Anda di halaman 1dari 9

Hadits tentang Perintah Segera

Beramal Shalih
DISUSUN OLEH KELOMPOK 3
ANGGOTA KELOMPOK
Sahira Maharani Izzati
Widiya Ningsih
Silva Fathiya Zahra
Sulis
Dapa Dawaul Akbar
Asep Maulana
Roni
Ade Ruhiyat
H.R. Bukhari
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
‫ًن‬ ‫ْؤ‬ ‫َأ‬
‫َباِد ُر وا ِباَألْع َم اِل ِف َتًن ا َكِق َط ِع الَّلْي ِل اْلُم ْظ ِلِم ُيْص ِب ُح الَّر ُجُل ُم ْؤ ِم ًن ا َو ُيْم ِس ى َكاِف ًر ا ْو ُيْم ِس ى ُم ِم ا‬
‫َو ُيْص ِب ُح َكاِف ًر ا َيِب يُع ِد يَنُه ِبَع َر ٍض ِم َن الُّد ْنَي ا‬
“Bersegeralah melakukan amalan sholih sebelum datang fitnah (musibah)
seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam
keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore
hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual
agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia”
Isi Kandungan Hadits tentang Perintah Segera
Beramal Shalih
Kata “fitanan” (fitnah) dalam hadits tersebut menggunakan isim nakirah yang bersifat
umum. Hal ini menunjukkan bahwa sumber fitnah itu banyak dan dapat menjadi penghalang
seseorang melakukan amal shalih. Ketika terjadi tumpang tindih antara satu fitnah dengan
fitnah lainnya, maka jadilah gelap yang menutupi mata hati dan akal seseorang. Fitnah yang
bersumber dari kebodohan seseorang dalam memahami ajaran islam dan fitnah yang
muncul dari hawa nafsunya untuk mendapat kepuasan duniawi dapat mendorong
seseorang melakukan apa saja, meskipun harus mengorbankan agama. Dalam buku
Ensiklopedia Islam disebutkan bahwa kata “fitnah”, mempunyai arti yang bermacammacam, yaitu
kekacauan, bencana, syirik, cobaan, ujian,dan siksaan.
Al-Qur’an menyebutkan kata “fitnah” sebanyak 34 kali dengan makna yang berbedabeda. Salah satunya
menyebutkan bahwa sumber fitnah adalah harta benda dan anak,
terdapat dalam Q.S.Al-Anfal/8:28
Banyak orang lupa bahwa harta dan anak adalah sumber fitnah (cobaan). Ada orang yang dicoba
dengan kesulitan mendapatkan harta benda lalu mengorbankan keimanannya dengan
menyekutukan Allah Swt, meminta kepada jin, setan, dan sejenisnya. Di suatu saat dia
menyembah Allah Swt., namun di saat yang lain dia menyekutukan Allah Swt. Selain itu, ada pula
yang diberikan kelebihan harta benda, namun mengabaikan kewajiban agamanya. Dalam hadis
tersebut digambarkan, ada seseorang di waktu pagi beriman, tetapi pada waktu sore ia telah
kafir, atau pada waktu sore ia beriman dan pada pagi harinya ia telah kafir. Selanjutnya, hadis
tersebut diakhiri dengan penegasan bahwa ada pula yang rela menjual agamanya untuk
mendapatkan sedikit kepuasan duniawi. Karena memang ada pula orang yang dengan terus
terang keluar dari agama Islam demi mendapatkan harta benda. Begitu bola dengan fitnah yang
berupa anak, ada orang tua yang diuji dengan perilaku anaknya. Oleh karena itu, Allah Swt.
mengingatkan bahaya munculnya fitnah dari dua sumber tersebut.
Q.S. Al-Munafiqun /63:9

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ٰۤيَا ُّيَه ا اَّلِذْي َن ٰاَم ُنْو ا اَل ُتْل ِه ُكْم َاْم َو ا ُلُكْم َو ۤاَل َاْو اَل ُد ُكْم َع ْن ِذ ْكِر ِهّٰللاۚ  َو َم ْن‬
‫ٰخ‬ ‫ْل‬ ‫ٰٓل‬
‫َّيْف َع ْل ٰذ ِلَك َف ُا و ِئ َك ُه ُم ا ِس ُرْو َن‬
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta
bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari
mengingat Allah. Dan barang siapa berbuat demikian,
maka mereka itulah orang-orang yang rugi."
(QS. Al-Munafiqun 63: Ayat 9)
Isi Kandungan Q.S. Al-
Munafiqun/63:9

Pada ayat ini Allah mengingatkan orang-orang beriman agar


kesibukan mengurus harta dan memperhatikan urusan anak tidak
menghalangi ibadah kepada Allah. Wahai orang-orang yang beriman
di mana pun berada! Janganlah harta bendamu yang kamu cari dan
anak-anakmu yang kamu sayangi, melalaikan kamu dari mengingat
Allah, yakni salat lima waktu dan aturan-aturan Allah tentang bekerja,
bermasyarakat, dan bernegara. Dan barang siapa berbuat demikian,
melalaikan ibadah dan aturan Allah, maka mereka itulah orang-orang
yang rugi, karena kebutuhan ruhaninya tidak terpenuhi dan hidupnya
tidak seimbang.
APAKAH ADA
PERTANYAAN ??

Anda mungkin juga menyukai