Anda di halaman 1dari 9

Dampak Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap

Perkembangan Psikologis Anak

2023

Dampak Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap Perkembangan Psikologis


Anak: Sebuah Studi Kasus Di Kelurahan Brotonegaran Ponorogo

Era Natasya Nisa’I Salsabela (23190074)

Prodi Psikologi Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Ponorogo

nisaisalsabilae22@gmail.com

ABSTRAK. Bagi anak yang memiliki ibu TKW, permasalah psikologis yang terjadi dalam proses
perkembangannya merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan karena tidak adanya sosok ibu yang memiliki
peran besar dalam tumbuh kembang sang anak. Artikel ini mencoba mencari tahu bagaimana perkembangan
moral dan emosional yang terjadi pada anak yang ibunya bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang ditinggal ibunya
sebagai TKW mengalami perubahan emosi yang sangat signifikan antara sebelum dan setelah ibunya menjadi
tenaga kerja wanita (TKW). Anak-anak merasakan kesedihan dan kesepian yang mendalam ketika ditinggal
sang ibu, namun lambat laun keempat subjek (H, C, A, dan I) mampu beradaptasi, sehingga kini bisa menerima
keadaan tersebut. Dari keempat subjek hanya, hanya satu (A) yang merasa keluarganya tetap harmonis
meskipun ibunya seorang TKW. Sedangkan ketiga subjek yang lainnya (H, C, dan I) merasa keluarga menjadi
tidak harmonis bahkan sampai mengakibatkan perceraian.
Kata Kunci: perkembangan emosional pada anak TKW, kondisi keluarga sebelum dan sesudah ditinggal oleh
sang ibu sebagai TKW.

ABSTRACT. For children who have TKW mothers, psychological problems that occur in the development
process are something that needs attention because of the absence of the mother who has a big role in the
child's development. This article tries to find out how moral and emotional development occurs in children
whose mothers work as female workers (TKW) using a qualitative approach. The results of this research show
that children whose mothers left them as TKW experienced very significant emotional changes between before
and after their mothers became female workers (TKW). The children felt deep sadness and loneliness when
their mother left them, but gradually the four subjects (H, C, A, and I) were able to adapt, so that they can now
accept this situation. Of the four subjects, only one (A) felt that his family remained harmonious even though
his mother was a migrant worker. Meanwhile, the other three subjects (H, C, and I) felt that the family had
become disharmonious and even resulted in divorce.
Keywords: emotional development of TKW children, family conditions before and after their mother left them
as a TKW.

PENDAHULUAN

Bagi sang ibu sendiri, menjadi tenaga kerja wanita (TKW) merupakan dilemma tersendiri. Pada
satau sisi Perempuan sering dianggap sebagai orang yang harus selalu berkorban demi kepentingan
keluarganya sehingga Perempuan juga merasa bertanggung jawab terhadap masalah ekonomi yang

1
Dampak Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap
Perkembangan Psikologis Anak

2023

sedang dihadapi kelurganya. Meskipun laki-laki dianggap sebagai tulang punggung keluarga namun
faktanya yang terjadi banyak perempuan yang mengambil alih peran tersebut dan menjadi tulang
punggung dan sumber ekonomi dalam keluarganya.

Pengorbanan sang ibu terkait dengan pengambilan alih dalam menafkahi keluarga ini masih
harus ditambah dengan pengorbanan meninggalkan keluarganya terutama anak-anaknya dan dalam
waktu yang tidak singkat. Dalam hal ini jika anaknya terlihat tidak terurus dan memiliki perilaku
yang kurang baik, perempuanah yang dianggap bermaslah dan disalahkan oleh lingkungannya. Tidak
jarang kepergian sang ibu sebagai TKW dengan mudahnya dituding sebaga penyebab utama atas
masalah tersebut. Setiap anak pasti akan mengalami masa peralihan dari masa anak-anak menuju
masa dewasa. Pada masa ini terjadi perubuhan yang sangat signifikan mulai dari perubahan fisik,
emosional, maupun psikosisal yang menuntut penyesuaian diri pada anak. Tentunya penyesuaian ini
tidak mudah kadangkala terjadi penyelewengan jika tidak diarahkan dengan tepat dapat menyebabkan
munculnya perilaku-perilaku yan negative yang termasuk kedalam kenakalan remaja.

Kenakalan remaja sendiri merupakan perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum dan
pidana yang dilakukan oleh remaja. Terdapat banya sekali jenis kenakalan remaja, mulai dari bolos
sekolah, merokok, tawuran, seks bebas, bahkan sampai narkoba.(Lamazi 2023) Kenakalan remaja
juga dapat digambarkan sebagai kegagalan dalam pemenuhan tugas orang tua dalam perkembangan
anak. Ditinjau dari sudut pandang psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari
ketidakmampuan remaja menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan perubahan jaman yang
cepat, serta konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun
masa remaja para pelakunya. (Andayani 2003) Para ahli berpendapat bahwa ikatan antara orang tua
dan anak pada masa remaja bisa menjamin kecakapan dan kesejahteraan sosial bagi remaja.
Keterikatan orang tua dan anak dapat memberikan rasa aman sehingga remaja bisa menguasai
lingkungan dan dunia sosialnya dalam kondisi yang sehat secara psikologis. Dengan adanya
keterikatan ini diharapkan remaja dapat terhindar dari perilaku-perilaku yang menyimpang atau
kenakalan remaja tersebut.

Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama yang akan menentukan perkembangan pribadi
pada seorang anak nantinya. Remaja yang hidup dalam keluarga yang dapa memenuhi kebutuhan
psikologis, biologis, maupun sosialnya akan memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang sehat,

2
Dampak Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap
Perkembangan Psikologis Anak

2023

dan dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Sebaliknya remaja yang hidup dalam
keluarga yang tidak dapat memenuhi salah satu diantara kebutuhan psikologis, biologis, dan sosialnya
cenderung akan menutup diri, kurang mampu mengembangkan potensi-pitensi yang ada pada dirinya
dan mudah terpengaruh berbagai macam jenis kenakalan remaja.

Dalam keluarga, secara umum, ibu memegang peran paling penting dalam fungsi pengasuhan,
perawatan, dan pendidikan pada anak. Tentunya ibu menjadi pandangan utama dan menjadi pedoman
bagi anak dalam berperilaku. Kondisi ini tidak terjadi pada kelarga yang dimana ibu bekerja sebagai
tenaga kerja wanita (TKW). Ibu yang bekerja sebagai TKW kurang bahkan tidak bisa melaksanakan
fungsi ibu secara optimal. Dalam kasus ini perwatan dan pengasuhan diambil alih oleh ayah atau
anggota keluarga yang lain seperti nenek atau bibi. Walaupun demikian, menurut sibjek hal tersebut
tidak dapat menggantikan peran ibu secara optimal.(Aini, n.d.)

Bagi anak yang memiliki ibu TKW, permasalah psikologis yang terjadi dalam proses
perkembangannya merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan karena tidak adanya sosok ibu yang
memiliki peran besar dalam tumbuh kembang sang anak. Penelitian ini bertujuan menleiti berbagai
masalah psikologis remaja dengan ibu TKW. Dampak tenaga kerja wanita (TKW) terhadap
perkembangan psikologis anak telah menjadi perhatian dalam berbagai studi. Penelitian ini dilakukan
di Ponorogo kota yang menjadi daerah terbesar dalam pengiriman TKW di Jawa Timur, karena
masalah perkembangan remaja yang terkena dampak ketidakhadiran ibu sebagai TKW terhadap
perkembangan psikologis remaja. Sebuah studi juga mengamati dampak dari migrasi TKW terhadap
perubahan kondisi sosial ekonomi keluarga, namun tidak secara khusus membahas dampaknya
terhadap perkembangan psikologis anak. Dalam hal ini, sangat penting untuk memperhatikan bahwa
dampak ketidakhadiran ibu sebagai TKW terhadap perkembangan psikologis anak merupakan isu
yang kompleks dan memerlukan pendekatan yang mendalam untuk memahami implikasinya.

Ibu yang bekerja sebaga tenaga kerja wanita (TKW) dapat berdampak pada perkembangan
psikologis anak melalui beberapa mekanisme. Kedekatan anak dengan orang tua terbentuk sejak usia
kanak-kanak. Ketidakhadiran ibu sebagai TKW dapat memengaruhi kedekatan anak terhadap orang
tua, yang merupakan faktor paling penting dalam perkembangan psikologis anak. Selain itu, karena
sang ibu tidak berada dirumah waktu yang dihabiskan bersama orang tua pun sangatlah kurang dan
dapat memengaruhi kesejateraan psikologis pada anak, dan dapat menyebabkan kecemasan dan juga

3
Dampak Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap
Perkembangan Psikologis Anak

2023

depresi. Faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi perkembangan emosional dan sosial anak, serta
kemampuan mereka dalam membangun hubungan yang sehat dilingkungannya.

Anak yang ditinggal ibunya untuk vekerja sebagai TKW secara otomatis kehilangan perhatian
dari ibunya dan dapat berpotensi memunculkan perasasan diabaikan. Perasaan diabaikan ini dapat
menyebabkan anak mengalami emosi yang tidak stabil dan adapatasi dengan lingkungannya menjadi
kurang optimal. Perasaan diabaikan ini juga dapat menimbulkan perilaku agresi. Agresi adalah segala
bentuk tingkah laku baik fisik maupun verbal, serta langsung maupun tidak langsung yang dilakukan
individu yang bertujuan untuk menyakiti individu lain, dimana individu yang menjadi korban tidak
menginginkan adanya perilaku tersebut. (Aini, n.d.)

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana perasaan anak dan perubahan emosional pada anak dengan kepergian ibunya sebagai
TKW
2. Bagaimana pendapat anak tentang pekerjaan ibunya sebagai TKW
3. Bagaimana pola asuh ibu yang berkerja sebagai TKW
4. Bagaimana keterikatan anak yang memiliki ibu TKW
5. Bagaimana perkembangan psikologis anak yang ibunya bekerja sebagai TKW

Adapun tujuan untuk penelitian ini adalah:

1. Menggambarkan seperti apa perasaan anak dan perubahan emosional pada anak dengan
kepergian ibunya sebagai TKW.
2. Mendeskripsikan pendapat anak tentang pekerjaan ibu sebagai TKW.
3. Mendeskripsikan pola asuh ibu TKW terhadap anak yang ditinggalkannya.
4. Menjelaskan keterikatan seperti apa pada anak yang memiliki ibu TKW.
5. Menjelaskan terkait perkembangan psikologis anak yang ibunya bekerja sebagai TKW

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang pentingnya
menjaga psikologis dan psikososial anak yang ibunya bekerja sebagai TKW, dan dapat memberikan
informasi kepada pihak pengelola pendidikan tentang perilaku agresi, kecerdasan serta
ketidakstabilan emosi pada anak yang ibunya bekerja sebagai TKW.

4
Dampak Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap
Perkembangan Psikologis Anak

2023

METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini
menggunakan metode pendekatan studi kasus sebagai bagian dari penelitian kualitatif. Pendekatan
kualitatif merupakan data yang diperoleh dari hasil pengamatan, hasil wawancara, catatan lapangan,
disusun oleh peneliti dilokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk angka-angka. Penilit
melakukan analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan,
menemukan pola dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data
berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti disajikan dalam bentuk narasi.(Umar, Rustiyarso,
and HSyahwani Umar, n.d.) Dengan menggunakan metode ini dapat memberikan jawaban atas
permasalahan penelitian yang memerlukan pemahaman secara mendalam menyeluruh mengenai
objek yang diteliti sehingga dapat menghasilkan kesimpulan-kesimpulan penelitian dalam konteks
waktu dan situasi yang bersangkutan.

Pendekatan ini digunakan penulis untuk memahami bagaimana para subjek bisa menerima dan
mengatasi permasalahan yang dihadapi tersebut. Melalui wawancara mendalam dari beberapa remaja
yang ibunya bekerja menjadi TKW dari subjek masih balita hingga remaja, bahkan salah satu subjek
sudah menginjak di usia dewasa. Metode kualitatif memungkinkan penulis menginterprestasi data
yang terkumpul dengan fokus pada kualitas proses penelitian, yang berpotensi memberikan
pemahaman terkait permasalahan perkembangan psikologis pada anak yang ibunya bekerja sebagai
TKW.

Wawancara dalam penelitian ini merupakan teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab
yang dilandaskan pada tujuan penelitian baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber
data. Wawancara secara langsung dilakukan dengan tanpa perantara baik tentang dirinya ataupun
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan dirinya untuk mengumpulkan data yang sesuai
dengan penelitian. Sedangkan wawancara secara tidak langsung dilakukan melalui perantara atau
melalui seseorang yang dimintai keterangan tentang orang lain. Penulis dalam melakukan penelitian
menggunakan pengamatan dan wawancara secara langsung. Dalam pengumpulan data diusahakan
memperoleh data yang terperenci terkait dengan segala sesuatu yang dirasa berkenan dengan fokus
penelitian.

5
Dampak Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap
Perkembangan Psikologis Anak

2023

LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Brotonegaran Kecamatan Ponorogo, Kabupeten Ponorogo.


Responden atau subjek penelitian ini adalah (H, C, A, dan I). Mereka dipilih dengan menggunakan
teknik purposive sampling, yakni teknik pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu.(Neuman
2007) Menurut Neuman (2007) teknik ini cocok digunakan saat “peneliti igin mengidentifikasi kasus-
kasus tertentu untuk kajian lebih mendalam”.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti dari tanggal 18 Desember 2023 sampai
dengan 22 Desember 2023, berhasil mengungkap beberapa aspek terkait perasaan dan perubahan
emosional pada anak yang ibunya bekerja sebagai TKW, mengungkap perspektif anak tentang
pekerjaan ibunya yang bekerja sebagai TKW, mengungkap pola asuh sang ibu yang bekerja sebagai
TKW, serta keterikatan anak dengan sang ibu yang bekerja sebagai TKW dan juga perkembangan
psikologis pada anak yang ibunya bekerja sebagai TKW.

Perasaan dan perubahan emosional pada anak yang ibunya bekerja sebagai TKW

Keempat subjek pada penilitian ini sama-sama mencurahkan segala perubahan emosional yang
terjadi ketika ibunya bekrja sebagai TKW. Satu subjek (H) mengatakan bahwa ketika ibunya bekerja
sebagi TKW mereka menjadi lebh mudah emosi dengan hal-hal kecil dan juga sangat susah
mengontrol emosi pada dirinya. Mereka mengaku bahwa itu terjadi karena tidak bisa mendapatkan
sosok pengganti ibu dari anggota keluarga yang lain sehingga ia merasa diabaikan dan merasa tidak
diperhatikan. Sedangkan satu subjek lagi (C) mngatakan perubahan emosional pada dirinya saat
ibunya bekerja sebagai TKW tidak terlalu berpengaruh pada hidupnya dikarenakan ia mendapatkan
banyak kasih sayang dari anggota lain seperti kakek dan neneknya serta lingkungan sekitar yang
memberi dampak positif kepada dirinya. Sementara itu, dua subjek (A dan I) juga mengatakan bahwa
ketika ibunya bekerja sebagi TKW mereka menjadi lebh mudah emosi dengan hal-hal kecil dan juga
sangat susah mengontrol emosi pada dirinya. Mereka mengeatakan ini juga dikareanakan kurangnya

6
Dampak Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap
Perkembangan Psikologis Anak

2023

kasih sayang dari sosok pengganti ibu, jadi meskipun mereka mendapatkan sosok pengganti sang ibu
namun tidak bisa memenuhi kasih sayang yang mereka harapakan.

Mengungkap perspektif anak terkait pekerjaan ibunya yang menjadi TKW

Dari keempat subjek, dua subjek (C dan A) memiliki penilaian positif tentang pekerjaan sang ibu
yang bekerja sebagai TKW mereka beranggapan bahwa sang ibu rela menjadi TKW demi memenuhi
kebutuhan anak-anaknya. Terutama subjek (C) yang merasa tidak kekurangan akan kasih sayang yang
seharusnya ia dapatkan dari sang ibu. Sementara itu subjek (H) merasa kasihan kepada ibunya yang
harus bekerja sebagai TKW ditambah lagi dengan berbagai macam permasalahan keluarga yang
muncul setelah kepergian ibunya yang bekerja sebagai TKW. Sedangkan satu subjek lagi (I)
terkadang merasa sedih, karena merasa dampak dari kepergian ibunya yang menjadi TKW membuat
keluarganya menjadi terpecah belah. Meskipun mendapat banyak kasih sayang dari ayah kandung
dan ayah tiriny serta ibu kandung dan ibu tirinya, namun terkadang ia tetap merasa marah dan bingung
karena perceraian kedua orang tuanya.

Pola asuh sang ibu yang bekerja sebagai TKW

Selain dari keempat subjek, penulis juga mewawancari sang ibu yang bekerja sebagai TKW dari
keempat subjek teresbut untuk mengetahui pola asuh yang diberikan kepada sang anak. Dari keempat
subjek mengungkapkan bahwa sebenarnya pola asuh untuk anak sudah diserahkan kepada sosok
pengganti ibu dari anggota keluarga lain seperti nenek atau bibi, tetapi sang ibu juga tetap menjaga
komunikasi pada anaknya dan tetap memberikan kasih sayang meskipun dari jarak yang jauh dan
meskipun kasih sayang tersebut hanya berupa materi. Para ibu mengungkapkan bahwa jika kasih
sayang dan perhatian hanya diberikan dari sosok pengganti ibu, sang anak mungkin akan merasa
sangat diabaikan dan kesepian yang mengakibatkan anak bereksplorasi sebebas-bebasnya dan
terkadang membuat anak menjadi tidak tahu Batasan.

Keterikatan sang anak dengan sang ibu yang bekerja sebagai TKW

Dari keempat subjek (H, C, A, dan I) mengungkapkan hal yang hampir sama. Yaitu untuk
menjaga keterikatan dengan sang ibu sebisa mungkin mereka tetap menjaga komunikasi yang baik
dengan sang ibu. Mereka mencoba lebih terbuka dengan sang ibu dengan menceritakan segala sesautu
yang sedang mereka alami. Sedangkan dari pihak sang ibu juga sangat menjaga komunikasi yangbaik

7
Dampak Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap
Perkembangan Psikologis Anak

2023

dengan menelfon atau melakukan panggilan video setiap harinya diwaktu luang dan juga tidak segan-
segan menanyakan tentang hari-hari yang dijalani oleh anaknya. Dengan begitu keterikatan atau
kedekatan antara anak dan ibu yang bekerja sebagai TKW akan tetap terjaga meskipun dengan jarak
yang jauh.

Perkembangan psikologis anak yang ibunya bekerja sebagai TKW

Dari hasil pengamatan dari keempat subjek, hanya satu subjek (C) yang merasa baik-baik saja
ketika ibunya bekerja sebagai TKW. (C) mengungkapkan bahwa hal itu dikarenakan ia sudah terbiasa
hidup bersama dengan sosok pengannti sang ibu sejak ia masih balita yaitu kakek dan neneknya, dan
karena kasih sayang dari kakek dan neneknya yang hanya terfokus pada dirinya, ia merasa bahwa
semua kebutuhan kasih sayang yang seharusnya ia daptakan dari sang ibu sudah sangat terpenuhi, ia
mengaku bahwa dia lebih merasa terpukul ketika ditinggal oleh kakek dan neneknya dari pada
ditinggal ibunya yang bekerja sebagai TKW. Sedangkan subjek (H dan A) mengungkapkan bahwa
semenjak kepergian ibunya yang bekerja sebagai TKW merasakan susah sekali mengontrol emosi
baik itu sedih ataupun marah. Selain itu dikarenakan kurangnya waktu bersama dengan ibunya
mereka merasa kehilangan tempat untuk berkeluh kesah dan dikarenakan merasa kasihan terhadap
ibunya yang bkerja sebagai TKW mereka jadi lebih sering memendam semua permasalahan yang
sedang terjadi dari pada menceritakan ke ibunya. (A) juga mengatakan sering merasa iri dan sedih
ketika melihat teman-temannya bisa mengahabiskan banyak waktu bersama ibunya. (H) mengatakan
dikarenakan ia tidak mendapat sosok pengganti sang ibu dari anggota keluarga yang lain bahkan sang
ayah pun seperti tidak peduli padanya dan mencari hiburan sendiri, maka ia mencari sosok pengganti
tersebut di luar keluarganya baik itu dari teman maupun pacar. Ia juga mengakui bahwa ia sudah
sedikit terkena pergaulan bebas mulai dari pakaian yang semakin terbuka, merokok, sampai dengan
minum minuman yang terlarang. Sedangkan (I) mengakui sebenarnya yang membuat ia susah
mengontrol emosi bukan hanya sari ibunya yang bekerja diluar tetapi juga dari perpisahan kedua
orang tuanya yang disebabkan oleh kepergian ibunya yang menjadi TKW. Ia mengakui bahwa kasih
sayang dari sosok pengganti sang ibu sudah sangat cukup dalam memberikan kasih sayang namun
dia tetap merasa marah dan sedih karena perpisahan kedua orang tuanya terlebih lagi ketika sang ibu
melarangnya untuk bertemu dengan ayah kandungnya. Namun (I) mengatakan tetap saja dengan
kepergian sang ibu yang menjadi TKW sangat memengaruhi kehidupannya meskipun dalam hal

8
Dampak Tenaga Kerja Wanita (TKW) Terhadap
Perkembangan Psikologis Anak

2023

materi sudah sangat terpenuhi. Ia menjadi jarang dirumah, pergaulan bebas, bahkan ia sering
menghambur-hamburkan uang hanya untuk melampiaskan semua emosinya.

Anda mungkin juga menyukai