net/publication/348503135
CITATIONS READS
0 40
1 author:
Nurul Fauziyah
Universitas Lambung Mangkurat
17 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Pengaruh Metode Mind Mapping terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas X IPS MAN 2 Model Banjarmasin View project
Kehidupan Sosial Pondok Pesantren Muhammadiyah Alabio Sebagai Lembaga Pendidikan Modern di Hulu Sungai Utara Tahun 1960-2020 View project
All content following this page was uploaded by Nurul Fauziyah on 15 January 2021.
TAHUN 1960-2019
SKRIPSI
Oleh:
Nurul Fauziyah
NIM. 1710111220023
BANJARMASIN
2020
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
ini, dimana pendidikan sudah sangat baik dan berkembang. Jika kita telusuri
ke belakang, dapat kita lihat bahwa pendidikan sangatlah penting baik itu dari
segi sosial, budaya, bahasa maupun religi. Seperti yang dikemukakan oleh
saja yang diperlukan pada masa kini melainkan juga pendidikan religi yang
dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural,
juga menjadi salah satu hal yang patut untuk diperhitungkan. Terutama untuk
1
Syaharuddin and Heri Susanto, Sejarah Pendidikan Indonesia, Program Studi Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, 2019. Hlm. 82
3
Pada umumnya di Indonesia sendiri telah ada lembaga penddikan
islam yang disebut dengan pondok pesantren. Pendidikan seperti ini sudah ada
sejak zaman kolonial dan terus berkembang hingga sekarang. Tidak salah jika
kita saat ini. Ada baiknya jika kita menyimak lebih dalam mengenai
juga adab atau etika. Sehingga dapat dijadikan sebagai pondasi dasar bagi
yang mulai maju dimana mulai muncul pondok yang terbuka terhadap
Lembaga pendidikan Islam yang salah satunya adalah pesantren pada dasarnya
tidak memandang status sosial, sehingga pendidikan ini dapat dinikmati oleh
bukan hanya untuk mentransfer ilmu pengetahuan saja melainkan juga transfer
moral dan pengabdian sosial. Bahkan sampai saat ini pondok pesantren masih
2
Kholilur Rahman, ‘Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia’, Jurnal
Tarbiyatuna, 2.4 (2018), Hlm. 121–30.
4
Kehidupan pesantren yang diterapkan pada prinsip hidupnya
batasan-batasan ajaran agama yang telah diajarkan.3 Oleh sebab itu, kita bisa
dari pendidikan karakter. Khususnya watak disiplin, rajin, tepat waktu, kuat
pendirian (istikamah), sikap bersih, syukur, sabar, rida, berpasrah diri pada
Allah swt., dan lain-lain. Melalui shalat berjamaah terbentuk karakter sosial,
sikap toleran terhadap orang lain, simpati dan empati terhadap orang lain,
santri. Bahkan mereka merasakan suka dan duka bersama dalam satu asrama,
hidup bersama dalam satu atap dengan berbagai sifat yang berbeda-beda
3
Imam Bukhori, ‘“Pesantren: Sebuah Realitas Pendidikan Multikultural”’, At Ta’lim : Jurnal
Pendidikan, 3.1 (2017), Hlm. 53–75.
4
Yusliani Noor, Islamisasi Banjarmasin (Abad Ke-15 Sampai Ke-19) (Yogyakarta: Penerbit
Ombak, 2016). Hlm. 365.
5
Rasa solidaritas itu terbangun karena ikatan emosional yang sama
dimana mereka sama-sama jauh dari keluarga dan berjuang bersama demi
masa depan yang cerah. Tidak hanya kehidapan antar santri saja melainkan
juga dari aspek lain juga memiliki keunikan tersendiri seperti hubungan antar
pesantren dengan masyarakat yang dekat sehingga muncul rasa saling percaya,
Hubungan sosial yang terjadi di pesantren dapat dilihat dari aktivitas di luar
pada kehidupan sosial yang terjadi di pondok pesantren baik itu berupa
interaksi antara santri dengan santri, santri dengan guru, santri dengan alumni
6
Berdasarkan pandangan tersebut tentu topik ini menarik untuk diteliti.
Oleh sebab itu, judul dari penelitian ini adalah: Kehidupan Sosial Pondok
B. Pembatasan Masalah
pembatasan masalah agar penelitian ini dapat terarah. Pembatasan masalah ini
karena pada tahun ini merupakan periode dimana pondok pesantren ini
batasan awal karena pada masa itu adalah tonggak awal lahirnya pondok
penelitiannya pada tahun 2019 karena pada masa itu merupakan puncak
2. Batasan Spasial
Kalimantan Selatan.
7
3. Batasan Subjek
Batasan objek pada penelitian ini yaitu dari segi sistem pendidikan
2019. Hal ini berhubungan dengan aspek pendidikan sesuai dengan cita-
C. Rumusan Masalah
8
D. Tujuan Penelitian
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
di pondok pesantren pada mata kuliah sejarah pemikiran Islam dan sejarah
lokal.
2. Manfaat Praktis
melalui analisis dari berbagai sumber baik itu sumber primer maupun
9
F. Metode Penelitian
proses, atau teknik yang sistematis dalam penyidikan suatu disiplin ilmu
1. Heuristik
tema penelitian.
5
Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2019). Hlm. 9-10
10
Tokoh-tokoh tersebut misalnya saja kepala pondok, guru, santri
2. Kritik
Pada tahap kedua dalam penelitian ini adalah kritik, dimana penulis
kebenaran dan keaslian dari sumber yang didapat. Inilah fungsi kritik
sehingga karya sejarah merupakan produk dari suatu proses ilmiah yang
Dalam metode sejarah dikenal dengan cara melakukan kritik eksternal dan
kritik internal.6
sehari-hari santri dari pagi hingga malam hari. Gambaran yang diperoleh
6
Ibid, Hlm. 84.
11
3. Interpretasi
ini, diharapkan penulisan sejarah akan lebih bersifat objektif dalam batas
keilmiahannya.
4. Historiografi
7
Ibid. Hlm. 101
8
Ibid. Hlm. 99
12
G. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan Islam
islam pada saat itu masih berkembang sesuai dengan peran dan fungsinya
pada masa itu. Adapun pendidikan islam yang ada di Indonesia adalah
sebagai berikut9.
dimana murid dapat belajar untuk membaca dan melantunkan ayat Al-
b. Pendidikan Pesantren
13
c. Pendidikan Madrasah
dari Arab yang bernama Nizam el-Mulk pada abad ke-11 sebagai
2. Pondok Pesantren
Istilah pesantren berasal dari kata pe-santri-an, di mana kata "santri" (Jw:
cantrik) berarti murid padepokan, atau murid orang pandai dalam Bahasa
Jawa. Istilah pondok berasal dari Bahasa Arab funduuq ( )قف ندوyang
nama dayah. Tujuan para santri dipisahkan dari orang tua dan keluarga
mereka adalah agar mereka belajar hidup mandiri dan sekaligus dapat
12
Ibid.
13
DM Herman, ‘Sejarah Pesantren Di Indonesia’, Jurnal Al Ta’dib, 6.2 (2013), Hlm. 148.
14
Anonim, ‘Pengertian Pesantren’, Wikipedia, diakses pada tanggal 31 Desember 2020,
pukul 08.30 WITA
14
3. Pengertian Santri
(1) orang yang mendalami agama Islam; (2) orang yang beribadat dengan
islam dengan berguru ketempat yang jauh seperti pesantren dan lain
sebagainya.15
4. Interaksi Sosial
sosial, sebab tanpa ada interaksi tidak akan mungkin ada kehiduan
proses interaksi sosial yang menjadi dasar proses sosial.16 Oleh sebab itu,
15
Interaksi sosial yang terjadi dapat diawali mulai dari ketika
orang lain yang dilakukan secara langsung maupun dengan alat bantu
a. Akulturasi
17
Asrul Muslim, ‘Interaksi Sosial Dalam Masyarakat Multietnis’, Jurnal Diskursus Islam,
1.3 (2013), Hlm. 486
18
Rochgiyanti and Sigit Ruswinarsih, Buku Ajar Bidang Pendidikan Sosiologi (Banjarmasin:
CV Batur Raya Banjarmasin, 2019). Hlm. 38-39
16
b. Difusi
dan antarmasyarakat.
c. Asimilasi
secara langsung dan terus menerus dalam jangka waktu yang lama,
menyesuaikan diri.20
d. Akomodasi
19
Ibid. Hlm. 36
20
Ibid. Hlm. 41
21
Ibid. Hlm. 42
17
Berbeda dengan interaksi sosial yang bersifat asosiatif. Maka
proses interaksi sosial yang mengarah pada bentuk pemisahan atau yang
a. Konflik
b. Kompetisi / Persaingan
c. Kontravensi
H. Kajian Terdahulu
18
1. Dwi Setyarini. 2008. “Eksistensi Pondok Pesantren Darul Hijrah Sebagai
Darul Hijrah di Martapura yang masih ada sampai sekarang. Metode yang
2013)”. Berisi tentang sejarah dari Pondok Pesantren bukan hanya sebagai
19
I. Sistematika Penulisan
BAB 1: Pendahuluan
kabupaten hulu sungai utara, data penduduk, agama, mata pencaharian dan
pesantren, visi dan misi, tujuan dan kondisi santri, tenaga pengajar dan sarana
BAB V: Penutup
20
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Rochgiyanti & Ruswinarsih, Sigit. 2019. Buku Ajar Bidang Pendidikan Sosiologi.
Banjarmasin: CV Batur Raya Banjarmasin.
Jurnal:
Internet:
21