Anda di halaman 1dari 11

Morning Report Residen SMF Bedah

Laporan Kegiatan

Kegiatan MR PPDS Pada Pukul 07.00 – 08.00 WIB dengan supervisor Dr. dr. Donny
Wisnu Wardhana, Sp.BS(K)- Onk, dr. Prisca Anindhita Fajarpeni, Sp.B, dr. Hery Sulistyo,
Sp.B(K)-BD, dr. Chaidar Mutaqin, Sp.BTKV di ruang perkuliahan PPDS GPT lantai 2 RSSA.
Morning report dihadiri oleh PPDS bedah berjumlah 28 orang, 16 DM dan 5 Observer. PPDS
melakukan presentasi kasus sesuai laporan jaga IGD tanggal 30 Januari 2024 sejumlah 13
pasien MRS. kasus yang diangkat terbanyak merupakan kasus trauma kepala dan multiple
trauma lainnya.

Jalan kegiatan MR adalah sebagai berikut :

1. Supervisor mempersiapkan PPDS untuk berkumpul dan mengikuti presentasi serta


diskusi daring maupun luring.
2. Supervisor mempersilahkan presentasi untuk mempresentasikan kasus yang
dibawakan dengan PPT yang sudah disiapkan sebelumnya. Presentasi dibawakan
dalam Bahasa inggris.
3. Supervisor fokus dan menyimak presentasi dari awal hingga akhir, serta memberikan
masukan dan pertanyaan.
4. Supervisor memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menjelaskan
temuan klinis pada kasus yang dipresentasikan.
5. Supervisor memberikan kesempatan bertanya kepada semua peserta yang ikut
dalam
6. diskusi, dan memberikan arahan, tips dan trick, serta aplikasi teori pada praktik klinis
sehari-hari.
7. Supervisor mengakhiri kegiatan dengan memberikan kesimpulan terhadap
keseluruhan kasus pasien.

Hasil Observasi

Tabel 1. Checklist Performa Pembelajaran Klinis MR Dokter Muda Stase Bedah

NO ITEM OBSERVASI Y T N/A


1 Supervisor memberikan salam/ menyapa DM 5

2 Supervisor memberikan orientasi apa yang dilakukan di tempat 5


teaching
3 Supervisor memperkenalkan DM ke Staf Medis/ Nakes yang ada di 4 1
tempat teaching
4 Supervisor memperkenalkan diri dan DM ke pasien 5
5 Supervisor memberikan petunjuk verbal tentang apa yang harus 5
dilakukan selama proses teaching (Guidelines of What Stedent Should
Do)
6 Supervisor memberikan petunjuk verbal tentang apa yang harus 5
dipelajari PPDS selama proses teaching (Focused Teaching Agenda)
7 Supervisor mengembangkan suasana keterbukaan yang membuat 4 1
pasien dan DM safe (tidak terintimidasi)
8 Memberikan kesempatan DM untuk bertanya ke/ tentang pasien 5
9 Memberikan kesempatan DM untuk mendiskusikan masalah pasien 5
(dapat di tempat atau memberi kesempatan untuk berdiskusi di
tempat lain)
10 Supervisor dapat menilai kemampuan dasar DM 5
11 Supervisor dapat secara luwes menyesuaikan gaya mengajar dengan 5
keadaan DM
12 Supervisor meminta DM untuk merefleksikan kembali 5
pertanyaan yang diajukan (mengapa Anda menanyakan hal tsb, atau
mengapa pertanyaan ini penting untuk ditanyakan dsb)
13 Walk the talk dari supervisor (menjadi role model 5
profesionalisme)
14 Supervisor manajemen waktu yang efisien 5
15 Supervisor memberikan feedback konstruktif terhadap mahasiswa 5
16 Supervisor memberikan kesempatan untuk agenda dan kesempatan 5
belajar lebih lanjut
17 DM terlihat siap/ antusias menghadapi sesi belajar 5
18 DM terlibat aktif dengan merespon pertanyaan supervisor 5
19 DM dapat secara terbuka menyampaikan prior 5
knowledgenya
Keterangan :
Y : Ya/ dilakukan

T : Tidak dilakukan (semestinya dapat dilakukan)

N/A : Tidak dapat diobservasi karena setting atau waktu yang tidak tepat

Pengisian sesuai jumlah observer (orang)

Pembahasan Hasil Observasi

Hasil observasi menggunakan checklist didapatkan item “Supervisor


memperkenalkan diri dan DM kepada pasien "tidak dapat diobservasi” karena setting MR
yang tidak mendatangkan pasien secara langsung. Supervisor dan peserta didik sudah
melakukan perannya dengan baik. Hasil observasi sama oleh lima observer.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan PPDS observer kepada DM didapatkan


perbedaan penilaian oleh observer, dimana ada 1 orang observer menilai bahwa Supervisor
tidak memperkenalkan DM ke Staf Medis/ Nakes yang ada di tempat teaching. 1 observer
tidak dapat memeberi penilaian bahwa Supervisor dapat mengembangkan suasana
keterbukaan yang membuat pasien dan DM safe (tidak terintimidasi). Hal ini bisa terjadi
karena interpretasi item observasi yang berbeda antar observer dan setiap observer
memiliki subjektifitas masing-masing dalam penilaian subjek.

Adapun faktor yang mungkin menjadi penyebab terjadinya perbedaan dalam penilaian
diantara observer, yaitu:

 Adanya perbedaan latar belakang budaya di antara observer yang menimbulkan


sudut pandang berbeda dalam melakukan penilaian.
 Perbedaan pengetahuan setiap observer menyebabkan penilaian yang bervariasi.
 Observer mengamati Dokter Muda yang jumlahnya lebih dari satu dan memiliki
latar belakang yang bermacam-macam.
 Pengalaman observer saat dahulu menjalani ko-asisten juga berperan dalam
banyaknya sudut pandang penilaian.

Analisis Praktik Baik

Dari hasil observasi kegiatan Morning Report di atas, kami sepakat bahwa SPV telah
menjalankan perannya secara baik sebagai pengajar. Mengajar adalah suatu tugas yang
kompleks dan demanding. Menurut Harden, sebagai dokter dalam setting Pendidikan
kedokteran terdapat 12 jenis peran sebagai pengajar yang dapat dikelompokkan dalam 6
peran utama, yaitu dokter sebagai :

1. The information provider : di perkuliahan ataupun dalam setting klinis


2. The role model
3. The facilitator : sebagai mentor dan fasilitator saat proses pengajaran
4. The assessor : sebagai penilai peserta didik dan evaluator kurikulum
5. The planner : sebagai perencana kurikulum dan mata kuliah
6. The resource developer : sebagai pembuat materi dan panduan belajar
Apa itu pengajar yang baik? Pengajar yang baik dapat diartikan sebagai pengajar yang
membantu peserta didik dalam mempelajari sesuatu. Peran ini dapat dilakukan dalam
berbagai cara. Menurut Biggs (1999), seorang pengajar dapat dilihat sebagai pengajar yang
baik tergantung dari konsep mengajar seseorang. Terdapat 2 konsep dalam proses
pengajaran, yaitu yang berpusat pada pengajar (teacher-centered) dan yang berpusat pada
peserta didik (student-centered). Strategi yang berpusat pada pengajar difokuskan pada
pengajar sebagai pemacar informasi kepada peserta didik. Sebaliknya pada strategi yang
berpusat pada peserta didik, fokus terdapat pada peserta didik dimana tujuannya adalah
untuk mengevaluasi bagaimana cara belajar peserta didik dan apa yang mereka lakukan
untuk mencapai suatu target pembelajaran. Poin penting dalam strategi ini adalah
sebenarnya apa yang dilakukan peserta didik itu lebih penting dalam menentukan apa yang
telah dipelajari, daripada apa yang dilakukan oleh pengajar. Pada setting pembelajaran
modern, strategi kedua yang lebih sering diterapkan

Seorang pengajar yang baik dapat didefinisikan sebagai guru yang dapat membantu
peserta didiknya untuk belajar dalam mencapai pembelajaran yang diinginkan oleh peserta
didiknya, sehingga hal tersebut merupakan strategi yang berpusat pada peserta didik. Salah
satu aspek utama dalam menjadi pengajar yang baik adalah guru sebagai pemberi informasi
(information provider) dan sebagai perencanaan (planer). Selain itu satu hal yang kami soroti
dan apresiasi adalah SPV mampu menyesuaikan materi pengajaran sesuai standar
kompetensi dari peserta didik, walaupun mungkin kasus yang didapat cukup sulit. Hal ini
berkaitan dengan peran pengajar sebagai pembuat kurikulum.

Sebagai contoh pada MR DM, SPV memilih kasus-kasus yang sering ditemui oleh DM di IGD
yaitu kasus trauma, kasus-kasus tersebut akan mereka tangani sebagai garda terdepan
pelayannrumah sakit yaitu di IGD atau Puskesmas dan salah satu kompetensi dokter umum.
Pada saat MR PPDS, SPV memilih kasus-kasus dan tatalaksana trauma yang lebih advance,
lebih mengarah pada tatalaksana lanjutan pasien hal ini sesuai dengan kompetensi PPDS di
bidang bedah saraf.

Pada peserta didik, terdapat beberapa hal yang tidak secara baik dilakukan.
Pendekatan untuk mengajar dalam setting klinis akan berbeda sesuai dengan tingkat
kompetensi siswa yang diajar. Pada para undergraduates cenderung diajarkan dalam sesi
perkuliahan. Sedangkan pada dokter muda, proses pengajaran ini diharapkan dapat bergeser
pada yang biasa dilakukan oleh postgraduates, dimana pengajaran dalam setting pelayanan
klinis.

Dalam pembelajaran secara student centered, peserta harus menjadi yang aktif
dalam proses pembelajaran. Hanya memberi tahu peserta didik pandangan pengajar tentang
situasi klinis tertentu dan meminta mereka mengamati saja, tidak akan bertujuan pada
pembelajaran yang mendalam. Peserta didik harus dapat dimotivasi untuk melakukan tugas
klinis yang relevan dan kemudian dilibatkan dalam diskusi aktif.
Refleksi

Supervisor dapat melakukan perannya sebagai pengajar dengan baik, yaitu sebagai
information provider, role model, facilitator, assessor, planner, dan resource developer.
Supervisor juga dapat memberikan materi teaching dan feedback sesuai kompetensi dokter
umum dan standar pendidikan profesi dokter spesialis.

Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik, dalam hal ini dokter
muda agar proses pembelajaran menjadi lebih baik, yaitu DM dapat segera mempersiapkan
bahan presentasi saat datang sehingga siap untuk presentasi begitu supervisor datang.
Selain itu, DM diharapkan dapat mempelajari terlebih dahulu materi yang akan
dipresentasikan sehingga dapat lebih menguasai materi.

Konsensus

Proses pembelajaran MR dengan kondisi yang kondusif dan aktif dapat menyebabkan
terjadinya umpan balik yang terstruktur. Umpan balik yang baik dapat meningkatkan
pembelajaran dan kemampuan praktik peserta didik. Secara umum pelaksaan kegiatan MR
yang diamati oleh observer sudah baik, dan diharapkan dapat diterapkan dalam kegiatan MR
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai