STEP 1 :
Berfikir sistematis : kemampuan berfikir untuk menyelesaikan sesuatu sesuai langkah yang
efektif dan efisien
Ontologis : Menganalisis dari ilmu ilmu pengetahuan yang telah ditelaah
Epistimologis : Cara yang digunakan untuk mengkaji atau untuk menalaah sehingga nantinya
menemukan ilmunya serta mempelajari ttg sumber, metode dan validitas tentang ilmu
pengetahuan itu sendiri.
Axiologis : Ilmu yang diterapkan yang digunakan oleh manusia untuk kebutuhannya
Berfikir Induktif : metode berfikir dari hal yang khusus ke umum, menyimpulkan dari
pernyataan hasil observasi secara luas
Berfikir Deduktif : metode berfikir dari hal yang umum ke khusus
STEP 2
STEP 3
Manfaat :
- Suatu uraian dari temuan yang baru yang dihasilkan serta ada manfaatnya bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan juga dimanfaatkan oleh masyarakat dalam
perkembangan IPTEK
- Hasil penelitian menggambarkan ttgb individu
- Menggambarkan kemampuan sumber daya
- Sarana diagnosis penyakit
- Mengetahui sistem tersebut ada kegagalan
- Penyusun kebijaksanaan (Strategi dlm pelayanan kesehatan )
- Melukiskan kemampuan (biaya, perawatan,)untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
Tahapan tahapan :
Axiologi (lebih ke manfaat ) menentukan sifat dan kriteria dari nilai tersebut. Pertanyaan :
Tujuan khusus :
- pertahap
10. Apa yang dimaksud prinsip berfikir induktif dan deduktif dan berikan contohnya !
STEP 7
Pengertian :
Mohammad Ali
Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan
atau usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah
itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh pemecahannya.
J. Suprapto
Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang
dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar,
hati-hati, serta sistematis.
Tujuan :
1. Untuk mengetahui deskripsi berbagai fenomena alam
2. Untuk menerangkan hubungan antar berbagai kejadian
3. Untuk memecahkan berbagai maslah yang ditemukan dalam kehidupan
4. Untuk memperlihatkan efek tertentu
Manfaat :
1. dalam bidang akademik atau ilmiah
2. bidang pelayanan masyarakat
3. pengembangan penelitian itu sendiri
Macam :
Bagian Permulaan
1. Halaman Sampul
Judul
Jenis laporan (KTI, skripsi, tesis, disertasi)
Nama, NIM Mahasiswa
Lambang Institusi
Nama Lengkap Universitas
2. Halaman logo
3. Halaman Judul (sama dengan halaman sampul)
Penulisan judul jika lebih dari 1 baris maka ditulis seperti piramida terbalik
4. Halaman Persetujuan
Persetujuan Pembimbing
Pengesahan untuk para penguji
5. Kata Pengantar
6. Ucapan Terimakasih
7. Abstrak
8. Daftar Isi
9. Daftar tabel, gambar dan lampiran
Bagian Isi
1. Pendahuluan
Latar belakang pengambilan topik
Perumusan masalah
Tujuan
*Umum
*Khusus
Manfaat Penelitian
2. Kerangka Teori/Tinjauan Pustaka
3. Kerangka Konsep
Diagram kerangka konsep
Hipotesa
Defenisi operasional
4. Metodologi Penelitian
Rancangan/desain penelitian
Populasi
Pengambilan sampel
Cara pengolahan data
5. Hasil Penelitian
Penguraian hasil penelitian
6. Pembahasan
Mebahas hasil penelelitian berdasarkan tinjauan kepustakaan yang
telah dibuat
7. Kesimpulan
8. Saran
Berpikir sistematis
adalah kemampuan berpikir siswa untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu
tugas sesuai dengan urutan, tahapan, langkah-langkah, atau perencanaan yang
tepat, efektif, dan efesien. Ketiga jenis berpikir tersebut saling berkaitan. Seseorang
untuk dapatdikatakan berpikir sistematis, maka ia perlu berpikir secara analitis
untuk memahami informasi yang digunakan. Kemudian, untuk dapat berpikir
analitisdiperlukan kemampuan berpikir logis dalam mengambil kesimpulan terhadap
suatu situasi
a. Landasan Ontologis tentang objek yang ditelaah ilmu. Hal ini berarti tiap ilmu
harus mempunyai objek telaahan yang jelas. Dikarenakan diversifikasi ilmu terjadi
atas dasar spesifikasi objek telaahannya, maka tiap displin ilmu mempunyai landasan
ontologi yang berbeda.
b. Landasan Epistemologi cara yang digunakan untuk mengkaji atau menelaah
sehingga diperolehnya ilmu tersebut. Secara umum metode ilmiah pada dasarnya
untuk semua disiplin ilmu, yaitu berupa proses kegiatan induksi-deduksi-verivikasi
seperti telah diuraikan diatas.
c. Landasan Aksiologi berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam
rangka memenuhi kebutuhan manusia. Dengan perkataan lain, apa yang dapat
disumbangkan ilmu terhadap pengembangan ilmu tersebut terhadap
pengembangan ilmu itu serta membagi peningkatan kualitas hidup manusia.
Metode Penelitian Kesehatan, Dr. Soekidjo Notoatmojo
Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimilikioleh seorang
peneliti. Untuk dapat melalui proses penelitian yang baikdan hasil yang baik pula,
peneliti harus memiliki sifat-sifat berikut ini.
1) Mampu Membedakan Fakta dan Opini
Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah dandapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya, sedangkan opini adalahpendapat pribadi
dari seseorang yang tidak dapat dibuktikankebenarannya sehingga di dalam
melakukan studi kepustakaan, seorangpeneliti hendaknya mampu membedakan
antara fakta dan opini agarhasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat
dipertanggungjawabkankebenarannya.
2) Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan Argumentasi
Peneliti yang baik selalu mengedepankan sifat rendah hati ketikaberada dalam satu
ruang dengan orang lain. Begitu juga pada saatbertanya, berargumentasi, atau
mempertahankan hasil penelitiannya akansenantiasa menjunjung tinggi sopan santun
dan menghindari perdebatansecara emosi. Kepala tetap dingin, tetapi tetap berani
mempertahankankebenaran yang diyakininya karena yakin bahwa pendapatnya
sudahdilengkapi dengan fakta yang jelas sumbernya.
3) Mengembangkan Keingintahuan
Peneliti yang baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia selalu berusahamemperluas
pengetahuan dan wawasannya, tidak ingin ketinggalaninformasi di segala bidang, dan
selalu berusaha mengikuti perkembanganilmu pengetahuan yang semakin hari
semakin canggih dan modern.
4) Kepedulian terhadap Lingkungan
Dalam melakukan penelitian, peneliti yang baik senantiasa peduliterhadap
lingkungannya dan selalu berusaha agar penelitian yangdilakukannya membawa
dampak yang positif bagi lingkungan dan bukansebaliknya, yaitu justru merusak
lingkungan. Semua usaha dilakukanuntuk melestarikan lingkungan agar bermanfaat
bagi generasi selanjutnya.
5) Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis
Pendapat seorang peneliti yang baik selalu bersifat ilmiah dan tidakmengada-ada
tanpa bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Di samping itu,
peneliti juga harus kritis terhadap permasalahan yang terjadi dan berkembang di
sekitarnya.
6) Berani Mengusulkan Perbaikan atas Suatu Kondisi dan Bertanggung
Jawab terhadap Usulannya
Peneliti yang baik senantiasa berani dan bertanggung jawabterhadap konsekuensi
yang harus dihadapinya jika sudah mengusulkansesuatu. Usulan tersebut selalu
diembannya dengan baik dandilaksanakan semaksimal mungkin, kemudian
diwujudkannya dalambentuk nyata sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh orang
lain.
7) Bekerja Sama
Dalam kehidupan sehari-hari, peneliti yang baik mampu bekerjasama dengan orang lain dan
tidak individualis atau mementingkan dirisendiri. Ia meyakini bahwa dirinya tidak dapat hidup
tanpa bantuanorang lain sehingga keberadaannya senantiasa diharapkan oleh orang lain.
8) Jujur terhadap Fakta
Peneliti yang baik harus jujur terhadap fakta dan tidak bolehmemanipulasi fakta
demi kepentingan penelitiannya karena penelitianyang baik harus berlandaskan
pada studi kepustakaan yang benar agarkelak jika orang lain melakukan penelitian
yang sama, didapatkan hasilyang sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia
harus yakin bahwaitulah yang sebenarnya.
9) Tekun
Sebuah penelitian kadang kala memerlukan waktu yang pendekuntuk
menghasilkan sebuah teori, tetapi kadang kala memerlukan waktuyang sangat
lama, bahkan bertahun-tahun. Seorang peneliti yang baikharus tekun dalam
penelitian yang dilakukannya, tidak boleh malas,mudah jenuh, dan ceroboh, juga
harus rajin, bersemangat, serta tidakmudah putus asa. Dengan demikian, ia akan
mendapatkan hasil yang memuaskan. (Ari Sulistyorini)
Sumber: sastroasmoro, sudigdo dkk. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi
ke-4. 2011. Sagung Seto: Jakarta.
Kualifikasi peneliti harus didasarkan kepada intelegensia, kekuatan bekerja serta sifat
jujur dan rajin. Whitney (1960) memberikan beberapa kriteria yang harus dipunyai oleh
peneliti, yaitu :
a. Daya nalar. seorang peneliti harus mempunyai daya nalar yang tinggi, yaitu adanya
kemampuan untuk memberi alasan dalam memecahkan masalah, baik secara induktif
maupun secara deduktif.
b. Originalitas. Peneliti harus mempunyai daya khayal ilmiah dan harus kreatif. Peneliti
harus brilian, mempunyai inisiatif yang berencana serta harus subur dengan ide-ide yang
rasional dan menghindarkan jiplakan.
c. Daya ingat. Seorang peneliti harus mempunyai daya ingat yang kuat, selalu ekstensif dan
logis. Dapat dengan sigap melayani masalah serta menguasai fakta-fakta.
d. Kewaspadaan. Seorang peneliti harus secara cepat dalam melakukan pengamatan
terhadap perubahan yang terjadi atas sesuatu variabel atau atas sesuatu sifat fenomena.
Ia harus sigap dan mempunyai intaian yang tajam, serta responsif terhadap perubahan
atau kelainan.
e. Akurat. Seorang peneliti harus mempunyai tingkat pengamatan serta tingkat
perhitungan yang akurat, tajam serta beraturan.
f. Konsentrasi. Seorang peneliti harus mempunyai kekuatan konsentrasi yang tinggi,
kemajuan yang keras, serta tidak cepat muak.
g. Dapat bekerja sama. Peneliti harus mempunyai sifat kooperatif, dapat bekerja sama
dengan siapapun. Harus mempunyai keinginan untuk berteman secara intelektual, dan
dapat bekerja secara team-work. Ini menjurus kepada adanya sifat leadership dari si
peneliti.
h. Kesehatan. Seorang peneliti harus sehat, baik jiwa maupun fisik. Peneliti harus stabil,
sabar, dan penuh vitalitas.
i. Semangat. Kesehatan si peneliti harus ditunjang pula oleh adanya semangat untuk
meneliti. Peneliti harus mempunyai kreatifitas serta hasrat yang tinggi.
j. Pandangan moral. Seorang peneliti harus mempunyai kejujuran intelektual, mempunyai
moral yang tinggi, beriman, dapat dipercaya.
Nazir, Mohammad. Metode Penelitian. Penerbit Ghalia Indonesia. Jakarta.
1999