Anda di halaman 1dari 14

HIDUP SEHAT BERDASARKAN PERSPEKTIF AL-QUR’AN

MAKALAH

Disusun Untuk Perlombaan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ)


Kecamatan Kerek Tahun 2022

Disusun Oleh :

TONI SAPUTRA

Siswa MA. Salafiyah Kerek

Tahun Pelajaran 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah elimpahkan
rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalh ini sesuai
waktu yang ditentukan.

Sholawat dan salam kepada baginda Rosulullah Muhammad SAW yang


telah menuntun manusia dari jalan yang gelap gulita meuju jalan yang terang
benerang yakni dengan ajaran agama islam.

Dengan tema “Al-Qur’an dan Gaya Hidup” penulis mengambil judul


makalah yaitu “Hidup Sehat Berdasarkan Perspektif Al-Qur’an“ penulis
menyusun makalah ini untuk perlombaan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ)
Kecamatan Kerek Tahun 2022 cabang Maqalah Al-Qur’an.

Semoga dengan adanya makalah ini menjadikan bertambahnya wawasan


keilmuan kita. Karena keterbatasan dan kemampuan penulis, sudah barang tentu
makalah ini masih banyak kekurangan. Untuk itu kritik dan saran yang kontruktif
dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan hingga


terselesaikanya makalah ini, kami ucapkan terima kasih.

02 Oktober 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... 2

DAFTAR ISI .................................................................................................. 3

BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................ 4

A. Latar Belakang ..................................................................................... 4


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan Masalah ................................................................................... 6
D. Landasan Teori .................................................................................... 7

BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................. 10

A. Hidup Sehat Dalam Perspektif Al-Quran. ........................................... 10


B. Hidup Sehat Secara Normal. ................................................................ 11

BAB III : KESIMPULAN ............................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an sebagai kitab suci yang mulia dan merupakan pedoman hidup
bagi manusia senantiasa membimbing manusia ke arah positif bagi kebaikan
dirinya, termasuk membicarakan tentang pentingnya memelihara kesehatan
untuk untuk kesegaran maupun kebugaran tubuh manusia lahir dan batin.

Sehat dalam makna positif yang digambarkan Al-Qur’an, yakni


terpeliharanya semua potensi anugerah Allah SWT pada diri manusia berupa
alat-alat tubuh yang secara fungsional dapat menggerakan berbagai aktivitas
kerja guna membangun dirinya dan lingkungan dimana saja ia hidup dan
berada. Ada kekhususan yang dapat digambarkan Al-Qur’an pada aspek sehat
lahir dan batin pada masalah ini, terutama semua potensi jiwa dan raganya
senantiasa sehat dan kuat untuk melakukan ibadah sebagai bukti rasa syukur
kepada Allah SWT yang telah menciptakannya dengan suatu harapan agar
memperoleh ridho-nya dan mendapatkan ma’unah tertinggi dari Allah untuk
mendapatkan surga jannatun nai’m.

Surga jannatun nai’m merindukan orang-orang yang kuat beribadah dan


beramal shalih dengan sempurna sesuia kehendak dan keinginan Allah SWT
ataupun yangb diridhoi-nya. Sudah barang tentu, hanya hanya orang-orang
yang sehat dan kuat lahir batinya maupun kesempurnaannya beribadah atau
beramal shalih kepada Allah yang akan menempati surga yang berkualitas.

Oleh karena itu, orang-orang yang ingin mendapatkan kebahagian dan


kesejahteraan yang disertai keselamatan dunia maupun di akhirat wajib
berupaya sehat lahir maupun batin. Serta senantiasa menghormati, menjaga
dan memuliakan fisik dan rohaninya agar selalu sehat atau mmembiasakan
diri hidup sehat dalam bingkai syari’at islam berpedoman pada ajaran Al-
Qur’an dan Hadist.

Didalam Al-Qur’an diterangkan tentang kesehatan dan perilaku hidup


sehat, salah satu ayat dalam Al-Qur’an telah menerangkan bagaimana pola
hidup sehat dengan menjaga kebersihan. Hal ini tertera dalam Q.S Al-Baqarah
ayat 222 :

Artinya : meraka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah : “Haidh itu


adalah sesuatu kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri
dari wanita diwaktu haidh. dan janganlah kamu medekati mereka, sebelum

4
mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu ditempat
ysng diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri. (Q.S Al-
Baqarah ayat 222)

Ayat diatas menerangkan bahwasanya Allah menyuruh umatnya untuk


menjaga kebersihan, karena Allah menyukai orang-orang yang mensucikan
diri. Dengan menjaga kebersihan dan nmensucikan diri akan menciptakan
lingkungan yang sehat dan hidup yang bersih, dengan demikian akan
mempengaruhi pada kehidupan manusia, yakni terciptanya lingkungan yang
bersih serta hidup yang sehat. Seseorang sehat bisa ditinjau dari segi fisik
maupun psikis.

Fisik dan jiwa yang sehat berhubungan dengan rasa syukurnya kepada
Allah. artinya, bahwa sejatinya yang dikatakan sehat secara lahir dan batin
adalah apabila hamba Allah yang mampu menjaga fisiknya maupun jiwa dan
hatinya selalu suci dan sehat secara normal sesuai dengan ketentuan hukum-
hukum agama dan syari’at islam.

Sehat fisik dapat diperoleh dengan cara makan-makanan yang halal dan
baik, bergizi dan seimbang, istirahat yang cukup, berolahraga dan meanjaga
pikiran maupun perasaan agar tidak tegang atau stres. Sehat fisik merupakan
jasmani manusia yang selalu harus diupayakan normal dapat mengendalikan
datangnya penyakit-penyakit dari luar, karena dipengaruhi oleh lingkungan
tidak sehat yang merusak kekebalan tubuh manusia. Namun yang lebih
penting dan utama adalah sehat rohani berdasarkan upaya mempelajari agama
dan mempertebal keimanannya, yakin dan percaya kepada rukun iman dan
rukun islam. Iman dan taqwa berdasarkan aplikasi ibadah murni kepada Allah
dan berdasarkan upaya memperbaiki diri menyempurnakan hubungan ibadah
sosialnya dengan sesama manusia dan lingkungan alamnya, cara ini dapat
mempengaruhi sehatnya sosial atau sehat lahir dan batinya.

5
B. Rumusan Masalah
1) Apakah pola hidup sehat dalam perspektif Al-Qur’an?
2) Bagaimana caranya hidup sehat secara normal dalam Al-
Qur’an?
C. Tujuan Masalah.
1) Untuk memahami pola hidup sehat menurut Al-Qur’an,
sebagai bahan tinjaun manusia dalam kehidupan
2) Untuk mengetahui cara pola hidup secara normal dalam Al-
Qur’an, agar dalam kehidupan seseorang bermanfaat.

6
D. Landasan Teori
1) Pola Hidup Sehat
Pengertian Sehat
Definis sehat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah
 Dalam keadaan baik segenap badan sertab bagian-
bagianya (bebas dari sakit).
 Yang mendatangkan kebaikan pada badan.
 Sembuh dari sakit.
 Baik dalam keadaan biasa (sebagai kiasan).
 Boleh dipercaya atau masuk akal (tentang pendapat,
usul, alasan, dan sebagainya)
 Berjalan dengan baik atau sebagaimana mestinya
tentang keadaaan kuangan, ekonomi dan sebagainya).
 Berjalan dengan hati-hati dan baik (berkaitan dengan
poliik)1

Akan tetapi sehat dalam pembahasan ini lebih tepatnya pada definisi yang
pertama dan kedua yang mana sehat dapat diartikan sebagai keadaan baik segenap
badan dan bagian-bagiannya atau sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada
badan. Sementara kesehatan sendiri adalah keadaan (hal) sehat : kebaikan keadan
badan.2

Pengertian sehat menurut WHO adalah “Health is a state of complete


physical, mental and social well-being and not merely the absence of diseases or
infirmity” Sehat adalah kondisi normal seseorang yang merupakan hak hidupnya.
Sehat berhubungan dengan hukum alam yang mengatur tubuh, jiwa, dan
lingkungan berupa udara segar, sinar matahari, bersantai, kebersihan, serta
pikiran, kebiasan dan gaya hidup yang baik atau bisa dikatakan bahwa sehat
adalah memperbaiki kondisi manusia, baik jasmani, maupun rohani atau akal,
sosial dan bukan semata-mata memberantas penyakit3

Majelis Ulama Indonesia (MUI), dalam Musyawarah Nasional Ulama


tahun 1983 merumuskan kesehatan sebagai “kesehatan jasmaniah, rohaniah, dan
sosial yang dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan
mengamalkan (tuntunan-Nya) dan memelihara serta mengembangkannya.4

1
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
2
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia
(Jakarta : Balai Pustaka, 1988), 1241.
3
Ahmad Syauqi Al-Fajari, dkk Nilai Kesehatan Dalam Syari’at Islam (Jakart : PT Bumi Aksara, 1999),4.
4
M. Quraish Shihab. Wawasan Al-Qur’an (Bandung : Mizan, 1998), 182

7
Sedangkan, didalam UU RI Nomor 23 tahun 1992 kesehatan juga
mengandung dimensi mental dan sosial : Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomi. Sementara menurut Ade Hashman dalam bukunya yang
berjudul “Kenapa Rasulullah Tidak Pernah Sakit?”, mendefinisikan kesehatan
sebagai keadaan seimbang yang dinamis, dipengaruhi faktor genetik, lingkungan
dan pola hidup sehari-hari, seperti makan, minum, seks, kerja, istirahat, hingga
pengelolaan kehidupan emosional.5

Manusiayang sehat adalah manusia yang dapat melaksanakan semua


fungsi manajemennya sebagai kholifa Allah dimuka bumi ini. Adapun indikator
manusia yang alami, antara lain manusia itu memliki pola pikir sehat, perilaku
sehat, pola makan sehat, dan pola gerak yang sehat. Manusia yang tidak memiliki
indikator diatas belum dikatakan sebagai kholifah Allah dimuka bumi, sehingga
manusia yang seperti ini disebut juga manusia yang sakit atau manusia yang
membutuhkan bantuan pengobatan baik secara jasmani maupun rohani.6

Menurut pendapat dadang harawi yang telah dikutip oleh jumarodin dan
endang sulistyowati, mengatakan bahwa : manusia yang sakit adalah orang-orang
yang tidak lagi mampu berfungsi secara wajar dalam kehidupanya sehari-hari,
karena fisiknya yang sakit atau jiwanya yang sedang terganggu. Beliau
mengatakan bahwa orang yang disebut sehat jangan hanya badannya, mentalnya,
dan rasa sosialnya saja, namun juga harus dilihat dari rohaninya (spiritualitasnya)7

2) Cara Hidup Sehat


1) Ketahui kondisi kesehatan saat ini.

Kenali kondisi kesehatan anda saat ini, mualai dari riwayat kesehatan alergi,
hingga penyakit kronis yang diderita. Oleh karena itu, lakukan pemeriksaan
secara rutin ke dokter untuk mengetahui kondisi tubuh anda secara
keseluruhan dan mendeteksi sejak dini kemungkinan adantya penyakit yang
diderita.

2) Lakukan aktivitas fisik

Perhatian kembali rutinitas anda sehari-hari. Apakah aktivitas anda hanya


didominasi dengan duduk dan mengetik komputer sepanjang hari? Bila iya
berarti anda kurang bergerak aktif.

5
Ade Hashman. Kenapa Rasulullah Tidak Pernah Sakit ( Jakarta Selatan : Hikmah 2009), 3
6
Santoso Giriwijoyo. Ilmu KesehatanOlahraga (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013), 23.
7
Jumarodin dan Endang Sulistyowati. Pelatihan Metode Pengobatan Islam (Yogyakarta : Diva Press, 2008),
209.

8
Padahal, para ahli merekomendasikan setiap orang untuk berolahraga dengan
durasi total minimal 150 menit setiap minggu untuk mengencangkan otot.
Oleh karena itu, luangkanlah waktu anda untuk berolahraga.

3) Hentikan kebiasaan buruk

Gaya hidup tidak sehat, seperti merokok, bisa beradampak buruk terhadap
kesehatan. Ada beragam penyakit yang dapat muncul akibat kebiasaan buruk
seperti penyakit jantung dan paru-paru, PPOK (penyakit paru obtruktif kronis
hingga menyebabkan kanker).

4) Konsumsi makanan sehat dan cukupi kebutuhan cairan.

Konsumsi makanan sehat, seperti sayur dan buah secara teratur, gua
mencukupi kebutuhan nutrisi tubuh. Anda bisa mulai mengolah makanan
sendiri sebagai salah satu upaya untuk menjaga kebersihan dan kesehatan
makanan yang dikonsumsi. Selain itu juga disrankan untuk memenuhi
kebutuhan cairan dengan minum air putih setidaknya 6-8 gelas dalam sehari.

5) Cukupi waktu istirahat


Istirahat cukup adalah kunci untuk mewujudkan tubuh dan pikiran yang
sehat, usahakan untuk tidur setidaknya 7-8 jam setiap malamnya dan
bangun di jam yang sama.
Mandi air hangat, membaca buku, atau mendengarkan musik bisa menjadi
aktivitas menjelang tidur yang membantu tubuh untuk istirahat.

9
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hidup Sehat Dalam Perspektif Al-Quran.

Semua orang ingin hidup sehat secara normal, tetapi untuk menuju
kehidupan sehat tersebut tertentu membutuhkan ilmu, usaha dan keterampilan
yang memadai. Sehat dalam perspektif Al-Qur’an adalah mengacu kepada
sehat lahir dan batin, sehat fisik dan rohani atau juga mencakup sehat jiwa
raga sosial. Sehat dalam keberadaanya sebagai orang yang beriman, tentu
sangat identik dengan keadaan suci diri dalam mengemban amanah Allah
SWT, termasuk keberadaan fisik dan rohaninya agar selalu disucikan atau
dibersihkan secara normal.

Firman Allah dalam Q.S Al-A’laa ayat 14-15 :

Artinya : Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan


beriman). Dan dia ingat nama tuhannya, lalu dia sholat. Q.S Al-A’laa ayat 14-15.

Allah telah menerapkan dalam Al-Qur’an keistimewaan orang-orang yang


berusaha mensucikan diri berdasarkan iman. Sehat individu, dipengaruhi oleh
keyakinan mendalam terhadap ajaran-ajaran agama dan petunjuk Allah, karena
Allah mencintai kesucian dan kebersihan tiap individu yang mukmin mengerjakan
semua kewajiban ajaran agama dengan sempurna dan istiqomah.

Dengan detail Al-Qur’an menjelaskan pada ayat-ayat diatas, betapa


penting dan istimewanya upaya manusia agar senantiasa hidup dalam kadaan suci,
bersih lahir dan batin, karena ini berhubungan dengan urusan iman dan amal
shalih. Orang yang sehat normal yaitu, selalu suci lahir dan batinnya berdasarkan
iman, ketaqwaan, dan keikhlasannya mengerjakan amal-amal shalih yang
berkualitas karena Allah, maka akan mendapatkan ganjaran pahala yang
berkualitas dari Allah yang dapat digolongkan sebagai mukmin sejati yang taat
dan aktif menjalankan semua ajaran agama dengan benar dan konsekuen. Tentu
konsekuensi aktif menjalankan tugas-tugas keberagaman yang suci berdasarkan
iman, mencakup keseluruhan ibadah-ibadah mahdohnya dan ditambah dengan
ibadah-ibadah ghoiru mahdohnya.

B. Hidup Sehat Secara Normal.

10
Hidup sehat secara normal, lebih dikhususkan kepada orang-orang yang
mampu mengelola kehidupan fisik rohaninya untuk tujuan hidup normal secara
agama, yakni hidup sehat digunakan untuk beribadah kepada Allah secara nuran,
selururh potensi fisiologis berupa alat-alat tubuh yang telah diciptakan dan
dianugerahkan oleh Allah kepada manusia semata-mata guna untuk beribadah
kepadanya.

Allah SWT telah menciptakan manusia dengan sempurna ada jasmani dan
rohani, sehingga manusia bisa hidup dan bergerak menikmati adanya kehidupan.
Manusia diciptakan didunia ini tidak hanya untuk bermain-main saja, tetapi yang
lebih utama dan penting adalah menggunakan potensial atau unsur-unsur jasmani
maupun rohani untuk mencari ridho Allah SWT berdasarkan potensi-potensi dan
energi-energi rohani yang dianugerahkan kepada manusia.

Bahwa manusia tidak hanya terdiri dari tubuh saja, tetapi juga nyawa.
Tidaklah diragukan tubuh tanpa nyawa, jelas adalah mayat, atau boneka. Tubuh
dalam pandangan islam diciptakan dari unsur yang ada dialam ini juga, yaitu Nabi
Adam AS. Sedangkan anak cucunya diciptakan dari sari pati tanah, yaitu, zat-zat
makanan yang kemudian menjadi segumpal darah lalu menjadi segumpal daging.
Sedangkan nyawa, disebut roh oleh Al-Qur’an dalam Q.S Al-Mukminun ayat 12-
14 :

Artinya : sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari sari pati tanah.
Kemudian kami mejadikannya air mani didalam tempat yang kukuh (Rahim).
Kemudian air mani itu,kami jadikan sesuatu yang menggantung (darah), lalu
darah itu kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging itu kami jadikan
tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian
kami menjadikannya makhuk lain. Maha suci Allah sebaik-baiknya pencipta. (Q.S
Al-Mukminun ayat 12-14).

Ketika dimasukan kedalam tubuh, nyawa akan mengaktifkan pusat-pusat


energi dalamdiri manusia yang ada 3 :

a. Pusat jasmani dengan inderanya, sekalipun jasmani dikatakan


dikontrol otak. Tetapi ada manusia yanag melakukan tindakan diluar
kontrol otaknya, seperti orang yang tergangu sarafnya. Jasmani dengan
demikian menjadi pusat energi tersendiri, yang memiliki saraf dan otot
sendiri pula.
b. Pusat otak yang terdapat dikepala, yang menghasilkan energi yang
disebut gaya pikir.

11
Disebut sebagai pusat energi, karena otak menghasilkan ilmu
pengetahuan dengan bantuan anggota jasmani. Ilmu pengetahuan
kemudian menjadi teknologi.
c. Pusat hati yang terdapat didada, yang menghasilkan energi yang
disebut rasa.
Disebut pusat energi karena rasa bisa mengakumulasi menjadi
semangat juang yang mengakumulasikan menjadi semangat yang
dapat menggerakkan perjuangan.

12
BAB III

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan tentang pola hidup


sehat dalam perspektif Al-Qur’an, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan pada pola hidup sehat, telah diterangkan dalam Al-Qur’an


yakni perintah adanya menjaga kesehatan secara jasmani maupun
rohani. Sehat secara jasmani berarti memiliki tubuh yang sehat dan
kuat, dapat diwujudkan dengan cara menjaga kebersihan, mengatur
pola makan, istirahat, serta olahraga teratur. Sedangkan sehat secara
rohani berarti memiliki hati yang bersih, dapat mendirikan sholat,
berdzikir dan berpuasa sebagai bentuk meningkatkan keimanan kepada
Allah SWT. Oleh karena itu, sehat jasmani berarti tubuh dapat
melakukan fungsinya dengan baik, sedangkan sehat rohani berarti
memiliki jiwa dan hati yang selalu mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Dengan demikian sehat secara jasmani dan rohani mampu
mejauhkan diri kita dari berbagai penyakit baik penyakit jasmani
maupun penyakit rohani.
2. Wujud korelasi pola hidup sehat dengan kualitas hidup, berarti jasmani
mampu menjaga kebersihan, kesehatan dengan pola hidup yang teratur
sehinggga tubuh mampu menjalankan fungsinya dengan baik.
Sedangkan sehat rohani berarti mampujiwa yang selalu A’uf (takut
kepada Allah), menjalankan perintahnya dan menjauhi apa yang
menjadi larangannya, serta mendekatkan diri kepada Allah.
Kebahagian jasmani dan rohani tidak hanya memiliki tubuh yang sehat
dan bugar akan tetapi juga memilikiiman yang berkualitas, bersandar
keapada Allah, bahagia menjalankan perintah agama, senang
melakukan kebaikan, berperilaku baik, kaya dan sukses, yang
semuanya dibekali dengan ilmu. Dengan demikian kualitas hidup
seseorang dengan kebahagian, kesuksesan serta berlomba-lomba dalam
kebbaikan. Sehingga rahmat dan karunia Allah selalu tercurahkan baik
keselamatan, kebahagian dan keberkahan lahir dan batin didunia
maupun diakhirat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,


Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka, 1988), 1241.
Al-Fajari, Ahmad Syauqi, dkk. Nilai Kesehatan Dalam Syari’at Islam (Jakart : PT
Bumi Aksara, 1999),4.
Shihab Muhammad Quraish. Wawasan Al-Qur’an (Bandung : Mizan,
1998), 182.
Hashman, Ade. Kenapa Rasulullah Tidak Pernah Sakit ( Jakarta Selatan :
Hikmah 2009), 3.
Santoso Giriwijoyo. Ilmu KesehatanOlahraga (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2013), 23.
Jumarodin Dan Endang Sulistyowati. Pelatihan Metode Pengobatan Islam
(Yogyakarta : Diva Press, 2008), 209.

14

Anda mungkin juga menyukai