Anda di halaman 1dari 5

TRAUMA KIMIA MATA

No. Dokumen : 440/C.VII.SOP. 08 /436.6.3.7/2020


No. Revisi : 00
SOP
TanggalTerbit : 1 Agustus 2020
Halaman : 1/5
UPTD PUSKESMAS dr. Lolita Riamawati, M. Kes.
SEMEMI NIP: 19690826 200212 2 004

1. Pengertian Trauma kimia mata adalah salah satu kasus kedaruratan mata, umumnya terjadi
karena masuknya zat-zat kimia ke jaringan mata dan adneksa di sekitarnya. Keadaan
ini memerlukan penanganan cepat dan segera oleh karena dapat mengakibatkan
kerusakan berat pada jaringan mata dan menyebabkan kebutaan. Zat kimia penyebab
dapat bersifat asam atau basa. Trauma basa terjadi dua kali lebih sering dibandingkan
trauma asam dan umumnya menyebabkan kerusakan yang lebih berat pada mata.
Keluhan :
a. Mata merah, bengkak dan iritasi
b. Rasa sakit pada mata
c. Penglihatan buram
d. Sulit membuka mata
e. Rasa mengganjal pada mata .
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective) :
Dengan bantuan senter dan lup, dapat ditemukan kelainan berikut ini :
a. Hiperemia konjungtiva
b. Defek epitel kornea dan konjungtiva
c. Iskemia limbus kornea
d. Kekeruhan kornea dan lensa Pemeriksaan visus menunjukkan ada penurunan
ketajaman penglihatan.
Bila tersedia, dapat dilakukan tes dengan kertas lakmus untuk mengetahui zat kimia
penyebab
a. Bila kertas lakmus terwarnai merah, maka zat penyebab bersifat asam
b. Bila kertas lakmus terwarnai biru, maka zat penyebab bersifat basa
Penatalaksanaan :
a. Segera lakukan irigasi mata yang terkena zat kimia dengan cairan mengalir
sebanyak mungkin dan nilai kembali dengan kertas lakmus. Irigasi terus
dilakukan hingga tidak terjadi pewarnaan pada kertas lakmus.
b. Lakukan eversi pada kelopak mata selama irigasi dan singkirkan debris yang
mungkin terdapat pada permukaan bola mata atau pada forniks.
c. Setelah irigasi selesai dilakukan, nilai tajam penglihatan, kemudian rujuk
segera ke dokter spesialis mata di fasilitas sekunder.
Kriteria Rujukan :
Setelah penanganan awal dengan irigasi, rujuk pasien ke dokter spesialis mata untuk
tatalaksana lanjut.
Konseling & Edukasi :
Anjuran untuk menggunakan pelindung (kacamata / goggle, sarung tangan, atau
masker) pada saat kontak dengan bahan kimia
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan Trauma
kimia mata di Puskesmas Sememi

3. Kebijakan a. Surat Penetapan Kepala UPTD Puskesmas Sememi Nomor


440/A.IX.SP.0001.01/436.7.2.6/2018 Tentang Standar Pelayanan
Klinis di UPTD Puskesmas Sememi.
b. Surat Penetapan Kepala UPTD Puskesmas Sememi Nomor
440/C.IX.SP.60004.01/436.7.2.6/2018 Tentang Penyampaian
informasi hasil peningkatan mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien UPTD Puskesmas Sememi.

4. Referensi Keputusan Kementerian kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter
Di Fasilitas Pelayanan Tingkat Pertama (Hal 235-238).
5. Prosedur/ a. Petugas melakukan anamnesa ditemukan :
Langkah 1) Mata merah, bengkak dan iritasi
2) Rasa sakit pada mata
3) Penglihatan buram
4) Sulit membuka mata
5) Rasa mengganjal pada mata
b. Petugas mencatat hasil anamnesa di kartu status pasien
c. Petugas melakukan pemeriksaan fisik pada pasien meliputi pemeriksaan
tanda- tanda vital, pemeriksaan kepala leher
d. Petugas melakukan pemeriksaan status lokalis daerah mata ditemukan :
Hiperemia konjungtiva, Defek epitel kornea dan konjungtiva, Iskemia limbus
kornea, Kekeruhan kornea dan penurunan visus
e. Petugas melakukan pemeriksaan dengan kertas lakmus untuk mengetahui
jenis bahan kimia
1) Bila kertas lakmus terwarnai merah, maka zat penyebab bersifat asam
2) Bila kertas lakmus terwarnai biru, maka zat penyebab bersifat basa
f. Petugas mencatat hasil pemeriksaan fisik di rekam medis
g. Petugas melakukan penegakan diagnosis trauma kimia mata
h. Petugas menentukan derajat keparahan penyakit
1) Tindakan awal trauma kimia mata :
a) Petugas segera melakukan irigasi mata yang terkena zat kimia dengan
cairan mengalir sebanyak mungkin dan nilai kembali dengan kertas
lakmus sampai tidak terjadi pewarnaan pada kertas lakmus.
b) Petugas melakukan eversi pada kelopak mata selama irigasi dan
menyingkirkan debris
2) Rujukan ke faskes sekunder
a). Petugas menjelaskan ke pasien bahwa berdasarkan anamnesa
pemeriksaan pasien perlu dirujuk ke poli mata
b). Petugas membuatkan surat rujukan atau rujukan online Pcare bila
pasien mempunyai BPJS.
c). Petugas menyarankan pasien agar segera ke rumah sakit yang dituju
sesuai dengan ditulis diform rujukan.
a. KIE pasien :
Anjuran untuk menggunakan pelindung (kacamata / goggle, sarung tangan, atau
masker) pada saat kontak dengan bahan kimia
b. Petugas melengkapi rekam medis
g. Petugas entry data disimpus/pcare
6 Diagram
Alir Melakukan anamnesa

Mencatat hasil anamnesa dikartu status pasien

Melakukan pemeriksaan fisik pada pasien

Melakukan pemeriksaan fisik status lokalis mata,


ditemukan :

1) Hiperemia konjungtiva
2) Defek epitel kornea dan konjungtiva
3) Iskemia limbus kornea
4) Kekeruhan kornea dan penurunan visus

Pemeriksaan lakmus :Merah--> asam, biru --> basa

Penegakan Diagnosis: Trauma Kimia Mata

Tentukan derajat keparahan pasien

penatalaksanaan :
a. Segera lakukan irigasi mata yang terkena zat kimia dengan cairan
mengalir, nilai kembali dengan kertas lakmus. Sampai tidak terjadi
pewarnaan pada kertas lakmus.
b. Lakukan eversi pada kelopak mata selama irigasi dan singkirkan debris

Menjelaskan ke pasien bahwa perlu dirujuk

Membuat surat rujukan/entry rujukan online

Menyarankan pasien agar segera ke rumah sakit yang dituju sesuai


dengan ditulis diform rujukan.

Memberikan KIE :

melengkapi rekam medis

Entry simpus/Pcare
7. Hal-hal yang Kecepatan dalam penatalaksanaan dan pemberian rujukan
perlu
diperhatikan
8. Unit terkait a. Pelayanan pemeriksaan umum
b. Pelayanan KIA-KB
c. Pelayanan gawat darurat
b. Pelayanan kefarmasian
c. Pelayanan laboratorium
9.Dokumen a. Rekam medis
terkait b. Form inform consent
c. Resep
d. Form rujukan

10. Rekaman historis perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tgl.mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai