Anda di halaman 1dari 68

STRUCTURE

ASTROSITOMA
Oleh : Restabyandra Putra

Moderator : dr. Rahmi Ardhini, Sp.N, Subsp. N-Onk(K)


ASTROSITOMA
DEFINISI
• Glioma yang paling sering terjadi
• Sekitar 60 % dari tumor otak merupakan tumor glial
• Berdasarkan WHO, astrositoma diklasifikasikan menjadi grade I sampai
grade IV (Glioblastoma Multiforme/ GBM) I dan II disebut juga astrositoma
sedangkan derajat III dan IV disebut juga astrositoma high grade,
didasarkan pada:
• Tingkat abnormalitas sel (atypia)
• Bagaimana tingkat pertumbuhan (mitosis)
• Adanya pembuluh darah baru yang memperdarahi tumor (proliferasi
vaskular)

Baehr et al. Diagnosis Topik Neurologi Duus, Edisi 5; 2017


EPIDEMIOLOGI
• Insiden 4.7/100.000 orang per tahun
• Tidak ada jenis kelamin yang dominan pada pasien dengan astrositoma pilositik
• Low grade à pria : wanita = 1.18 : 1
• Anaplastik à pria : wanita = 1.87 : 1
• Astrositoma pilositik meningkat pada 20 tahun pertama, sementara pada kelompok
usia 30-40, didominasi oleh astrositoma low grade
• Distribusi dari astrositoma low grade adalah:
• 10% : < 20 tahun
• 60% : 20-45 tahun
• 30% : > 45 tahun

Baehr et al. Diagnosis Topik Neurologi Duus, Edisi 5; 2017


ETIOPATOGENESIS
• Etiologi tumor otak melibatkan paparan radiasi serta genetik
• Mutasi genetik terjadi pada sindorm herediter. Sindrom herediter yang berhubungan
dengan astrositoma yaitu tuberous sklerosis yaitu mutasi pada gen TSC1 (9q) dengan
produk gen berupa hamartin
• Efek lokal dari astrositoma disebabkan oleh mekanisme multiple, termasuk invasi secara
langsung dan kompetisi untuk mendapatkan oksigen, yang menyebabkan terjadi kerusakan
hipoksik pada parenkim otak yang normal
• Selain ini, radikal bebas, neurotransmitter dan mediator inflamasi juga menyebabkan
terjadinya gangguan homeostasis
• Efek masa karena tumor juga menyebabkan berbagai tanda dan gejala klinis

Baehr et al. Diagnosis Topik Neurologi Duus, Edisi 5; 2017


Tippet et al. J Neurol Transl Neurosci; 2014.
KLASIFIKASI
GEJALA KLINIK
• Dapat bersifat umum atau fokal
• Gejala umum meliputi nyeri kepala (sekitar 30-50% dan biasanya pada pagi hari), mual, muntah,
gangguan kognitif, perubahan kepribadian dan gangguan keseimbangan
• Gejala fokal menunjukkan lokasi tumor, misalnya hemiparesis, afasia, gangguan penglihatan, gangguan
sensoris tergantung pada lokasi, ukuran dan kecepatan pertumbuhan tumor
• Kejang dapat terjadi pada 90% pasien dnegna glioma low-grade
• Tumor otak primer umumnya bermanifestasi sebagai:
• Defisit neurologis fokal yang progresif
• Kejang
• Gangguan neurologis non fokal

Singhai et al. JIACM; 2011


GEJALA KLINIS

• Kejang terjadi karena gangguan sirkuit kortikal

• Dua pertiga pasien astrositoma à kejang fokal atau general.


Sekitar 60 – 75% pasien mengalami kejang berulang

• Nyeri kepala pada tumor atak bisa disebabkan dari iritasi fokal atau peregangan struktur p
nyeri atau secara general akibat peningkatan tekanan intra kranial, umumnya cenderung
memberat/ progresif

Singhai et al. JIACM; 2011


Kertesz et al. Brain. 1981
GEJALA KLINIS
• Gejala sistemik seperti malaise, penurunan berat badan, anoreksia dan
demam, umumnya merupakan gejala tumor metastatik
• Dalam menilai pasien dengan tumor otak digunakan skala Performans
Karnofsky di mana pada total skore ≥ 70 menandakan pasien independen
dalam melakukan aktivitas perawatan diri

Singhai et al. JIACM; 2011


PATOLOGI
• Gambaran histologi astrositoma:
• Astrositoma protoplasmik umumnya pada korteks, dengan sel yang
mengandung sitoplasma, dan merupakan 28 % dari astrositoma
infiltratif
• Astrositoma gemistositik umumnya pada hemisfer serebral dewasa,
terdiri atas sel bulat besar dengan sitoplasma eosinofilik dan
eksentrik
• Astrositoma fibriler, merupakan varian histologis yang paling sering
ditemukan, mirip sel pada substansia alba hemisfer serebri, terdiri
atas sel kecil, oval dan ber- diferensiasi baik. Tumor ditandai dengan
peningkatan selularitas dengan latar belakang fibriler. Petanda
untuk astrositoma fibriler dalah Glial Fibrillary Acid Pro- tein (GFAP)

Singhai et al. JIACM; 2011


DIAGNOSIS
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Penunjang: CT-scan dan MRI brain
• Pada CT scan, astrositoma low grade tampak berupa gambaran yang tidak tegas, homogen,
densitas rendah, tanpa penyangatan kontras. Astrositoma anaplastik tampak gambaran lesi
densitas rendah atau inhomogen, dengan area yang memiliki densitas rendah dan tinggi pa
Pada pemberian kontras tampak penyangatan parsial

Pukovisa et al. Buku Ajar Neurologi; 2017.


Ropper et al. Adams and Victor’s Principles of Neurology, 10th Ed;
2014
13

DIAGNOSIS
• MRI spektroskopi adalah Tindakan MRI yang memberikan informasi komposisi
kimia dari tumor

Tippet et al. J Neurol Transl Neurosci; 2014


14

TATALAKSANA
• Tergantung beberapa faktor:
• Lokasi lesi
• Derajat malignansi
• Ada/ tidaknya peningkatan tekanan intra kranial
• Derajat disabilitas
• Usia pasien
• Keinginan dan harapan pasien
• Tatalaksana: konservatif, operatif, radioterapi dan kemoterapi
• Konservatif: medikamentosa dan nonmedikamentosa (fisioterapi)
• Medikamentosa:
• Dexamethason 4 – 6 mg per 6 intra vena berguna untuk mengurangi gejala akibat efek massa,
defisit fokal dan edema
• Manitol diberikan jika terdapat peningkatan tekanan intrakranial dengan dosis 0.25-1
mg/kgBB
• Terapi anti kejang diberikan sebelum dan sesudah operasi dan diteruskan hingga 6-12 bulan
pasca operasi.

Baehr et al. Diagnosis Topik Neurologi Duus, Edisi 5; 2017


15

TATALAKSANA
• Terapi utama untuk astrositoma difus dan astrositoma anaplastic
adalah reseksi maksimal
• Radioterapi konvensional ( external beam radiotherapy ) pasca operasi
menunjukkan peningkatan survival dibandingkan operasi saja
• Stereotactic brachitherapy ( implantasi Iodium-125 atau Irridium-193)
• Stereotactic radiosurgery (radiasi terfokus dosis tinggi ) dapat
dilakukan pada pasien tumor yang tidak dapat dioperasi.

Baehr et al. Diagnosis Topik Neurologi Duus, Edisi 5; 2017


16

TATALAKSANA
• Kemoterapi:
• Temozolomide : 150-200 mg/m2, secara oral, hari 1-5 dari siklus
28 hari hingga 6 siklus
• Kombinasi PCV: prokarbazin (60 mg/m2, oral, hari 8-21), lomustin
(110 mg/m2, oral, hari 1), dan vinkristin (1.4 mg/m2, intravena
dengan dosis maksimal 2 mg, hari 8 dan hari 29) selama 6-8
minggu
• Untuk tumor yang rekuren, terkadang terapi radiasi jarang membantu.
Pemberian Bevacizumab, humanized VEGF monoclonal antibody,
berperan pada glioblastoma rekuren, meningkatkan kelangsungan
hidup, mengurangi edema peritumoral dan penggunaan
glukokortikoid

Baehr et al. Diagnosis Topik Neurologi Duus, Edisi 5; 2017


17

KOMPLIKASI
• Komplikasi pada otak:
• Komplikasi awal:
• Terjadi 2 minggu sampai 6 bulan setelah radioterapi.
• Disebabkan karena kerusakan sawar darah otak dan disfungsi
oligodendrosit.
• Gejala meliputi sindrom somnolen, perburukan
gejala/pseudoprogresi, gangguan kognitif sementara terutama
atensi dan memori baru serta ensefaliis sub akut
• Komplikasi lanjut
• Terjadi setelah 6 bulan atau lebih dan bisa tertunda sampai
beberapa tahun
• Meliputi radionekrosis otak fokal, gangguan kognitif dari ringan
sampai demensia, serta leukoensefalopati.

Baehr et al. Diagnosis Topik Neurologi Duus, Edisi 5; 2017


18

KOMPLIKASI
• Komplikasi pada medulla spinalis adalah myelopati radiasi dan komplikasi
pada nervi kraniales : gangguan fungsi nervi kraniales I sampai XII yaitu
anosmia, diplopia, gangguan pendengaran dan penglihatan, ageusia
• Untuk komplikasi pada saraf tepi: pleksopati
• Komplikasi dari kemoterapi, meliputi:
• Gangguan kognitif
• Ensefalopati akut
• Leukoensefalopati
• Disfungsi serrebellar
• Toksisitas pada medulla spinalis
• Neuropati perifer

Tippet et al. J Neurol Transl Neurosci; 2014


19

PROGNOSIS
• Faktor yang mempengaruhi prognosis:
• Derajat tumor/histologi
• Tumor derajat 1, pulih sempurna (96% angka kelangsungan hidup pada 5 tahun
pertama), umumnya hanya dengan tindakan pembedahan
• Tumor derajat 2, median angka kelangsungan hidup adalah 8 tahun.
• Tumor derajat 3, median angka kelangsungan hidup adalah 3-5 tahun
• Tumor derajat 4, median angka kelangsungan hidup adalah 15 bulan
• Reseksi pembedahan: meskipun reseksi mikroskopi komplit pada tumor derajat 2-4
tidak mungkin dilakukan karena infiltrasi difus pada otak normal, reseksi total
makroskopi berkaitana dengan angka kelangsungan hidup yang lebih signifikan.
• Penggunaan radioterapi adjuvant dan kemoterapi
• Usia, usia muda lebih berkaitan dengan angka kelangsungan hidup yang lebih
panjang
• Status fungsional, gejala minimal atau fungsi neurologis normal berkaitan dengan
angka kelangsungan hidup yang lebih panjang.

Tippet et al. J Neurol Transl Neurosci; 2014


LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
● Nama : Tn. L
● Umur : 39 tahun
● Jenis Kelamin : Laki-laki
● Pendidikan : SMA
● Pekerjaan : Pedagang
● Alamat : Genen
● Tgl masuk RS : 15 Agustus 2023
● No. CM : D017815
DAFTAR MASALAH
No. Masalah Aktif Tanggal Masalah Pasif Tanggal

1 Cephalgia berat à3 15-08-2023


2 Penurunan kesadaran à3 15-08-2023
3 SOL intrakranial 15-08-2023
4 Leukositosis perbaikan 15-08-2023
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama : Nyeri kepala
Onset : 5 bulan SMRS
Lokasi : Kepala sebelah atas
Kualitas : nyeri terasa cekot cekot kepala bagian atas
Kuantitas : Semakin lama semakin memberat hingga mengganggu ADL pasien

Kronologis
± 5 bulan SMRS pasien mengeluh nyeri kepala. Nyeri kepala dirasakan hilang timbul (1-
2x sehari), durasi >5 menit nyeri dirasakan cekot cekot di kepala bagian atas. Nyeri memberat
saat siang hari setelah pasien beraktivitas, membaik dengan istirahat, tidur dan minum obat
anti nyeri. Keluhan lain mual (-) muntah (-), kejang (-), demam (-), kelemahan anggota gerak (-
), komunikasi (+), BAB dan BAK dbn
ANAMNESIS

± 2 bulan SMRS pasien mengeluhkan nyeri kepala. Nyeri kepala dirasakan dirasa semakin
sering, durasi 30 menit-1 jam, nyeri dirasakan cekot cekot di kepala bagian atas. Nyeri membaik
dengan istirahat dan minum obat anti nyeri. Keluhan disertai dengan pasien mulai sulit
berkomunikasi dan cenderung lebih banyak diam. Keluhan lain mual (-) muntah (-), kejang (-),
demam (-), kelemahan anggota gerak (-), BAB dan BAK dbn

± 1 minggu SMRS pasien mengeluh nyeri kepala hebat dirasakan terus menerus lalu
pasien dibawa ke RSUD Blora, pasien sadar namun kontak sulit dipertahankan dan pasien
cenderung diam. mual (-) muntah (-), kejang (-), demam (-), kelemahan anggota gerak (-).
ANAMNESIS
± 4 hari SMRS, nyeri kepala (+) masih dikeluhkan pasien. Nyeri kepala dirasakan hilang timbul
namun frekuensi timbul lebih sering >5x sehari, durasi 30 menit-1 jam, nyeri dirasakan cekot-cekot di
kepala bagian atas. Nyeri memberat saat pasien kelelahan, membaik dengan tidur dan minum obat anti
nyeri. Pasien membuka mata spontan (+), kontak pasien (+) namun sulit dipertahankan, komunikasi masih
terbatas dan cenderung lama jika menjawab petanyaan. Mual (-) muntah (-), kejang (-), demam (-),
kelemahan anggota gerak (-). Pasien lalu dilakukan pemeriksaan CT Scan kepala, dikatakan ada tumor di
kepala. Pasien kemudian dirujuk ke RSDK untuk penanganan lebih lanjut.

Saat ini pasien membuka mata spontan, kontak (+) sulit dipertahankan, komunikasi (+) cenderung
lambat saat menjawab pertanyaan dan sulit mengikuti instruksi yang diberikan. Gelisah (-), mual (-),
muntah (-), kejang (-), demam (-), kelemahan anggota gerak (-). BAB dan BAK dalam batas normal.

Faktor yang memperberat :-


Faktor yang memperingan :-
Gejala Penyerta :-
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat merokok (+) 1 bungkus habis dalam 1 Riwayat Sosial Ekonomi
minggu Pasien merupakan pedagang batik di Jakarta.
Pasien memiliki anak 1 berusia 6 tahun, saat ini
- Riw. Hipertensi (-)
tinggal bersama istrinya. Pengobatan dengan
- Riw. DM (-) BPJS PBI. Kesan sosial ekonomi cukup
- Riw. Stroke (-)
- Riw. Benjolan di tempat lain (-) Riwayat Pengobatan
- Inj. Deksametason 10 mg/8 jam iv (H3)
Riwayat Penyakit Keluarga - Inj. Omeprazole 40 mg/12 jam iv
- Keluarga pasien tidak ada yang memiliki
keluhan serupa dengan pasien
DATA OBYEKTIF

1. Status Presens
Keadaan Umum : Tampak lemah
Kesadaran : GCS : E3M5V4 : 12
Tanda Vital : TD : 116/78 mmHg
HR : 80 x/mnt
RR : 20 x/menit
T : 36,4 ºC
Sa : 99% NK 3 lpm
Wong baker : 2-3
BMI = BB = 65 kg = 23.87 kg/m2 (normoweight)
TB2 (1,65 m)2
DATA OBYEKTIF
2. Status Internus
Kepala : Simetris, mesosefal
Mata : PBI, diameter 2.5mm/2.5mm, RC direk +/+, RC indirek +/+, VODS sdn
Leher : Kaku kuduk (-)

Dada :
Jantung Paru
• Inspeksi : ictus cordis tak tampak. • Inspeksi : simetris statis dinamis.
• Palpasi : ictus cordis tak teraba • Palpasi : stem fremitus kanan = kiri.
• Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal • Perkusi : sonor seluruh lapangan paru.
• Auskultasi : BJ I-II normal,regular,murmur (-), gallop (-) • Auskultasi : vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

Abdomen : Datar, Supel, bising usus (+) normal, timpani, nyeri tekan (-), hepar/ lien tidak teraba
Ekstremitas : Oedem (-), turgor cukup
DATA OBYEKTIF
3. Status Neurologis
• Kepala
Bentuk : mesosefal
Simetri : simetris
• Mata ( Pupil ) :
Bentuk : bulat / bulat isokor
Ukuran : 2.5 mm / 2.5 mm
Refleks Cahaya :+/+
Visus kasar : OD : >3/60 OS : >3/60
• Leher : Kaku kuduk (-)
• Nervi Craniales : sdn, kesan normal
DATA OBYEKTIF

Motorik Superior Inferior


Gerak Sdn, lateralisasi (-) sdn, lateralisasi (-)

Kekuatan sdn sdn

Tonus N/N N/N

Trofi Eu/Eu Eu/Eu

Refleks Fisiologis ++/++ ++/+++

Refleks Patologis -/- -/-

Klonus -/+ (abortif)

Sensibilitas Sulit dinilai


Vegetatif Terpasang NGT (+) residu (-), BAK on DC, urin kuning
Laboratorium (12/08/2023) RSJ Amino Laboratorium (15/08/2023)
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI
NORMAL
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI
HEMATOLOGI PAKET
NORMAL
HEMATOLOGI PAKET Hemoglobin 15 gr % 11.7 – 15.5
Hemoglobin 15.3 gr % 13.2 – 17.3 Hematokrit 44.4 % 32 – 62
Leukosit 13.03 ribu / mmk 3.6 – 11 Eritrosit 5.10 juta / mmk 4.4 - 5.9
Trombosit 331 ribu / mmk 150 – 400 MCH 29.4 Pg 27 – 32
Hematokrit 43.3 % 32 – 62 MCV 87.1 fL 76 – 96
MCHC 33.8 g /dL 29 – 36
KIMIA KLINIK
Leukosit 10.5 ribu / mmk 3.6 – 11
SGOT 16.5
Trombosit 312 ribu / mmk 150 – 400
SGPT 47.2
RDW 12.3 % 11.6 – 14.8
Ureum 25.9 mg/dL 15-39
MPV 9.6 fL 4.00 – 11.00
Kreatinin 1.00 mg/dL 0.6-1.3
KIMIA KLINIK
Gula darah sewaktu 107 Mg/dL 80-160
Ureum 37 mg/dL 15-39
Kreatinin 1.0 mg/dL 0.6-1.3
Magnesium 0.9 mmol/L 0.74-0.99
Calcium 2.3 mmol/L 2.12-2.52
Elektrolit
Natrium 138 mmol/L 136 -145
Kalium 4.1 mmol/L 3.5 – 5.0
Chlorida 104 mmol/L 95 – 105
Osm 296 mOsm/L
FD 0.173
EKG RSDK 15/8/23

• HR : 85x/menit
• Kesan : Normosinus rhytm
X-FOTO THORAKS 29/08/2023

Kesan:
•cor tak membesar
•Pulmo tak tampak bercak maupun nodul
CT Scan Kepala Polos (12/08/2023) RS
Ketileng
Kesan:
- Massa kistik bentuk lobulated disertai edema
vasogenik di sekitarnya pada lobus
frontoparietal kiri (ukuran AP 7,17 x LL 5,49 x
CC 5,17 cm) -- cenderung SOL intracerebri
- Tampak tanda-tanda peningkatan TIK
RINGKASAN
Seorang Laki-laki dibawa ke RSDK dengan keluhan nyeri kepala sejak 5 bulan SMRS. Pasien pulang dari
Jakarta mengeluhkan nyeri kepala. Nyeri kepala dirasakan hilang timbul (1-2x sehari), durasi 30 menit-1 jam,
nyeri dirasakan cekot-cekot di kepala bagian atas. Nyeri memberat saat siang hari setelah pasien
beraktivitas, membaik dengan istirahat, tidur dan minum obat anti nyeri. Keluhan disertai dengan pasien sulit
berkomunikasi aktif dan cenderung lebih banyak diam. Saat ini pasien membuka mata spontan, kontak (+)
sulit dipertahankan, komunikasi (+) namun cenderung lambat saat menjawab pertanyaan dan sulit mengikuti
instruksi yang diberikan.

1. Status Presens
Keadaan Umum : Tampak lemah
Kesadaran : GCS : E3M5V4 : 12
Tanda Vital : TD : 116/78 mmHg
HR : 80 x/mnt
RR : 20 x/menit
T : 36,4 ºC
SpO2 : 99% NK 3 lpm
Wong baker : 2-3
BMI = BB = 65 kg = 23.87 kg/m2 (normoweight)
TB2 (1,65 m)2
RINGKASAN
2. Status Neurologis
• Kepala : Simetris, mesosefal
• Mata : PBI diameter 2.5mm/2.5mm, RC +/+
• Leher : kaku kuduk (-)
• Nervi Craniales : dalam batas normal

Motorik Superior Inferior


Gerak Sdn, lateralisasi (-) Sdn, lateralisasi (-)
Kekuatan Sulit dinilai Sulit dinilai
Tonus N/N N/N
Trofi Eu/Eu Eu/Eu
Refleks Fisiologis ++/++ ++/+++
Refleks Patologis -/- -/-
Klonus -/+ (abortif)
Sensibilitas Sulit dinilai
Vegetatif Terpasang NGT (+) residu (-), BAK on DC, urin kuning
DIAGNOSIS

1. Diagnosis klinis : - Cefalgia kronis


- Penurunan kesadaran
Diagnosis topis : Frontoparietal kiri
Diagnosis etiologis : SOL Intrakranial
2. Leukositosis perbaikan (13.03-10.5)
RENCANA PENGELOLAAN AWAL
Px : - Obs KU, TTV dan defisit neurologis

- Cek Lab – hasil terlampir

- MRI Kepala Kontras


Tx : - IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
- Inj. Dexamethasone 10 mg/8 jam IV (H4)
- Inj. Vitamin B12 1 amp/12 jam IV
- Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam iv
- Parasetamol 1000 mg/8 jam PO
Mx : KU, Tanda-tanda vital dan Defisit Neurologis
Ex : Menjelaskan kepada pasien, keluarga tentang tatalaksana dan prognosis
18/08/2023 (HP3)
S Pagi ini pasien membuka mata spontan, kontak (+) sulit dipertahankan, komunikasi (+) lambat saat menjawab pertanyaan, masih belum
bisa mengikuti perintah. Nyeri kepala (+), mual (-), muntah (-), kejang (-), demam (-). BAB dan BAK dalam batas normal.
O KU :sakit sedang Motor sup inf
GCS: E3M5V4:12 Gerak sdn sdn
TD : 116/78 mmHg Kekuatan sdn, kesan lateralisasi (-)
HR : 62 x/mnt Tonus n/n n/n
RR: 20 x/menit Trofi e/e e/e
T: 36,4 º C Refleks Fisiologis ++/++ ++/++
Sa: 99% NK 3 lpm Refleks patologis -/- -/-
Wong baker: 2-3 Klonus -/-
Mata : PBI 2.5mm, RC +/+, VODS >3/60 Sensibilitas : Sulit dinilai
Leher : kaku kuduk (-) Vegetatif : Terpasang NGT (+) residu (-), BAK on DC, urin kuning
Nn. Cranialis : Sdn
A Diagnosis Klinis : Cefalgia berat 2. Leukositosis perbaikan (13.03-10.5
Penurunan kesadaran
Diagnosis Topis : Frontoparietal kiri
Diagnosis Etiologis : SOL intrakranial
P - Obs. KU, TTV, defisit neurologis I - IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
- Brain clinic – TUNDA - Inj. Dexamethasone 10 mg/12 jam IV (H7 TO H1)
- MRI kepala kontras – Senin, 21/08/2023 jam 08.00 - Inj. Vitamin B12 1 amp/12 jam IV
- Konsul TS Rehabilitasi medik dr. I Made Widagda, Sp.RM - Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam iv
- Parasetamol 1000 mg/8 jam PO
- Donepezil 5 mg/24 jam
22/08/2023 (HP7)
S Pagi ini pasien membuka mata spontan, kontak (+), komunikasi (+) minimal, dapat mengikuti perintah. Nyeri kepala (-), mual (-), muntah
(-), kejang (-), demam (-). BAB dan BAK dalam batas normal
O KU :sakit sedang Motor sup inf
GCS: E4M6V4:14 Gerak +/+ +/+
TD : 100/76 mmHg Kekuatan 555/555 555/555
HR : 80 x/mnt Tonus n/n n/n
RR: 18 x/menit Trofi e/e e/e
T: 36,4 º C Refleks Fisiologis ++/++ ++/++
Sa: 99% NK 3 lpm Refleks patologis -/- -/-
Wong baker: 2-3 Klonus -/-
Mata : PBI 2.5mm, RC +/+, VODS >3/60 Sensibilitas : sulit dinilai
Leher : kaku kuduk (-) Vegetatif : Terpasang NGT (+) residu (-), BAK on DC, urin kuning
Nn. Cranialis : Sdn
A Diagnosis Klinis : Cefalgia berat 2. Leukositosis perbaikan (13.03-10.5
penurunan kesadaran perbaikan
Diagnosis Topis : Frontoparietal kiri
Diagnosis Etiologis : SOL intrakranial
P - Obs. KU, TTV, defisit neurologis I - IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
- Brain clinic – TUNDA - Inj. Dexamethasone 10 mg/12 jam IV (H11 TO H5)
- MRI kepala kontras – terlampir - Inj. Vitamin B12 1 amp/12 jam IV
- Konsul TS Bedah saraf – keluarga masih rembukan - Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam iv
Program TS Rehabilitasi Medik : - Parasetamol 1000 mg/8 jam PO
Fisioterapi : general ROM exercise, latihan mobilisasi bertahap s/d - Donepezil 5 mg/24 jam
duduk
MRI Kepala Kontras (22/08/2023)
MRI Kepala Kontras (22/08/2023)

Kesan:
- Massa mixed solid-kistik intraaxial pada lobus frontoparietal kiri disertai vasogenik edema minimal
disekitarnya (ukuran ± AP 8.0 x LL 5.5 x CC 6.8 cm) dan efek massa berupa pendesakan-
penyempitan cornu anterior-posterior ventrikel lateral kanan-kiri, ventrikel III, cisterna
perimesencephalic, cisterna crural, cisterna interpeduncular dan midline shi"ing ke kanan (± 0.9
cm)
- Pada advanced MRI : ADC value 0.8 x10-3mm2/sec, MR perfusi didapatkan peningkatan rCBV
2.3, MR spectroscopy didapatkan peningkatan rasio Cho/NAA intralesi 8.5 dan perilesi 1.1 -- lebih
dari dari cenderung gambaran low grade glioma
- Tampak tanda peningkatan tekanan intracranial
25/08/2023 (HP10)
S Pagi ini pasien membuka mata spontan, kontak (+), komunikasi (+) lambat saat menjawab pertanyaan, dapat mengikuti perintah
sederhana. Nyeri kepala (-), kejang (-), demam (-). BAB dan BAK dalam batas normal
O KU :sakit sedang Motor sup inf
GCS: E4M6V4:14 Gerak +/+ +/+
TD : 110/77 mmHg Kekuatan 555/555 555/555
HR : 80 x/mnt Tonus n/n n/n
RR: 18 x/menit Trofi e/e e/e
T: 36.5 º C Refleks Fisiologis ++/++ ++/++
Sa: 99% NK 3 lpm Refleks patologis -/- -/-
Wong baker: 2-3 Klonus -/-
Mata : PBI 2.5mm, RC +/+, VODS >3/60 Sensibilitas : Sdn
Leher : kaku kuduk (-) Vegetatif : Terpasang NGT (+) residu (-), BAK on DC, urin kuning
Nn. Cranialis : Sdn
A Diagnosis Klinis : Cefalgia berat
Diagnosis Topis : Frontoparietal kiri
Diagnosis Etiologis : SOL intrakranial
P - Obs. KU, TTV, defisit neurologis I - IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
- Brain clinic – TUNDA - Inj. Dexamethasone 10 mg/12 jam IV (H14 TO H8)
Program TS Rehabilitasi Medik : - Inj. Vitamin B12 1 amp/12 jam IV
Fisioterapi : general ROM exercise, latihan mobilisasi bertahap s/d - Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam iv
duduk - Parasetamol 1000 mg/8 jam PO
Program TS Bedah Saraf : Pro kraniotomi menunggu jadwal - Donepezil 5 mg/24 jam
27/08/2023 (HP12)
S Pagi ini pasien membuka mata spontan, kontak (+), komunikasi (+) lambat saat menjawab pertanyaan, dapat mengikuti perintah
sederhana. Nyeri kepala (-), kejang (-), demam (-). BAB dan BAK dalam batas normal
O KU :sakit sedang Motor sup inf
GCS: E4M6V4:14 Gerak +/+ +/+
TD : 110/80 mmHg Kekuatan 555/555 555/555
HR : 84 x/mnt Tonus n/n n/n
RR: 18 x/menit Trofi e/e e/e
T: 36.5 º C Refleks Fisiologis ++/++ ++/++
Sa: 99% NK 3 lpm Refleks patologis -/- -/-
Wong baker: 2-3 Klonus -/-
Mata : PBI 2.5mm, RC +/+, VODS >3/60 Sensibilitas : Sdn
Leher : kaku kuduk (-) Vegetatif : Terpasang NGT (+) residu (-), BAK on DC, urin kuning
Nn. Cranialis : Sdn
A Diagnosis Klinis : Cefalgia berat
Diagnosis Topis : Frontoparietal kiri
Diagnosis Etiologis : SOL intrakranial ec tumor intrinsic frontal kiri c/ astrositoma
P - Obs. KU, TTV, defisit neurologis I - IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
- Brain clinic – TUNDA - Inj. Dexamethasone 10 mg/12 jam IV (H16 TO H2)
Program TS Rehabilitasi Medik : - Inj. Vitamin B12 1 amp/12 jam IV
Fisioterapi : general ROM exercise, latihan mobilisasi bertahap s/d - Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam iv
duduk - Parasetamol 1000 mg/8 jam PO
Program TS Bedah Saraf : Pro kraniotomi rabu - Donepezil 5 mg/24 jam
28/08/2023 (HP13)
S Pagi ini pasien membuka mata spontan, kontak (+), komunikasi (+) masih lambat saat menjawab pertanyaan, dapat mengikuti perintah
sederhana. Nyeri kepala (-). BAB dan BAK dalam batas normal
O KU :sakit sedang Motor sup inf
GCS: E4M6V4:14 Gerak +/+ +/+
TD : 120/84 mmHg Kekuatan 555/555 555/555
HR : 76 x/mnt Tonus n/n n/n
RR: 18 x/menit Trofi e/e e/e
T: 36.5 º C Refleks Fisiologis ++/++ ++/++
Sa: 99% NK 3 lpm Refleks patologis -/- -/-
Wong baker: 2-3 Klonus -/-
Mata : PBI 2.5mm, RC +/+, VODS >3/60 Sensibilitas : Sdn
Leher : kaku kuduk (-) Vegetatif : Terpasang NGT (+) residu (-), BAK on DC, urin kuning
Nn. Cranialis : Sdn
A Diagnosis Klinis : Cefalgia berat
Diagnosis Topis : Frontoparietal kiri
Diagnosis Etiologis : SOL intrakranial ec tumor intrinsic frontal kiri c/ astrositoma
P - Obs. KU, TTV, defisit neurologis I - IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
- Brain clinic – TUNDA - Inj. Dexamethasone 10 mg/12 jam IV (H17)
Program TS Rehabilitasi Medik : - Inj. Vitamin B12 1 amp/12 jam IV
- Fisioterapi : general ROM exercise, latihan mobilisasi duduk s/d - Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam iv
Jalan - Parasetamol 1000 mg/8 jam PO
- OT : latihan motorik halus - Donepezil 5 mg/24 jam
Program TS Bedah Saraf : Pro kraniotomi rabu
30/08/2023 (HP15)
S Pagi ini pasien membuka mata spontan, kontak (+), komunikasi (+)lambat saat menjawab pertanyaan, dapat mengikuti perintah
sederhana. Nyeri kepala (-). BAB dan BAK dalam batas normal
O KU :sakit sedang Motor sup inf
GCS: E4M6V4:14 Gerak +/+ +/+
TD : 118/72 mmHg Kekuatan 555/555 555/555
HR : 76 x/mnt Tonus n/n n/n
RR: 18 x/menit Trofi e/e e/e
T : 36.5 º C Refleks Fisiologis ++/++ ++/++
Sa : 99% NK 3 lpm Refleks patologis -/- -/-
Wong baker: 2-3 Klonus -/-
Mata : PBI 2.5mm, RC +/+, VODS >3/60 Sensibilitas : Sdn
Leher : kaku kuduk (-) Vegetatif : Terpasang NGT (+) residu (-), BAK on DC, urin kuning
Nn. Cranialis : Sdn
A Diagnosis Klinis : Cefalgia berat
Diagnosis Topis : Frontoparietal kiri
Diagnosis Etiologis : SOL intrakranial ec tumor intrinsic frontal kiri c/ astrositoma
P - Obs. KU, TTV, defisit neurologis Program TS Anestesi : I - IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
- Brain clinic – TUNDA - GA ASA III - Inj. Dexamethasone 10 mg/8 jam IV (H19)
Program TS Rehabilitasi Medik : - Informed Consent resiko tinggi - Inj. Vitamin B12 1 amp/12 jam IV
- Fisioterapi : general ROM exercise, - Infus RL 20 tpm - Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam iv
latihan mobilisasi duduk s/d Jalan - Puasa 6 jam pre op - Parasetamol 1000 mg/8 jam PO
- OT : latihan motorik halus - Usaha Darah Sesuai Operator - Donepezil 5 mg/24 jam
Program TS Bedah Saraf : Pro kraniotomi - Konsul R1A/ICU
rabu (30/08/2023) - Cek Studi koagulasi
- X Foto Thoraks -- terlampir
31/08/2023 (HP16)
S Pagi ini pasien membuka mata bila dipanggil, kontak (+), komunikasi (+) minimal, dapat mengikuti perintah sederhana. Nyeri bekas
operasi (+). Pagi tadi +- 06.00 pasien kejang, sebelum kejang pasein sadar, saat kejang kepala menoleh ke kiri mata melirik keatas, durasi
1 menit, setelah kejang pasien tampak lemes cenderung mengantuk. BAB dan BAK dalam batas normal
O KU :sakit sedang Motor sup inf
GCS: E4M6V4:14 Gerak +/+ +/+
TD : 112/70 mmHg Kekuatan 555/555 555/555
HR : 74 x/mnt Tonus n/n n/n
RR: 18 x/menit Trofi e/e e/e
T: 36.7 º C Refleks Fisiologis ++/++ ++/++
Sa : 99% NK 3 lpm Refleks patologis -/- -/-
Wong baker: 2-3 Klonus -/-
Mata : PBI 2.5mm, RC +/+, VODS >3/60 Sensibilitas : Sdn
Leher : kaku kuduk (-) Vegetatif : Terpasang NGT (+) residu (-), BAK on DC, urin kuning
Nn. Cranialis : Sdn Status lokalis : Kepala terpasang perban (+), Rembes (-)
A Diagnosis Klinis : Cefalgia berat
Diagnosis Topis : Frontoparietal kiri
Diagnosis Etiologis : SOL intrakranial ec suspek high grade glioma
P - Obs. KU, TTV, defisit neurologis Program TS Anestesi : I - IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
- Observasi kejang berulang - Pasien resiko jatuh - Inj. Dexamethasone 10 mg/8 jam IV
Program TS Bedah Saraf : - Beri O2 3 L/m dengan nasal kanul (H21)
Awasi GCS bila tidak bangun MSCT - Monitoring KU dan TTV di RR , jika AS lebih dari dari - Inj. Vitamin B12 1 amp/12 jam IV
kepala cito 8 --- boleh pindah ruangan - Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam iv
Setting evd 8cm dari glabella, alirkan, - Bila pasien sadar penuh, tidak mual dan tidak - Parasetamol 1000 mg/8 jam PO
pantau tiap jam 6 pagi produksi muntah, boleh makan minum bertahap - Donepezil 5 mg/24 jam
Diet sesuai TS gizI - Cek Hb post operasi. Bila Hb kurang dari atau = 10 -- - Inj Fenitoin 200 mg/ 12 jam iv
- transfuse PRC. - Inj Manitol 250 cc -- bolus iv ekstra
31/08/2023 (HP16)
P Terapi TS Anestesi :
- Ketorolak 30 mg/8 jam via
intravena selama 2 hari H1
- Parasetamol 1000 mg/8 jam via
per oral selama 2 hari H1
- Ondansetron 4 mg/ 12 jam via
intravena selama 2 hari H1
LAPORAN OPERASI
• incisi duramater bentuk H
• kortikotomi dari gyrus frontalis superior kiri
• identifikasi tumor : tampak mural nodul padat kekuningan angkat secara piece meal gross total
• tampak massa kistik cairan kekuningan keluar dari sisi posterior mural nodul
• identifikasi : mural nodul terangkat tampak dinding ventrikel lateral sisi kiri, tampak monroe foramen
hemostasis rawat perdarahan dengan surgicel dan bipolar
• pasang evd ujung evd pada foramen monroe kiri
• isi dengan air
• jahit duramater watertight
• gantung central dura
• pasang tulang fiksasi dengan benang 0
• tunnelling evd fiksasi dengan side 3.0
• jahit lapis demi lapis
• operasi selesai
01/09/2023 (HP17)
S Pasien membuka mata spontan, Kontak (+), Komunikasi (+) minimal, dapat mengikuti perintah sederhana. Nyeri bekas operasi (+), mual
(-), muntah (-). kejang (-). Luka tertutup kasa, rembes (-), drain 150cc.
O KU :sakit sedang Motor sup inf
GCS: E4M6V4:14 (gangguan kognitif) Gerak +/+ +/+
TD : 108/74 mmHg Kekuatan 555/555 555/555
HR : 78 x/mnt Tonus n/n n/n
RR : 18 x/menit Trofi e/e e/e
T : 36.6 º C Refleks Fisiologis ++/++ ++/++
Sa : 99% NK 3 lpm Refleks patologis -/- -/-
Wong baker: 2-3 Klonus -/-
Mata : PBI 2.5mm, RC +/+, VODS >3/60 Sensibilitas : dalam batas normal
Leher : kaku kuduk (-) Vegetatif : Terpasang NGT (+) residu (-), BAK on DC, urin kuning
Nn. Cranialis : dalam batas normal Status lokalis : Kepala : luka op tertutup kassa evd setting 8cm dari glabella -- undulasi (+) 3-
4 cmH2O produksi 150cc xantokrom
A Diagnosis Klinis : Cefalgia berat
Diagnosis Topis : Frontoparietal kiri
Diagnosis Etiologis : SOL intrakranial ec suspek high grade glioma Post kraniotomi eksisi tumor dasar tengkorak + EVD 31/08/2023
P - Obs. KU, TTV, defisit neurologis Program TS Rehabilitasi Medik : I - IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
- Observasi kejang berulang Fisioterapi : general ROM exercise, - Inj. Dexamethasone 10 mg/8 jam IV
Program TS Bedah Saraf : latihan mobilisasi duduk s/d Jalan (H22) – tapp off Inj. Deksametason
Awasi GCS bila tidak bangun MSCT kepala cito OT : latihan motorik halus 10mg /12jam IV
Setting evd 8cm dari glabella, alirkan, pantau tiap jam - Inj. Vitamin B12 1 amp/12 jam IV
6 pagi produksi Terapi TS Bedah Saraf : - Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam iv
Diet sesuai TS gizi Inj asam traneksamat 1gr/8jam iv - Donepezil 5 mg/24 jam
af DC - Inj Fenitoin 200 mg/ 12 jam iv
tappering off deksa
03/09/2023 (HP19)
S Pasien membuka mata spontan, Kontak (+), Komunikasi (+), dapat mengikuti perintah sederhana. Nyeri bekas operasi (+) berkurang,
mual (-), muntah (-), kejang (-). luka tertutup kasa, rembes (-), drain 40cc
O KU :sakit sedang Motor sup inf
GCS: E4M6V4:14 (gangguan kognitif) Gerak +/+ +/+
TD : 100/70 mmHg Kekuatan 555/555 555/555
HR : 89 x/mnt Tonus n/n n/n
RR : 18 x/menit Trofi e/e e/e
T : 36.6 º C Refleks Fisiologis ++/++ ++/++
Sa : 99% NK 3 lpm Refleks patologis -/- -/-
Wong baker: 2-3 Klonus -/-
Mata : PBI 2.5mm, RC +/+, VODS >3/60 Sensibilitas : dalam batas normal
Leher : kaku kuduk (-) Vegetatif : Terpasang NGT (+) residu (-), BAK on DC, urin kuning
Nn. Cranialis : dalam batas normal Status lokalis : Kepala : luka op tertutup kassa evd setting 8cm dari glabella -- undulasi (+) 3-
4 cmH2O produksi 40 cc jernih
A Diagnosis Klinis : Cefalgia berat, penurunan kesadaran perbaikan,
Diagnosis Topis : Frontoparietal kiri
Diagnosis Etiologis : SOL intrakranial ec suspek high grade glioma Post kraniotomi eksisi tumor dasar tengkorak + EVD 31/08/2023
P - Obs. KU, TTV, defisit neurologis Program TS Rehabilitasi Medik : I - IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
- Brain clinic – setelah aff EVD Fisioterapi : general ROM exercise, - Inj. Dexamethasone 10 mg/12 jam IV
- Observasi kejang latihan mobilisasi duduk s/d Jalan (H24 TO H2) – besok tapp off Inj.
Program TS Bedah Saraf : OT : latihan motorik halus Deksametason 10mg /24jam IV
Setting evd 8cm dari glabella, alirkan, pantau tiap jam - Inj. Vitamin B12 1 amp/12 jam IV
6 pagi produksi Terapi TS Bedah Saraf : - Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam iv
tappering off deksa Inj asam traneksamat 1gr/8jam iv - Donepezil 5 mg/24 jam
Fisioterapi - Inj Fenitoin 200 mg/ 12 jam iv
EVD klem 2x24jam pengawasan GCS
05/09/2023 (HP21)
S Pasien membuka mata spontan, Kontak (+), Komunikasi (+), dapat mengikuti perintah sederhana. Nyeri kepala (+) terasa cekot cekot,
mual (-), muntah (-), kejang (-). semalam pasien tidak dapat tidur. luka tertutup kasa, rembes (-)
O KU :sakit sedang Motor sup inf
GCS: E4M6V5:15 Gerak +/+ +/+
TD : 110/90 mmHg Kekuatan 555/555 555/555
HR : 76 x/mnt Tonus n/n n/n
RR: 18 x/menit Trofi e/e e/e
T: 36.5 º C Refleks Fisiologis ++/++ ++/++
Sa: 99% RA Refleks patologis -/- -/-
Wong baker: 2-3 Klonus -/-
Mata : PBI 2.5mm, RC +/+, VODS >3/60 Sensibilitas : dalam batas normal
Leher : kaku kuduk (-) Vegetatif : Terpasang NGT (+) residu (-), BAK on DC, urin kuning
Nn. Cranialis : dalam batas normal Status lokalis : Kepala : luka op tertutup kassa evd setting 8cm dari glabella -- undulasi (+) 3-
4 cmH2O produksi 40 cc jernih
A Diagnosis Klinis : Cefalgia berat
Diagnosis Topis : Frontoparietal kiri
Diagnosis Etiologis : SOL intrakranial ec suspek high grade glioma Post kraniotomi eksisi tumor dasar tengkorak + EVD 31/08/2023
P - Obs. KU, TTV, defisit neurologis Program TS Rehabilitasi Medik : I - IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
- Brain clinic – setelah aff EVD Fisioterapi : general ROM exercise, - Inj. Dexamethasone 10 mg/24 jam IV
- Observasi kejang latihan mobilisasi duduk s/d Jalan (H26 TO H2)
Program TS Bedah Saraf : - Inj. Vitamin B12 1 amp/12 jam IV
evd klem dilanjutkan hingga 2x24 jam, awasi gcs ketat Terapi TS Bedah Saraf : - Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam iv
tiap 4 jam bila Inj asam traneksamat 1gr/8jam iv - Donepezil 5 mg/24 jam
gcs turun lapor dr Jaga msct kepala cito - Inj Fenitoin 200 mg/ 12 jam iv
tappering off deksa
fisioterapi
06/09/2023 (HP22)
S :Pasien membuka mata spontan, Kontak (+), Komunikasi (+), dapat mengikuti perintah sederhana. Nyeri kepala (+) terasa cekot cekot
membaik, mual (-), muntah (-), kejang (-). luka tertutup kasa, rembes (-)
O KU :sakit sedang Motor sup inf
GCS: E4M6V5:15 Gerak +/+ +/+
TD : 110/90 mmHg Kekuatan 555/555 555/555
HR : 76 x/mnt Tonus n/n n/n
RR: 18 x/menit Trofi e/e e/e
T: 36.5 º C Refleks Fisiologis ++/++ ++/++
Sa: 99% RA Refleks patologis -/- -/-
Wong baker: 2-3 Klonus -/-
Mata : PBI 2.5mm, RC +/+, VODS >3/60 Sensibilitas : dalam batas normal
Leher : kaku kuduk (-) Vegetatif : Terpasang NGT (+) residu (-), BAK on DC, urin kuning
Nn. Cranialis : dalam batas normal Status lokalis : Kepala : luka op tertutup kassa
A Diagnosis Klinis : Cefalgia berat
Diagnosis Topis : Frontoparietal kiri
Diagnosis Etiologis : SOL intrakranial ec suspek high grade glioma Post kraniotomi eksisi tumor dasar tengkorak + EVD 31/08/2023
P - Obs. KU, TTV, defisit neurologis Program TS Rehabilitasi Medik : I - IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
- Brain clinic – setelah aff EVD Fisioterapi : general ROM exercise, - Inj. Dexamethasone 10 mg/24 jam IV
- Observasi kejang latihan mobilisasi duduk s/d Jalan (H27 TO H3) tapp off menjadi Inj.
- Besok rencana rawat jalan Deksametason 5mg /24jam IV
Program TS Bedah Saraf : Terapi TS Bedah Saraf : - Inj. Vitamin B12 1 amp/12 jam IV
af evd Inj asam traneksamat 1gr/8jam iv - Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam iv
deksa stop - Donepezil 5 mg/24 jam
fisioterapi - Fenitoin 200 mg/ 12 jam PO
mobilisasi duduk jalan dibantu keluarga
HASIL PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI
Tumor site: left frontal
Astrocytoma, NOS
Histopathological classification : Diffuse glioma
Grading : WHO Grade II
Immunohistokimia:
P53: positif kat pada bagian sel tumor
Ki67: kurang dari 1%
07/09/2023 (HP23)
S Pasien membuka mata spontan, Kontak (+), Komunikasi (+), dapat mengikuti perintah sederhana. Keluhan (-). BAB dan BAK dalam batas
normal
O KU :sakit sedang Motor sup inf
GCS: E4M6V5:15 Gerak +/+ +/+ KPS Skor : 80
TD : 100/87 mmHg Kekuatan 555/555 555/555
HR : 80 x/mnt Tonus n/n n/n
RR : 18 x/menit Trofi e/e e/e
T : 36.5 º C Refleks Fisiologis ++/++ ++/++
Sa : 99% RA Refleks patologis -/- -/-
Mata : PBI 2.5mm, RC +/+, VODS >3/60 Klonus -/-
Leher : kaku kuduk (-) Sensibilitas : dalam batas normal
Nn. Cranialis : dalam batas normal Vegetatif : Terpasang NGT (+) residu (-), BAK on DC, urin kuning
Status lokalis : Kepala : luka op tertutup kassa
A Diagnosis Klinis : Cefalgia berat, penurunan kesadaran perbaikan
Diagnosis Topis : Frontoparietal kiri
Diagnosis Etiologis : SOL intrakranial ec suspek high grade glioma Post kraniotomi eksisi tumor dasar tengkorak + EVD 31/08/2023
P - Obs. KU, TTV, defisit neurologis Program TS Rehabilitasi Medik : I - IVFD NaCl 0.9% 20 tpm
- Brain clinic – setelah aff EVD Fisioterapi : general ROM exercise, - Inj. Dexamethasone 5 mg/24 jam IV
- Observasi kejang latihan mobilisasi duduk s/d Jalan (H28 TO H1)
- Rawat jalan kamis, 07/09/2023 TUTD - Inj. Vitamin B12 1 amp/12 jam IV
Program TS Bedah Saraf : Terapi TS Bedah Saraf : - Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam iv
af evd Inj asam traneksamat 1gr/8jam iv - Donepezil 5 mg/24 jam
deksa stop - Fenitoin 200 mg/ 12 jam PO
fisioterapi
mobilisasi duduk jalan dibantu keluarga
MSCT KEPALA KONTRAS 05/09/2023
DECISION MAKING
Demikian Dokter,
Terima Kasih Dokter

Anda mungkin juga menyukai