2. Berdasarkan media rekamnya, naskah dinas terdiri dari 2 (dua) jenis (lih. Pasal
21−22), yaitu:
SALINAN
a. Media rekam kertas, diawali dengan menentukan jenis, susunan, dan bentuk
Naskah Dinas; dan
b. Media rekam elektronik, menggunakan Aplikasi Umum Bidang Kearsipan Dinamis
dan Aplikasi Pengolah Kata atau Data.
3. Jenis kertas yang digunakan ialah HVS dengan ukuran F4 (215 mm × 330 mm)
dengan gramatur paling sedikit 70 gram/m2 (lih. Pasal 34);
5. Penggunaan warna tinta terdiri dari 4 (empat) jenis (lih. Pasal 36), yaitu:
a. untuk pengetikan ialah hitam;
b. untuk penandatanganan ialah biru tua;
c. untuk stempel naskah dinas ialah ungu; dan
d. untuk stempel naskah dinas yang bersifat rahasia ialah merah.
Menjadi:
PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS
DINAS KESEHATAN
Jalan RA. Wiryaatmaja Nomor 4, Purwokerto Barat, Banyumas, Jawa Tengah
Kode Pos 53131 Telepon (0281) 632971, Faksimile 0281 631502
Laman dinkes.banyumaskab.go.id, Pos-el dinkes@banyumaskab.go.id
7. Jarak dari garis kop surat ke isi surat ialah 2 spasi (lih. Pasal 40);
8. Isi surat pada Naskah Dinas Pengaturan dan Naskah Dinas Penetapan
menggunakan huruf Bookman Old Style ukuran 12 dengan jarak spasi
memperhatikan aspek keserasian dan estetika, biasanya menggunakan 1,15 spasi
atau 1,5 spasi (lih. hlm. 13);
9. Isi surat pada Naskah Dinas Korespondensi dan Naskah Dinas Khusus
menggunakan huruf Arial ukuran 12 dengan jarak spasi memperhatikan aspek
keserasian dan estetika, biasanya menggunakan 1,15 spasi atau 1,5 spasi (lih. hlm.
13);
SALINAN
10. Penomoran Naskah Dinas seperti contoh di bawah ini:
a) Naskah Dinas pengaturan dan Naskah Dinas penetapan menggunakan angka
arab;
Contoh:
KEPUTUSAN KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANYUMAS
NOMOR 17 TAHUN 2024
TENTANG
PENUNJUKAN/PENETAPAN PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN (PPK),
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN (PPTK), DAN STAF TEKNIS
PPTK PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS
TAHUN ANGGARAN 2024
c) Naskah Dinas korespondensi intern menggunakan angka arab, awal kata “Nomor”
menggunakan huruf kapital, dengan diikuti tanda titik dua (:);
Contoh:
Nomor: 060/1231/II/2024
Keterangan:
060 : Kode Klasifikasi
1231 : Nomor Urut Surat
II : Bulan Kedua (Februari)
2024 : Tahun Terbit
11. Sifat Naskah Dinas terdiri dari 4 (empat) jenis (lih. Pasal 32), yaitu:
a. Amat Segera/Kilat, dengan batas waktu 24 jam setelah Naskah Dinas diterima;
b. Segera, dengan batas waktu 2 × 24 jam setelah Naskah Dinas diterima;
c. Penting, dengan batas waktu 3 × 24 jam setelah Naskah Dinas diterima; dan
d. Biasa, dengan batas waktu maksimum 5 hari kerja setelah Naskah Dinas diterima.
SALINAN
12. Kata penyambung merupakan kata yang digunakan sebagai tanda bahwa teks masih
berlanjut pada halaman berikutnya. Kata penyambung diletakkan di akhir setiap
halaman, baris terakhir teks di sudut kanan bawah halaman, dan kata yang diambil
persis sama dari kata pertama halaman berikutnya. Dalam pembuatan Naskah Dinas
dengan media rekam elektronik tidak mencantumkan kata penyambung (lih. Pasal
39);
13. Tembusan, disampaikan kepada pihak yang bersangkutan dan pihak yang dianggap
perlu mengetahui isi surat tersebut. Tembusan berada pada posisi bagian kiri bawah
pada Naskah Dinas dan diikuti tanda baca titik dua (:), tidak diberi garis bawah, serta
tidak perlu menambahkan kata “sebagai laporan”, “arsip”, atau istilah sejenis (lih.
Pasal 42);
Contoh:
Tembusan:
1. Bupati Banyumas;
2. Kepala Dinas …;
3. Kepala Bidang …/Kepala Sub Bagian ….
14. Lampiran ditandatangani oleh pejabat yang sama dengan yang menandatangani
Naskah Dinas. Jika lampiran memiliki lebih dari satu halaman, halaman berikutnya
diberi nomor yang ditulis dengan huruf Bookman Old Style ukuran 12 (lih. Pasal 43);
Contoh:
Lampiran I
Surat Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
Nomor : …….
Tanggal : …….
Hal : …….
15. Penomoran halaman menggunakan angka arab dan ditempatkan pada bagian tengah
atas secara simetris (lih. Pasal 41);
16. Paraf Hierarki, merupakan paraf pejabat sesuai jenjang jabatan yang dibubuhkan
dalam bentuk matriks. Pembubuhan paraf hierarki pada Naskah Dinas yang
ditandatangani oleh Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Asisten, Sekretaris
DPRD, Kepala Perangkat Daerah, dan Direktur RSU harus diparaf terlebih dahulu
oleh maksimal 3 (tiga) orang pejabat secara berjenjang. Paraf hierarki pada Naskah
Dinas penugasan, Naskah Dinas korespondensi, dan Naskah Dinas khusus
ditempatkan pada lembar terakhir (lih. Pasal 46). Dalam hal ini maka Pengolah atau
Pencipta Naskah tidak lagi tercantum dalam tabel Paraf Hierarki, karena yang
tercantum hanya pejabat-pejabat saja.
Contoh (lih. hlm. 74):
a. Sekretariat
Paraf Hierarki
Sekretaris
Kasubbag …
SALINAN
b. Bidang
Paraf Hierarki
Sekretaris
Kabid …
Subkoor …
17. Penulisan nama pejabat dalam penandatanganan Naskah Dinas ditulis dengan huruf
kapital di setiap awal katanya, diberi tanda koma (,) di belakang nama jabatan, tidak
diberi garis bawah, tidak dibold, dengan spasi 1. Sedangkan penulisan NIP tidak
diikuti dengan tanda titik (.) dan dalam penulisan angkanya tidak diberi spasi.
a. Naskah Dinas pengaturan dan Naskah Dinas penetapan tidak menggunakan
gelar.
Contoh:
Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas,
Widyana Grehastuti
${ttd_pengirim}
${nama_pengirim}
Pembina Tingkat I (IV b)
NIP ${nip_pengirim}
Jika sudah ditandatangani secara elektronik, maka akan menjadi seperti berikut ini:
Catatan: Karena terjadi perubahan format penulisan nama dan jabatan pada bagian
penandatanganan naskah dinas, maka untuk menyesuaikan hal tersebut mohon
untuk menginput ulang nama-nama pejabat yang berwenang dalam
penandatanganan naskah di Aplikasi SRIKANDI di Menu “Daftar Penandatanganan”
melalui akun pencipta naskah (staf yang menyusun naskah keluar) agar format
penulisannya dapat berubah secara otomatis ketika meregistrasikan naskah keluar.