A. Latar Belakang
Tanah merupakan tubuh alam yang bebas yang tersusun oleh komponen organik
maupun anorganik. Diseluruh permukaan bumi terdapat beraneka macam tanah mulai
dari yang paling gersang sampai yang paling subur. Mulai dari warna yang paling gelap
hingga yang warna cerah. Keanekaragaman tanah itu memiliki sifat dan kandungan
yang berbeda dalam komponennya, antara lain sifat kimia yang merupakan komponen
inti dalam tanah dengan tanah yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan sifat
kimia yang tentunya mempengaruhi tingkat kesuburan dalam tanah tersebut.
Kesuburan itu sendiri pada akhirnya erat kaitannya dengan pertumbuhan suatu
tanaman. Untuk mempermudah mengkaji dan menganalisisa keadaan itu maka
diperlukan kemampuan untuk mengenal beragam komponen kimia dalam masing-
masing jenis tanah.
Proses pembakaran adalah proses reaksi kimia antara bahan bakar dan oksidator
dengan melibatkan pelepasan energy dalam bentuk panas dalam jumlah yang
signifikan. Pembakaran merupakan bagian sangat penting dalam kegiatan industry
yang memanfaatkan bahan bakar sebagai sumber energy. Saat ini hampir semua
industry melibatkan proses pembakaran sebagai salah satu unit penyedia energy dalam
system utilitasnya. Beberapa industry bahkan menggunakan pembakaraan sebagai unit
utamanya seperti oli dan air untuk pembakaran (esdm,2019).
Oli merupakan sisa dari produk-produk minyak bumi yang lain. Beberapa produk
sisa adalah minyak bakar residu, minyak bakar untuk diesel, road oil, spray oil, coke,
asphalt, dll .Secara umum terdapat 2 macam oli bekas, yaitu oli bekas industri (light
industrial oil) dan oli hitam (black oil). Oli bekas industry relative lebih bersih dan mudah
dibersihkan dengan perlakuan sederhana, seperti penyaringan dan pemanasan.Oli
hitam berasal dari pelumasan otomotif .Sejauh ini pemanfaatan oli bekas yang
dilakukan oleh masyarakat masih belum maksimal terutama digunakan sebagai bahan
bakar. Hal tersebut terjadi karena sedikitnya kompor (burner) yang berbahan bakar oli
bekas langsung tanpa adanya campuran zat lain. Beberapa pengujian memerlukan
pemicu tambahan agar oli bekas dapat dijadikan sebagai bahan bakar pada pirolisis (A.
Amri, H. Hamri,2019).
Pirolisis adalah proses degradasi atau penguraian biomassa yang padat menjadi
gas. Dengan pembakaran tanpa menggunakan oksigen,dalam pirolisis disebut juga
dengan distilasi disebabkan oleh pemanasan tanpa adanya udara (Andicha,2017). Dari
hasil produksi pirolisis adalah gas dan padatan . Gas nantinya akan di kondensasikan
yang di dapatkan adalah asap cair,merupakan hasil pengembunan dari uap
pembakaran tidak langsung maupun langsung.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah itu definisi tanah?
2. Bagaimana proses pembentukkan tanah?
3. Apa saja jenis-jenis tanah?
4. Jelaskan Bagaimana Padatan Alam di Geosfer?
5. Jelaskan Apa itu Clay?
6. Jelaskan Apa itu Kaolinite?
7. Jelaskan Apa itu Evaporite?
8. Jelaskan Apa itu Geokimia?
9. Jelaskan Kandungan Kimia dalam Tanah?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui definisi dari tanah
2. Untuk mengetahui proses pembentukkan tanah
3. Untuk mengetahui jenis-jenis tanah
4. Untuk mengetahui Padatan Alam di Geosfer
5. Untuk mengetahui Apa itu Clay
6. Untuk mengetahui Apa itu Kaolinite
7. Untuk mengetahui Apa itu Evaporite
8. Untuk mengetahui Apa itu Geokimia
9. Untuk mengetahui Kandungan Kimia dalam Tanah
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Tanah
Secara etimologi, kata tanah atau dalam bahasa Inggris soil berasal dari bahasa
Perancis kuno, merupakan kata turunan dari bahasa Latin, Solum yang artinya adalah
lantai atau dasar. Maka tanah secara etimologi, dapat diartikan sebagai bagian paling
dasar.
Pengertian tentang tanah mulai lebih jelas setelah paraahli fisika-kimia dan geologi
memberi batasan /definisi tentang tanah. Beberapa definisi tentangtanah sebagai
berikut:
1. BERZELIUS (1803), seorang ahli kimia Swedia mendefiniksikan tanah sebagai
“Laboratorium kimia alam dimana proses dekomposisi dan reaksi sintesis
kimia berlangsung secara terang.” Disini tampak jelas bahwa tanah belum lagi
dianggapsebagai alat produksi pertanian melainkan tempat berlangsungnya
segala reaksi kimiayang terjadi di alam.
2. JUSTUS VON LIEBIG (1840), dari Jerman menyebut tanah sebagai tabung
reaksidimana seseorang dapat mengetahui jumlah dan jenis hara tanaman.
Tanah merupakangudang persediaan mineral-mineral yang bersifat statis.
3. FALLUO (1871), ahli mineralogi Jerman memandang tanah tidak hanya sebagai
batu- batuan tetapi juga bagian dari petografi (petros = batuan) pertanian. Tanah
adalah produk hancuran iklim (weather) yang bercampur dengan bahan organik.
4. DAVY (1913), dari Inggris mendefinisikan tanah sebagai “Laboratorium yang
menyediakan unsur-unsur hara tanaman”.
5. WERNER (1918), berpendapat bahwa tanah adalah lapisan hitam tipis yang
menutupi bahan padat kering terdiri atas bahan bumi berupa partikel-partikel keci
l yang mudahremah, sisa vegetasi dan hewan.
Selain kelima definisi diatas, definisi tanah yang lebih rinci diungkapkan ahli ilmu
tanah sebagai berikut: Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik
berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran sebagai penopang
tumbuh tegaknya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan hara ke akar tanaman;
secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (baik berupa
senyawa organik maupun anorganik sederhana danunsur-unsur esensial, seperti: N, P,
K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologis berfungsi sebagai
habitat dari organisme tanah yang turut berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara
tersebut dan zat-zat aditif bagi tanaman; yang ketiganya (fisik, kimiawi, dan biologi)
secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass
dan produksi baik tanaman pangan, tanaman sayur-sayuran, tanaman hortikultura,
tanaman obat-obatan, tanaman perkebunan, dan tanaman kehutanan.
Faraksi padat dari jenis tanah produktif terdiri dari kurang lebih 5% bahan organik
dan 95% bahan anorganik. Beberapa jenis tanah seperti tanah gambut dapat
mengandung bahan organik 95% dan beberapa tanah lainnya ada yang hanya
mengandung 1% bahan organic.
Tanah muda ditandai oleh masih tampaknya pencampuran antara bahan organik
dan bahan mineral atau masih tampaknya struktur bahan induknya. Contoh tanah muda
adalah tanah aluvial, regosol, dan litosol. Tanah dewasa ditandai oleh proses yang lebih
lanjutsehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses
pembentukan horizon B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, dan grumusol.
Tanah tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga terjadi proses
perubahan-perubahan yang
nyata pada perlapisan tanah. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik
dan latosol tua (laterit).
Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda.
Bahan indukvulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100
tahun untukmembentuk tanah muda dan 1.000–10.000 tahun untuk membentuk tanah
dewasa. Denganmelihat perbedaan sifat faktor-faktor pembentuk tanah tersebut, pada
suatu tempat tentunyaakan menghasilkan ciri dan jenis tanah yang berbeda-beda pula.
Sifat dan jenis tanahsangat tergantung pada sifat-sifat faktor pembentukan tanah.
Kepulauan Indonesiamempunyai berbagai tipe kondisi alam yang menyebabkan
adanya perbedaan sifat dan jenis tanah di berbagai wilayah, akibatnya tingkat
kesuburan tanah di Indonesia juga berbeda-beda.
C. Jenis-jenis Tanah
Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah
yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah yang
ada di wilayah NegaraKesatuan Republik Indonesia :
1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan
batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.
2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk
dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap
didataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan
pertanian.
4. Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan
curahhujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung
berapiyang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat
dijumpai disekitar lereng gunung berapi.
6. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur
hara,namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang
tinggi. Contoh: Kalimantan Barat dan Lampung.
7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari
pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan
Jawa Timur
E. Clay
Beberapa Clay, yaitu :
Montmorillonite, Al2(OH)2Si4O10
Illite, K0-2Al4(Si8-6Al0-2)O20(OH)4
Kaolinite, Al2Si2O5(OH)4
Beberapa jenis clay mengandung sodium, potassium, magnesium, calcium, dan
iron. Clays bind cations Ca2+, Mg2+, K+, Na+, and NH4+, melindungi kation dari
proses leaching tetapi menjaga ketersediaannya dalam tanah untuk nutrien tumbuhan.
F. Kaolinite
G. Evaporite
Garam dapat larut yang terbentuk pada kondisi khusus, biasanya dari evaporasi air
laut :
halite, NaCl.
Sylvite, (KCl),
thenardite (Na2SO4),
anhydrite (CaSO4).,
Beberapa evaporit berbentuk hidrat, yaitu :
bischofite (MgCl2•6H2O),
gypsum (CaSO4•2H2O),
Kieserite (MgSO4•H2O),
epsomite (MgSO4•7H2O).
H. Geokimia
A. Kesimpulan
1. kata tanah atau dalam bahasa Inggris soil berasal dari bahasa Perancis kuno,
merupakan kata turunan dari bahasa Latin, Solum yang artinya adalah lantai
atau dasar
2. Faraksi padat dari jenis tanah produktif terdiri dari kurang lebih 5% bahan
organik dan 95% bahan anorganik. Beberapa jenis tanah seperti tanah
gambut dapat mengandung bahan organik 95% dan beberapa tanah lainnya
ada yang hanya mengandung 1% bahan organicAda dua macam sorpsi yaitu
absorbsi (penyerapan oleh seluruh fasa zat penyerap) dan adsorpsi
(penyerapan hanya oleh permukaan zat penyerap).
3. Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan
fisik
maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lun
ak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum
dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih
menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan terus berlangsung
hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah.
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.ummetro.ac.id/801/3/BAB%20I.pdf
https://www.academia.edu/9975673/MAKALAH_KIMIA_LINGKUNGAN_TANAH_
https://www.academia.edu/38508975/Makalah_sifat_kimia_tanah_ITH