Anda di halaman 1dari 1

Bubble ekonomi, atau yang lebih dikenal sebagai "ekonomi gelembung" (economic bubble) adalah

situasi di pasar ekonomi di mana harga aset, seperti saham, properti, atau barang lain, mengalami
kenaikan yang signifikan dan cepat di luar nilai sebenarnya atau fundamentalnya. Gelembung ekonomi
sering kali diikuti oleh periode spekulasi berlebihan di mana investor dan pelaku pasar merasa terlalu
percaya diri dan cenderung mengabaikan risiko.

Karakteristik utama dari bubble ekonomi meliputi:

1. **Kenaikan Harga Berlebihan**: Aset atau barang tertentu mengalami kenaikan harga yang signifikan
dan tidak sebanding dengan pertumbuhan ekonomi sebenarnya.

2. **Spekulasi Berlebihan**: Investor dan pelaku pasar terlibat dalam pembelian aset dengan tujuan
mengambil keuntungan dari kenaikan harga yang terus meningkat, bukan karena nilai aset tersebut.

3. **Kepercayaan Berlebihan**: Ada keyakinan berlebihan di kalangan investor bahwa kenaikan harga
akan berlanjut tanpa henti, sering kali dengan gagasan bahwa "kali ini berbeda."

4. **Promosi dan Euforia**: Bubbles sering kali diperkuat oleh promosi berlebihan dan cerita sukses
yang memicu euforia di pasar.

Namun, gelembung ekonomi pada akhirnya bisa meledak, menyebabkan penurunan harga aset yang
dramatis. Ini bisa memiliki dampak serius pada ekonomi secara keseluruhan dan bahkan bisa
menyebabkan krisis ekonomi. Pada titik ini, investor dan pelaku pasar yang sebelumnya optimis dapat
mengalami kerugian besar.

Beberapa contoh gelembung ekonomi terkenal termasuk gelembung dot-com pada awal tahun 2000,
gelembung properti AS pada tahun 2008, dan banyak lainnya. Oleh karena itu, pengawasan dan
manajemen risiko yang bijaksana sangat penting untuk mencegah dampak negatif dari gelembung
ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai