Anda di halaman 1dari 5

ULKUS MULUT AFTOSA

No. Dokumen : 440/C.VII.SOP. 08 /436.6.3.7/2020


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 1 September 2020
Halaman : 1/7
UPTD PUSKESMAS dr. Lolita Riamawati, M. Kes.
SEMEMI NIP: 19690826 200212 2 004

1. Pengertian Ulkus mulut Aftosa atau Stomatitis Aftosa Rekurens (SAR) adalah penyakit mukosa
mulut tersering dan memiliki prevalensi sekitar 10 – 25% pada populasi. Sebagian
besar kasus bersifat ringan, self-limiting, dan seringkali diabaikan oleh pasien.
Namun, SAR juga dapat merupakan gejala dari penyakit-penyakit sistemik, seperti
penyakit Crohn, penyakit Coeliac, malabsorbsi, anemia defisiensi besi atau asam
folat, defisiensi vitamin B12, atau HIV. Oleh karenanya, peran dokter di fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam mendiagnosis dan menatalaksana SAR
sangat penting.
Keluhan :
a. Luka yang terasa nyeri pada mukosa bukal, bibir bagian dalam, atau sisi
lateral dan anterior lidah.
b. Onset penyakit biasanya dimulai pada usia kanak-kanak, paling sering pada
usia remaja atau dewasa muda, dan jarang pada usia lanjut.
c. Frekuensi rekurensi bervariasi, namun seringkali dalam interval yang
cenderung reguler.
d. Episode SAR yang sebelumnya biasanya bersifat self-limiting.
e. Pasien biasanya bukan perokok atau tidak pernah merokok.
f. Biasanya terdapat riwayat penyakit yang sama di dalam keluarga.
g. Pasien biasanya secara umum sehat. Namun, dapat pula ditemukan gejala-
gejala seperti diare, konstipasi, tinja berdarah, sakit perut berulang, lemas,
atau pucat, yang berkaitan dengan penyakit yang mendasari.
h. Pada wanita, dapat timbul saat menstruasi.
Hasil Pemeriksaan Fisik ( Terdapat 2 tipe SAR, yaitu: minor, mayor) :
a. Aftosa minor Paling sering, terjadi pada Mukosa nonkeratin (bukal, sisi
dalam bibir, sisi lateral dan anterior lidah), Satu atau beberapa, Dangkal,
Bulat, berbatas tegas, Diameter 5 – 7 mm, Tepi eritematosa, Bagian tengah
berwarna putih kekuningan, Tanda anemia (warna kulit, mukosa konjungtiva)
b. Aftosa mayor : Jarang , pada Mukosa non-keratin dan mukosa mastikatorik
(gingiva dan sisi dorsum lidah), Satu atau beberapa, Lebih dalam dari tipe
minor, Bulat, berbatas tegas, Diameter lebih besar dari tipe minor, Kadang
menyerupai keganasan, Dapat bertahan beberapa minggu hingga bulan,
Dapat temukan skar

Penatalaksanaan :
a. Larutan kumur chlorhexidine 0,2% untuk membersihkan rongga mulut.
Penggunaan sebanyak 3 kali setelah makan, masing-masing selama 1 menit.
b. Kortikosteroid topikal, seperti krim triamcinolone acetonide 0,1% in ora base
sebanyak 2 kali sehari setelah makan dan membersihkan
kriteria Rujukan :
a. Gejala-gejala ekstraoral yang mungkin terkait penyakit sistemik yang mendasari,
seperti: Lesi genital, kulit, atau mata, Gangguan gastrointestinal, Penurunan berat
badan, Rasa lemah, Batuk kronik, Demam, Limfadenopati, Hepatomegali,
Splenomegali
b. Gejala dan tanda yang tidak khas, misalnya: Onset pada usia dewasa akhir atau
lanjut, Perburukan dari aftosa, Lesi yang amat parah, Tidak adanya perbaikan
dengan tatalaksana kortikosteroid topikal
c. Adanya lesi lain pada rongga mulut, seperti: Kandidiasis, Glositis, Perdarahan,
bengkak, atau nekrosis pada gingiva, Leukoplakia dan Sarkoma Kaposi.

Konseling dan edukasi :


pasien perlu menghindari trauma pada mukosa mulut dan makanan atau zat dalam
makanan yang berpotensi menimbulkan SAR, misalnya: kripik, susu sapi, gluten,
asam benzoat, dan cuka.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah Ulkus mulut Aftosa di
Puskesmas Sememi

3. Kebijakan a. Surat Penetapan Kepala UPTD Puskesmas Sememi Nomor


440/A.IX.SP.0001.01/436.7.2.6/2018 Tentang Standar Pelayanan Klinis di
UPTD Puskesmas Sememi.
b. Surat Penetapan Kepala UPTD Puskesmas Sememi Nomor
440/C.IX.SP.60004.01/436.7.2.6/2018 Tentang Penyampaian informasi
hasil peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan pasien UPTD
Puskesmas Sememi.

4. Referensi Keputusan Kementerian kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Di Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama (Hal 108-114).
5. Prosedur/ a. Petugas melakukan anamnesa ditemukan : Luka yang terasa nyeri pada
Langkah mukosa bukal, bibir bagian dalam, Onset dimulai pada usia kanak-kanak, paling
sering pada usia remaja atau dewasa muda, dan jarang pada usia lanjut. Rekuren,
Episode SAR yang sebelumnya biasanya bersifat self-limiting, bukan perokok
atau tidak pernah merokok, terdapat riwayat penyakit keluarga, secara umum
sehat, dapat timbul saat menstruasi
b. Petugas mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien
c. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pada pasien meliputi pemeriksaan
tanda- tanda vital
d. Petugas melakukan pemeriksaan status lokalis daerah rongga mulut
ditemukan :
1) Aftosa minor Paling sering, terjadi pada Mukosa nonkeratin (bukal, sisi
dalam bibir, sisi lateral dan anterior lidah), Satu atau beberapa, Dangkal,
Bulat, berbatas tegas, Diameter 5 – 7 mm, Tepi eritematosa, Bagian tengah
berwarna putih kekuningan, Tanda anemia (warna kulit, mukosa konjungtiva)
2) Aftosa mayor : Jarang , pada Mukosa non-keratin dan mukosa mastikatorik
(gingiva dan sisi dorsum lidah), Satu atau beberapa, Lebih dalam dari tipe
minor, Bulat, berbatas tegas, Diameter lebih besar dari tipe minor, Kadang
menyerupai keganasan, Dapat bertahan beberapa minggu hingga bulan,
Dapat temukan skar
e. Petugas mencatat hasil pemeriksaan fisik di rekam medis
f. Petugas melakukan penegakan diagnosis Ulkus mulut Aftosa
g. Petugas menentukan derajat keparahan penyakit,
1) Ulkus mulut aftosa tanpa komplikasi
2) Ulkus mulut aftosa dengan komplikasi atau penyakit lain yang mendasar
h. Petugas menentukan penatalaksanaan Ulkus mulut Aftosa :
1) Petugas memberikan Larutan kumur chlorhexidine 0,2% untuk
membersihkan rongga mulut. Penggunaan sebanyak 3 kali setelah makan,
masing-masing selama 1 menit.
2) Petugas memberikan Kortikosteroid topikal, seperti krim triamcinolone
acetonide 0,1% in ora base sebanyak 2 kali sehari setelah makan dan
membersihkan
i. Petugas merujuk ke layanan sekunder untuk kasus komplikasi
j. petugas menyampaikan KIE pasien : untuk menghindari trauma pada mukosa
mulut dan makanan atau zat dalam makanan yang berpotensi menimbulkan SAR,
misalnya: kripik, susu sapi, gluten, asam benzoat, dan cuka
k. Petugas menyarankan pasien/keluarga mengambil obat di kamar obat
l. Petugas melengkapi rekam medis
m. Petugas entry data disimpus/pcare
6 Diagram
Alir Melakukan anamnesa

Mencatat hasil anamnesa dikartu status pasien

Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien

Melakukan pemeriksaan satus lokalis rongga mulut :

1) Aftosa minor Paling sering, terjadi pada Mukosa nonkeratin (bukal, sisi dalam
bibir, sisi lateral dan anterior lidah), Satu atau beberapa, Dangkal, Bulat,
berbatas tegas, Diameter 5 – 7 mm, Tepi eritematosa, Bagian tengah berwarna
putih kekuningan, Tanda anemia (warna kulit, mukosa konjungtiva)
2) Aftosa mayor : Jarang , pada Mukosa non-keratin dan mukosa mastikatorik
(gingiva dan sisi dorsum lidah), Satu atau beberapa, Lebih dalam, Bulat,
berbatas tegas, Diameter lebih besar, Kadang menyerupai keganasan, bertahan
beberapa minggu hingga bulan, temukan skar

Penegakan Diagnosis: Ulkus mulut Aftosa

menentukan derajat keparahan penyakit Ulkus mulut Aftosa

Perlu dirujuk

Tidak Ya

penatalaksanaan Ulkus mulut Aftosa : Menjelaskan ke pasien


a. Larutan kumur chlorhexidine 0,2% untuk bahwa perlu dirujuk
membersihkan rongga mulut. Penggunaan
sebanyak 3 kali setelah makan, masing-
Membuat surat
masing selama 1 menit.
rujukan/entry rujukan
b. Kortikosteroid topikal, seperti krim online
triamcinolone acetonide 0,1% in ora base
sebanyak 2 kali sehari setelah makan dan
membersihkan Menyarankan pasien
agar segera ke rumah
sakit yang dituju sesuai
dengan ditulis diform
Memberikan KIE :
rujukan.

Menyarankan pasien untuk mengambil


obat dikamar obat

melengkapi rekam medis

Entry simpus/Pcare
7. Hal-hal yang Ketepatan dalam penatalaksanaan Ulkus mulut Aftosa dan pemberian rujukan
perlu pada kasus Ulkus mulut Aftosa komplikasi
diperhatikan
8. Unit terkait a. Pelayanan pemeriksaan umum
b. Pelayanan Gawat Darurat
c. Pelayanan gigi
d. Pelayanan Ibu dan Anak
e. Pelayanan kefarmasian
f. Pelayanan laboratorium
9.Dokumen a. Rekam medis
terkait b. Form inform consent
c. Resep
d. Surat rujukan

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai