Anda di halaman 1dari 16

METODE PENELITIAN LBM 1

STEP 1 :

 Berfikir sistematis : kemampuan berfikir untuk menyelesaikan sesuatu sesuai langkah yang
efektif dan efisien
 Ontologis : Menganalisis dari ilmu ilmu pengetahuan yang telah ditelaah
 Epistimologis : Cara yang digunakan untuk mengkaji atau untuk menalaah sehingga nantinya
menemukan ilmunya serta mempelajari ttg sumber, metode dan validitas tentang ilmu
pengetahuan itu sendiri.
 Axiologis : Ilmu yang diterapkan yang digunakan oleh manusia untuk kebutuhannya
 Berfikir Induktif : metode berfikir dari hal yang khusus ke umum, menyimpulkan dari
pernyataan hasil observasi secara luas
 Berfikir Deduktif : metode berfikir dari hal yang umum ke khusus

STEP 2

1. Apa tujuan dari penelitian ?


2. Apa pengertian dari latar belakang ?
3. Bagaimana cara berfikir sistematis ?
4. Bagaimana cara membuat rumusan masalah yang baik ?
5. Apa yang dimaksud prinsip berfikir induktif dan deduktif dan berikan contohnya !
6. Bagaimana cara membedakan masalah penelitian dengan masalah kesehatan ?
7. Apa saja syarat syarat membuat latar belakang ?
8. Apa hubungan landasan ilmu dari ontologis , epistimologis, dan axiologis ?
9. Apa saja sikap sikap yang harus dimiliki oleh peneliti?
10. Apa saja syarat pembuatan tujuan dan manfaat ?

STEP 3

1. Apa pengertian, tujuan, macam macam,tahapan,manfaat dari penelitian ?


Pengertian : Suatu cara untuk memaham sesuatu dgn cara penyelidikan atau usaha mencari
bukti yang muncul sehubungan dgn masalah trsbt dan dilaukan scra teliti. Merupakan cara
ilmiah dimana untuk memperoleh data dgn sama kegunaan trtntu
Cara ilmiah : rasional dan empiris
Rasional : penelitian masuk akal , dapat dijangkau
Empiris : cara bisa diamati oleh panca indra, orang lain bisa mengamati
Sistematis : proses yang digunakan berdasarkan langkah tertntu . sifat logis
Macam macam :
Berdasarkan luang lingkup : klinis, lapangan , laboratorium
Berdasarkan waktu : transversal dan longitudinal
Berdasarkan isi/substansi : dasar dan terapan
Berdasarkan ada atau tidak adanya hubungan antara variable : deskriptif dan analitik
Tujuan dari penelitian klinis : salah satu contoh penelitian dari bidang kedokteran
- Perencanaan kegiatan diklinik maupun medis sosial
- Mengembangkan substansi ilmu kedokteran baik tingkat biologi,klinik,sosial
Pendekatan ilmiah dan non ilmiah apa saja ?

Manfaat :

- Suatu uraian dari temuan yang baru yang dihasilkan serta ada manfaatnya bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan juga dimanfaatkan oleh masyarakat dalam
perkembangan IPTEK
- Hasil penelitian menggambarkan ttgb individu
- Menggambarkan kemampuan sumber daya
- Sarana diagnosis penyakit
- Mengetahui sistem tersebut ada kegagalan
- Penyusun kebijaksanaan (Strategi dlm pelayanan kesehatan )
- Melukiskan kemampuan (biaya, perawatan,)untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas

Tahapan tahapan :

- BAB I Pendahuluan : latar belakang, rumusan masalah, hipotesis, tujuan,manfaat


1. Perencanaan : ditentukan dari pemilihan masalah,Latar belakang masalah ,perumusan
atau identifikasi masalah, tlaah kepstaan, tujuan penelitian, perumusan hipotesis, dan
metode
2. pelaksanaan : pengumpulan data, pengolahan, analisis data , dan kesimpulan hasil
analisis
3. penulisan tahap laporan : pembaca, bentuk dan isi
- BAB II Tinjauan pustaka /Tinjauan pustaka / kerangka konsep
- BAB III : Metodelogi : desain, tempat dan waktu, populasi dan sampel, kriteria inkluusif
dan eksuklif, besar sampel, cara kerja, identifikasi variable , rencana manajemen dan
analisa data, def. Operasional, masalah etika,
- BAB IV daftar pustaka
- BAB V lampiran
2. Bagaimana cara membedakan masalah penelitian dengan masalah kesehatan ?
Masalah : adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan
Masalah penelitian, contoh : penelitian tanaman, yang berisi variable
Masalah kesehatan : sumber sudah ada , contoh rokok bisa meningkatkan Tek darah.
Sumber sudah ada, masalah sudah ada. Ada data, besaran dari masalah penelitian
3. Bagaimana cara berfikir sistematis ?
- Bisa indentifikasi masalah dan analisis
- Merumuskan beberapa pilihan
- Menentukan kriteria seleksi
- Membuat keputusan akhir
- Memiliki hubungan yang saling berkaitan antar unsur

4. Apa hubungan landasan ilmu dari ontologis , epistimologis, dan axiologis ?


- Ontologis  membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, muncul suatu pertanyaan.
Object aja yang akan ditelaah ? bagaimana wujudnya ?
hubungan objek dgn cara berfikir ?
- Epistomologis : kemungkinan mendasar mengenai pengetahuan . adanya jarak dari
rasionalisme dari empirisme . tapi nantinya akan berjalan seiringan. Muncul pertanyaan :
Bagaimana proses yang memungkinkan adanya pengetahuan yg berupa ilmu?
Lbh menuju kesumber
Bagaimana prosedurnya ?
Apa kriterianya ?
Hal hal yg perlu diperhatikan ?

Axiologi (lebih ke manfaat )  menentukan sifat dan kriteria dari nilai tersebut. Pertanyaan :

Untuk apa ilmu digunakan ?

Bagaimana menentuan masalah yang berhubungan dgn moral ?

5. Apa saja sikap sikap yang harus dimiliki oleh peneliti?


- Skeptik  upaya untuk selalu mempertanyakan bukti,fakta tiap pernyataan
- Analitik  kegiatan untuk menimbang masalah yg sedang dihadapi (manakah yg
masalah utama )
- Kritik  upaya untuk mengembangkan kemampuan menimbang masalah scra objektif
Memliki sikap lain :
Kompeten  mampu menyelenggarakan penelitian
Objektif
Jujur
Terbuka
- Bisa meminimalkan biaya
- Kreatif
- Valid
- Logis
- Realistis, saling berkaitan
6. Apa pengertian dari latar belakang ?
Menceritakan hal hal yang melatar belakangi mengapa peneliti memilih trsbt. Peneliti
mengamati apa yang harus diteliti.
Isi latar belakang : penilaian suatu usulan, inti usulan,
Uraian yg berkaitan dgn permasalahn yg dikemukakan , mengapa masalah trsbut diteliti dan
penting untuk diteliti.
7. Apa saja syarat syarat membuat latar belakang ?
- Tahapan :
1. bagian awal  membhas permasalahan umum
mengerucutkan ke inti permasalahan
2. bagian tengah --> mengungkapkan fakta, pendapat mengenai permasalahn yg diteliti
3. bagian akhir  solusi yg berdasarkan teori dan praktis yg nantinya mnjd dasar untuk
membuat judul

4 hal yang mencakup pembuatan :


ISI LATAR BELAKANG
1. pernyataan penelitian dgn besarnya masalah (contoh : anak indonesia memiliki
kelainan jantung bawaan, tp tidak ditangani ),berhubungan dgn epidemiologi, waktu
2. apa yang belum diketahui  masalah kedokteran sudah ada pencegahan
berdsasarkan bukti dan telaah yg kritis  identifikasi
3. apa yang sudah diketahui (kesenjangan yg blm diketaui akan ditutup dgn penelitian yg
sudah diteliti)
4. Harapan ketikan penelitian dilakukan
8. Bagaimana cara membuat rumusan masalah yang baik ?
- Sebagai pegangan fokus penelitian dan penentu jenis data
Cara / tahapan :
- Identifikasi masalah
- Mengelompokkan masalah
- Penyempitan masalah/ penarikan kesimpulan dari masalah
Cara penyusunan:
- Dibentuk dgn kalimat tanya
- Padat dan jelas
- Memberikan petunjuk
- Didasarkan untuk membuat hipotesis
- Menjadi dasar bagi judul dari penelitian trsbt
- Sifat (2) : signifikansi  penting ( dari rumusan masalah bisa memunculkan hipotesa,..)
Adekuat :
aspek substansi( berbobot/-), orisinalitas (permasalahn yg muncul blm pernah
diselesaikan oleh peneliti)
Berbobot  mmliki arti perkembangan ilmu, perkembangan metodelogi(prefentif,
kuratif, rehabilitasi)
Aspek formulasi  susunan pertanyaan tajam,akurat
Aspek teknis  masalah kelayakan penelitian trsbt

9. Apa saja syarat pembuatan tujuan dan manfaat ?


Tujuan :
- Identifikasi masalah
- Memecahkan rumusan masalah

Tujuan khusus :

- pertahap

10. Apa yang dimaksud prinsip berfikir induktif dan deduktif dan berikan contohnya !

Berfikir induktif : dari hal khusus ke yang umum .

Berfikir deduktif : membuat kesimpulan . contoh : manusia memiliki jantung

11. Bagaimana Perbedaan ilmu pengetahuan dan filsafat ?


ilmiah
MASALAH Uji Pendekatan
tujuan
kebenaran
Non ilmiah
identifikasi

STEP 7

1. Apa pengertian, tujuan, macam macam,tahapan,manfaat dari penelitian ?

Pengertian :
Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan
atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah
itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
J. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang
dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar,
hati-hati, serta sistematis.
Tujuan :
1. Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alam
2. Untuk menerangkan hubungan antar berbagai kejadian
3. Untuk memecahkan berbagai maslah yang ditemukan dalam kehidupan
4. Untuk memperlihatkan efek tertentu
Manfaat :
1. dalam bidang akademik atau ilmiah
2. bidang pelayanan masyarakat
3. pengembangan penelitian itu sendiri
Macam :

JENIS-JENIS METODELOGI PENELITIAN DAN MACAM-MACAM METODELOGI


PENELITIAN
Secara umum metodelogi penelitian dapat kita bagi dalam 7 jenis metodelogi,
diantaranya;
1) Penelitian historis; penelitian yang bertujuan membuat rekunstruksi masa
lampau secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan,
mengevaluasi, memverfikasi, serta mensintesiskan bukti-bukti untuk
menegakkan fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat dan akurat.
2) Penelitian diskriptif; penelitian yang bertujuan membuat gambaran secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat pada suatu
objek penelitian tertentu.
3) Penelitian pengembangan; penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki suatu
pola dan perurutan pertumbuhan atau perubahan suatu objek atau gejala.
Dimana peneliti ingin melihat hasil yang lebih efektif dan efisien dari hasil yang
akan dicapainya.
4) Penelitian kasus (lapangan); penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara
intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan intraksi lingkungan suatu
unit sosial, baik individu, kelompok, lembaga, atau masyarakat.
5) Penelitian korelasional; penelitian yang bertujuan untuk melihat ada tidaknya
hubungan antara variabel atau gejala tertentu terhadap variabel atau gejala
lainnya.
6) Penelitian tindakan; penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan
keterampilan-keterampilan baru, cara pendekatan baru atau suatu produk
pengetahuan baru untuk memecahkan masalah dengan penerapan langsung di
lapangan secara nyata.
7) Penelitian eksperimental; penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki sebab
akibat tertentu dengan memberikan perlakuan tertentu atau kondisi yang
berbeda.
Tahapan :
Format Umum Penulisan KTI

 Bagian Permulaan
1. Halaman Sampul
 Judul
 Jenis laporan (KTI, skripsi, tesis, disertasi)
 Nama, NIM Mahasiswa
 Lambang Institusi
 Nama Lengkap Universitas
2. Halaman logo
3. Halaman Judul (sama dengan halaman sampul)
Penulisan judul jika lebih dari 1 baris maka ditulis seperti piramida terbalik
4. Halaman Persetujuan
 Persetujuan Pembimbing
 Pengesahan untuk para penguji
5. Kata Pengantar
6. Ucapan Terimakasih
7. Abstrak
8. Daftar Isi
9. Daftar tabel, gambar dan lampiran

 Bagian Isi
1. Pendahuluan
 Latar belakang pengambilan topik
 Perumusan masalah
 Tujuan
*Umum
*Khusus
 Manfaat Penelitian
2. Kerangka Teori/Tinjauan Pustaka
3. Kerangka Konsep
 Diagram kerangka konsep
 Hipotesa
 Defenisi operasional
4. Metodologi Penelitian
 Rancangan/desain penelitian
 Populasi
 Pengambilan sampel
 Cara pengolahan data
5. Hasil Penelitian
 Penguraian hasil penelitian
6. Pembahasan
 Mebahas hasil penelelitian berdasarkan tinjauan kepustakaan yang
telah dibuat
7. Kesimpulan
8. Saran

Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.


Edisi ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.

2. Bagaimana cara membedakan masalah penelitian dengan masalah kesehatan ?


3. Bagaimana cara berfikir sistematis ?
Kemampuan berpikir kreatif.
Berpikir logis
dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir siswa untuk menarik kesimpulan yang
sah menurut aturan logika dan dapat membuktikan bahwa kesimpulan itu benar
(valid) sesuai dengan pengetahuan-pengetahuan sebelumnya yang sudah diketahui.
Berpikir analitis
adalah kemampuan berpikir siswa untuk menguraikan, memerinci, dan menganalisis
informasi-informasi yang digunakan untuk memahami suatu pengetahuan dengan
menggunakan akal dan pikiran yang logis,bukan berdasar perasaan atau tebakan.

Berpikir sistematis
adalah kemampuan berpikir siswa untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu
tugas sesuai dengan urutan, tahapan, langkah-langkah, atau perencanaan yang
tepat, efektif, dan efesien. Ketiga jenis berpikir tersebut saling berkaitan. Seseorang
untuk dapatdikatakan berpikir sistematis, maka ia perlu berpikir secara analitis
untuk memahami informasi yang digunakan. Kemudian, untuk dapat berpikir
analitisdiperlukan kemampuan berpikir logis dalam mengambil kesimpulan terhadap
suatu situasi

Sumber : Andi Fitriani Ridwan

Langkah-langkah Dalam Berpikir Sistematis Sangat singkat, berikut adalah


langkah-langkah dalam pemikiran yang sistematis:
1. Mengidentifikasi dan menganalisismasalahsebelum melompat ke dalam tindakan
2. Merumuskan beberapa pilihan
3. Menentukan dan menetapkan suatu kriteria seleksi
4. Jadilah berani dan membuat keputusan akhir

4. Apa hubungan landasan ilmu dari ontologis , epistimologis, dan axiologis ?

a. Landasan Ontologis  tentang objek yang ditelaah ilmu. Hal ini berarti tiap ilmu
harus mempunyai objek telaahan yang jelas. Dikarenakan diversifikasi ilmu terjadi
atas dasar spesifikasi objek telaahannya, maka tiap displin ilmu mempunyai landasan
ontologi yang berbeda.
b. Landasan Epistemologi  cara yang digunakan untuk mengkaji atau menelaah
sehingga diperolehnya ilmu tersebut. Secara umum metode ilmiah pada dasarnya
untuk semua disiplin ilmu, yaitu berupa proses kegiatan induksi-deduksi-verivikasi
seperti telah diuraikan diatas.
c. Landasan Aksiologi  berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam
rangka memenuhi kebutuhan manusia. Dengan perkataan lain, apa yang dapat
disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu tersebut terhadap
pengembangan ilmu itu serta membagi peningkatan kualitas hidup manusia.
Metode Penelitian Kesehatan, Dr. Soekidjo Notoatmojo

5. Apa saja sikap sikap yang harus dimiliki oleh peneliti?

Kaidah atau sifat Berpikir Ilmiah:


1) skeptis. Selalu mempertanyakan suatu kebenaran (teori) yg ada.
2) analitis. Selalu mencari hubunganhubungan dari sesuatu yg diamati.
3) kritis. Memberikan justifikasi atau
penafsiran dan pertimbangan terhadap
temuan atau mungkin kesalahan dari

Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimilikioleh seorang
peneliti. Untuk dapat melalui proses penelitian yang baikdan hasil yang baik pula,
peneliti harus memiliki sifat-sifat berikut ini.
1) Mampu Membedakan Fakta dan Opini
Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah dandapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, sedangkan opini adalahpendapat pribadi
dari seseorang yang tidak dapat dibuktikankebenarannya sehingga di dalam
melakukan studi kepustakaan, seorangpeneliti hendaknya mampu membedakan
antara fakta dan opini agarhasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat
dipertanggungjawabkankebenarannya.
2) Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan Argumentasi
Peneliti yang baik selalu mengedepankan sifat rendah hati ketikaberada dalam satu
ruang dengan orang lain. Begitu juga pada saatbertanya, berargumentasi, atau
mempertahankan hasil penelitiannya akansenantiasa menjunjung tinggi sopan santun
dan menghindari perdebatansecara emosi. Kepala tetap dingin, tetapi tetap berani
mempertahankankebenaran yang diyakininya karena yakin bahwa pendapatnya
sudahdilengkapi dengan fakta yang jelas sumbernya.
3) Mengembangkan Keingintahuan
Peneliti yang baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia selalu berusahamemperluas
pengetahuan dan wawasannya, tidak ingin ketinggalaninformasi di segala bidang, dan
selalu berusaha mengikuti perkembanganilmu pengetahuan yang semakin hari
semakin canggih dan modern.
4) Kepedulian terhadap Lingkungan
Dalam melakukan penelitian, peneliti yang baik senantiasa peduliterhadap
lingkungannya dan selalu berusaha agar penelitian yangdilakukannya membawa
dampak yang positif bagi lingkungan dan bukansebaliknya, yaitu justru merusak
lingkungan. Semua usaha dilakukanuntuk melestarikan lingkungan agar bermanfaat
bagi generasi selanjutnya.
5) Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis
Pendapat seorang peneliti yang baik selalu bersifat ilmiah dan tidakmengada-ada
tanpa bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di samping itu,
peneliti juga harus kritis terhadap permasalahan yang terjadi dan berkembang di
sekitarnya.
6) Berani Mengusulkan Perbaikan atas Suatu Kondisi dan Bertanggung
Jawab terhadap Usulannya
Peneliti yang baik senantiasa berani dan bertanggung jawabterhadap konsekuensi
yang harus dihadapinya jika sudah mengusulkansesuatu. Usulan tersebut selalu
diembannya dengan baik dandilaksanakan semaksimal mungkin, kemudian
diwujudkannya dalambentuk nyata sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh orang
lain.
7) Bekerja Sama
Dalam kehidupan sehari-hari, peneliti yang baik mampu bekerjasama dengan orang lain dan
tidak individualis atau mementingkan dirisendiri. Ia meyakini bahwa dirinya tidak dapat hidup
tanpa bantuanorang lain sehingga keberadaannya senantiasa diharapkan oleh orang lain.
8) Jujur terhadap Fakta
Peneliti yang baik harus jujur terhadap fakta dan tidak bolehmemanipulasi fakta
demi kepentingan penelitiannya karena penelitianyang baik harus berlandaskan
pada studi kepustakaan yang benar agarkelak jika orang lain melakukan penelitian
yang sama, didapatkan hasilyang sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia
harus yakin bahwaitulah yang sebenarnya.
9) Tekun
Sebuah penelitian kadang kala memerlukan waktu yang pendekuntuk
menghasilkan sebuah teori, tetapi kadang kala memerlukan waktuyang sangat
lama, bahkan bertahun-tahun. Seorang peneliti yang baikharus tekun dalam
penelitian yang dilakukannya, tidak boleh malas,mudah jenuh, dan ceroboh, juga
harus rajin, bersemangat, serta tidakmudah putus asa. Dengan demikian, ia akan
mendapatkan hasil yang memuaskan. (Ari Sulistyorini)
Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi
ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.
Kualifikasi peneliti harus didasarkan kepada intelegensia, kekuatan bekerja serta sifat
jujur dan rajin. Whitney (1960) memberikan beberapa kriteria yang harus dipunyai oleh
peneliti, yaitu :

a. Daya nalar. seorang peneliti harus mempunyai daya nalar yang tinggi, yaitu adanya
kemampuan untuk memberi alasan dalam memecahkan masalah, baik secara induktif
maupun secara deduktif.
b. Originalitas. Peneliti harus mempunyai daya khayal ilmiah dan harus kreatif. Peneliti
harus brilian, mempunyai inisiatif yang berencana serta harus subur dengan ide-ide yang
rasional dan menghindarkan jiplakan.
c. Daya ingat. Seorang peneliti harus mempunyai daya ingat yang kuat, selalu ekstensif dan
logis. Dapat dengan sigap melayani masalah serta menguasai fakta-fakta.
d. Kewaspadaan. Seorang peneliti harus secara cepat dalam melakukan pengamatan
terhadap perubahan yang terjadi atas sesuatu variabel atau atas sesuatu sifat fenomena.
Ia harus sigap dan mempunyai intaian yang tajam, serta responsif terhadap perubahan
atau kelainan.
e. Akurat. Seorang peneliti harus mempunyai tingkat pengamatan serta tingkat
perhitungan yang akurat, tajam serta beraturan.
f. Konsentrasi. Seorang peneliti harus mempunyai kekuatan konsentrasi yang tinggi,
kemajuan yang keras, serta tidak cepat muak.
g. Dapat bekerja sama. Peneliti harus mempunyai sifat kooperatif, dapat bekerja sama
dengan siapapun. Harus mempunyai keinginan untuk berteman secara intelektual, dan
dapat bekerja secara team-work. Ini menjurus kepada adanya sifat leadership dari si
peneliti.
h. Kesehatan. Seorang peneliti harus sehat, baik jiwa maupun fisik. Peneliti harus stabil,
sabar, dan penuh vitalitas.
i. Semangat. Kesehatan si peneliti harus ditunjang pula oleh adanya semangat untuk
meneliti. Peneliti harus mempunyai kreatifitas serta hasrat yang tinggi.
j. Pandangan moral. Seorang peneliti harus mempunyai kejujuran intelektual, mempunyai
moral yang tinggi, beriman, dapat dipercaya.
Nazir, Mohammad. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.
1999

6. Apa pengertian dari latar belakang ?


Latar belakang adalah menceritakan hal hal yang melatarbelkangi mengapa peneliti memilih
judul penelitiannya .
Sumber : Husaini Usman dan Purnomo , 2008 . Metodologi Penlitian Sosial. PT bumi
Aksara: Jakarta
7. Apa saja syarat syarat membuat latar belakang ?
Uraian dalam latar belakang masalah hendaknya mencakup 4 hal:
1. Pernyataan tentang masalah penelitian serta besaran masalah
2. Apa yang sudah diketahui (what is known)
3. Apa yang belum diketahui (what is not known-knowledge gap)
4. Apa yang dapat diharap dari penelitian yang direncanakan untuk menutup
knowledge gap tersebut.
Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi
ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.
Latar belakang memuat identifikasi masalah berupa ringkasan uraian dibuat secara
padat, tajam dan spesifik yang sekaligus menjadi dasar bagi rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian.
Syarat-syaratnya:
1. Disusun dalam bentuk kalimat Tanya (interogatif) krena lebih bersifat khas dan
tajam sehingga penelitian lebih terfokus, spesifik dan tajam.
2. Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas, tidak bermakna ganda.
Contoh:
“bagaimana pengaruh pemberian obat A pada fungsi ventrikel kiri?”  tidak
bersifat khas karena fungsi ventrikel kiri terdiri atas banyak parameter
“apakah penambahan obat A berhubungan dengan peningkatan curah jantung?”
 lebih khas, tidak dapat ditafsirkan lain.
3. Bila terdapat banyak pertanyaan penelitian, maka masing-masing Pertanyaan
harus diformulasikan terpisah agar tiap pertanyaan dapat dijawab secara
terpisah pula.
Contoh:
Penggabungan pertanyaan berikut tidak dapat dijawab dengan satu uji hipotesis:
“Apakah pemberian kalium IV akan menurunkan tekanan darah, mempercepat
laju nadi, serta tidak berpengaruh terhadap kinerja global miokardium?”
Pertanyaan kompleks tersebut diuraikan menjadi tiga, sehingga tiap pertanyaan
dapat dijawab dengan uji hipotesis yang sesuai secara terpisah.
Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis.
Edisi ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.

8. Bagaimana cara membuat rumusan masalah yang baik ?


Diantara syarat yang diajukan oleh para ahli, rumusan hulley dan cummings cukup
komprehensif, informative, dan mudah untuk diingat yakni : FINER
F : feasible (kemampulaksanaan)
Tersedia subjek penelitian
Tersedia dana
Tersedia waktu, alat dan keahlian
Banyak kesenjangan yang dapat dikembangkan menjadi masalah penelitian,
namun tidak cukup subjek penelitian, dana, sarana, keahlian, atau waktu.
Sebagian kendala tersebut mungkin diatasi dengan modifikasi desain,
penyesuaian besar sampel, mengurangi jenis pemeriksaan, dan berbagai kiat
lainnya. Jadi pertimbangan praktislah yang akhirnya menentukan, apakah
masalah kesehatan dapat dijawab dengan penelitian.
I : Interesting (menarik)
Masalah hendaknya menarik bagi peneliti
Dilain sisi peneliti juga dituntut jujur dan taat asas dalam seluruh tahapan
penelitian sampai dengan pelaporan hasilnya. Oki, peneliti harus tertarik pada
substansi yang diteliti. Bila tidak, maka terdapat kemungkinan negative yang
dapat terjadi: mungkin ia akan cepat menyerah apabila dihadapkan pada
berbagai kendala, atau ia tidak akan taat asas pada penelitian yang dirancang
sendiri.
N : Novel (memberikan nilai baru)
Mengemukakan sesuatu yang baru
Mambantah atau mengkonfirmasi penemuan terdahulu
Melengkapi atau mengembangkan hasil penelitian terdahulu
Nilai baru  sering dihubugkan dengan orisinalitas
Penelitian yang sama sekali baru disebut dengan orisisnal, sedangkan yang
mengulang penelitian terdahulu disebut dengan replikatif. Bukan berarti
penelitian harus sama sekali baru,. Pada umumnya penelitian ulangan
dibenarkan apabila:
1. Peneliti ingin menguji konsistensi hasil penelitian terdahulu, apakah hal yang
sama terjadi bila diterapkan pada kondisi atau populasi yang berbeda (beda
ras, usia, kondisi klinis, dsb)
2. Peneliti melihat kekurangan pada metodologi, pelaksanaan, analisis, atau
simpulan penelitian sejenis yang dipublikasikan sebelumnya. Alas an
pengulangan penelitian harus dijelaskan secara spesifik dan eksplisit dalam
latar belakang usulan penelitian.
E : Ethical (etis)
Tidak bertentangan dengan etika
Penelitian apapun khususnya yang menggunakan manusia sebagai subjek, tidak
boleh bertentangan dengan etika. Oki, setiap penelitian yang menggunakan
manusia sebagai subjek harus lebih dulu memperoleh persetujuan dari komisi
etika independen setempat.
R : Relevant (relevan)
Untuk pengembangan ilpeng
Untuk peningkatan tata laksana pasien atau kebijakan kesehatan
Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya
Tiap peneliti harus memprediksi hasil penelitian yang akan diperoleh, apakah
relevan dengan kemajuan ilmu, tata laksana pasien, kebijakan kesehatan, atau
sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
Dapat ditambahkan bahwa setelah menentukan topic penelitian, peneliti harus
membatasi diri pada pertanyaan penelitian yang paling penting.
Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi
ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.

9. Apa saja syarat pembuatan tujuan dan manfaat ?


10. Apa yang dimaksud prinsip berfikir induktif dan deduktif dan berikan contohnya !
1) cara berpikir deduktif. Dari pernyataan (konklusi) yg berlaku secara umum
kemudian ditarik konklusi secara khusus.
2) cara berpikir induktif. Utk memperoleh konklusi yg bersifat umum bertolak dari
fakta-fakta yg bersifat khusus.
Alat utk mencapai pengetahuan tsb dinamakan syllogisme, atau argumentasi yg
terdiri dari 3 proposisi (pernyataan yg menolak/membenarkan suatu keadaan):
1.premis (asumsi/ dasar argumentasi) mayor atau minor.
2.premis minor.
3.konklusi.
Contoh pola pikir Deduktif:
1. Semua manusia pasti mati (premis mayor).
2. Presiden adalah seorang manusia (premis minor).
3. Jadi, presiden pasti mati juga (konklusi).
Contoh pola pikir Induktif:
1. Desa A di kec Ciboleger, Kab Lebak adalah desa miskin (premis minor).
2. Desa B di kec Ciboleger, Kab Lebak adalah desa miskin (premis minor).
3. Jadi, semua desa di kec Ciboleger, Kab Lebak adalah desa miskin
(konklusi)(premis mayor)
Sumber:
Checkland, P.B., Systems Thinking, Systems Practice. John Wiley, New York (1993).

11. Bagaimana Perbedaan ilmu pengetahuan dan filsafat ?

Anda mungkin juga menyukai