Anda di halaman 1dari 2

TERM OF REFERENCE (TOR)

SKPD : Dinas Kesehatan


Unit Pelayanan : Puskesmas Ilath
Program : Kesehatan Jiwa
Kegiatan : Kunjungan Pasien Jiwa
I. PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Gangguan jiwa berat merupakan bentuk gangguan dalam fungsi alam pikiran berupa
disorganisasi (kekacauan) isi pikiran yang ditandai antara lain oleh gejala gangguan
pemahaman (delusi, waham), gangguan persepsi, serta dijumpai daya realitas yang terganggu
yang ditandai dengan perilaku aneh (Efendi & Makhfudli, 2009). Gangguan jiwa dapat
disebut gangguan psikatri atau gangguan mental. Banyak gejala yang terjadi seorang dengan
gangguan jiwa, baik dengan tingkah laku maupun yang hanya terdapat dalam pikirannya.
Perilaku menghindar dari lingkungan, tidak mau berhubungan komunikasi dengan orang,
mengamuk tanpa sebab hingga tidak mau makan adalah contoh gangguan jiwa yang terjadi.
Dampak dari gangguan jiwa akan mengganggu aktifitas sehari-hari, gangguan interpersonal
dan gangguan fungsi peran sosial (Lestari dkk, 2014).

Menurut (Funk dan Drew, 2011), di seluruh dunia orang dengan gangguan mental
mendapat pelayanan yang berkualitas rendah, dan stigma yang terjadi dalam masyarakat bawa
orang dengan gangguan jiwa berbahaya, sehingga menimbulkan banyak deskriminasi,
pengucilan, penolakan serta marginalisasi dalam masyarakat, selain itu masalah ekonomi dan
pendidikan juga mepengaruhi perawatan pada orang dengan gangguan jiwa, ironisnya 2
kurangnya pengetahuan serta minimnya pengobatan pasien gangguan jiwa mengakibatkan
beberapa pelangaran hak asasi sebagai contohnya pasung. Pasung adalah salah satu bentuk
pelanggaran hak asasi manusia dan pengabaian sebagaimana tercantum dalam deklarasi
Perserikatan BangsaBangsa. Pemerintah Indonesia telah membuat peraturan sebagai pedoman
dalam penanganan gangguan mental sebagaimana tercantum dalam UU RI no. 18 Tahun 2014
tentang Kesehatan Jiwa (UU RI No. 18), tetapi masih banyak penderita gangguan mental yang
ditemukan pasung (Ministry of Health, 2015).

Pemasungan penderita gangguan jiwa adalah tindakan masyarakat terhadap penderita


gangguan jiwa dengan cara dikurung, dirantai kakinya dimasukan kedalam balok kayu
sehingga kebebasannya menjadi hilang. Pemasungan dilakukan oleh masyarakat disebabkan
oleh beberapa alasan, yaitu masyarakat dan keluarga takut Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) akan bunuh diri dan mencederai orang lain. Ketidakmampuan keluarga merawat
ODGJ, dan juga karena pemerintah tidak memberikan pelayanan kesehatan jiwa dasar pada
ODGJ yang berada di komunitas (Minas & Diatri, 2008).

Kasus pemasungan penderita Skizofrenia di Indonesia didapatkan bahwa 89, 7% orang


yang dipasung adalah mereka yang mengalami Skizofrenia dan lebih dari 85% kasus
pemasungan dilakukan oleh keluarga (Kemenkes RI, 2013). Data pemerintah terbaru
menunjukkan 18.800 orang atau 14,3 % saat ini masih dipasung di Indonesia. Salah satu
provinsi yang masih ditemukan kasus pemasungan pada gangguan jiwa yaitu provinsi Jawa 3
Tengah Menurut Gubernur Jawa Tengah setidaknya ada 147 warga Jawa Tengah yang
dipasung, mereka mayoritas ada dipedesaan sehingga dicanangkan Jawa Tengah bebas pasung
2014.

II. Tujuan :
a. Tujuan Umum
Memantau kondisi pasien, edukasi keluarga tentang orang dengan gangguan jiwa (ODGJ)
dan penggunaan obat-obat rutin.
b. Tujuan Khusus
Kunjungan rumah adalah kegiatan untuk mendata serta memonitoring kondisi ODGJ
dalam kaitannya dengan tingkat gangguan kejiwaan yang diderita. Bertujuan untuk :
1. Pemberdayaan keluarga guna dapat mengatasi masalah kesehatan terkait gangguan
jiwa
tersebut.
2. Memantau kepatuhan minum obat
3. Memantau kepatuhan kontrol ke fasilitas kesehatan
4. Memantau perkembangan pasien
5. Memotivasi agar pasien tetap semangat minum obat dan tidak malu untuk periksa ke
puskesmas apabila ada keluhan.
6. Memotivasi keluaraga agar terus mendukung kesembuhan pasien.

III. Sasaran :
Kunjungan Pasien Jiwa dalah Pasien dengan gangguan jiwa yang mendapatkan pelayanan
kesehatan

IV. METODE :
Kunjungan Rumah

V. Tenaga Pelaksana :
Pemegang Program Kesehatan Jiwa (KESWA) Puskesmas Perawatan Ilath

VI. Waktu dan Tempat :

VII. Sumber Dana :


Dana kegiatan kun jungan pasien jiwa di Masyarakat Bersumber dari dana BOK

VIII. Penutup :
Demikian kerangka acuan ini dibuat untuk dijadikan sebagai pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan yang dimaksud.

Anda mungkin juga menyukai