Anda di halaman 1dari 12

No.

Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

PROPOSAL PRAKTIKUM BIOLOGI


UMUM

ACARA 2.1.2
UJI KANDUNGAN AMILUM PADA
DAUN MONOKOTIL DAN DIKOTIL

Nama : Zerlinda Putri Ardany


NIM : 22/494684/TP/13425
Gol(Hari)/Kel : Rabu/B2
Asisten : M. Berliando Gavintri

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

ACARA 2.1.2
UJI KANDUNGAN AMILUM PADA DAUN MONOKOTIL DAN
DIKOTIL

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fotosintesis merupakan proses sintesis karbohidrat dari bahan -
bahan anorganik pada tumbuhan berpigmen dengan bantuan cahaya
matahari. Fotosintesis tediri atas 2 fase, yaitu fase I yang berlangsung pada
grana dan menghasilkan ATP dan NADPH2 serta fase II yang berlangsung
pada stroma dan menghasilkan karbohidrat, (Campbell 2014).
Proses fotosintesis memproduksi glukosa dan senyawa organik
lainnya. Menurut Ariansyah dkk (2011) dalam (Gusfarendi dan Taurina
2014) hasil fotosintesis berupa karbohidrat yang disimpan dalam bagian
tertentu tumbuhan sebagai cadangan makanan disebut sebagai amilum.
Amilum merupakan karbohidrat dari hasil fotosintesis tumbuhan yang
disimpan dalam bagian tertentu tumbuhan sebagai cadangan
makanan. Cara untuk memperoleh amilum dapat dengan mengisolasi dari
bagian beberapa tanaman seperti akar, batang, dan biji-bijian.
Glukosa dihasilkan dari reduksi CO2 dari ATP dan reduksi NADPH
melalui reaksi cahaya. Glukosa dalam jumlah besar pada daun
terkondensasi menjadi amilum dengan pengecatan larutan JKJ. Cahaya
matahari juga berpengaruh untuk mengetahui besar kandungan amilum.
Oleh karena itu, percobaan ini dilakukan untuk membuktikan kadar
simpanan amilum pada daun monokotil dan dikotil dengan kondisi daun
yang terkena cahaya matahari dan sebagian tidak terkena cahaya matahari.

B. Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui
pengaruh cahaya matahari terhadap produksi atau simpanan amilum pada
daun tumbuhan serta melihat pengaruh cahaya matahari pada proses
fotosintesis yang menghasilkan amilum.

II. TINJAUAN PUSTAKA


Fotosintesis yaitu proses yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
pertumbuhan suatu tanaman. Fotosintesis merupakan proses perubahan energi dari
cahaya matahari menjadi energi kimia yang digunakan pada tumbuhan untuk
mendukung hampir semua kehidupan di bumi. Komponen yang berperan dalam
proses fotosintesis berupa air, karbon dioksida dan cahaya matahari dengan hasil
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

berupa glukosa/karbohidrat dan oksigen (Astari & Sudarmilah 2019).


Berikut adalah reaksi persamaan kimia pada fotosintesis :
6CO2 + 6H2O  C6H12O6 + H2O (Song 2012)
Proses fotosintesis terjadi pada kloroplas dengan berupa reaksi terang dan
reaksi gelap. Berdasarkan dua tahapan tersebut terjadi konversi energi dari energi
cahaya menjadi energi kimia dalam bentuk glukosa. Kloroplas memiliki komponen
utama yaitu klorofil. Klorofil adalah pigmen yang menghasilkan warna hijau untuk
mengikat cahaya matahari dalam proses fotosintesis (Advinda, 2018).
Menurut Soebagio dkk (2009) dalam (Priyanta dkk 2012) amilum
merupakan hasil fotosintesis berupa karbohidrat yang berasal dari tanaman yang
disimpan dalam bagian tertentu sebagai cadangan makanan pada tanaman. Amilum
alami merupakan amilum yang belum mengalami perubahan sifat fisika dan kimia
serta berasal dari umbi-umbian (Priyanta dkk 2012).
Amilum atau pati merupakan produk utama dari proses fotosintesis. Pati
berfungsi sebagai cadangan sementara karbohidrat yang digunakan untuk
mendukung respirasi, metabolisme, dan pertumbuhan pada malam hari saat tidak
ada
produksi energi melalui proses fotosintesis (Whistler 2012)
Amilum dapat dijumpai pada gandum, beras, maupun umbi-umbian.
Amilum terdiri dari amilosa dan amilopektin. Rantai glukosa yang dimiliki amilosa
tidak bercabang dengan ikatan α-1,4 glukosidik, sedangkan rantai glukosa yang
dimiliki amilopektin membentuk rantai lurus dengan ikatan α-1,4 glukosidik
(Vamadevan & Bertoflt 2015).
Pada struktur daun dikotil dan monokotil memiliki perbedaan. Daun dikotil
memiliki struktur tulang daun yang menyirip atau menjari, sedangkan daun
monokotil memiliki struktur tulang daun sejajar atau melengkung. Selain itu,
terdapat pula perbedaan pada jaringan mesofil. Jaringan mesofil merupakan
jaringan
yang terletak di antara epidermis atas dan epidermis bawah. Jaringan ini terdiri dari
jaringan palisade dan spons. Kemudian, sel-sel penyusun mesofil adalah kloroplas.
Jaringan mesofil pada daun monokotil tidak mengalami diferensiasi menjadi
jaringan palisade dan spons. Jaringan mesofil pada daun dikotil mengalami
diferensiasi menjadi jaringan palisade dan spons. Struktur pada daun dikotil sangat
bervariasi (Lakna 2017).
Keberadaan karbohidrat dapat terdeteksi dengan analisa kualitatif. Salah
satunya adalah dengan menggunakan uji iodine. Uji iodine bekerja dengan cara
memberikan perubahan warna. Warna yang dihasilkan akan bergantung pada jenis
polisakarida yang diuji. Amilum yang diuji dengan larutan iodine akan
memberikan
warna biru, sedangkan glikogen atau amilopektin akan memberikan warna coklat
kemerahan (Handayani dkk, 2020).
Cahaya matahari berperan dalam proses fotosintesis untuk menghasilkan
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
Halaman
glukosa atau amilum. LABORATORIUM BIOLOGI UMUM
Proses fotosintesis membutuhkan cahaya matahari1 dari
untuk
dapat mengubah hasil dari reaksi terang menjadi glukosa. Reaksi terang tersebut
tidak akan terjadi jika tidak ada cahaya matahari. Glukosa merupakan hasil dari
reaksi gelap

pada proses fotosintesis. Glukosa dalam jumlah besar akan mengalami kondensasi
menjadi amilum. Sehingga cahaya matahari menjadi faktor yang dapat
mempengaruhi kandungan amilum pada tumbuhan.

III. METODE
A. Alat dan Bahan
Pada percobaan ini dibutuhkan beberapa alat seperti penjepit,
kompor listrik 600 watt, cawan petri, gelas piala, gelas aluminium, panci,
dan pipet. Penjepit berfungsi untuk membantu menjepit alumunium foil
pada daun. Kompor listrik 600 watt berfungsi untuk memanaskan air dan
alkohol. Dua Cawan petri berfungsi sebagai wadah larutan J-KJ dan larutan
Aquades. Gelas aluminium digunakan sebagai tempat alkohol. Panci
berfungsi sebagai tempat untuk merebus alkohol. Pipet berfungsi untuk
meneteskan larutan J-KJ pada daun.
Percobaan ini juga dibutuhkan beberapa bahan yang terdiri dari
daun monokotil (liliopsida) dan dikotil (magnoliliopsida) , alkohol 70%,
larutan J-KJ, aluminium foil, dan air panas. Tiga daun monokotil (daun
telang, daun iris, dan daun dianella) dan enam daun dikotil (daun bunga
kertas, daun kemuning, daun pucuk merah, daun ixora, daun alamanda, dan
daun puring). Penggunaan daun monokotil dan dikotil bertujuan untuk
membandingkan cadangan amilum pada masing – masing spesies. Alkohol
70% berfungsi untuk melarutkan klorofil pada daun. Larutan J-KJ berfungsi
untuk menguji simpanan amilum pada daun dan berperan sebagai indikator
amilum pada daun. Alumunium foil berfungsi untuk menutup daun dan air
panas berfungsi untuk mencuci daun.

B. Cara Kerja
Langkah pertama yang dilakukan pada percobaan ini yaitu sehari
sebelum praktikum dimulai, sebagian daun ditutup terlebih dahulu dengan
alumunium foil pada pagi hari dan dijepit dengan penjepit kertas. Setelah
itu, daun dipotong dan dibuka alumunium foilnya. Daun dimasukkan ke
dalam alkohol panas selama kurang lebih 20 menit atau sampai daun
berubah menjadi warna putih (layu). Kemudian, daun dicuci dengan
aquades lalu dimasukkan ke dalam larutan J-KJ. Setelah itu, daun
diletakkan pada cawan petri selama beberapa menit. Daun dicuci kembali
dengan aquades supaya sisa larutan J-KJ hilang. Lalu, daun dibentangkan
dan diamati perbedaan warna antara bagian yang ditutup dengan bagian
yang tidak ditutup oleh alumunium foil.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka diperoleh hasil yang
tercantum pada tabel sebagai berikut :

Tabel IV. 1 Hasil Pengujian Amilum pada Tumbuhan Monokotil dan Dikotil
No. Nama Tumbuhan Tertutup Tidak Tertutup
Aluminium foil Aluminium foil
1. Clitoria teinatea (Bunga - +
Telang)
2. Iris Pseudacorus (Bunga - -
Iris)
3. Dianella ensfolia (Lili - -
brazil)
4. Allamanda chatartica - -
5. Ixora sp - -
6. Bougainvillea glabra sp - +
(Bunga Kertas)
7. Codiaeum variegatom - -
(Bunga Puring)
8. Syzygium paniculatum - -
(Pucuk Merah)
9. Murraya sp (Kemuning) + +

Keterangan:
- :Tidak terdapat amilum
+ : Terdapat amilum
Berdasarkan data yang tercantum, pada daun iris, daun lili brazil,
daun alamanda, daun ixora, daun bunga kertas, serta daun pucuk merah
menunjukkan hasil tidak terdapat amilum baik pada bagian daun yang
tertutupi maupun tidak tertutupi oleh aluminium foil. Pada daun bunga
telang dan bunga kertas, hanya bagian yang tidak tertutupi aluminium foil
yang terdapat kandungan amilum. Pada daun kemuning, baik yang tertutupi
maupun tidak tertutupi aluminium foil terdapat kandungan amilum pada
daun.

B. Pembahasan
Pada percobaan ini dilakukan pengamatan simpanan amilum pada
daun monokotil dan dikotil dengan larutan J-KJ dan perlakuan terkena
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
cahaya matahari serta tidak terkena cahaya matahari. Percobaan ini
bertujuan untuk mengetahui kadar simpanan amilum pada daun monokotil
dan dikotil serta melihat pengaruh cahaya matahari pada proses fotosintesis
yang menghasilkan amilum. Adapun sampel daun yang dilakukan untuk
percobaan
yaitu sembilan sampel daun yaitu daun telang, daun iris, daun dianella, daun

bunga kertas, daun kemuning, daun pucuk merah, daun ixora, daun
alamanda, dan daun puring.
Percobaan ini dilakukan dengan menutup sebagian daun
menggunakan alumunium foil selama 24 jam sebelum praktikum. Fungsi
dari perlakuan tersebut yaitu untuk mencegah pembentukan amilum pada
saat pengamatan dimulai. Penutupan tersebut bertujuan supaya daun tidak
menyerap cahaya matahari (foton) sehingga tidak terjadi proses fotosintesis
dan simpanan energi pada daun dalam bentuk ATP sudah habis. Perlakuan
tersebut juga bermaksud untuk membedakan atau membandingkan kondisi
daun yang ditutup dan tidak ditutup dengan alumunium foil.
Alkohol panas digunakan pada saat perebusan daun yang berfungsi
untuk melarutkan klorofil. Alkohol dan klorofil memiliki sifat sama-sama
non polar. Senyawa polar akan terlarut pada pelarut polar dan non polar.
Kemudian, senyawa non-polar akan larut pada pelarut yang non polar.
Klorofil dapat terlarut dalam alkohol. Alkohol 70% digunakan karena lebih
mudah didapat serta tidak mudah terbakar dibandingkan dengan alkohol
95% yang sifatnya lebih kuat dan kemungkinan dapat merusak semua sel
daun.
Perlakuan pencucian daun yang telah direbus dalam alkohol dengan
larutan aquades bertujuan untuk menghilangkan sisa – sisa alkohol pada
daun dan kemudian daun diuji dengan larutan J-KJ. Fungsi pemberian
larutan J-KJ adalah untuk mengidentifikasikan kandungan amilum pada
daun. Larutan J-KJ berperan sebagai indikator adanya simpanan amilum.
Apabila terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman atau ungu maka
daun mengandung amilum, jika tidak terdapat perubahan warna tersebut
maka daun tidak mengandung amilum.
Berdasarkan tabel hasil percobaan dapat dilihat bahwa tidak terdapat
kandungan amilum pada daun yang tertutup aluminium foil kecuali pada
daun kemuning (Murraya sp). Kemungkinan ini dapat terjadi karena tidak
semua bagian daun yang tertutup aluminium foil mengalami perubahan
warna saat dicelupkan dalam larutan J-KJ. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
cadangan makanan dari tumbuhan tidak hanya berbentuk amilum saja,
sedangkan percobaan kali ini hanya berfokus pada uji kandungan amilum.
Kemudian, pada bagian daun yang tidak tertutupi oleh aluminium foil hanya
ada dua daun yang terdapat kandungan amilum yaitu daun telang, daun
bunga kertas, dan daun kemuning. Sedangkan, pada daun lainnya yang tidak
tertutupi aluminium foil tidak menunjukkan adanya amilum yang berwarna
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00

biru gelap, sehingga hal ini tidak sesuai denganHalaman


LABORATORIUM BIOLOGI UMUM 1 dari
hipotesis yang ada.
Terdapat kemungkinan terjadi kesalahan secara ilmiah yaitu sebelum
dilakukan pengamatan kondisi langit mendung sehingga daun yang tidak
ditutup dengan alumunium foil untuk pengamatan pada praktikum tidak
terkena cahaya matahari secara maksimal. Selain itu, dapat disebabkan
karena cadangan makanan pada tumbuhan dialihkan ke bagian tumbuhan
yang lain, tidak hanya dialirkan pada daun saja.

V. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
hasil yang didapat dari uji kandungan amilum pada daun tidak sesuai dengan
hipotesis atau teori yang ada. Terdapat kesalahan ilmiah yang menyebabkan bagian
daun yang tidak tertutup aliminium foil tidak terdapat amilum saat diuji seperti
cuaca yang tidak mendukung dan pendistribusian amilum pada tumbuhan.
Pada hipotesis yang ada, seharusnya kadar simpanan amilum lebih banyak
terdapat pada daun dikotil dibanding dengan daun monokotil. Hal ini disebabkan
karena daun dikotil mengalami diferensiasi pada jaringan mesofil sedangkan daun
monokotil tidak mengalami diferensiasi pada jaringan mesofil. Cahaya matahari
terbukti berpengaruh terhadap proses fotosintesis untuk menghasilkan amilum.
Proses fotosintesis membutuhkan cahaya matahari untuk mengubah hasil reaksi
terang menjadi glukosa.

VI. DAFTAR PUSTAKA


Reece, J. B., & Campbell, N. A, 2014, ‘Campbell biology’, Boston: Benjamin
Cummings / Pearson.
Gusfarendi. dan Taurina, W 2014, ‘Uji Amilum Limbah Batang Kelapa Sawit
(Elaeis guinneensis Jacq.) Sebagai Bahan Pengikat Pada Tablet
Parasetamol, Jurnal Borneo Akcaya, vol. 1, pp. 46-54.
Advinda, L. 2018, ‘Dasar–dasar fisiologi tumbuhan’, Deepublish. Yogyakarta.
Whistler, Roy L., James N. BeMiller, and Eugene F. Paschall, eds, 2012, ‘Starch:
chemistry and technology’, Academic Press, vol. 2.
Lakna, Panawala 2017, ‘Difference beetwen dicotyledons and monocotyledons :
Definition, structure,features, examples’, Pediaa, vol. 1, pp. 1-12.
Vamadevan, V., & Bertoft, E, 2015, ‘Structure‐function relationships of starch
components’, Starch‐Stärke, vol. 67, no. 2, pp. 55-68.
Priyanta, S., Bagus, R., Arisanti, S., & Istri, C 2012, ‘Sifat Fisik Granul Amilum
Jagung Yang Dimodifikasi Secara Enzimatis Dengan Lactobacilus
Acidophilus Pada Berbagai Waktu Fermentasi’, Jurnal Farmasi Udayana,
vol. 1, no. 1, pp. 279-841.
Astari, F.B., & Sudarmilah, E 2019, ‘Belajar Fotosintesis dengan Edugame
Berbasis Android’, Jurnal Teknik Elektro UMS, vol. 19, no. 2, pp. 74- 80.
Song, A. N, 2012, ‘Evolusi fotosintesis pada tumbuhan’, Jurnal Ilmiah Sains, vol.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
12, no.1, pp. 28-34.
Handayani, S., Permatasari, S., Munthe, E. A., & Permana, G. I, 2020,’Buku
Panduan Praktikum Biokimia’, Penerbit qiara media. Jakarta.

VII. LAMPIRAN
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

PROPOSAL PRAKTIKUM BIOLOGI


UMUM

ACARA 2.1.2
PENGAMATAN KANDUNGAN AMILUM PADA DAUN
MONOKOTIL DAN DIKOTIL

4,8

Nama : Zerlinda Putri Ardany


NIM : 22/494684/TP/13425
Gol(Hari)/Kel : Rabu/B2
Asisten : M. Berliando Gavintri

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2022
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

ACARA 2.1.2
PENGAMATAN KANDUNGAN AMILUM PADA DAUN
MONOKOTIL DAN DIKOTIL

VIII.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fotosintesis merupakan proses sintesis karbohidrat dari
bahan - bahan anorganik pada tumbuhan berpigmen dengan
bantuan cahaya matahari. Fotosintesis tediri atas 2 fase, yaitu
fase I yang berlangsung pada grana dan menghasilkan ATP dan
NADPH2 serta fase II yang berlangsung pada stroma dan
menghasilkan karbohidrat, (Campbell 2014)
Proses fotosintesis memproduksi glukosa dan senyawa
organik lainnya. Menurut Ariansyah dkk (2011) dalam
(Gusfarendi dan Taurina 2014) hasil fotosintesis berupa
karbohidrat yang disimpan dalam bagian tertentu tumbuhan
sebagai cadangan makanan disebut sebagai amilum. Amilum
merupakan karbohidrat dari hasil fotosintesis tumbuhan yang
disimpan dalam bagian tertentu tumbuhan sebagai
cadangan makanan. Cara untuk memperoleh amilum dapat
dengan mengisolasi dari bagian beberapa tanaman seperti akar,
batang, dan biji-bijian.
Glukosa dihasilkan dari reduksi CO2 dari ATP dan
reduksi NADPH melalui reaksi cahaya. Glukosa dalam jumlah
besar pada daun terkondensasi menjadi amilum dengan
pengecatan larutan JKJ. Cahaya matahari juga berpengaruh
untuk mengetahui besar kandungan amilum. Oleh karena itu,
percobaan ini dilakukan untuk membuktikan kadar
simpanan amilum pada daun monokotil dan dikotil dengan
kondisi daun yang terkena cahaya matahari dan sebagian tidak
terkena cahaya matahari.
No. Dokumen FO-UGM-BI-07-13
BORANG Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1 dari

B. Tujuan
Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk
mengetahui mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap
produksi atau simpanan amilum pada daun tumbuhan.

IX. DAFTAR PUSTAKA


Reece, J. B., & Campbell, N. A, 2014, Campbell biology. Boston:
Benjamin Cummings / Pearson.
Gusfarendi. dan Taurina, W 2014, ‘Uji Amilum Limbah Batang Kelapa
Sawit (Elaeis guinneensis Jacq.) Sebagai Bahan Pengikat Pada
Tablet Parasetamol, Jurnal Borneo Akcaya, vol. 1, pp. 46-54.

Anda mungkin juga menyukai