Kelompok 1 :
1. Fulvian Zahid_20102015
2. Gulam Adzka_20101035
3. Hilda Auli_21105002
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
keberkahannya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. MUSTIKA RATU (2018 –
2022)”. Kami berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat dan wawasan yang baru
kepada pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berawal dari Kisah kami dimulai pada tahun 1975, ketika BRA Mooryati Soedibyo
merintis Mustika Ratu dengan mengembangkan resep yang diwarisinya sebagai keturunan
keluarga Keraton Jawa. Meyakini manfaat kekayaan alam dan budaya Indonesia untuk
perawatan tubuh dan kecantikan, Mustika Ratu menjadi pelopor sekaligus pelestari budaya
perawatan kecantikan Indonesia.
Perusahaan ini juga terkenal dengan perawatan spa tradisional Indonesia yang
disediakan di beberapa kota besar di Indonesia. Perawatan spa ini menggunakan ramuan-
ramuan tradisional Indonesia untuk memberikan pengalaman relaksasi dan perawatan yang
menyeluruh.
Dalam perjalanan bisnisnya, PT Mustika Ratu berhasil menjadi salah satu perusahaan
kosmetik terkemuka di Indonesia. Mereka telah memperoleh berbagai penghargaan dan
sertifikasi atas kualitas produk dan kontribusi mereka dalam melestarikan kekayaan budaya
Indonesia.
Saat ini, PT Mustika Ratu terus berinovasi dan mengembangkan produk-produk baru
yang menggabungkan kearifan lokal dengan teknologi modern. Mereka juga berkomitmen
untuk berkelanjutan dan menjaga lingkungan dengan mengimplementasikan praktik bisnis
yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian ini maka rumusan masalah yang ingin kami teliti yaitu,
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah PT Mustika Ratu akan
mengalami kebangkrutan dengan menggunakan analisis altman z-score kami melakukan
pengecekan pada PT Mustika Ratu.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
atau dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (seperti : buku, laporan,
jurnal, dan lain-lain). Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan
pada PT. Mustika Ratu selama 5 tahun terakhir (2018 – 2022). Data tersebut diambil dari
laporan keuangan auditan tahunan perusahaan yang didapatkan melalui website resmi PT.
Mustika Ratu https://mustika-ratu.co.id/. Data yang digunakan dalam laporan keuangan
tersebut yaitu modal kerja, laba ditahan, EBIT, nilai pasar saham, total utang, penjualan dan
total aset.
2
BAB II LANDASAN
TEORI
Menurut (Altman, Laitinen and Suvas, 2017) Indikasi financial distress dapat
diketahui melalui kinerja keuangan perusahaan yang diperoleh dari informasi akuntansi yang
berasal dari laporan keuangan perusahaan. Analisis terhadap laporan keuangan perusahaan
merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menganalisis kelangsungan hidup suatu
entitas kedepannya. Prediksi kelangsungan hidup perusahaan dilakukan untuk mengetahui
kondisi keuangan dan mengantisipasi kondisi yang menyebabkan kemungkinan adanya
potensi kebangkrutan. (Altman, Laitinen and Suvas, 2017) menggolongkan financial distress
menjadi beberapa bagian :
1. Economic Failure
2. Business Failure
3. Technical Insolvency
4. Bankruptcy Insolvency
3
5. Legal Bankruptcy
Financial distress timbul dari berbagai situasi hingga perusahaan menghadapi masalah
kesulitan ekonomi. Menurut Rodoni dan Ali (2010:176) ditinjau dari kondisi keuangan
terdapat tiga keadaan penyebab financial distress antara lain faktor kekurangan modal, beban
utang yang terlalu besar serta mengalami kerugian berkelanjutan. Masing-masing aspek
mempunyai keterkaitan sehingga keseimbangannya perlu dijaga agar perusahaan dapat
terhindar dari kondisi financial distress hingga terjadi kebangkrutan.
Kondisi ekonomi gobal yang memburuk memberi peringatan kepada perusahaan agar
lebih waspada karena akan berdampak pada kinerja perusahaan. Tindakan yang harus diambil
oleh perusahaan yaitu dengan memperkuat fundamental perusahaan. Namun, jika pihak
manajemen tidak mampu mengelola keuangannya dengan baik maka lambat laun perusahaan
akan mengalami kesulitan keuangan atau financial distress. Apabila keadaan ini dibiarkan
terjadi terus-menerus maka perusahaan akan mengalami kebangkrutan.
Resiko kebangkrutan bagi perusahaan sebenarnya dapat dilihat dan diukur melalui
laporan keuangan, dengan cara melakukan analisis rasio terhadap laporan keuangan yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Analisis rasio merupakan alat yang sangat
penting untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai
sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang telah dilaksanakan (Adnan, dan Eha
Kurniasih, 2000).
4
Namun terdapat masalah dalam pemakaian analisis rasio karena masing masing rasio
memiliki kegunaan dan memberikan indikasi yang berbeda mengenai kesehatan keuangan
perusahaan. Terkadang rasio-rasio tersebut juga terlihat berlawanan satu sama lain. Oleh
karena itu, jika hanya bergantung pada perhitungan rasio secara individual maka para
investor akan mendapat kesulitan dan kebingungan untuk memutuskan apakah perusahaan
dalam kondisi sehat atau sebaliknya. Untuk melengkapi keterbatasan dari analisis rasio dapat
dipergunakan alat analisis yang menghubungkan beberapa rasio sekaligus untuk memprediksi
potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Analisis ini dikenal dengan nama analisis Z-Score
(Arifin, 2007).
Salah satu model peramalan kebangkrutan yang terbukti memberikan banyak manfaat
adalah model Z-Score. Model ini dikembangkan oleh Edward I Altman (1968), seorang
ekonom keuangan. Model ini merupakan pengembangan dari teknik statistik multiple
discriminant yang menggabungkan efek beberapa variabel dalam modelnya. Model Altman
ini merupakan suatu model analisis keuangan yang telah banyak digunakan di Amerika
Serikat.
Analisis Z-Score pertama kali dikemukakan oleh Edward I Altman pada tahun 1968
sebagai hasil dari penelitiannya. Setelah menyeleksi 22 rasio keuangan, ditemukan 5 rasio
yang dapat dikombinasikan untuk melihat perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut.
Altman melakukan beberapa penelitian dengan objek perusahaan yang berbeda kondisinya.
Oleh karena itu, Altman menghasilkan beberapa rumus yang berbeda untuk digunakan pada
beberapa perusahaan dengan kondisi yang berbeda. Model ini menekankan pada profitabilitas
sebagai komponen yang paling berpengaruh terhadap kebangkrutan (Rudianto, 2013 : 254).
Keterangan :
Z = Indeks Keseluruhan
X1 = Modal Kerja / Total Aset
X2 = Laba Ditahan (Retained Earnings) / Total Aset
X3 = Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) / Total Aset
X4 = Nilai Pasar Saham (Market Value Equity) / Total Utang (Liabilities)
X5 = Penjualan (Sales) / Total Aset
5
Skor yang diperoleh merupakan gabungan dari 5 unsur yang berbeda, di mana setiap
unsur merupakan rasio keuangan yang berbeda, maka sangat penting untuk memahami
makna dari setiap unsur tersebut. Berikut penjelasannya (Rudianto, 2013 : 254) :
Modal kerja didefinisikan sebagai aset lancar dikurangi total kewajiban lancar.
Umumnya, apabila perusahaan mengalami kesulitan keuangan, modal kerja akan
turun lebih cepat ketimbang total aset sehingga menyebabkan rasio ini turun.
Rasio ini mengukur profitabilitas, yaitu tingkat pengembalian atas aset, yang
dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak (earning before interest and
tax) tahunan perusahaan dengan total aset pada neraca akhir tahun. Rasio ini
menjelaskan pentingnya pencapaian laba perusahaan terutama dalam rangka
memenuhi kewajiban bunga para investor.
Nilai saham yang dimaksud adalah nilai pasar modal sendiri yaitu jumlah
saham perusahaan dikalikan dengan harga pasar saham per lembar, sedangkan total
utang mencakup utang jangka pendek ditambah utang jangka panjang. Umumnya,
perusahaan yang gagal akan mengakumulasikan lebih banyak hutang dibandingkan
modal sendiri.
6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
Hasil perhitungan dengan menggunakan model altman Z-Score pada PT. Mustika Ratu tahun 2018 - 2022 yaitu sebagai berikut :
7
X1 : Modal Kerja (Working Capital) / Total Assets
Tahun Working Capital Total Assets X1
2018 IDR 259,401.00 IDR 511,887.00 0.50675442
2019 IDR 269,776.00 IDR 532,762.00 0.506372451
2020 IDR 236,775.00 IDR 559,795.00 0.422967336
2021 IDR 243,715.00 IDR 578,260.00 0.421462664
2022 IDR 350,576.00 IDR 694,780.00 0.504585624
8
X4 : Nilai Pasar Saham (Market Value Equity) / Total Debt
9
Z-Score 2018 2019 2020 2021 2022
10
Setelah menganalisis data laporan keuangan PT. Mustika Ratu tahun 2018 - 2022 dengan
menggunakan model analisis Altman Z-Score, dapat diketahui bahwa nilai variabel X1 (Rasio
Modal Kerja Terhadap Total Aset), X2 (Rasio Laba Ditahan Terhadap Total Aset), X3 (Rasio
EBIT terhadap Total Aset), X4 (Rasio Nilai Pasar Saham Terhadap Total Utang) sangat
mempengaruhi hasil nilai Z-Score.
Secara umum, hasil dari nilai Z-Score PT. Mustika Ratu menunjukkan hasil cukup
baik karena rata-rata nilai Z-Score mendapat kategori grey area dan sehat. Yang berarti
potensi kebangkrutan pada PT. Mustika Ratu termasuk kecil/ dalam kondisi yang aman.
Nilai Z-Score PT. Mustika Ratu pada tahun 2018 sampai 2021 memproyeksikan
bahwa perusahaan didominasi oleh grey area, sehingga dapat disimpulkan bahwa
perusahaan dalam kondisi yang yang aman. Pada tahun 2022 perusahaan berada dalam
kondisi sehat. Hal tersebut disebabkan adanya peningkatan adanya peningkatan dari X4
yang sangat signifikan, karena meningkatnya harga saham di pasar modal.
11
BAB IV
PENUTUPAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
https://mustika-ratu.co.id/#
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/21/financial-distress-
adalah#:~:text=Financial%20distress%20adalah%20istilah%20untuk,menghitung%20f
inancial%20distress%20berikut%20ini.
https://accounting.binus.ac.id/2022/10/28/financial-distress-sebagai-indikasi-awal-
kebangkruta
13