Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI

KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMANZ-SCORE


PADA PT. MUSTIKA RATU (2018 – 2022)

Kelompok 1 :

1. Fulvian Zahid_20102015

2. Gulam Adzka_20101035

3. Hilda Auli_21105002

4. Tarra Indra Buana_21105008

ANALISA PENILAIAN BISNIS

UNIVERSITAS TRILOGI JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas
keberkahannya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ANALISIS LAPORAN
KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PT. MUSTIKA RATU (2018 –
2022)”. Kami berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat dan wawasan yang baru
kepada pembaca.

Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Muyassaroh,


SE.AK., MM., CA., CertIPSAS. selaku dosen Analisis dan Penilaian Bisnis yang telah
memberikan kami wawasan yang luas serta bimbingan dalam penulisan penelitian ini. Kami
menyadari keterbatasan serta kekurangan dalam penelitian ini, kami menerima kritik serta
saran mengenai penelitian ini untuk menjadikan pembelajaran untuk penelitian kami di masa
yang akan datang.

Jakarta, 21 Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................................................. 5
1.4 Metode Penelitian ........................................................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................................................... 6
2.1 Financial Distress ............................................................................................................................ 6
2.2 Altman Z-Score ............................................................................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 10
3.1 Hasil Penelitian ............................................................................................................................. 10
BAB IV PENUTUPAN .......................................................................................................................... 12
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................... 12
4.2 Saran ............................................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 13

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

PT Mustika Ratu adalah perusahaan kosmetik dan perawatan kecantikan yang


berbasis di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1975 oleh Mooryati Soedibyo.
Mooryati Soedibyo merupakan seorang wanita yang merupakan cucu dari Sultan
Hamengkubuwono IX dari Yogyakarta.

Berawal dari Kisah kami dimulai pada tahun 1975, ketika BRA Mooryati Soedibyo
merintis Mustika Ratu dengan mengembangkan resep yang diwarisinya sebagai keturunan
keluarga Keraton Jawa. Meyakini manfaat kekayaan alam dan budaya Indonesia untuk
perawatan tubuh dan kecantikan, Mustika Ratu menjadi pelopor sekaligus pelestari budaya
perawatan kecantikan Indonesia.

Mooryati Soedibyo mendirikan PT Mustika Ratu dengan tujuan untuk melestarikan


kekayaan tradisional Indonesia dan merawat kecantikan wanita Indonesia. Perusahaan ini
fokus pada penggunaan bahan alami tradisional yang diperoleh dari alam Indonesia, seperti
rempah-rempah, tanaman herbal, dan bahan-bahan alami lainnya.

PT Mustika Ratu awalnya memproduksi jamu, yaitu ramuan tradisional Indonesia


yang digunakan untuk menjaga kesehatan dan kecantikan. Namun, seiring berjalannya waktu,
perusahaan ini berkembang dan mulai memproduksi berbagai macam produk perawatan
kecantikan dan kosmetik seperti sabun, lotion, minyak pijat, masker wajah, dan lain-lain.

Perusahaan ini juga terkenal dengan perawatan spa tradisional Indonesia yang
disediakan di beberapa kota besar di Indonesia. Perawatan spa ini menggunakan ramuan-
ramuan tradisional Indonesia untuk memberikan pengalaman relaksasi dan perawatan yang
menyeluruh.

Dalam perjalanan bisnisnya, PT Mustika Ratu berhasil menjadi salah satu perusahaan
kosmetik terkemuka di Indonesia. Mereka telah memperoleh berbagai penghargaan dan
sertifikasi atas kualitas produk dan kontribusi mereka dalam melestarikan kekayaan budaya
Indonesia.

Saat ini, PT Mustika Ratu terus berinovasi dan mengembangkan produk-produk baru
yang menggabungkan kearifan lokal dengan teknologi modern. Mereka juga berkomitmen
untuk berkelanjutan dan menjaga lingkungan dengan mengimplementasikan praktik bisnis
yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan.

1
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini maka rumusan masalah yang ingin kami teliti yaitu,

1. Apakah ada potensi kebangkrutan pada PT Mustika Ratu

2. Bagaimana cara pengukuran keuangan PT. Mustika Ratu menggunakan altman


zscore

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah PT Mustika Ratu akan
mengalami kebangkrutan dengan menggunakan analisis altman z-score kami melakukan
pengecekan pada PT Mustika Ratu.

1.4 Metode Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh
atau dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (seperti : buku, laporan,
jurnal, dan lain-lain). Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan
pada PT. Mustika Ratu selama 5 tahun terakhir (2018 – 2022). Data tersebut diambil dari
laporan keuangan auditan tahunan perusahaan yang didapatkan melalui website resmi PT.
Mustika Ratu https://mustika-ratu.co.id/. Data yang digunakan dalam laporan keuangan
tersebut yaitu modal kerja, laba ditahan, EBIT, nilai pasar saham, total utang, penjualan dan
total aset.

2
BAB II LANDASAN
TEORI

2.1 Financial Distress


Financial distress adalah suatu kondisi dimana menurunnya kinerja keuangan
perusahaan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu, sehingga perusahaan tidak
dapat membayar hutang atau kewajiban finansialnya yang dapat mengancam
keberlangsungan usaha perusahaan tersebut dan berujung bangkrut. Penurunan ekonomi di
perusahaan perlu diwaspadai oleh pihak manajemen perusahaan, oleh sebab itu, pihak
manajemen sebaiknya mengambil tindakan dengan melakukan prediksi dini agar dapat
memperbaiki kondisi ekonomi perusahaan.

Menurut (Altman, Laitinen and Suvas, 2017) Indikasi financial distress dapat
diketahui melalui kinerja keuangan perusahaan yang diperoleh dari informasi akuntansi yang
berasal dari laporan keuangan perusahaan. Analisis terhadap laporan keuangan perusahaan
merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menganalisis kelangsungan hidup suatu
entitas kedepannya. Prediksi kelangsungan hidup perusahaan dilakukan untuk mengetahui
kondisi keuangan dan mengantisipasi kondisi yang menyebabkan kemungkinan adanya
potensi kebangkrutan. (Altman, Laitinen and Suvas, 2017) menggolongkan financial distress
menjadi beberapa bagian :

1. Economic Failure

Merupakan kehancuran ekonomi nasional, regional, atau teritorial yang


biasanya terjadi setelah masa krisis. Contohnya seperti inflasi tidak terkendali, krisis
moneter, menjadi korban bubble economy, dan sebagainya.

2. Business Failure

Mengacu pada perusahaan yang berhenti beroperasi karena


ketidakmampuannya untuk menghasilkan laba atau menghasilkan pendapatan yang
cukup untuk menutupi biaya pengeluarannya. Bisnis yang menguntungkan bisa gagal
jika tidak menghasilkan arus kas yang memadai untuk memenuhi biaya
pengeluarannya. Penyebabnya diakibatkan dari berbagai sektor, mulai dari
pemasaran, produksi, sampai divisi keuangan.

3. Technical Insolvency

Merupakan kondisi dimana perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya


yang jatuh tempo sebagai akibat dari ketidakcukupan arus kas, seperti hutang dagang,
tagihan bulanan, gaji karyawan, dan sebagainya. Idealnya, technical insolvency tidak
terjadi dalam jangka panjang dan dapat diselesaikan dalam periode kurang dari 1
tahun.

4. Bankruptcy Insolvency

Merupakan kondisi dimana perusahaan terus mengalami kegagalan membayar


liabilitas jangka pendek, dan pada akhirnya berpengaruh ke kegagalan pembayaran
liabilitas jangka panjang.

3
5. Legal Bankruptcy

Merupakan sebuah bentuk kebangkrutan karena masalah hukum dan telah


disahkan secara hukum. Legal bankruptcy dapat terjadi karena bankruptcy insolvency
atau pelanggaran-pelanggaran berat lain yang dilakukan perusahaan, hingga akhirnya
mengharuskan bisnis dipailitkan pengadilan.

Financial distress timbul dari berbagai situasi hingga perusahaan menghadapi masalah
kesulitan ekonomi. Menurut Rodoni dan Ali (2010:176) ditinjau dari kondisi keuangan
terdapat tiga keadaan penyebab financial distress antara lain faktor kekurangan modal, beban
utang yang terlalu besar serta mengalami kerugian berkelanjutan. Masing-masing aspek
mempunyai keterkaitan sehingga keseimbangannya perlu dijaga agar perusahaan dapat
terhindar dari kondisi financial distress hingga terjadi kebangkrutan.

Kondisi ekonomi gobal yang memburuk memberi peringatan kepada perusahaan agar
lebih waspada karena akan berdampak pada kinerja perusahaan. Tindakan yang harus diambil
oleh perusahaan yaitu dengan memperkuat fundamental perusahaan. Namun, jika pihak
manajemen tidak mampu mengelola keuangannya dengan baik maka lambat laun perusahaan
akan mengalami kesulitan keuangan atau financial distress. Apabila keadaan ini dibiarkan
terjadi terus-menerus maka perusahaan akan mengalami kebangkrutan.

Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk mengukur sehat tidaknya kondisi


suatu perusahaan. Laporan keuangan sangat penting digunakan karena berisi informasi-
informasi yang dapat digunakan oleh pihak yang terkait ataupun yang mempunyai
kepentingan. Dari hasil laporan keuangan pihak manajemen dapat menjadikan hal ini sebagai
tolok ukur kinerja keuangan di masa mendatang. Sedangkan bagi pihak eksternal dapat
melakukan analisis laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan.

2.2 Altman Z-Score

Analisis mengenai kebangkrutan suatu perusahaan sangat penting bagi berbagai


pihak. Hal ini dikarenakan kebangkrutan suatu perusahaan tidak hanya merugikan pihak
perusahaan saja, tetapi juga merugikan pihak lain yang berhubungan perusahaan tersebut.
Oleh karena itu, analisis prediksi kebangkrutan dapat dilakukan untuk memperoleh
peringatan awal kebangkrutan (tanda-tanda awal kebangkrutan). Semakin awal tanda-tanda
kebangkrutan tersebut diketahui, maka akan semakin baik bagi pihak manajemen.
Manajemen bisa segera melakukan perbaikan-perbaikan agar perusahaan tidak mengalami
kebangkrutan. Disamping itu, bagi pihak eksternal perusahaan, prediksi kebangkrutan ini bisa
digunakan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan.

Resiko kebangkrutan bagi perusahaan sebenarnya dapat dilihat dan diukur melalui
laporan keuangan, dengan cara melakukan analisis rasio terhadap laporan keuangan yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Analisis rasio merupakan alat yang sangat
penting untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai
sehubungan dengan pemilihan strategi perusahaan yang telah dilaksanakan (Adnan, dan Eha
Kurniasih, 2000).

4
Namun terdapat masalah dalam pemakaian analisis rasio karena masing masing rasio
memiliki kegunaan dan memberikan indikasi yang berbeda mengenai kesehatan keuangan
perusahaan. Terkadang rasio-rasio tersebut juga terlihat berlawanan satu sama lain. Oleh
karena itu, jika hanya bergantung pada perhitungan rasio secara individual maka para
investor akan mendapat kesulitan dan kebingungan untuk memutuskan apakah perusahaan
dalam kondisi sehat atau sebaliknya. Untuk melengkapi keterbatasan dari analisis rasio dapat
dipergunakan alat analisis yang menghubungkan beberapa rasio sekaligus untuk memprediksi
potensi kebangkrutan suatu perusahaan. Analisis ini dikenal dengan nama analisis Z-Score
(Arifin, 2007).

Salah satu model peramalan kebangkrutan yang terbukti memberikan banyak manfaat
adalah model Z-Score. Model ini dikembangkan oleh Edward I Altman (1968), seorang
ekonom keuangan. Model ini merupakan pengembangan dari teknik statistik multiple
discriminant yang menggabungkan efek beberapa variabel dalam modelnya. Model Altman
ini merupakan suatu model analisis keuangan yang telah banyak digunakan di Amerika
Serikat.

Analisis Z-Score pertama kali dikemukakan oleh Edward I Altman pada tahun 1968
sebagai hasil dari penelitiannya. Setelah menyeleksi 22 rasio keuangan, ditemukan 5 rasio
yang dapat dikombinasikan untuk melihat perusahaan yang bangkrut dan tidak bangkrut.
Altman melakukan beberapa penelitian dengan objek perusahaan yang berbeda kondisinya.
Oleh karena itu, Altman menghasilkan beberapa rumus yang berbeda untuk digunakan pada
beberapa perusahaan dengan kondisi yang berbeda. Model ini menekankan pada profitabilitas
sebagai komponen yang paling berpengaruh terhadap kebangkrutan (Rudianto, 2013 : 254).

Model Altman Z-Score dalam Rudianto (2013 : 254) untuk perusahaan-perusahaan


manufaktur yang go public dapat dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut :

Z = 1,2X1 + 1,4X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5

Keterangan :

 Z = Indeks Keseluruhan
 X1 = Modal Kerja / Total Aset
 X2 = Laba Ditahan (Retained Earnings) / Total Aset
 X3 = Laba sebelum bunga dan pajak (EBIT) / Total Aset
 X4 = Nilai Pasar Saham (Market Value Equity) / Total Utang (Liabilities)
 X5 = Penjualan (Sales) / Total Aset

Dengan kriteria penilaian :

 Z-Score > 2,99 dikategorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat.


 1,81 < Z-Score < 2,99 berada di grey area sehingga kemungkinan terselamatkan dan
kemungkinan bangkrut sama besarnya tergantung dari keputusan kebijaksanaan
manajemen perusahaan sebagai pengambil keputusan.
 Z-Score < 1,81 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan
yang sangat besar sehingga kemungkinan bangkrutnya sangat besar.

5
Skor yang diperoleh merupakan gabungan dari 5 unsur yang berbeda, di mana setiap
unsur merupakan rasio keuangan yang berbeda, maka sangat penting untuk memahami
makna dari setiap unsur tersebut. Berikut penjelasannya (Rudianto, 2013 : 254) :

1. Rasio X1 (Modal Kerja/Total Aset)

Modal kerja didefinisikan sebagai aset lancar dikurangi total kewajiban lancar.
Umumnya, apabila perusahaan mengalami kesulitan keuangan, modal kerja akan
turun lebih cepat ketimbang total aset sehingga menyebabkan rasio ini turun.

2. Rasio X2 (Laba Ditahan/Total Aset)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan,


ditinjau dari kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dibandingkan kecepatan
perputaran operating assets sebagai ukuran efisiensi usaha atau dengan kata lain, rasio
ini mengukur akumulasi laba selama perusahaan beroperasi.

3. Rasio X3 (EBIT/Total Aset)

Rasio ini mengukur profitabilitas, yaitu tingkat pengembalian atas aset, yang
dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan pajak (earning before interest and
tax) tahunan perusahaan dengan total aset pada neraca akhir tahun. Rasio ini
menjelaskan pentingnya pencapaian laba perusahaan terutama dalam rangka
memenuhi kewajiban bunga para investor.

4. Rasio X4 (Nilai Saham/ Total Utang)

Nilai saham yang dimaksud adalah nilai pasar modal sendiri yaitu jumlah
saham perusahaan dikalikan dengan harga pasar saham per lembar, sedangkan total
utang mencakup utang jangka pendek ditambah utang jangka panjang. Umumnya,
perusahaan yang gagal akan mengakumulasikan lebih banyak hutang dibandingkan
modal sendiri.

5. Rasio X5 (Penjualan/Total Aset)

Rasio ini mengukur kemampuan dalam menggunakan aset untuk


menghasilkan penjualan yang merupakan operasi inti dari perusahaan untuk dapat
menjaga kelangsungan hidupnya.

6
BAB III

PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian

Hasil perhitungan dengan menggunakan model altman Z-Score pada PT. Mustika Ratu tahun 2018 - 2022 yaitu sebagai berikut :

2018 2019 2020 2021 2022


IDR IDR IDR IDR IDR
Current Assets 382,330.00 412,707.00 432,576.00 459,338.00 586,852.00
IDR IDR IDR IDR IDR
Current Debt 122,929.00 142,931.00 195,801.00 215,622.00 236,276.00
IDR IDR IDR IDR IDR
Working Capital 259,401.00 269,776.00 236,775.00 243,715.00 350,576.00
IDR IDR IDR IDR IDR
Total Assets 511,887.00 532,762.00 559,795.00 578,260.00 694,780.00
Retained IDR IDR IDR IDR IDR
Earnings 218,230.00 218,361.00 192,640.00 192,998.00 260,831.00
IDR IDR IDR IDR IDR
EBIT 1,877.00 2,429.00 6,179.00 7,588.00 49,437.00
Market Value IDR IDR IDR IDR IDR
Equity 225,128.00 204,584.00 191,316.00 346,680.00 950,160.00
IDR IDR IDR IDR IDR
Total Debt 143,913.00 164,121.00 217,377.00 235,065.00 283,395.00
IDR IDR IDR IDR IDR
Sales 300,572.00 305,224.00 318,408.00 326,794.00 285,177.00

7
X1 : Modal Kerja (Working Capital) / Total Assets
Tahun Working Capital Total Assets X1
2018 IDR 259,401.00 IDR 511,887.00 0.50675442
2019 IDR 269,776.00 IDR 532,762.00 0.506372451
2020 IDR 236,775.00 IDR 559,795.00 0.422967336
2021 IDR 243,715.00 IDR 578,260.00 0.421462664
2022 IDR 350,576.00 IDR 694,780.00 0.504585624

X2 : Laba Ditahan (Retained Earnings) / Total Assets


Tahun Retained Earnings Total Assets X2
2018 IDR 218,230.00 IDR 511,887.00 0.42632456
2019 IDR 218,361.00 IDR 532,762.00 0.409865944
2020 IDR 192,640.00 IDR 559,795.00 0.344125975
2021 IDR 192,998.00 IDR 578,260.00 0.333756442
2022 IDR 260,831.00 IDR 694,780.00 0.375415239

X3 : Laba Sebelum Bunga dan Pajak (EBIT) / Total Assets


Tahun EBIT Total Assets X3
2018 IDR 1,877.00 IDR 511,887.00 0.003666825
2019 IDR 2,429.00 IDR 532,762.00 0.004559259
2020 IDR 6,179.00 IDR 559,795.00 0.011037969
2021 IDR 7,588.00 IDR 578,260.00 0.013122125
2022 IDR 49,437.00 IDR 694,780.00 0.071154898

8
X4 : Nilai Pasar Saham (Market Value Equity) / Total Debt

Tahun Total Debt


Masket Value Equity X4
2018 IDR 225,128.00 IDR 143,913.00 1.564334007
2019 IDR 204,584.00 IDR 164,121.00 1.246543709
2020 IDR 191,316.00 IDR 217,377.00 0.880111511
2021 IDR 346,680.00 IDR 235,065.00 1.474826112
2022 IDR 950,160.00 IDR 283,395.00 3.35277616

X5 : Penjualan (Sales) / Total Assets


Tahun Sales Total Assets X5
2018 IDR 300,572.00 IDR 511,887.00 0.587184281
2019 IDR 305,224.00 IDR 532,762.00 0.572908728
2020 IDR 318,408.00 IDR 559,795.00 0.568793933
2021 IDR 326,794.00 IDR 578,260.00 0.565133331
2022 IDR 285,177.00 IDR 694,780.00 0.410456547

9
Z-Score 2018 2019 2020 2021 2022

1,2*X1 0.608105304 0.607646942 0.507560804 0.505755197 0.605502749

1,4*X2 0.596854384 0.573812321 0.481776365 0.467259018 0.525581335

3,3*X3 0.012100522 0.015045555 0.036425299 0.043303012 0.234811163

0,6*x4 0.938600404 0.747926225 0.528066907 0.884895667 2.011665696

1*X5 0.587184281 0.572908728 0.568793933 0.565133331 0.410456547

Total 2.742844896 2.517339772 2.122623307 2.466346226 3.788017491


GREY GREY GREY
Kategori AREA AREA AREA GREY AREA SEHAT

10
Setelah menganalisis data laporan keuangan PT. Mustika Ratu tahun 2018 - 2022 dengan
menggunakan model analisis Altman Z-Score, dapat diketahui bahwa nilai variabel X1 (Rasio
Modal Kerja Terhadap Total Aset), X2 (Rasio Laba Ditahan Terhadap Total Aset), X3 (Rasio
EBIT terhadap Total Aset), X4 (Rasio Nilai Pasar Saham Terhadap Total Utang) sangat
mempengaruhi hasil nilai Z-Score.

Secara umum, hasil dari nilai Z-Score PT. Mustika Ratu menunjukkan hasil cukup
baik karena rata-rata nilai Z-Score mendapat kategori grey area dan sehat. Yang berarti
potensi kebangkrutan pada PT. Mustika Ratu termasuk kecil/ dalam kondisi yang aman.

Nilai Z-Score PT. Mustika Ratu pada tahun 2018 sampai 2021 memproyeksikan
bahwa perusahaan didominasi oleh grey area, sehingga dapat disimpulkan bahwa
perusahaan dalam kondisi yang yang aman. Pada tahun 2022 perusahaan berada dalam
kondisi sehat. Hal tersebut disebabkan adanya peningkatan adanya peningkatan dari X4
yang sangat signifikan, karena meningkatnya harga saham di pasar modal.

11
BAB IV

PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis data yang telah disampaikan sebelumnya


mengenai Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis potensi kebangkrutan
perusahaan pada PT. Mustika Ratu dapat diketahui kondisi potensial periode tahun 2018
sampai 2022 dengan menggunakan model Altman Z-Score. Maka dapat disimpulkan sebagai
berikut PT. Mustika Ratu selama 4 tahun berturut-turut (2018-2021) masuk dalam kategori
grey area. Kemudian pada tahun 2022 perusahaan mengalami kondisi sehat. PT. Mustika
Ratu diprediksi tidak berpotensi mengalami kebangkrutan sepanjang tahun tersebut karena
rata-rata nilai Z untuk perusahaan periode 2018-2012 ≥ 1,81 yang artinya perusahaan berada
pada kondisi rawan bangkrut hingga sehat.

Metode Altman Z-Score dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan sebuah


perusahaan dan dapat dijadikan sebagai peringatan awal bagi pihak manajemen untuk
mengevaluasi kembali kinerja keuangan perusahaan ketika terjadi indikasi kebangkrutan.
Adapun untuk pihak investor dapat dijadikan acuan sebelum berinvestasi pada suatu
perusahaan tertentu.

4.2 Saran

1. PT. Mustika Ratu dapat menjaga likuiditasnya dalam memenuhi kewajiban-


kewajibannya sehingga dapat menarik minat para investor.
2. pengelolaan aktiva secara efektif dan efisien untuk meningkatkan penjualan dan
meghasilkan laba yang besar.
3. Penelitian selanjutnya agar dalam menganalisis potensi kebangkrutan suatu
perusahaan tidak hanya menggunakan satu jenis model analisis saja serta dapat
dikembangkan agar tidak dilakukan secara deskriptif namun bisa dilakukan
pengembangan untuk diuji dengan pengaruh harga saham.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://mustika-ratu.co.id/#

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/21/financial-distress-
adalah#:~:text=Financial%20distress%20adalah%20istilah%20untuk,menghitung%20f
inancial%20distress%20berikut%20ini.

https://accounting.binus.ac.id/2022/10/28/financial-distress-sebagai-indikasi-awal-
kebangkruta

Altman, E. I., Laitinen, E. K. and Suvas, A. (2017) „Financial Distress Prediction in an


Interna- tional Context : A Review and Empirical Analysis of Altman ‟ s Z- Score
Model‟. doi: 10.1111/jifm.12053.

Shahwan, T. M. (2015) „The effects of corporate governance on financial performance


and financial distress: evidence from Egypt‟, Corporate Governance (Bingley). doi:
10.1108/CG-11-2014-0140.

13

Anda mungkin juga menyukai