Anda di halaman 1dari 95

TUHAN YANG MAHA ESA

DAN KETUHANAN
Oleh:
Saprida, S.H.I., M.H.I

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI


PALEMBANG
A. Tuhan Yang Maha Esa
1. Tuhan adalah sesuatu yang diyakini, dipuja, dan disembah oleh manusia sebagai
yang maha kuasa, maha perkasa dan yang maha esa.

2. Esa adalah tunggal baik dalam zat, sifat dan perbuatannya.

3. Tuhan yang maha esa dan ketuhanan dalam Islam adalah penghayatan kepada
Asmaul Husna, dan Penghayatan itu tampak bahwa Allah itu esa dalam zat, esa
dalam sifat dan esa dalam perbuatan-Nya.
5. Sikap dan perilaku muslim diantaranya sebagai berikut :

Tidak menyembah selain Allah.

Memohon pertolongan kepada Allah.

Menjadikan hukum Allah sebagai pedoman hidup.

Tidak ada yang ditakuti kecuali Allah.

Tidak mencintai sesuatu melebihi cintanya kepada Allah.

Meyakini bahwa yang hidup pasti diberikan rezeki dan hanya Allah yang
menentukan rezeki.

Meyakini bahwa yang menentukan hidup dan mati itu hanya Allah.

Meyakini bahwa sholat sebagai pengabdian.


B. Keimanan dan Ketakwaan
1. Pengetian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan
dengan perbuatan.

2. Pengertian Islam

Dalam bahasa ialah yaitu damai, selamat, tunduk,


dan bersih.

Dalam Istilah adalah agama wahyu berintikan


tauhid atau keesaan tuhan yang diturunkan oleh
Allah kepada Nabi Muhammad SAW sebagai
utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi
seluruh umat manusia, di manapun dan
kapanpun, yang ajarannya meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia.
3. Rukun Islam ada 5 yaitu sebagai berikut :

Mengucapkan dua kalimat syahadat.

Mendirikan shalat lima waktu.

Puasa di bulan Ramadhan.

Menunaikan zakat.

Naik haji bagi yang mampu.

4. Takwa adalah: sikap hidup manusia yang memelihara hubungan dengan Allah,
hubungan dengan manusia dan mahluk lainya.

5. Ruang lingkup taqwa adalah: hubungan manusia dengan Allah dan hubungan
manusia dengan mahluk lainnya.
C. Filsafat Ketuhanan
1. Filsafat dalam bahasa adalah cinta kebijaksanaan.

2. Filsafat dalam istilah adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha Agung dan
usaha untuk mencapainya.

3. Al-Kindi membagi ilmu pengetahuan menjadi dua bagian:

Pengetahuan Ilahi.

Pengetahuan manusia atau


falsafat.
7. Akidah selalu ditautkan dengan rukun Iman dan rukun Islam.

6. Akidah adalah iman, keyakinan yang menjadi pegangan hidup bagi setiap pemeluk
agama Islam.

8. Rukun Iman ada 6 yaitu sebagai berikut:

Percaya kepada Allah.

Percaya kepada Malikat.

Percaya kepada Nabi dan Rasul.

Percaya kepada kitab Allah.

Percaya kepada hari kiamat.

Percaya kepada Qada dan Qadar.


D. Peran Akal Dalam Filsafat Ketuhanan
Akal adalah sesuatu peralatan rohaniah manusia yang berfungsi untuk membedakan
yang salah dan yang benar serta menganalisis sesuatu yang kemampuannya sangat
tergantung luas pengalaman dan tingkat pendidikan, formal maupun informal dari
manusia pemiliknya.

Peranan akal dalam filsafat ketuhanan ada 3:

Peranan akal dalam memahami


ketuhanan.

Peranan akal dalam memahami alam.


Peranan akal dalam memahami
hukum.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
HAKIKAT, MARTABAT,
DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA

Oleh:
Saprida, S.H.I., M.H.I

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI


PALEMBANG
A. Hakikat Manusia
Hakikat adalah kebenaran atas sesuatu yang sebenar-benarnya atau asal segala sesuatu.
Hakikat manusia adalah kebenaran atas diri manusia itu sendiri sebagai mahluk yang diciptakan
oleh tuhan yang maha Esa.

Manusia mempunyai beberapa kelebihan diantaranya:

Mampu bergerak dalam berbagai ruang, baik didarat, dilaut,


maupun diudara.

Mempunyai potensi berbuat baik dan berbuat yang tidak baik.

Memegang amanah sebagai khalifah dibumi.


B. Hakikat dan Martabat Manusia
Hakikat dan martabat manusia dalam ajaran agama tauhid

tersusun dari dua unsur yaitu: materi dan non materi,

jasmani dan rohani.

Martabat manusia adalah kedudukan manusia yang terhormat

sebagai mahluk ciptaan tuhan yang maha Esa yang berakal budi

sehingga manusia mendapat tempat yang tinggi dibanding mahluk

yang lain.
Dimensi kesosialan

Dimensi kefitrahan

Pada diri manusia ada lima dimensi


kemanusian: Dimensi individualan

Dimensi kesusilaan

Dimensi keberagaman
Daya cipta

Daya karsa

Lima jenis bibit karunia manusia yang


Daya rasa
disebut pancadaya

Daya karya

Daya takwa
Tingkat martabat seseorang harus melalui beberapa proses sebagai berikut:

1. Taubat
2. Memelihara diri dari perbuatan yang di larang oleh Allah.
3. Merasa miskin dari segalanya

4. Meninggalkan akan kesenangan dunia yang dapat rintangi hati terhadap


tuhan yang maha esa

6. Meningkatkan kesabaran terhadap takdirnya


7. Meningkatkan ketakwaan dan tawakal kepada Allah
8. Mengawasi atau intropeksi diri.
9. Meningkatkan kedekatan diri kepada Allah
10. Mempunyai rasa takut kepada Allah
C. Tanggung Jawab Manusia
Pengertian tanggung jawab adalah suatu bentuk sikap dan prilaku
seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya baik
terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan alam, lingkungan sosial
budaya, negara dan tuhan.

Mampu menciptakan kesejahteraan dalam masyarakat.

Tujuan tanggung
Mampu menegakkan supremasi hukum.
jawab adalah:
Mampu berperilaku yang baik yang amat dikagumi oleh
penganut agama lain, sehingga mereka berbondong-bondong
memeluk agama Islam.
TERIMA KASIH TERIMA KSIH
SEMOGA BERMANFAAT
ETIKA MORAL DAN AKHLAK

Disusun oleh:
Saprida, S.H.I., M.H.I

Universitas Indo Global Mandiri Palembang


A. Pengertian Etika Moral dan Akhlak
ilmu yang menentukan perbuatan manusia baik atau buruk, aturan atau pola
tingkah laku yang dihasilkan oleh akal manusia.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika diartikan ilmu pengetahuan


tentang asas-asas akhlak.

Pengertian
secara etimologi dari bahasa Yunani ethos, yang berarti adat kebiasaan.
ETIKA
secara terminologis, menurut Ahmad Amin ilmu yang menjelaskan arti baik
dan buruk yang seharusnya dilakukan oleh manusia.
Dalam Encyclopedia Britania sebagai filsafat moral, yaitu studi sifat dasar dari
konsep baik dan buruk, harus, benar dan salah.

Jadi dapat disimpulkan etika adalah sebuah tatanan perilaku berdasarkan suatu sistem tata nilai
suatu masyarakat tertentu, etika lebih banyak dikaitkan dengan ilmu atau filsafat, karena itu yang
menjadi standar baik dan buruk itu adalah akal manusia. Etika bersifat relativ yakni dapat
berubah-ubah sesuai dengan tuntutan zaman.
Moral secara etimologis berasal dari bahasa latin Mores , bentuk plural
dari Mos yang berarti kesusilaan, tabiat atau kelakuan.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, dari W.J.S Poerwodarminto


Pengertian
MORAL dijelaskan bahwa moral adalah ajaran tentang baik-buruk dari perbuatan.

Moral secara terminologis adalah istilah untuk menentukan batas-batas


dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang secara layak
dapat dikatakan benar –salah, baik-buruk (Nata 2002)
Menurut bahasa bentuk jamak dari kata
khuluq, artinya tingkah laku, perangai,
tabi’at.
pengertian
AKHLAK
Menurut istilah, akhlak adalah daya
kekuatan jiwa yang mendorong
perbuatan dengan mudah dan spontan
tanpa dipikir dan direnung lagi.

Akhlak yang baik disebut akhlakul karimah (akhlak mahmudah). Akhlak yang buruk
disebut akhlakul mazmumah.

Ibn Maskawaih menyatakan akhlak ialah keadaan jiwa seseorang yang


mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui
pertimbangan.
Imam Ghozali menyatakan akhlak ialah suatu sifat yang tertanam
dalam jiwa yang darinya timbul perbuatan-perbuatan dengan
mudah tanpa memerlukan pertimbangan pikiran.

Abdullah Dirroz dalam Tatapangarsa (1984) menegaskan“ Akhlak


adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan
dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan
pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak baik) atau
pihak yang jahat (dalam hal akhlak yang tidak baik).

Kesimpulannya akhlak adalah sikap yang melekat pada diri


seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau
perbuatan.
B. Perbedaan Akhlak , Moral, dan Etika

AKHLAK
Yaitu sistem nilai yang yang
MORAL
menjadi asas perilaku yang
Sistem yang menjadi asas-asas
bersumber dari Al-Quran, As-
perilaku bersumber dari Al-Quran, As-
sunah, dan nilai-nilai alamiah
sunah, serta niali-nilai alamiah dan
juga dapat berarti sistem nilai yang
bersumber dari kesepakatan manusia
pada waktu dan ruang tertentu
sehingga dapat berubah-ubah.

ETIKA
Adalah persetujuan
sementara dari kelompok
yang menggunakan pranata
perilaku.
C. Implementasi Iman dan Takwa dalam Kehidupan
Bersama Sehari-hari

HUBUNGAN
Dengan cara mendekatkan diri pada sang pencipta diantaranya yaitu :
MANUSIA
DENGAN ALLAH Sholat, Bersyukur, bertasbih, beristighfar

HUBUNGAN A. Perilaku yang berhubungan dengan diri


MANUSIA 1. Sabar yaitu tahan menghadapi segala hal dan cobaan.
DENGAN SESAMA 2. Bersyukur dengan dengan rasa terima kasih pada Allah.
3. Tawadhuk merendahkan hati sebagai umat yang beragama.
4. Benar sesuai sebagaimana adanya. Adil terhadap sesama.
5. Iffahl/menahan diri, tidak melakukan yang terlarang baik secara
agama maupun secara bermasyarakat.
6. Amanah atau jujur sehingga bisa di percaya.
B. Perilaku yang berhubungan dengan keluarga
1. Berbakti pada orang tua.
2. Adil terhadap saudara atau tidak memihak.
3. Membina atau membangun keluarga untuk lebih baik dan
mendidik keluarga atau memberi latihan mengenai akhlak dan
kecerdasan
4. Memelihara keturunan atau menjaga dan merawat keturunan
C. Perilaku yang berhubungan dengan msyarakat
1. Ukhuwwah atau persaudaraan dengan sesama anggota
masyarakat.
2. Ta’awun atau saling menolong sesama masyarakat atau saling
mambatu untuk meringankan beban sesama .
3. Adil atau berpegang pada kebenaran dalam bermasyarakat.
4. Pemurah atau suka berbagi dan tidak pelit terhadap
masyarakat.
5. Penyantun atau saling mangasihani dan menaru belas kasih
pada sesama.
6. Pemaaf rela memberi maaf dan saling memaafkan.
7. Menepati janji atau kesediaan dan kesungguhan dalam
perkataan dan perbuatan
HUBUNGAN
Hubungan yang sangat erat dengan lingkungan hidup dimana manusia
MANUSIA
harus menjaga alam sekitar baik hewan, tumbuhan, dan juga bumi
DENGAN
dari kerusakan dan kepunahan.
ALAM
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, DAN
SENI DALAM ISLAM.

Oleh:
Saprida, S.H.I., M.H.I

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI


PALEMBANG
A. Konsep Pengetahuan, Teknologi, dan Seni (IPTEKS)

ILMU yaitu pengetahuan yang mempuyai standar serta ketetapan,


terdiri dari beberapa bagian dan diatur sesuai kegunaan serta bisa
diterapkan, menghasilkan kebenaran objektif, dan dapat di uji
kebenarannya secara ilmiah.

TEKNOLOGI yaitu metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis,


atau hasil penerapan dari ilmu pengetahuan yang membuat praktis
bagi aktivitas manusia, namun bisa berdampak positif bagi manusia
dan juga bisa berdampak negatif bagi manusia.

SENI yaitu bagian dari budaya manusia baik itu ungkapan akal
maupun ekspresi jiwa untuk menciptakan sesuatu yang bermutu
dan bernilai tinggi.
B. Iman, Ilmu, dan Amal dalam Islam.
Iman adalah keyakianan dan kepercayaan
kepada Allah dengan ketetapan hati.

Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan


dengan 2 cara

Dengan AKAL yaitu pikiran atau ingatan yang di berikan oleh


Allah kepada manusia untuk memahami sesuatu sebagai bahan
pemikiran sehingga sampai pada kesimpulan. Ilmu pengetahuan
dari akal bersifat relatif mungkin bisa benar dan juga mungkin
bisa salah.

Dengan WAHYU yaitu petunjuk dari Allah kepada manusia atau


komunikasi dari Allah untuk hambanya. Ilmu pengetahuan yang
di peroleh dari wahyu yang diyakini bersifat mutlak dan absolut.
Karakter pendidikan dalam Islam.

Dasar tumpuan berfikir dalam pendidikan Islam yaitu:


1. Al-Quran (Wahyu dari Allah)
2. As-Sunnah (Hukum tertulis)
3. Al-Kaun (Hukum tidak tertulis)

Tujuan atau arah pendidikan Islam yaitu:


1. Ideal (sesuai dengan tujuan)
2. Institusional (bersifat kelembagaan)
3. Kurikuler (perangkat pelajaran pada bidang keahlian khusus)
4. Instruksional (bersifat pengajaran)
Falsafah pendidikan pada agama Islam yaitu pemikiran tentang
proses transformasi akhlak untuk menetapkan status kedudukan dan
fungsi di dunia maupun di akhirat
Dengan kedudukan sebagai:
1. Hamba Allah
2. Khalifa di bumi
3. Cendikiawan atau ulama penyampai risalah Nabi
C. Kewajiban Menuntut Ilmu dan Mengamalkannya

Al-Quran sumber utama ajaran agama Islam sebagai perintah untuk menuntut
ilmu seperti firman Allah yang artinya:
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
2. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,
5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Perintah menuntut ilmu juga dikuatkan dan diperjelas oleh hadits Nabi
Muhammad SAW yang artinya:
Tuntutlah ilmu dari masa di ayunan sampai masa akan masuk keliang lahat.
D. Tanggung Jawab Manusia Terhadap Alam dan
Lingkungan Hidup
Sebagai khalifah di muka bumi, Allah menciptakan manusia dengan bentuk sempurna dan mulia
serta diberi akal untuk berfikir supaya mempu bertanggung jawab pada alam, diantaranya yaitu:

Manusia berhak memanfaatkan, sumber daya alam dimuka bumi, baik itu didarat, laut,
maupun di udara diantaranya hewan, tumbuhan bahkan hasil alam lainnya yang berada di
perut bumi maupun dasar laut berupa minyak macam-macam logam, batubara dan lain-
lain.

Dalam ajaran Islam penting bagi manusia untuk menjaga dan melestarikan lingkungan
agar tetap sehat dan bisa di manfaatkan bagi kelangsungan hidup manusia.

Menjaga alam kerusakan lingkungan dari:


1. Banjir
2. Longsor
3. Kekeringan
4. Kepunahan hewan
5. Kerusakan di dasar laut
SEKIAN DAN SEMOGA BERKAH
KERUKUNAN ANTAR UMAT
BERAGAMA

Oleh:
Saprida, S.H.I., M.H.I

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI


PALEMBANG
A. Agama Merupakan Rahmat Bagi Seluruh Alam
Rukun artinya sesuatu yang harus di penuhi untuk sahnya suatu pekerjaan
Kerukunan artinya sepakat dalam perbedaan-perbedaan yang ada dan menjadikan perbedaan tiu
sebagai titik tolakuntuk membina kehidupan sosial yang saling pengertian serta menerima dengan
ketulusan hati yang penuh keikhalasan.

Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan dan peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa
serta tata kaida yang berhubungan dengan pergaulan dengan manusia dan manusia serta lingkunagan.
Ajaran agam Islam adalah rahmat dan kasih sayang bagi umat manusia bahkan mahluk dan isi alam.

Bersikap toleransi dengan tidak membatasi diri dari


dinding agama serta keyakinan agama lain dalam
bermasyarakat
Demi kelestarian lingkungan hidup, Islam mewujudkan
kepedulian terhadap alam, baik hewan tumbuh-
tumbuhan dan lainnya.
Saling menghormati dan tolong menolong baik dengan
sesama muslim ataupun dengan non muslim.
B. Hakikat Kebersamaan Dalam Pluralitas Beragama
Kerukunan Hidup beragama, walaupun beda agama dan keyakinan
manu masyarakat dapat mengamalkan ajaran agama masing-masing
dengan damai dan tanpa gangguan.

Kerja sama antar umat beragama di sebut tasamuh atau toleransi,


dalam pergaulan sosial dan bermasyarakat baik itu sesama muslim
atau non muslim untuk mewujudkan kerukunan umat beragama dan
bernegara, contoh kerja sama pada umat beragama
Walaupun tidak mempercayai keyakinan agama lain, dalam
bermasyarakat Islam sangat menekankan sikap toleransi terhadap
penganut agama lain, baik itu mengamalkan ajaran agama
ataupun berpendapat.

Dalam agama Islam sering terjadi perbedaan pendapat sesama


muslim, untuk menyelesaikan perselisihan tersebut umat islam
diwajibkan kembali pada Al-quran dan Hadits.
C. Hubungan Umat Beragama Dan Pemerintah
Agama dan pemerintah mempunyai hubungan
yang saling mengikat, diantaranya yaitu:

Agar dapat memeluk dan beribadat secara tenteram dan damai, pemerintah
memberikan perlindungan umat beragama serta menyediakan fasilitas yang
di perlukan sehingga umat beragama dapat mengamalkan ajaran agamanya
sesuai dengan agama yang diakui di indonesia .

Negara memerlukan Agama, karena dengan agamalah suatu negara dapat


berkembang dalam bingkai etika dan moral, bisa di simpulkan negara
merupakan lembaga politik dan keagamaan.
D. Peran umat beragama dalam mewujudkan
kedamaian
Langkah-langkah ajaran agama Islam untuk
mewujudkan kedamaian adalah dengan
mengamalkan 4 poin di bawah ini:

Umat Islam diperintahkan untuk menyebarluaskan salam.

Bersilaturrahmi dengan kerabat.

Memberikan makanan kepada fakir miskin dan anak yatim.

Melakukan sholat di waktu malam ketika umat lain sedang tidur.


SEKIAN DAN TERIMA KASIH
AGAMA DAN MASYARAKAT

Oleh:
Saprida, S.H.I., M.H.I

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI


PALEMBANG
A. Peran Umat Beragama dalam Mewujudkan
Masyarakat Madani yang Sejahtera
Agama memiliki peran penting dalam kehidupan umat manusia. Agama juga memberikan
landasan normatif dan kerangka nilai bagi kelangsungan hidup umatnya.
Agama juga memberikan arah dan orientasi duniawi di samping orientasi ukhrowi
(eskatologis). Peran dan tanggung jawab umat beragama adalah:

Peran orang beriman dalam bentuk


kepedulian sosial dalam masyarakat
majmuk.
Tanggung jawab pribadi dan sosial dalam
masyarakat majmuk.
Tanggung jawab pribadi
Beberapa macam tanggung jawab umat
beragama yaitu:
Tanggung jawab sosial dalam
masyarakat majmuk

Kepedulian sosial dalam masyarakat


majmuk
B. Tanggung Jawab Umat Beragama dalam
Menegakkan Hak Asasi Manusia
Pengertian HAM adalah hak-hak yang
diberikan langsung oleh sang pencipta.

Ruang lingkup HAM adalah: 1. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, Keluarga,
kehormatan, martabat, dan hak miliknya.
2. Setiap orang berhak atas pengakuan didepan hukum sebagai
manusia pribadi di mana saja ia berada.
3. Setiap orang berhak atas rasa aman dan tentram serta
perlindungan terhadap ancaman ketakutan untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu.
4. Setiap orang tidak boleh diganggu yang merupakan hak yang
berkaitan dengan kehidupan pribadi di dalam tempat
kediamannya.
5. Setiap orang berhak atas kemerdekaan dan rahasia dakam
hubungan komunikasi melalui sarana elektronik tidak boleh di
ganggu, kecuali atas perintah hakim yang sah sesuai undang
undang.

6. Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksan, penghukuman


tidak manusiawi, penghilangan paksa, dan penghilangan nyawa.

7. Setiap orang tidak boleh ditangkap, ditekan, disiksa, dikucilkan,


atau dibuang secara sewenang-wenang.

8. Setiap orang berhak hidup dalam tatanan masyarakat dan


kenegaraan yang damai aman dan tentram.
C. Tanggung Jawab Umat Beragama dalam
Mewujudkan Demokrasi
Demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu: demos
dan kratein.
1. Demos adalah rakyat
2. Kratein adalah pemerintah

Jadi arti demokrasi adalah sistem pemerintahan yang seluruh rakyatnya


turut serta memerintah dengan perentara wakilnya.

Peran agama dalam berdemokrasi dengan mengutamakan persamaan hak dan kewajiban
serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara, didasarkan pada hal-hal berikut:
Agama
Perdamaian
Saling tolong menolong
Bermusyawarah
Bersikap adil
Akhlak yang baik
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
AGAMA DAN BUDAYA

Oleh:
Saprida, S.H.I., M.H.I

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI


PALEMBANG
A. Tanggung Jawab Umat Beragama Dalam Mewujudkan
Cara Berfikir Kritis (akademik), Bekerja keras, dan
Bersikap Fair
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, yang dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.

Kritis adalah berfikir secara analisis reduksi.


Berfikri kritis adalah sikap dan prilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid serta
argumen yang akurat.

Sikap dan prilaku terpuji terkait dengan berfikir kritis adalah sebagai berikut:

Senantiasa bersyukur pada Allah atas anugrah akal sehat.

Senantiasa bersyukur pada Allah atas anugrah alam semesta


bagi manusia.
Senantiasa berfikir jauh kedepan dan makin termotivasi untuk
menjadi orang yang visioner.
B. Sistematika Sumber Ajaran Agama
Sistematika ajar agama yaitu:

Al-Quran yaitu kalam Allah yang diturunkan pada Nabi Muhammad sebagai
mukjizat, disampaikan dengan jalan mutawatir dari Allah sendiri dengan
perentara malaikat jibril dan membaca Al-quran dinilai ibadah kepada Allah
SWT.

Sunnah adalah segala sesuatu yang bersumpber dari Nabi Muhammad


dalam bentuk ucapan, perbuatan, dan penetapan. Fungsi sunnah:
1. sebagai sumber hukum Islam yang kedua
2. Menafsirkan Ayat Al-Quran

Al-ra’yu dari segi bahasa yaitu penglihatan


Al- ra’yu pada istilah mengerahkan tenaga dan fikiran dengan sungguh-
sungguh untuk menyelidiki dan mengeluarkan hukum-hukum yang
terkandung dalam Al-Quran dan Hadits dengan syarat-syarat tertentu.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
DALAM KEHIDUPAN
POLITIK BANGSA

Oleh:
Saprida, S.H.I., M.H.I

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI


PALEMBANG
A. Pengertian Politik
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara
konstitusional maupun nonkonstitusional
Politik adalah kajian ilmu sosial, yang tidak bisa lepas dari kehidupan
manusia.

Selain itu politik islam identik dengan siyasa yang secara bahasa
artinya mengatur. fikih siyasa adalah aspek ajaran Islam yang
mengatur sistem kekuasaan dan pemerintahan suatu negara, serta
kebijakan suatu negara terhadap negara lain, selain itu dapat juga
diartikan kebijakan atau cara bertindak suatu negara dalam
menghadapi atau menangani masalah.
B. Hubungan Pemeluk Agama dengan Politik
Hubungan agama dengan politik yaitu memiliki suatu terkaitan, namun keduanya tetap di bedakan,
satu pihak masyarakat agama memiliki kepentingan mendasar agar agama tidak dikotori oleh
kepentingan politik karena bila agama berada dalam dominasi politik, kita di sini dapat berfikir dengan
logis akan terjadi penyelewengan. Agama yang awalnya bertujuan untuk membebaskan manusia dari
bentuk penindasan dan ketidakadilan justru akan menjadi alat pemerintah yang menindas warganya.

Kewajiban moral agama untuk mengarahkan politik agar tidak berkembang menurut caranya sendiri
yang membawa pada kerusakan.
Di sini agama tidak terlibat langsung kedalam politik praktis. Karena bila agama berada kooplitik maka
agama sebagai kekuatan moral akan hilang dan tidak mampu lagi mengarahkan politik.

Ditandai dengan sikap pro aktifnya tokoh-tokoh


politik Islam dan umat Islam terhadap keutuhan
Hubungan yang tidak langsung antara negara.
agama dengan politik
Munculnya partai-partai yang berasaskan Islam serta
partai nasionalis yang berbasis umat Islam.
C. Kontribusi Pemikiran Pemeluk Agama dalam
Kehidupan Politik, Berbangsa, dan Bernegara
Islam sebagai agama yang mencakup persoalan spiritual dan politik telah memberikan kontribusi yang
cukup signifikan terhadap kehidupan politik di Indonesia.

Peran dan tanggung jawab dalam mewujudkan kehidupan politik yang


menghormati nilai-nilai demokrasi adalah mengusahakan untuk
masyarakat dan melaksanakan ajaran agama kepada masing-masing
pemeluknya sehingga terwujud budaya religius di negara.

Melakukan kotribusi pemikiran mengenai hubungan ulama’ dengan


umat sehingga mampu mengaktualisasikan nilai-nilai Ilahiah dalam
masyarakat di negara.

Menyatukan kembali antar agama, hukum dan negara sehingga berlaku


norma Ilahiah dalam masyarakat yang mendiami negara, sehingga tidak
terjadi dikotomi agama, dan hukum gama.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
AGAMA DAN HUKUM

Oleh:
Saprida, S.H.I., M.H.I

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI


PALEMBANG
A. Pengertian Agama dan Hukum
Agama adalah sistem yang mengatur tata keimanan dan
peribadatan kepada tuhan yang maha kuasa serta tata kaidah
yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya.

Arti hukum adalah peraturan atau adat yang secara resmi


dianggap mengikat, yang di kukuhkan oleh penguasa atau
pemerintah.

Hukum agama yaitu yang ditetapkan oleh Allah melalui wahyunya


yang kini terdapat dalam Al-Quran dan dijelaskan oleh Nabi
Muhammad melalui sunnah.

Fungsi hukum adalah untuk mencegah kerusakan manusia dan


mendatangkan kemaslahatan bagi mereka serta mengarahkan
mereka pada kebenaran.
B. Menumbuhkan Kesadaran untuk Taat kepada
Hukum Tuhan
Pengertian taat hukum:
1. Patuh terhadap perundang-undangan ketetapan dari pemerintah pemimpin yang dianggap
berlaku untuk orang banyak.
2. Mematuhi peraturan perundang-undanganuntuk menciptakan kehidupan berbangsa,
bernegara, dan bermasyarakat yang berkeadilan.

Pengertian hukum Isalam menurut ushul fiqih: adalah ketentuan Allah yang berkaitan dengan
perbuatan yang mukallaf yang mengandung suatu ketentuan, pilihan atau yang menjadikan suatu
sebab, syarat, atau penghalangbagi adanya sesuatu yang lain.

Menurut ahli fiqih, hukum syari’i (Islam) adalah akibat yang timbul dari perbuatan orang yang
mendapat beban Allah SWt.
C. Peran Agama dalam Perumusan dan Penegakan
Hukum yang Adil
Manusia adalah makhluk yang bebas dan merdeka, dan
ingin memperkuat kedudukan pribadinya guna memenuhi
keinginannya dan kegemarannya,
untuk mengatasi itu maka peran agama sangat di butuhkan
dalam perumusan serta penegakan hukum dengan
mencermati dan memahami sebagai berikut:

Untuk terwujudnya masyarakat


Agar terhindar dari perilaku
yang agamis, beradaban luhur,
radikal, ekstrim, tidak toleran,
berbasis hati nurani yang
dan eksklusif dalam kehidupan
diilhami dan disirami firman
beragama.
ajaran agama Allah.

Supaya terbinanya masyarakat yang dapat menghayati, mengamalkan ajaran-ajaran


agama dengan sebenarnya, mengutamakan persamaan, menghargai HAM dan
menghormati perbedaan melalui internalisasi ajaran agama.
D. Fungsi Profetik Agama dalam Hukum

Pengertian Profetik yaitu yang mempunyai makna


kenabian atau sifat yang ada dalam diri seorang Nabi.

Fungsi profetik agama adalah: bahwa agama sebagai


sarana menuju kebahagiaan dan juga memuat peraturan-
peraturan yang mengondisikan terbentuknya batin
manusia yang baik, yang berkualitas, yaitu manusia yang
bermoral.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Jual Beli dalam Islam

Disusun oleh:
Saprida, S.H.I., M.H.I

Universitas Indo Global Mandiri Palembang


Jual Beli dalam Islam
Jual beli menurut bahasa artinya pertukaran atau saling menukar. Sedangkan
menurut pengertian fikih, jual beli adalah menukar suatu barang dengan
Pengertian Jual barang yang lain dengan rukun dan syarat tertentu. Jual beli juga dapat
Beli diartikan menukar uang dengan barang yang diinginkan sesuai dengan rukun
dan syarat tertentu. Setelah jual beli dilakukan secara sah, barang yang dijual
menjadi milik pembeli sedangkan uang yang dibayarkan pembeli sebagai
pengganti harga barang, menjadi milik penjual.
Hukum jual beli ada 4 macam, yaitu:
(1)Mubah (boleh), merupakan hukum asal jual beli;
(2)Wajib, apabila menjual merupakan keharusan, misalnya menjual barang
untuk membayar hutang;
Hukum (3)Sunah, misalnya menjual barang kepada sahabat atau orang yang sangat
Jual Beli memerlukan barang yang dijual;
(4)Haram, misalnya menjual barang yang dilarang untuk diperjualbelikan.
Menjual barang untuk maksiat, jual beli untuk menyakiti seseorang, jual beli
untuk merusak harga pasar, dan jual beli dengan tujuan merusak
ketentraman masyarakat.
Jual beli dinyatakan sah apabila memenuhi rukun dan syarat jual beli. Rukun
jual beli berarti sesuatu yang harus ada dalam jual beli. Apabila salah satu
rukun jual beli tidak terpenuhi, maka jual beli tidak dapat dilakukan. Menurut
Rukun Jual Beli sebagian besar ulama, rukun jual beli ada empat macam, yaitu:
a)Penjual dan pembeli
b)Benda yang dijual
c)Alat tukar yang sah (uang)
d)Ijab Kabul

Adapun syarat sah jual beli adalah sebagai berikut:


a)Penjual dan pembeli
(1)Jual beli dilakukan oleh orang yang berakal agar tidak tertipu dalam jual
Syarat sah jual beli.
beli (2)Jual beli dilakukan atas kemauan sendiri (tidak dipaksa).
(3)Barang yang diperjualbelikan memiliki manfaat (tidak mubazir)
(4)Penjual dan pembeli sudah balihg atau dewasa, akan tetapi anak-anak yang
belum baligh dibolehkan melakukan jual beli untuk barang-barang yang
bernilai kecil, misalnya jual beli buku dan koran.
b)Syarat uang dan barang yang dijual
(1)Keadaan barang suci atau dapat disucikan.
(2)Barang yang dijual memiliki manfaat.
(3)Barang yang dijual adalah milik penjual atau milik orang lain yang dipercayakan
kepadanya untuk dijual.
(4)Barang yang dijual dapat diserahterimakan sehingga tidak terjadi penipuan dalam
jual beli.
(5)Barang yang dijual dapat diketahui dengan jelas baik ukuran, bentuk, sifat dan
bentuknya oleh penjual dan pembeli.
c)Ijab kabul
Ijab adalah pernyataan penjual barang sedangkan Kabul adalah perkataan pembeli
barang. Dengan demikian, ijab kabul merupakan kesepakatan antara penjual dan
pembeli atas dasar suka sama suka. Ijab dan kabul dikatakan sah apabila memenuhi
syarat sebagai berikut:
(1)Kabul harus sesuai dengan ijab;
(2)Ada kesepakatan antara ijab dengan kabul pada barang yang ditentukan mengenai
ukuran dan harganya;
(3)Akad tidak dikaitkan dengan sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan akad,
misalnya: “Buku ini akan saya jual kepadamu Rp 10.000,00 jika saya menemukan uang”.
Jual beli yang diperbolehkan dalam Islam adalah :
a. telah memenuhi rukun dan syarat dalam jual beli
b. jenis barang yang dijual halal
Syarat sah jual c. jenis barangnya suci
beli d. barang yang dijual memiliki manfaat
e. atas dasar suka sama suka bukan karena paksaan
f. saling menguntungkan

Adapun bentuk-bentuk jual beli yang terlarang dalam agama Islam karena
merugikan masyarakat di antaranya sebagai berikut:
a. memperjualbelikan barang-barang yang haram
b. jual beli barang untuk mengacaukan pasar
c. jual beli barang curian
d. jual beli dengan syarat tertentu
e. jual beli yang mengandung unsur tipuan
f. jual beli barang yang belum jelas misalnya menjual ikan dalam kolam
g. jual beli barang untuk ditimbun.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
Zakat dalam Islam

Oleh:
Saprida, S.H.I., M.H.I
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
PALEMBANG
A. Pengertian Zakat
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan (masdar) dari zaka yang berarti berkah,
tumbuh, bersih dan baik. Sesuatu itu zaka, berarti tumbuh dan berkembang, dan seseorang
itu zaka, berarti orang itu baik. Zakat mal menurut syara’ adalah sejumlah harta yang
tertentu yang diberikan kepada golongan tertentu dengan syarat-syarat tertentu. Dinamakan
zakat, karena harta itu akan bertambah (tumbuh) disebabkan berkah dikeluarkan zakatnya
dan do’a dari orang yang menerimanya (Ash-Shiddiq 2006, hal. 5).

B. Hukum Zakat
Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya
syariat Islam. Oleh sebab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah
memenuhi syarat-syarat tertentu.
C. Syarat-syarat Wajib Zakat Mal
Menurut pendapat Gustian Djuanda dalam kitabnya Pelaporan Zakat Pengurang Pajak
Penghasilan (2006, hal. 17). Syarat-syarat orang wajib membayar zakat mal adalah :
1. Muslim adalah seseorang yang beragama Islam. Bagi orang yang berzakat wajib
beragama Islam. Zakat itu tidak wajib bagi orang kafir asli, dan adapun orang murtad,
maka menurut pendapat yang shalih, bahwa harta bendanya di berhentikan
(dibekukan dahulu), maka jika ia kembali ke agama Islam (seperti sedia kala), maka
wajib baginya mengeluarkan zakat, dan jika tidak kembali lagi Islam, maka tidak wajib
zakat.
2. Aqil, yaitu seseorang muslim yang telah dapat menggunakan akalnya dan sehat secara
fisik dan mental.
3. Baligh, yaitu seorang muslim yang telah memasuki usia wajib untuk zakat.
4. Memiliki harta yang mencapai nishab (perhitungan minimal syarat wajib zakat). Islam
tidak mewajibkan zakat atas seberapa saja besar kekayaan yang berkembang sekalipun
kecil sekali, tetapi memberi ketentuan sendiri yaitu nishab.
D. Persyaratan Harta yang Wajib dizakati
Menurut pendapat Dwi Surya Atmaja dalam bukunya yang berjudul Al-Muwatta’ Imam Malik
Ibn Annas syarat-syarat harta yang menjadi sumber atau obyek zakat adalah :

Milik penuh (Al-Milkuttām)


Harta yang dimiliki secara penuh artinya pemilik harta tersebut memungkinkan untuk
mempergunakan dan mengambil manfaatnya secara penuh. Harta tersebut juga berada
dibawah kontrol dan kekuasaannya. Adapun harta itu didapatkan melalui proses
pemilikan yang dibenarkan oleh syara, seperti usaha, warisan, pemberian negara atau
orang lain. Sedangkan harta yang diperoleh dengan cara yang haram maka zakat tidaklah
wajib atas harta tersebut. Karena harta tersebut harus dibebaskan dari kewajiban zakat
yakni dengan mengembalikan kepada yang berhak ataupun ahli warisnya.

Berkembang (An-Nāma)
Harta yang berkembang artinya harta tersebut dapat bertambah atau berkembang bila
diusahakan atau mempunyai potensi untuk berkembang. Misalnya pertanian,
perdagangan, ternak, emas, perak, uang dan lain-lain. Pengertian berkembang menurut
bahasa sekarang adalah bahwa sifat kekayaan (harta) itu dapat memberikan keuntungan
atau pendapatan lain sesuai dengan istilah ekonomi.
Cukup Nishab
Nishab artinya harta yang telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan syara.
Sedangkan harta yang tidak sampai nishabnya terbebas dari zakat.

Lebih dari Kebutuhan Pokok


Kebutuhan pokok itu adalah kebutuhan minimal yang diperlukan untuk kelestarian hidup.
Artinya apabila kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi, maka yang bersangkutan tidak
dapat hidup dengan baik (layak), seperti belanja sehari-hari, pakaian, rumah, perabot
rumah tangga, kesehatan, pendidikan, transportasi dan lain-lain. Ataupun segala sesuatu
yang termasuk kebutuhan primer atau kebutuhan hidup minimum.

Bebas dari Hutang


Orang yang mempunyai hutang sebesar atau mengurangi jumlah senishab yang harus
dibayar pada waktu yang sama (dengan waktu mengeluarkan zakat), maka harta tersebut
terbebas dari zakat. Sebab zakat hanya diwajibkan bagi orang kaya (memiliki kelebihan),
sedang orang yangmempunyai hutang tidaklah termasuk orang kaya, oleh karena itu perlu
menyelesaikan hutang-hutangnya. Zakat diwajibkan untuk menyantuni orang-orang yang
sedang berada dalam kesulitan yang sama atau mungkin lebih parah kondisinya dari fakir
miskin.
Sudah Satu Tahun (Al-Haul)
Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta tersebut sudah berlalu masanya selama dua
belas bulan Qamariyah. Persyaratan satu tahun ini hanya berlaku bagi ternak, uang, harta
benda yang diperdagangkan dan lain-lain. Tapi hasil pertanian, buah-buahan, rikaz (barang
temuan) dan lain-lain yang sejenis tidak dipersyaratkan satu tahun (Atmaja 1999, hal. 118).

E. Jenis Harta yang Wajib di Zakati


1. Zakat Binatang Ternak
2. Zakat Emas dan Perak
3. Zakat Hasil Pertanian
4. Zakat Harta Perdagangan
5. Zakat Barang Tambang dan Rikaz

F. Pengertian Zakat Fitrah


Zakat fitrah secara etimologi yaitu zakat yang sebab diwajibkannya adalah futur (berbuka
puasa) pada bulan Ramadhan. Sedangkan secara terminologi yaitu zakat yang dikeluarkan
berdasarkan jumlah atau anggota keluarga, perempuan dan laki-laki, kecil maupun dewasa
wajib mengeluarkan zakat fitrah pada bulan Ramadhan (Qardawi, 2007: 920).
G. Syarat-syarat Wajib Zakat Fitrah
Menurut pendapat Sulaiman dalam kitabnya Fiqih Islam (2002 : 208). Syarat-syarat orang
wajib membayar zakat fitrah adalah :
1. Islam. Orang yang tidak beragama Islam tidak wajib membayar zakat fitrah.
2. Lahir sebelum terbenam matahari pada hari penghabisan bulan Ramadhan. Anak yang
lahir sesudah terbenam matahari tidak wajib fitrah. Orang yang nikah sesudah
terbenam matahari tidak wajib membayarkan fitrah istrinya yang baru dinikahinya.
3. Dia mempunyai kelebihan harta dari keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan
untuk yang wajib dinafkahinya, baik manusia ataupun binatang, pada malam hari raya
dan siang harinya. Orang yang tidak mempunyai kelebihan harta tidak wajib membayar
zakat fitrah karena takut tidak dapat memenuhi keluarganya sendiri.
H. Waktu Membayar Zakat Fitrah
Sedangkan waktu membayar zakat fitrah menurut Sulaiman (2002 : 209). Dalam kitab Fiqih
Islam yaitu :
1. Waktu yang diperbolehkan, yaitu dari awal Ramadhan sampai hari penghabisan
Ramadhan.
2. Waktu wajib, yaitu mulai terbenam matahari penghabisan Ramadhan.
3. Waktu yang lebih baik (sunnah), yaitu dibayar sesudah sholat shubuh.
4. Waktu makruh, yaitu membayar zakat fitrah sesudah sholat hari raya, tetapi sebelum
terbenam matahari pada hari raya.
5. Waktu haram, lebih telat lagi yaitu dibayar sesudah terbenam matahari pada hari raya.

I. Orang-orang Yang Berhak Menerima Zakat Fitrah


Orang-orang yang berhak menerima zakat hanya mereka yang telah ditentukan oleh Allah
SWT. Dalam Al-Qur’an
Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan)
budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yuang sedang
dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Q. S. At-Taubah : 60).
J. Orang Yang Tidak Berhak Menerima Zakat Fitrah
Sebagaimana telah dijelaskan, orang-orang yang berhak menerima zakat ada delapan
golongan, dan orang-orang yang tidak berhak menerima zakat ada lima golongan,
sebagaimana penjelasan berikut ini :
1. Orang kaya dengan harta, atau kaya dengan usaha dan penghasilan.
2. Hamba sahaya, karena mereka mendapat nafkah dari tuannya.
3. Keturunan Rasululullah SAW.
4. Orang dalam tanggungan yang berzakat, artinya orang yang berzakat tidak boleh
memberikan zakatnya kepada orang yang dalam tanggungannya dengan nama fakir
atau miskin, sedangkan mereka mendapatkan nafkah yang mencukupi.
5. Orang yang tidak beragama Islam, karena pesan Rasulullah SAW. Kepada Mu’az sewaktu
ia diutus ke negeri Yaman. Beliau berkata kepada Muaz, “Beritahukanlah kepada
mereka (umat Islam),” diwajibkan atas mereka zakat. Zakat itu diambil dari orang kaya
dan diberikan kepada orang fakir diantara mereka” (Mughniyah, 2008: 197).
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
SEDEKAH DAN HIBAH DALAM ISLAM

Oleh:
Saprida, S.H.I., M.H.I

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI


PALEMBANG
A. Pengertian Sedekah/Shodaqoh
Sedekah asal kata bahasa arab shadaqoh yang berarti suatu pemberian yang diberikan oleh
seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan
jumlah tertentu. Sedekah adalah suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai
kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT. dan pahala semata. Sedekah dalam pengertian di atas
oleh para fuqaha (ahli fikih) disebut sadaqah at-tatawwu’ (sedekah secara spontan dan sukarela).
(Abdul dkk 2010, hal. 149).

B. Hukum Shodaqoh
Para fuqaha sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah sunnah, berpahala bila dilakukan dan
tidak berdosa jika ditinggalkan. Disamping sunnah, adakalanya hukum sedekah menjadi haram
yaitu dalam kasus seseorang yang bersedekah mengetahui pasti bahwa orang yang bakal
menerima sedekah tersebut akan menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan. Terakhir ada
kalanya juga hukum sedekah berubah menjadi wajib, yaitu ketika seseorang bertemu dengan
orang lain yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam keselamatan jiwanya, sementara dia
mempunyai makanan yang lebih dari apa yang diperlukan saat itu. Hukum sedekah juga menjadi
wajib jika seseorang bernazar hendak bersedekah kepada seseorang atau lembaga. (Ash-Shiddiq
2006, hal. 168).
C. Rukun Shodaqoh
Rukun shadaqah dan syaratnya masing-masing adalah sebagai berikut :
1. Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan berhak untuk
mentasharrufkan (memperedarkannya).
2. Orang yang diberi, syaratnya berhak memiliki. Dengan demikian tidak sah memberi kepada
anak yang masih dalam kandungan ibunya atau memberi kepada binatang, karena keduanya
tidak berhak memiliki sesuatu.
3. Ijab dan qabul, ijab ialah pernyataan pemberian dari orang yang memberi sedangkan qabul
ialah pernyataan penerimaan dari orang yang menerima pemberian.
4. Barang yang diberikan, syaratnya barang yang dapat dijual.
D. Macam-Macam Shodaqoh
1. Tasbih, Tahlil dan Tahmid
2. Amar Ma’ruf Nahi Mungkar
3. Bekerja dan memberi nafkah pada sanak keluarganya
4. Membantu urusan orang lain
5. Mengishlah dua orang yang berselisih
6. Menjenguk orang sakit
7. Berwajah manis atau memberikan senyuman
8. Berlomba-lomba dalam amalan sehari-hari
E. Hikma Shodaqoh
Shodaqoh memiliki nilai sosial yang sangat tinggi. Orang yang bersedekah dengan ikhlas ia bukan
hanya mendapatkan pahala tetapi juga memiliki hubungan sosial yang baik. Hikmah yang dapat
dipetik :

Orang yang bersedekah lebih mulia dibanding orang yang menerimanya


sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis “Tangan di atas lebih baik
dari tangan di bawah”.

Mempererat hubungan sesama manusia terutama kepada kaum


fakir miskin, menghilangkan sifat bakhil dan egois dan dapat
membersihkan harta serta dapat meredam murka Tuhan.

Orang yang bersedekah senantiasa didoakan oleh kedua malaikat.


Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Bukhari Muslim yang artinya
“Tidaklah seorang laki-laki berada di pagi hari kecuali dua malaikat
berdoa, Ya Allah berilah ganti orang yang menafkahkan
(menyedekahkan) hartanya dan berikanlah kehancuran orang yang
menahan hartanya”. (Abdul dkk. 2010, hal. 157).
F. Pengertian Hibah
Hibah secara bahasa berarti pemberian. Sedangkan menurut istilah adalah pemberian sesuatu
kepada seseorang secara cuma, tanpa mengharapkan apa-apa sebagai tanda kasih sayang. Jadi
hibah adalah suatu pemberian yang dilakukan, baik dalam lingkungan keluarga maupun dengan
orang lain yang dilakukan ketika masih hidup atau penghibah itu masih hidup.

G. Hukum Hibah
Hukum asal hibah adalah mubah (boleh). Tetapi berdasarkan kondisi dan peran si pemberi dan si
penerima hibah bisa menjadi wajib, haram dan mubah. Sebagaimana Rasulullah saw telah
bersabda dari Abi Huraerah ra :
Artinya :
"Diriwayatkan dari Abi Huraerah r.a, bahwasanya Rasulullah saw bersabda : Saling saling
memberi hadiahlah diantara kalian, niscaya kalian akan saling mencintai" (H.R.Baihaqi)
Adapun contoh hibah yang hukumnya bisa menjadi wajib, haram dan makruh adalah sebagai
berikut :
a. Hibah Wajib
Hibah wajib adalah hibah suami kepada istri dan anak-anaknya sesuai dengan
kemampuannya
b. Hibah Haram
Hibah menjadi haram manakala yang diberikan berupa barang haram,
misalnya minuman keras, dan lain sebagainya. Hibah juga haram apabila
diminta kembali, kecuali hibah yang diberikan orang tua kepada anaknya tapi
bukan sebaliknya.

c. Hibah Makruh
Hibah tersebut bisa menjadi makruh hukumnya apabila dalam pemberian
hibah tersebut mengibahkan sesuatu dengan imbalan sesuatu yang baik,
baik berimbang maupun lebih, hukumnya adalah makruh.
H. Rukun Hibah dan Syarat-Syaratnya
a. Wahid
Wahid adalah pemberi hibah yang menghibahkan barang miliknya. Wahid disyaratkan :
1. Memiliki sesuatu untuk dihibahkan
2. Cukup dalam membelanjakan harta, yakni baliq dan berakal
3. Memberi atas dasar kemauan sendiri
4. Dibenarkan melakukan tindakan hukum
5. Mauhub

b. Mauhub Lahu
Mauhud Lahu adalah penerima hibah, disyaratkan sudah wujud ketika akad hibah dilakukan.
Apabila tidak ada secara nyata atau hanya ada atas dasar perkiraan, seperti janin yang masih
dalam kandungan ibunya, maka ia tidak sah dilakukan hibah kepadanya. Atau ada orang yang
memberi hibah akan tetapi dia masih atau gila, maka hibah itu diambil oleh walinya,
pemeliharaannya, atau orang yang mendidiknya, sekalipun dia bukan keluarganya atau orang
asing.
c. Mauhub
Mauhub adalah adalah barang yang dihibahkan dan syaratnya sebagai berikut :
Milik sempurna wahid
Memilki nilai atau harga
Sudah ada ketika akad hibah dilakukan
Telah dipisahkan dari harta milik penghibah
Berupa barang yang boleh dimilki menurut agama
Dapat dipindahkan status kepemilikannya dari tangan pemberi hibah ke penerima hibah

d. Ijab Qabul
Ijab Qabul adalah penyerahan, misalnya si penerima menyatakan " Saya hibahkan atau kuberikan
tanah ini kepadamu" lalu si penerima menjawab :"Ya saya terima pemberian saudara"
I. Mencabut Hibah
Dalam proses pencabutan hibah, maka jumhur ulama berpendapat bahwa mencabut hibah itu
adalah hukumnya haram, kesuali hibah orang tua terhadap anaknya, sesuai dengan sabda nabi :
Artinya :
"Tidak halal seorang muslim memberikan suatu barang atau menghibahkannya kemudian ia tarik
kembali, kecuali (pemberian atau hibah ) seorang bapak kepada anaknya". (H.R.Abu Daud)
Dihadits lain dikatakan :
Artinya :
"Orang yang menarik kembali hibahnya, sebagaimna anjing yang muntah lalu dimakannya kembali
muntahnya itu" (HR.Bukhari dan Muslim) Hibah yang dapat dicabut
diantaranya :

Hibahnya orang tua terhadap anaknya, karena bapak melihat bahwa


mencabut itu demi menjaga kemaslahatan anaknya

Bila dirasa ada unsur ketidakadilan diantara anak-anaknya yang menerima


hibah
Apabila dengan adanya hibah itu, ada kemungkinan menimbulkan iri hati dan
fitnah dari fihak lain
J. Macam-Macam Hibah
Hibah terdiri dari beberapa macam yaitu :
1. Hibah barang, yaitu memberikan harta atau barang kepada pihak lain yang mencakup
materi dan nilai manfaat harta atau barang tersebut, yang pemberiannya tanpa ada tendensi
(harapan) apapun. Misalnya menghibahkan rumah, sepeda motor, baju, dan lain sebagainya
2. Hibah Manfaat, Yaitu memberikan harta kepada pihak lain agar dimanfaatkan harta atau
barang yang dihibahkan itu, namun materi harta atau barang itu tetap menjadi milik pemberi
hibah, dengan kata lain dalam hibah manfaat itu si penerima hibah hanya memiliki hak guna
atau hak pakai saja. Hibah manfaat ini terdiri dari hibah berwaktu (hibah muajjalah) dan
hibah seumur hidup (hibah al'umra). Hibah muajjalah dapat juga dikategorikan pinjaman
('ariyah) karena setelah lewat jangka waktu tertentu, barang yang dihibahkan manfaatnya
harus dikembalikan.
TERIMA KASIH TERIMA KSIH
SEMOGA BERMANFAAT
HUKUM WAKAF

Disusun oleh:
Saprida, S.H.I., M.H.I

Universitas Indo Global Mandiri Palembang


A. Pengertian dan Hukum Wakap
Ditinjau dari segi bahasa wakaf berarti menahan. Sedangkan menurut istilah syara’ ialah menahan sesuatu
benda yang kekal zatnya, untuk diambil manfaatnya untuk kebaikan dan kemajuan Islam. Menahan suatu
benda yang kekal zatnya, artinya tidak dijual dan tidak diberikan serta tidak pula diwariskan, tetapi hanya
disedekahkan untuk diambil manfaatnya saja. Pengertian wakaf menurut mazhab Syafi’i dan Hambali adalah
seseorang menahan hartanya untuk bisa dimanfaatkan di segala bidang kemaslahatan dengan tetap
melanggengkan harta tersebut sebagai taqarrub kepada Allah.

B. Syarat dan Rukun Wakaf


Menurut Fiqh, Wakaf dinyatakan sah apabila telah terpenuhi rukun dan syarat wakaf ada 4 yakni :

1.Wakif (orang yang mewakafkan tanah)

2.Maukuf bih (barang atau harta yang diwakafkan)

3.Mauquf ‘alaih (pihak yang diberi wakaf/ peruntukkan wakaf)


4.Shighat (pernyataan/ikrar wakif sebagai suatu kehendak untuk mewakafkan
harta bendanya).
C. Prinsip-prinsip dalam Pengelolaan Wakaf
Adapun prinsip-prinsip dalam pengelolaan wakaf adalah :

Asas Keberlangsungan Manfaat

Asas Pertanggungjawaban

Asas Profesional Manajemen

Asas Keadilan Sosial


D. Harta yang Diwakafkan
Wakaf meskipun tergolong pemberian sunnah, namun tidak bisa dikatakan sebagai sedekah biasa. Sebab
harta yang diserahkan haruslah harta yang tidak habis dipakai, tapi bermanfaat secara terus menerus dan
tidak boleh pula dimiliki secara perseorangan sebagai hak milik penuh. Oleh karena itu, harta yang
diwakafkan harus berwujud barang yang tahan lama dan bermanfaat untuk orang banyak, misalnya:

Sebidang tanah

Pepohonan untuk diambil manfaat atau hasilnya

Bangunan Masjid, madrasah, atau jembatan

Dalam Islam, pemberian semacam ini termasuk sedekah jariyah atau amal jariyah, yaitu sedekah yang
pahalanya akan terus menerus mengalir kepada orang yang bersedekah. Bahkan setelah meninggal
sekalipun, selama harta yang diwakafkan itu tetap bermanfaat. Hadits Nabi SAW.:
َ ‫ار َي ٍة اَ ْو عِ ْل ٍم َي ْن َت َف ُع ِب ِه اَ ْو َو َل ِد‬
)‫صال ٍِح َيدْ ُع ْو َل ُه (رواه مسلم‬ ِ ‫صدَ َق ٍة َج‬ ٍ َ‫ات ا ْبنَ ادَ َم ِا ْن َق َط َع َع َملُ ُه ِاالَّ مِنْ َثال‬
َ :‫ث‬ َ ‫ا َِذا َم‬
Artinya: “Apabila anak Adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya, kecuali tiga (macam),
yaitu sedekah jariyah (yang mengalir terus), ilmu yang dimanfaatkan, atu anak shaleh yang mendoakannya.
(HR Muslim).
Berkembangnya agama Islam seperti yang kita lihat sekarang ini diantaranya adalah karena hasil wakaf dari
kaum muslimin. Bangunan-bangunan Masjid, mushAllah, madrasah, pondok pesantren, panti asuhan dan
sebagainya hampir semuanya berdiri di atas tanah wakaf. Bahkan banyak pula lembaga-lembaga pendidikan
Islam, majelis taklim, madrasah, dan pondok-pondok pesantren yang kegiatan operasionalnya dibiayai dari
hasil tanah wakaf. Karena itulah, maka Islam sangat menganjurkan bagi orang-orang yang kaya agar mau
mewariskan sebagian harta atau tanahnya guna kepentingan Islam. Hal ini dilakukan atas persetujuan
bersama serta atas pertimbangan kemaslahatan umat dan dana yang lebih bermanfaat bagi perkembangan
umat.

E. Benda Tidak Bergerak yang Dapat Diwakafkan


1. Hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, baik yang sudah
terdaftar maupun yang belum terdaftar.
2. Bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah dan atau bangunan.
3. Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah
4. Hal milik atas satuan rumah sesuai dengan peraturan perundag-undangan yang berlaku.
5. Benda tidak bergerak lain yang sesuai dengan sejarah dan peraturan perundang-undagan.
F. Benda Bergerak yang dapat Diwakafkan
1. Uang rupiah
2. Logam mulia
3. Surat berharga
4. Benda bergerak lain yang berlaku
5. Kendaraan
6. Hak atas kekayaan intelektual
7. Hak sewa sesuai ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
G. Hikmah Wakaf
Ibadah wakaf yang tergolong pada perbuatan sunnah ini banyak sekali hikmahnya yang terkandung dalam
wakaf ini, antara lain:

Harta benda yang diwakafkan dapat tetap terpelihara dan terjamin kelangsungannya. Tidak perlu
khawatir barangnya hilang atau pindah tangan, karena secara prinsip barang wakaf tidak boleh
ditassarufkan, apakah itu dalam bentuk menjual, dihibahkan atau diwariskan.

Pahala dan keuntungan bagi si wakif akan tetap mengalir walaupun suatu ketika ia telah meninggal
dunia, selagi benda wakaf itu masih ada dan dapat dimanfaatkan. Oleh sebab itulah diharuskan
benda wakaf itu tahan lama.

Wakaf merupakan salah satu sumber dana yang sangat penting manfaatnya bagi kehidupan agama
dan umat. Antara lain untuk pembinaan mental spiritual dan pembangunan segi fisik.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai