Anda di halaman 1dari 3

Analisis Hukum Gas Ideal

Analsis percobaan:

Pada percobaan kali ini, bertujuan untuk mempelajari hukum gas ideal serta
menentukan hubungan antara tekanan dan suhu pada gas ideal. Diawali dengan menyusun
peralatan menjadi sebuah manometer sederhana agar praktikan dapat mengetahui tekanan
gas sistemnya pada suhu tertentu , dengan cara memperhatikan perbedaan ketinggian antara
kedua kaki selang U. Kemudian memastikan bahwa enlemeyer hanya terhubung dengan
selang U saja, agar sesuai dengan teori percobaan , dimana perubahan suhu yang
menyesuaikan perubahan tinggi.

Setelahnya mengisi bejana dengan air sebanyak setengah dari tinggi total bejana,
kemudia masukkan es batu Percobaan ini menggunakan es batu untuk membentuk air di
bejana pemanas. Yang bertujuan agar air yang berada di dalam bejana dapat mencapai titik
yang dimana merupakan titik awal perubahan wujud es batu mulai mencair, yaitu berupa
suhu 0 derajat C atau 273 K.

H1 disesuaikan dengan ketinggian air pada titik awal, lalu h2 sendiri merupakan
perubahan tekanan gas dalam tabung enlemeyer

Kemudian setelah dicapi suhu yang diiinginkan, praktikan menyalakan kompor listrik
supaya suhu pada ruang enlemeyer tersebut naik. Tidak lupa mencatat setiap kenaikan suhu
yang disesuaikan dengan perubahan ketinggian pada h2, tetaplah mengatur selang yang ada
pada pipa U dibagian bawah.

Analisis data:

Setelah mendapatkan nilaai h1 dan h2 pada setiap kenaikan 1 K, praktikan menghitung nilai
delta h, yaitu perubahan kenaikan h2. H1 merupakan bagiaan yang terhubung dengan tabung
enlemeyer, sedangkan h2 terhubung langsung dengan lingkungan. H2 naik karena adanya
tekanan dari tabung enlemeyerr yang terhubung dengan h1. Kenaikan pada h2 sesuai dengana
hukum Gaay lusac
Analisis hasil:

Dari data hasil pengamatan menunjukkan, yaitu pada suhu 278,15 – 280,15 K,
tekanan air berkisar dari 0-800 Pa. Pada suhu 281,15-286,15 K, tekanan air berkisar dari
1000-1900 Pa. Pada suhu 287,15-290,15 K, tekanan air berkisar dari 2100-2700 Pa.
Sedangkan untuk tekanan gasnya sendiri, pada suhu 278,15-280,15 K, tekanan gas nya
berkisar dari 1,01 kali 10^5 Pa sampai 1,018 kali 10^5 Pa. Pada suhu 281,15-286,15 K,
tekanan gas nya berkisar dari 1,02 kali 10^5 Pa sampai 1,029 kali 10^5 Pa. Pada suhu 287,15-
290,15 suhu nya berkisar dari 1,031 kali 10^5 Pa sampai 1,037 kali 10^5 Pa.

Berdasarkan data hasil pengamatan tersebut, dapat diamati bahwa setiap kenaikan
suhu sebesar 1 K, tekanan air dan tekanan gas juga cenderung naik secara signifikan. Tekanan
air di dalam bejana naik seiring dengan meningkatnya suhu sehingga membuat tekanan
udara/gas yang ada di dalam tabung elemeyer juga ikut meningkat.. Peningkatan gas inilah
yang berpengaruh terhadap perubahan h2 yang juga terus meningkat. Hal ini disebabkan
karena perubahan volume gas, dimana semakin tinggi suhu membuat gas akan mengalami
ekspansi. Adapun hal ini sudah sesuai dengan hukum Charles, dimana suatu tekanan bernilai
konstan, p=1 atm. Didapatkan bahwa volume berbanding lurus dengan temperature.

Analisis grafik:

Grafik least square dibuat dengan T (K) sebagai X, dan Pgas sebagai Y. Dihasilkan
gradien yang sangat tingi. Gradien pada grafik tekanan gas dengan temperatur menunjukkan
nilai konstata dalm hukum Gay-lussac (n.R/V). Adapun yang menyebabkan gradien tersebut
tinggi adalah karena tekanan gas yang digunakan pada satuan Pa (atm), dan bernilai positif
yang berarti hubungan temperature dan gas nya berbanding lurus.

Adapun untuk persamaan yang ada pada grafik tekanan terhadap suhu tersebut
sebagai berikut y = 0,002x+0,443. Semakin besar suhu, maka tekanan nya juga semakin
besar. Terlihat pada grafik yang miring ke kanan atas dan sesuai dengan rumus P.V=n.R.T.

Analisis kesalahan:

Pada praktikum kali ini kesalahan relatifnya sebesar 17.04%, dimana persentase
kesalahannya bisa dikaatkan lumayan besar. Kemudian terdapat beberapa kesalahan yang
mungkin saja terjadi, diantaranya kurang kencangya tutup tabung enlemeyer, sehingga
membuat udara bisa saja masuk,membuat temperature dan tekanan lama naiknya dan tidak
stabil. kenaikan suhu yang tidak konstan, kurang teliti dalam menyeimbangkan selang dalam
pipa U yang membuat h1 dan h2 bisa saja belum seimbang kettinggiannya. Ketidaktepatan
dala mengukur data, diamana saat pengukuran data h2 bisa saja tidak tepat saat kenaikan
suhu 1 derajat celcius.

Kesimpulan:

1. Hukum gas ideal merupakan hukum teoritis yang jarak anatar partikelnya berbeda jauh
dibandingkan dengan ukuran partikelnya
2. Hukum gas ideal sesuai dengan hukum Gay-Lussac, huum Charles, Boyle, serta hukum
Avogadro.
3. Tekanan dan volume gas berbanding lurus dengan temperature
4. Perubahaan ketinggian pada h2 terjadi karena perubahan volume gas pada sistem.

Referensi

1. Universitas Indonesia (2023). “Modul KM06-Hukum Gas Ideal”. Depok. Diakses


melalui www.siterampil.ui.ac.id pada Kamis, 5 Oktober 2023 pukul 15.05 WIB
2. Dr. Omay Sumarna, M.Si (2020) "Sifat-sifat Gas". Jakarta: UT. Diakses melalui
repository.ut.ac.id pada Minggu, 8 Oktober 2023 pukul 05.45 WIB.
3. Universitas Sebelas Maret (2021) "Gas dan Sifat-sifatnya". Solo : UNS. Diakses
melalui spana.uns.ac.id pada Selasa, 10 Oktober 2023 Minggu, 8 Oktober 2023 pada
08.13 WIB

Anda mungkin juga menyukai