BOOK
MID TERM FOR EVEN SEMESTER
BATCH 2017 AND 2018
ALSA LC UNDIP
TABLE OF CONTENTS
2017
METODOLOGI PENELITIAN DAN PENULISAN HUKUM 1
UPAYA HUKUM PERKARA TATA USAHA NEGARA 16
UPAYA HUKUM PERKARA PERDATA 27
HUKUM ACARA PIDANA KHUSUS 43
2018
HUKUM LINGKUNGAN 46
HUKUM PERUSAHAAN 50
HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL 59
KRIMINOLOGI 63
HUKUM INTERNASIONAL 68
HUKUM PERJANJIAN 76
PERANCANGAN HUKUM 82
HUKUM KEKERABATAN DAN WARIS ADAT 85
HUKUM PELAYANAN PUBLIK 89
HUKUM PIDANA KHUSUS 101
HUKUM WARIS PERDATA 103
BATCH 2017
METODOLOGI
PENELITIAN DAN
PENULISAN HUKUM
ALSA STUDY BOOK
SIFAT KEILMUAN :
1. Berfikir dengan prosedur ilmiah
2. Menggunakan metode ilmiah
3. Memiliki pengakuan secara akademis
4. Jujur : harus bisa dipertanggungjawabkan
5. Curiositas (ingin tahu)
PENGERTIAN ILMU
Apakah ilmu itu?
- Ilmu adalah usaha manusia untuk mencari kebenaran
- Disamping ilmu dikenal pula usaha manusia lain dan diyakini kebenarannya
wahyu dan intuisi
- Dalam perkembangannya muncul aliran pemikiran (mazhab) rasionalisme
dan empirisme.
A. Mazhab Rasionalisme
- keyakinan bahwa dengan kemampuan akal (rasio) segala macam persoalan
kemanusiaan dapat diselesaikan dan dipecahkan.
- kebebnaran hakiki hanya dapat dicapai dengan akal
- hanya ilmu pengetahuan yang yang diperoleh melalui akal ilmu pengetahuan
ilmiah
- metode berpikir : deduktif
- credo : cegito ergosum ; saya berpikir maka saya ada
- tokoh : Rene Descartes, Spinoza, Lereni
B. Mazhab Empirisme
- sumber pengetahuan yang memadai adalah pengalaman-pengalaman lain
menyangkut dunia dan batin, menyangkut pribadi manusia.
- pengalaman melahirkan kesan-kesan (pengamatan langsung yang diakui
manusia dari pengertian-gambaran tentang pengamatan yang redup, samar
samar diperoleh dengan perenungan terhadap kesan-kesan tersebut)
- metode : deduktif
- tokoh : Francis Bacon, David Home, August Comte
1
ALSA STUDY BOOK
C. Mazhab Keilmuan
- ilmu pengetahuan yang memadai adalah rasional dan empiris
- hasil pemikiran-pemikiran yang bersumber pada akal harus dipadukan
dengan pengalaman.
- metode : deduktif dan induktif
- tokoh : Immanuel Kant
- mazhab inilah yang tampaknya popular dan diterapkan dalam kajian-kajian
ilmiah
2
ALSA STUDY BOOK
9. Keputusan Pengadilan
(Inventarisasi secara vertical)
Inventarisasi secara horizontal : judul apa dan peraturan perundangan yang
secara horizontal atau sejajar yang dimasukan dalam
- pencurian kendaraan bermotor di wilayah X yang dilakukan oleh TKI: U
Pencurian , UU TKI
3
ALSA STUDY BOOK
JENIS DATA:
a. data primer : data yng langsung diperoleh dari masyarakat
b. data sekunder : data bahan pustaka:
- bahan hukum primer yang mengikat yakni : inventarisasi hukum
positif; hukum adat; yurisprudensi ; traktat, dll
- bahan penjelasan, RUU , karya ilmiah, jurnal, hasil penelitian (skripsi,
tesis, disertasi)
- kamus, ensikopedia, indeks, website
4
ALSA STUDY BOOK
Judul
Judul yang baik : menggambarkan isi : padat singkat, berkorelasi, menarik
Latar belakang
- searching and researching diarahkan untuk menemukan norma hukum yang
akan digunakan untuk memberikan dasar pembenaran kepada peristiwa
tertentu.
- diwawali dengan pernytaan berbentuk intellectual statement yang berakhir
pada pembahasan alasan dan maksud penelitian tersebut
- menentukan norma hkum yang dapat difungsikan sebagai dasar pembenar
uyang membahas pernyataan tersebut.
- menggunakan sumber hkum yang menguatkan pernyataan masalah.
Pokok permasalahan
-pokok permasalah merupakan refleksi kajian studi dalam penelitian yang
harus dijawab dalam akhir penelitian
-pokok permasalahan minimal 2 buah dan maksimal 5 buah
- pokok permasalah diuraiakan dalam bentuk kalimat tanya
Pokok permasalahan :
- kata “bagaimana” digunakan untuk mengidentifikasikan persoalan yang
menurut peneliti benar telah menjadi persoalan atau bersifat mengantarkan
masalah penelitian
- kata “mengapa”merefleksikan keinginan peneliti untuk memecahkan
persoalan hukum yang ada, dalam penelitian
- kata “bagaimanakah” diwujudkan untuk mencari jawaban melalui suatu
penelitian terlebih dahulu atau menggambarkan solusi.sus
Permasalahan 1 = secara umum
2 : secara khusus
5
ALSA STUDY BOOK
Tujuan penelitian
- menggambarkan esensi pelaksanaan penelitian yang dibagi atas tujuan
umum dan tujuan khusus.
- tujuan umum : diarahkan untuk mencapai tingkat generalisasi yang akan
dicapai dalam penelitian yang diuraikan dalam suatu paragraph pernyataan
- tujuan khusus : diwujudkan untuk mengkaji aspek masalah tertentu yang
berkaitanerat dengan masala yang disampaikan dalam bentuk kalimat.
Contoh
Pokok permasalahan Tujuan khusus
1. mengapa sistem pembuktian terbalik 1. menjelaskan sistem pembuktian terbalik
sempurna belum diterapkan sepenuhnya sempurna belum diterapkan sepenuhnya
dalam kasus tidnak pidana korupsi di dalam kasus tindak pidana korupsi di
Indonesia? Indoneisa
2. Bagaimana menentukan batas hukum 2. menguraikan tata cara menentukan batas
pembuktian terbalik? hukum pembuktian terbalik
Tinjauan Pustaka
- penggunaan pustaka untuk ditinjau secara singkat pada dasarnya
bermanfaat menunjukan
- pustaka yang digunakan idealnya dalah pustaka yang berkaitan dengan topik
penelitian
- pustaka juga menjadi rujukan konsep yang akan diteliti
Ketentuan
- pustaka yang direview adalah buku atau artikel yang berkaitan dengan topik
penelitian
- buku mph dan peraturan perundang-undagan tidak termasuk yang direview
-pustaka yang dijadikan rujukan dalam penelitian harus dicantumkan :
natajukope
- pustaka yang ditinjau minimal 10-15 pustaka dengan uraian maksimal 2
paragraf
Isi
- substansi yang berkaitan
- kebaikan pustaka
- segi materi yang menarik dalam buku tersebut
6
ALSA STUDY BOOK
Metode penelitian:
➢ Uraian :
o bentuk penelitian : kepustakaan normative/lapangan empiris
o tipe penelitian : deskriptif, evaluative, eksplanatoris, eksplaratoris,
diaknostic
o jenis data : primer/ sekunder
o macam bahan hukum : primer/sekunder/tersier
o alat pengumpulan data : studi dokumen/wawancara/penelitian
o metode analissi data : kualitatif/kuantitatif
o bentuk hasil penelitian : sesuai dengan tipe penelitian
2. Empiris
Hukum sebagai relevansi sosial, makna sosial , perilaku sosial, perilaku
manusia seutuhnya dari aspek biologis, status sosial, ekonomi, pendidikan,
kepercayaan, pendapatnya di mata hukum sebagai struktur sosial.
Hukum Indonesia adalah potret dari struktur sosial Indonesia sendiri.
Ct : Tema : Sistem Peradilan Pidana -> Normatif
Adat hakim, jaksa, polisi -> siapa mereka? Empiris
7
ALSA STUDY BOOK
TAHAPAN PENELITIAN
Tahap Penelitian Penelitian Hukum Normatif Penelitian Hukum Sosiologis
Metode pendekatan Normative/ Empiris / sosiologis /
yuridis/legistis/dogmatis perilaku peran (hukum
(hukum diidentikan dengan diidentikan perilaku berpola,
norma peraturan / pemahaman makna sosial)
perundang-undagn )
Kerangka konseptual Teori hukum normative/ Teori sosial tentang hukum
UU/ Peraturan/ Putusan
Pengadilan
Data/ Sumber Data Kualitatif/ logika / penalaran Kualitatif/ kuantitatif/
hukum fenomenologi/ etnologi
Pembuktian Secara yuridis normative Berdasarkan data empiris
8
ALSA STUDY BOOK
PERBEDAAN PANDANGAN
PEMBEDA Penelitian Kualitatif Penelitian Kuantitatif
Posivitistik
Sifat Realitas Realitas bersifat ganda hasil Realitas bersifat tunggal,
konstruksi dalam pengertian konkrit, terukur dan dapat
batasan, definisi, difragmentasikan
menyeluruh
Peneliti dan yang diteliti Interaktif kesatuan yang Independen , kadang-kadang
tidak dapat dipisahkan dualism
9
ALSA STUDY BOOK
(Penelitian mendalam,
terlibat dengan objek )
Posibilitas generalisasi Hanya mungkin dalam ikatan Bebas dari ikatan konteks
konteks dan waktu dan waktu (neritic
(ideografik statement ) statement)
Posibilitas membanun Mustahil memisahkan antara Ada sebab2 riil secara
hubungan kausal sebab dan akibat temporal yang pada akhirnya
akan mengahasilakn
hubungan sebab akibat
Peran nilai Tidak bebas nilai Bebas nilai
10
ALSA STUDY BOOK
4. ketentuan tambahan:
- mempergunakan dalam kalimat tunggal dari pada majemuk
- ringkaslah kalimat menjadi frase dan frase menjadi kata
- besarnya ringkasan tergantung jumlah alinea dan topik yang akan dimasukan
dalam ringkasan
- pertahankan semua gagasan asli dan urutan naskahnya
- ringkasan ditulis dengan sudut pandang orang ketiga
- dipertimbangankan panjangnya ringkasan
11
ALSA STUDY BOOK
METODE PENELITIAN
(gemma)
12
ALSA STUDY BOOK
5. Sejarah Hukum, yaitu meneliti perkembangan hukum positif (Per UU) dlm
kurun waktu tertentu.
13
ALSA STUDY BOOK
14
ALSA STUDY BOOK
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung.
• Jenis Data Penelitian Hukum Empiris (Non Doktrinal)
1. Data Primer (Data yang diperoleh dari penelitian lapangan yang
berasal dari Responden, Informan, Key Person, Nara Sumber)
2. Data Sekunder (Bahan Hukum Primer, Bahan Hukum Sekunder dan
Bahan Hukum Tersier.
15
UPAYA
HUKUM PERKARA
TATA USAHA NEGARA
ALSA STUDY BOOK
16
ALSA STUDY BOOK
17
ALSA STUDY BOOK
18
ALSA STUDY BOOK
19
ALSA STUDY BOOK
20
ALSA STUDY BOOK
21
ALSA STUDY BOOK
22
ALSA STUDY BOOK
Meskipun memori banding ini bersifat tidak wajib atau dengan kata lain
bukan merupakan suatu keharusan bagi pemohon namun hal itu sangat di
perlukan untuk memberikan gambaran kepada hakim tingkat banding
bagaimana keadaan dan duduk perkara sebenarnya. Jika pemohon
banding tidak mengajukan memori banding, biasanya hakim tingkat
banding menganggap bahwa banding tersebut tidak sungguh-sungguh,
yang mana hal ini dapat mengakibatkan permohonan tersebut tidak dapat
di terima.
6) Permohonan dapat dicabut oleh Pemohon Banding, yang hanya dapat
dilakukan sebelum pemeriksaan banding diputus oleh PTTUN.
23
ALSA STUDY BOOK
24
ALSA STUDY BOOK
25
ALSA STUDY BOOK
Sumber :
1. https://cakimptun4.wordpress.com/artikel/proses-dismissal-dan-upaya-
hukum-perlawanan/
2. Simanjuntak, Enrico.2018. ACARA HUKUM PERADILAN TATA USAHA
NEGARA: TRANSFORMASI DAN REFLEKSI.Jakarta: Sinar Grafika
3. PPT Dosen Mata Kuliah Upaya Hukum Acara Tata Usaha Negara ( Bu Aju
Putrianti)
26
UPAYA
HUKUM PERKARA
PERDATA
ALSA STUDY BOOK
BAB BAHASAN
“TAHAP-TAHAP PENYELESAIAN PERKARA PERDATA”
a. Tahap Pendahuluan
b. Tahap Penentuan
c. Tahap Pelaksanaan
2. Tahap Pendahuluan
3. Tahap Penentuan
27
ALSA STUDY BOOK
4. Tahap Pelaksanaan
5. Macam-Macam Putusan
a. Penetapan (Beschikking/Decree)
Putusan yang berisi pertimbangan dan dictum penyelesaian
permohonan. Merupakan putusan bagi perkara yang bersifat
Permohonan atau Jurisdictio Voluntaria. Diktum bersifat
Deklarator/Konstitutif yakni hanya memberikan penegasan
pernyataan tentang hal yang diminta/menciptakan keadaan hukum
b. Putusan Perkara Jurisdictio Contentiosa
28
ALSA STUDY BOOK
29
ALSA STUDY BOOK
BAB BAHASAN
“UPAYA HUKUM”
1. Upaya Hukum
Merupakan ipaya yang diberikan oleh hukum kepada para pihak
untuk mencapai sesuatu/bertindak mengadapi sesuatu. Juga dapat
diartikan suatu upaya/cara yang diberikan hukum untuk
mecegah/memperbaiki kekeliruan dalam putusan. Tidak mustahil
bahwa dalam suatu putusan gterdapat kekeliruan/kekhilafan bahkan
yang bersifat memihak. Serta merupakan langkah yang dilakukan demi
keadilan dan kebenaran para pihak dengan diberikannya kesempatan
memperbaiki kekeliruan/kekhilafan tersebut.
Memiliki kegunaan berupa adanya pihak yang merasa tidak
puas/dirugikan, dapat menanggapi suatu tindakan hukum yang
dilakukan oleh pihak lawannya dengan tujuan melindungi
hak/kepentingannya. Tujuan Upaya Hukum adalah untuk
pemeriksaan perkara berjalan lancar dan teratur.
2. Macam-macam Upaya Hukum
1. Melawan gugatan: Eksepsi; JPP; Rekonvensi
2. Melawan Putusan: Bersifat biasa, dan bersifat luar biasa.
3. Melawan Sita: Verzet dari pihak yang bersangkutan & verzet dari
pihak ketiga
4. Melawan Eksekusi: Verzet dari yang bersangkutan & verzet dari
pihak ketiga
5. Mencampuri Proses: Voeging; Vrijwaring
6. Upaya Pembuktian: Tulisan/surat; persangkaan/dugaan;
pengakuan; sumpah; pemeriksaan setempat; kesaksian ahli;
pembukuan; pengetahuan hakim
3. Upaya Hukum Melawan Gugatan
a. Eksepsi: tangkisan yang tidak langsung mengenai pokok perkara
b. JPP: Jawaban langsung mengenai pokok perkara
c. Rekonvensi: Tuntutan yang diajukan pihak penggugat saat digugat
30
ALSA STUDY BOOK
4. Eksepsi
31
ALSA STUDY BOOK
32
ALSA STUDY BOOK
33
ALSA STUDY BOOK
BAB BAHASAN
“VERZET”
1. Perlawanan (Verzet)
Verzet adalah suatu upaya hukum terhadap suatu putusan di
luar hadirnya pihak Tergugat (disebut putusan verstek). Pasal 129 ayat
(1) HIR atau Pasal 83 Rv menegaskan:Tergugat yang sedang dihukum
sedang ia tidak hadir (verstek) dan tidak menerima putusan itu, dapat
mengajukan perlawanan atas putusan itu. Berdasarkan ketentuan
tersebut, upaya hukum yang dapat diajukan terhadap putusan verstek
adalah perlawanan (verzet).
Verzet artinya perlawanan terhadap putusan verstek yang telah
dijatuhkan pengadilan tingkat pertama yang diajukan oleh tergugat
yang diputus verstek tersebut, dalam waktu tertentu, yang diajukan ke
Pengadilan Negeri yang memutus perkara itu juga.
Perkara perlawanan menunda pelaksanaan (eksekusi)
“dilaksanakan lebih dahulu meskipun diajukan upaya hukum
2. Putusan Verstek, syarat putusan verstek:
- Tergugat/para tergugat belum pernah hadir dalam sidang
- Ada panggilan patut: Ketentuan siapa yang memanggil (Pasal 388
HIR), Ketentuan tentang cara memanggil (Pasal 390 HIR),
Ketentuan tenggang waktu pemanggilan (Pasal 122 HIR).
3. Pada asasnya perlawanan ini disediakan bagi pihak tergugat yang
(pada umum-nya) dikalahkan. Bagi penggugat yang dikalahkan dengan
putusan verstek tersedia upaya hukum banding. Jadi apabila terhadap
tergugat dijatuhkan putusan verstek, dan dia keberatan atasnya,
tergugat dapat mengaju-kan perlawanan (verzet), bukan upaya
banding. Dalam Putusan Mahkamah Agung ditegaskan bahwa
permohonan banding yang diajukan terhadap putusan verstek tidak
dapat diterima, karena upaya hukum terhadap verstek adalah verzet.
4. Dasar Hukum: Pasal 132 HIR dan Pasal 129 HIR jo. Pasal 153 RBG.
5. Acara Verzet
a. Menurut Pasal 129 ayat (1) dan Pasal 83 Rv yang berhak
mengajukan perlawanan hanya terbatas tergugat saja, sedang
penggugat tidak diberi hak mengajukan perlawanan, dalam hal ini
pihak tergugat tidak oleh pihak ketiga.
b. Tenggang Waktu Verzet, menurut Pasal 129 ayat (2) HIR:
- Jika Putusan Verstek diberitahukan Tergugat sendiri, verzet
dapat diajukan sampai dengan hari ke-14 sesudah pemberitahuan
putusan.
34
ALSA STUDY BOOK
35
ALSA STUDY BOOK
BAB BAHASAN
“BANDING”
1. Banding
Ialah upaya hukum yang dilakukan bilamana ada salah satu
pihak yang tidak puas terhadap suatu putusan Pengadilan tingkat
pertama. Menurut Pasal 21 ayat (1) UU No. 4 Tahun 2004 tentang
Kekuasaan Kehakiman “Terhadap putusan pengadilan tingkat pertama
dapat dimintakan banding kepada pengadilan tinggi oleh pihak-pihak
yang bersangkutan, kecuali undang-undang menentukan lain.”
Yang dimaksud dengan pengecualian itu ditujukan pada perkara
perdata yang tidak perlu dimintakan banding, tetapi langsung kasasi ke
MA, misalnya putusan Pengadilan Niaga dalam Perkara Hak Kekayaan
Intelektual (HaKI), Putusan Pengadilan Hubungan Industrial (PHI), dan
Perkara Kepailitan. Hakim tingkat pertama dan banding adalah hakim
fakta (judex facti) sehingga Hakim banding memeriksa seluruh berkas
perkara dimaksud.
2. Urgensi Lembaga Banding
36
ALSA STUDY BOOK
37
ALSA STUDY BOOK
38
ALSA STUDY BOOK
BAB BAHASAN
“KASASI”
1. Kasasi
Kasasi diajukan oleh pihak yang merasa tidak puas kepada Mahkamah
Agung melalui Pengadilan Negeri yang pada tingkat pertama memutus
perkaranya.
Menurut Pasal 30 UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung, pembatalan putusan dikarenakan:
- Tidak berwenang/melampaui batas wewenang
- Salah menerapkan/melanggar hukum yang berlaku
- Lalai memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan yang mengancam kelalaian tersebut
dengan batalnya putusan.
39
ALSA STUDY BOOK
40
ALSA STUDY BOOK
5. Putusan Kasasi
41
ALSA STUDY BOOK
6. Dasar Hukum
- Ketentuan Umum: Pasal 132 HIR
- Ketentuan Khusus:
o UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung
o UU No. 5 tahun 2004 tentang perubahan atas UU 14 tahun 1985
o UU No. 3Tahun 2009 tentang perubahan kedua UU No. 14 tahun
1985
o UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman
42
HUKUM ACARA
PIDANA KHUSUS
ALSA STUDY BOOK
• Wirjono Prodjodikoro
Adalah peraturan yang mengatur cara bagaimana badan
pemerintah berhak menuntut jika terjadi suatu tindak
pidana, cara bagaimana akan didapat suatu putusan
pengadilan yang menjatuhkan suatu hukuman dapat
dilaksanakan.
• Sudarto
Adalah aturan-aturan yang memberikan petunjuk apa yang
seharusnya dilakuakan oleh aparat penegak hukum dan
pihak-pihak yang terlibat didalamnya, apabila
dipersangkakan hukum pidana telah dilanggarnya disana.
43
ALSA STUDY BOOK
44
ALSA STUDY BOOK
- Peranan Pemerintah
Pemerintah berkewajiban dan bertanggungjawab dalam
penghormatan, perlindungan, pemajuan, penegakan dan
pemenuhan hak asasi manusia
- Asas Retroaktif
Dalam pasal 43 ayat (1) UU No.26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM menyebutkan bahwa:
“Pelanggaran HAM yang terjadi sebelum diundangkannya UU ini,
diperiksa dan diputus oleh Pengadilan HAM ad hoc.”
Oleh karena itu berlaku asas berlaku surut.
45
BATCH 2018
HUKUM
LINGKUNGAN
ALSA STUDY BOOK
EKOLOGI
1. lingkungan hidup merupakan interaksi antara kompenen lingkungan
hidup: abiotic, biotik, energi, situasi, kondisi.
2. Ekosistem→ interaksi antar kompenen LH timbal balik yang seimbang
membentuk fungsi tertentu dengan daya dukung dan daya tamping
tersendiri pula.
46
ALSA STUDY BOOK
Masalah Lingkungan
• Konsep Pencemaran
Menurut ekologi→ apabila dimasukkanya zat cair/gas maka
akan terjadi pencemaran air/gas itu (penurunan kualitas)
Menurut hukum→ saat dilampauinya baku mutu atau
terlampauinya baku mutu lingkungan yang ditentukan.
• Kerusakan
Menurut ekologi→ apabila sebuah ekosistem sudah tidak
berfungsi lagi
Menurut hukum→ saat terpenuhinya baku mutu kerusakan
lingkungan hidup.
Baku mutu (baku= sesuatu yang harus ada, mutu= kualitas)
Pembangunan ramah lingkungan→ pembangunan dengan memerhatikan
alam
Pembangunan berkelanjutan→ dibiayai dari SDA harus mengikat atau
memerhatikan kepentingan generasi sekarang/yang akan datang.
Deklarasi Rio
Berkembangnya prinsip eco development menjadi sustainable development.
Perkembangan hukum lingkungan modern di Indonesia:
• UU No. 4 tahun 1982 sebagai UU paying lingkungan hidup
• UU No. 23 Tahun 1997 berisi sistem pengelolaan lingkungan
hidup
• UU No. 32 Tahun 2009 berisi pelrindungan dan pengelolaan LH
Latar belakang pembentukan UU 32/2009
1. Sebagai pelaksanaan PBL
2. Sebagai pelaksanaan prinsip otonomi daerah
3. Kualitas LH yang semakin menurun sehingga perlunya perlindungan
LH
4. Menjamin kepastian hukum
47
ALSA STUDY BOOK
48
ALSA STUDY BOOK
Perencanaan
• Untuk memahami perencanaan perlu diketahui tugas dan wewenang
pemerintah
• Hak, kewajiban dan larangan bagi seseorang
• Peran masyarakat
• Tahapan perencanaan
49
HUKUM
PERUSAHAAN
ALSA STUDY BOOK
Badan usaha berbadan hukum→ suatu badan usaha yang dianggap sama
dengan manusia yang punya hak dan kewajiban punya harta kekayaan yang
terpisah anatara pengurus dan pendiri, penanam saham.
PT bangkrut bisa menjadi tanggung jawab pengurus apabila terbukti
dirugikan oleh pengurus itu sendiri. Apabila PT terbukti bersih maka yang
bertanggung jawab adalah PT saja.
50
ALSA STUDY BOOK
Kriteria PT
Dianggap sebagai subjek hukum, namun terbatas pada yang berkaitan dengan
harta kekayaan (keperdataan), artinya boleh menjadi para pihak dalam
perjanjian, bisa digugat, bisa menggugat. Ada pemisahan harta kekayaan yang
jelas. Keberadaan PT tidak dibatasi oleh waktu tertentu. Seperti: usia
pendiri/pemegang saham/direksi.
Badan Hukum (perbedaan tujuaanya)
1. PT→ untuk bisnis, mencari keuntungan
2. Koperasi→ disamping mencari keuntungan juga memberikan manfaat
untuk anggotanya
3. Yayasan→ fungsi sosial
PERSEROAN TERBATAS
Pasal 1 angka 1 UU PT→ perseroan terbatas yang selanjutnya disebut
perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang
ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksaananya.
Indonesia→ PT
Negara asing→ xxx Ltd. (Ltd→ limited company)
Malaysia→ xxx Sdn.bhd.
Sero→ saham
Perseroan→ kumpulan saham/perkumpulan modal dan/atau saham
Terbatas→ adanya tanggung jawab yang terbatas dari pendiri, pemegang
saham
51
ALSA STUDY BOOK
Sejarah PT
Namloes Venotschaap= perserikatan tanpa nama, artinya:
• Tidak harus menggunakan nama bersama
• Pake nama yang berkaitan dengan bidang usahanya (co: makanan
(food))
• Pada tahun 1995, Indonesia punya UUPT sendiri, pak soeharto sadar
KUHD sudah tidak relevan lagi di Indonesia
• Disempurnakan tahun 1997
• Peraturan PT→ KUHD, UU tahun 1997, UU no 40 tahun 2007
UNSUR PT
• Badan hukum
• Perkumpulan modal (persekutuan modal)
• Didirikan berdasarkan perjanjian (perjanjian harus dibuat dalam akta
pendirian), perjanjian yang bisa dilakukan oleh PT adalah yang
berkaitan dengan harta kekayaan (Hukum Perdata).
• Bertujuan untuk melakukan kegiatan usaha
• Modal PT harus terbagi atas saham
• Harus memenuhii syarat yang sudah ditetapkan dalam UU
PROSEDUR PENDIRIAN PT
1. PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN DI MUKA NOTARIS
7. RUPS PERTAMA
52
ALSA STUDY BOOK
Nama PT
o Nama Yang digunakan sebagai identitas untuk membedakan suatu
Perseroan Terbatas dari Perseroan Terbatas yang lain.
Pengajuan Nama PT
Diajukan melalui jasa SABH secara elektronik
2. Belum dipakai secara sah oleh PT lain atau tidak sama pada pokoknya
dengan nama PT lain;
5. Tidak terdiri atas angka ,rangkaian angka huruf yang tidak membentuk
kata.
53
ALSA STUDY BOOK
Akta Pendirian
ANGGARAN DASAR :
1. Nama dan tempat kedudukan Perseroan;
KETENTUAN LAIN :
1. Identitas pendiri Perseroan ( individu ,badan hukum)
Format SABH
o NAMA (Peraturan Pemerintah No.43 tahun 2011 tentang tata cara
pengajuan dan pemakaian nama Perseroan) DAN TEMPAT
KEDUDUKAN PERSEROAN
o JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN
o MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA PERSEROAN
o JUMLAH MODAL DASAR,MODAL DITEMPATKAN DAN MODAL
DISETOR
o ALAMAT LENGKAP PERSEROAN
54
ALSA STUDY BOOK
Daftar Perusahaan
o DILAKUKAN OLEH MENTERI
o MEMUAT TENTANG DATA PERSEROAN (Pasal 29)
o SEBAGAI SUMBER INFORMASI RESMI BAGI YANG
BERKEPENTINGAN MENGENAI IDENTITAS PERSEROAN DALAM
RANGKA MENJAMIN KEPASTIAN BERUSAHA.
Pengumuman
o SETELAH PENNGESAHAN PT
o DILAKUKAN OLEH MENTERI HUKUM DAN HAM
o DALM WAKTU 14 HARI
o TIDAK LAGI MEMILIKI KETERKAITAN LANGSUNG DENGAN
TANGGUNG JAWAB DIREKSI.
Modal PT diperbesar:
Tujuannya untuk perkembangan PT
55
ALSA STUDY BOOK
Modal PT diperkecil:
Adanya keadaan PT yang rugi terus menerus (dis agio)
Perubahan Modal PT
PERUBAHAN MODAL PADA PT MENGAHARUSKAN PERUBAHAN PADA
ANGGARAN DASAR PT (PASAL 21)
SAHAM
o Merupakan tanda bukti kepemilikan ,bahwa pemilik mempunyai
bagian dari modal dasar PT
o Digolongkan sebagai surat berharga
o Dapat diperjual belikan
o Merupakan benda bergerak tidak berwujud
o saham perseroan terbatas harus memiliki nilai nominal saham
56
ALSA STUDY BOOK
Pengalihan Saham
Pewarisan
Hibah
Wasiat
Perjanjian tertulis
Klasifikasi Saham
o Saham dengan hak suara
o Saham tanpa hak suara
o Saham dengan hak khusus untuk mencalonkan direksi dan atau
anggota dewan komisaris (saham prioritas), biasanya diatur dalam
AD. Sering dijumpai pada PT Persero BUMN.
o Saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik kembali atau
ditukar dengan klasifikasi saham lain;
o Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk
menerima deviden lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi
lain atas pembagian deviden secara kumulatif atau non
kumulatif.(saham preferen)
57
ALSA STUDY BOOK
58
HUKUM
KEKAYAAN
INTELEKTUAL
ALSA STUDY BOOK
59
ALSA STUDY BOOK
60
ALSA STUDY BOOK
61
ALSA STUDY BOOK
Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu adalah kreasi berupa rancangan peletakan
tiga dimensi dari berbagai elemen, sekurang-kurangnya satu dari elemen
tersebut adalah elemen aktif, serta sebagian atau semua interkoneksi dalam
suatu sirkuit terpadu dan peletakan tiga dimensi tersebut dimaksudkan untuk
persiapan pembuatan sirkuit terpadu.
62
KRIMINOLOGI
ALSA STUDY BOOK
MATERI KRIMINOLOGI
▪ Kriminologi Positif
kriminologi Positif bertolak pada pandangan bahwa perilaku manusia
ditentukan oleh faktor-faktor di luar kontrolnya, baik yang berupa
faktor biologis maupun kultural. manusia bukan mahkluk yang bebas
untuk menuruti dorongan keinginannya dan intelegensinya, akan
tetapi mhkluk yang dibatasi atau ditentukan perangkat biologisnya dan
situasi kulturalnya, yakni faktor-faktor yang alami atau yang dibawa
manusia dan dunianya, yang sebagian bersifat biologis dan sebagian
karena pengaruh lingkungan.
▪ Kriminologi Kritis
Aliran pemikiran kritis tidak berusaha menjawab pertanyaan apakah
perilaku manusia itu bebas atau ditentukan, akan tetapi lebih
mengarahkan pada mempelajari proses-proses manusia dalam
membangun dunianya dimana dia hidup. Kriminolgi kritis mempelajari
proses-proses dimana kumpulan tertentu dari orang-ornag dan
63
ALSA STUDY BOOK
64
ALSA STUDY BOOK
65
ALSA STUDY BOOK
Penelitian Kriminologi
Penelitian kriminologi bertujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang
kejahatan dengan cara mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengnalisisn, dan
menafsirkan fakta-fakta kejahatan serta hubungannya dengan fakta-fakta
yang lain, seperti fakta sosial, ekonomi, politik, budaya, serta struktur yang
dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Metode yang digunakan
dalam penelitian kriminologi terutama ditentukan dan disesuaikan dengan
obyek yang diteliti, dan metode penelitian yang kerap dipakai adalah metode
statistik.
Metode Statistik
Statistik kriminal ini disusun berdasarkan kriminalitas yang tercatat, baik
secara resmi (kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan sebagainya) maupun yang
dicatat oleh para peneliti sendiri. Kriminalitas yang tercatat tersebut hanya
merupakan sampel dari seluruh kriminalitas yang terjadi, sedangkan jumlah
kriminalitas yang terjadi tidak pernah diketahui. Bagian kriminalitas yang
tidak pernah diketahui dinamakan angka gelap (dark numbers atau dark
figures). Namun demikian statistik kriminal tidak pernah dapat mencatat
seluruh kriminalitas yang ada.
Adapun tujuan dari metode statistik kriminal ini oleh pemerintah adalah
untuk mendapatkan gambaran atau data mengenai kriminalitas yang ada
dimasyarakat, seperti jumlahnya, frekuensinya serta penyebaran pelakunya
dan kejahatannya, yang mana pengukuran ini hanya dapat dilakukan dengan
asumsi bahwa hubungan antara kriminalitas yang dilaporkan dengan yang
tidak dilaporkan adalah tetap (konstan), tetapi asumsi mengenai hubungan
diatas tidak terbukti karena
66
ALSA STUDY BOOK
67
HUKUM
INTERNASIONAL
ALSA STUDY BOOK
1. Peristilahan
- Hukum Bangsa – bangsa (the law of nations)
- Hukum antar bangsa (the law among nations)
- Hukum antar negara (inter states law)
68
ALSA STUDY BOOK
3. Sifat Hk Internasional
- Bersifat koordinatif (bukan subordinatif)
- Sub ordinatif : terdapat hub. tinggi rendah antara yang diperintah
dan yg memerintah
- Hubungan Internasional yg diatur Hk. Internasional dilandasi oleh
persamaan kedudukan antara anggota
- Tidak ada badan supranasional atau pemerintahan dunia yang
memiliki kewenangan membuat sekaligus memaksakan
berlakunya suatu aturan internasional
69
ALSA STUDY BOOK
70
ALSA STUDY BOOK
1. Aliran Monisme(Obyektivitas)
- Hukum dipandang sebagai satu kesatuan ilmu pengetahuan yang
tidak terpisah dengan lainnya
- Terbagi 2 golongan
*primat = mengutamakan
a. Monisme dengan primat Hukum Nasional
- Hi merupakan lanjutan dari HN, atau HN untuk urusan luar negeri
- HI bersumber dari HN, alasan:
1. tidak ada organisasi di atas negara yang mengatur
2. Dasar HI mengatur terletak dalam wewenang negara
- Kelemahan dari pendapat ini:
Hanya berfokus pada hukum tertulis dan merupakan
penyangkalan adanya HI yang mengikat negara
b. Monisme dengan primat Hukum Internasional
- HN bersumber pada HI sebagai perangkat hukum yang secara
hierarkis lebih tinggi
- HN tunduk pada HI
- Memuaskan dari sudut logika
- Kelemahan pendapat ini:
a. HN bersumber pd HNI, mendalihkan faktor HI ada lebih duu
drpd HN -> bertentangan dengan sejarah
b. Kekuatan mengikat HN diperoleh dr HNI -> tidak dapat
dipertahankan
71
ALSA STUDY BOOK
3. MASYARAKAT INTERNASIONAL
1. Definisi
Suatu komplek kehidupan bersama yang terdiri dari aneka ragam
masyarakat (subyek hk) yang saling menjallin dengan erat dan
memiliki struktur kehidupan bermasyarakat yang rapi tertata
2. karakter
- Setiap negara dalam batas wilayahnya punya kekuasaan eksklusif
- Hubungan antar negara dilandaskan prinsip kesederajatan dan
kemerdekaan
- Tidak ada kekuasaan di atas negara
- Hubungan antar negara berdasarkan hukum Internasional
3. Syarat Keberadaan Masyarakat Internasional
- negara sebagai par exceleence
- syarat negara yang berdaulat diatur oleh Konvensi Montevideo
4. Kedaulatan dan Hak Berdaulat
Kedaulatan merupakan wewenang dimana suatu negara memiliki
hak dan wewenang untuk memaksakan peraturan perundang –
undangannya di dalam suatu wilayah kedaulatan, misalnya : Kapal
Malaysia berlabuh di Wilayah teritorial Indonesia
Hak Berdaulat adalah hak sebuah negara untuk mengambil kekayaan
alam di dalam suatu wilayah, misalnya : Indonesia dapat mengambil
kekayaan lau di dalam wilayah ZEE nya
5. Mazhab Peranci
Terdapat dalam kenyataan sosial bahwa mengikatnya hukum itu
72
ALSA STUDY BOOK
73
ALSA STUDY BOOK
4. Organisasi Internasional
- Wujud dari keinginan untuk meingkatkan dan melembagakan
kerjasama internasional secara permanen dalam rangka mencapai
tujuan bersama
- Contoh : PBB, ASEAN, NATO
- dikatakn subyek HI apabila:
a. mampu menunjukkan kemandiriannya
b. ditegaskan dalam piagam pendiriannya
7. Organisasi Pembebasan
- Masih kontroversial, kriteria sangat politis dan subjektif
- Berkaitan erat dengan munculnya kebangitan rakyat di wilayah
jajah atas hak mereka utk berdiri sbg negara merdeka, sejajar
dengan negara lain
- muncul di level internasional untuk memperoleh simpati dan
dukungan
- tidak mudah mendapat pengakuan masyarakat internasional
- pengakuan sebagai subyek HI hanya bersifat sementara
- contoh : PLO & SWAPO
74
ALSA STUDY BOOK
8. Belligerensi
- Muncul sbg akibat masalah dalam negeri, penyelesaiannya
merupakan urusan negara setempat
- Dukungan asing thd pemberontakan dianggap sebagai intervensi
dan dilarang HI
- Pengakuan eksistensi pemberontak lebih didasarkan pada
kepentingan dan pertimbangan politik yang subjektif
9. Wilayah Perwalian
- wilayah bakas jajahan dari negara yang kalah PD I dan
ditempatkan di bawah mandat negara yang menang perang
- Dibimbing dan diarahkan untuk merdeka
- Misal ; Papua Nugini di bawah Australia
- Subjek HI dalam batas tertentu diberikan hak untuk mengadakan
hubungan internasional secara mandiri
10. Individu
- Dapat menjadi subjek HI apabila mendapat ijin negaranya
- Muncul peradilan yang mengadili individu
- IMT Nuremberg
- IMTFE Tokyo
- ICT Yugoslavia
- ICT Romania
75
HUKUM
PERJANJIAN
ALSA STUDY BOOK
DEFINISI PERJANJIAN
➢ Batasan dari suatu perjanjian diatur dalam pasal 1313 KUH Perdata
yang berbunyi: “suatu persetujuan adalah suatu perbuatan dengan
nama satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang
lain atau lebih.”
➢ Menurut Rutten, Perjanjian adalah perbuatan hukum yang terjadi
sesuai dengan formalitas-formalitas dari peraturan hukum yang ada,
tergantung dari persesuaian pernyataan ehedak dua atau lebih orang-
orang yang ditujukan untuk timbulnya akibat hukum demi kepentingan
salah satu pihak atas beban pihak lain atau demi kepentingan dan atas
beban masing-masing pihak secara timbal balik.
➢ Perjanjian dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Perjanjian tertulis
b. Perjanjian tidak tertulis (lisan)
JENIS-JENIS PERJANJIAN
Menurut Vollmar, jenis-jenis perjanjian dapat dibedakan menjadi:
1. Perjanjian timbal balik, timbal baik tidak sempurna, dan sepihak.
a. Perjanjian timbal balik adalah perjanjian dimana kedua belah pihak
timbul kewajiban pokok (Contoh: jual beli, sewa menyewa) dimana
prestasi kedua belah pihak seimbang.
b. Perjanjian timbal balik tidak sempurna (secara kebetulan) adalah
perjanjian dimana salah satu pihak timbul prestasi sedangkan pihak
lain ada kemungkinan untuk kewajiban sesuatu tanpa dapat
dikatakan dengan pasti bahwa kedua prestasi itu seimbang
c. Perjanjian sepihak adalah hanya salah satu pihak saja yang
mempunyai kewajiban pokok (contoh: perjanjian pinjam-pakai)
2. Perjanjian dapat dibuat dengan Cuma-Cuma atau dengan alas hak yang
membebani
➢ Perjanjian dimana prestasi dari pihak yang satu selalu ada kontra
prestasi dari pihak lain, dan prestasi tersebut saling berhubungan.
➢ Perjanjian dengan Cuma-Cuma adalah perjanjian yang menurut
hukum salah satu pihaknya akan mendapat/menerima keuntungan
(contoh: hadiah, pinjam pakai).
76
ALSA STUDY BOOK
6. Berlakunya perjanjian diatur dalam pasal 1315, 1318, dan 1340 KUH
Perdata
a. Perjanjian berlaku bagi para pihak yang membuat perjanjian.
b. Perjanjian berlaku bagi para ahli waris dan mereka yang
memperoleh hak.
c. Perjanjian berlaku bagi pihak ketiga
77
ALSA STUDY BOOK
SYARAT-SYARAT PERJANJIAN
➢ Menurut pasal 1320 KUH Perdata, sahnya suatu perjanjian diperlukan
empat syarat:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya.
2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan.
3. Suatu hal tertentu.
4. Suatu sebab yang halal.
TEORI-TEORI KESEPAKATAN
➢ Teori pernyataan :
Kesepakatan terjadi pada saat yag menerima tawaran menulis surat
atau telegram, telex, yang menyatakan bahwa ia menerima tawaran itu
(Uitingstheorie).
➢ Teori pengiriman :
Kesepakatan terjadi pada saat surat atau telegram dikirim kepada yang
menawarkan bahwa tawaran mengirim surat, telegram, telex, kepada
yang menawarkan.
➢ Teori pengetahuan :
Kesepakatan terjadi pada saat yang menawarkan mengetahui bahwa
tawarannya diterima (Vernemingstheorie).
➢ Teori penerimaan :
Kesepakatan terjadi pada saat yang menawarkan betul-betul
mengetahui dengan menerima jawaban bahwa tawarannya diterima
(Ontvangtheorie).
➢ Teori Pengetahuan yang Objektif :
Menurut akal yang sehat menerima tawaran itu telah mengetahui atau
telah membaca surat dari yang menawarkan
(Geobjectiveerdevernemings-theorie).
➢ Teori Kepercayaan :
Kesepakatan dianggap telah terjadi pada saat yang menerima tawaran
percaya bahwwa tawarannya betul-betul yang dimaksud
(Vertriouwenstheorie).
78
ALSA STUDY BOOK
79
ALSA STUDY BOOK
80
ALSA STUDY BOOK
81
PERANCANGAN
HUKUM
ALSA STUDY BOOK
BAB II UUD NRI Tahun 1945 Sebagai Dasar Pengembangan Perancang Hukum
Sistem adalah sesuatu yang terdiri dr sejumlah unsur / komponen yang saling
mempengaruhi dan terkait satu sama lain
82
ALSA STUDY BOOK
2.Sumber Hukum
• Segala sesuatu yang menimbulkan aturan aturan yang mempunyai
kekuatan mengikat dan bersifat memaksa yakni aturan aturan yang jika
dilanggar akan mengakibatkan sanksi yaang tegas bagi pelanggarnya
a. Sumber Hukum Materil : Sumber hukum yang menentukan isi/materi
hukum tersebut
b. Sumber Hukum Formil : Sumber hukum dilihat dari bentuknya
3. Jenis Hukum Tertulis yang Disebut dengan istilah Peraturan Perundang-
Undangan
a. Hukum Tertullis : Hukum yang dicantumkan pada berbagai
perundangan (Contoh : Peraturan Perundang-Undangan > UUD NRI
Tahun 1945)
b. Hukum Tidak Tertulis (Hukum Kebiasaan) : Hukum yang masih hidup
dalam keyakinan masyarakat, tapi tidak tertulis, namun berlakunya
ditaati seperti suatu peraturan perundangan.
4.Hierarkhi Peraturan Perundang-Undangan
• Pasal 7 ayat (1) UU No.12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan :
a. UUD NRI Tahun 1945
b. Ketetapan MPR
c. UU/Perpu
d. Peraturan Pemerintah
e. Peraturan Presiden
f. Peraturan Daerah Provinsi; dam
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
5.Materi Muatan Peraturan Perundang-Undangan
• Materi Muatan : Muatan yang sesuai dengan bentuk Peraturan
Perundang-Undangan
• UUD NRI Tahun 1945 merupakan hukum dasar dalam peraturan
perundang-Undangan
• Tidak boleh ada peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945
6. Lembaga Negara Pemegang/Pejabat Pemegang dan Pembentuk Peraturan
Perundang-Undangan.
• Pasal 3 ayat (10 UUD NRI Tahun 1945 : Kewenangan MPR (mengubah
UUD NRI Tahun 1945)
• Pasal 5 ayat (10) UUD NRI Tahun 1945 : Presiden berhak mengajukan
RUU kepada DPR
• Pasal 20 ayat (1) UUD NRO Tahun 1945 : DPR memegang kekuasaan
membentuk UU
• Pasal 22 D ayat (1) UUD NRI Tahun 1945 : Kewenangan DPD dapat
mengusulkan dan ikut membahas RUU tertentu yang menjadi
kewenangannya
83
ALSA STUDY BOOK
• Pasal 18 ayat (6) UUD NRI Tahun 1945 : Pemerintah Daerah berhak
menetapkan perda dan peraturan lain untuk melaksanakan otonomi
dan tugas pembantuan
7.Penyiapan Rancangan Peraturan Perundang-Undangan
8.Pembahasan Peraturan Perundang-Undangan
9.Keberlakuan Peraturan Perundang-Undangan
• Pasal 2 (Atiran Peralihan dalam UUD NRI Tahun 1945) : Segala
peraturan perundang-undangan yg masih ada tetap berlaku selama
belum diadakan yg baru menurut Undang-Undang Dasar ini
10.Tata cara Pembentukan Perundang-Undangan
• Pasal 22A UUD NRO Tahun 1945 : Ketentuan lebih lanjut tentang cara
pembentukan undang undang diatur dengan undang undang
11.Pengujian Peraturan Perundang-Undangan
12.Penyelenggaraan Hukum
13.Penegakan Hukum
14. Pengakuan Keberlakuan Nilai-Nilai yang Harus Diperhatikan Dalam
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dan Juga Dalam
Penyelenggaraan Serta Penegakannya
Makna SHNI
• Keseluruhan unsur aturan, baik tertulis yang berupa peraturan
perundang-undangan dan keputusan serta putusan hakim, maupun
aturan tidak tertulis yg saling terkait secara terpadu untuk mencapai
tujuan Hukum Nasional Indonesia
84
HUKUM
KEKERABATAN
DAN
WARIS ADAT
ALSA STUDY BOOK
Contoh: dalam KHI, hak waris antara anak laki-laki dan perempuan
(2:1) tetapi anak laki-laki yang mendapat waris itu bertanggung jawab
atas saudara perempuannya.
85
ALSA STUDY BOOK
86
ALSA STUDY BOOK
b. Pengertian
Berupa kaidah-kaidah yang tercatat dalam bentuk naskah-naskah adat
setempat maupun dalam bentuk perilaku kebiasaan masyarakat yang
sudah merupakan untuk melaksanakannya dalam kesatuan
kekerabatan yang bersangkutan.
d. Terbentuknya Kekerabatan
1. Faktor biologis/keturunan
Hubungan darah atau keunggulan leluhur antara seseorang
dengan orang yang lain
o Lurus
Hubungan darah antara dua orang dalam kekerabatan,
dimana orang yang seorang adalah keturunannya atau
sebaliknya adalah leluhurnya dari pada yang lain. (contoh:
ayah dengan anaknya)
o Bercabang
Hubungan darah antara dua orang saudara dan
keturunannya (contoh: paman dengan kepnakannya)
2. Faktor peristiwa hukum :
o Perkawinan
o Pengangkatan anak
87
ALSA STUDY BOOK
4. Anak akuan
▪ Anak demang di Minang, anak pupon/pungut di Jawa
▪ Anak orang lain yang diakui orang tua yang mengakui, karena
belas kasihan, atau untuk membantu pekerjaan di rumah
tangga tanpa bayaran.
▪ Tidak behak mewaris dari orang tua yang mengakui tersebut.
▪
5. Anak piara
▪ Anak yang diserahkan orang lain untuk dipelihara sehingga
anak yang menerima berkewajiban untuk memeliharanya
▪ Tidak berhak mewarisi dari orang tua yang memeliharanya
88
HUKUM
PELAYANAN PUBLIK
ALSA STUDY BOOK
B. Fungsi Instrumental
1. Fungsi instrumental hukum administrasi menyangkut peran yang
dimainkan hukum ini dalam penetapan dan implementasi kebijakan
pemerintah. Akibatnya, hukum administrasi mengalami perubahan
yang cepat dan berjangkauan jauh.
2. Dalam pendekatan instrumental, hukum terutama dilihat sebagai
perantara untuk mencapai tujuan tertentu. Sasaran (kebijakan) yang
ingin dicapai ditempuh melalui perumusan keputusan pemerintah
dengan karakter normatif. Ini mrp instrumen khusus.
3. Badan Administrasi diharuskan untuk mengambil keputusan dan
mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk melindungi
kepentingan publik.
4. Tugas-tugas pemerintah ini telah berkembang menjadi intervensi/
campurtangan pemerintah yang sangat luas dan beragam sejak abad
ke-20.(sbg antitesa doktrin Laissez faire – Biarkan berbuat/terjadi)
89
ALSA STUDY BOOK
2. Jaminan yang paling penting bagi warga negara adalah hak dan
prosedur umum dan khusus yang diberikan oleh hukum administrasi :
aturan hukum khusus, dilengkapi dengan materi umum dan jaminan
formal dari Hukum Administrasi Umum dan prinsip-prinsip
pemerintahan yang tidak tertulis.
3. Prinsip-prinsip tsb telah dielaborasi pada hukum positif dalam
prinsip-prinsip umum administra
*si yang baik,yang berisi bahan dan perlindungan prosedural yang dengann
tindakan administratif yang sebenarnya dapat diuji untuk legitimasi.
Tetapi prinsip demokrasi juga telah dinyatakan dalam jaminan hukum
yang lebih konkret seperti partisipasi publik dan publisitas.
Fungsi Pemerintah :
1. Fungsi Pelayanan Masyrakat (Public Sevice Function)
2. Fungsi Pembangunan (Development Function)
3. Fungsi Perlindungan (Protection Function)
90
ALSA STUDY BOOK
C.Doeltreffendheid (efektivitas/berhasilguna)
• Efektivitas menunjukkan bahwa tujuan yang dikehendaki dalam suatu
kebijakan (keputusan) badan pemerintah telah terealisasikan dan
dampak sosial yang diinginkan dari kebijakan tersebut benar-benar
tercapai.
• Efektivitas menyiratkan bahwa hasil kebijakan sesuai dengan apa
yang dimaksudkan dengan kebijakan (tujuan kebijakan).
91
ALSA STUDY BOOK
Doelmatigheidscontrole vs Rechtmatigheidscontrole
No Doelmatigheidscontrol Rechtmatigheidscontrole
1 Bottom up (Bawah ke atas) Topdown (Atas ke bawah)
2 Middelen efficiënt en effectief Middelen besteed in overeenstemming
aangewend (Sumber daya met wet en regelgeving (Sumber daya
digunakan secara efisien dan dihabiskan sesuai dengan UU dan
efektif) peraturan)
3 Gebaseerd op kengetallen Gebaseerd op wet en regelgeving
(performanceindicatoren), (Berdasarkan UU dan peraturan)
begroting en processen.
(Berdasarkan angka-angka kunci
(kinerja indikator), anggaran dan
proses.
92
ALSA STUDY BOOK
93
ALSA STUDY BOOK
94
ALSA STUDY BOOK
8 Area dalam reformasi Birokrasi Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010 – 2025
1. Organisasi
2. Tata Laksana
3. Peraturan Perundang-Undangan
4. SDM Aparatur
5. Pengawasan
6. Akuntabilitas
7. Pelayanan Publik
8. Pola Pikir dan Budaya Kerja
95
ALSA STUDY BOOK
96
ALSA STUDY BOOK
2.Prosedur
• Prosedur pelayanan yang transparan
• Tidak adanya pihak perantara/calo dalam pengurusan pelayanan
• Media informasi (website, brosur, pamflet, workshop/seminar) telah
jelas dan lengkap
3.Waktu Pelayanan
• Terdapat standar waktu pelayanan
• Ketersediaan media informasi tentang waktu pelayanan yang jelas
dan mudah diakses (website, brosur, pamflet, workshop/seminar)
• Standar waktu pelayanan telah memenuhi aturan yang berlaku dan
Status permohonan dapat diketahui dengan mudah
4.Biaya / Tarif
• Biaya / Tarif permohonan secara terbuka/transparan
• Biaya / Tarif permohonan secara terbuka/transparan
5.Produk
• Ketersediaan informasi tentang jenis pelayanan dan spesifikasinya
yang jelas
• Adanya jaminan terhadap jenis layanan dan spesifikasinya secara
terbuka / transparan
• Kesesuaian antara hasil yang didapatkan dengan spesifikasi pelayanan
97
ALSA STUDY BOOK
6.Kompetensi Tugas
• Petugas memberikan informasi tentang pelayanan dengan jelas dan
mudah di-mengerti
• Petugas bersikap proaktif dalam melayani pengguna
• Kompetensi dan kecakapan petugas dalam melayani pengguna telah
memadai
• Petugas memberikan pelayanan secara menyeluruh dan tuntas
• Keterampilan petugas dalam melayani pelayanan telah memadai
7.Perilaku Petugas
• Petugas memberikan perhatian dalam melayani permintaan pengguna
layanan
• Petugas menampung dengan seksama kebutuhan pengguna layanan
• Petugas menghormati dan menghargai pengguna layanan
• Petugas menunjukan kesungguhan dalam membantu
• Petugas pelayanan yang disiplin
8.Penanganan Pengaduan
• Petugas cepat tanggap terhadap keluhan pengguna
• Petugas merespon dengan cepat dalam menyelesaikan masalah atau
mem-berikan bantuan kepada pengguna
• Kemudahan dalam menyampaikan keluhan pengguna
9. Fasilitas
• Lokasi pelayanan/gedung yang berlokasi strategis.
• Ketersediaan sarana pelayanan yaitu website pelayanan prima yang
bagus, jelas dan mudah diakses sebagai media permohonan izin.
98
ALSA STUDY BOOK
B.Adaptif
1. Berfungsi sbg acuan kegiatan pem-berian pelayanan, baik di bidang
pela-yanan administratif, jasa, barang, atau-pun kombinasinya.
2. Dijabarkan lanjut ke dalam penetapan aturan-aturan teknis (sistem,
prosedur, standar kualitas, pelayanan keluhan, dari setiap jenis
pelayanan publik).
Perbedaan :
A.Bersifat Umum (materil)
• Dijabarkan lanjut ke dalam penetapan aturan-aturan teknis (sistem,
prosedur, standar kualitas, pelayanan keluhan, dari setiap jenis
pelayanan publik)
• Pelaksanaan Pera-turan Per-UU-an
B.Adaptif (formil)
• Acuan kegiatan pem-berian pelayanan &
• Penetapan aturan-aturan teknis
99
ALSA STUDY BOOK
Catatan :
• UU harusnya berisi Norma, bukan Asas.
• Asas harus dirumuskan sebagai Nor
• Semakin banyak Asas dicantumkan menjadi ketentuan Pasal UU, maka
Kualitas UU menjadi semakin Tidak Baik.
100
HUKUM
PIDANA KHUSUS
ALSA STUDY BOOK
Dasar Hukum
Pasal 103 KUHP
“Aturan di dalam Bab I sampai Bab VIII KUHP berlaku bagi aturan di
dalam KUHP (Buku I dan Buku III) dan aturan perundang – undangan
di luar KUHP sepanjang tidak mengatur lain
(Lex Specialis derogat Legi Generali)
Misal : Ketentuan Stelsel Pidana Pasal 10 KUHP berlaku pada Undang Undang
lainnya selama tidak diatur ketentuan Stelsel Pidana pada UU tersebut
101
ALSA STUDY BOOK
102
HUKUM
WARIS PERDATA
ALSA STUDY BOOK
➢ Hukum Waris BW
KUH Perdata dibagi 4 buku:
1. Orang = keluarga
2. Kebendaan = waris ( karena merupakan harta bagian dari
kebendaan)
3. Perikatan
4. Pembuktian dan Daluarsa
➢ Unsur-unsur pewarisan
1. Pewaris
2. Ahli waris
3. Harta warisan
➢ Prinsip Pewarisan:
Hak dan hubungan hukum yang dapat beralih dari pewaris ke ahli
waris hanya sebatas pada hak dan kewajibannya yang mengenai harta
kekayaan saja.
103
ALSA STUDY BOOK
➢ Syarat-Syarat Pewarisan
➢ Bagi pewaris harus meninggal lebih dahulu
Pasal 830 BW : Pewarisan hanya berlangsung karena kematian
Apabila yang mewaris belum meninggal tetapi sudah bagi waris
maka diatur oleh hukum adat
2. Orang yang akan jadi ahli waris harus sudah ada dan atau masih
ada pada saat pewaris meninggal. Orang tersebut tidak merupakan
orang yang dinyatakan tidak cakap, tidak patut atau menolak
warisan.
104
ALSA STUDY BOOK
2. Hak Heredita
Seorang ahli waris berhak untuk mengajukan gugatan, guna
mempertahankan hak warisnya. Seseorang yang mengajukan
“hereditatis petition” harus membuktikan dirinya adalah ahli
waris. Jadi ahli waris dapat menggugat apabila harta warisnya
berada di pihak ke-3.
105
ALSA STUDY BOOK
106
ALSA STUDY BOOK
107