama pada kolom yang sama ber beda
nyata ber dasar kan Uji BNJ pada tar af keper cayaan 95%

Pada Tabel 4. ter lihat bahw a sampai pada Jumlah Daun . Per lakuan pemberian air
saat tanaman ber umur 18 HST pengar uh dengan inter val 2 har i member ikan jumlah
pupuk kandang belum nyata, akan tetapi daun yang lebih banyak pada semua w aktu
setelah memasuki umur 24 HST pengar uh pengamatan, yaitu 12, 18, 24, 30 dan 36 HST.
pemberian pupuk kandang semakin jelas. Sebaliknya pemberian air dengan inter val 8
Bahkan pada umur 36 HST pengar uh har i memberikan jumlah daun paling sedikit
per lakuan sudah sangat nyata antar a baik pada umur 12, 18, 24, 30, maupun 36
per lakuan yang satu dengan per lakuan HST. Semakin lama inter val penyir aman, maka
lainnya. semakin sedikit jumlah daun yang ter bentuk
(Tabel 5).
Tabel 5. Pengar uh inter val pember ian air ter hadap jumlah daun tanaman pada umur 12 - 36 HST

Inter val Jumlah daun Tanaman Kedelai (helai) pada umur .......
Penyir aman 12 HST 18 HST 24 HST 30 HST 36 HST
2 har i 5,08 a 9,22 a 12,58 a 21,19 a 28,75 a
4 har i 4,56 ab 8,00 ab 10,62 b 16,22 bc 21,87 b
6 har i 4,38 ab 8,22 ab 9,51 b 12,97 d 16,22 c
8 har i 3,89 b 7,92 b 9,33 b 13,61 cd 18,03 bc
BNJ (0,05) 1,02 1,14 1,74 2,77 4,49
Keter angan: Angka-angka yang diikuti dengan hur uf yang tidak sama pada kolom yang sama ber beda
nyata ber dasar kan Uji BNJ pada tar af keper cayaan 95%

Pada umur 12 dan 18 HST per lakuan tetapi tidak ber beda nyata dengan per lakuan
dengan inter val penyir aman setiap 2 hari dengan inter val 4, dan 6 har i.
member ikan jumlah daun ter banyak, akan Pemberian pupuk kandang member ikan
tetapi hanya ber beda nyata dengan perlakuan pengar uh yang nyata ter hadap jumlah daun
dengan inter val 8 hari. Sebaliknya pada umur ter bentuk pada umur 18, 24, 30, dan 36 HST,
24, 30 dan 36 HST per lakuan dengan inter val sedangkan pada umur 12 HST pengar uh
penyir aman 2 HST member ikan jumlah daun pupuk kandang tidak ter lihat secara nyata.
ter banyak dan ber beda nyata dengan (Tabel 6). Semakin besar umur tanaman, maka
per lakuan lainnya. Pada umur 12, 18, dan 24 pengar uh pupuk kandang semakin ter lihat
HST perlakuan penyir aman inter val 8 hari jelas. Pada umur 36 HST pember ian pupuk
member ikan jumlah daun paling sedikit, akan kandang ber beda nyata antar a per lakuan
yang satu dengan per lakuan lainnya.
Vol. 4 No.2, 2014 Per tumbuhan Tanaman Kedelai 83

Tabel 6. Pengar uh ber bagai takar an bahan or ganik ter hadap jumlah daun tanaman kedelai pada umur
12 - 36 HST

Takar an Jumlah daun Tanaman Kedelai (helai) pada umur .......


Pupuk Kandang
12 HST 18 HST 24 HST 30 HST 36 HST
0 ton ha-1 4,60 a 8,33 b 9,72 a 14.50 b 16,04 c
10 ton ha-1 4,85 a 7,90 b 10,34 ab 15,54 b 20,66 b
20 ton ha-1 4,98 a 8,80 a 11,40 a 17,96 a 24,95 a
BNJ (0,05) 0,80 0,89 1,36 2,17 3,52
Keter angan: Angka-angka yang diikuti dengan hur uf yang tidak sama pada kolom yang sama ber beda
nyata ber dasar kan Uji BNJ pada tar af keper cayaan 95%

Tampak jelas bahwa pemberian pupuk


kandang 20 ton ha-1 member ikan jumlah daun
yang ter banyak dan ber beda nyata dengan
per lakuan lainnya pada ber bagai umur
tanaman kecuali pada umur 12 HST tidak ada
per bedaan antar per lakuan. Sebaliknya pada
per lakuan tanpa pember ian pupuk kandang
secar a umum memberikan jumlah daun
ter endah, namun tidak memberikan pengaruh
yang ber beda dengan pember ian pupuk
kandang 10 dan 20 ton ha-1 pada umur 12
HST, tidak ber beda nyata dengan per lakuan
10 ton ha-1 pada umur 18 dan 30 HST.

Gambar 1. Pengar uh inter val penyir aman ter hadap


Luas Daun Tanaman. Pember ian air
luas daun pada ber bagai umur
dengan inter val 2 hari sekali member tikan
tanaman
luas daun ter tinggi pada umur 12, 18, 24, 30
dan 36 HST dan ber beda nyata dengan
per lakuan lainnya. Semakin lama inter val
pemberian air, maka luas daun juga semakin 800
Luas Daun (cm 2)

kecil (Gambar 1), dimana ter lihat bahw a luas 600


daun menurun secar a tajam pada per lakuan
penyir aman dengan interval 4, 6, dan 8 hari. 400 0
Penur unan paling tajam ter jadi pada inter val 4 200 10
har i, sedangkan pada inter val 8 hari luas daun
0 20
tanaman sangat kecil dan hampir sama untuk
semua umur tanaman. Besar pengar uh 12 18 24 30 36
inter val penyiraman tampak jelas pada umur Umur Tanaman (HST)
36 har i, sebaliknya pada umur 12 hari
pengar uhnya masih r elatif kecil. Semakin
lama inter val penyir aman maka luas daun Gambar 2. Pengar uh takar an pupuk kandang
semakin kecil. Pada gambar 2 ter lihat bahwa ter hadap luas daun pada ber bagai
pengar uh pemberian pupuk kandang umur tanaman
pengar uhnya semakin nyata dengan
ber tambahnya umur tanaman. Pemberian
pupuk kandang meningkat secar a nyata sejak
ber umur 30 HST, kecuali per lakuan tanpa
pemberian pupuk kandang justr u ter jadi
penur unan luas daun setelah memasuki umur
30 HST (Gambar 2).
83
84 MAMMA ET AL. J. AGROTEKNOS

Pemberian air dengan inter val yang ber eda laju fotosintesis. Laju tr anspir asi dan menutup
dan pupuk kandang dengan takar an ber beda dan membukanya stomata merupakan faktor
member ikan pengar uh yang nyata terhadap yang sangat ber kaitan dengan per tukar an gas.
per tumbuhan tanaman, baik tinggi tanaman, Oleh karena itu kedua faktor tersebut di atas
diameter batang, jumlah daun maupun luas dapat dijadikan indikator dalam menentukan
daun. Hal ini disebabkan kar ena air dalam ketahanan tanaman ter hadap
mer upakan komponen penting dalam keker ingan (Endr es et. al., 2010).
per tumbuhan tanaman. Air ber fungsi bukan Semakin lama inter val pember ian air , maka
hanya sebagai bahan baku dalam pr oses tingkat ketersediaan air di dalam tanah
fotosintesis, akan tetapi air juga sebagai semakin ber kur ang. Hal ini sesuai dengan
bagian ter besar dari pr otoplasma sel (Saraw a, hasil penelitian yang dilapor kan oleh
2009). Oleh kar ena itu apabila tanaman (Sulistyono, 2005) bahwa fr ekuensi irigasi 1
mengalami kekurangan air, maka dan 2 har i sekali menghasilkan tinggi
per tumbuhan tanaman, khususnya tanaman, jumlah daun, lebar daun, jumlah
per tumbuhan vegetatif akan mengalami anakan, dan jumlah anakan pr oduktif lebih
hambatan. Hambatan per tumbuhan vegetatif tinggi daripada fr ekuensi ir igasi 4 hari dan 6
dapat ber upa menurunnya laju per tumbuhan har i sekali (Sulistyono, 2005). Hasil-hasil
tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun penelitian lain menghasilkan bahw a efisiensi
maupun luas daun. Pengar uh negatif dari pemakaian air ber kaitan dengan luas daun,
keker ingan pada tanaman adalah sangat dan indeks luas daun (Ritchie, 1983),
ber pengar uh terhadap per tumbuhan, kecepatan per tumbuhan akar , panjang akar ,
per kembangan, integr itas membr an, tekanan volume akar (Taylor , 1983), elastisitas di nding
osmotik dan hasil tanaman (Pr aba et. al., sel, nisbah tajuk akar, jumlah stomata, tipe
2009). per tumbuhan (Quisenberr y dan Roar k, 1976).
Kapasitas lapang merupakan kondisi Efisiensi pemakaian air biologis yang
keter sediaan air yang optimal untuk dihasilkan oleh fr ekuensi ir igasi 1 har i sekali,
per tumbuhan tanaman, ter masuk tanaman 2 hari sekali lebih besar dar ipada yang
kedelai. Ketersediaan air dibaw ah kapasitas dihasilkan oleh fr ekuensi ir igasi 4 har i sekali,
lapang secara umum menghambat atau 6 hari sekali. Ini menunjukkan bahwa
metabolisme tanaman. Tanaman dikotil evapotr anspir asi yang tinggi pada frekuensi
seper ti kedelai dengan sistem per akar an yang ir igasi 1 har i dan 2 hari menghasilkan pr oduk
dangkal sangat r espon ter hadap keter sediaan bahan kering yang lebih tinggi. Efisiensi
air . Hasil penelitian yang telah dilakukan pemakaian air agr onomis mulai menurun
diper oleh bahw a pember ian air dengan pada fr ekuensi ir igasi 2 har i sekali. Hal ini
inter val 2 har i member ikan per tumbuhan menujukkan bahwa defisit konsumsi air atau
tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, defisit evapotr anspir asi mempengar uhi par tisi
dan luas daun yang lebih baik dibandingkan bahan ker ing tanaman, yaitu proporsi
dengan pemberian air dengan inter val 4, 6, fotosintat yang diakumulasikan dalam biji
dan 8 har i. Hal disebabkan kar ena dengan dibandingkan bahan ker ing tanaman.
keter sediaan air yang cukup menyebabkan Per tumbuhan dan per kembangan tanaman
laju metabolisme khususnya fotosintesis kedelai sangat ter hambat jika mengalami
sebagai pembentuk senyaw a or ganik semakin keker ingan dibandingkan dengan kedelai yang
optimal. Sebaliknya pember ian air dengan ter penuhi kebutuhan air nya (Anjum et al.,
inter val 4, 6, dan 8 har i menyebabkan 2013).
tanaman mengalami cekaman keker ingan, Per lakuan pember ian pupuk kandang 20
sehingga laju fotosintesis menur un. Hal ini ton ha-1 secar a umum member ikan
sesuai dengan yang dikemukakan oleh Nayyar per tumbuhan yang lebih baik dan ber beda
dan Gupta (2006) bahw a keker ingan dengan per lakuan tanpa pemberian pupuk
member ikan pengar uh langsung ter hadap kandang, akan tetapi memberikan pengar uh
pr oses fotosintesis. Ter jadinya kekeringan yang sebagian besar sama dengan per lakuan
menyebabkan laju transpirasi menur un, pemberian pupuk kandang 10 ton ha-1. Hal
stomata ter tutup, masuknya CO2 ter hambat sejalan dengan hasil penelitian yang
sehingga keter sediaan CO2 di dalam daun dilapor kan oleh Safuan (2012) bahwa
menurun yang pada akhir nya menur unkan pemberian bahan or ganik (pupuk kandang
Vol. 4 No.2, 2014 Per tumbuhan Tanaman Kedelai 85

kotor an sapi) dosis 10 – 15 ton ha-1 dan Sugar cane r esponse to mill mud, fer tilizer , and
pupuk kalium 50 – 150 kg K2O ha-1 dapat soybean nutr ient sour ce on sandy soil. Agr on. J.
meningkatkan per tumbuhan dan produksi 100 : 845 - 854
tanaman Melon. Per lakuan tanpa pember ian Her manto, Pusposutar jo, 2000. Pemodelan
per tumbuhan dan pemakaian air tanaman
pupuk kandang memper lihatkan
palaw ija di lahan ker ing. Buletin Keteknikan
per tumbuhan paling rendah dibandingkan Per tanian (14): 2.
dengan per lakuan pupuk kandang. Hal ini Jhonson RC, Tiezen LL. 1994. Var iation for w ater
disebabkan kar ena pember ian pupuk kandang use efficiency in alfalfa ger mplasm. Cr op. Sci.
dapat memper baiki str uktur tanah, (34): 452-458
meningkatkan pH, memper baiki aer asi, Ladha JK, Reddy CK, Padr e AT, Kessal CK. 2011.
meningkatkan kapasitas tukar kation, dan Role of nitr ogen fer tilization in sustaining
meningkatkan ketersediaan har a bagi or ganic metter in cultivated soil. J.
tanaman. Pember ian bahan or ganik pada Envir onmental Quality. 40 : 1756 - 1766.
tanah ber pasir dapat meningkatkan kapasitas Nayyar H, Gupta D. 2006. Differ ential sensitivity of
C3 and C4 plants to w ater deficit str ess:
tukar kation, siklus har a, kemampuan
association w ith oxidative str ess and
mencadang air , dan mengur angi erosi (Gilber t, antioxidants. Envir on Exp Bot 58 : 106-113.
et al., 2008) Nogueir a de Andr ada, J.K. Filho, MT Almeida, L.N.
Continho, MB. Figueir edo. 2007. Pr oductivity
SIMPULAN biological efficiency and number of Agar icus
dazei mushr r om gr ow n in compos in the
Penyir aman dengan inter val 2 hari
pr esent of Tr ichoder ma sp and Chaetomin
member ikan per tumbuhan tanaman kedelai olivacear um contaminant. Br azil J. of
yang lebih baik dibandingkan dengan Micr obiology 38 : 243-247.
penyir aman dengan inter val 4, 6, dan 8 hari Pinheir o C, Chaves MM. 2011. Photosynthesis and
dan Pemberian pupuk kandang 20 ton ha-1 dr ought: can w e make metabolic connection
member ikan pengar uh yang lebih tinggi fr om available data. J. Exp. Bot. 62: 869-882.
ter hadap per tumbuhan tanaman kedelai. Pr aba, ML, Cair ns JE, Babu RC, Lafitte HR (2009).
Identification of physiological tr aits under lying
UCAPAN TERIMA KASIH cultivar differ ences in dr ought toler ance in r ice
and w heat. J. Agr o Cr op Sci. 195 : 30-46
Kami mengucapkan ter ima kepada Dikti Quisenberry JE, Roark B. 1976. Influence of
yang telah member ikan dana penelitian indeterminate growth habit on yield irrigation
melalui BOPTN UNHALU tahun 2012. Kami water-use efficiency in upland cotton. Crop Sci.
juga menyampaikan ucapan ter ima kasih 16: 762-765
Ricthie JT. 1983. Efficient w ater use in cr op
kepada tim peneliti dan mahasiswa yang telah
pr oduction : Discussion on the gener ally
membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.
r elations betw een biomass pr oduction and
evapotr anspir ation, In: Taylor , H.H., W.R.
DAFTAR PUSTAKA Jor dan, T.S. Sinclair (eds). Limitation to Efficient
Abdir ahman MM, Shamsuddin J, Teh Boon SC, Water Use in Cr op Pr oduction. Amer . Soc. Of
Megat WPE, Ali PQ. 2014. Effect of dr ip Agr on.Inc. Wisconsin. P. 29 - 44
ir r igation fr equency, fer tilizer sour ce, and their Safuan L. 2012. Pengar uh bahan or ganik dan
inter action and dr y metter and yield componen pupuk kalium ter hadap per tumbuhan dan
of sw eet cor n. Aust. J. of Cr op Sci. 8.2: 223- 231. pr oduksi tanaman melon ( Cucumis melo L.).
Anjum AS, Ehsanullah, Lanlan X, Longchang W, Agr oteknol. J. (2) 2: 70-76.
Far r ukh SM. 2013. Exogenous benzoic acid Sar aw a. 2009. Fisiologi Tanaman : Pendekatan
(BZA) tr eadment can induce dr ought toler ance Pr aktis. Unhalu Pr ess
in Soybean plants by impr oving gas exchange Stevenson. 1982. Humus Chemistr y. John Wilay
and chlor ophyil contents. Aus J. of Cr op. Sci. and Sons. New Yor k.
7(5):555-560. Suhar tatik dan Sismiyati, 2000. Pemanfaatan
Endr es L, Silva JV, Fer r eir a VM, Bar bosa GVS. 2010. Pupuk Or ganik dan Agent hayati pada Padi
Photosynthetisis and w ater r elation in Br azilian Saw ah. Pusat Penelitian dan Pengembangan
sugar cane. Open Agr ic. J. 4: 31-37 Tanaman Pangan Bogor .
Ghannoum O. (2009). C4 photosynthesis and w ater Sulistyono E, Suw ar to, Ramdiani Y. 2005. Defisit
str ess. Ann Bot 103: 635-644. evapotr anspir asi sebagai indikator kekur angan
Gilber RA, Mor r is DR, Rambelt CR, McCr ey JM, air pada padi Gogo ( Oryza sativa L.). Bul. Agr on
Per domo RE, Eiland B, Pow el G, Montes G. 2008. 33(1): 6-11.

85
86 MAMMA ET AL. J. AGROTEKNOS

Taylor HM. 1983. Managing Root System for


efficient w ater use an over view . In: Taylor HM,.
Jor dan WR, and Sinclair TS. (eds). Lamitation to
Efficient Water Use in Cr op
Pr oduction.Amar .Soc.Of Agr on.Inc. Wisconsin.
P. 87 – 113.
Xiong L, Wang RG, Mao G, Koczan JM. (2006).
Identification of dr ought toler ance
deter minants by genetic analysis of r oot
r esponse to dr ought str ess and abscisic acid.
Plant Physiol. 142 : 1065-74

Anda mungkin juga menyukai