Oleh Berliani Hijriawati Dosen Pembimbing dr.Nunik Agustriani, Sp.B, Sp.BA
BAGIAN/SMF BEDAH ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA RS. DR. SARDJITO YOGYAKARTA 2013
HALAMAN PENGESAHAN
Referat
NEUROBLASTOMA
Oleh :
Berliani Hijriawati
Telah dibacakan pada Forum Pertemuan Ilmiah Mingguan Bagian Ilmu Bedah Anak
Pada tanggal:
____________________________
Dosen Pembimbing :
dr.Nunik Agustriani, Sp.B, Sp.BA
BAGIAN/SMF BEDAH ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA RS. DR. SARDJITO YOGYAKARTA 2013 NEUROBLASTOMA Definisi Neuroblastoma adalah tumor neuroblastik dari sel neural crest primordial yang terdapat disepanjang sistem saraf simpatis. Neuroblastoma adalah malignancy solid ekstrakranial yang paling umum pada kanak kanak dan tumor malignant yang paling umum pada pasien usia lebih muda dari umur 1 tahun. Selain itu, neuroblastoma mewakili 7% sampai 10% dari semua keganasan didiagnosis pada pasien anak-anak lebih muda dari 15 tahun dan bertanggung jawab untuk sekitar 15% dari semua kematian kanker pediatrik. Namun, neuroblastoma adalah penyakit heterogen. Tumor dapat regresi spontan atau matur, atau dapat sangat agresif, malignant fenotip. Presentasi neuroblastoma tergantung dari lokasi anatomis di sistem saraf simpatis dimana tumor primer berkembang dan status metastase. Neuroblastoma ini merupakan tumor yang paling sering pada dekade awal kehidupan, sekitar 80% pada anak-anak dibawah usia 4 tahun 1 . Penyakit lokal berkaitan dengan sistem saraf simpatis, mencapai dasar tengkorak sampai pelvis. Presentasi yang paling umum adalah massa abdomen, dengan 35% kasus yang timbul dari sel adrenergik pada medulla adrenal, 35% pada ganglia paraspinal, 20% pada mediastinum posterior, dan 5% pada pelvis dan 5% dileher 2 . Epidemiologi Ini pada umumnya merupakan tumor solid pada anak kurang dari 4 tahun. Insidensinya neuroblastoma 10,5/juta anak dibawah umur 15 tahun. Usia rata-rata yang ditunjukkan adalah 23 bulan, dengan puncaknya 0-4 tahun. Umumnya terjadi pada laki-laki daripada perempuan (1,2:1), tidak ada predileksi ras atau geografi. Merupakan penyakit familial 2 .
Embriologi Glandula adrenal berkembang dari dua sel yang asalnya berbeda. Kortek adrenal dibentuk dari sel yang berasal dari mesoderm sedangkan medula adrenal berkembang dari sel neural crest. Sel neural crest dibentuk dari migrasi ventrolateral dari sel neuro-ectodermal yang berasal dari tabung saraf sekitar minggu ke 3 perkembangan. Sel neural crest ini dibagi menjadi 2 kelompok sel yang menimbulkan ganglia sensoris dari kranial dan saraf tulang belakang serta migrasi ke berbagai posisi lain dalam tubuh untuk menimbulkan melanosit dan ganglia simpatik. Kortek adrenal dibentuk pertama, biasanya selama minggu ke 6 perkembangan. Minggu ke 7 sel neural crest dari ganglia simpatik bermigrasi membentuk massa pada sisi medial dari perkembangan kortek. Selama beberapa bulan berikutnya sampai kelahiran janin, korteks akan tumbuh dan berdiferensiasi mengelilingi sekitar massa sel puncak saraf. Ketika mereka dikelilingi, sel-sel diferensiasi ke dalam sel-sel sekretori dari medula adrenal. Pada sekitar usia 1 tahun akhir dari pembentukan glandula adrenal menunjukkan 3 lapisan korteks adrenal mengelilingi sel matur dari medulla adrenal 3 .
Gambar 1. Alur diferensiasi sel neural crest
Patologi Neuroblastoma adalah tumor embrional dari sistem saraf simpatis. Tumor ini muncul selama fetal atau kehidupan awal postnatal dari sel sympathetic (sympathogonia) berasal dari neural crest. Secara histologi,gambaran dari neuroblastoma tidak spesifik, sel tumor bulat biru kecil dengan sel-sel yang seragam, dengan inti hiperkromatik padat dan sitoplasma minimal. Menurut klasifikasi International Neuroblastoma Pathology Classification System (INPC), tumor diklasifikasikan baik dan kurang baik, tergantung pada derajat diferensiasi neuroblast, berisi Schwannian stroma, indeks mitosis-karyorrhexis, dan usia saat diagnosis 4 .
Gambar 1. Karakteristik gambaran histologi dari neuroblastoma
Klasifikasi Pada tahun 1984, Shimada dan rekan pertama kali mengembangkan klasifikasi age-linked sistem dari tumor neuroblastik berdasarkan morfologi tumor yang dibagi kelompok menurut prognosis yaitu histologi baik dan histologi tidak baik. Sistem Klasifikasi Shimada berdasarkan 1. Mitosis karyorexis indeks (MKI) 2. Umur anak 3. Derajat diferensiasi 4. Stroma rich atau stroma poor Prognosis baik meliputi infant, low MKI, stroma rich tumor, tumor diferensiasi baik atau tumor dengan diferensiasi derajat campuran 5 .
MKI didefinisikan jumlah sel tumor yang mitosis atau karyorrhexis per 5000 sel neuroblastik (low MKI < 100 sel, intermediate 100-200 sel, high>200 sel) Biologi Molekuler Isi DNA Sel manusia normal berisi 2 copy masing-masing 23 kromosom. Sel diploid normal mempunyai 46 kromosom. Mayoritas (55%) dari neuroblastoma primer adalah triploid atau near triploid/hyperdiploid dan berisi antara 58 dan 80 kromosom. Sisanya (45%) adalah near diploid (35-57 kromosom) atau near-tetraploid (81-103 kromosom). DNA index dari tumor adalah rasio dari jumlah kromosom yaitu diploid kromosom (46), dengan DNA index 1, sel near triploid mempunyai DNA index 1,26-1,76. 4
Amplifikasi MYCN MYCN onkogen menghasilkan onkoprotein, yang merupakan faktor transkripsi yang mungkin menyebabkan pertumbuhan tidak teratur saat ekspresi berlebihan. Amplifikasi MYCN (>10 copi/sel) dihubungkan dengan metastasis penyakit, perkembangan penyakit yang cepat dan hasil yang buruk dan sebagai penanda prognostik melebihi semua tanda sitogenetik lainnya. Amplifikasi berasal dari lengan distal dari kromosom 2 (2p24) dan diisi MYCN proto-onkogen. MYCN berhubungan dengan nukleus protein dalam perkembangan sistem saraf dan jaringan lain. Target ekspresi MYCN adalah perkembangan neuroblastoma. Secara keseluruhan, 25% neuroblastoma pada anak mempunyai amplifikasi MYCN, 40% dengan penyakit advance tetapi hanya 5-10% dengan penyakit low stage. Pasien dengan amplifikasi MYCN diterapi secara intensif dengan strategi multimodalitas apapun luasnya penyakit dan terlepas dari usia. 4
Perubahan kromosom Perilaku tumor yang agresif dapat dikaitkan dengan penghapusan kromosom 1p36.3 atau 11q23. Gejala klinis Pasien dengan neuroblastoma biasanya menunjukkan gejala dan tanda menurut lokasi primer dan perluasan dari penyakit, meskipun sering asimptomatik. Karena 75% dari neuroblastoma terjadi pada kavum abdomen (50% pada glandula adrenal, 25% di retroperitoneum), massa abdomen dideteksi saat pemeriksaan fisik, dengan keluhan nyeri perut. Lokasi primer yang lain termasuk mediatinum posterior (20%), regio cervical (1%), dan pelvis (4%). Distress respirasi atau disfagia mungkin refleksi dari tumor regio toraks. Perubahan defekasi dan buang air kecil disebabkan kompresi dari spinal cord dari tumor paraspinal. Tumor pada leher atau toraks bagian atas dapat menyebabkan Horner sindrom (ptosis,miosis dan anhidrosis), enophtalmus, dan heterochromia iris. Ataksia cerebral akut diobservasi, ditandai sindrom dancing eye, opsoklonus, myoclonus dan chaotic nistagmus. Dua sampai tiga kasus terjadi pada bayi dengan tumor primer di mediastinum. Tanda dan gejala lain akibat dari sekresi katekolamin dan vasoactive intestinal polypeptide meliputi diare, penurunan berat badan, dan hipertensi. 2,4
Penyebaran neuroblastoma menurut umur dan stadium tampak pada tabel 3. Lebih dari 40% pasien dengan penyakit metastase. Pada pasien yang lebih tua, neuroblastoma mempunyai pola metastasis penyakit ke bone marrow, limfonodi, dan tulang. Manifestasi metastase ke tulang (nyeri tulang) atau anemia (infiltrasi bone marrow). Otak, spinal cord, jantung, paru-paru merupakan lokasi yang jarang untuk metastasis. Metastasis juga dihubungkan dengan racoon eyes, hasil dari penyebaran plexux vena retro-orbital
Diagnosis Laboratorium Lactate Dehydrogenase Walaupun tidak spesifik,serum lactate dehydrogenase (LDH) dapat menentukan signifikansi prognostik. Nilai serum LDH yang tinggi menandai aktivitas proliferasi atau luasnya tumor. Nilai LDH > 1500 IU/L dihubungkan dengan prognosis yang buruk. LDH dapat digunakan untuk monitor aktivitas penyakit atau respon terapi. 4
Ferritin Nilai yang tinggi dari serum ferritin (>150 ng/mL) juga merupakan gambaran besarnya tumor atau cepatnya pembesaran tumor. Peningkatan serum feritin sering pada stadium advance dan mengindikasikan prognosis yang buruk. Nilai ini sering kembali normal selama remisi klinis. 4
Neuron Spesific Enolase Neuron spesific Enolase (NSE) adalah suatu isoenzim enolase glikolitik dan terdapat didalam neuron pada jaringan saraf pusat dan perifer. Pada neuroblastoma, NSE berasal dari jaringan tumor dan nilai level serum biasanya berhubungan erat dengan kondisi klinis pasien. Sayangnya nilai yang tinggi pada NSE, tidak selalu spesifik untuk neuroblastoma, dan bisa juga terdapat pada pasien dengan tumor wilms, limfoma, hepatoma. Batas nilai teratas untuk serum NSE berkisar 14.6 ng/mL. Kadar NSE paling tinggi terdapat pada neuroblastoma yang meluas dan sudah metastasis, dibandingkan pada yang terlokalisir. Nilai serum yang lebih tinggi dari 100ng/mL, biasanya berhubungan dengan stadium lanjut yang memiliki prognostik buruk. 4
Katekolamin dan Metabolitnya Ketika sel-sel neuroblast yang berasal dari neural crest ini berubah bentuk menjadi neoplastik, mereka ditandai dengan tidak sempurnanya sintesis dari katekolamin dan prekursornya, seperti epinefrin (E), norepinefrin (NE), 3,4 dihydroxyphenilalanine (DOPA) dan dopamin (DA), dan juga metabolitnya seperti vanillymaandellic acid (VMA), homovanillic acid (HVA), methoxydopamine (MDA), dan methanephrine (MN), normethanephrine (NME) dan 3 methoxytyramine (3MT). Neuroblastoma kekurangan enzim phenylethanolamine N- methyltranferase, yang mengubah noreepinefrin menjadi epinefrin. Sel-sel neuroblastoma tidak memiliki kantong-kantong penyimpanan katekolamin, seperti layaknya sel-sel normal, sehingga katekolamin ini dilepaskan kedalam sirkulasi yang secara cepat mengalami degradasi menjadi VMA dan HVA. VMA dan HVA dapat dinilai dari urin, dan keduanya sangat berguna untuk diagnosis dan memonitor aktivitas penyakit. 1
Hasil metabolit katekolamin urin meningkat 90-95% pada pasien neuroblastoma. Biasanya nilai urin tampung 24 jam dinilai, tetapi saat ini, urin sewaktu dengan menggunakan sensitivitas assay dapat juga digunakan dan memiliki sensitivitas yang sejajar. Nilai normal untuk VMA dalam urin 0.35 mmol/24 jam, sedangkan nilai normal untuk HVA dalam urin adalah 0,40 mmol/24 jam. Sayangnya, katekolamin dan metabolitnya ini, sangat tidak mungkin mendeteksi adanya kekambuhan selama perawatan pasien neuroblastoma yang sedang diterapi. Pada beberapa kasus dengan diagnosis kekambuhan, metabolit-metabolit ini hanya meningkat 55%, jika dibandingkan saat awal presentasi, lebih dari 90% sensitifitasnya. Oleh karena itu, adanya relaps penyakit ini atau perkembangannya, tidak dapat dideteksi secara reliable hanya dengan petanda tumor saja. 1
Pemeriksaan Radiologi Radiography Rontgen dada dapat digunakan untuk memperlihatkan massa mediastinum posterior, biasanya neuroblastoma di toraks pada anak.
Ultrasonography Walaupun ultrasonography merupakan modalitas yang lebih sering digunakan pada penilaian awal dari suspek massa abdomen, sensitivitas dan akurasinya kurang dibandingkan computed tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) untuk diagnosis neuroblastoma. Modalitas lain biasanya digunakan setelah screening dengan USG untuk menyingkirkan diagnosis banding. Gambaran USG neuroblastoma lesi solid, heterogen. 4
Computed Tomography (CT) CT umumnya digunakan digunakan sebagai modalitas untuk evaluasi neuroblastoma. Itu dapat menunjukkan kalsifikasi pada 85% kasus neuroblastoma. Perluasan intraspinal dari tumor dapat dilihat pada CT dengan kontras. Secara keseluruhan, CT dengan kontras dilaporkan akurasinya sebesar 82% dalam mendefinisikan luasnya neuroblastoma. Dengan akurasi mendekati 97% ketika dilakukan dengan bone scan.CT Scan adalah metode yang menggambarkan massa abdomen yang dapat dilakukan tanpa pembiusan, yang juga menunjukkan bukti daerah invasi, bungkus vaskuler, limfadenopati, dan kalsifikasi, yang sangat sugestif dari diagnosis, khususnya berkaitan dengan membedakan antara neuroblastoma dan tumor wilms. 4
Magnetic Resonance Imaging (MRI) MRI adalah modalitas imaging yang lebih sensitif untuk diagnosis dan staging dari neuroblastoma. MRI lebih akurat daripada CT untuk mendeteksi penyakit stadium 4. Sensitivitas MRI adalah 83%, sedangkan CT 43%. Spesifitas MRI 97% sedangkan CT 88%. MRI adalah modalitas pilihan untuk menentukan keterlibatan sumsum tulang belakang. 4
Scintigraphy Metaiodobenzylguanidine (MIBG) merupakan imaging pilihan untuk mengevaluasi penyebaran ke tulang dan bone marrow oleh neuroblastoma. Isotop 123 dari I-metaiodobenzylguanidine ( 123 I-MIBG) selektif diambil sel tumor mensekresi katekolamin (ditunjukkan lebih dari 90%). 4
Bone Marrow Examination Biopsi bone marrow adalah metode rutin dan penting untuk mendeteksi penyebaran bone marrow pada neuroblastoma. Aspirasi dan biopsi harus dilakukan, meskipun kedepannya mempunyai diagnosis yang lebih baik.untuk mengumpulkan informasi yang akurat, diambil spesimen dari lokasi multiple direkomendasikan. Staging Tumor Terdapat dua sistem primer yang digunakan untuk staging neuroblastoma. Klasifikasi Evans digunakan oleh the former Children Cancer Group (CCG) dan klasifikasi St Jude Childrens Research hospital digunakan institusi POG. Klasifikasi Evans meliputi luasnya tumor, sesuai radiography. Klasifikasi The Jude menggambarkan staging surgicopatologi, penyebaran limfonodi. Kedua sistem staging mempunyai nilai prognosis, dibuatlah sistem yang diterima, International Neuroblastoma Staging system (INSS). Evaluasi dari tumor primer dan penyebaran lokasi metastasis pada INSS tergantung dari pemeriksaan imaging (CT atau MRI). 7
MIBG Scanning juga di rekomendasi untuk evaluasi awal memonitor respon terapi.
Faktor risiko dan terapi berdasarkan faktor biologi Penatalaksanaan neuroblastoma pada anak tidak hanya berdasarkan dari stadium tetapi juga berdasar pembagian risiko sesuai klinis dan variabel biologi. Faktor biologi yang berpengaruh saat ini adalah status MYCN, ploidy (untuk infants), klasifikasi histopatologi.
Kelompok Risiko Kelompok risiko Prediksi angka bertahan hidup 3 tahun Risiko rendah >90% Risiko sedang 70-90% Risiko tinggi <30%
a. Kelompok risiko rendah Stadium 1 ( localized resectable neuroblastoma) Stadium 2 < 1 tahun Stadium 4S Kemoterapi adjuvant biasanya tidak diperlukan untuk kelompok pasien ini kecuali pada kasus pada kasus penyakit stadium 4S yang mengancam kehidupan. b. Kelompok risiko sedang Stadium penyakit 3/4/4S , umur < 1 tahun dan gambaran histologi baik Stadium 3, lebih dari 1 tahun dengan non-MYCN dan gambaran histologi baik. Empat agen kemoterapi (Cyclophosphamide, doxorubicin, Carboplatin, Etoposide) diberikan 4 atau 8 siklus berdasarkan gambaran histologi. Pembedahan dilakukan setelah kemoterapi. Jika penyakit timbul kembali, radioterapi dapat dipertimbangkan.
c. Kelompok risiko tinggi Penyakit stadium 2A/2B, umur > 1 tahun dan mempunyai amplifikasi MYCN, gambaran histologi tidak baik. Stadium 3/4/4S ,umur < 1 tahun dan amplifikasi MYCN Stadium 3 pada anak > 1 tahun dengan amplifikasi MYCN atau non MYCN amplified dan gambaran histologi yang tidak baik. Stadium 4 pada anak > 1 tahun
Induksi kemoterapi multiagen untuk remisi tumor, dan meningkatkan kemungkinan reseksi. Jika respon buruk, kemoterapi lini kedua digunakan.
Pengobatan Kelompok Risiko rendah Semua Pasien INSS Stadium 1: 1. Pembedahan tumor primer dengan observasi kekambuhan penyakit. Event free survival (EFS) 3 tahun sebanyak 94%, overall survival (OS) 99%. Semua pasien dengan INSS stadium 2A, stadium 2B tanpa amplifikasi MYCN: 1. Pembedahan tumor primer tanpa kerusakan organ vital. Observasi setelah pembedahan hanya didapatkan pasien dengan > 50% reseksi tumor primer. 2. Untuk pasien < 50%: kemoterapi 4 siklus dengan dosis sedang menggunakan carboplantin, etoposide, cyclophosphamide, dan doxorubicin. Agen dan dosis kemoterapi terdapat pada tabel dibawah. Protokol COG ANBL0531 menurunkan kemoterapi sampai 2 siklus. Selama 3 tahun yang bergejala 85%, keseluruhan survival 99% Pasien dengan INSS penyakit stadium 4S: Mayoritas pasien dengan INSS stadium 4S masuk kelompok risiko rendah dengan EFS 86% dan OS 92% 1. Mayoritas tumor 4S akan regresi spontan, meskipun pasien kurang dari 2 bulan mempunyai insidensi tinggi gagal nafas dan disfungsi hati oleh karena infiltrasi diffuse tumor ke hati. 2. Tidak ada komplikasi yang mengancam jiwa, tidak ada indikasi pengobatan. 3. Reseksi bedah dari tumor primer biasanya tidak diperlukan, meskipun biopsi lokasi primer atau lokasi metastasis dibutuhkan untuk kepastian karakteristik biologik 4. Kemoterapi dimanfaatkan pada pasien dengan komplikasi yang mengancam kehidupan seperti gangguan pernafasan dan disfungsi hati berat. Penelitian menunjukkan bahwa secara singkat ciclophosphamide oral dosis rendah (5mg/kg/hari selama 5 hari setiap 2-3 minggu) atau sampai 4 siklus untik kemoterapi risiko sedang (siklus 1-4, tabel 22-10) sering menginduksi remisi. Kemoterapi harus dihentikan jika didapatkan hasil remisi sebelum mencapai 4 siklus kemoterapi. Radioterapi dosis rendah dapat juga dimanfaatkan (150 cGy dua sampai tiga kali di 2/3 anterior hati melalui por oblik lateral. 5. Pasien stadium 4 S dengan biologik tidak baik jarang menjadi calon untuk perawatan yang lebih intensif.
Kelompok risiko sedang
Pengobatan Pembedahan diindikasikan seperti yang dijelaskan dibawah modalitas pengobatan umum sebelumnya. Tabel dibawah menjelaskan induksi kemoterapi berbagai tingkat respon dari Pediatric Oncologi Group (POG), the Childrens Cancer Group (COG), dan the European Neuroblastoma Study Group (ENSG). Baru-baru ini COG, berdasarkan tahap klinis INSS, umur, dan biologis meliputi MYCN, Shimada histopatologi, dan ploidi, telah mengembangkan rejimen kemoterapi yang dirancang untuk memelihara atau meningkatkan kelangsungan hidup untuk meminimalkan morbiditas akut dan jangka panjang. Rejimen ini menggunakan empat agen yang paling aktif dalam neuroblastoma (carboplatin, etoposid, siklofosfamid, dan doxorubicin). Pasien dengan neuroblastoma berisiko sedang dan biologi yang menguntungkan mendapatkan satu saja dari empat siklus kemoterapi, dan pasien dengan biologi tidak menguntungkan mendapatkan dua program (delapan siklus). Masing-masing siklus diberikan setiap 3 minggu. Untuk detail kemoterapi, sesuai dengan skema ini:
Tabel. Induksi regimen kemoterapi dan respon dari Pediatric Oncology Group, Childrens Cancer Group, dan European Neuroblastoma Study Group
Pengobatan untuk pasien berisiko sedang Favorable Biology Untuk anak umur < 1 tahun atau berat 12 kg, dosis kemoterapi diberikan miligram per kilogram. Masing-masing 4 siklus diberikan dengan interval 3 minggu. 1. Carboplatin 560 mg/m 2 atau 18 mg/kg IV lebih dari 1 jam untuk 1 hari 2. Etoposide 120 mg/m 2 atau 4 mg/kg IV lebih dari 2 jam sehari untuk 3 hari 3. Cyclophosphamide 1000 mg/m 2 atau 33 mg/kg lebih dari 1 jam sehari untuk 1 hari 4. Doxorubicin 30 mg/m 2 atau 1 mg/kg IV lebih dari 60 menit perhari untuk 1 hari.
Variasi obat yang diberikan:
Pengobatan untuk pasien berisiko sedang Unfavorable Biology Pasien ini menerima tambahan 4 siklus kemoterapi:
Kelompok risiko tinggi
Pengobatan Pembedahan diindikasikan dilakukan dibawah modalitas pengobatan,dengan probabilitas ketahanan hidup jangka panjang kelompok pasien kurang dari 15%. Secara keseluruh angaka ketahanan hidup ditingkatkan menjadi 43-50% dengan penatalaksanaan yang komprehensif: 1. Induksi kemoterapi 2. Terapi konsolidasi dosis tinggi dengan stem sel autolog 3. Terapi untuk penyakit residual minimal: a. Radiasi untuk lokasi tumor b. Agen nonsitotoksik
Induksi kemo terapi Karena neuroblastoma sensitif kemoterapi, tujuan induksi terapi adalah untuk mereduksi secara maksimal pada tumor primer dan lokasi metastasis. Durasi induksi terapi pada masing-masing protokol kira-kira 4-5 bulan.
Terapi konsolidasi Fase terapi berikutnya adalah konsolidasi. Tujuannya untuk menghilangkan setiap tumor yang tersiasa dengan agen sitotoksik myeloablative dan penyelamatan sel induk. 3 tahun survival rate pada pasien yang diberikan rejimen myeloablative diikuti oleh penyelamatan stem sel jauh lebih unggul (38-50%) dengan kemoterapi saja (15%). Hal ini terutama berlaku untuk pasien berisiko sangat tinggi seperti usia lebih dari 1 tahun dan amplifikasi MYCN penyakit metastasis.
Tabel. Regimen konsolidasi dan 3 tahun ketahanan hidup dari Recent Pediatric Oncology Group, Childrens cancer group. And European Neuroblastoma Study group
Monitoring Post Operasi Monitoring rutin pasien selama mengikuti kelengkapan terapi, mendeteksi risiko kekambuhan penyakit. Daftar yang direkomendasikan:
Faktor risiko untuk kekambuhan: 1. Kekambuhan lokal pada lokasi primer: a. Reseksi inkomplit pada tumor primer. Pengangkatan tumor secara pembedahan pada tumor primer penting untuk prognosis jangka panjang. 2. Kambuh pada bone marrow: a. Sumsum tulang berisi >0,1% b. Keterlibatan sumsum tulang pada saat diagnosis awal 3. Kambuh pada tulang: a. Keterlibatan tulang pada saat diagnosis awal. 6
Daftar Pustaka
1. Sandoval JA, Malkas LH, Hickey RJ. Clinical significance of serum biomarkers in pediatric solid mediastinal and abdominal tumors. Int J Mol Sci 2012; 13:1126-53 2. Traunecker H, Hallet A, A review and update on neuroblastoma, Elsivier, 2011, 103-8 3. Rutigliano D.N, Quanglia, Neuroblastoma and other adrenal tumor, In: Carachi R, Grosfeld J.L, Azmy A.F, editors. The surgery of childhood tumors, 2008,11:202-19 4. Ricafort R. Tumor markers in infancy and childhood. Pediatric in Review 2011, 306-8 5. Square R, Haider N, Neuroblastoma, Handbook of pediatric surgery, 2010,391-8 6. Lanzkowsky P, manual of pediatric hematology and oncology, 2005, 540-46
Print-Friendly Neuroblastoma Neuroblastoma is a malignant (cancerous) tumor that develops from nerve tissue. It usually occurs in infants and children. Causes Neuroblastoma can occur in many areas of the body. It develops from the tissues that form the sympathetic nervous system. This is the part of the nervous system that controls body functions, such as heart rate and blood pressure, digestion, and levels of certain hormones. Most neuroblastomas begin in the abdomen in the adrenal gland or next to the spinal cord, or in the chest. Neuroblastomas can spread to the bones. These include the face, skull, pelvis, shoulders, arms, and legs. It can also spread to the bone marrow, liver, lymph nodes, skin, and around the eyes (orbits). The cause of the tumor is not known. Neuroblastoma is commonly diagnosed in children before age 5. Each year there are around 700 new cases in the United States. The disorder occurs in approximately 1 out of 100,000 children and is slightly more common in boys. In most patients, the tumor has spread when it is first diagnosed. Symptoms The first symptoms are usually fever, a general sick feeling (malaise), and pain. There may also be loss of appetite, weight loss, and diarrhea. Other symptoms depend on the site of the tumor, and may include: Bone pain or tenderness (if the cancer has spread to the bones) Difficulty breathing or a chronic cough (if the cancer has spread to the chest) Enlarged abdomen (from a large tumor or excess fluid) Flushed, red skin Pale skin and bluish color around the eyes Profuse sweating Rapid heart rate (tachycardia) Brain and nervous system problems may include: Inability to empty the bladder Loss of movement (paralysis) of the hips, legs, or feet (lower extremities) Problems with balance Uncontrolled eye movements or leg and feet movements (called opsoclonus-myoconus syndrome, or "dancing eyes and dancing feet") Exams and Tests Signs vary, depending on the location of the tumor. Examination of the abdomen with the hands (palpation) may reveal a lump or mass. The liver may be enlarged, if the tumor has spread to the liver. Adrenal gland tumors can cause high blood pressure and a fast heart rate. Lymph nodes may be swollen. X-ray or other imaging tests are done to locate the main (primary) tumor and to see where it has spread. These include: Bone scan Bone x-rays Chest x-ray CT scan of chest and abdomen MRI scan of chest and abdomen Other tests include: Biopsy of tumor Bone marrow biopsy CBC (complete blood count) showing anemia or other abnormality Coagulation studies, erythrocyte sedimentation rate (ESR) Hormone tests (blood tests to check levels of hormones such as catecholamines) MIBG scan Urine 24-hour test for catecholamines, homovanillic acid (HVA), and vanillymandelic acid (VMA) Treatment Treatment depends on: Location of the tumor How much and where the tumor has spread The patient's age In certain cases, surgery alone is enough. Often, though, other therapies are needed. Anticancer medicines (chemotherapy) may be recommended if the tumor has spread. Radiation therapy may also be used. High-dose chemotherapy, followed by autologous stem cell transplantation, is being studied for use in children with very high-risk tumors. Support Groups You can ease the stress of illness by joining a cancer support group. Sharing with others who have common experiences and problems can help you and your child not feel alone. Outlook (Prognosis) Outcome varies. In very young children, the tumor may go away on its own, without treatment. Or, the tissues of the tumor may mature and develop into a non-cancerous (benign) tumor called a ganglioneuroma, which can be surgically removed. In other cases, the tumor spreads quickly. Response to treatment also varies. Treatment is often successful if the cancer has not spread. If it has spread, neuroblastoma is harder to cure. Younger children often do better than older children. Children treated for neuroblastoma may be at risk of getting a second, different cancer in the future. Possible Complications Spread (metastasis) of the tumor Damage and loss of function of involved organ(s) When to Contact a Medical Professional Call your health care provider if your child has symptoms of neuroblastoma. Early diagnosis and treatment improves the chance of a good outcome. Open References References Dome JS, Rodriguez-Galindo C, Spunt SL, Santana VM. Pediatric solid tumors. In: Niederhuber JE, Armitage JO, Doroshow JH, et al., eds. Abeloff's Clinical Oncology. 5th ed. Philadelphia, Pa: Elsevier Churchill Livingstone; 2013:chap 95. National Cancer Institute: PDQ neuroblastoma treatment. Bethesda, Md: National CancerInstitute. Date last modified 9/6/2013. Available at: http://www.cancer.gov/cancertopics/pdq/treatment/neuroblastoma/HealthProfessional. Accessed November 8, 2013. BACK TO TOP Images Tog
Neuroblastoma in the liv... illustration Related Information
Pulse Tumor Metastasis Acute kidney failure Review Date: 10/30/2013 A.D.A.M. content is best viewed in IE9 or above, Fire Fox and Google Chrome browser.
ASUHAN KEPERAWATAN (ASKEP) NEUROBLASTOMA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neuroblastoma merupakan tumor lunak, padat yang berasal dari sel-sel crest neuralis yang merupakan prekusor dari medula adrenal dan sistem saraf simpatis. Neuroblastoma dapat timbul di tempat terdapatnya jaringan saraf simpatis. Meninfestasi klinis neuroblastoma berkaitan dengan lokasi timbulnya tumor dan metastasisnya. Kebanyakan pasien saat datang sudah stadium lanjut. Penyakit ini memiliki kekhasan dapat remisi spontan dan transformasi ke tumor jinak, terutama pada anak dalam usia 1 tahun. Terapi meliputi operasi, radioterapi, kemoterapi dan terapi biologis. Survival 5 tahun untuk stadium I dan II pasca terapi kombinasi adalah 90% lebih, stadium III kira-kira 40%-50%, stadium IV berprognosis buruk yaitu hanya 15%-20%. Neuroblastoma adalah tumor padat ekstrakranial pada anak yang paling sering, meliputi 8-10% dari seluruh kanker masa kanak-kanak, dan merupakan neoplasma bayi yang terdiagnosis adalah 2 tahun, 90% terdiagnosis sebelum 5 tahun. Insiden tahunan 8,7 perjuta anak, atau 500-600 kasus baru tiap tahun di Amerika Serikat. Insiden sedikit lebih tinggi pada laki-laki dan pada kulit putih. Ada kasus-kasus keluarga dan neuroblastoma telah didiagnosis pada penderita dengan neurofibrogematosis, nesidioblastosis dan penyakit Hischrung. Angka ketahanan hidup bayi dengan penyakit neuroblastoma yang berstadium rendah melebihi 90% dan bayi dengan penyakit metastasis mempunyai angka ketahanan hidup jangka panjang 50% atau lebih. Anak dengan penyakit stadium stadium rendah umumnya mempunyai prognosis yang sangat baik, tidak tergantung umur. Makin tua umur penderita dan makin menyebar penyakit, makin buruk prognosisnya. Meskipun dengan terapi konvensional atau CST yang agresif, angka ketahanan hidup bebas penyakit untuk anak lebih tua dengan penyakit lanjut jarang melebihi 20%. Mengingat penyakit neuroblastoma adalah penyakit yang perlu diwaspadai dan dapat dicegah kemunculannya, maka sebagai calon perawat sangat penting untuk mengetahui tentang apakah neuroblastoma dan bagaimana kita melakukan asuhan keperawatan yang baik dan benar pada anak dengan neuroblastoma. Oleh karena itu, kami menyusun makalah neuroblastoma ini sebagai bahan acuan pembelajaran bidang neurologi pada anak. Diharapkan dengan adanya makalah ini, dapat membantu proses belajar mahasiswa dan akhirnya mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan dengan bauk dan benar pada anak dengan gangguan neuroblastoma.
1.3 Manfaat Meningkatkan pengetahuan calon perawat tentang neuroblastoma untuk memudahkan mereka ketika praktik di rumah sakit. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Neuroblastoma adalah tumor embrional dari system saraf otonom yang mana sel tidak berkembang sempurna. Neuroblastoma umumnya terjadi bayi usia rata-rata 17 bulan. Tumor ini berkembang dalam jaringan sistem saraf simpatik, biasanya dalam medula adrenal atau ganglia paraspinal, sehingga menyebabkan adanya sebagai lesi massa di leher, dada, perut, atau panggul. Insiden neuroblastoma adalah 10,2 kasus per juta anak di bawah 15 tahun. Yang paling umum kanker didiagnosis ketika tahun pertama kehidupan (Jhon, 2010). Neuroblastoma merupakan tumor lunak, padat yang berasal dari sel-sel crest neuralis yang merupakan prekusor dari medula adrenal dan sistem saraf simpatis. Neuroblastoma dapat timbul di tempat terdapatnya jaringan saraf simpatis. Tempat tumor primer yang umum adalah abdomen, kelenjar adrenal atau ganglia paraspinal toraks, leher dan pelvis. Neuroblastoma umumnya bersimpati dan seringkali bergeseran dengan jaringan atau organ yang berdekatan (Cecily & Linda, 2002) Neuroblastoma adalah tumor padat ekstrakranial pada anak yang paling sering, meliputi 8-10% dari seluruh kanker masa knak-kanak, dan merupakan neoplasma bayi yang terdiagnosis adalah 2 tahun, 90% terdiagnosis sebelum 5 tahun.Neuroblastoma berasal dari sel krista neuralis sistem saraf simpatis dan karena itu dapat timbul di manapun dari fossa kranialis posterior sampai koksik. Sekitar 70% tumor tersebut timbul di abdomen, 50% dari jumlah itu di kelenjar adrenal. Dua pulu persen lainnta timbul di toraks, biasanya di mediastinum posterior. Tumor itu paling sering meluas ke jaringan sekitar dengan invasi lokal dan ke kelenjar limfe regional melalui nodus limfe. Penyebaran hematogen ke sumsum tulang, kerangka, dan hati sering terjadi. Dengan teknik imunologik sel tumor dapat dideteksi dalam darah tepi pada lebih dari 50% anak pada waktu diagnosis atau relaps. Penyebaran ke otak dan paru pada kasus jarang (Nelson, 2000). Neuroblastoma adalah tumor ganas yang berasal dari sel Krista neurak embronik, dapat timbul disetiap lokasi system saraf simpatis, merupakan tumor padat ganas paling sering dijumpai pada anak. Insiden menempati 8% dari tumor ganas anak, atau di posisi ke-4. Umumnya ditemukan pada anak balita, puncak insiden pada usia 2 tahun. Lokasi predeileksi di kelenjar adrenal retroperitoneal, mediastrinum, pelvis dan daerah kepala-leher. Tingkat keganasan neuroblastoma tinggi, sering metastasis ke sumsum tulang, tulang, hati, kelenjar limfe, dll (Willie, 2008). Tumor ini biasanya tidak memungkiri asalnya, dengan mengeluarkan hormon katekolamin. Tekanan darah tinggi yang merupakan akibat tumor ini jarang menimbulkan keluhan, tetapi dapat berfungsi sebagai zat penanda tumor: di dalam air kemih dapat dilihat hormon yang dikeluarkan, sehingga diagnosis tumor menjadi jelas. Dengan dapat dipastikan, apakah tumornya neuroblastoma atau nefroblastoma (Wim De Jong, 2005) 2.2 Etiologi Kebanyakan etiologi dari neuroblastoma adalah tidak diketahui. Ada laporan yang menyebutkan bahwa timbulnya neuroblastoma infantile (pada anak-anak) berkaitan dengan orang tua atau selama hamil terpapar obat-obatan atau zat kimia tertentu seperti hidantoin, etanol, dll. (Willie , 2008). Kelainan sitogenik yang terjadi pada neuroblastoma kira-kira pada 80% kasus, meliputi penghapusan (delesi) parsial lengan pendek kromosom 1, anomali kromosom 17, dan ampifilatik genomik dari oncogen N-Myc, suatu indikator prognosis buruk (Nelson, 2000). 2.3 Manifestasi Klinis Menurut Cecily & Linda (2002), gejala dari neuroblastoma yaitu: Gejala yang berhubungan dengan massa retroperitoneal, kelenjar adrenal, paraspinal. 1. Massa abdomen tidak teratur,tidak nyeri tekan, keras, yang melintasi garis tengah. 2. Perubahan fungsi usus dan kandung kemih 3. Kompresi vaskuler karena edema ekstremitas bawah 4. Sakit punggung, kelemahan ekstremitas bawah 5. Defisit sensoris 6. Hilangnya kendali sfingter Gejala-gejala yang berhubunngan dengan masa leher atau toraks. 1. Limfadenopati servikal dan suprakavikular 2. Kongesti dan edema pada wajah 3. Disfungsi pernafasan 4. Sakit kepala 5. Proptosis orbital ekimotik 6. Miosis 7. Ptosis 8. Eksoftalmos 9. Anhidrosis Menurut Willie (2008) manifestasi klinis dari neuroblastoma berbeda tergantung dari lokasi metastasenya: o Neuroblastoma retroperitoneal Massa menekan organ dalam abdomen dapat timbul nyeri abdomen, pemeriksaan menemukan masa abdominal yang konsistensinya keras dan nodular, tidak bergerak, massa tidak nyeri dan sering melewati garis tengah. Pasien stadium lanjut sering disertai asites, pelebaran vena dinding abdomen, edema dinding abdomen. o Neurobalstoma mediastinal Kebanyakan di paravertebral mediastinum posterior, lebih sering di mediastinum superior daripada inferior. Pada awalnya tanpa gejala, namun bila massa besar dapat menekan dan timbul batuk kering, infeksi saluran nafas, sulit menelan. Bila penekanan terjadi pada radiks saraf spinal, dapat timbul parastesia dan nyeri lengan. o Neuroblastoma leher Mudah ditemukan, namun mudah disalahdiagnosis sebagai limfadenitis atau limfoma maligna. Sering karena menekan ganglion servikotorakal hingga timbul syndrome paralisis saraf simpatis leher(Syndrom horner), timbiul miosis unilateral, blefaroptosis dan diskolorasi iris pada mata. o Neuroblastoma pelvis Terletak di posterior kolon presakral, relative dini menekan organ sekitarnya sehingga menimbulkan gejala sembelit sulit defekasi, dan retensi urin. o Neuroblastoma berbentuk barbell yaitu neuroblastoma paravertebral melalui celah intervertebral ekstensi ke dalam canalis vertebral di ekstradural. Gejala klinisnya berupa tulang belakang kaku tegak, kelainan sensibilitas, nyeri. Dapat terjadi hipomiotonia ekstremitas bawah bahkan paralisis. 2.4 Stadium Beberapa system penentuan stadium staging, system kelompok evans dan kelompok Onkologi Pediatrik (Pediatrik Oncology Group POG ). System klasifikasi stadium neuroblastoma terutama memakai system klasifikasi stadium klinis neuroblastoma internasional (INSS). Klasifikasi stadium INSS : o Stadium I Tumor terbatas pada organ primer, secara makroskopik reseksi utuh, dengan atau tanpa residif mikroskopik. Kelenjar limfe regional ipsilateral negative. o Stadium IIA Operasi tumor terbatas tak dapat mengangkat total, kelenjar limfe regional ipsilateral negative. o Stadium IIB Operasi tumor terbatas dapat ataupun tak dapat mengangkat total, kelenjar limfe regional ipsilateral positif. o Stadium III Tumor tak dapat dieksisi, ekspansi melewati garis tengah, dengan atau tanpa kelenjar limfe regional ipsi atau tanpa kelenjar limfe regional ipsilateral positif. o Stadium IV : Tumor primer menyebar hingga kelenjar limfe jauh, tulang, sumsum tulang, hati, kulit atau organ lainnya. o Stadium IVS Usia <1 tahun, tumor metastasis ke kulit,hati, sumsum tulang, tapi tanpa metastasis tulang(Willie, 2008). System Pediatric Oncologic group (POG) membagi stadium neuroblastoma menjadi : o Stadium A Tumor yang direseksi sacara kasar. o Stadium B Tumor local tidak direseksi. o Stadium C Metastasis ke kelenjar limfe intraktivita yang tidak berdekatan o Stadium D Metastasis di luar kelenjar limfe o Stadium Ds Bayi dengan adrenal kecil terutama dengan penyakit metastasis terbatas pada kulit, hati dan sumsum tulang o Stadium D Neonatus Telah diketahui dengan mengalami remisi spontan. Keterlibatan sumsum tulang pada stadium ini merupakan factor prognosis yang buruk (Nelson, 2000).
2.5 Pemeriksaan Diagnostik Pemeriksaan diagnostik pada neuroblastoma menurut Suriadi dan Rita (2006), antara lain : a) Foto abdomen bisa memperlihatkan klasifikasi tumor. Tumor adrenalis menggeser ginjal, tetapi biasanya tidak merubah system pelvicalyces pada urogram intravena atau pemeriksaan ultrasonografi. b) Peningkatan kadar kartekolamin urina (VMA dan VA) mengkonfirmasi diagnosis pada 90% kasus dan juga merupakan indicator rekuensi yang sensitive. Kadang-kadang timbul metastasis tulang (Thomas, 1994) c) CT Scan untuk mengetahui keadaan tulang pada tengkorak, leher, dada dan abdomen. d) Punksi sumsum tulang untuk mengetahui lokasi tumor atau metastase tumor. e) Analisa urine untuk mengetahui adanya Vanillymandelic acid (VMA) homovillic acid (HVA), dopamine, norepinephrine. f) Analisa kromosom untuk mengetahui adanya gen N myc. g) Meningkatnya ferritin, neuron spesific enolase (NSE), ganglioside (GDZ). 2.6 Penatalaksanaan Menurut Cecily (2002), International Staging System untuk neuroblastoma menetapkan definisi standar untuk diagnosis, pertahapan, dan pengobatan serta mengelompokkkan pasien berdasarkan temuan-temuan radiografik dan bedah, ditambah keadaan sumsum tulang. Tumor yang terlokalisasi dibagi menjadi tahap I, II, III, tergantung cirri tumor primer dan status limfonodus regional. Penyakit yang telah mengalami penyebaran dibagi menjadi tahap IV dan IV (S untuk spesial ), tergantung dari adanya keterlibatan tulang kortikal yang jauh, luasnya penyakit sumsum tulang dan gambaran tumor primer. Anak dengan prognosis baik umumnya tidak memerlukan pengobatan, pengobatan minimal, atau banyak reseksi. Reseksi dengan tumor tahap I. Untuk tahap II pembedahan saja mungkin sudah cukup, tetapi kemoterapi juga banyak digunakan dan terkadang ditambah dengan radioterpi lokal. Neuroblastoma tahap IVS mempunyai angka regresi spontan yang tinggi, dan penatalaksanaannya mungkin hanya terbatas pada kemoterapi dosis rendah dan observasi ketat. Neuroblastoma tahap II dan IV memerlukan terapi intensif, termasuk kemoterapi, terapi radiasi, pembedahan, transplantasi sumsum tulang autokolog atau alogenik, penyelamatan sumsum tulang, metaiodobenzilquainid (MIBG), dan imunoterapi dengan antibody monklonal yang spesifik terhadap neuroblastoma. Pengobatan terdiri atas penggunaan kemoterapi multiagens secara simultan atau bergantian. 1. Siklofosfamid menghambat replikasi DNA. 2. Doksorubisin mengganggu sintesis asam nukleat dan memblokir transkripsi DNA. 3. VP-16 menghentikan metaphase dan menghambat sintesis protein dan asam nukleat. Jenis terapi : a) Neuroblastoma berisiko rendah Perawatan untuk pasien neuroblastoma beresiko rendah meliputi: a) Operasi yang diikuti oleh watchful waiting (penungguan yang diawasi dengan ketat). b) Watchful waiting sendirian untuk bayi-bayi tertentu. c) Operasi diikuti oleh kemoterapi, jika kurang dari separuh dari tumor yang dikeluarkan atau jika gejala-gejala serius tidak dapat dibebaskan dengan operasi. d) Terapi radiasi untuk merawat tumor-tumor yang menyebabkan persoalan-persoalan serius dan tidak merespon secara cepat pada kemoterapi. e) Kemoterapi dosis rendah. b) Neuroblastoma beresiko sedang Perawatan untuk pasien neuroblastoma berisiko sedang mungkin meliputi : a) Kemoterapi. b) Kemoterapi yang diikuti oleh operasi dan/atau terapi radiasi. c) Terapi radiasi untuk merawat tumor-tumor yang menyebabkan persoalan-persoalan yang serius dan tidak merespon secara cepat pada kemoterapi. c) Neuroblastoma beresiko tinggi a) Kemoterapi dosis tinggi yang diikuti oleh operasi untuk mengeluarkan sebanyak mungkin tumor. b) Terapi radiasi pada tempat tumor dan, jika diperlukan, pada bagian-bagian lain tubuh dengan kanker. c) Transplantasi sel induk (Stem cell transplant). d) Kemoterapi yang diikuti oleh 13-cis retinoic acid. e) Percobaan klinik dari monoclonal antibody therapy setelah kemoterapi. f) Percobaan klinik dari terapi radiasi dengan yodium ber-radioaktif sebelum stem cell transplant. g) Percobaan klinik dari stem cell transplant yang diikuti oleh 13-cis retinoic acid. 2.7 Komplikasi Komplikasi dari neuroblastoma yaitu adanya metastase tumor yang relatif dini ke berbagai organ secara limfogen melalui kelenjar limfe maupun secara hematogen ke sum-sum tulang, tulang, hati, otak, paru, dan lain-lain. Metastasis tulang umumnya ke tulang cranial atau tulang panjang ekstremitas. Hal ini sering menimbulkan nyeri ekstremitas, artralgia, pincang pada anak. Metastase ke sum-sum tulang menyebabkan anemia, hemoragi, dan trombositopenia (Willie, 2008) 2.8 Prognosis Kelangsungan hidup 5 tahun 60%. Kadang-kadang dilaporkan pemulihan spontan(Thomas, 1994). Identifikasi factor prognosis spesifik adalah penting untuk perencanaan terapi. Prediktor paling menonjol bagi keberhasilan adalah umur dan stadium penyakit. Anak yang berusia kurang dari satu tahun agak lebih baik daripada anak berumur lebih tua dengan stadium penyakit yang sama. Angka ketahanan hidup bayi dengan penyakit berstadium rendah melebihi 90% dan bayi dengan penyakit metastasis mempunyai angka ketahanan hidup jangka panjang 50% atau lebih. Anak dengan penyakit stadium stadium rendah umumnya mempunyai prognosis yang sangat baik, tidak tergantung umur. Makin tua umur penderita dan makin menyebar penyakit, makin buruk prognosisnya. Meskipun dengan terapi konvensional atau CST yang agresif, angka ketahanan hidup bebas penyakit untuk anak lebih tua dengan penyakit lanjut jarang melebihi 20% (Nelson, 2000) Factor yang terpenting dalam prognosis neuroblastoma adalah ada tidaknya ampilifikasi oncogen N-myc. 1. ampilifikasi oncogen N-myc di atas 10 kopi menunjukkan prognosis buruk dan terapi perlu diperkuat. 2. Pasien stadium III tanpa ampilifikasi oncogen N-myc digunakan terapi kombinasi agresif dan survival dapat mencapai 50% 3. Pasien stadium I/II dan IVS tanpa ampilifikasi oncogen N-myc dapat memiliki survival mencapai 90% lebih (Willie, 2008
Neuroblastoma A. Insiden
1. Sekitar 500 kasus / tahun 2. Kebanyakan tumor padat umum <1 tahun 3. Kedua tumor padat yang paling umum dari masa bayi (otak) B. Etiologi 1 Neural crest cell adalah sel asal 2 Lokasi a. Medula adrenal b. Rantai simpatis c. Organ Zuckerkandl C. Patologi 1 Peningkatan nuklir / rasio sitoplasma 2 Homer-Wright-Rosets (Pseudo) 3 EM menunjukkan bahan eosinophilic adalah jaringan saraf 4. klasifikasi Shimada - berdasarkan stroma, usia, dan MKI A. Biokimia 1 92% mensekresi VMA atau HVA; 10% mensekresi asetilkolin dan lebih ganas 2 Juga dapat menunjukkan ketinggian enolase, ferritin, gangliosida, dan LDH-sering ketika penyakit disebarluaskan Biologi molekuler B. 1 Kromosom penghapusan sering hadir (Ip) 2 n-myc onkogen pada kromosom 2 dapat diperkuat; prognosis buruk Indeks 3 DNA; indeks 1 memiliki prognosis yang lebih buruk 4. trk protoonkogen - amplifikasi yang baik prognostik faktor C. Presentasi klinis 1 Mempengaruhi jenis kelamin sama 2. Peaks sekitar tahun kedua kehidupan 3. Biasanya massa 4. Nodul subkutan 5. Mata Raccoon ini 6. Opsomyoclonus D. Diagnosis 1. CT scan 2. Spidol Kimia 3. Sumsum tulang 5. Scan tulang H. Diagnosis banding (kecil rumor sel biru) 1. Wilms tumor 2. Ewings Non-osseus 3. Rhabdomyosarcoma 4. PNET I. Staging (Evans, POG, Internasional) 1. Stadium I: tumor terbatas pada organ asal 2. Tahap II: tumor melampaui organ asal tetapi tidak di garis tengah 3. Tahap III: tumor melintasi garis tengah 4. Stadium IV: disebarluaskan penyakit 5. Tahap IV-s: sebaliknya Tahap I dengan metastasis di hati, kulit, atau sumsum tulang tanpa keterlibatan korteks tulang
J. Pengobatan 1 Operasi pengangkatan jika memungkinkan 2 Kemoterapi - Cyclophosphamide, melphanlan, vincristine, dacarbaxine, cysplatin, adriamisin, etoposid 3 Terapi radiasi - radiosensitif 5. BMT - jangka panjang hasil mendekati 40% faktor prognosis K. 1 N-myc 2 feritin serum Enolase 3 Neuron-spesifik 4. Umur - faktor yang paling penting 5. Tahap 6 Indeks DNA K. Kelangsungan Hidup 1 Tahap I: 100% 2 Tahap II: 78% 3 Tahap III: 43% 4. Stadium IV: 15% 5. Prognosis bervariasi sesuai dengan umur
Neuroblastoma Apa itu neuroblastoma? Neuroblastoma adalah tumor kanker yang dimulai di jaringan saraf bayi dan anak yang sangat muda. Sel-sel yang abnormal sering ditemukan pada jaringan saraf yang hadir dalam bayi yang belum lahir dan kemudian berkembang menjadi tumor terdeteksi. Neuroblastoma jarang terjadi pada anak yang lebih tua dari 10 tahun, namun, hal itu terjadi kadang-kadang pada orang dewasa. Tumor biasanya dimulai di jaringan kelenjar adrenal yang ditemukan di perut, tetapi juga dapat dimulai pada jaringan saraf di leher, dada, atau sumsum tulang belakang. Kelenjar adrenal ditempatkan di atas ginjal. Kelenjar ini mengeluarkan hormon dan zat penting lainnya yang diperlukan untuk fungsi normal dalam tubuh. Di AS, sekitar 700 anak yang didiagnosis dengan neuroblastoma setiap tahun. Hal ini sering hadir pada saat lahir, tetapi tidak terdeteksi sampai tumor mulai tumbuh dan menekan organ sekitarnya. Kebanyakan anak yang terkena neuroblastoma telah didiagnosa sebelum usia 5. Dalam kasus yang jarang terjadi, neuroblastoma dapat dideteksi sebelum kelahiran dengan USG janin. Ini adalah kanker tumor yang paling umum padat pada bayi. Sel kanker neuroblastoma dapat menyebar (metastasis) dengan cepat ke area lain dari tubuh (misalnya, kelenjar getah bening, hati, paru-paru, tulang, sistem saraf pusat, dan sumsum tulang). Sekitar dua-pertiga dari semua anak didiagnosis dengan neuroblastoma akan memiliki beberapa penyakit metastasis. Apa yang menyebabkan neuroblastoma? Satu-satunya faktor risiko yang telah ditetapkan untuk neuroblastoma adalah faktor keturunan, meskipun sebagian besar neuroblastomas tidak diwariskan. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa variasi genetik tertentu dua kali lipat risiko penyakit ini. Juga, memiliki variasi tertentu meningkatkan kemungkinan bahwa seorang anak akan mengembangkan bentuk yang lebih agresif dari penyakit. Usia rata-rata saat diagnosis dalam kasus terkait genetik lebih muda dari kasus-kasus yang tidak diwariskan. Kanker yang hadir dalam beberapa bidang yang berbeda dari tubuh sekaligus merupakan tanda bahwa mungkin kanker diturunkan secara genetik. Apa saja gejala neuroblastoma? Berikut ini adalah gejala yang paling umum dari neuroblastoma. Namun, setiap anak mungkin mengalami gejala yang berbeda. Gejala neuroblastoma bervariasi tergantung pada ukuran, lokasi, dan penyebaran tumor. Gejala mungkin termasuk: Massa abdomen baik dirasakan selama pemeriksaan atau dilihat sebagai perut bengkak Menyakitkan, benjolan kebiruan dapat dilihat di bawah kulit pada bayi Kesulitan bernapas karena tumor di dada atau perut Tumor di wajah atau kepala dapat menyebabkan pembengkakan dan memar daerah sekitar mata dan gerakan mata yang tidak terkontrol atau mata melotot Kompresi ginjal atau kandung kemih oleh tumor dapat menyebabkan perubahan dalam buang air kecil Keterlibatan sumsum tulang dapat hadir sebagai nyeri, kelelahan, pincang, lumpuh, atau kelemahan Diare dapat hadir; diare disebabkan oleh zat yang diproduksi oleh tumor (peptida usus vasoaktif atau VIP) Demam Tekanan darah tinggi dan peningkatan denyut jantung dapat terjadi tergantung pada lokasi tumor dan organ kompres tumor Gejala neuroblastoma mungkin mirip kondisi lain atau masalah medis. Selalu berkonsultasi dengan dokter anak Anda untuk diagnosis. Bagaimana neuroblastoma didiagnosis? Selain pemeriksaan medis dan fisik lengkap, prosedur diagnostik untuk neuroblastoma mungkin termasuk yang berikut: Darah dan tes urine. Ini termasuk hitung darah lengkap, kimia darah, ginjal dan tes fungsi hati, dan tes urine 24 jam yang dapat mendeteksi zat yang dikeluarkan oleh tumor. Pemeriksaan saraf. Ini adalah bagian dari ujian fisik yang digunakan untuk memeriksa otak, sumsum tulang belakang, dan fungsi saraf. . Studi pencitraan Beberapa ini dilakukan untuk mengevaluasi tumor primer dan menentukan sejauh / lokasi dari setiap metastasis, termasuk: o Computed tomography scan (juga disebut CT atau CAT scan). Sebuah prosedur pencitraan diagnostik yang menggunakan kombinasi sinar-X dan teknologi komputer untuk menghasilkan horisontal, atau aksial, gambar (sering disebut irisan) dari tubuh. CT scan menunjukkan gambar rinci dari setiap bagian dari tubuh, termasuk tulang, otot, lemak, dan organ. CT scan lebih rinci dari sinar-X umumnya. o Magnetic resonance imaging (MRI). Sebuah prosedur diagnostik yang menggunakan kombinasi magnet besar, radiofrequencies, dan komputer untuk menghasilkan gambar detil dari organ dan struktur dalam tubuh. o X-ray. Sebuah tes diagnostik yang menggunakan balok energi elektromagnetik terlihat untuk menghasilkan gambar dari jaringan internal tulang, dan organ ke film. o USG (juga disebut sonografi). Sebuah teknik pencitraan diagnostik yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi dan komputer untuk membuat gambar pembuluh darah, jaringan, dan organ. Ultrasound digunakan untuk melihat organ-organ internal saat mereka berfungsi, dan untuk menilai aliran darah melalui berbagai pembuluh. o Scan tulang. Gambar atau sinar-X yang diambil dari tulang setelah radionucleotide (kimia dengan sejumlah kecil tag radioaktif) telah disuntikkan yang diserap oleh jaringan tulang. Ini digunakan untuk mendeteksi tumor dan kelainan tulang. o MIBG (metaiodobenzylguanidine) scan. Sejumlah kecil bahan radioaktif yang disebut MIBG disuntikkan ke pembuluh darah dan perjalanan melalui aliran darah. Sel neuroendokrin tumor mengambil bahan radioaktif dan dapat dilihat pada gambar. Scan dapat diambil selama beberapa hari. Tulang aspirasi sumsum dan / atau biopsi. Sebuah prosedur yang melibatkan mengambil sejumlah kecil cairan sumsum tulang (aspirasi) dan / atau padat jaringan sumsum tulang (disebut biopsi inti), biasanya dari tulang pinggul, diperiksa untuk nomor tersebut, ukuran, dan kematangan sel-sel darah dan / atau sel-sel abnormal. Biopsi tumor primer dan / atau lesi metastasis Mendiagnosis neuroblastoma juga melibatkan pementasan dan mengklasifikasikan penyakit yang menentukan pilihan pengobatan dan prognosis. Staging adalah proses untuk menentukan apakah kanker telah menyebar dan, jika demikian, seberapa jauh. Ada berbagai sistem pementasan yang dapat digunakan untuk neuroblastoma. Selalu berkonsultasi dengan dokter anak Anda untuk informasi tentang pementasan. Salah satu metode pementasan neuroblastoma adalah sebagai berikut: Tahap 1 ini melibatkan tumor yang tidak menyeberangi garis tengah tubuh, benar- benar dioperasi (removable dengan operasi), dan belum menyebar ke area lain dari tubuh. Kelenjar getah bening tertutup dalam tumor mungkin mengandung sel-sel neuroblastoma, tapi kelenjar getah bening di luar tumor bebas dari kanker. Tahap 2A. Ini melibatkan tumor yang tidak menyeberangi garis tengah tubuh, tetapi tidak benar-benar dioperasi. Tahap ini tumor belum menyebar ke area lain dari tubuh, dan kelenjar getah bening pada sisi yang sama dengan tumor tidak memiliki sel-sel tumor ini. Tahap 2B. Ini melibatkan tumor yang mungkin atau mungkin tidak benar-benar dioperasi, belum menyebar ke area lain dari tubuh, tetapi kelenjar getah bening pada sisi yang sama dari tumor memiliki sel-sel tumor ini. Kelenjar getah bening di sisi berlawanan dari tumor harus negatif untuk sel tumor dalam tahap ini penyakit. Tahap 3 ini melibatkan tumor yang melintasi garis tengah tubuh dan tidak sepenuhnya dioperasi; itu mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya. Tahap ini juga termasuk tumor yang tidak melewati garis tengah, tapi kelenjar getah bening yang berada di dekatnya atau di seberang juga mengandung sel- sel tumor. Sebuah tumor pada tahap ini juga dapat ditemukan di bagian tengah tubuh, tetapi berkembang ke arah kedua belah pihak dan tidak bisa sepenuhnya dihilangkan dengan operasi. Tahap 4. ini melibatkan tumor yang telah menyebar ke kelenjar getah bening jauh, sumsum tulang, hati, kulit, dan / atau organ lain (kecuali sebagaimana didefinisikan dalam tahap 4S). . Tahap 4S (juga disebut "khusus" neuroblastoma) Seorang anak lebih muda dari 12 bulan dan memiliki tumor yang mungkin telah metastasis (menyebar) ke hati, kulit, dan / atau sumsum tulang (termasuk keterlibatan sumsum tulang minimal; sumsum tulang yang lebih luas Keterlibatan harus diklasifikasikan sebagai stadium 4). Tumor adalah pada 1 sisi tubuh dan terlokalisir. Ini mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening pada sisi yang sama dari tubuh. Pengobatan untuk neuroblastoma Pengobatan khusus untuk neuroblastoma akan ditentukan oleh dokter anak Anda didasarkan pada: Usia anak Anda, kesehatan secara keseluruhan, dan sejarah medis Tingkat penyakit Toleransi anak Anda untuk obat tertentu, prosedur, atau terapi Harapan untuk perjalanan penyakit Pendapat Anda atau preferensi Pengobatan mungkin termasuk (sendiri atau dalam kombinasi): Bedah (untuk tumor dan / atau reseksi metastasis, dan pengangkatan kelenjar getah bening yang terlibat) Kemoterapi Terapi radiasi Terapi biologis Terapi Target Sumsum tulang dan darah perifer transplantasi sel induk Terapi retinoid Perawatan suportif (untuk sisi efek pengobatan) Berkelanjutan tindak lanjut perawatan (untuk menentukan respon terhadap pengobatan, penyakit berulang, dan efek akhir pengobatan) Pilihan pengobatan harus didiskusikan dengan dokter anak Anda. Prospek jangka panjang untuk anak dengan neuroblastoma Prognosis sangat tergantung pada: Luasnya penyakit. Ukuran dan lokasi tumor. Sebuah tidaknya metastasis. Tanggapan tumor terhadap terapi. Usia dan kesehatan secara keseluruhan anak Anda. Toleransi anak Anda dari obat tertentu, prosedur, atau terapi. Perkembangan baru dalam pengobatan. Seperti halnya kanker, prognosis dan kelangsungan hidup jangka panjang dapat sangat bervariasi dari individu ke individu. Perhatian medis yang segera dan terapi agresif adalah penting untuk prognosis terbaik. Berkelanjutan perawatan tindak lanjut sangat penting untuk anak didiagnosis dengan neuroblastoma. Efek samping radiasi dan kemoterapi, serta kekambuhan penyakit, dapat terjadi pada korban neuroblastoma. Metode baru yang terus- menerus ditemukan untuk meningkatkan pengobatan dan untuk mengurangi efek samping.