Anda di halaman 1dari 8

ACARA III

PENGENALAN SEL

WORKING PAPER PRAKTIKUM


BIOLOGI

Oleh

Nama : GADHANG TRI MULYONO


NIM : 23010123120007
Kelompok : PET 2 A
Asbing : GALUH PARLINA

PROGRAM STUDI S1 PETERNAKAN


DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Waktu dan tempat pelaksanaan

Praktikum Biologi dengan materi Fotosintesis dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 21
September 2023 pukul 07.00 – 08.40 WIB di Laboratorium Fisiologi dan Biokimia.

1.2. Materi

Materi pada praktikum fotosintesis ini menggunakan beberapa alat dan bahan diantaranya,
menggunakan alat aluminium foil yang berfungsi untuk membungkus sebagian daun yang akan
digunakan untuk praktikum. Cawan petri berfungsi sebagai wadah dari percobaan daun gamal.
Gelas beker digunakan untuk tempat pengukusan daun gamal dengan alkohol. Pinset berfungsi
untuk meletakkan dan mengambil daun yang dikukus. Pipet tetes digunakan untuk menetaskan
larutan JKJ kebagian daun. Bunsen berfungsi sebagai alat pembakar atau alat pemanas yang
digunakan untuk mendidihkan alkohol bersamaan dengan daun gamal. Menggunakan bahan yang
terdiri dari alkohol yang digunakan untuk merebus daun gamal agar bisa melarutkan klorofil.
Daun gamal sebagai percobaan fotosintesis. Aquades sebagai pembersih daun gamal. Larutan
jodium kalium jodide atau JKJ yang berfungsi sebagai penguji amilum pada daun.

1.3. Metode

Metode pada praktikum untuk mengetahui terjadinya fotosintesis pada daun gamal
dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut. Langkah yang pertama lakukan pemilihan pada
daun gamal yang akan digunakan untuk praktikum kemudian lakukan pembungkusan sebagian
dari daun gamal kurang lebih 7-14 hari. Langkah kedua yaitu petik daun gamal yang telah ditutup
dengan aluminium foil. Kemudian untuk langkah ketiga yaitu lepaskan aluminium foil pada daun,
kemudian rebus menggunakan alcohol sampai warna daun memutih dan klorofil larut pada
alkohol ditandai dengan warna hijau pada alcohol. Langkah keempat, lakukan pembilasan daun
gamal yang telah berubah warna dengan aquades kemudian pindahkan daun ke cawan petri dan
tetesi dengan larutan JKJ hingga seluruh bagian tertutupi. Langkah terakhir yakni menunggu daun
hingga keluar bitnik -bintik hitam. Perhatikan perubahan yang terjadi pada daun kemudian catat
hasilnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Fotosintesis

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan pada tumbuhan
seperti karbohidrat, terutama pada tumbuhan yang memiliki klorofil. Fotosintesis merupakan
perubahan senyawa air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) yang membutuhkan cahaya sebagai
pereaksi yang kemudian menghasilkan glukosa (C6H12O6). Hal ini sesuai dengan pendapat
Raharjo, et al. (2018) yang menyatakan bahwa fotosintesis merupakan proses perubahan dari
bahan anorganik yaitu CO2 dan H2O pada tumbuhan berpigmen atau berklorofil dengan bantuan
cahaya matahari. Selain menghasilkan glukosa,ya fotosintesis juga menghasilkan oksigen (O 2)
yang digunakan oleh manusia dan hewan. Hal ini sesuai dengan pendapat Suyatman, (2021)
yang menyatakan bahwa proses fotosintesis menggunakan karbon dioksida (CO 2) dan air (H2O)
yang kemudian diubah menghasilkan glukosa (C 6H12O6) dan oksigen (O2) yang diperlukan
sebagai makanannya. Proses fotosintesis juga dipengaruhi oleh faktor seperti suhu, umur daun,
tahap pertumbuhan tanaman, translokasi karbohidrat, dan kadar fotosintat. Meski begitu yang
menjadi faktor utama fotosintesis agar dapat berlangsung adalah karbon dioksida, air, dan
cahaya.

2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Fotosintesis

Fotosintesis merupakan suatu proses pembentukan zat makanan yang memerlukan


cahaya matahari. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti faktor internal
dan faktor eksternal. Hal ini sesuai dengan pendapat Janssen et al. (2014) yang menyatakan
bahwa proses fotosintesis dapat dipengaruhi faktor eksternal ataupun internal . Faktor internal
merupakan faktor yang mempengaruhi dari dalam seperti struktur sel, kondisi pada klorofil,
produk yang didapat pada proses fotosintesis, dan enzim- enzim di dalam organ fotosintesis.
Terdapat pula faktor eksternal sendiri merupakan pengaruh atau faktor dari luar dapat berupa
kualitas air yang didapat, intensitas pada cahaya matahari, suhu di sekitar tanaman, dan karbon
dioksida (CO2). Hal ini sesuai dengan pendapat Canedo and Lizarraga (2016) menyatakan faktor
eksternal yang berpengaruh adalah cahaya, karbon dioksida, air, suhu, juga mineral sedangkan,
faktor internal yang berpengaruh ialah struktur sel, kondisi klorofil, produk fotosintesis, dan
enzim-enzim dalam organ fotosintesis. Faktor utama yang mempengaruhi atau menghambat
terjadinya fotosintesis adalah cahaya matahari. Hal ini sesuai pendapat Osanai et al. (2017)
yang menyatakan fotosintesis suatu proses biokimia yang penting pada tumbuhan dan beberapa
cyanobacteria, yang digunakan untuk mengubah energi matahari menjadi energi kimia.

2.3. Gambar Hasil Fotosintesis

Sebelum Sesudah

Bagian yang
tertutup
aluminium foil

Amilum yang
keluar

Tertutup aluminum foil

Sumber: Data Primer Praktikum Biologi, 2023.

Berdasarkan hasil praktikum daun yang tertutup aluminium foil dihasilkan perbedaan
warna antara daun yang tidak tertutup alumunium foil dengan daun yang tertutup aluminium foil.
Daun yang ditutupi oleh aluminium foil setelah dimasukkan ke dalam alkohol yang telah
mendidih dan ditetesi dengan larutan JKJ tampak berwarna lebih terang. Hal ini disebabkan pada
bagian daun yang tertutup, tidak mengalami fotosintesis dan tidak menghasilkan amilum. Hal ini
sesuai pendapat Zahara dan Fuadiyah (2021) menyatakan bahwa daun yang dilapisi aluminium
foil tidak menghasilkan amilum dan kurang berwarna dikarenakan tidak mendapat cahaya .
Sedangkan pada daun yang tidak ditutupi aluminium foil tampak berwarna lebih gelap, dan
terdapat amilum karena daun terkena sinar matahari yang dibutuhkan untuk proses fotosintesis .
Hal ini sesuai pendapat Rahayuningsih et al. (2022) yang menyatakan Perubahan warna yang
terjadi pada daun disebabkan karena glukosa di dalam amilum yang digunakan dalam
membentuk konfigurasi antara ikatan unit glukosa.
2.4. Perbedaan Reaksi Terang dan Reaksi Gelap.

Fotosintesis terbagi menjadi dua reaksi yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang
merupakan suatu reaksi yang memerlukan cahaya sebagai faktor utama pendukung terjadinya
reaksi terang. Reaksi terang terjadi pada membrane tilakoid atau pada grana. Reaksi terang
dalam prosesnya menghasilkan ATP dan NADPH2 yang selanjutnya akan dilanjutkan oleh
proses reaksi gelap. Hal ini sesuai dengan pendapat Sunaryo, et al. (2015) yang menyatakan.
Reaksi terang merupakan proses reaksi yang membutuhkan cahaya matahari terjadi pada grana,
yang menghasilkan ATP dan NADPH2. Reaksi gelap merupakan reaksi yang tidak
membutuhkan cahaya secara sepenuhnya. Reaksi gelap bias terjadi pada malam hari. Reaksi ini
terjadi pada stroma yang merubah ATP dan NADPH 2 menjadi glukosa yang digunakan sebagai
zat makanan pada tumbuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Yani, et al. (2021) yang
menyatakan reaksi gelap merupakan reaksi lanjutan dari reaksi terang dalam fotosintesis.
Reaksi ini tidak membutuhkan cahaya. Reaksi gelap terjadi pada bagian kloroplas yang disebut
stroma. Bahan reaksi gelap adalah ATP dan NADPH yang dihasilkan glukosa.
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada praktikum ketiga yaitu fotosintesis, didapat
perbedaan pada daun gamal yang tertutup aluminium foil dan yang tidak tertutup. Daun gamal
yang tertutup aluminium foil memiliki perubahan warna yang semula hijau keputihan menjadi
putih pucat pada, setelah direbus menggunakan alkohol dan tidak terlihat mengeluarkan amilum
pada saat ditetesi dengan larutan JKJ (jodium kalium jodide). Sedangkan bagian daun yang tidak
tertutup aluminium foil terjadi perubahan warna dari hijau tua segar menjadi hijau pudar
keputihan dan mengeluarkan amilum pada saat ditetesi larutan JKJ. Dapat disimpulkan bahwa
fotosintesis dapat terjadi apabila terdapat cahaya matahari yang mengenai daun secara langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Canedo, J. C. G. dan G.L.L. Lizarraga. 2016. Considerations For Photobioreactor Design And
Operation For Mass Cultivation Of Microalgae. Dejana Pemac, Croatia.
Janssen, P.J.D., M.D. Lambreva, N. Plumeré, C. Bartolucci, A. Antonacci, K. Buonasera, R.N.
Frese, V. Scognamiglio, danG. Rea. 2014. Photosynthesis at the forefront of a
sustainable life. J. Frontiers in Chemistry, 2(36): 1-22.
Raharjo, S., E. Kurniawan dan E. D. Nurcahya. 2018. Sistem otomatisasi fotosintesis buatan
pada aquascape berbasis arduino. J. Komputek. 2 (1): 39-49.
Rahayuningsih, J., V. Sisca, dan E. Angasa. 2022. Analisis vitamin c pada buah jeruk pasaman
untuk meningkatkan imunitas tubuh pada masa pandemi. J. Research dan Education
Chemistry. 4(1): 29–29.
Sunaryo, R. Ario dan M. Fachrul. 2015. Studi tentang perbedaan metode budidaya terhadap
pertumbuhan rumput laut Caulerpa. J. Kelautan Tropis. 18(1).
Suyatman. 2020. Menyelidiki energi pada fotosintesis tumbuhan. J. Inkuiri. 9 (2): 125-131.
Yani, A., Uslan, Mahfud, Ihwan, N. Jannah, Ernawati. 2021. Konsep Dasar Ipa Biologi. Yayasan
Penerbit Muhammad Zaini, Pindie.
Zahara, F., dan S Fuadiyah. 2021. Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Proses Fotosintesis. J.
Prosiding Biologi, 1(1): 1–4.

Anda mungkin juga menyukai